Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya dalam melakukan pelatihan dan
pengembangan sumberdaya manusia di Desa Sukarena, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten
Musi Rawas, Sumatra Selatan melalui Program Produk Unggulan Kabupaten. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif, jenis penelitian adalah deskriptif studi kasus.
Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling, guna menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai sumber yang benar-benar mengerti permasalahan. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari tiga unsur yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Brawijaya memiliki peranan dalam pengembangan masyarakat di Desa Sukarena.melalui
fasilitasi dan demonstrasi, yaitu terbentuknya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Musirawas (GARDAMASMURA) dan sistem pengolahan karet terpadu pada demoplot.
Kata kunci: pelatihan, pengembangan, pemberdayaan, SDM, demonstrasi, fasilitasi
Abstract
The purpose of this research is to understand the role of Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat – Brawijaya University (LPPM – UB) in conducting a
training and development of rural area in Sukarena Village, Sukakarya, Musirawas, South
Sumatra through Program Produk Unggulan Kabupaten (PRUKAB). The research use
qualitative descriptive methodology within a case study. Snowball sampling has been used to
collect information from multisource. Data collecting techniques consist of interview,
observation and documentation. The data analysis in this paper includes data reduction,
presentation and conclusion. The result states that Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat – Brawijaya University (LPPM – UB) actively empower the society of
Sukarena Village through an important role in the training and development by facilitation
support and demonstration, which encourages the establishment of Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Musirawas (GARDAMASMURA) and palm processing holistic system in
demonstration plot.
Keywords: training, development, empowerment, human resources, demonstration,
facilitation
1
2
Menurut Miles dan Huberman apa solusinya. Data yang diperoleh dari
dalam Sugiyono (2008:252) “alur masyarakat sebagai data primer dan data
ketiga/terakhir dari analisis data kualitatif statistik setempat yang berikutnya
ini adalah penarikan kesimpulan dan dipelajari oleh Tim PRUKAB sebagai
verifikasi”. Kegiatan penarikan bahan pemahaman lokasi, setelah itu
kesimpulan merupakan langkah lebih pelatihan dapat dimulai.” tutur Pak Agus.
lanjut setelah proses reduksi dan penyajian Setelah dilakukan analisis penulis
data. Setelah data direduksi dan disajikan mengambil kesimpulan bahwa
secara sistematis pada dasarnya sudah permasalahan yang ada pada masyarakat
memberikan arahan bagi kegiatan desa Sukarena adalah:
penarikan kesimpulan. Pengujian - Harga karet yang rendah karena teknik
Kredibilitas data penelitian akan pengolahan yang tradisional
dilakukan dengan perpanjangan - Berkurangnya pendapatan dikarenakan
pengamatan, peningkatan ketekunan sering terjadinya pencurian karet
dalam penelitian, triangulasi, diskusi (minimnya pengawasan dan pengolahan
dengan teman sejawat, analisis kasus yang tradisional menyebabkan hasil
negatif dan membercheck dalam karet mudah untuk dicuri)
Sugiyono (2008, 270). - Kemampuan masyarakat Sukarena yang
tidak berkembang karena bentuk
HASIL PENELITIAN pelatihan yang diberikan instansi
pemerintah kurang tepat, yaitu hanya
Melalui proses teknik analisi data berupa penyuluhan dan hibah.
yang dilakukan kepada informan dan - Tidak adanya kontrol yang tepat
lokasi pelatihan, diperoleh data yang terhadap perkembangan masyarakat
menjawab pertanyaan utama, yaitu petani Sukarena disebabkan peran PPL
bagaimana peran Lembaga Penelitian dan yang tidak maksimal.
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas - Alur pemasaran produk yang ada masih
Brawijaya (LPPM-UB) dalam kurang karena hanya mengandalkan
pengembangan dan pelatihan SDM pada tengkulak, hal ini menyebabkan daya
daerah tertinggal dalam PRUKAB Musi tawar petani kecil.
Rawas. - Tidak adanya alternatif pemasukan bagi
petani ketika masa setelah panen, hal ini
Pembahasan disebabkan pengolahan lahan hanya
Penyelenggaraan pelatihan berfokus pada tanaman karet.
