Anda di halaman 1dari 16

MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,

Volume 4(2),4(1),
Volume September
Maret 2019

SAHRONI
Volume 4(1), Maret 2019 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X
(online)
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah
sebagai Strategi Meningkatkan
Contents Partisipasi
Masyarakat dalam Program KOTAKU
Kata Pengantar. [ii]
ABSTRAKSI: Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan bagaimana partisipasi masyarakat
dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis masalah untuk mendukung keberhasilan Program
RONALD
KOTAKU (Kota ALLAN TanpaS.Kumuh)
MABUNGA & MARIA
di Kabupaten BandungELJIE M. MABUNGA,
Barat, Jawa Barat, Indonesia. Tujuannya adalah
Conflict Management secara
untuk mendeskripsikan amongsistematis,
Selected faktual,
Officials
danofakurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat model
pembelajaran
State Universitiesmasyarakat berbasisinmasalah
and Colleges dalam impelemenatasi
the Philippines. [1-20] program KOTAKU, sehingga dapat
memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemandirian masyarakat. Penelitian ini menggunakan
pendekatan dan metode deskriptif-kualitatif. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumentasi,
PURWADHI,
wawancara, dan observasi. Data kemudian dianalisis berdasarkan konsep pembangunan masyarakat,
Pembelajaran
pembelajaran, Inovatif dalam Pembentukan
dan pemberdayaan masyarakat. Karakter Siswa.menggambarkan
Hasil penelitian [21-34] bahwa telah terjadi
perubahan perilaku positif; perkembangan kemampuan dalam memecahkan masalah; memaknai informasi;
serta berpikir reflektif dan evaluatif pada masyarakat. Penelitian ini, akhirnya, menyimpulkan bahwa secara
I MADE YUDA SURYAWAN,
statistik, partisipasi masyarakat dalam I WAYAN SANTYASA
dimensi kontribusi mencapai&30% dalam pelaksanaannya.
I GEDE
KATA KUNCI:ARISKotaGUNADI,
Tanpa Kumuh; Partisipasi Masyarakat; Pembelajaran Berbasis Masalah.
Keefektifan Model Problem Based Learning dan Motivasi Berprestasi Siswa
ABSTRACT: “Problem-Based Community Learning as a Strategy to Increase Community Participation in
dalam Pencapaian
KOTAKU Program”.Prestasi Belajar
This research Fisika. [35-54]
was organized based on the phenomena of how community participation
can be improved through problem-based learning to support successful outcomes of KOTAKU (Kota Tanpa
Kumuh or City
LEILANI Without Slums)
C. LUCERO &Program
JOSE M. in the Regency of Bandung
OCAMPO, JR., Barat, West Java, Indonesia. This research
was aimed to describe the facts and characteristics of problem-based community learning models in a
Emotional Intelligence and Leadership Trait among Master Teachers. [55-72]
systematic, factual, and accurate way to implement KOTAKU Program, so that it will give a positive impact on
increasing community independence. This study uses a descriptive-qualitative approach and method. The data
ENDANG
were collectedKOMARA,
by employing document analysis techniques, interviews, and observations. The data were, then,
analyzed based on the concept
Kompetensi Profesional of community
Pegawai ASN development, learning, and community empowerment. The results
of the study reveal that there are changing in positive behavior; the development of the ability to solve problems;
(Aparatur Sipil Negara)
interpret information; di Indonesia.
and reflective [73-84]
and evaluative thinking of the community. This study, finally, concluded that
statistically, community participation in the contribution dimension reached 30% in its implementation.
KEY WORD: City Without Slums; Community
Info-mimbardik-edutainment. [85-92] Participation; Problem-Based Learning.
About the Author: Dr. Sahroni adalah Dosen pada Program Studi Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat,
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan (Indonesian Journal for Educational Studies). This
Indonesia. Untuk kepentingan akademik, Penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: syahroni.roni@ymail.com
journal, with ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online), was firstly published on March 11, 2016, by UPI (Indonesia
Suggested Citation: Sahroni. (2019). “Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah sebagai Strategi Meningkatkan
University of Education) Press in Bandung and orgnized by the Lecturers of UPI Journal Developer Team. The MIMBAR
Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
PENDIDIKAN is a new version journal from the old journal with the similar name that was published since 1995 to 2005.
Volume 4(2), September, pp.143-158. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868
This journal is dedicated not only for Indonesian scholars who concern about educational studies, but also welcome to the
(print) and 2503-457X (online).
scholars of Southeast Asian countries and around the world who care and share related to the educational studies in general.
Article Timeline: Accepted (July 10, 2019); Revised (August 24, 2019); and Published (September 30, 2019).
The MIMBAR PENDIDIKAN journal is published twice a year i.e. every March and September.

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 143i
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

PENDAHULUAN jawab Pemerintah, melainkan tanggung


Permasalahan kawasan pemukiman jawab bersama antara Pemerintah Pusat,
kumuh di Indonesia perlu mendapat Pemerintah Daerah, Swasta, dan juga
perhatian yang sungguh-sungguh dalam Masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam
penanganannya, karena kondisinya sudah menangani kawasan pemukiman kumuh
memprihatinkan. Menurut data dari penting, karena masyarakat cenderung
Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan bersentuhan langsung dengan akar penyebab
Perumahan Rakyat), sampai dengan tahun munculnya kawasan pemukiman kumuh
2016, di Indonesia terdapat 35,291 hektar tersebut (cf Madiasworo, 2017; Ulya, 2018;
kawasan pemukiman kumuh; dan seluas dan Lamsi, 2019).
2,848 hektar berada di Provinsi Jawa Barat Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh)
(Kementerian PUPR, 2016a dan 2016b; merupakan program pemerintah yang
Ditjen Cipta Karya, 2017; dan Bathari, dalam pelaksanaannya melibatkan unsur
Limba & Mustafa, 2018).1 Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang Swasta, dan unsur Masyarakat. Program
memiliki kawasan pemukiman kumuh yang KOTAKU merupakan pengembangan dari
luas adalah Kabupaten Bandung Barat, yaitu Program NPM2K (Nasional Pemberdayaan
121.71 hektar. Keberadaannya tersebar di Masyarakat Mandiri Perkotaan), yang
7 Desa dan 4 Kecamatan, yaitu: Kecamatan secara khusus menangani masalah kawasan
Ngamprah, Kecamatan Lembang, perumahan dan pemukiman kumuh.
Kecamatan Padalarang, dan Kecamatan Kawasan pemukiman kumuh dimaksud
Cililin. Kawasan kumuh tertinggi berada di yaitu pemukiman yang tidak layak huni,
Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
dengan 26.31 hektar; diikuti Desa Ciburuy, kepadatan bangunan yang tinggi, dan
Kecamatan Padalarang, dengan 11.71 hektar; kualitas bangunan serta sarana dan prasarana
dan Desa Bongas dengan 10.81 hektar.2 yang tidak memenuhi syarat (Tsanita, 2016;
Pemukiman kumuh adalah Fitrianingsih, 2018; dan Ulya, 2018).
pemukiman yang tidak layak huni, karena Keterlibatan masyarakat sekitar dalam
ketidakteraturan bangunan, tingkat program ini penting, sekali lagi, karena
kepadatan bangunan yang tinggi, dan masyarakat bersentuhan langsung dengan
kualitas bangunan serta sarana dan prasarana akar penyebab munculnya pemukiman
yang tidak memenuhi syarat. Perumahan kumuh. Itulah sebabnya, program KOTAKU
kumuh adalah perumahan yang mengalami dilaksanakan melalui proses pembelajaran
penurunan kualitas fungsi sebagai tempat msyarakat dan pelembagaan nilai-nilai
hunian (Nursyahbani & Pigawati, 2015; universal kemanusiaan, atau value best
Madiasworo, 2017; dan Untari, 2017). develeopment; prinsip-prinsip universal
Penanganan kawasan pemukiman kemasyarakatan, atau good gevernance;
kumuh bukan hanya menjadi tanggung serta prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan, atau sustainable developmnet
1
Lihat juga, misalnya, “Waduh di Jabar Ada 2.848
Kawasan Pemukiman Kumuh” dalam https://finance.detik.
(Theresia, 2014; Bathari, Limba &
com/.../waduh-dijabarada-2848-kawasan-pemukiman- Mustafa, 2018; dan Nurhasanah, 2019).
kumuh [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 18 Permasalahannya, sekarang, adalah
Maret 2019].
2
Lihat “Padalarang: Antara Kemewahan dan Kawasan
bagaimana partisipasi masyarakat dapat
Paling Kumuh di Bandung Barat” dalam https://www. ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis
pikiran-rakyat.combandung-raya-padalarang-antara- masalah?
kemewahan-dan-kawasan-paling-kumuh-di-bandung-
barat-428393 [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia:
Kajian Pustaka. Program KOTAKU
18 Maret 2019]. (Kota Tanpa Kumuh), pada dasarnya,

