Anda di halaman 1dari 68

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH FHIL UNIVERSITAS

HALU OLEO KENDARI


(Pengamatan Pekerjaan Pile Cap Dan Kolom)

LAPORAN KERJA PRAKTIK

FARUQ TAUFIQALAM
5190811197

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN
KERJA PRAKTIK

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR WALIKOTA

KOTA KENDARI

(Pengamatan Pekerjaan Pile Cap dan Kolom)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama : Garin Sadewa Bara
NIM : 5180811144
Program Studi : S1 Teknik Sipil
Fakultas : Fakultas Sains dan Teknologi

Menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik dengan judul: “Proyek Pembangunan


Gedung Kantor Walikota Kota Kendari” Pengamatan Pekerjaan pile cap
dan kolom ini adalah hasil karya sendiri, tidak mengandung unsur plagiat dan
sumber-sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan
mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang benar.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran seperti yang dinyatakan diatas,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta, 22 Juni 2022


Penulis,

Garin Sadewa Bara


5180811144

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehinggapenyusunan laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun banyak dibantu oleh pihak
bersangkutan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Moertono S, MM., Akt., CA., selaku Rektor Universitas
Teknologi Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Endy Marlina, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M. Eng., selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil.
4. Bapak Algazt Aryad Masagala, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan kerja praktik.
5. Ibu Nanda Melyadi Putri, S.T., M.Eng., selaku dosen wali.
6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun materil.
7. Bapak Muh.Ikhsan S.T., selaku pembimbing lapangan.
8. Pihak PT. GUNAKARYA, KSO yang telah banyak membantu dalam usaha
membimbing, mengarahkan dan memperoleh data yang penulis perlukan;
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan
ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, April 2022

Garin Sadewa Bara


5180811144

iv
DAFTAR ISI

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kota Kendari adalah nama kota madya dan juga sebagai ibu kota
provinsi Sulawesi Tenggara. Kota ini memiliki luas 271,8 km², dengan
penduduk sebanyak 350.267 jiwa, dimana pada Provinsi Sulawesi Tenggara
terdapat salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang bernama Universitas Halu
Oleo adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada Di kota Kendari
dan merupakan Perguruan Tinggi dengan jumlah mahasiswa paling banyak
yang ada di Sulawesi Tenggara. Universitas Halu Oleo terdiri dari 17
fakultas Program Sarjana dan 1 Program Pendidikan Vokasi. Banyaknya
jumlah mahasiswa mendorong untuk pembangunan sarana dan prasarana
yang lebih memadai agar mampu menampung jumlah mahasiswa yang tiap
tahunnya kian bertambah.
Dalam rencana pembangunan salah satu proses atau langkah-langkah yang
sistematis di lakukan dengan menerapkan pengamatan pada kontruksi pile cap dan
kolom. Kolom merupakan komponen utama pada struktur bangunan yang
berfungsi sebagai penyangga beban aksial tekan vertical. Pile cap merupakan
komponen pada struktur yang bertujuan untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian disebarkan ke fondasi untuk menahan gaya geser dari pembebanan
yang ada. Proyek ini memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktik bagi
mahasiswa S-1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta.
Pengamatan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses serta metode
pengerjaan pile cap dan kolom secara langsung di lokasi pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu
Oleo.Selanjutnya apabila ditinjau dari bidang akademis, proyek pembangunan ini
terdiri dari beberapa pekerjaan struktur yaitu pekerjaan struktur bawah dan
pekerjaan struktur atas.
Kerja praktik dengan judul “pengamatan pekerjaan pile cap dan kolom: ini
bertujuan agar dapat mengetahui dan memahami metode pelaksanaan pekerjaan
sebagai sarana menambah pengetahuan serta wawasan kerja di lapangan guna
menjadikan mahasiswa S-1 Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta yang
berkualitas serta berdaya sains.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari kerja praktek ini terbagi menjadi dua antara lain ialah tujuan
proyek dan tujuan kerja praktek.

1.2.1 Tujuan Proyek


Tujuan proyek pembangunan gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari adalah sebagai
berikut:
1. Memudahkan wadah untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
mahasiswa.
2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana Fakultas Kehutanan dan Ilmu
lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo

1.2.2 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan dari kerja praktik di Proyek Pembangunan Gedung Fakultas
Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari
sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami tahapan pelaksanaan pekerjaan pile cap dan
kolom.
2. Mengetahui dan memahami masalah yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan
pile cap dan kolom.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup pengamatan pada proses Pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo
Kota Kendari ini tidak mencakup seluruh pekerjaan yang ada didalam
proyek. Pekerjaan-pekerjaan yang diamati sangat dibatasi oleh waktu Kerja
Parktik (KP) sehingga pengamatan yang dapat difokuskan selama dua bulan
atau kurang lebih selama 70 jam adalah sebagai berikut.
1.3.1 Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
lingkungan Universitas Halu Oleo Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pasangan
3. Pekerjaan Struktur
4. Pekerjaan Plesteran
5. Pekerjaan Keramik/Lantai.
6. Pekerjaan Plafond
7. Pekerjaan Atap dan besi
8. Pekerjaan Mekanikan Elektrikal

1.3.2 Lingkup Kerja Praktik


Ruang lingkup pengamatan pada proses pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo
Kota Kendari dibatasi oleh waktu kerja praktik sehingga untuk proyek ini
hanya mengamati pekerjaan struktur sebagai berikut:
a. Pekerjaan Pile Cap.
1. Pekerjaan persiapan.
2. Pekerjaan bekisting.
3. Pekerjaan penulangan.
4. Pekerjaan pengecoran.
b. Pekerjaan Kolom.
1. Pekerjaan persiapan.
2. Pekerjaan penentuan As kolom.
3. Pekerjaan bekisting
4. Pekerjaan penulangan.
5. Pekerjaan pengecoran.
6. Pekerjaan pembongkaran bekisting

Selain itu dilakukan pula kegiatan lain di proyek selain dari


pengamatan yang difokuskan di atas.
1.4 GAMBARAN UMUM PROYEK
Proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari merupakan proyek
pembangunan gedung yang merupakan wujud dari peningkatan sarana dan
prasarana serta fasilitas kampus untuk peningkatan pelayanan kepada
mahasiswa. Gedung ini terdiri 3 lantai dengan luas keseluruhan bangunan
mencapai ± 1.196 m2.

1.5 LOKASI PROYEK


Proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan (FHIL) berlokasi di jalan Kampus Hijau Bumi Trdharma,
Andonuhu, Kambu Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Lokasi proyek dapat
dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1. 1 Lokasi Proyek


(Sumber: Google Maps, diakses pada pukul 17:35 WIB Google Maps)

1.6 DATA PROYEK


Data proyek merupakan kumpulan data-data perencanaan dan
perancangan yang menjadi pedoman serta acuan untuk membangun suatu
bangunan. Data proyek ada dua macam yaitu data umum proyek dan data
teknis proyek.
1.6.1 Data Umum Proyek.
1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung FHIL Universitas Halu
Oleo
2. Lokasi : Jl.Bumi Hijau Tridharma, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara.
3. Kontraktor Pelaksana : PT. LATEBBE PUTRA GROUP
4. Konsultan Perencana : CV. DIGITAL ENGINEERING CONSULTANT
5. Nominal anggaran : Rp. 18.092.780.000,00
6. Sumber Dana : APBD Provinsi Sulawesi Tenggara 2020-2022.
7. Waktu Pelaksana : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
8. Nomor Kontrak : 100-5/UN29.PPK/PNBPBLU/06/2022

Gambar 1.2 Data Umum Proyek


(Sumber: Dokumentasi Pribadi,2022)

1.6.2 Data Teknis Proyek


Data teknis proyek adalah data-data yang berisi karakteristik dari
proyek yang dibangun tersebut. Data teknis pada proyek pembangunan
Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan Universitas Halu Oleo
Kendari:
a. Lokasi.
Lokasi proyek pembangunan gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
(FHIL) Universita Halu Oleo Kendari di Jl.Bumi Hijau Tridharma, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara.
b. Teknis dan Pelaksanaan.
Pengamatan pada proyek Pembangunan Kantor Walikota Kendari secara teknis
meliputi:
1. Luas Lahan : 1.196 m²
2. Jumlah Lantai : 3 lantai
3. Semen : Semen Bosowa
4. Air : Air Lokal Yang Memenuhi Hasil Uji
5. Tipe Pondasi : Tiang Pancang
6. Jenis Bangunan : Struktur (Mutu Beton K-250)
7. Kedalaman Pancang : ± 20 M
8. Bekisting : Multiplek Tebal 9 Mm
9. Penyangga : Scaffolding Besi dan kayu.
10. Beton Siap Pakai : Beton Ready Mix PT. Kalla Beton K-250

1.7 METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengamatan yang dilakukan berupa pengumpulan data demi
tersusunnya laporan kerja praktek tentang proyek pembangunan gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo
Kendari, sosialisasi dengan staf di lokasi, sosialisasi dengan pekerja dan
langsung terjun ke lapangan. Penyusun memperoleh data dengan dua macam
metode yaitu metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan
data sekunder.

1.7.1 Data Primer


Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung di lapangan
selama pelaksanaan kerja praktik baik pengamatan yang dilakukan secara
visual maupun dengan wawancara. Pengamatan langsung di lapangan
mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, terutama pada pelaksanaan pekerjaan struktur pile cap
dan kolom.
2. Melakukan pengukuran secara langsung terhadap dimensi item pekerjaan pile
cap dan kolom.
3. Dokumentasi berupa foto terhadap pekerjaan yang berlangsung di lapangan,
hasil dokumentasi ini meliputi metode pelaksanaan pekerjaan pile cap dan
kolom kemudian foto tersebut nanti nya di lampirkan dalam laporan kerja
praktik.