PRUKAB dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1. Tahapan Persiapan Solusi Permasalahan
2. Tahapan Implementasi Setelah diketahui apa yang menjadi
3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi permasalahan, tahap berikutnya adalah
mempersiapkan memberikan pelatihan
1. Tahapan Persiapan yang tepat bagi masyarakat sebagai solusi
dari permasalahan. Melalui analisis
Analisis kebutuhan pelatihan, fasilitator partisipatif, telah ditentukan metode yang
dan kemitraan usaha melalui metode tepat bagi masyarakat Sukarena. Menurut
partisipatif Bapak Agus “Pelatihan yang tepat bagi
Dalam perencanaan pelatihan masyarakat daerah tertinggal adalah
masyarakat diperlukan analisis yang baik demonstrasi, pelatihan demonstrasi pada
terhadap daerah. “Melalui partisipatif kita permasalahan pertanian adalah demoplot.
dapat mengetahui tempat, apa potensi Mengapa harus demoplot? Kebanyakan
daerah, bagaimana budaya masyarakat, pada masyarakat yang akses informasi dan
kelebihan dan kekurangan yang ada, dan teknologinya terbatas cenderung tertutup
5
dan malas. Kita harus memberikan contoh Pelaksanaan yaitu berupa FGD, Key
nyata supaya mereka dapat bergerak Person dalam FGD ini adalah Bupati,
mengikuti perubahan. Ibarat “guru kencing Disbun, SKPD Terkait, UNMURA,
berdiri, murid kencing berlari”. Camat, Balitbang Prov, MP3EI, Kepala
Demoplot atau Demonstration Plot Desa, Perwakilan Gabungan Kelompok
adalah suatu metode penyuluhan pertanian Tani (Gapoktan) dan pengurus koperasi
kepada petani, dengan cara membuat lahan karet. Dalam kegiatan FGD, TIM
percontohan, agar petani bisa melihat dan PRUKAB memaparkan keseluruhan
membuktikan terhadap objek yang program dan rencana kerja yang akan
didemontrasikan. dilaksanakan di desa Sukarena Kabupaten
(sumber: Musi Rawas. Output yang diharapkan dari
http://gapoktansaluyu.wordpress.com) pelaksanaan FGD yaitu rencana kerja
Pada lahan demoplot tersebut PRUKAB.
dicontohkan penanaman dan pengolahan
karet yang baik, mulai dari bibit hingga Seleksi Calon Pengurus GARDAMAS
karet siap jual. Kemudian dicontohkan MURA
pula pengelolaan lahan yang befektif dan Seleksi calon pengurus
maksimal, melalui penanaman tanaman GARDAMAS MURA dilakukan pada
holtikultura serta peternakan sapi dan tanggal 31 Juli 2012 bertempat di Kantor
lebah yang dapat dilakukan pada lahan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi
sebagai pendapatan lain diluar karet. Rawas. Seleksi diikuti oleh 10 orang
Melalui demonstrasi plot, masyarakat akan alumni Universitas Musi Rawas. Proses
memiliki contoh bagaimana pengolahan Seleksi dilakukan dengan mewawancarai
karet yang benar dan baik sehingga nilai para peserta oleh Staff Dinas Perkebunan
jual karet dapat menjadi tinggi. yaitu Eman Suherman, SP dan Tim dari
Selain berfokus pada pelatihan, hal Universitas Brawijaya.
yang juga perlu dibenahi adalah Adapun nama-nama calon pengurus yang
permasalahan fasilitasi dan kemitraan. Tim mengikuti seleksi tersebut ditunjukkan
PRUKAB mempersiapkan sebuah lembaga tabel berikut ini:
yang nantinya menaungi para petani karet Tabel 2
di Desa Sukarena, yang mana penggerak Daftar Pengurus GARDAMASMURA
dari lembaga tersebut adalah Mahasiswa
Pendi
Universitas Musirawas. Lembaga yang N dikan
Nama Fakultas Jurusan
bernama GARDAMASMURA dinaungi o Terak
oleh Disbun Musirawas, Universitas hir
Brawijaya, dan Kementrian Pembangunan
1 Abadi S1 Pertanian Agroteknologi
Daerah Tertinggal.