144 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

merupakan upaya membangun masyarakat berperan aktif. Pembangunan masyarakat


yang bertumpu pada pembangunan merupakan suatu gerakan yang meliputi
manusia. Menurut UNDP-HDR (United berbagai program pembangunan masyarakat,
Nations Development Programme – Human baik yang dimotori oleh pemerintahan
Development Report), pada tahun 2015, setempat maupun oleh lembaga-lembaga
dimensi pembangunan manusia di era non-pemerintahan (Sururi, 2015; Arsyad,
modern terdiri dari dua aspek. Pertama, 2017; dan Hasan & Azis, 2018).
peningkatan kemampuan manusia, yang Kegiatan pendataan dan pengorganisasian
terdiri dari peningkatan waktu hidup secara mandiri dan usaha-usaha kerjasama
yang lebih lama dan sehat, peningkatan pihak penduduk dari komunitas yang
pengetahuan, serta peningkatan standar bersangkutan merupakan upaya yang
kehidupan yang layak. Kedua, penciptaan utama dari pembangunan masyarakat, yang
kondisi yang memungkinkan terjadinya perlu mendapat bantuan secara teknis dari
partisipasi dalam politik dan komunitas, pemerintah atau lembaga sukarela. Dalam
kondisi lingkungan dalam jangka panjang, pernyataan tersebut, ada suatu gerakan yang
hak dan rasa aman bagi setiap individu, serta direncanakan untuk meningkatkan taraf
terciptanya kesetaraan dan keadilan sosial kehidupan yang lebih baik dari segenap
(Kementerian PUPR, 2016a; Ditjen Cipta anggota masyarakat melalui partisipasi
Karya, 2017; dan Siswoyo, 2017).3 aktif dan adanya inisiatif dari komunitasnya
Model pembangunan yang berpusat pada (Mulyono, 2008; Arsyad, 2017; dan Hasan
manusia (people centered) menekankan & Azis, 2018).
bahwa pembangunan bukan sekedar Dengan kata lain, memberdayakan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, masyarakat menjadi satu kesatuan kerja
pendapatan nasional atau GNP (Gross dengan lembaga-lembaga pemerintahan
National Product), serta terpenuhinya lokal. Intinya, pembangunan masyarakat
kebutuhan dasar masyarakat, tetapi yang harus bertumpu dan bermuara pada
lebih penting lagi adalah pada upaya community development. Dalam
meningkatkan kualitas manusia agar dapat konteks ini, community menunjuk pada
meningkatkan partisipasi secara nyata kualitas pembangunan masyarakat yang
dalam berbagai aktivitas kehidupan untuk menempatkan pentingnya suatu hubungan
mendorong terciptanya kegiatan produktif sosial dalam masyarakat setempat.
yang bernilai tinggi (Mardikanto, 2012; Manakala development menunjuk pada
Arsyad, 2017; dan Hasan & Azis, 2018).4 arah pembangunan masyarakat yang
Secara konseptual, pembangunan memiliki sifat gerakan komunitas, yakni dari
masyarakat (community development) masyarakat yang terencana dan berproses
dirancang untuk meningkatkan taraf menuju ke arah suatu pembangunan yang
kehidupan masyarakat secara menyeluruh menyeluruh (Mulyawan, 2016; Arsyad,
dengan mendorong masyarakat untuk lebih 2017; dan Hasan & Azis, 2018).
Pembangunan manusia, yang menjadi
3
Lihat juga, misalnya, “Hakikat Pembangunan
tumpuan pembangunan masyarakat,
Manusia: Definisi Human Development Index (HDI), tidak bisa terlepas dari pendidikan dan
Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia, dan pembelajaran. Adanya pembangunan
Permasalahan Terkini” dalam https://www.ajarekonomi.
com/.../hakikat-pembangunan-manusia-h [diakses di
masyarakat dapat memberdayakan nilai-
Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 19 Februari 2019]. nilai pemahaman, kesadaran, kepedulian,
4
Lihat juga, misalnya, “Pendekatan Partisipatif dalam suka rela, dan partisipasi yang ditumbuh-
Pemberdayaan Masyarakat” dalam http://digilib.uin-Suka.
Ac.Id/8286/1/Aziz muslim [diakses di Lembang, Jawa
kembangkan di masyarakat; juga
Barat, Indonesia: 30 Maret 2019]. semakin memperjelas peran pendidikan

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 145
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

dan pembelajaran dalam pembangunan dengan pengisia pengetahuan untuk mencari


masyarakat. Dari sejumlah model solusi dari sebuah permasalahan; (9)
pembelajaran yang berkembang di Keterbukaan proses dalam PBM meliputi
Indonesia, model pembelajaran masyarakat sintesis dan integrasi dari sebuah proses
berbasis masalah dinilai cocok untuk belajar; serta (10) PBM melibatkan evaluasi
diterapkan dalam Program KOTAKU, dan reviu pengalaman siswa dan proses
yakni singkatan dari “Kota Tanpa Kumuh” belajar (Ibrahim & Nur, 2000; Rusman,
(cf Irvan, 2017; Yuniani, Putri & Rosyida, 2011:230; and Arsil, 2019).
2017; Zuharya, 2017; Apriliana, 2018; dan Karakteristik pembelajaran berbasis
Kusuma, Rande & Apriliana, 2018). masalah erat kaitannya dengan belajar
Pembelajaran berbasis masalah melalui tukar belajar yang disejajarkan
merupakan penggunaan berbagai macam dengan belajar mengarahkan diri, yaitu
kecerdasan yang diperlukan untuk seorang yang mempelajari materi atau
melakukan konfrontasi terhadap tantangan keahlian tertentu bersama orang lain, yang
dunia nyata; serta kemampuan untuk mau menjadi pembelajar atau sumber
menghadapi segala sesuatu yang baru belajar. Manakala partisipasi masyarakat
dan kompleksitas yang ada. Pendekatan merupakan wujud partisipasi yang diberikan
pembelajaran berbasis masalah berkaitan oleh masyarakat terhadap program. Bentuk-
dengan penggunaan intelegensia dari dalam bentuk partisipasi masyarakat meliputi
diri individu yang berada di dalam sebuah partisipasi dalam bentuk buah pikiran atau
kelompok orang atau lingkungan untuk keahlian, pembiayaan atau uang, tenaga
memecahkan masalah yang bermakna, atau fisik, dan material (Rusman, 2011;
relevan, dan kontekstual (Ibrahim & Nur, Rohimat, Rahmawati & Seran, 2015; dan
2000; Rusman, 2011:230; and Arsil, 2019). Nurzen et al., 2019).
Kaitannya dengan hal tersebut, Rusman Partisipasi masyarakat dalam proses
(2011) dan sarjana lainnya menjelaskan penyelenggaraan Program KOTAKU (Kota
bahwa karakteristik pembelajaran berbasis Tanpa Kumuh) merupakan keikutsertaan
masalah adalah sebagai berikut: (1) masyarakat dalam kegiatan yang
Permasalahan menjadi starting point dilaksanakan, yang meliputi: partisipasi
dalam belajar; (2) Permasalahan yang pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
diangkat adalah permasalahan yang ada tahap evaluasi atau monitoring, dan tahap
di dunia nyata, yang tidak terstruktur; (3) pemanfaatan hasil (Rohimat, Rahmawati &
Permasalahan membutuhkan perspektif Seran, 2015; Christianingrum & Djumiarti,
ganda atau multiple perspective; (4) 2017; dan Hadi & Umilia, 2018).
Permasalahan menantang pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi METODE
yang kemudian membutuhkan identifikasi Penelitian ini menggunakan metode
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam deskriptif kualitatif untuk melihat lebih
belajar; (5) Belajar pengarahan diri dalam bentuk partisipasi, tingkat partisipasi,
menjadi hal utama; (6) Pemanfatan sumber dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yang beragam, penggunaannya, partisipasi hasil pembelajaran berbasis
dan evaluasi sumber informasi merupakan masalah. Metode kualitatif sering digunakan
proses yang esensial dalam PBM atau untuk melihat lebih dalam suatu fenomena
Proses Belajar-Mengajar; (7) Belajar adalah sosial, termasuk di dalamnya kajian
kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif; terhadap ilmu pendidikan, manajemen
(8) Pengembangan keterampilan inquiry dan administrasi bisnis, kebijakan publik,
dan pemecahan masalah sama pentingnya pembangunan, atau pun hukum. Temuan-

