Anda di halaman 1dari 29

WELL CONTROL

By : JOKO SUSILO, ST.

REFRESHING 2021
KEGIATAN PENGEBORAN
SEBAB- GEJALA- SHUT-IN KILLING
SEBAB KICK GEJALA KICK PROCEDURE WELL
KEGIATAN PENGEBORAN
Lumpur
Formasi Masuk Ke
rekah dalam
Pf > Ph karena Formasi
kesalahan
kerja
Patahan Sifat-sifat
(Faults) lumpur
tidak
sesuai

Komunikasi Struktur
Antar Reservoir
Lapisan TEKANAN Luas

FORMASI TINGGI KOLOM LUMPUR


ABNORMAL TURUN

Lensa-Lensa Massive
Pasir Shale
KEGIATAN PENGEBORAN
Berat Jenis
Lumpur (D)

Tekanan Hidrostatik
(Ph) = 0.052 x D x
TVD

Tinggi
Kolom
Lumpur
(TVD)
KEGIATAN PENGEBORAN
Apabila pada suatu pengeboran sumur
berarah (drirectional drilling) diketahui
data-data :
Panjang rangkaian pipa bor 6500 ft. Ph = 0.052 x Dm x TVD
Ukuran diameter bit 8 ½ inch. • = 0.052 x 9 x 6000
Berat jenis lumpur 9 ppg. • = 2808 psi
Kedalaman tegak 6000 ft.
Berapa tekanan hidrostatik di dasar
lubang?
KEGIATAN PENGEBORAN
Fluida di dalam pori batuan

Gradien Tekanan0,433 psi/ft


s.d. 0,465 psi/ft

Perkiraan besarnya tekanan formasi


dapat diketahui dari analisa data
sewaktu terjadi kick. Dalam menghitung Tekanan formasi
yang dapat mengakibatkan kick
diperlukan data SIDP

TEKANAN FORMASI
KEGIATAN PENGEBORAN
Formasi rekahan secara
alamiah

Formasi rekah karena kesalahan kerja dalam


operasi pengeboran, atau karena sifat-sifat
lumpur yang digunakan tidak sesuai
KEGIATAN PENGEBORAN
Patahan (Faults) Reservoir Luas

Komunikasi Antar
Lensa-Lensa Pasir
Lapisan
KEGIATAN PENGEBORAN
Drilling Break Kecepatan Aliran Volume Lumpur di Berat Jenis Lumpur
• Laju kemajuan Lumpur Bertambah Tanki Bertambah Turun
pemboran bertambah • Perubahan kecepatan • Dapat terlihat di mud • Masuknya fluida formasi
cepat pada saat aliran dideteksi melalui volume totalizer (PVT) kedalam lubang bor
mengebor pada sumur flow sensor yang akan menyebabkan
• tanda-tanda pertama
yang sudah tidak terpasang di flow line. turunnya berat jenis
kali (paling awal) yang
dangkal lagi lumpur pengeboran dan
tampak adalah volume
lumpur yang akan menurunkan
dipompakan lebih tekanan hidrostatis.
sedikit dari pada volume
lumpur yang
dikeluarkan. Contohnya
ketika cabut pahat
KEGIATAN PENGEBORAN
STROKE PEMOMPAAN LUMPUR BERTAMBAH. Masuknya fluida formasi ke dalam
lubang bor dan bercampur dengan lumpur di annulus maka penahan dorongan
pompa akan berkurang. Dengan demikian karena yang didorong ringan maka
stroke pemompaan bertambah.

TEKANAN SIRKULASI LUMPUR TURUN. Masuknya fluida formasi di annulus


mengakibatkan tekanan hidrostatis turun. Dengan demikian tekanan sirkulasi
akan turun juga karena tekanan yang diperlukan untuk mendorong lumpur di
annulus makin ringan.