Dapit
2. Tahapan Implementasi 2 Pirmans S1 Pertanian Agroteknologi
yah
A. Persiapan Pembentukan Heri
3 Gunawa S1 Pertanian Agroteknologi
GARDAMAS MURA n
Frenti
Sosialisasi 4 Anggrai S1 Pertanian Agroteknologi
Sosialisasi pembentukan Lembaga ni
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Ervina
Musi Rawas (GARDAMAS MURA) 5 Desiana S1 Pertanian Agribisnis
Sari
dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012
Melly
bertempat di Ruang Off Room Kantor 6 Febriya S1 Pertanian Agroteknologi
Bupati Kabupaten Musi Rawas. Metode nti
6
bagaimana menghasilkan uang yang lebih 5. Peternakan sapi jangka panjang sangat
banyak dari bertanam karet, penghasilan menghasilkan dimana persediaan
utama dan selingan dari berkebun. Hal ini rumput masih melimpah, selain itu
tidak bisa dikomunikasikan melalui kotoran yang dihasilkan oleh sapi
penyuluhan saja, sudah banyak berguna untuk dijadikan pupuk organik
penyuluhan yang diperoleh dari di lahan demoplot.
pemerintah namun tidak mengubah
persepsi mereka tentang bertanam yang Faktor Penghambat pelaksanaan demoplot
baik dan berkualitas.” perkebunan karet terpadu antara lain:
Dengan dasar tersebut maka di 1. Etos kerja yang rendah pada diri petani
bentuklah sebuah percontohan untuk sehingga berdampak pada kehidupan
menciptakan pemikiran yang baru bagi ekonomi petani yang kurang baik.
mereka, yaitu Demoplot. Demonstrasi 2. Kurangnya tenaga kerja siap pakai
usaha tani (Demoplot) adalah demonstrasi untuk mengelola perkebunan karet.
yang dilakukan secara perorangan (petani- 3. Rendahnya Sumberdaya Manusia dan
dengan mengusahakan komoditi tertentu keterampilan petani sehingga kurang
(tanaman pangan, perkebunan), dengan cepat dalam merespon setiap
areal 5 hektar untuk komoditi yang kesempatan yang datang, contohnya
memerlukannya. ketika ada program demoplot
Pada program PRUKAB, demoplot disosialisasikan yang tampak aktif
dilakukan di desa Sukarena, Kecamatan hanyalah ketua kelompok saja dan
Sukakarya, Musi Rawas. Pelaksanaan pengerjaan persiapan demoplot
program ini memakan waktu sekitar 11 berjalan lambat dan membutuhkan
bulan. Kegiatan yang dilakukan selama waktu yang lama.
demoplot tersebut dimulai dari pengukuran 4. Kurangnya kesadaran petani akan
dan pemasangan patok pembatas di lahan pentingnya kepercayaan (tidak
demoplot perkebunan karet terpadu amanah). Hal ini disebabkan karena
sebesar 5 hektar, kemudian dilanjutkan kelompok tani beberapa kali
dengan pembersihan repoh atau semak mendapatkan bantuan dari pemerintah
belukar di lahan, setelah itu pemasangan sehingga mereka beranggapan setiap
mesin pengolah karet sebagai teknologi program yang ada adalah hibah dan
tepat guna dan pembuatan lubang tanam mereka kurang menunjukkan semangat
untuk penanaman bibit karet di lahan. dalam mengerjakan demoplot ini.
Selain berfokus pada demontrasi
pengolahan karet terpadu, pada demoplot Persiapan Implementasi Demoplot
ini juga diberikan pelatihan usaha tanaman Perkebunan Karet Terpadu
tumpang sari dan peternakan sapi. Hal ini Persiapan Implementasi Demoplot
berguna untuk meningkatkan pendapatan Perkebunan Karet Terpadu di Desa
petani selain dari karet. Para petani telah Sukarena Kecamatan Sukakarya diawali
mengembangkan sayur-sayuran dan dengan sosialisasi dan koordinasi dengan
tanaman pangan. Kelompok Tani di lokasi Demoplot
Perkebunan Karet Terpadu. Sosialisasi dan
Faktor Pendorong pelaksanaan demoplot koordinasi dengan Kelompok Tani di
perkebunan karet terpadu antara lain: lokasi Demoplot Perkebunan Karet
1. Sumber Daya Alam yang melimpah. Terpadu dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu :
3. Lahan pertanian sangat subur Sosialisasi dan survei pertama pada hari
4. Tanaman rumput yang melimpah Kamis tanggal 6 Juli 2012 bersama staff
sangat cocok untuk digunakan sebagai Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas
pakan ternak (Disbun) dan Tim PRUKABUniversitas
Brawijaya (UB). Survei dan koordinasi
8
pada hari Jum’at tanggal 14 Juli 2012 oleh dihibahkan oleh Kementrian Pembangunan
Tim PRUKAB Universitas Brawijaya dan Daerah Tertinggal di lokasi lahan sebagai
Kepala Disbun Kabupaten Musi Rawas contoh simulasi pengolahan lahan karet.