1.7.2 Data Sekunder


Data Sekunder pada umumnya berupa bukti, yang telah tersusun
dalam arsip, baik yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan yang
diperoleh dari perencanaan awal proyek tersebut. Sumber-sumber data
sekunder yang penulis dapatkan antara lain:
1. Gambar Detail Engineering Design (DED).
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
4. Kurva S/ Time Schedule
5.
BAB 2
DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

2.1 DASAR PERENCANAAN


Sebelum pelaksanaan Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari ini mutlak dibuat
perencanaannya terlebih dahulu. Perencanaan ini dibuat karena banyak sekali
faktor yang perlu diperhatikan serta dipertimbangkan guna memenuhi segala
persyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan dan sesuai
kegunaannya.
Perencanaan merupakan proses awal yang sangat penting dalam suatu
proyek pembangunan. Perancangan dan perencanaan harus dibuat secara matang,
karena hasil perancangan dan perencanaan merupakan pedoman atau pelaksanaan
dan elemen lain dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan.Perencanaan
arsitektur merupakan tahap awal dari perencanaan bangunan termasuk di
dalamnya perencanaan interior, eksterior, dan utilitas. Setelah perancangan
arsitektur disetujui oleh pihak pemilik, dilanjutkan dengan perancangan struktur
untuk menghitung kekuatan gedung.
Stuktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban, baik
beban vertikal (beban mati dan hidup) yang direncanakan serta berat sendiri
bangunan tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti. Adapun pedoman-
pedoman dan tata peraturan yang digunakan pada perencanaan struktur di proyek
pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan Universitas Halu
Oleo Kendari adalah sebagai berikut:
1. PPIUG 1983 Tentang Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
2. SNI 03-6861-2001 Tentang Bahan Bangunan.
3. SNI 1727-2013 Tentang Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan
Gedung Dan Struktur Lain
4. SNI-2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
5. (SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung Dan Non gedung.
2.2 DASAR PERANCANGAN
Dasar-dasar perancangan merupakan langkah awal dalam melakukan
kajian-kajian terhadap kondisi lapangan. Hal ini diperlukan untuk membantu
proses perancangan bangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu lingkungan
(FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari.

2.2.1 Perancangan Struktur Pile cap


Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat bore pile sebelum didirikan
kolom dibagian atasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari
kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke fondasi. Pile cap ini bertujuan
agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat fondasi sehingga tidak
menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada
fondasi. Selain itu seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsiuntuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
Tabel 2.1 Tipe dan Ukuran Pile Cap

No Tipe Pile Cap Ukuran (mm)

1 P1 1800 x 1800

2 P2 1800 x 1800

3 P3 1400 x 1800

(Sumber :PT. Latebbe Putra Group, 2022)

Dalam perencanaan pile cap pada pembangunan gedung Fakultas


Kehutanan dan Ilmu lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari, Pile cap
digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpancang. Konstruksi Pile
Cap pada proyek ini terbuat dari beton bertulang, perencanaan Pile Cap
menggunakan tulangan D8, D10,D12 D16 mm. Beton yang digunakan untuk Pile
Cap menggunakan mutu beton K-250. Dalam perencanaan pile cap biasa berbeda-
beda tergantung dari jumlah tiang pancang yang tertananam. Adapun syarat-syarat
pemancangan tiang pancang pada proyek pembangunan Gedung Fakultas
Kehutanan dan Ilmu lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari:
a. Sebelum dilakukan pemancangan, terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan
b. Mengurut proses pemancangan yang sudah direncanakan dan mengajukan
rencana pemancangan untuk di evaluasi terlebih dahulu agar mendapat
persetujuan secara tertulis dari pengawas lapangan. Tujuannya agar
pemancangan sesuai dan berjalan dengan baik.
c. Proses pemancangan tiang hingga final set
d. Penghentian pemancangan harus dari persetujuan pengawas lapangan
langsung.
e. Pemasangan tiang pancang harus dari persetujuan pengawas lapangan dan
tersedianya fasilitas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
f. Untuk penyedia jasa agar selalu melakukan kordinasi kepada pengawas
lapangan agar pekerjaan pemancangan tetap berjalan dengan normal dan
lancar.
g. Penyedia jasa bertanggung jawab apabila proses pemancangan tiang tidak
memenuhi syarat atau melebihi batas toleransi yang telah disepakati serta
biaya ditanggung oleh penyedia jasa tersebut.
h. Menyerahkan hasil catatan pemancangan kepada pengawas lapangan agar
dievaluasi lebih lanjut.
Untuk menentukan daya dukung pondasi terlebih dahulu mengetahui
data-data tanah, momen yang bekerja dan beban yang membebani. Berikut
adalah rumus-rumus yang digunakan :
a. Daya dukung pondasi
Persamaan daya dukung pondasi
Qb = Ah x qc (2.1)
Dengan :
Qb = daya dukung ujung (kg)
Ah = luas penampang (cm2)
qc = tekanan rata-rata (kg/cm2)
Qs = As x Fs (2.2)
Dengan :
Qs = daya dukung kulit (kg)
As = luas selimut (cm2)
Fs = tahanan dinding (kg/cm2)
Fs dapat dicari dengan persamaan :
Fs = 0,012 x Qc
Qult = Qb + Qs
Qalt = Qult / SF (2.3)
Dengan :
Qult = daya dukung batas (kg)
SF = faktor keamanan diambil tiga untuk beban tetap
Mayerhof (1955-1963) menyarankan persamaan kapasitas dukung dengan
mempertimbangkan bentuk fondasi,kemiringan beban,dan kuat geser
tanah diatas fondasinya,sebagai berikut :
Qu = Sc x dc x ic x cNc + Sq x dq x iq x po x Nq + Sy x dy x iy x
0,5 x B’ x γ x Ny (2.4)
Dengan :
Qu = kapasitas dukung ultimit (kN/m2)
Nc,Nq,Ny = faktor kapasitas dukung untuk fondasi memanjang
Sc,Sq,Sy = faktor bentuk fondasi
dc,dq,dy = faktor kedalaman fondasi
ic,iq,iy = faktor kemiringan beban
B’ = B -2e = lebar fondasi efektif (m)
Po = Df x γ = tekanan overburden pada dasar fondasi (kN/m2)
Df = kedalaman fondasi (m)
γ = berat volume tanah (kN/m3)
b. Penulangan Fondasi
Perhitungan daya dukung dapat diperoleh berdasarkan kekuatan
pendukung beban yang diterima,dengan persamaan :
Ø Pn = 0,80 x Ø (0,85 x F’c x (Ag-Ast)
Dengan :
Ø Pn = kuat tekan beton aksial (ton)
F’c = mutu beton (kg/cm2)
Fy = mutu baja (kg/cm2)
Ag = luas kotor penampang kolom (cm2)
Ast = luas tulangan (cm2)
2.2.2 Perancangan Struktur Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). Oleh karena itu, dalam merencanakan kolom harus memperhitungkan
secara teliti dengan memberikan kekuatan lebih tinggi daripada komponen
struktur lainnya. Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 tentang Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, adapun yang dimaksud
kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak
tiga kali dimensi lateral terkecil. Adapun tabel untuk tipe dan ukuran kolom yang
digunakakan pada Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan (FHIL) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Tipe dan Ukuran Kolom
No Tipe Kolom Ukuran (mm)

1 K1 500 x 700

2 K2 400 x 400

3 K3 200 x 350

4 KP 130 x 130

(Sumber : PT. Lattebe Putra Group,2022)

Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton


bertulang.Perencanaan kolom menggunakan tulangan D8,D10,D12,D16
mm.Beton yang digunakan untuk kolom menggunakan mutu beton K-250.
Untuk prosedur desain kolom beton bertulang meliputi dua tahap yaitu:
a. Desain Tulangan Memanjang Kolom (Column Longitudinal Reinforcement).
Hampir semua kolom mengalami momen lentur dan gaya aksial. Karena itu, agar
terjamin adanya daktilitas pada kolom, disyaratkan minimum ada penulangan
sebanyak 1% dan kurang dari 8% pada kolom. Untuk kolom bersengkang
harus ada paling sedikit empat batang tulangan memanjang. Tahapan yang
perlu dilakukan adalah dengan menentukan gaya aksial dan momen terfaktor
maksimum.
Gaya aksial dan momen terfaktor maksimum diperoleh dari berbagai kombinasi
pembebanan dari hasil kombinasi tipe beban (load case) yang dikalikan
dengan faktor beban sesuai dengan peraturan perencanaan yang digunakan
yaitu standar SK SNI 03-2847-2013 tentang tata cara perhitungan struktur
beton untuk bangunan gedung. Penampang kolom didesain terhadap gaya
aksial dengan eksentritas yang terjadi pada kolom. Dalam perhitungan, kolom
didesain sebagai tulangan simetris (As = As).
Dalam proses desain, program akan menghitung banyaknya tulangan yang
diperlukan dengan As = As (tulangan simetris).
Tekan pada beton
Cc = 0.85 fc ab. (2.5)
Tekan pada tulangan baja tekan (compression reinforcement).
Cs = As fy. (2.6)
Tarik pada tulangan baja tarik (tension reinforcement).
T = As fy. (2.7)
Dimana:
fc = kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa.
Fy = kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan baja, MPa.
A = tinggi blok tekan, mm.
b = lebar balok, mm.
As = luas tulangan baja tekan (compression reinforcement), mm2
As = luas tulangan baja tarik (tension reinforcement), mm2
Untuk keseimbangan maka :
( A s −A s ) f y
Cc + Cs = T 0.85 fc ab + Asfy = Asfy a = (2.8)
0.85 f c b
Diagram regangan digunakan untuk memeriksa apakah tulangan telah leleh atau
tidak. Tulangan mencapai tegangan leleh jika nilai regangannya lebih besar
dari fy/Es. Dari diagram regangan dapat diketahui nilai.
c−d a−❑1 d
 = 0,003 = 0,003 (2.9)
c a
d−c ❑1 d −a
 = 0,003 = 0,003 (2.10)
c a
a−❑1 d f y
fs = fy jika 0,003 > (2.11)
a Es
dan
❑1 d −a f y
fs = fy jika 0,003 > (2.12)
a Es
dimana:
s = regangan tulangan tekan (compression reinforcement strain).
s = regangan tulangan tarik (tension reinforcement strain).
c = jarak dari serat tekan beton terluar ke sumbu netral, mm.
d= jarak dari serat tekan beton terluar ke titik berat tulangan tekan,
mm.
d = jarak dari serat tekan beton terluar ke titik berat tulangan tarik, mm.
1 = 0.85 untuk fc< 30 MPa
= 0.85 – 0.008 (fc– 30) dan 1> 0.65 untuk fc> 30 MPa.
fs = tegangan yang terjadi pada tulangan tekan, MPa.
fs = tegangan yang terjadi pada tulangan tarik, MPa.
Es = modulus elastisitas untuk tulangan baja, MPa.
Jika kondisi ini dipenuhi, maka asumsi bahwa semua tulangan telah mencapai
tegangan leleh adalah benar maka persamaan keseimbangan gaya dan momen
dinyatakan sebagai berikut:
Pn = Cc + Cs – T (2.13)

Mn = Pne = Cc ( h2 − a2 ) + Cs( h2 −d ) + T ( d− a2 ) (2.14)

b. Desain Tulangan Geser Kolom (column shear reinforcement).


Tulangan geser didesain untuk tiap-tiap kombinasi pembebanan yang bekerja
sepanjang bentang pada kolom. Adapun tahapan yang perlu dilakukan dalam
mendesain tulangan geser adalah sebagai berikut:
1. Menentukan geser yang terjadi.
Gayageser terfaktor maksimum diperoleh dari berbagai kombinasi
pembebanan dari hasil kombinasi tipe beban (load case) yang dikalikan
dengan faktor beban sesuai dengan peraturan perencanaan yang
digunakan yaitu standar SK SNI 03-2847-2013 tentang tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung. Penampang kolom
didesain terhadap gaya geser yang terjadi pada penampang yang paling
kritis, yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan yang ada.
2. Menentukan kapasitas geser beton (concrete shear capacity).
Kuat geser yang disumbangkan oleh beton adalah:

(
Vc = 1+
Nu
14 Ag )( √6f ) bwd
c
(2.15)

dimana Nu/Ag dinyatakan dalam besaran MPa.


3. Menentukan jumlah tulangan geser perlu (required shear reinforcement).
Perencanaan penampang terhadap geser harus didasarkan pada:
Vu< Vn (2.16)
Dengan Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan Vn
adalah kuat geser nominal yang dihitung dari:
Vn = Vc + Vs (2.17)
Dengan Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, Vs
adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser dan 
adalah faktor reduksi kekuatan untuk geser lentur,  = 0.75. Kuat leleh
rencana tulangan geser tidak boleh diambil lebih daripada 400 MPa. Spasi
tulangan geser tidak boleh melebihi d/2 atau 600 mm. Bila Vs melebihi
(fc/3) bwd maka spasi maksimum tersebut harus dikurangi setengahnya.
Tulangan geser perlu dihitung sebagai berikut:
Av f y d
Vs = (2.18)
S
dengan Av adalah luas tulangan geser yang berada dalam rentang jarak S. Kuat
geser Vs, tidak boleh diambil lebih dari:
2
3√ c
Vs< f bwd (2.19)

Bila pada komponen struktur lentur beton bertulang bekerja gaya geser
terfaktor Vu yang lebih besar dari setengah kuat geser yang disumbangkan
oleh beton Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser minimum
sebesar:
75 √ f c bw S 1 bw S
Av = > (2.20)
1200 f y 2 fy
dengan bw dan S dinyatakan dalam milimeter.

BAB 3
MANAJEMEN PROYEK

3.1 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Manajemen proyek merupakan penerapan dari prinsip-prinsip manajemen
dalam mengelola suatu proyek. Dalam konsep manajemen yang dijelaskan bahwa
sumber daya manajemen sangat terbatas. Secara umum, sumber daya manajemen
terdiri dari material, sumber daya manusia, biaya atau utang, metode kerja, dan
sebagainya. Keterbatasan sumber daya ini bisa jadi kendala, namun bukan berarti
tidak bisa dihindari. Keterbatasan sumber daya tersebut dapat diefisienkan
penggunaanya melalui prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen
inilah yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan proyek secara efektif dan
efisien.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tuiuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek.
Struktur organisasi proyek dapat didefinisikan sebagai pengorganisasian
dalam lingkup pekerjaan proyek konstruksi yang mempunyai hubungan kerjasama
yang baik dan bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang terkait agar
dapat mencapai suatu keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan,
ditetapkan, dan kelancaran pekerjaan.
Pada umumnya suatu pembangunan gedung terdapat beberapa unsur
pengelola proyek yang terlibat. Unsur-unsur pengelola pada proyek
pembagunan Gedung Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan (FHIL)
Universitas Halu Oleo antara lain:
a. Pemberi Tugas (Owner)
b. Konsultan Perencana.
c. Konsutan Pengawas.
d. Kontraktor Pelaksana.
Pada pelaksanaan kerja suatu proyek Pembangunan Gedung Fakultas
Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari sangat
diperlukan untuk mendapatkan rentetan pekerjaan yang dilaksanakan. Hal tersebut
merupakan bagian dari manajamen suatu proyek yang sesuai serta saling
berhubugan dan tentunya harus berjalan dengan peraturan-peraturan yang telah
ditentukan. Setiap unsur memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-beda yang
dikoordinasikan melalui sistem manajemen proyek konstruksi.

Pemilik Proyek
Universitas Halu Oleo

Pemilik Proyek
Universitas Halu Oleo

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas


Cv.Digital Egginering Cv.Digital Egginering
Consultant Consultant

Kontraktor Pelaksana
PT. Latebbe Putra Gorup

Gambar 3.1 Struktur Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Gedung FHIL


Universitas Halu Oleo Kendari
(Sumber : PT. Latebbe Putra Group, 2022)

3.1.1 Pemberi Tugas (Owner)


Pemilik proyek atau (owner) disebut juga pemberi tugas, adalah bagian
paling utama dalam organisasi proyek konstruksi. Pemilik merupakan pengguna
dari jasa perusahaan konstruksi yang akan mengimplementasikan ide atau gagasan
dan rancangan teknis menjadi bangunan fisik. Pemilik atau pemberi tugas sebagai
pemrakarsa proyek konstruksi dapat berasal dari kalangan swasta atau pejabat
yang mewakili kepentingan pemerintah. Dalam proyek Pembangunan Gedung
FHIL Universitas Halu Oleo Kendari.
Pemberi tugas dari kalangan swasta dapat selaku pemakai atau pemilik
bangunan atau dapat pula mewakili pihak pengembang kredit pinjaman yang
lazim disebut sebagai developer. Dalam organisasi proyek konstruksi, tugas dan
wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek.
d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen
konstruksi (MK).
e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

3.1.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh (owner) atau
pemilik untuk menangani merencanakan proyek. Konsultan perencana yang
ditunjuk membuat perencanaan lengkap dari suatu pembangunan antara lain
perhitungan struktur, gambar struktur, RAB serta yang diperlukan dalam
pelaksanaan. Tugas dan kewajiban konsultan perencana sebagai berikut:
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
bangunan.
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan.
c. Membuat Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman pelaksanaan.
d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
e. Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain
bangunan.
f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud
diwujudkan.