TEMPERATUR LUMPUR. Bila menjumpai kenaikkan temperatur yang tidak normal


berarti mungkin akan menjumpai formasi dengan tekanan tinggi (abnormal
pressure).
KEGIATAN PENGEBORAN
Gas Cut Gas Dalam
Mud Lumpur
Background gas,
Gas ini dapat mengurangi berat lumpur Connection Gas,
dan tidak selalu berbahaya, tergantung
Gas dari Formasi
asal dan jumlah gas tersebut
Sloughing shale
Shale density
Flow properties
Untuk menaikkan berat jenis lumpur Chloride Content
yang tercampur gas dari formasi agar
kembali sebesar berat jenis semula
adalah dengan melewatkan lumpur
melalui degasser.
KEGIATAN PENGEBORAN
1. Tekanan Maksimum di Permukaan yang Diijinkan (Maximum Allowable
Surface Pressure, MASP).
Maximum Allowable Surface Pressure adalah tekanan maksimum yang
diijinkan ditahan di choke manifold.
Besar MASP biasanya didasarkan pada data LOT, dengan asumsi bahwa
formasi pada kedalaman casing shoe merupakan titik terlemah di bagian open
hole. Asumsi ini harus ditinjau kembali jika hilang lumpur berlanjut atau pada
pengeboran selanjutnya ditemui zone-zone yang lebih lemah.
Hasil Leak off Test jauh lebih rendah dari tekanan yang diperkirakan
kemungkinan penyebabnya karena hasil penyemenan yang jelek.
KEGIATAN PENGEBORAN
INFORMASI YANG TELAH DIREKAM ATAU DICATAT SEBELUMNYA
UNTUK PENGENDALIAN SUMUR
1. Tekanan Maksimum di Permukaan yang Diijinkan (Maximum Allowable
Surface Pressure, MASP).
Maximum Allowable Surface Pressure adalah tekanan maksimum yang
diijinkan ditahan di choke manifold.
Besar MASP biasanya didasarkan pada data LOT, dengan asumsi bahwa
formasi pada kedalaman casing shoe merupakan titik terlemah di bagian open
hole. Asumsi ini harus ditinjau kembali jika hilang lumpur berlanjut atau pada
pengeboran selanjutnya ditemui zone-zone yang lebih lemah.
Hasil Leak off Test jauh lebih rendah dari tekanan yang diperkirakan
kemungkinan penyebabnya karena hasil penyemenan yang jelek.
KEGIATAN PENGEBORAN
INFORMASI YANG TELAH DIREKAM ATAU DICATAT SEBELUMNYA
UNTUK PENGENDALIAN SUMUR
2. Laju Sirkulasi Lambat (Slow Pump Rate, SPR)
Slow pump rate dilakukan pada saat
a. Setiap ganti pahat
b. Setiap berat jenis lumpur lebih dari 0.3 ppg
c. Setiap gati crew
d. Setiap konfigurasi nozzle pahat atau BHA dirubah
e. Setiap 1000 ft (305 m) penambahan kedalaman lubang
Tujuannya untuk :
Mengetahui kehilangan tekanan (pressure lost) pada sistem sirkulasi
Menentukan tekanan sirkulasi untuk mengeluarkan cairan formasi dari dalam
lubang bor.
KEGIATAN PENGEBORAN
INFORMASI YANG TELAH DIREKAM ATAU DICATAT SEBELUMNYA
UNTUK PENGENDALIAN SUMUR
3. Shut In Procedure
Prosedur Penutupan Sumur Pada Saat Pengeboran
1) Bila terjadi kick, hentikan pemboran
2) Angkat kelly sampai tool joint diatas rotary table
3) Matikan pompa lumpur, periksa aliran.
4) Bila ada aliran, buka choke line valve (HCR). Hal ini untuk mencegah terjadinya kenaikan
tekanan yang mendadak pada sumur, yang bisa menyebabkan pecah formasi
5) Tutup Annular Preventer atau Pipe Ram Preventer yang paling atas. Tutup Choke, pastikan
bahwa sumur telah benar-benar tertutup dan aliran telah berhenti.
6) Kemudian catat :
a. SICP (Tekanan pada casing yang tertutup)
b. SIDPP (Tekanan pada drill pipe atau tubing yang tertutup)
c. Pit Gain (Pertambahan volume lumpur dalam tangki lumpur).
d. Waktu terjadinya Kick.
7) Laporan situasi pengendalian sumur pada atasan.
KEGIATAN PENGEBORAN
Procedur Penutupan Sumur Pada Waktu Melakukan Tripping
1) Bila didapati pertanda utama adanya kick, yaitu adanya aliran dari dalam sumur, hentikan
pekerjaan tripping
2) Pasang slips, letakkan ujung pipa sedemikian rupa untuk memudahkan pemasangan Full
Opening Safety Valve (FOSV). Pasang FOSV yang masih dalam keadaan terbuka pada drill
pipe/tubing, tutup FOSV.
3) Tempatkan drill pipe sedemikian rupa agar tool joint (sambungan) tidak pada preventer
stack.
4) Buka choke line valve, untuk mencegah terjadinya kenaikan tekanan yang mendadak
pada sumur yang mengakibatkan pecah formasi.
5) Tutup annular preventer atau pipe ram preventer yang paling atas. Tutup choke, pastikan
bahwa sumur telah benar-benar tertutup dan aliran telah berhenti.
6) Pasang kelly dan buka FOSV.
7) Catat :
a. SICP (Tekanan Casing)
b. SIDPP (Tekanan Drillpipe)
c. Perhitungan kedalaman Bit (pahat).
8) Laporkan kepada atasan tentang situasi pengendalian sumur.
KEGIATAN PENGEBORAN
Prosedur Penutupan Sumur Pada Saat Tidak Terdapat Pipa Di Dalam Lubang Sumur.
1) Bila didapati pertanda utama adanya kick, yaitu adanya aliran sumur, buka choke line
valve dan choke. Hal ini untuk mencegah terjadinya kenaikan tekanan mendadak pada
sumur yang dapat mengakibatkan hilangnya sirkulasi lumpur dalam formasi.
2) Tutup blind ram.
3) Tutup choke.
4) Catat :
a. SICP
b. Penambahan volume lumpur di tangki.
c. Waktu terjadinya kick.
5) Laporkan kepada atasan (Supervisor) tentang situasi sumur.
KEGIATAN PENGEBORAN
Mencabut Pipa Pemboran