146 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

temuan kualitatif diarahkan untuk Rozikin, 2010; Kementerian PUPR, 2016a


menghasilkan perbaikan-perbaikan mutu dan 2016b; dan Ditjen Cipta Karya, 2017).5
kerja dan bermanfaat untuk kepentingan Setiap Desa mempunyai masalah
akademis (Moeloeng, 1993; Gunawan, pemukiman kumuh dan prioritas program
2013; dan Indrawan & Yaniawati, 2017:68). yang berbeda-beda,6 seperti terlihat pada
Pengumpulan data menggunakan teknik tabel 1.
studi literatur, wawancara, dan observasi Data pada tabel 1 memperlihatkan
lapangan, yang melibatkan tujuh lembaga bahwa penyelesaian masalah sampah
keswadayaan masyarakat di Kabupaten menjadi program prioritas. Berikutnya
Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. adalah masalah jalan lingkungan; drainase
Wawancara dilakukan untuk mendalami lingkungan; air bersih; dan air limbah. Tidak
informasi yang diperoleh melalui studi ada program pengamanan bahaya kebakaran
literatur dan observasi lapangan, serta dan keteraturan/kepadatan bangunan.
difokuskan kepada pendampingan yang Berkenaan dengan anggaran biaya,
dilakukan oleh fasilitator terhadap kegiatan didanai dari BDI (Bantuan Dana
lembaga keswadayaan masyarakat dan Investasi) dan swadaya masyarakat, dengan
kelompok swadaya masyarakat. Data perbandingan 70% dari BDI dan 30% dari
dianalisis berdasarkan konsep pembelajaran swadaya masyarakat (cf Rukminto, 2003;
masyarakat berbasis masalah, konsep Madiasworo, 2017; Apriliana, 2018; dan
pemberdayaan, dan konsep KOTAKU (Kota wawancara dengan Responden A, 3/7/2018).
Tanpa Kumuh), sehingga dapat dirumuskan Swadaya masyarakat, yang sering
kesimpulan (Sugiyono, 2009; Gunawan, disejajarkan dengan partisipasi masyarakat,
2013; dan Indrawan & Yaniawati, 2017). adalah keterlibatan langsung masyarakat
dalam penyelesaian masalah pemukiman
HASIL DAN PEMBAHASAN kumuh, yang meliputi kontribusi,
Sasaran dan Prioritas Program. Sasaran pengorganisasian, dan pemberdayaan
Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh), masyarakat. Indikator kontribusi masyarakat
pada dasarnya, adalah daerah-daerah yang meliputi pemikiran, dana, tenaga, dan
memenuhi indikator kumuh. Ada tujuh sarana. Indikator pengorganisasian
indikator kawasan pemukiman kumuh, masyarakat meliputi model
yaitu: kondisi bangunan (keteraturan, pengorganisasian, struktur pengorganisasian,
kepadatan, dan kondisi fisik); jalan unsur-unsur pengorganisasian, dan
lingkungan; drainase lingkungan; air fungsi pengorganisasian. Serta indikator
limbah; air bersih/air minum; pengelolaan pemberdayaan masyarakat meliputi aksi
persampahan; dan pengamanan bahaya masyarakat, motivasi masyarakat, dan
kebakaran. Namun, sesuai dengan Surat tanggung jawab (cf Rohimat, Rahmawati &
Keputusan Bupati Bandung Barat, Seran, 2015; Tsanita, 2016; Ulya, 2018; dan
Nomor 663/Kep/447/Disperkim/2017, wawancara dengan Responden A, 3/7/2018).
ditetapkan bahwa kawasan perumahan Dilihat dari dimensi kontribusi dan
kumuh dan pemukiman kumuh perkotaan
di Kabupaten Bandung Barat, yaitu: 5
Lihat juga, misalnya, “Surat Keputusan Bupati
Kecamatan Padalarang, yang meliputi Desa Bandung Barat, Nomor 663/Kep.447/Disperkim/2017
tentang Penetapan Wilayah Penerima Program Kota Tanpa
Padalarang, Ciburuy, dan Kertamulya; Kumuh”. Arsip Tidak Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki
Kecamatan Ngamprah, yang meliputi Desa oleh Penulis.
Mekasari dan Cimareme; serta Kecamatan 6
Lihat, misalnya, “Laporan Pelaksanaan Program
KOTAKU KBB (Kota Tanpa Kumuh Kabupaten Bandung
Lembang, yang meliputi Desa Lembang dan Barat) Tahun 2018”. Naskah Tidak Diterbitkan. Tersedia
Gudangkahuripan (Kurnia, Sjamsudin & dan dimiliki oleh Penulis.

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 147
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

Tabel 1:
Data Pelaksanaan Program KOTAKU Kabupaten Bandung Barat Tahun 2018

Desa KSM Progam Kegiatan Volume Satuan


Padalarang Garuda 3 Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 133 M
Padalarang Garuda 4 Drainase Lingkungan 140 M
Padalarang Walet 2 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Padalarang Walet 1 Sumur Bor 1 Unit
Padalarang Walet 4 Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 93 M
Padalarang Rajawali 3 Sumur Bor 1 Unit
Padalarang Rajawali 4 Drainase Lingkungan 500 M
Padalarang Rajawali 1 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Padalarang Gagak 1 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Padalarang Gagak 2 Sumur Bor 1 Unit
Padalarang Gagak 3 Sumur Bor 1 Unit
Padalarang Gagak 4 Septictank Komunal 2 Unit
Ciburuy CIP 1 Drainase Lingkungan 137 M
Ciburuy Senada 1 Drainase Lingkungan 123 M
Ciburuy Senada 2 Tempat Pembuangan Sampah Sementara 1 Unit
Ciburuy Mawar 1 Drainase Lingkungan 100 M
Ciburuy Mawar 2 Drainase Lingkungan 100 M
Ciburuy Mawar 3 Drainase Lingkungan 63 M
Ciburuy Sidang Barokah Drainase Lingkungan 200 M
Ciburuy Ciburuy Berseka 1 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Ciburuy Ciburuy Berseka 2 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Ciburuy Ciburuy Berseka 3 Gerobak/Motor Sampah 2 Unit
Ciburuy CIP 2 Drainase Lingkungan 100 M
Kertamulya POS Kulon 1 Perpipaan 568 M
Kertamulya POS Kulon 3B Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Kertamulya POS Kulon 3B Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 293 M
Kertamulya POS Kulon 4 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Kertamulya POS Wetan 11A Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 361 M
Kertamulya POS Wetan 11B Sumur Bor 1 Unit
Kertamulya POS Wetan 11C Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Kertamulya POS Wetan 12 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Kertamulya POS Wetan 13A Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 532 M
Kertamulya POS Wetan 13B Drainase Lingkungan 180 M
Kertamulya Cikurai 14A Septictank Komunal 3 Unit
Kertamulya Cikurai 14C Drainase Lingkungan 50 M
Kertamulya Cikurai 14C Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 114 M
Kertamulya Cikurai 14B Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Kertamulya POS Kidul 18 Drainase Lingkungan 350 M
Kertamulya POS Kidul 19 Jalan Lapen (Lapisan Penetrasi) 173 M
Mekarsari Mandiri Jalan Paving Block 128 Meter
Mekarsari Bina Warga Jalan Paving Block 148 Meter
Mekarsari Mekar Laksana Jalan Paving Block 89 Meter
Mekarsari Berseka Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Mekarsari Berseka  2 Sumur Bor 1 Unit
Cimareme Tegar Jalan Paving Block 235 Meter
Cimareme Kuat Drainase Lingkungan 235 Meter
Cimareme Kokoh Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Cimareme Kokoh Sumur Bor 1 Unit
Lembang Bina Usaha 2 Jalan Aspal Hotmix 54 Meter