3.1.3 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah tim yang bertindak untuk dan atas nama
pemilik proyek, dalam proses pengawasan pelaksanaan pembangunan suatu
proyek dan bertangung jawab atas pekerjaan kepada pemilik proyek (owner)
agar tercapai target hasil kerja yang memenuhi standar dan syarat yang telah
ditentukan. Konsultan pengawas merupakan pihak yang ditunjuk pemilik
proyek untuk mewakili dalam memimpin, mengkoordinasi, mengawasi,
mengevalusai, dan melaporkan proyek kepada pemberi tugas. Tugas dan
tanggung jawab Pengawas Lapangan antara lain:
a. Memberi petunjuk dan mengarahkan kontraktor sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Meninjau dan menguji semua data perhitungan teknis dan desain.
c. Meneliti dan menguji kebenaran serta kelengkapan dokumen kontrak dan
melaksanakannya.
d. Menguji program mobilisasi kontraktor seperti kedatangan alat, ketetapan,
waktu dan lain-lain.
e. Menguji progress schedule dan finansial budgeting beserta realisasinya.
f. Mengadakan pengawasan dan pengendalian terhadap kontraktor tentang
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
g. Mengadakan pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.
h. Melaksanakan dan menyajikan pengumpulan data, pencatatan, pembukuan,
pelaporan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan.
i. Mengurus perijinan yang diperlukan untuk kelancaran pekerjaan di lapangan.
j. Mengetahui dan memahami isi dari dokumen kontrak sebagai pedoman kerja
di lapangan.
k. Membuat laporan-laporan kegiatan pekerjaan di lapangan
3.1.4 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk
untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam
definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan
telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek.
Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur
dalam dokumen kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek
(owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dan
dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang
terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan
sebelum pekerjaan dilaksanakan. Tugas dan tanggung jawab kontraktor, antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan di dalam kontrak perjanjian
pemborongan.
b. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara
lain:
1. Pelaksanaan pekerjaan.
2. Prestasi kerja yang dicapai.
3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan.
4. Jumlah bahan yang masuk.
5. Keadaan cuaca dan lain-lain.
c. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang
telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan
pekerjaan.
d. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah
disepakati.
e. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan
dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
f. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
g. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
Untuk susunan organisasi proyek dapat dilihat pada gambar 3.2
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kontraktor
(Sumber: PT. Latebbe Putra Group, 2022)
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing penanggung jawab pada
struktur organisasi kontraktror pelaksana. PT. LATEBBE PUTRA GROUP
tersebut, antara lain yaitu:
a. Manager Operasional
Manajer operasional adalah seseorang yang bertanggung jawab atas
manajemen tenaga kerja, produktivitas, kontrol kualitas dan keselamatan
secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
Seorang manajer operasional harus terlibat dalam mengawasi produksi
barang atau penyediaan barang. Dalam Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo
Kota Kendari ini yang bertugas sebagai manajer operasional adalah La Dina.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari seorang manajer
operasional proyek:
1. Menyusun perencanaan kegiatan operasional proyek
2. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek
3. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
4. Melakukan kontrol atas pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek
Membuat rencana penggunaan material dan peralatan
5. Menentukan metode kerja yang sesuai dengan kondisi proyek yang akan
dikerjakan
6. Menjalankan serta mengembangkan sistem pengelolaan SDM, material, dan
juga peralatan proyek
7. Menganalisa pemakaian bahan material dan peralatan proyek

b. Project Manager
Project manager adalah pekerjaan yang memegang peran penting dalam
suatu proyek, mulai dari perencanaan, eksekusi, pengendalian hingga di
akhir proyek. Sehingga, tugas dan tanggung jawab project manager mulai
awal hingga berakhirnya proyek tersebut. Pada Proyek Pembangunan
Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu
Oleo Kota Kendari yang menjadi Project Manager Bernama Abidin, S.T.
Adapun tugas dari Project Manager adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan
2. Mengumpulkan tim
3. Mengatur perencanaan
4. Menghitung budget
5. Mitigasi masalah dan resiko
6. Monitoring berjalannya proyek
c. Manajer Proyek (Site Manager)
Pengendalian pelaksanaan pelerjaan konstruksi haruslah dilakukkan
dengan cara mengevaluasi atau memperbaiki setiap pelaksanaan kegiatan
konstruksi dengan berpedoman pada standar peraturan yang berlaku. Tugas
dari pengendalian pekerjaan konstruksi tersebut merupakan tanggung jawab
dari site engineer. Tujuan dari pengendalian proyek ini diharapkan agar
terapainya pekerjaan atau kegiatan yang efisien pada pelaksanaannya. Pada
proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
(FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari yang menjadi Site Engineer
Bernama Agustina Amongpradja, S.T. Adapun tugas dari Site Manajer
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan work breakdown bulanan serta
mingguan.
2. Melakukan koordinasi kepada owner mengenai penentuan schedule mterial
dan persetujuan bahan material yang akan digunakan.
3. Mengevaluasi data teknis dan metode pelaksanaan Supplier atau Sub-
kontraktor dalam rangka proses persetujuan Tim Proyek atau Manajemen
Konstruksi.
4. Mengusulkan Supplier atau Sub-kontraktor untuk mendukung pelaksanaan
proyek.
5. Melakukan koordinasi dengan fungsi lain terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek (Surat menyurat atau meeting, dll).
6. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek berjalan sesuai
dengan target biaya, mutu, waktu dan safety.
7. Memantau proses kegiatan proyek di lapangan dan segera mengambil langkah
koreksi bila terjadi penyimpangan.
8. Melakukan monitoring secara intensif terhadap pelaksanaan kegiatan harian
mingguan serta laporan keuangan.

d. Manager Teknik (Site Engineer)


Manager teknik merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek
yang dituntut untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek
secara keseluruhan dan mendetail. Manager teknik juga akan mengawasi
semua masalah teknis yang ada di lapangan untuk itu manager teknik juga
dituntut memeiliki keterampilan manajemen serta mampu menguasai seluruh
sumber daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan
produktif, artinya dapat memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
bawahanya agar dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai
dengan yang ada didalam spesifikasi dan dalam jangka waktu dan biaya
tanpa mengurangi perolehan laba perkiraan. Pada proyek pembangunan
pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo Kota Kendari Manager Teknik bernama Tiardina
Paulina Siaahan, S.T.
Adapun tugas utama dari Site Engineer adalah sebagai berikut:
1. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk
menyiapkan rekomendasi secara terinci atas desain, termasuk data pendukung
yang diperlukan.
2. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta
pemeliharaan.
3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan
terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam
menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara
khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
4. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan
kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari
pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan
dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
6. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana
kerjanya.
e. Surveyor
Pelaksana proyek mempunyai keahlian dalam bidang bangunan untuk
mengetahui bagaimana mengatur jalanya setiap item pekerjaan sehingga
menghasilkan kualitas bangunan yang sesuai rencana dalam waktu yang
cepat. Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari yang bertugas
sebagai kepala surveyor bernama Kardin, S.Ars.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Kepala Surveyor adalah sebagai
berikut:
1. Membantu Kegiatan survei dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data
lapangan.
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya.
3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
4. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data
yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan
peninjauan desain atau detail desain.
5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
6. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan.
7. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke Site Manager

f. Safety Officer
Safety Officer konstruksi mempunyai tugas untuk mengatur dan
mempersiapkan pelayanan K3 yang diperlukan pada proyek tersebut. Safety
Officer juga harus melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja agar dapat
mencegah kecekalaan kerja. Pada proyek pebangunan Gedung Fakultas
Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota
Kendari Safety Officer Konstruksi bernama Agus.
Adapun tugas utama dari Safety Officer Konstruksi adalah sebagai
berikut:
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan
sewaktu bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja.
4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari
kerja.
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan.
6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.

g. Logistik
Logistik proyek adalah suatu profesi yang ada dalam rangkaian struktur
organisasi proyek dengan tugas pendatangan, penyimpanan dan penyaluran
material atau alat proyek ke bagian pelaksana lapangan. Pada Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL)
Universitas Halu Oleo Kota Kendari logistik proyek Bernama La Nudin.
Berikut ini beberapa tugas yang dilakukan:
1. Mencari dan mensurvei data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan
dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga
material termurah pada supplier terpilih.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan
baik jumlah pendatangan dan pemakaianya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari
kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas
pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
6. Membuat perencanaan kegiatan operasional peralatan.
7. Mengatur kegiatan operasional alat kerja proyek.
8. Melaksanakan dan mengontrol kegiatan operasional peralatan.
9. Melayani dan memberikan informasi terkait data inventaris gudang

h. Administrasi
Administrasi adalah sebagai alat komunikasi secara resmi untuk
menyampaikan berbagai hubungan dalam suatu proyek. Administrasi proyek
adalah pekerjaan yang berhubungan dengan dokumen administratif serta
bersifat nonteknis.

i. Keamanan
Keamanan pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan
Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kota Kendari bertujuan
untuk menjaga dan mengawasi keamanan dilingkungan proyek agar hal-hal
yang sifatnya menghambat pekerjaan karena adanya gangguan yang terjadi
diproyek yang disebabkan tingkah laku orang-orang yang disekitar proyek
yang sifatnya mengancam keamanan operasional pada saat pekerjaan.

3.2 ADMINISTRASI PROYEK


Administrasi proyek adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan atau kemajuan. Administrasi
proyek merupakan hal yang penting karena keberadaannya sangat diperlukan
dalam suatu proyek. Administrasi proyek bertujuan mengurus menyelesaikan
segala jenis kegiatan yang bersifat administratif, keuangan dan hal-hal yang
bersifat umum serta menyiapkan berita acara lapangan dan penyusunan
dokumentasi serta laporan berkala untuk komunikasi ataupun arsip yang
berhubungan dengan proyek.