1. Pada saat mencabut pahat terjadi swab. Apabila saat itu drill pipe
hampir habis tercabut (semua drill collar masih di dalam lubang) dan
hasil pemeriksaan aliran dari sumur masih sangat kecil, maka tindakan
yang sebaiknya dilakukan adalah memasukkan kembali stand yang
telah tercabut, lakukan sirkulasi ulang.
2. Bila saat mencabut pahat terjadi kick, tindakan pertama yang
dilakukan :
• Pasang dan tutup stabing safety valve
• Tutup BOP
• Tutup choke
3. Cara yang paling baik untuk menghindari dan mengetahui terjadi
swab sewaktu mencabut drill stem adalah dengan mengontrol
pengisian lubang dengan trip tank typr aktif trip tank yang dilengkapi
dengan pompa centrifugal.
KEGIATAN PENGEBORAN
Mencabut Pipa Pemboran

4. Swab kemungkinan besar terjadi saat mencabut rangkaian ketika


pahat di dekat dasar lubang sampai beberapa (sepuluh) stand
pertama.
5. Swab ditandai dengan volume pengisian lumpur ke dalam sumur
semakin berkurang disetiap tahap pengsian lubang
KEGIATAN PENGEBORAN
Prosedur Pengamatan Aliran

Prosedur untuk pengamatan aliran sumur yang paling aman/tidak terjadi


jepitan maka tindakan yang harus diambil adalah :
1. Stop bor
2. Angkat kelly sampai tool joint di atas meja putar
3. Hentikan pompa
4. Pasang slip
5. Putar meja pelan-pelan
6. Amati lumpur di saluran balik
KEGIATAN PENGEBORAN
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Saat sumur ditutup SIDP lebih kecil dari SICP.