Kemajuan ini akan meningkatkan kualitas
Persiapan Lahan Demoplot dari karet yang dihasilkan.
Persiapan Lahan Demoplot dilakukan
dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu; Usaha Tanaman Tumpang Sari
1. Pengukuran dan Pemasangan patok Usaha tanaman tumpang sari telah
pembatas di lahan Demoplot dilakukan di Lahan Demoplot sejak para
Perkebunan Karet Terpadu petani membuka lahan di Desa Sukarena
2. Pembersihan repoh atau semak belukar Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi
di lahan Demoplot Perkebunan Karet Rawas. Para petani mengembangkan
Terpadu sayur-sayuran dan tanaman pangan. Jenis
3. Pengajiran dan pembuatan lubang tanaman yang ditanam adalah :
tanam untuk penanaman bibit karet di
lahan Demoplot Perkebunan Karet a. Sayur
Terpadu Jenis tanaman sayur yang
dikembangkan di lahan demoplot yaitu
Penanaman bibit karet di lahan Gambas, Pare, Bayam, Cabai, Kacang
Demoplot Perkebunan Karet Terpadu Panjang, Mentimun dan Terong. Tanaman
Pada pelaksanaan penanaman bibit sayur tersebut ditanam oleh Sugito di sela-
karet dilokasi demplot ini menggunakan sela tanaman karet. Adapun sayur-sayuran
bahan tanam bibit dalam polybag, karena yang ditanam oleh Sugito antara lain
penanaman menggunakan bibit unggul Gambas, Pare, Terong dan Cabai dengan
jenis Klon PB 260. Penanaman bibit dalam luas lahan yang ditanami sayuran oleh
polybag memiliki beberapa keuntungan Sugito seluas 1,5 Ha.
yaitu penanaman bibit lebih mudah,
tingkat kematian bisa diperkecil, daya b. Padi Gogo
adaptasi terhadap lingkungan sudah cukup Jenis tanaman pangan yang
baik. dikembangkan di lahan demoplot yaitu
Padi Gogo. Padi Gogo ditanam oleh
Pemagaran Lahan Demoplot Senen, yang merupakan salah satu anggota
Pemagaran lahan demoplot perlu kelompok Tani Sinar Musi. Tanaman Padi
dilakukan untuk menjaga keamanan lahan ini ditanam di lahan seluas ¾ Ha dan
demoplot beserta isinya. Hal ini dilakukan ditumpangsari dengan tanaman karet.
karena disekitar lahan demoplot masih Penanaman Padi Gogo dilakukan secara
berupa hutan dan banyak terdapat babi gotong royong (bahasa lokal: sambatan).
hutan dan hewan merugikan lainnya. Kebutuhan benih padi yang ditanam dalam
Pemagaran dilakukan dengan 1 Ha rata-rata dibutuhkan 20-30 kg benih
menggunakan kawat berduri yang padi.
dipasang mengelilingi lahan demoplot.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain c. Semangka
kawat berduri, palu besar dan batang kayu Jenis tanaman buah-buahan yang
sebagai tiang. ditanam di lahan demoplot adalah
Bahan kayu diperoleh dari kayu- Semangka. Tanaman semangka ini
kayu yang terdapat di hutan sekitar lahan ditanam oleh Sugito dan Wahono. Sugito
demoplot. Pengambilan kayu dilakukan menanam Semangka di lahan seluas 1 Ha.
oleh anggota kelompok tani. Sedangkan Wahono menanam Semangka
Pemasangan mesin pengolah karet di lahan seluas 1 Ha. Jenis semangka yang
berupa roll press lembaran yang ditanam adalah semangka tanpa biji.
9
Saran
Saran yang dapat diberikan kepada
pemerintah Musi Rawas dan LPPM-UB
1. Kegiatan pelatihan yang dilakukan
sangat berdampak bagi masyarakat,
khususnya masyarakat daerah
tertinggal. Rekomendasi untuk
meneruskan program secara luas.
Sebaiknya pengalaman fasilitasi dan
demoplot hasil Program PRUKAB
dilanjutkan oleh Pemerintah
Kabupaten Musirawas maupun
LPPM-UB untuk pengembangan
masyarakat.
2. Permasalahan keterbelakangan
kualitas SDM tergantung pada kinerja
pemerintah, mekanisme kontrol yang
diberikan sebaiknya diperbaiki.
3. Lebih berinovasi dalam pelatihan
masyarakat, tidak terfokus pada fokus
pertanian. Pengolahan hasil tani juga
dapat meningkatkan penadapatan
masyarakat.