148 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

Desa KSM Progam Kegiatan Volume Satuan


Lembang Bina Usaha 3 Drainase Lingkungan 200 Meter
Lembang Bina Usaha 1 Jalan Aspal Hotmix 200 Meter
Lembang Bina Usaha 2 Drainase Lingkungan 34 Meter
Lembang Bina Usaha 3 Jalan Beton 106 Meter
Lembang Patrio Jalan Aspal Hotmix 152 Meter
Lembang Patrio Jalan Aspal Hotmix 91 Meter
Lembang Boscha Sejahtera Perpipaan 420 Meter
Lembang Boscha Sejahtera Jalan Aspal Hotmix 200 Meter
Lembang Seruni1 Septictank Komunal 3 Unit
Lembang Seruni 2 Jalan Aspal Hotmix 230 Meter
Lembang Seruni 3 Drainase Lingkungan 72 Meter
Lembang Bintang Kejora 1 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Lembang Bintang Kejora 2 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Lembang Bintang Kejora 3 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Gudangkahuripan Ampar Jagat 2 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Gudangkahuripan Ampar Jagat 3 Gerobak/Motor Sampah 1 Unit
Gudangkahuripan Lembah Asri 2 Jalan Paving Block 40 Meter
Gudangkahuripan Lembah Asri 2 Saluran Pembuangan Limbah Rumah 350 Meter
Tangga
Gudangkahuripan Lembah Asri 2 Tempat Pembuangan Sampah Sementara 1 Unit
Gudangkahuripan Sasakala Jalan Aspal Hotmix 242 Meter
Gudangkahuripan Sasakala Saluran Pembuangan Limbah Rumah 197 Meter
Tangga
Gudangkahuripan Sasakala MCK Mandi + Cuci + Kakus 1 Unit

swadaya, partisipasi masyarakat dalam (Sahroni, 2013; Irvan, 2017; Apriliana,


menangani masalah pemukiman kumuh di 2018; dan wawancara dengan Responden B,
Kabupaten Bandung Barat termasuk bagus, 3/7/2018).
yakni bisa menghemat anggaran sebesar Partisipasi masyarakat pada setiap
30% (cf Rukminto, 2003; Madiasworo, tahapan kegiatan terlihat dari kegiatan
2017; Apriliana, 2018; dan wawancara berikut: (1) Tahap Persiapan; (2) Tahap
dengan Responden A, 3/7/2018). Pelaksanaan; serta (3) Tahap Evaluasi dan
Partisipasi Masyarakat. Bentuk Tindak Lanjut. Masing-masing tahap dapat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dijelaskan, sebagai berikut:
Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Pertama, Tahap Persiapan. Tahap ini
dibagi menjadi tiga, yaitu: dimensi meliputi kegiatan-kegiatan, seperti: rembug
kontribusi, dimensi pengorganisasian, dan kesiapan warga untuk menyatakan kesiapan
dimensi pemberdayanaan masyarakat. menerima atau menolak dilaksanakannya
Ketiga dimensi tersebut diperlihatkan pada Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh).
setiap tahapan kegiatan, yang meliputi tahap Kehadiran warga dalam kegiatan ini
persiapan, pelaksanaan, tahap evaluasi, diperlukan agar keputusan yang diambil
dan tindak lanjut. Secara rinci, tahapan merepresentasikan suara masyarakat (cf
pemberdayaan masyarakat meliputi rembug Sahroni, 2013; Kementerian PUPR, 2016b;
kesiapan warga, sosialisasi program, Yuniani, Putri & Rosyida, 2017; dan
pendataan relawan, refleksi, pemetaan wawancara dengan Responden B, 3/7/2018).
swadaya, penguatan atau pembentukan Sosialisasi awal mengenai substansi
badan keswadayaan masyarakat, Program KOTAKU untuk menumbuhkan
penyusunan perencanaan, pelaksanaan pemahaman dan kesadaran kritis tentang
kegiatan, serta evaluasi dan tindak lanjut prinsip dan nilai Program KOTAKU kepada

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 149
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat masyarakat atau kelompok swadaya


dalam sosialisasi ini menjadi harapan masyarakat, tapi aktivitasnya kurang.
semua pihak (Sururi, 2015; Kementerian Melalui kegiatan ini tumbuh kesadaran
PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya, 2017; kritis dan kesepakatan bersama untuk
dan wawancara dengan Responden C, memanfaatkan kelembagaan masyarakat
10/7/2018). yang ada, atau membentuk yang baru
Pendataan relawan untuk menghasilkan (cf Kurnia, Sjamsudin & Rozikin, 2010;
daftar relawan setempat, sebagai penggerak Rohimat, Rahmawati & Seran, 2015; Ditjen
dan pelaksana setiap tahapan kegiatan Cipta Karya, 2017; dan wawancara dengan
dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat Responden G, 24/7/2018).
paham arti penting kerelawanan dalam Penyusunan perencanaan kegiatan
mendorong tumbuh-kembangnya solidaritas penyelesaian kawasan pemukiman kumuh
sosial, kepedulian bersama, kemandirian, oleh masyarakat setempat. Dalam upaya
serta keswadayaan untuk menanggulangi menampung aspirasi warga sebagai bahan
persoalan pemukiman kumuh di wilayahnya penyusunan rencana tahunan, dilakukan
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen rembug warga tahunan yang melibatkan
Cipta Karya, 2017; Apriliana, 2018; unsur pemerintahan Desa, pengurus RT/
dan wawancara dengan Responden D, RW (Rukun Tetangga/Rukun Warga),
10/7/2018). tokoh masyarakat, relawan khusus, dan
Refleksi kawasan pemukiman kumuh pengurus BKM (Badan Keswadayaan
untuk menumbuhkan kesadaran kritis Masyarakat) dan KSM (Kelompok Swadaya
masyarakat bahwa akar persoalan Masyarakat). Dalam rembug warga tahunan
pemukiman kumuh adalah lunturnya nilai- itu disepakati kegiatan-kegiatan yang
nilai luhur kemanusiaan untuk berbuat akan dilaksanakan satu tahun ke depan,
kebajikan dan peduli terhadap sesama tempat dilaksanakannya kegiatan, waktu
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen pelaksanaan kegiatan, dan pengelola
Cipta Karya, 2017; Madiasworo, 2017; kegiatan (Kurnia, Sjamsudin & Rozikin,
dan wawancara dengan Responden E, 2010; Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen
17/7/2018). Cipta Karya, 2017; dan wawancara dengan
Pemetaan swadaya untuk menumbuhkan Responden H, 24/7/2018).
kesadaran masyarakat tentang kondisi Kedua, Tahap Pelaksanaan. Partisipasi
realitas saat ini dan membangun aktif masyarakat pada tahap pelaksanaan,
kesepakatan tentang kondisi ideal yang pada umumnya, dalam bentuk kontribusi
diinginkan, sehingga terkumpul data pemikiran, barang, uang, peralatan, dan
kawasan pemukiman kumuh (Kementerian tenaga. Bergotong-royong di bawah
PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya, 2017; koordinasi pengurus kelompok swadaya
Nurhasanah, 2019; dan wawancara dengan masyarakat. Masyarakat juga terlibat dalam
Responden F, 17/7/2018). melakukan pengawasan dan pengendalian
Penguatan atau pembentukan Badan agar ada kesesuaian antara apa yang
Keswadayaan Masyarakat dan Kelompok dikerjakan dengan yang direncanakan,
Swadaya Masyarakat. Pembentukan sebagaimana tertuang dalam perencanaan
kelembagaan dilakukan apabila di kegiatan (Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen
suatu daerah belum terbentuk lembaga Cipta Karya, 2017; wawancara dengan
keswadayaan masyarakat atau kelompok Responden A, 3/7/2018; wawancara dengan
swadaya masyarakat. Sedangkan penguatan Responden C, 10/7/2018; wawancara dengan
kelembagaan dilakukan pada daerah yang Responden E, 17/7/2018; dan wawancara
sudah terbentuk lembaga keswadayaan dengan Responden G, 24/7/2018). .