3.2.1 Pelaporan
Pelaporan adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada pimpinan
yang mencakup perkembangan pekerjaan serta memuat uraian penyampaian
pelaksanaan dilapangan dan perkembangan baru yang timbul di lapangan. Fungsi
laporan kerja adalah sebagai berikut:
a. Laporan kerja disampaikan kepada pimpinanmerupakan tanggung jawab yang
harus disampaikan oleh bagian administrasi.
b. Laporan kerja merupakan salah satu sumber informasi yang dilaporkan oleh
seorang pemimpin.
c. Sebagai alat untuk pengawasan serta dasar untuk mengambil tindakan.
Laporan kerja dalam suatu proyek terdiri laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan dan laporan akhir.
a. Laporan Harian
Laporan harian proyek merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang
sedang dilaksanakan. Dari semua laporan harian proyek selama 6 hari, maka
dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan mingguan.
Laporan harian diperlukan untuk memperoleh gambaran secara singkat
kegiatan harian pelaksanaan di lapangan. Laporan harian dibuat oleh
kontraktor dan disetujui konsultan pengawas setelah itu diajukan kepada
pihak pemberi tugas. Laporan ini juga berguna untuk rekapitulasi pekerjaan
apa saja yang telah dikerjakan atau masih dalam proses. Laporan harian
berisikan antara lain:
1. Waktu dan jam kerja.
2. Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari yang bersangkutan.
3. Keadaan cuaca.
4. Bahan-bahan yang masuk ke lapangan.
5. Peralatan yang tersedia ataupun yang kurang dilapangan.
6. Jumlah tenaga kerja di lapangan.
7. Hal-hal yang berkaitan dilapangan pada hari yang bersangkutan.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan proyek merupakan sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk
tertulis mengenai kegiatan yang sudah dijalankan selama satu minggu untuk
kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan mingguan ini dibuat oleh
kontraktor atau konsultan pengawas untuk diberikan kepada owner atau
pemilik proyek. Dengan adanya laporan ini maka proses pelaksanaan
pekerjaan dapat diarsipkan. Laporan mingguan tidak dapat dipisahkan dengan
time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah disusun oleh pihak kontraktor
dengan persetujuan pimpinan proyek. Laporan mingguan proyek kontraktor
berisi berbagai data pekerjaan antara lain:
1. Nomor laporan mingguan.
2. Nama kontraktor dan nama konsultan.
3. Judul laporan.
4. Nama proyek yang dibuat laporan.
5. Periode tanggal dan waktu laporan.
6. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja selama satu
minggu bekerja di proyek, dapat dibuat dalam bentuk tabel untuk mengisi
jumlah absen harian.
7. Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi
pekerjaan, nama pekerjaan dan besarnya volume progres yang sudah
diselesaikan selama satu minggu penuh.
8. Bahan atau material yang telah digunakan.
9. Alat kerja yang dipakai untuk melaksanakan pekerjaan.
10. Laporan curah hujan atau cuaca selama proses pelaksanaan proyek
berlangsung satu minggu, laporan ini dapat digunakan kontraktor sebagai
alasan keterlambatan kerja untuk menghindari denda keterlambatan
pekerjaan dikemudian hari.
11. Formulir persetujuan konsultan pengawas atau manajemen konstruksi.
12. Formulir pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan mingguan
proyek.
13. Lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan.
c. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan dalam periode satu
bulan, yaitu berisi kumpulan dari laporan harian dan mingguan yang dijilid
dalam satu periode bulanan yang bersangkutan. Pada umumnya, laporan
bulanan dibuat berdasarkan rekaitulasi hasil dari laporan mingguan maupun
harian dilengkapi dengan foto-foto pelaksanaan pekerjaan selama bulan yang
bersangkutan. Isi laporan bulanan antara lain:
1. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik.
2. Kendala-kendala yang dihadapi.
3. Pembahasan dan usulan yang diajukan.
d. Laporan Akhir
Laporan akhir berisi tentang rekapitulasi hasil laporan seluruh kegiatan proyek
dari awal hingga akhir yang dirangkum dalam sebuah laporan. Pada saat
melakukan kerja praktek (KP) di proyek pembangunan Gedung Fakultas
Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari,
laporan akhir belum selesai.

3.3 TENAGA DAN WAKTU


Sebuah pekerjaan akan dianggap berhasil apabila telah memenuhi atau
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada umumnya suatu pekerjaan
memerlukan kedisiplinan kerja yang sangat tinggi, karena apabila sudah sesuai
dengan aturan yang adamaka pekerjaan yang berlangsung dapat efisien dan apa
yang diharapkan dapat pula tercapai sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan
oleh proyek.

3.3.1 Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman sesuai bidangnya masing-
masing sangat mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Pada proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan ilmu Lingkungan (FHIL)
Universitas Halu Oleo Kendari khususnya pada kontraktor terdapat dua golongan
tenaga kerja yaitu staf dan pelaksana.
a. Tenaga Kerja Ahli
Tenaga ahli merupakan tenaga kerja yang mempunyai pendidikan minimal
sarjana pada bidangnya atau berpengalaman dalam bidang struktur,
manajemen dan arsitektural serta telah memiliki SKA (Surat Keterangan
Ahli). Berikut merupakan tugas tenaga ahli yaitu:
1. Mengkordinasi serta mengawasi pelaksana kegiatan konstruksi
dilapangan.
2. Menyusun rencana kerja pelaksanaan dan biaya pekerjaan.
3. Mengevaluasi hasil pekerjaan dilapangan.
4. Membuat laporan harian progress dilapangan.
5. Merevisi gambar kerja serta memberikan pengarahan kepada drafter agar
membuat gambar yang kurang benar.
6. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan.
7. Memberikan pengarahan kepada pihak sub kontraktor dalam penempatan
alat dan material
8. Mengawasi jalannya tenaga kerja dilapangan, jika memungkinkan pihak
staf berhak mengganti tukang atau mandor bila dirasa pekerjaannya
lambat.
b. Tenaga Kerja Pelaksana
Tenaga kerja pelaksana bertugas melakukan tiap bagian pekerjaan
pembangunan seperti melakukan pembersihan di lingkungan pekerjaan,
merakit tulangan, membuat bekisting, melakukan pengecoran, melakukan
uji material dan lain-lain. Pada proyek pembangunan Gedung Kantor
Walikota Kendari yang berperan sebagai tenaga pelaksana yaitu tenaga besi,
tenaga kayu/bekisting, tenaga batu/cor, dan tenaga cleaning area. Masing-
masing tenaga kerja pelaksana terdapat mandor, tukang dan helper.

3.3.2 Waktu Kerja


Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah selesai sesuai
tujuan yang diharapkan (time schedule). Setiap pekerjaan diharuskan disiplin
dari semua unsur proyek agar efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai.
Tenaga kerja mendapat haknya untuk menerima upah hasil pekerjaan sesuai
kontrak kerja yang sebelumnya telah ditanda tangani, besarnya gaji harus
sesuai dan dibayarkan tepat waktu. Adapun waktu kerja pada proyek
pembangunan Gedung Kantor Walikota Kendari dibagi menjadi dua yaitu:
a. Jam Kerja Normal
Jumlah waktu kerja dalam 1 minggu adalah 6 hari, (minggu libur sesuai
kalender kontrak), jumlah waktu kerja 1 hari adalah 8 jam dan 1 jam istirahat.
Kelebihan jam kerja tersebut dianggap lembur. Rincian jam kerja normal
yaitu:
1. Pukul 08.00 – 12.00 WITA adalah jam bekerja.
2. Pukul 12.00 – 13.00 WITA adalah jam istirahat
3. Pukul 13.00 – 17.00 WITA adalah jam bekerja.
4. Pukul 17.00 – 19.00 WITA adalah jam istirahat.
5. Pukul 19.00 – 00.00 WITA adalah jam bekerja (kerja lembur).
b. Jam Kerja Lembur
Jam kerja lembur dihitung apabila pekerjaan dilakukan melebihi jam kerja
normal dan dilakukan jika ada pekerjaan yang menuntut harus segera
diselesaikan agar target bagian pekerjaan tersebut tercapai, tidak terjadi
deviasi atau keterlambatan terlalu banyak. Apabila tenaga kerja bekerja dari
jam 08.00-00.00 WITA, maka upah pekerjaan dihitung dua hari.
BAB 4
BAHAN DAN ALAT

4.1 PENGERTIAN UMUM


Bahan konstruksi adalah hal terpenting yang harus diperhatikan dalam
suatu proyek pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan
waktu dan mutu yang diharapkan jika kedua komponen dipersiapkan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan. Penyedian bahan dan alat-alat kerja harus sesuai dengan
rencana kerja dan syarat-syarat. Penyediaan bahan dan alat pada pekerjaan suatu
konstruksi merupakan suatu komponen yang sangat penting dan komponen utama
dalam menyelasaikan suatu pekerjaan. Untuk kebutuhan konstruksi penggunaan
bahan itu sendiri harus memenuhi speesifikasi standar terkini karena dapat
berpengaruh pada kualitas pekerjaan tersebut.
Peralatan dan bahan pada suatu proyek memiliki peran penting yang saling
berkaitan dengan manajemen proyek. Peyediaan alat kerja dapat membantu
melaksanakan pekerjaan yang mudah hingga yang sulit dikerjakan dengan tenaga
manusia. Bahkan ada pekerjaan yang prosesnya harus dengan bantuan alat kerja.
Penggunaan alat kerja dapat mempermudah pekerjaan, mempercepat waktu
pelaksanaan, dan meningkatkan efektifitas suatu pekerjaan. Dalam pekerjaan
konstruksi pemilihan alat yang akan digunakan sangat penting pengaruhnya dalam
proses penyeleseian proyek secara efektif dan efesien baik secara waktu maupun
biaya. Peralatan pekerja yang dibutuhkan ada yang digerakan secara mekanis
dengan mesin serta teknologi, dan ada yang digerakan secara manual oleh tenaga
manusia.Oleh karena itu, harus diperhatikan dalam perawatan dan pemeliharaan
alat kerja untuk menghindari kerusakan yang dapat menghambat proses
berlangsungnya suatu pekerjaan.Penggunaan.

