x
No. y
(Jurnal Ilmu Siber) mm yy
ISSN(e): xxxx-xxxx
heterogenitas, menekankan hubungan antara artefak yang nelayan. Dengan jumlah orang cukup banyak para peneliti
sedang dibangun oleh faktor budaya, sosial, ekonomi, maupun meyakini dapat mewakili masing-masing profesi dari dua
politik yang mengelilinginya. Konsep-konsep utama kabupaten. Pengumpulan data dibagi menjadi dua tahap,
termasuk menonjolkan terbalik ketika elemen-elemen sistem yaitu data terkait dengan literasi dalam dunia teknologi dan
tertinggal dalam pengembangan sehubungan dengan yang lain, yang kedua adalah penggunaan teknologi khusus TIK,
diferensiasi, penutupan operasional , dan otonomi autopoietik. semua dengan melakukan ulasan dengan literatur terkini.
Penulis kunci termasuk Thomas P. Hughes (1992) dan Setelah itu dilakukan wawancara untuk mendapatkan
Luhmann (2000). gambaran pemahaman teknologi pada para petani dan
nelayan yang ada di dua kabupaten tersebut.
Teori aktivitas mempertimbangkan bahwa seluruh
pekerjaan dan juga sistem aktivitas (termasuk termasuk Pada tahap selanjutnya dilakukan verifikasi data.
anggota, tim, organisasi, dll.) Di luar satu pengguna atau aktor. Verifikasi data bertujuan mengetahui seberapa banyak para
Ini juga dapat menjelaskan lingkungan, sejarah pribadi dan petani dan nelayan yang ada dilapangan mengetahui literasi
budaya yang diduga, "peran artefak", motivasi yang muncul, teknologi untuk masyarakat tani dan nelayan dalam bentuk
dan mencari pandangan tentang aktivitas yang kompleks di dikusi grup atau bisa disebut dengan Focussed Group
dalam kehidupan sehar-hari. Salah satu kelebihan AT adalah Discussion (FGD). Analisis data dikumpulkan dari hasil
menyambungkan kesengjangan-kesnjangan yang terjadi antara wawancara maupun diskusi kelompok. Dalam diskusi
individu dan realita sosial — mempelajari keduanya melalui kelompok masyarakat tani dan nelayan menghadirkan
aktivitas mediasi. Unit analisis dalam AT adalah konsep narasumber yang melakukan penyuluhan pertanian,
aktivitas manusia atau sistem aktivitas yang berorientasi objek, perikanan, serta akademis yang dianggap saling berkaitan.
kolektif, dan dimediasi budaya.
Saat melakukan dokumentasi beberapa ahli mencari
C. Metode Penelitian beberapa daftar acuan yang dibutuhkan dalam penelitian,
Pada jurnal ini kamu menggunakan metode diskriptif serta seperti contoh sebuah terbitan selain itu pembelajaran ini
menggunakan startegi kualitatif yaitu bertujuan memberikan digunakan untuk mendapatkan gambaran kemampuan
gambaran yang sesuai terhadap sifat manusia, suatu keadaan teknologi yang dibutuhkan dalam dunia profesi para petani
dan masalah yang terjadi didalam kelompok-kelompok dan nelayan agar mereka mampu memanfaatakannya
tertentu. Hasil pengamatan deskriptif kualitatif dapat perkembangan teknologi dilingkungan kerja mereka-masing-
memberikan informasi yag sesuai dengan keadaan saat ini masing.
seperti sikap dan pandangan di kehidupan bermasyarakat.