150 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

Ketiga, Tahap Evaluasi dan Tindak ada dalam pelaksanaan program kegiatan.
Lanjut. Evaluasi dan tindak lanjut program Namun, apabila diurutkan berdasarkan
dilaksanakan dalam bentuk rembug warga tingkat partisipasi masyarakat, maka:
tahunan. Pada forum ini, partisipasi pertama adalah dimensi kontribusi,
masyarakat diperlukan untuk bersama- kedua adalah dimensi pemberdayaan, dan
sama mengevaluasi keterlaksanaan dan ketiga adalah dimensi pengorganisasian
ketercapaian tujuan program kegiatan. (wawancara dengan Responden B,
Mereviu apa yang terjadi dalam rangkaian 3/7/2018; wawancara dengan Responden D,
proses kegiatan untuk bahan pertimbangan 10/7/2018; wawancara dengan Responden
pengambilan keputusan. Salah satu bentuk F, 17/7/2018; dan wawancara dengan
tindak lanjut dari kegiatan rembug warga Responden H, 24/7/2018).
tahunan adalah pembentukan tim pemelihara Proses Pembelajaran Masyarakat
hasil kegiatan, yang anggotanya dipilih Berbasis Masalah. Pembelajaran berbasis
dari masyarakat setempat. Artinya, dalam masalah, yang dilakukan oleh masyarakat
memelihara hasil kegiatan memerlukan penerima Program KOTAKU (Kota
partisipasi masyarakat (Kementerian Tanpa Kumuh), didasarkan oleh teori
PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya, konstruktivisme yang memandang bahwa
2017; wawancara dengan Responden B, pemahaman diperoleh dari interaksi dengan
3/7/2018; wawancara dengan Responden D, skenario permasalahan dan lingkungan
10/7/2018; wawancara dengan Responden belajar. Pergulatan dengan masalah dan
F, 17/7/2018; dan wawancara dengan proses inkuiri masalah menciptakan
Responden H, 24/7/2018). disonansi kognitif yang menstimulasi
Tingkat Partisipasi Masyarakat. belajar. Pengetahuan terjadi melalui proses
Tingkat partisipasi diukur dari berapa besar kolaborasi, negosiasi sosial, dan evaluasi
anggota masyarakat dalam tiap tahapan terhadap keberadaan sebuah sudut pandang
kegitan dan dimensi partisipasi, serta apa (cf Irvan, 2017; Yuniani, Putri & Rosyida,
yang dominan dilakukan pada masing- 2017; Zuharya, 2017; Apriliana, 2018; dan
masing tahapan kegiatan. Mencermati Kusuma, Rande & Apriliana, 2018).
deskripsi tentang bentuk partisipasi di atas, Dilihat dari materi yang dipelajari,
jelas memperlihatkan bahwa partisipasi pembelajaran masyarakat berbasis masalah
dimensi kontribusi mendominasi di setiap ini memusatkan pembelajaran pada
tahapan kegiatan. Pada tahap persiapan, masalah-masalah yang berkaitan dengan
lebih dominan kontribusi pemikiran; pemukiman kumuh, yaitu: masalah kondisi
pada tahap pelaksanaan, lebih dominan bangunan (keteraturan, kepadatan, dan
kontribusi uang, barang, dan tenaga; serta kondisi fisik); masalah jalan lingkungan;
pada tahap evaluasi dan tindak lanjut, drainase lingkungan; air limbah; air bersih/
lebih dominan kontribusi tenaga, barang, air minum; pengelolaan persampahan; dan
dan uang (cf Ulya, 2018; Nurhasanah, pengamanan bahaya kebakaran. Masyarakat
2019; wawancara dengan Responden A, mempelajari hal tersebut melalui kegiatan-
3/7/2018; wawancara dengan Responden C, kegiatan yang ada dalam proses bisnis
10/7/2018; wawancara dengan Responden Program KOTAKU. Mulai dari rembug
E, 17/7/2018; dan wawancara dengan kesiapan warga, sosialisasi substansi,
Responden G, 24/7/2018). pendataan relawan, refleksi kawasan
Dimensi pengorganisasian terlihat pada kumuh, pemetaan swadaya, penguatan
semua tahapan kegiatan, demikian juga kelembagaan, penyusunan perencanaan
dengan dimensi pemberdayaan. Intinya kegiatan, melaksanakan kegiatan, hingga
adalah bahwa ketiga dimensi partisipasi memanfaatkan dan memelihara hasil

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 151
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

kegiatan (Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen dikoordinasikan oleh kelompok swadaya


Cipta Karya, 2017; dan Bathari, Limba & masyarakat. Hasil identifikasi tersebut
Mustafa, 2018). berupa data pemukiman kumuh, sesuai
Pembelajaran dilaksanakan secara indikator kumuh yang telah ditetapkan.
terpadu dalam proses bisnis program Setiap Desa memiliki data kumuh masing-
kegiatan, yang dimulai sejak sosialisasi masing; namun secara umum, pemukiman
awal mengenai substansi Program kumuh di Kabupaten Bandung Barat, Jawa
KOTAKU kepada masyarakat. Saat itu Barat, Indonesia adalah masalah sampah,
mulai ditumbuhkan pemahaman tentang jalan lingkungan, drainase lingkungan,
prinsip dan nilai Program KOTAKU air bersih, dan air limbah (Kementerian
sebagai pondasi yang kokoh dalam upaya PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya,
menanggulangi kawasan pemukiman 2017; wawancara dengan Responden A,
kumuh secara mandiri, efektif, dan 3/7/2018; wawancara dengan Responden C,
berkelanjutan. Masyarakat belajar arti 10/7/2018; wawancara dengan Responden
penting gotong-royong dan partisipasi E, 17/7/2018; dan wawancara dengan
masyarakat dalam penyelesaian masalah Responden G, 24/7/2018).
pemukiman kumuh. Semua itu terangkum Masyarakat belajar kesadaran kritis pada
dalam konsep dasar Program KOTAKU, tahap kegiatan refleksi kawasan pemukiman
yang disosialisasikan oleh fasilitator kumuh. Pada tahap ini, masyarakat belajar
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen Cipta memahami kemungkinan penyebab
Karya, 2017; dan Nurhasanah, 2019). munculnya masalah tersebut, bagaimana
Belajar memahami tujuan Program tingkat kemendesakan masalah-masalah
KOTAKU meliputi: (1) Meningkatkan itu untuk diselesaikan, dan menemukan
partisipasi seluruh masyarakat, kapasitas solusinya. Masyarakat belajar memahami
kelembagaan masyarakat yang mengakar, bahwa akar persoalan pemukiman
representatif, dan akuntabel; (2) kumuh adalah lunturnya nilai-nilai luhur
Menyinergikan masyarakat, pemerintah kemanusiaan untuk berbuat kebajikan dan
daerah, asosiasi, dan swasta dalam peduli terhadap sesama. Penyelesaiannya
menangani masalah sosial di masyarakat; adalah merupakan tanggung jawab bersama,
(3) Mengefektifkan upaya-upaya bukan hanya tanggung jawab penghuni
penanggulangan kawasan pemukiman pemukiman kumuh (cf Zuharya, 2017;
kumuh; (4) Meningkatkan keberdayaan Lamsi, 2019; dan Nurhasanah, 2019).
dan kemandirian masyarakat dan kelompok Upaya penyelesaian dimulai dari
setempat dalam menanggulangi kawasan diri sendiri, melalui perubahan mental
pemukiman kumuh; serta (5) Meningkatkan dan perilaku individu yang pada
modal sosial masyarakat, sesuai dengan gilirannya menjadi perilaku kolektif.
potensi sosial dan budaya yang dimiliki Tergalinya aspirasi dan harapan mengenai
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen Cipta penyelesaian masalah pemukiman kumuh
Karya, 2017; dan Zuharya, 2017). dengan mengindetifikasi penyebab
Masyarakat belajar peduli terhadap pemukiman kumuh, kriteria kumuh, dan
lingkungan dengan cara mengamati masalah upaya penanggulangannya. Lahirnya
kumuh di wilayahnya, seberapa parah kesepakatan langkah-langkah penyelesaian
masalah tersebut, dan bagaimana kepedulian masalah pemukiman kumuh, secara
masyarakat sekitar terhadap penyelesaian kolektif, melalui penumbuh-kembangan
masalah selama ini. Pembelajaran ini nilai dan prinsip yang diusung oleh
terjadi saat mereka mengidentifikasi Program KOTAKU (Kementerian
masalah kumuh yang ada di wilayahnya dan PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya, 2017;

