Marsha Leona
XII MIPA A / 20
Patung Sura dan Baya dari Kota Jawa Timur ini merupakan lambang dari Kota Surabaya. Ikan Sura (hiu)
dan Baya (buaya)
memiliki makna yang berbeda disamping legenda cerita rakyat tersebut. Kata “Surabaya” diyakini
memiliki arti filosofis yaitu “berjuang”. Kata “Surabaya” berasal dari kata sura yang berarti “selamat” dan
baya berbarti ‘bahaya’ , sehingga arti Surabaya adalah Selamat dari Bahaya. Bahaya yang dimaksud
adalah selamat dari serangan tentara Tar-Tar yang berhasil dikalahkan oleh Raden Wijaya dimana hari
kemenangan itu ditetapkan sebagaihari jadi Kota Surabaya.
Corak warna yang digunakan pada patung Sura adalah warna putih dan patung Baya berwarna abu – abu.
Kedua patung tersebut dibalut dengan beberapa tiang penyangga berwarna hitam.
Patung ini dibangun dengan menggunakan bahan dasar semen, pasir, dan batu bata. Apabila di lihat
lebih teliti, sebenarnya patung ini mungkin kelihatannya cukup sederhana. Hal itu disebabkan tidak
adanya ornamen apapun yang menghiasi sekeliling patung. Dan bahkan, mungkin patung ini bukan
merupakan hasil pahatan dari seniman yang mempunyai cita rasa seni yang cukup tinggi. Namun,
sebenarnya pembuat Patung Sura dan Buaya ini adalah Sigit Margono yang merupakan seorang seniman
patung dan dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatika (STKW) Surabaya.
Tema Hewan diambil dari cerita rakyat sura dan baya. Sura dilambangkan sebagai hiu dan baya adalah
seekor buaya putih.
Sebagai simbol atau ikon kota surabaya, dan mengingatkan kita pada asal usul kota Surabaya yang
diceritakan lewat tokoh sura dan baya
merupakan simbol dari sifat keberanian pemuda Surabaya yang tidak gentar menghadapi bahaya. Dari ini
kita belajar sebagai pemuda kita tidak boleh pantang menyerah.