Dalam pengumpulan beberapa data dengan menggunakan
Jurnal ini berisikan kumpulan dari beberapa sumber yang pertanyaan wawancara berbentuk skema. Wawancara
akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang dengan hasil dilakukan langsung dengan para masyarakat tani dan
analisis data yang diinginkan. Dari beberapa data yang telah nelayan, pertanyaan yang ditanyakan langsung oleh para
terkumpul dari beberapa sumber, penelitian berlangsung peneliti tepat seperti skema yang telah disusun. Skema
berada di dua kabupaten yang berbeda yaitu Pangkep dan disusun oleh para peneliti agar dapat menghasilakn
Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Pangkep gambaran kejadian terkini disaat para petani maupunn
terpilih karena terkenal dengan hasil laut mereka yaitu ikan nelayan membutuhkan sebuah informasi tambahan. Hasil
segar. Untuk bidang pertaniannya sendiri terabaikan, Lahan dari skema sendiri meyakinkan para peneliti untuk
pertanian di daerah tersebut terbilang cukup luas. Sedangkan mempresentasikan kemampuan para informan baik
kabupaten Pinrang terkenal dengan hasil pertanian mereka, pemahaman nilai maupun keterampilan. Masyarakat tani dan
maka dari itu mereka dijuluki dengan lumbung padi nelayan diberikan beberapa pertanyaan untuk mengali lebih
Provinsi Sulawesi Selatan. Berbanding terbalik dengan dalam lagi kemampuan yang mereka miliki serta mengetahui
Kabupaten Pangkep, di daerah Kabupaten Pinrang budidaya masalah apa yang menjadikan mereka terkendala dalam
hasil laut mereka juga terabaikan. memanfaatkan teknologi.
Korespondensi : --- 2
JIS (Jurnal Ilmu Siber), Vol. x, No. y, mm yy
Hasil yang didapatkan cukup baik, beberapa dari masyarakat canggih seperti contoh dalam melakukan pembibitan
tani dan nelayan telah mengenal perangkat seperti laptop, hingga proses memanen. Para bidang permodalan
namun mereka mengenal benda tersebut dengan nama yang melakukan banyak dukungan dalam bidang pertanian,
dikarenakan akses yang dapat mereka jangkau sangat
lebih umum yaitu komputer. Dengan data yang lebih rinci 37
minim membuat para petani kurang memahami akan hal
orang yang berprofesi sebagai petani dan 33 orng yang itu, pada akhirnya tidak bisa memanfaatkan berbagai
berprofesi sebagai nelayan mengenal laptop, tetapi dari peluang yang sudah disediakan. Pengumpulan data ini
Sebagian besar dari mereka yang mempunyai perangkat diambil dengan teknik Focussed Group Discussion (FGD),
tersebut hanya 4 orang, 2 dari masyarakat tani dan 2 lagi dari yang menjadi sudut pandang dalam pengumpulan data
nelayan. Namun 12,5% dari mereka tidak mengenal sama diatas yaitu melihat masing-masing karakter para
sekali perangkat seperti komputer, laptop dan telpon genggam. masyarakat tani maupun nelayan di dua kabupaten
tersebut, serta bagaimana mereka memanfaatkan teknologi
Perangkat kedua yang diteliti adalah telpon genggam atau
yang sudah disediakan.
smartphone dan hasilnya sangat memuaskan karena hampir
semua dari mereka yang hadir pada wawancara itu mengenal Dalam Focussed Group Discussion (FGD), Abdul Salam
dan mempunyai smartphone. Smartphone yang mereka merupakan salah satu penyuluh untuk masyarakat tani dari
gunakan merupakan alat komunakasi mereka yang selalu Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
digunakan dalam membantu kegiatan mereka sehari-hari. Dan Kehutanan (BP4K) memberikan tanggapan bahwa
untuk masyarakat tani selain digunakan sebagai alat masyarakat dari Kabupaten Pinrang memiliki karakter
berkomunikasi dengan keluarga mereka menggunakan yang mau terbuka akan hal baru, dimana mereka mau
smartphone untuk keperluan dengan para penjual bibit tanam menerima bahwa teknolofi dapat menunjang aktifitas
dan pupuk, serta penyedia layanan dalam hal pertanian. sehari-hari mereka terutama dibidang profesi. Pada
dasarnya masyarakat tani sangat susah dalam menerima hal
Dari data yang sudah disebutkan dapat diambil kesimpulan baru seperti teknologi berbanding dengan mereka yang
bahwa para petani dan nelayan lebih mengenal smartphone berusia 40 tahun kebawah. Abdul Salam juga memberikan
sebagai alat penunjang teknologi dibidang profesi mereka masukan bahwa ketika saat melakukan penyuluhan
masing-masing berbanding dengan peralatan teknologi sebaiknya dilakukan praktik dilapangan secara langsung
lainnya. Terbukti dari riset diatas, smartphone merupakan agar lebih mudah dipahami dan diserap karena ketika
perangkat yang mereka gunakan setiap hari, perangkat ini hanya memberikan sebuah materi terkait dengan perangkat
digunakan untuk oleh para masyarakat untuk hal yang teknologi maka akan cepat jenuh. Dengan melakukan
berhubungan dengan profesi mereka masing-masing maupun praktik langsung di lapangan para petani lebih mudah
aktifitas diluar pekerjaan. Para petani dan nelayan pada memahami cara penggunaan alat tersebut seperti contoh
dasarnya belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yaitu traktor.