152 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

wawancara dengan Responden B, 3/7/2018; syukur yang diajarkan melalui dua cara,
wawancara dengan Responden D, yaitu: memanfaatkan dan memelihara
10/7/2018; wawancara dengan Responden hasil kegiatan. Sesuai dengan konsep
F, 17/7/2018; dan wawancara dengan dasarnya bahwa hasil kegiatan Program
Responden H, 24/7/2018). KOTAKU harus dapat dimanfaatkan
Tumbuhnya kepedulian dan kesatuan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
semua lapisan warga masyarakat, baik umum. Agar dapat dimanfaatkan untuk
warga miskin maupun warga tidak miskin, kepentingan umum, dalam waktu lama
untuk bersama-sama menyelesaikan tentunya, perlu dipelihara dengan baik,
persoalan pemukiman kumuh. Solusi teratur, dan berkelanjutan; serta yang
yang dipilih, selanjutnya, dijabarkan dan paling bertanggung jawab memelihara
dituangkan dalam rencana kegiatan yang hasil kegiatan tersebut adalah masyarakat
diusulkan pendanaannya dari Program setempat (Kementerian PUPR, 2016b;
KOTAKU. Dalam hal ini, masyarakat Ditjen Cipta Karya, 2017; wawancara
belajar membuat rencana kegiatan dengan Responden A, 3/7/2018;
yang baik, yaitu membuat perencanaan wawancara dengan Responden C,
berdasarkan hasil analisis kebutuhan 10/7/2018; wawancara dengan Responden
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen Cipta E, 17/7/2018; dan wawancara dengan
Karya, 2017; wawancara dengan Responden Responden G, 24/7/2018).
A, 3/7/2018; wawancara dengan Responden Semuanya mengajarkan masyarakat
C, 10/7/2018; wawancara dengan untuk menyelesaikan masalah pemukiman
Responden E, 17/7/2018; dan wawancara kumuh secara sistematis, terencana, dan
dengan Responden G, 24/7/2018). terintegrasi dengan memberdayakan enam
Masyarakat belajar bentuk-bentuk modal utama sebagai asset masyarakat.
partisipasi, yang bisa dipilih untuk Proses pembelajaran itu terjadi pada
membantu menyelesaikan masalah kegiatan menyusun rencana kegiatan,
kawasan kumuh di daerahnya melalui melaksanakan kegiatan, dan mengevaluasi
ketentuan bahwa sekecil apapun sumbangan kegiatan, dimana masyarakat memegang
masyarakat harus dicatat, dikonversi ke peranan penting dalam kegiatan tersebut.
dalam nilai uang sehingga menjadi nilai Program KOTAKU, dengan demikian,
swadaya masyarakat. Pembelajaran ini sering disebut kegiatan dari, oleh, dan untuk
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan, masyarakat (Rohimat, Rahmawati & Seran,
dimana panitia mencatat partisipasi 2015; Apriliana, 2018; Kusuma, Rande
masyarakat, baik berupa uang, barang, & Apriliana, 2018; wawancara dengan
makanan, dan minuman, maupun tenaga. Responden A, 3/7/2018).
Semuanya dicatat, dihitung, dan dilaporkan Dilihat dari alur proses pembelajaran
sehingga menjadi bagian dari keseluruhan di atas dapat disejajarkan dengan proses
realisasi biaya kegiatan (Kementerian pembelajaran berbasis masalah. Aktivitas
PUPR, 2016b; Ditjen Cipta Karya, sosialisasi, rembug warga, identifikasi
2017; wawancara dengan Responden B, masalah, analisis masalah, refleksi,
3/7/2018; wawancara dengan Responden D, pemetaan swadaya, dan solusi dalam proses
10/7/2018; wawancara dengan Responden bisnis Program KOTAKU merupakan alur
F, 17/7/2018; dan wawancara dengan proses pembelajaran berbasis masalah.
Responden H, 24/7/2018). Dalam konteks ini, Rusman (2011), dan
Masyarakat juga belajar bagaimana sarjana lainnya, mengemukakan bahwa
mensyukuri atas diselesaikannya masalah alur proses pembelajaran berbasis masalah
pemukiman kumuh di wilayahnya. Bentuk adalah menentukan masalah; analisis

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 153
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

masalah dan isu belajar; pertemuan dan KESIMPULAN 7


pelaporan; penyajian solusi dan refleksi; Keberhasilan Program KOTAKU (Kota
kesimpulan; integrasi; dan evaluasi (Ibrahim Tanpa Kumuh) di Kabupaten Bandung
& Nur, 2000; Rusman, 2011:223; Ditjen Barat, Jawa Barat, Indonesia merupakan
Cipta Karya, 2017; Apriliana, 2018; dan upaya membangun masyarakat yang
Arsil, 2019). bertumpu pada pembangunan manusia,
Tujuan pembelajaran berbasis tidak hanya diukur dari keterlaksanaan
masalah dalam Program KOTAKU program atau terselesaikannya masalah
adalah terjadinya perubahan perilaku pemukiman kumuh, tapi diukur juga dari
masyarakat, mengembangkan keterampilan partisipasi masyarakat. Pembelajaran
dalam memecahkan masalah, memaknai berbasis masalah merupakan strategi yang
informasi, serta berpikir reflektif dan tepat untuk meningkatkan partisipasi
evaluatif guna meningkatkan partisipasi masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah
masyarakat dalam menyelesaikan telah berhasil meningkatkan partisipasi
masalah pemukiman kumuh. Perubahan masyarakat, baik pada dimensi kontribusi,
perilaku warga masyarakat diperlihatkan pengorganisasian, maupun dimensi
menjadi lebih disiplin dalam membuang pemberdayaan masyarakat.
sampah, karena di daerahnya tersedia Keberhasilan tersebut ditandai dengan
sarana, prasarana, dan pengelola sampah; banyaknya masyarakat yang berpartisipasi
serta tidak membuang limbah keluarga secara aktif dalam Program KOTAKU,
sembarangan, karena tersedia septikteng seiring dengan terjadinya perubahan
komunal dan menggunakan air bersih perilaku masyarakat berupa: berkembangnya
seperlunya untuk keperluan rumah tangga keterampilan dalam memecahkan masalah;
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen memaknai informasi; serta berpikir reflektif
Cipta Karya, 2017; wawancara dengan dan evaluatif, sehingga bisa menghemat
Responden A, 3/7/2018; wawancara dengan biaya sampai dengan 30% dalam
Responden C, 10/7/2018; wawancara pelaksanaannya.8
dengan Responden E, 17/7/2018; dan
wawancara dengan Responden G, 7
Sebuah Pengakuan: Ucapan terima kasih dan
24/7/2018). penghargaan yang tinggi disampaikan kepada: Kepala
Dinas Cipta Karya Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,
Peningkatan pengetahuan dan Indonesia, yang telah memfasilitasi saya dalam melakukan
pemahaman arti penting gotong- penelitian mandiri ini. Kepada fasilitator yang telah
royong dalam menyelesaikan masalah membantu memberikan data yang dibutuhkan, juga saya
ucapkan berbanyak terima kasih. Kepada para Pengurus
pemukiman kumuh diperlihatkan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) di Desa Padalarang,
besarnya kontribusi yang diberikan. Desa Ciburuy, Desa Kertamulya, Desa Cimareme, Desa
Peningkatan pengalaman dan keterampilan Mekar Sari, Desa Lembang, dan Desa Gudangkahuripan;
serta semua Responden yang telah membantu sehingga
menyelesaikan masalah pemukiman kumuh penelitian saya dapat dilaksanakan sesuai rencana, sekali
diperlihatkan oleh kemampuan memilih lagi, saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan
solusi penyelesaian masalah pemukiman yang tinggi. Walau bagaimanapun, seluruh isi dan
interpretasi dalam artikel ini – sebagai ringkasan dari Hasil
kumuh. Semunya itu merupakan faktor- Laporan Penelitian – tidak ada hubung-kaitnya dengan
faktor pendorong tumbuhnya partisipasi bantuan-bantuan yang telah mereka berikan; dengan
masyarakat. Artinya, pembelajaran berbasis perkataan lain, semuanya tetap menjadi tanggung jawab
akademik saya sendiri secara pribadi.
masalah merupakan strategi yang tepat 8
Pernyataan: Saya, dengan ini, menyatakan bahwa
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat artikel ini adalah karya akademik saya sendiri, ianya bukan
(Kementerian PUPR, 2016b; Ditjen Cipta hasil plagiat, sebab sumber-sumber yang kata kutip dan
rujuk terdapat secara jelas dalam daftar Referensi. Artikel
Karya, 2017; Apriliana, 2018; Bathari, ini juga belum pernah dikirim, direviu, dan diterbitkan oleh
Limba & Mustafa, 2018; dan Lamsi, 2019). jurnal ilmiah lainnya. Saya bersedia mendapatkan sanksi