2. Cara untuk menetapkan SIDP dengan didasarkan pada evaluasi hasil
pencatatan pengamatan tekanan di stand pipe.
3. Jika terjadi kick, sumur dibiarakan tetap tertutup rapat dalam waktu
yang lama maka akibatnya SICP bertambah besar tetapi SIDP tetap.
4. HCR valve dibuka terlebih dahulu sebelum BOP ditutup saat terjadi
kick adalah untuk menghindari terjadinya kejutan tekanan pada
lapisan di bawah casing shoe.
5. Bila dipasang float sub di atas pahat, maka pengukuran tekanan pada
pipa bor SIDP dapat dilaksanakan dengan menjalankan pompa pelan
sampai ada perubahan penunjukkan tekanan pada choke dan baca
tekanan stand pipe.
6. Jika casing dipasang masih dangkal dan baru terpasang diverter dan
terjadi kick maka tidak perlu memeriksa tekanan pipa bor (SIDP)
tetapi langsung sirkulasi mematikan kick.
KEGIATAN PENGEBORAN
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

7. Cara melakukan penutupan choke pada choke manifold adalah


segera/secepat mungkin dan dijaga tekanan cassing tidak melebihi
tekanan maksimum yang diijinkan.
8. Pertambahan volume di tangki lumpur perlu dicatat setelah sumur
berhasil ditutup untuk menentukan jenis influx.
9. Tujuan pencatatan SIDP adalah untuk menghitung penambahan berat
jenis lumpur.
10. Prosedur menjalankan pompa sampai mencapai kecepatan pompa
yang diinginkan saat memulai sirkulasi mematikan kick dengan jalan
mengatur pembukaan choke pelan-pelan dan memelihara tekanan
casing tetap sebesar tekanan tutup casing (SICP).
11. Bila terjadi kick pada saat mencabut pahat (bit tidak di dasar lubang)
dan sumur telah dapat tertutup dengan baik, maka langkah pertama
yang harus dikerjakan untuk mematikan kick adalah dengan
menurunkan drill stem lebih dahulu (stripping) bila keadaan
memungkinkan.
KEGIATAN PENGEBORAN
Driller Method
Sirkulasi I

Bertujuan untuk menghilangkan influx, menggunakan lumpur lama

Hidupkan Pompa
STB-BTS
Selama menghidupkan
pompa dari 0-SPR, Selama perjalanan Matikan Pompa
tekanan dijaga konstan stroke STB-BTS, Selama mematikan
di Casing Pressure tekanan dijaga konstan pompa dari SPR-0,
sebesar SICP di DP Pressure sebesar tekanan dijaga konstan
ICP. di Casing Pressure
Sirkulasi dihentikan sebesar SIDP
setelah : Setelah pompa mati
Total stroke tercapai DPP=CP=SIDP
Gain = 0
KEGIATAN PENGEBORAN
Driller Method
Sirkulasi II

Bertujuan untuk mematikan sumur, dengan menggunakan lumpur baru

Hidupkan Pompa
STB
Selama
menghidupkan Selama perjalanan BTS
pompa dari 0-SPR, stroke STB, tekanan Selama perjalanan
tekanan dijaga dijaga konstan di stroke BTS, tekanan
konstan di Casing Casing Pressure dijaga konstan di DP
Matikan Pompa
Pressure sebesar sebesar SIDPP. Pressure sebesar
SIDP FCP. Selama mematikan
pompa dari SPR-0,
Sirkulasi dihentikan tekanan dijaga
setelah : konstan di Casing
Total stroke tercapai Pressure sebesar
Gain = 0 SIDP