dalam mengakses informasi melalu internet yang memadai
dalam smartphone mereka, mereka hanya mengenal bahwa Dari salah satu penyuluh juga ikut membuka suara
internet merupakan tempat mereka mengakses hiburan dan yaitu Amir Djafar, waktu menjadi kendala bagi para
juga media sosial. penyuluh mau pun masyarakat nelayan, karena terkadang
jadwal penyuluhan bertabrakan dengan jadwal
Selama hasil penelitian tidak ada hal yang terlihat signifikan penangkapan ikan yang kurang menentu. Beliau juga
dalam pemanfaatan internet untuk meningkatkan kualitas mengatakanbahwa praktik langsung ke lapangan adalah hal
dalam pekerjaan mereka, penyebab dari hal tersebut adalah yang efektif bagi para nelayan, karena kedua profesi ini
mereka masih memiliki pandangan yang negatif terhadap banyak melakukan kegiatan secara langsung di lutan
internet, maka dari itu sebagian dari mereka menolak untuk maupun area sawah, maka ketika hanya memberikan
mempelajari dan memanfaatkan internet sebagai penunjang materi didalam kegiatan penyuluhan tidak efektif.
informasi mereka.
Kesimpulan
Akses yang minim merupakan pemicu utama para petani dan
nelayan dalam mendapatkan informasi yang akurat untuk Masyarakat tani dan nelayan adalah masyarakat
mereka olah kembali. Dengan hanya berbekal pengalaman yang Sebagian besar menetap dipedesaan dan pinggir pantai,
yang sudah ada hal itu menjadi acuan untuk mengambil maka dari itu keterbatan dalam mengakses informasi yang
sebuah keputusan dalam menjalankan usaha mereka. Jika berasal dari media digital seperti internet. Dengan
digali lebih dalam pertanian di Indonesia saat ini sudah meningkatkan literasi teknologi, informasi dan komunikasi
berkembang namun tidak signifikan hanya dengan dapat membantu para masyarakat tani dan nelayan untuk
memnfaatkan teknologi yang sudah cukup meningkatkan kinerja mereka dalam pengembangan literasi
teknologi dibidang profesi masing-masing. Peran para
penyuluh diperkuat dengan
Korespondensi : --- 4
JIS (Jurnal Ilmu Siber), Vol. x, No. y, mm yy
memberikan pengetahuan serta keterampilan dibidang TIK. [9] Igbape & Idogho (2013) An Approach to
Siklus dari pengembangan ini tentu harus terus dikaji lebih Competence Based Training in Information and
lanjut karena akan memberikan pengaruh yang siginifikan Communication Technology (ICT) Literacy for
kedepannya. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan dan Employment Enchancement.
peningkatan literasi teknologi yang dimulai dari penyuluhan [10] Imran, H. A. (2010). Literasi Teknologi
terhadap para petani dan nelayan, hal ini memberikan dampak Informasi dan Komunikasi Masyarakat
yang besar terhadap kemampuan para ahli teknologi untuk Pedesaan. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media,
memikirkan bagaimana agar bisa lebih optimal dalam (19).
