Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KERJA PRAKTIK

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM


PROYEK RUMAH SUSUN PULO JAHE
CAKUNG, JAKARTA TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Menempuh Ujian Kerja Praktik

Disusun Oleh :
Allisa Kusuma Dewi
051.0017.00009

Dosen Pembimbing :
Ade Okvianti Irlan, ST., M.Eng

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini dengan baik dan tepat pada

waktunya. Laporan kerja praktik ini berjudul “METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KOLOM PROYEK RUMAH SUSUN PULO JAHE” yang disusun sebagai salah satu syarat

yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar ST pada Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di

Universitas Trisakti. Di dalam laporan ini akan dijelaskan mengenai kegiatan yang telah penulis

amati pada proses pembangunan proyek Rumah Susun Pulo Jahe. Penulis berharap bahwa

laporan yang dibuat ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan serta memberikan gambaran

yang jelas kepada pembaca mengenai hal-hal yang berkaitan langsung pada mata kuliah yang

ada di Jurusan Teknik Sipil.

Dengan selesainya laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan

laporan kerja praktik ini.

2. Keluarga, terutama orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta

doa, sehingga kerja praktik dan laporan ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai

tepat pada waktunya.

3. Ibu Ir. Sih Andayani, Dipl.HE. selaku ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti.

4. Ibu Ade Okvianti Irlan, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing penulis yang telah

membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan laporan.


5. Ibu Ir. Indrawati Sumeru, MM. selaku koordinator kerja praktik jurusan Teknik Sipil,

Universitas Trisakti.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktIk ini namun tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktik ini masih terdapat banyak

kekurangan, baik secara materi ataupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran

dari pembaca yang bersifat membangun. Penulis harap laporan ini dapat bermanfaat serta

menambah ilmu dan wawasan bagi para pembaca.

Jakarta, 23 Maret 2021

Allisa Kusuma Dewi


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang memiliki perkembangan dan kemajuan

yang sangat pesat dalam berbagai bidang dan sektor. Melihat pertumbuhan yang begitu cepat dan

juga pesat, yang dikarenakan oleh banyak faktor salah satunya yaitu perkantoran dan

perdagangan sehingga menyebabkan masyarakat dari luar Jakarta berdatangan untuk mencari

penghasilan di Jakarta. Kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk

dengan jumlah yang besar dan terus meningkat pada tiap tahunnya. Banyaknya pendatang yang

menetap untuk tinggal dan tidak sedikit pula yang menetap hanya karena saat mereka bekerja

saja. Hal ini menyebabkan permintaan akan kebutuhan hunian tempat tinggal juga menjadi

meningkat. Kebutuhan hunian menjadi sebuah permasalahan yang tak kunjung habis karena

kebutuhan hunian yang tidak sebanding dengan luas lahan yang tersedia di Jakarta. Untuk

mengatasi keterbatasan lahan, hunian vertikal menjadi pilihan di ibu kota saat ini.

Salah satu hunian vertikal yang menjadi pilihan masyarakat adalah rumah susun. Rumah

susun memiliki puluhan bahkan ratusan unit atau ruang sehingga dapat menampung banyak

masyarakat yang beraktivitas di Jakarta. Rumah susun biasanya memiliki aksesbilitas yang baik

bagi para penghuninya, seperti dekat dengan tempat bisnis, pendidikan, kesehatan, serta pusat

perbelanjaan sehingga kebutuhan penghuni dapat dengan mudah terpenuhi.

Mahasiswa Teknik Sipil dituntut untuk mampu dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan

yang telah diberikan selama kuliah. Namun ilmu yang diberikan pada saat kuliah tidak cukup

bila hanya berupa teori saja tanpa adanya pengamatan secara langsung terhadap proses

konstruksi. Maka dari itu mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti mata kuliah kerja praktik.
Kerja praktik merupakan pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga mahasiswa

diharapkan mampu menganalisis teori yang didapat selama kuliah dan mengetahui kegiatan di

lapangan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih proyek yang

diinginkan. Kerja praktik bertujuan untuk meningkatkan wawasan dalam berpikir dan menambah

pengetahuan yang lebih luas.