4.2 BAHAN KONSTRUKSI


Bahan konstruksi adaalah material-material yang biasa digunakan
dalam membuat atau membangun sebuah struktur yang sesuai dengan
standar dan persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBBI). Selain itu pengawasan terhadap mutu bahan,
perlu juga diperhatikan penempatan, penyimpanan dan penyediaan bahan
yang cukup agar terhindar dari penurunan mutu bahan karena disimpan
terlalu lama. Selain pemerhatian terhadap mutu bahan bangunan, anggaran
biaya juga memerlukan perhitungan pengadaan bahan yang diharapkan dapat
menghasilkan bahan bangunan dengan kualitas tinggi dan ekonomis. Adapun
material yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaanpile cap dan kolom
pada pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
Universitas Halu Oleo Kendari antara lain:

4.2.1 Semen portland


Semen portland digunakan untuk pekerjaan konstruksi, yaitu bahan
campuran beton, pasangan bekisting permanen pada kolom, plesteran talud galian,
dan pekerjaan lantai kerja. Semen portland yang digunakan harus semen portland
yang memenuhi standard internasional dan persyaratan Portland Cement Type 1
yang ditentukan dalam PBBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Pada proyek
ini menggunakan semen Tonasa.Gambar semen Portland dapat dilihat pada
gambar 4.1.

Gambar 4.1 Semen portland


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.2 Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus dalam hal ini adalah pasir. Pasir digunakan untuk
pekerjaan non struktural dan struktural. Pasir digunakan untuk pembuatan
lantai kerja, kolom praktis, pembuatan beton decking, bahan repairing beton,
dan bahan campuran beton. Banyaknya pasir yang digunakan tergantung dari
perhitungan mutu beton yang telah direncanakan. Gambar agregat halus
dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Agregat Halus


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.3 Agregat Kasar (Kerikil)
Split adalah agregat kasar dengan besar butir lebih dari 3 cm. Split yang
digunakan terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tidak berpori. Sedangkan
dari ukuran batuan tergantung dari segi kebutuhan yang di perlukan dilapangan.
Gambar batu Split dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Agregat Kasar


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.4 Air
Penggunaan air pada suatu proyek biasanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan air untuk curring beton, adukan spesi plesteran, dan kebutuhan bagi
para pekerja yang tinggal di lingkungan proyek. Pada saat pembuatan adukan
beton yang akan digunakan pada struktur utama harus dihindari penggunaan air
tanah, karena kadar garam pada air tanah yang dikandung belum teruji. Air harus
bersih, tidak mengandung minyak, dan bebas dari bahan organik, asam, alkali,
garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat merusak beton
dan besi tulangan.

Gambar 4.4 Air


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.5 Baja Tulangan
Kualitas baja yang digunakan harus diperhatikan agar tegangannya sesuai
dengan tegangan yang dibutuhkan dan bersih dari kotoran-kotoran serta karat.
Baja tulangang yang diginakan harus dalam kondisi baik agar fungsi baja dapat
maksimal. Baja tulangan yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari
adalah D8, D10,D12, D19. Baja tulangan merupakan bagian struktur yang
memiliki fungsi untuk menahan gaya Tarik. Gambar baja dapat dilihat pada
gambar 4.5.

Gambar 4.5 Baja Tulangan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.2.6 Multiplek
Multiplek digunakan untuk bekisting semua bagian dari struktur yaitu
shear wall, kolom, balok, tangga dan pelat lantai. Sebelum pengecoran,
bahan cetakan harus licin, bebas dari celah kotoran, dan multiplek ini dilapisi
dengan minyak bekisting dengan tujuan agar pada saat proses pelepasan
cetakan dari beton yang telah mengeras tidak mengalami kesulitan dan
didapat permukaan beton yang halus dan rapi. Penggunaan multiplek sebagai
bekisting maksimal 2 (dua) kali pemakaian. Multiplek dapat dilihat pada
gambar 4.6.

Gambar 4.6 Multiplek


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.4.7 Beton Ready Mix
Pada proyek–proyek pembangunan dengan skala besar, seperti proyek
pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL)
Universitas Halu Oleo Kendari ini, digunakan jenis beton siap pakai (ready mix).
Penggunaan beton ready mix dimaksudkan untuk mempersingkat waktu, baik dari
segi pembuatan maupun dari segi proses pengeringan beton dibandingkan dengan
pembuatan dengan proses konvensional (manual) yang memerlukan waktu lama
pada proses pembuatan serta membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit
sehingga mempengaruhi biaya. Pada proyek pembangunan Gedung FHIL
Universita Halu Oleo Kendari menggunakan mutu beton K-250. Kebutuhan beton
ready mix dipesan dari PT Kalla Beton. Dibawah ini dapat dilihat Ready Mix pada
Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Beton Ready Mix
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.2.8 Beton Decking


Beton Decking atau yang dikenal dengan sebutan tahu beton, digunakan
sebagai penyangga pada tulangan antara bekisting pada tebal selimut beton.
Adapun bentuk dari beton decking itu sendiri dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Beton Decking


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.2.9 Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi untuk mengikat antar tulangan pada baja sesuai
struktrur yang telah ditentukan. Pemasangan kawat ini dilakukan dengan cara
mengikat rangkaian tulangan besi dengan tulangan lainnya. Kawat yang
digunakan berdiameter 1 mm sangat kuat dalam mengikat baja pada tulangan
tetapi tetap mudah untuk diatur. Gambar kawat bendrat dapat dilihat pada gambar
4.9.
Gambar 4.9 Kawat Bendrat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.3 ALAT-ALAT KONSTRUKSI


Alat konstruksi adalah benda atau perkakas yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia, sehingga dapat menghemat tenaga dan waktu
pengerjaan. Dalam sebuah pelaksanaan pekerjaan konstruksi alat-alat sederhana
maupun alat-alat berat sangat diperlukan untuk menunjang jalannya proses suatu
pekerjaan. System pengelolaan peralatan konstruksi untuk menjamin agar
peralatan konstruksidapat sesuai dengan spesifikasi dan tersedia saat dibutuhkan.
Adapun alat–alat kerja atau perkakas yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan pile cap dan kolom pada pembangunan Gedung Kantor Walikota
Kendari antara lain:

4.3.1 Bar Cutter


Bar Cutter adalah alat untuk memotong besi sesuai dengan kebutuhan
dilapangan. Besi dipesan sesuai ukuran-ukuran panjang standart. Untuk keperluan
tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang
ada. Gambar Bar Cutter dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Bar Cutter


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.3.2 Alat Tekuk Besi Beton Manual

Dalam proses pembangunan yang menggunakan besi beton,terkadang


dibutuhkan alat tekuk ini,selain mudah digunakan alat ini menawarkan efektivitas
yang tinggi.Alat ini terdiri dari beberapa bagian termasuk stopper pembatas
ukuran yang sudah terpasang didalamnya, yang berfungsi untuk membuat
berbagai ukuran yang sesuai dan tepat.Dengan alat ini maka besi beton yang ingin
digunakan bisa dibengkokkan dari segala sisi.

Gambar 4.11 Alat Tekuk Besi Beton Manual


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.3.2 Concrete Mixer Truck


Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete
mixer. Truk ini berfungsi nmengangkut beton siap pakai (ready mix) dari
tempat pencampuran beton (batching plan) sampai ke lokasi pengecoran.
Concrete mixer truck dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4.12 Concrete Mixer Truck


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.3.4 Concrete Vibrator


Concrete Vibrator berfungsi untuk mengratakan atau mencegah
timbulnya rongga-rongga dalam adukan beton karena gradasi agregat kurang
baik, khususnya pada tempat-tempat yang tulangannya rapat sehingga
adukan beton sulit untuk menempati ruang di sela-sela tulangan.Concrete
vibrator dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Concrete Vibrator


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.3.5 Excavator
Exacavator merupakan alat berat yang digunakan untuk untuk
menghancurkan bangunan, selain itu dapat juga mempercepat proses pada
pekerjaan galian tanah. Excavator merupakan alat multifungsi. Excavator dapat
dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Exacavator


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.3.6 Concrete Pump
Concrete Pump merupakan alat atau sebuah mesin yang digunakan
untuk memompa adukan beton dari mixer truck ke tempat pengecoran.
Concrete pump dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15 Concrete Pump


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
4.3.7 Bekisting
Bekisting adalah sebuah cetakan yang bersifat sementara dimana berfungsi
untuk menahan beton selama beton tersebut dituang dan dibentuk sesuai dengan
kebutuhan yang ada dilapangan. Bekisting ini nantinya akan dilepas jika telah
memenuhi standar pada awal penetapan. Pada Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari
ini bekisting yang digunakan terbuat dari multiplek yang berbahan dasar
kayu.Bekisting dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Bekisting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

4.3.8 Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan pribadi yang harus
digunakan pada saat berada di lapangan. APD yang digunakan terdiri dari:
a. Helm Pelindung
Helm pelindung berguna untuk melindungi kepala dari segala macam bahay
yang bisa terjadi di lapangan, seperti kejatuhan benda yang bisa melukai
kepala. Dengan menggunakan helm pelindung akan meminimalisir akibat
dari kecelakaan yang ditimbulkan di lapangan.Helm pelindung dapat
dilihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Helm Pelindung


(Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)

b. Rompi Safety
Rompi safety adalah APD yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
saat dilapangan. Dimana pada rompi yang memiliki reflektor dapat
memantulkan efek cahaya untuk memberikan perlindungan optimal pada
penggunanya, sehingga dapat mengurangi dampak yang lebih berbahaya.
Rompi safetydapat dilihat pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 Rompi Safety


(Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
c. Sepatu Safety
Sepatu safety merupakan alat yang digunakan untuk melindungi kaki dari
berbagai hal yang bisa saja terjadi dilapangan yang dapat membahayakan
kaki. Semua orang yang datang langsung dilapangan wajib menggunakan
sepatu safety. Dengan demikian dapat mengurangi resiko yang dapat melukai
kaki. Sepatu safetydapat diilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Sepatu Safety


(Sumber : Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
BAB 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik, serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah
yang ditemui di lapangan.Pada dasarnya pekerjaan proyek dilakukan atas dasar
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah ditetapkan dan disetujui ketika
tanda tangan kontrak. Sering kali terjadi ketidak sepahaman antara kontraktor,
konsultan perencanan serta konsultan pengawas, sehingga hal-hal tersebut akan
memicu kendala-kendala suatu pekerjaan dalam proyek.. Oleh karena itu
pekerjaan harus terawasi berdasarkan atas kontrak serta metode pelaksanaan yang
telah disetujui sebelumnya oleh owner. Pemahaman yang benar dari pelaksanaan
maupun unsur-unsur pendukung juga harus dituntut agar pelaksanaan proyek
dapat berjalan lancar sesuai dengan time schedule yang ditentukan.
Dalam bab ini akan menguraikan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan yang
damati selama melaksanakan kerja praktek. Adapun perkerjaan yang diamati ini
meliputi pekerjaan struktur kolom dan pile cap.