meningkatkan produksi bahan pangan dengan mengandalkan [11] International ICT Literacy Panel. (2007).
para petani dan nelayan dalam negri. Hasil dari penelitian Digital Transformation A Framework for ICT
dapat dibagi menjadi dua keompok dengan melibatkan para Literacy.
penyuluh yang mengerti akan teknologi sebagai contoh [12] Jamal, E. (2006, April 11). Siapakah Yang
perubahan bagi masyarakat tani dan nelayan dan kelompok Disebut petani Itu? Sinar Tani, pp. 2004-2006.
lain para petani dan nelayan sebagai pelaksana pengunaan [13] Lankshhear, c., & knobel, M. (2004). “ New”
TIK. Peralatan yang digunakan pun harus lengkap dalam Literacies: Research and Social Practice.
penyuluhan, dengan menggunakan peralatan yang ada [14] Milles, M. ., & Huberman, M. A. (1984).
kaitannya langsung dengan profesi mereka masing-masing, Qualitative Data Analysis. London: SAGE
dengan demikian masyarakat pun sadar bahwa memanfaatkan Publications.
teknologi dengan baik dapat memberikan potensi yang baik [15] Pernia, E. (2008). Strategy framework for
juga, termasuk dalam melakukan aktifitas usaha para promoting ICT literacy in the asia-pacific region.
masyarakat tani dan nelayan sehari-hari. Publication of UNESCO Bangkok
Communication
[16] Prihanto, D. (2010). Hubungan antara tingkat
E. Referensi literasi tik dan tingkat pemanfaatan TIK pada
[1] AZUARI S (2010). DAMPAK PENGELUARAN
guru SMK di Kabupaten Malang. Universitas
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Negeri Malang, (c), 1.
TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA : ANALISIS [17] Puslitbang PPI Kominfo. (2014). Buku Saku
SISTEM NERACA SOCIAL EKONOMI. JAKARTA Survey Indikator Akses dan Penggunaan TIK
UNIVERSITAS INDONESIA
pada Rumah Tangga Tahun 2014. Kementrian
Komunikasi dan Informatika RI.
[2] Bawden, D. (2001). Information and digital
[18] Rao, V. (2006). Communication and
literacies: a riview of concepts. Jurnal of
Information Technology in Literacy. DVV
Documentation, 57 ,218-259. doi:
[19] Ratnasari, A. (2008). Teknologi Informasi
10.1108/EUM000000007083
Untuk Masyarakat Pedesaan. Kaunia,IV(1)
[3] Brown, James D. (2011). An overview of
[20] Razak, N. A. (2009). Empowering the rural
California ICT literacy Policy And a Plan For
communities via the telecentres. European
Implemetation in A Digital Media Program.
Journal of Social Sciences,9(3) 425-432.
[4] Cordes , S. (2009). Broad Horizons: The Role of
[21] Saleha, E., Tirtariandi, Y., & Anshori, E
Multimodal Literacy in 21 st Century Library
(n.d ). Kendala Implementasi Program Penyedia
[5] Instruction.IFLA: World Library and Information
[22] Layanan Internet Kecamatan ( PLIK ) dan
Congress, 75th AFLA General
Mobill Layanan Internet Kecamatan ( MPLIK )
[6] Conference and Assembly , 1-18. Retrieved
Di
from
[7] Gottschalk, P. (2005). E-Business Strategy,
Sourcing and Governance. Idea Group Pub.
AQBAJ
[8] Hadiyat , Y. D . (2014). Kesenjangan Digital di
Indonesia – Studi Kasus di Kabupaten Wakatobi.
Jurnal Pekommas, 17(2),81-90.
Korespondensi : --- 5
JIS (Jurnal Ilmu Siber), Vol. x, No. y, mm yy
Korespondensi : --- 6