Salah satu rumah susun yang sedang tahap pembangunan yaitu Rumah Susun Pulo Jahe.

Rumah Susun Pulo Jahe dibangun oleh kontraktor P.T. Amarta Karya. Rumah Susun Pulo Jahe

terdiri dari 2 (dua) gedung yang masing – masing memiliki 24 lantai yang terletak di Cakung,

Jakarta Timur. Rumah susun ini dibangun dengan tujuan memberikan tempat hunian untuk

keluarga.

Gambar 1.1 Tampak Depan dan Sampimg Rumah Susun Pulo Jahe

(Sumber: P.T. Amarta Karya)

1.2 Tujuan Kerja Praktik


1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kerja praktik agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah

diberikan pada saat perkuliahan serta mengetahui proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi di

lapangan. Dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktik mahasiswa dituntut agar aktif serta kritis di

lapangan. Mahasiswa diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan dalam bentuk teori saja

melainkan memiliki kawasan, kemampuan serta pengalaman saat berada di lapangan sehingga

mahasiswa dapat siap ketika terjun langsung ke dunia kerja yang sebenarnya.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus kerja praktek ini adalah agar mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengamatan di lapangan secara langsung dan nyata.

b. Menjelaskan sistem manajemen proyek, tata cara pengelolaan dengan aspek-aspek

administrasinya.

c. Memberikan pengalaman visual dan pengenalan bagi mahasiswa tentang suatu

kegiatan pembangunan fisik yang nyata dan pelaksanaannya di lapangan, agar

mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman atas masalah tersebut.

d. Mempelajari secara langsung hal-hal yang menyangkut dengan proses pelaksanaan

suatu proyek serta permasalahannya dan solusi pengendaliannya.

1.3 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik

Metodologi yang digunakan saat kerja praktik berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Observasi.

b. Pengumpulan data-data proyek.

c. Wawancara.

d. Mencari referensi dari buku maupun internet.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktik

Ruang lingkup kerja praktik meliputi tahapan pelaksanan pekerjaan konstruksi dan

metode pelaksanaan. Aspek teknik yang diamati adalah tentang pekerjaan kolom yang

dilaksanakan oleh P.T. Amarta Karya sebagai tempat kerja praktik serta pembimbing selama di

lapangan untuk mengamati pelaksanaan pekerjaan kolom.

1.5 Sistematika Laporan

Laporan kerja praktik dapat disusun menjadi beberapa bab yang saling berkaitan satu

sama lain. Untuk sistematika laporan dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini membahas dan menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, tujuan kerja praktik,

metodologi pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup kerja praktik, gambaran umum proyek,

lokasi proyek, data umum proyek dan data teknis proyek.

BAB II: Tinjauan Pustaka


Bab ini menjelaskan mengenai peralatan dan material untuk pekerjaan kolom dan konstruksi

termasuk alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek Rumah Susun Pulo

Jahe pada gedung A dilengkapi dengan fungsi dan berupa gambar.

BAB III: Metode Pelaksanaan Konstruksi

Bab ini menjelaskan tentang metode pelaksanaan konstruksi kolom selama pelaksanaan Proyek

Rumah Susun Pulo Jahe.

BAB IV: Tugas Khusus

Bab ini membahas tentang tinjauan pelaksanaan yang lebih detail dari Proyek Rumah Susun Pulo

Jahe pada gedung A. Dalam hal ini penulis membahas mengenai pekerjaan kolom yang berada di

Proyek Rumah Susun Pulo Jahe.

BAB V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan serta saran dan penulis yang bertujuan sebagai bahan evaluasi dan

pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Dalam penulisannya disesuaikan dengan aturan yang baku.

LAMPIRAN

Berisi data Proyek Rumah Susun Pulo Jahe, diantaranya adalah gambar denah, gambar potongan,

dan detail tulangan yang digunakan di lapangan.


1.6 Data Proyek

1.6.1 Gambaran Umum Lokasi

Gambar 1.2 Denah Lokasi Rumah Susun Pulo Jahe

(Sumber: Penulis)

Rumah Susun Pulo Jahe terletak di jalan Pulo Jahe, Kel. Jatinegara. Kec. Cakung, Jakarta

Timur. Dengan rincian lokasi:

 Barat : Jalan Pulo Gadung

 Timur : Apartemen Delta Cakung

 Selatan: Perumahan Jatinegara Indah

 Utara : Jalan Raya Bekasi

1.6.2 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pembangunan Rumah Susun Pulo Jahe


Fungsi Bangunan : Rumah susun

Lokasi Proyek : Jl. Pulo Jahe RT/RW 006/005, Kel. Jatinegara. Kec. Cakung,

Jakarta Timur

Jenis Struktur : Struktur beton bertulang

Jumlah Gedung : 2 (dua) gedung

Jumlah Lantai : 24 lantai gedung A

24 lantai gedung B

Luas Lahan : 16.766,15 m2

Luas Bangunan : ± 992.16 m2

Pemilik Proyek : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta

Waktu Pelaksanaan : 25 Februari 2020 – 10 Januari 2022

Durasi : 27 bulan

Masa Pemeliharaan : 12 bulan

Lingkup Pekerjaan : Persiapan, struktur, arsitek, plumbing, mekanikal dan elektrikal

Kontraktor : P.T. Amarta Karya – ELSADAI KSO

Konsultan Struktur : P.T. Virama Karya

Konsultan Arsitektur : P.T. Amarta Karya

Konsultan MK : P.T. Virama Karya


Quantity Surveyor : P.T. Amarta Karya – ELSADAI KSO

Supplier Concrete : P.T. Adhi mix & Pioneer Beton

Supplier Bekisting : C.V. Sejahtera Mandiri

1.6.3 Data Teknis Proyek

Fungsi Bangunan : Rumah Susun

Luas Bangunan : ± 992.16 m2

Tinggi Bangunan : 77.7 m

Jumlah Unit : 11 Unit Perlantai Gedung A

11 Unit Perlantai Gedung B

Jumlah Gedung : 2 (dua)

Jumlah Lantai Gedung A : 24 Lantai

Jumlah Lantai Gedung B : 24 Lantai

Tinggi Lantai ke Lantai : 4.1 m (Lantai 1)

3.2 m (Lantai 2 - Lantai 24)

Jenis Fondasi : Bor Pile

Jumlah Bor Pile : 438

Mutu Beton : f’c = 31 MPa.


Mutu Beton

Kolom dan Shear Wall

Lantai 1 – Lantai 12 : f’c = 40 MPa.

Lantai 13 – Lantai 24 : f’c = 30 MPa.

Balok dan Pelat Lantai

Lantai 1 – Lantai 24 : f’c = 30 MPa.

Tangga

Lantai 1 : f’c = 45 MPa.

Lantai 2 – Lantai 24 : f’c = 30 MPa.

1.6.4 Data Finansial

Jenis Kontrak : Lump Sump Fixed Priced

Nilai Kontrak : Rp 294.299.765.000, 00

Sumber Dana : APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1.7 Struktur Organisasi

1.7.1 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi merupakan sebuah susunan unit-unit kerja yang berada dalam suatu

organisasi. Untuk menjamin jalannya pelaksanaan proyek agar sesuai dengan segala ketentuan
yang sudah ditetapkan dan mencapai tujuan bersama-sama, maka dibentuklah susunan organisasi

proyek. Berikut pihak-pihak organisasi dalam proyek ini:

Pemilik Proyek

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta

Konsultan Pengawas Kontraktor Perencana


P.T. Virama Karya P.T. ELSADAI

Kontraktor Pelaksana

P.T. Amarta Karya

Ket:

Garis komando

Garis koordinasi

Gambar 1.3 Hubungan kerja proyek Rumah Susun Pulo Jahe

(Sumber: P.T. Amarta Karya)

Pada proyek Rumah Susun Pulo Jahe, organisasi yang ada secara garis besar dapat dibagi

menjadi beberapa bagian yaitu pemilik proyek, konsultan pengawas, konsultan perencana, dan

kontraktor pelaksana. Konsultan perencana dan manajemen konstruksi diberi tugas dan

bertanggung jawab lansung kepada pemilik proyek, sedangkan kontraktor pelaksana diberi tugas

oleh manajemen konstruksi. Pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta merupakan pemilik proyek

atau pemilik dari proyek Rumah Susun Pulo Jahe. P.T. Virama Karya merupakan manajemen
konstruksi dan P.T. Amarta Karya merupakan kontraktor pelaksana proyek pembangunan

Rumah Susun Pulo Jahe.

Di setiap proyek konstruksi, setiap jabatannya memiliki tugas masing-masing, antara lain:

a. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan

memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.

Adapun tugas dan wewenang dari pemilik proyek adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai ide gagasan sesuai dengan rencananya.

2) Menyediakan dana dan lahan.

3) Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.

4) Mempunyai wewenang yang bersifat mutlak dalam menentukan dan mengangkat

manajemen konstruksi, perencana serta pelaksana proyek.

5) Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan

pelaksana proyek.

6) Bersama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, dan berhak

memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak

langsung (melalui pihak manajemen konstruksi).

7) Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan

kepada pelaksana proyek.

8) Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima ataupun

menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan

kurang.
9) Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana,

bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu

melaksanakan pekerjaan.

10) Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan

habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.

Sedangkan tanggung jawab pemilik proyek adalah sebagai berikut:

1) Memelihara hubungan kerja secara profesional.

2) Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.

3) Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada jasa

konstruksi bidang perencanaan pekerjaan pembangunan. Konsultan perencana menerima

penyerahan pekerjaan dari pemilik proyek dengan dua tahapan, yaitu:

1) Rekayasa dan desain awal

Rekayasa dan desain meletakkan penekanan pada:

a) Konsep arsitektur

b) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi.

c) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas.

d) Tahapan konsep dan kelayakan.

e) Aspek fungsional dan teknis.

f) Aspek kinerja bangunan.

g) Aspek ekonomis.

2) Rekayasa dan desain perincian


Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rekayasa dan desain

perincian meliputi:

a) Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan.

b) Gambar-gambar detail, maket desain.

c) Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan.

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah badan hukum yang bergerak di bidang jasa konstruksi

sebagai pengawas dalam kegiatan konstruksi, dan berkoordinasi dengan kontraktor untuk

mencapai hasil maksimal. Konsultan pengawas bekerja untuk dan atas nama pemilik proyek.

Adapun tugas dan wewenang konsultan pengawas sebagai berikut:

1) Melakukan pengawasan terhadap jalannya kegiatan proyek.

2) Memiliki wewenang untuk mengadakan penyesuaian apabila tidak sesuai dengan

perencanaan.

3) Memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi untuk mencapai kualitas yang

sesuai.

4) Membuat laporan progres pengerjaan.

d. Kontraktor pelaksana

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk

melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya yaitu mewujudkan ide pemberi

tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yang sesuai dengan gambar kerja rencana.

Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen

yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.


2) Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan

maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.

3) Menyusun rencana kerja proyek.

4) Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang memadai.

5) Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan

(as built drawing).

6) Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.

7) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.

8) Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.

9) Mengadakan perbaikan, perubahan dan rekonstruksi terhadap segala kesalahan

selama masa pemeliharaan.

Anda mungkin juga menyukai