154 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

Referensi Hadi, Rio Anang & Ema Umilia. (2018). “Bentuk


Partisipasi Masyarakat dalam Program PLP-BK
di Kelurahan Kedung Cowek” dalam Jurnal
Apriliana, Sahria. (2018). “Partisipasi Masyarakat Teknik ITS, Vol.7, No.1, hlm.2337-3520.
dalam Pelaksanaan Program Kota Tanpa “Hakikat Pembangunan Manusia: Definisi Human
Kumuh (KOTAKU): Studi tentang Program Development Index (HDI), Pengukuran Indeks
Pembangunan Drainase dan Sanitasi di Kelurahan Pembangunan Manusia, dan Permasalahan Terkini”
Teritip, Kota Balikpapan” dalam e-Journal dalam https://www.ajarekonomi.com/.../hakikat-
Administrasi Negara, Vol.6, No.1. pembangunan-manusia-h [diakses di Lembang,
Arsyad, Lincolin. (2017). “Ekonomi Pembangunan Jawa Barat, Indonesia: 19 Februari 2019].
dan Pembangunan Ekonomi”. Tersedia secara Hasan, Muhammad & Muhammad Azis. (2018).
online di: http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp- Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan
content/uploads/pdfmk/ESPA4324-M1.pdf Masyarakat: Strategi Pembangunan Manusia
[diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 2 dalam Perspektif Ekonomi Lokal. Makassar:
Oktober 2018]. CV Nur Lina dan Taman Ilmu. Tersedia secara
Arsil. (2019). “Implementasi Model Problem Based online juga di: http://eprints.unm.ac.id/10706/1/
Learning Berbantuan Multimedia di Sekolah Buku%20pembangunan%20ekonomi%20
Dasar” dalam JGPD: Jurnal Gentala Pendidikan contoh%20fix.pdf [diakses di Lembang, Jawa
Dasar, Vol.4, No.1 [June], hlm.1-9. Barat, Indonesia: 1 Maret 2019].
Bathari, Andi Muhammad, Rekson Solo Limba & Ibrahim, M. & M. Nur. (2000). Pengajaran
La Ode Mustafa. (2018). “Implementation of Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA
the KOTAKU Program: Case Study in Kendari” [Universitas Negeri Surabaya] Press.
in Journal of PUBLICUHO, organized and Indrawan, Rully & Poppy Yaniawati. (2017). Metode
published by Faculty of Social and Political Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran.
Sciences, Halu Oleo University in Kendari, Bandung: PT Refika Aditama.
Southeast Sulawesi, Indonesia. Available Irvan, Hafidzita Eka Putri. (2017). “Partisipasi
online also at: https://media.neliti.com/media/ Masyarakat dalam Program Kota Tanpa Kumuh
publications/279517-implementation-of-the- (KOTAKU) di Kelurahan Pesisir, Kecamatan
kotaku-program-cas-09cb6696.pdf [accessed in Limapuluh, Kota Pekanbaru” dalam Jurnal JOM
Lembang, West Java, Indonesia: March 11, 2019]. FISIP, Vol.5, No.1.
Christianingrum, S.I. & T. Djumiarti. (2017). Kementerian PUPR [Pekerjaan Umum dan
“Implementasi Program Kota Tanpa Kumuh di Perumahan Rakyat]. (2016a). Pedoman Umum
Kecamatan Semarang Timur”. Tersedia secara Program Kota Tanpa Kumuh. Jakarta: Direktorat
online di: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR.
jppmr/article/viewFile/23515/21439 [diakses di Kementerian PUPR [Pekerjaan Umum dan
Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 2 Oktober 2018]. Perumahan Rakyat]. (2016b). Petunjuk
Ditjen [Direktorat Jenderal] Cipta Karya. (2017). Pelaksanaan Program KOTAKU Tingkat Desa/
“Bersama Program KOTAKU: Kita Tuntaskan Kelurahan. Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta
Kumuh”. Kertas Kerja Tidak Diterbitkan. Karya, Kementerian PUPR.
Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. Kurnia, Wijayanti, Sjamsiar Sjamsudin & Mochamad
Fitrianingsih, Indah Nur. (2018). “Model Rozikin. (2010). “Upaya Badan Keswadayaan
Pengembangan Masyarakat melalui Program Masyarakat (BKM) dalam Pemberdayaan
KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh): Studi Analisis Masyarakat” dalam JAP: Jurnal Administrasi
di Desa Krajankulon, Kecamatan Kaliwungu, Publik, Vol.10, No.1.
Kabupaten Kendal”. Skripsi Sarjana Tidak Kusuma, A.R., S. Rande & S. Apriliana. (2018).
Diterbitkan. Semarang: Fakultas Dakwah dan “Partisipasi Masyarakat dalam Program Kota
Komunikasi UIN [Universitas Islam Negeri] Tanpa Kumuh (KOTAKU)” dalam e-Jurnal
Walisongo. Tersedia secara online juga di: http:// Administrasi Negara, Vol.6, No.1.
eprints.walisongo.ac.id/8457/1/FULL%20 Lamsi, Shinta Arista. (2019). “Efektivitas Program
SKRIPSI.pdf [diakses di Lembang, Jawa Barat, Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dalam Peningkatan
Indonesia: 1 Maret 2019]. dan Pembangunan Infrastruktur: Studi pada
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi
Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Waras, Kota Bandar Lampung Tahun 2019”.
Aksara. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Bandar
Lampung: Jurusan Administrasi Negara FISIP
akademik, sekiranya apa-apa yang saya nyatakan ini,
ternyata di kemudian hari, adalah tidak benar.
UNILA [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 155
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

Universitas Lampung]. Tersedia secara online juga di: https://doi.org/10.22437/j pb.v21i1.5101


juga di: http://digilib.unila.ac.id/59700/3/ [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia:
SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20 18 Maret 2019].
PEMBAHASAN.pdf [diakses di Lembang, Jawa “Padalarang: Antara Kemewahan dan Kawasan
Barat, Indonesia: 24 Maret 2019]. Paling Kumuh di Bandung Barat” dalam https://
“Laporan Pelaksanaan Program KOTAKU KBB www.pikiran-rakyat.combandung-raya-padalarang-
(Kota Tanpa Kumuh Kabupaten Bandung Barat) antara-kemewahan-dan-kawasan-paling-kumuh-di-
Tahun 2018”. Naskah Tidak Diterbitkan. Tersedia bandung-barat-428393 [diakses di Lembang, Jawa
dan dimiliki oleh Penulis. Barat, Indonesia: 18 Maret 2019].
Madiasworo, Taufan. (2017). “Konsep Pencegahan “Pendekatan Partisipatif dalam Pemberdayaan
Permukiman Kumuh”. Makalah disampaikan Masyarakat” dalam http://digilib.uin-Suka.
dalam Lokakarya dan Pelatihan Pokja PKP Ac.Id/8286/1/Aziz muslim [diakses di Lembang,
Provinsi/Kabupaten/Kota untuk Program Jawa Barat, Indonesia: 30 Maret 2019].
KOTAKU, di Jakarta, pada tanggal 10 Oktober. Rohimat, D., R. Rahmawati & G.G. Seran. (2015).
Mardikanto, Totok. (2012). Pemberdayaan “Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi
Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik. Program KOTAKU/PNPM di Kecamatan Ciawi”
Bandung: Alfabeta. dalam Jurnal Governasi, Vol.3, No.2.
Moeloeng, L.J. (1993). Metodologi Penelitian Rukminto, Adi Isbandi. (2003). Intervensi Komunitas
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosyda Karya. Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya
Mulyawan, Rahman. (2016). Masyarakat, Wilayah, Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja
dan Pembangunan. Bandung: UNPAD Grafindo Persada.
[Universitas Padjadjaran] Press. Tersedia secara Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran:
online juga di: http://pustaka.unpad.ac.id/wp- Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:
content/uploads/2016/10/04-Buku-OK_opt.pdf PT Rajagrafindo Persada.
[diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: Sahroni. (2013). “Pengembangan Model
9 Oktober 2018]. Pemberdayaan Keluarga Miskin untuk
Mulyono, Agus. (2008). “Studi Partisipasi Meningkatkan Kemandirian Sosial dan Ekonomi
Masyarakat pada Program Desa Mandiri Keluarga di Pedesaan”. Disertasi Doktor Tidak
Pangan di Desa Muntuk, Kabupaten Bantul”. Diterbitkan. Bandung: SPs UPI [Sekolah
Tesis Magister Tidak Diterbitkan. Semarang: Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia].
PPs [Program Pascasarjana] Magister Teknik Siswoyo, Joko. (2017). “Overview Perubahan
Pembangunan Wilayah dan Kota UNDIP Paradigma KOTAKU” dalam Arsip Warta, pada
[Universitas Diponegoro]. Tersedia secara 18 September. Tersedia secara online juga di:
online juga di: https://core.ac.uk/download/ http://kotaku.pu.go.id:8081/wartaarsipdetil.
pdf/11716172.pdf [diakses di Lembang, Jawa asp?mid=8705&catid=2& [diakses di Lembang,
Barat, Indonesia: 9 Oktober 2018]. Jawa Barat, Indonesia: 2 Oktober 2018].
Nurhasanah. (2019). “Implementasi Kebijakan Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif.
Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) dalam Bandung: CV Alfa Beta.
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” “Surat Keputusan Bupati Bandung Barat, Nomor
dalam JISoP: Jurnal Inovasi Ilmu Sosial dan 663/Kep.447/Disperkim/2017 tentang Penetapan
Politik, Vol.1, No.1 [April], hlm.58-70. Wilayah Penerima Program Kota Tanpa Kumuh”.
Nursyahbani, Raisya & Bitta Pigawati. (2015). Arsip Tidak Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki
“Kajian Karakteristik Kawasan Pemukiman oleh Penulis.
Kumuh di Kampung Kota: Studi Kasus: Sururi, Ahmad. (2015). “Pemberdayaan Masyarakat
Kampung Gandekan, Semarang” dalam Jurnal melalui Program Pembangunan Infrastruktur
Teknik PWK, Vol.4, No.2. Tersedia secara online Perdesaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan
juga di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/ Masyarakat Kecamatan Wanasalam, Kabupaten
pwk [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: Lebak” dalam Jurnal Administrasi Negara, Vol.3,
17 Agustus 2018]. No.2 [Januari-April], hlm.1-25.
Nurzen, Yurizal et al. (2019). “Analisis Partisipasi Theresia, Aprilia. (2014). Pembangunan Berbasis
Masyarakat dalam Program Neighborhood Masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Upgrading and Shelter Project (NUSP) menuju Tsanita, Ayu. (2016). “Partisipasi Masyarakat di
Pembangunan Berkelanjutan di Wilayah Kumuh, Perkotaan dalam Pelaksanaan Program Nasional
Kelurahan Bram Itam Kiri, Kabupaten Tanjung Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Jabung Barat” dalam Jurnal Pembangunan Perkotaan di Kota Bandar Lampung: Studi di
Berkelanjutan, Vol.2, No.1. Tersedia secara online Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjung Karang

156 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan,
Volume 4(2), September 2019

Pusat”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. di Desa Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Bandar Lampung: Jurusan Administrasi Negara Barat, Indonesia, pada tanggal 10 Juli 2018.
FISIP UNILA [Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Wawancara dengan Responden D, salah seorang
Politik, Universitas Lampung]. Tersedia secara Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
online juga di: http://digilib.unila.ac.id/23522/16/ di Desa Kertamulya, Kabupaten Bandung Barat,
SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20 Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 10 Juli 2018.
PEMBAHASAN.pdf [diakses di Lembang, Jawa Wawancara dengan Responden E, salah seorang
Barat, Indonesia: 2 Oktober 2018]. Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
Ulya, Afwah. (2018). “Partisipasi Masyarakat dalam di Desa Cimareme, Kabupaten Bandung Barat,
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 17 Juli 2018.
Kelurahan Krobokan, Kecamatan Semarang Wawancara dengan Responden F, salah seorang
Barat, Kota Semarang”. Skripsi Sarjana Tidak Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
Diterbitkan. Semarang: Fakultas Dakwah dan di Desa Mekar Sari, Kabupaten Bandung Barat,
Komunikasi UIN [Universitas Islam Negeri] Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 17 Juli 2018.
Walisongo. Tersedia secara online juga di: http:// Wawancara dengan Responden G, salah seorang
eprints.walisongo.ac.id/9389/1/skripsi%20full. Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),
pdf [diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: di Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat,
1 Maret 2019]. Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 24 Juli 2018.
Untari. (2017). “Menelisik Struktur Kota Kuno Wawancara dengan Responden H, salah seorang
Mahenjo Daro vs Indikator Kumuh KOTAKU”. Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), di
Tersedia secara online di: http://kotaku.pu.go. Desa Gudangkahuripan, Kabupaten Bandung Barat,
id/view/3909/menelisik-struktur-kota-kuno- Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 24 Juli 2018.
mahenjo-daro-vs-indikator-kumuh-kotaku/print Yuniani, Sri, Gusty Putri & Dhini Rosyida. (2017).
[diakses di Lembang, Jawa Barat, Indonesia: 2 “Kolaborasi dalam Perencanaan Program
Oktober 2018]. Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di Kelurahan
“Waduh di Jabar Ada 2.848 Kawasan Pemukiman Semanggi, Kota Surabaya” dalam Jurnal Wacana
Kumuh” dalam https://finance.detik.com/.../ Publik, Vo.1, No.2.
waduh-dijabarada-2848-kawasan-pemukiman- Zuharya, Almas. (2017). “Peranan Program Kota
kumuh [diakses di Lembang, Jawa Barat, Tanpa Kumuh (KOTAKU) sebagai Media
Indonesia: 18 Maret 2019]. Pendidikan Sosial untuk Meningkatkan
Wawancara dengan Responden A, Kepala Dinas Keberdayaan Ekonomi: Studi Kasus pada
Cipta Karya di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Masyarakat Marginal di Desa Putih, Kecamatan
Barat, Indonesia, pada tanggal 3 Juli 2018. Gampengrejo, Kabupaten Kediri”. Skripsi
Wawancara dengan Responden B, salah seorang Sarjana Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas
Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Tarbiyah dan Keguruan UIN [Universitas Islam
di Desa Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Negeri] Maulana Malik Ibrahim. Tersedia
Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 3 Juli 2018. secara online juga di: http://etheses.uin-malang.
Wawancara dengan Responden C, salah seorang ac.id/9809/1/13130015.pdf [diakses di Lembang,
Pengurus LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Jawa Barat, Indonesia: 2 Oktober 2018].

© 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 157
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik
SAHRONI,
Pembelajaran Masyarakat Berbasis Masalah

Program KOTAKU di Kabupaten Bandung Barat


(Sumber: http://jabarekspres.com/2017/bupati-luncurkan-program-kotaku, 9/10/2018)

Keberhasilan Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia
merupakan upaya membangun masyarakat yang bertumpu pada pembangunan manusia, tidak hanya diukur
dari keterlaksanaan program atau terselesaikannya masalah pemukiman kumuh, tapi diukur juga dari partisipasi
masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat. Pembelajaran berbasis masalah telah berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat, baik pada dimensi
kontribusi, pengorganisasian, maupun dimensi pemberdayaan masyarakat.

158 © 2019 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia
ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik

Anda mungkin juga menyukai