Mud in = Mud out Setelah pompa mati


DPP=CP=0
KEGIATAN PENGEBORAN
Driller Method

Proses mematikan sumur dengan Driller Method, apabila cairan formasi


(influx) disirkulasikan keluar dengan menggunakan lumpur lama.
Alasan dipilih karena prosedur ini kerjanya sederhana dan tidak banyak
diperlukan perhitungan-perhitungan.
Saat mengeluarkan influx dari sumur tekanan yang dijaga tetap adalah
tekanan sirkulasi di stand pipe.
Sirkulasi berhasil jika SIDP = SICP.
Pada tahap awal sirkulasi untuk mengeluarkan gas influx sampai pertama
kali mulai gas influx muncul dan terbuang di permukaan pada keadaan
yang normal jumlah volume lumpur di tangki akan bertambah.
Pada saat mengeluarkan influx, tekanan di choke manifold yang paling
tinggi terjadi saat gas mulai muncul dibuang di permukaan
Pada tahap semua gas/fluida influx telah melewati casing shoe sampai
tahap gas/fluida influx terbuang semua dipermukaan, tekanan yanng
terjadi di casing shoe besarnya tetap meskipun tekanan casing naik
ataupun turun dan volume lumpur tetap volumenya.
KEGIATAN PENGEBORAN
Driller Method

Pada tahap sirkulasi pemompaan lumpur berat (KMW) mulai dari


permukaan sampai di pahat (bit) untuk mengendalikan tekanan dasar agar
tetap harus dilakukan menjaga tekanan casing tetap sebesar tekanan
tutupnya (SICP).
Pada tahap sirkulasi pemompaan lumpur berat (KMW) dimana lumpur
berat mulai keluar dari nozzle bit yang harus dilakukan menjaga tekanan
stand pipe tetap sebesar FCP.
Pada tahap sirkulasi pemompaan lumpur berat (KMW) dari permukaan
sampai muncul di choke manifold berhasil baik, keadaan permukaan
lumpur di permukaan normalnya bertambah sedikit sebesar volume barite
yang ditambahkan.
Kelemahan :
- Menimbulkan tekanan pada casing yang tinggi saat mengeluarkan
influx
- Memiliki resiko kehilangan lumpur terbesar
KEGIATAN PENGEBORAN
Weight & Wait Method

Bertujuan untuk menghilangkan influx dan mematikan sumur

Hidupkan Pompa
STB
Selama menghidupkan
pompa dari 0-SPR, Selama perjalanan STB-BTS
tekanan dijaga stroke STB, tekanan
konstan di Casing dijaga konstan di DP
Pressure sebesar SICP Pressure sebesar Selama perjalanan
Matikan Pompa
schedule yang telah stroke BTS, tekanan
dibuat. dijaga konstan di DP Selama mematikan
Pressure sebesar FCP. pompa dari SPR-0,
tekanan dijaga konstan
Sirkulasi dihentikan
di Casing Pressure
setelah :
sebesar SIDP
Total stroke tercapai
Setelah pompa mati
Gain = 0
DPP=CP=0
KEGIATAN PENGEBORAN
W&W Method

Proses mematikan sumur dengan W&W Method, apabila cairan formasi


(influx) disirkulasikan keluar dengan menggunakan lumpur baru yang
sudah diperberat.
Saat mulai memompakan lumpur berat (KMW) sampai lumpur tersebut
mencapai pahat, tekanan stand pipe diturunkan secara bertahap sesuai
jadwal yang dibuat.
Pada tahap lumpur berat (KMW) mulai keluar dari bit sampai lumpur
tersebut mencapai permukaan tekanan stand pipe dijaga konstan sebesar
FCP
Pada waktu sirkulasi dalam tahap mengeluarkan influx gas dimana bit to
casing shoe stroke time telah dlampaui terjadi tekanan annulus lebih besar
dari MASP, yang dilakukan adalah meneruskan sirkulasi sesuai rencana
asalkan tekanan annulus tidak melebihi tekanan kerja BOP dan 70%
bursting casing pressure
KEGIATAN PENGEBORAN
Diverter

Apabila pada sebuah sumur baru dipasang casing conductor (kurang dari
1000 ft) terjadi kick saat drilling, maka tindakan yang harus diambil dengan
melakukan operasi diverter.
Langkah pertama operasi diverter yang harus dilakukan setelah
menghentikan pemboran dan mengangkat kelly sampai tooljoint di atas
meja puter adalah dengan membuka diverter line yang ujungnya searah
dengan arah mata angin kemudian tutup bag type preventer diverter.
Langkah selanjutnya pompakan lumpur atau air dengan debit yang
setinggi-tingginya ke dalam lubang bor

Anda mungkin juga menyukai