5.1.1 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


Kolom adalah elemen dari rangka struktur yang memikul beban dari balok
kemudian meneruskannya ke pondasi. Pekerjaan kolom melibatkan beberapa
kegiatan antara lain: penentuan as kolom, pembuatan bekisting kolom,
pemasangan bekisting kolom, pembuatan tulangan kolom, pengecoran kolom, dan
pembongkaran bekisting kolom. Segala persiapan pekerjaan yang menyangkut
pekerjaan kolom, dilakukan semua langsung di lokasi proyek. Untuk mutu beton
yang digunakan mengecor kolom adalah K-250. Adapun langkah-langkah
pengerjaan kolom dapat dilihat pada gambar 5.1 dibawah ini.
Mulai

Pabrikasi Tulangan Kolom

Perakitan Tulangan Kolom

Pemasangan Tulangan Kolom

Pemasangan Bekisting kolom

Pengecoran kolom

Pelepasan Bekisting kolom

Selesai

Gambar 5.1 Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
Adapun detail penulangan pengamatan kolom yang ada pada proyek dapat
dilihat pada gambar di bawah:

Gambar 5.2 Detail Penulangan Struktur Kolom


(Sumber: Pt. Latebbe Putra Group, 2022)
a. Penentuan As Kolom (Pemberian Marking)
Penentuan Titik-titik аѕ kolom merupaakan hasil pekerjaan dari tim
surveyor yang melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu mаrkіnɡ berupa
titik-titik atau garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak posisi
bekisting dan tulangan pada kolom. Penentuan аѕ kolom dilakukan dengan
menggunakan alat theodolite, yaitu dengan menentukan letak as awal dan
kemudian dibuat as-as yang lainnya sesuai dengan perencanaan awal
dilapangan. Untuk titik as kolom dengan arah vertikal ditentukan berdasarkan
аѕ kolom pada lantai sebelumnya. Gambar Penentuan titik as kolom pada
proyek pembangunan Gedung Kantor Walikota Kendari dapat dilihat pada
Gambar 5.3.

Gambar 5.3 Penentuan As Kolom


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

b. Pekerjaan Pembesian Tulangan


Pekerjaan pembesian kolom merupakan pekerjaan struktur. Pekerjaan
memiliki peranan yang sangat penting dari segi kualitas pelaksanaannya.
Perakitan tulangan kolom dilakukan dengan memperhatikan gambar kerja
yang telah sudah ada.
Langkah dalam pengerjaan pembesian tulangan adalah sebagai berikut:
1. Pembesian dilakukan pada pabrikasi besi yang ada pada lokasi proyek. Di
tempat itu dilakukan perkaitan besi baik untuk memotong besi yang di
sesuaikan pada awal gambar rencana proyek Pembangunan Gedung FHIL
Universitas Halu Oleo Kendari.
Gambar 5.4 Pekerjaan Pembesian Tulangan Kolom
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
2. Pengikatan tulangan sengkang menggunakan kawat bendrat. Pengikatan
tulangan sengkang harus kokoh agar konstruksi pada tulangan yang di
rangkai tidak mudah berubah atau bergeser pada saat akan dilakukannya
pengecoran beton. Pada pekerjaan pengikatan tulangan ini dilakukan
apabila besi pada tulangan kolom utama sudah dalam keadaan berdiri
kokoh. Gambar pekerjaan pengikatan tulangan sengkang dapat dilihat pada
gambar 5.6.

Gambar 5.5 Pekerjaan Pengikatan Tulangan Sengkang


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

c. Pekerjan Pemasangan Tulangan Kolom


Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini bervariasi,Setelah
dilakukan perakitan besi tulangan di tempat pabrikasi, selanjutnya adalah
merakit produk tulangan yang sudah dibuat sesuai dengan ukuran kolom yang
ada pada gambar, esuai dengan gambar rencana dari konsultan perencana.
Diantaranya Tahapan pekerjaan pembesian kolom antara lain:
1. Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan scaffolding
mengelilingi kolom rencana. Susunan scaffolding ini untuk tempat para
pekerja merakit tulangan agar mudah dalam perakitan.
2. Jika susunan scaffolding telah berdiri, dilanjutkan dengan memasang
tulangan utama dengan menyambungkan terhadap tulangan utama
bawahnya.
3. Kemudian masukkan tulangan sengkang dari bagian atas tulangan utama
yang telah tersusun sebelumnya.
4. Kaitkan antara tulangan sengkang dengan tulangan utama menggunakan
kawat bendrat.
5. Apabila diperlukan dibuat penguat sementara untuk menjaga verticality
kolom,dan pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk
selimut beton.Gambar pekerjaan pemasangan tulangan kolom dapat
dilihat pada gambar 5.7.

Gambar 5.7 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Kolom


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

d. Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan
kolom selesai. Bekisting kolom berfungsi sebagai alat untuk menahan adukan
beton agar tdak keluar dan tetap berada dalam cetakan bekisting pada saat
proswes terjadinya pengecoran. Sebelum dipasang bekisting kolom terlebih
dahulu diolesi dengan pelumas agar pada saat pelepasan bekisting mudah
dilakukan dan kolom tidak merusak permukaan kolom. Proses pemasangan
bekisting dapat dilihat pada gambar 5.8.
Gambar 5.8 Pemasangan Bekisting Kolom
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

e. Pekerjaan Pengecoran Kolom


Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan pemasangan
bekisting telah selesai dikerjakan. Pengecoran kolom menggunkan beton
ready mix dengan mutu K-250. Pengecoran kolom dilakukan melalui ujung
atas kolom dan pengecoran tidak boleh berhenti pada tengah-tengah kolom,
karena nantinya akan berakibat fatal untuk struktur tersebut. Batas pengecoran
harus dihentikan pada jarak ¼ dari bentang dari tumpuan ujung pertemuan
antara kolom dengan balok. Langkah- langkah pengecoran kolom sebagai
berikut:
1. Memastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek dengan baik.
2. Melakukan pengujian slumptest dan kuat tekan beton memalui silinder
yang telah dibuat, pengujian slumptest bertujuan untuk mengetahui nilai
slumptest.

Gambar 5.9 Slumptest


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
3. Setelah melakukan slump test beton dan memenuhi persyaratan, maka
beton dari Ready Mix kemudian di tuangkan ke penampang.

Gambar 5.10 Beton Ready Mix dituangkan ke penampungan.


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
4. Menuangkan beton segar kedalam area siap cor. Pengecoran dilakukan
dari atas kepala kolom.

Gambar 5.10 Pengecoran Kolom


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)
5. Beton yang telah dituangkan kemudian dipadatkan dengan Concrete
vibrator. Guna meratakan dan meminimalisir terjadinya kekosongan atau
adanya rongga udara pada saat pengecoran.

f. Pelepasan Bekisting Kolom


Pelepasan bekisting kolom dilakukan setelah beton telah mengalami pengerasan
pada kolom yang telah di cor. Pada Proyek Pembangunan Gedung FHIL
Universitas Halu Oleo Kendari pelepasan bekisting kolom dilakukan setelah
24 jam dari proses pengecoran. Pelepasan bekisting kolom dapat dilihat pada
gambar 5.12.
Gambar 5.12 Pelepasan Bekisting Kolom
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

5.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Pile cap


Pile cap adalah bagian struktur sebuah bangunan yang dirancang untuk
menopang beban dari kolom, yang akan disebarkan lebih lanjut ke tiang pancang.
Penegerjaan pile cap memiliki peran penting dala menetukan lokasi kolom pada
titik pusat fondasi. Pada proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan
Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari perencanaan pile cap
menggunakan tulangan D,8,D10,D12 dan D19,mm. Sedangkan mutu beton yang
digunakan untuk pile cap menggunakan mutu beton K-250.

Gambar 5.13 Potongan dan Detail Pile Cap


(Sumber: Pt. Latebbe Putra Group, 2022)
Mulai

Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pemancangan

Pekerjaan Galian

Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan Pemasangan Bekisting

Pekerjaan Pengecoran

Pelepasan Bekisting

Selesai

Gambar 5.14 Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

a. Pekejaan Pemancangan (Steel Sheet Pile)


Proses pemancangan dilakukan sebelum proses pekerjaan galian pada pile
cap. Proses pemancangan dilakukan dengan bantuan alat yaitu excavator
vibro. Pada proses pemancangan terlebih dahulu memasang guide beam yang
telah di tentukan titiknya oleh surveyor dan pada saat saat proses
pemancangan, tiang tetap berada pada posisi lurus agar dalam pemancangan
berjalan dengan maksimal.
Gambar 5.15 Pekerjaan Pemancangan
(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
b. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian pile cap dilakukan dengan penentuan as pile cap dengan
menggunakan alat theodolite dan waterpass yang ditandai dengan
pemasangan patok-patok as pile cap. Sedangkan untuk kedalaman pada galian
disesuaikan dengan dimensi pada pile cap Gedung Kantor Walikota Kendari
yang akan di cek ke, balin oleh surveyor.

Gambar 5.16 Pekerjaan Galian


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
c. Pekerjaan Pembesian
Pembesian pada pile cap dilakukan setelah besi terpotong sesuai
kebutuhan oleh bagian pabrikasi. Perakitan tulangan merupakan awal dari
pekerjaan pembesian tersebut baik diatas maupun dibawah. Untuk
pemasanagn angkur dikerjaakan diatas lantai kerja sesuai dimensi yang telah
direncanakan.
Gambar 5.17 Pekerjaan Pembesian
(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)

Gambar 5.18 Pekerjaan Penulangan


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
d. Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting ini dilakukan setelah selesainya proses pembesian
dan penulangan pada pile cap. Pada proses pemasangan bekisting
menggunakan material berupa kayu/multiplek.

Gambar 5.19 Pemasangan Bekisting


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
e. Pengecoran Pile Cap
Proses pengecoran yaitu dengan memasukkan campuran beton kedalam
cetakan atau bekisting yang telah diberi tulangan dan setelah beton telah
dituang ke dalam bekisting selanjutnya memasukkan concrete vibrator
disetiap rongga besi agar tidak terjadi kekosongan yang terjadi pada suatu
ruang dan proses pengecoran berjalan dengan maksimal.

Gambar 5.20 Pengecoran Pile Cap


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
f. Pelepasan bekisting Pile Cap
Pelepasan bekisting Pile Cap dilakukan setelah beton dianggap mulai mengeras.
Hal ini agar beton mengeras dengan sempurna pada saat pelepasan bekisting.
Pada Proyek Pembangunan Gedung FHIL Universitas Halu Oleo Kendari
bekisting pile cap dilepas setelah 24 jam setelah proses pengecoran.

Gambar 5.21 Pelepasan Bekisting Pile Cap


Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
5.2 ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI

5.2.1 Analisis Permasalahan Proyek


Banyak faktor yang menyebabkan permasalahan itu terjadi dalam suatu
proses konstruksi. Permasalahan dapat menggangu kelancaran pekerjaan, sehingga
dibutuhkan pengalaman dan pemahaman masalah dalam mengatasi berbagai
masalah yang mungkin dapat terjadi. Ada beberapa permasalahan yang terjadi
pada proyek pembangunan Gedung FHIL Universitas Halu Oleo Kendari antara
lain:
a. Masalah Teknis
Masalah teknis merupakan kesalahan yang tidak terduga terjadi sehingga harus
dengan matang dan teliti dalam perencanaan yang dilakukan karena apa yang
sudah di rencankan di awal proyek tetapi yang terjadi dilapangan adalah
sebaliknya. Beberapa kendala teknis yang ada pada Proyek Pembangunan
Gedung FHIL Universitas Halu Oleo Kendari adalah:
1. Pada Proyek Pembangunan Kantor Walikota Kendari Pelaksanaan
prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja menerapkan aturan yang
berlaku serta memberikan batasan-batasan dalam pekerjaan kontruksi agar
pekerjaan kontruksi berjalan dengan baik tanpa menimbulakan bahaya.
Namun dilapangan banyak mendapatkan penerapan K3 yang belum
maksimal contohnya seperti para pekerja masih banyak yang belum
mengunakan helm proyek, rompi safety, serta sepatu pelindung saat
bekerja.

Gambar 5.22 Beberapa Pekerja tidak memakai APD


(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktik, 2022)
2. Banyak desain gambar yang tidak sinkron antara gambar arsitektur,
gambar struktur, dan gambar MEP. Oleh karena itu pekerjaan pertama
seorang drafter saat awal proyek adalah superimpose gambar. Hal ini
untuk meminimalisir kesalahan gambar. Penyebabnya adalah kurangnya
koordinasi antara perencana arsitek, perencana struktur dan perencana
MEP. Sehingga saat gambar digabungkan tidak sinkron.
b. Masalah Non Teknis
Masalah non teknis adalah masalah yang berhubungan dengan kendala-kendala
yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan
sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non
teknis. Permasalahan non teknis ini berbeda dengan masalah teknis. Masalah
non teknis pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo Kendari yaitu Proyek berada di
dalam kawasan kampus, sehingga truk-truk besar yang kearah proyek bisa
saja mengganggu aktivitas orang-orang yang berada di dalam area kampus.

5.2.2 Solusi Permaasalahann Proyek


Dalam setiap permasalahan yang terjadi pada kegiatan konstruksi
harus dipecahkan dan dicari solusi untuk menyelesaikannya. Dalam hal ini
ada beberapa opsi yang dapat dilakukan oleh pihak kontraktor, solusi atas
masalah atau persoalan yang dihadapi proyek pembangunan Gedung
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo
Kendari yaitu:
a. Solusi Masalah Teknis
1. Manajemen K3 senantiasa tegas aktif dalam mengawasi tenaga kerja agar
selalu mengunakan APD saat melakukan pekerjaan. Pengawas K3 juga
harus aktif dalam mensosialisasi terkait pentingnya penggunaan alat
pelindung saat bekerja agar para pekerja mempunyai pengetahuan terkait
pentingnya keselamatan dan kesehatan saat bekerja. Selain itu K3 juga
memberi sangsi kepada para pekerja yang tidak menggunakan APD
tujuannya agar para pekerja tetap mengnomorsatukan kesehatan dan
keselamatan kerja.
2. Untuk pihak Drafter agar lebih teliti dalam mendetail dalam melakukan
penggambaran. Agar tidak terjadi kesalapahaman pekerja dan pihak yang
berkaitan dalam memahami maksud dari gambar rencana. Sehingga saat
gambar digabungkan sesuai dengan harapan dan selalu melakukan
kordinasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan agar dapat meminimalisir
kesalahan yang akan terjadi dilapangan.
b. Solusi Masalah Non Teknis
Pihak keamanan atau satpam yang bertugas mengatur lalu lintas atau
memberi tanda adanya pekerjaan pembangunan agar para pengguna jalan
mengetahui adanya pekerjaan pembangunan di area tersebut.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Kerja Praktik di proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Kendari. Pada
Proyek Pembangynan Gedung Fakultas Kehutanan dan ilmu Lingkungan (FHIL)
Universitas halu Oleo Kendari dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Memahami tahapan pada proses pelaksanaan pekerjaan kolom pada sebuah
gedung.
b. Mengetahui dan memahami proses pelaksanaan pekerjaan struktur pekerjaan
pile cap pada sebuah gedung.
c. Dapat menambah wawasan ilmu dan penghetahuan serta pengalaman dalam
dunia kerja khususnya dalam proyek konstruksi bangunan.

6.2 SARAN
Pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Kehutanan dan ilmu
Lingkungan (FHIL) Universitas Halu oleo Kendari, dapat pula ditemukan
beberapa kendala yang terjadi dilapangan yang diluar dugaan sehingga dapat
meyebabkan beberapa masalah yang ada. Adapun saran dari penulis untuk
pengembangan proses pengamatan kerja praktik kedepannya adalah sebagai
berikut:
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan seringkali penulis menjumpai
tenaga kerja yang kurang memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) dengan tidak memakali APD yang sesuai. Mengingat pentingnya
aspek K3 dalam pelaksanaan proyek maka sebaiknya hal ini lebih
diperhatikan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Di dalam lingkup proyek harus tetap menjaga sopan santun sebagai
perwakilan yang membawa nama kampus serta jurusan dengan mematuhi
segala peraturan yang dibuat oleh pihak perusahaan dalam ruang lingkup
kerja praktik.
c.
DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah, Ilham Yudi., (2020). Proyek Pembangunan Gedung Kantor Walikota


Kota Kendari Pengamatan Kolom dan Balok, Laporan Kerja Praktik.
Universitas Teknologi Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. (2002). SNI-07-2052-2002 Baja Tulangan Beton.
Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI-15-2049-2004 Semen Portland. Jakarta :
Badan Standarisasi Nasional.
Google Maps. 2021. “Peta Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kantor Walikota
Kota Kendari”.
PT. Guna Karya. (2020). “Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Spesifikasi Teknis)
Review Pembangunan Gedung Kantor Walikota Kota Kendari”. Kendari:
General Contractor, Developer, Perdagangan Umum.
PT. Guna Karya. (2020). “Time Schedule, Pembangunan Gedung Kantor Walikota
Kota Kendari”. Kendari: General Contractor, Developer, Perdagangan
Umum.
Universitas Teknologi Yogyakarta. (2021). Pedoman Umum Teknis Penulisan
Ilmiah Fakultas Sains dan Teknologi. Yogyakarta.
Universitas Teknologi Yogyakarta. 2020. Panduan Pelaksanaan Kerja Praktik.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai