Anda di halaman 1dari 11

Peranan Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat Universitas


Brawijaya dalam Pengembangan
Masyarakat Daerah Tertinggal
Arya Darmana (0910220061)
Dibimbing Oleh: Lily Hendrasti, SE., MM.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 165 Malang
aryadarmana99@gmail.com
Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya dalam melakukan pelatihan dan
pengembangan sumberdaya manusia di Desa Sukarena, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten
Musi Rawas, Sumatra Selatan melalui Program Produk Unggulan Kabupaten. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif, jenis penelitian adalah deskriptif studi kasus.
Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling, guna menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai sumber yang benar-benar mengerti permasalahan. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari tiga unsur yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Brawijaya memiliki peranan dalam pengembangan masyarakat di Desa Sukarena.melalui
fasilitasi dan demonstrasi, yaitu terbentuknya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Musirawas (GARDAMASMURA) dan sistem pengolahan karet terpadu pada demoplot.
Kata kunci: pelatihan, pengembangan, pemberdayaan, SDM, demonstrasi, fasilitasi

Abstract

The purpose of this research is to understand the role of Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat – Brawijaya University (LPPM – UB) in conducting a
training and development of rural area in Sukarena Village, Sukakarya, Musirawas, South
Sumatra through Program Produk Unggulan Kabupaten (PRUKAB). The research use
qualitative descriptive methodology within a case study. Snowball sampling has been used to
collect information from multisource. Data collecting techniques consist of interview,
observation and documentation. The data analysis in this paper includes data reduction,
presentation and conclusion. The result states that Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat – Brawijaya University (LPPM – UB) actively empower the society of
Sukarena Village through an important role in the training and development by facilitation
support and demonstration, which encourages the establishment of Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Musirawas (GARDAMASMURA) and palm processing holistic system in
demonstration plot.
Keywords: training, development, empowerment, human resources, demonstration,
facilitation

1
2

PENDAHULUAN pemberdayaan dan pengembangan


masyarakat dibawah naungan Universitas
Pembangunan nasional selama ini Brawijaya. Lembaga ini merupakan salah
belum sepenuhnya mampu meningkatkan satu bentuk nyata kepedulian perguruan
kualitas hidup dan kesejahteraan tinggi akan kemajuan perekonomian
masyarakat di daerah secara merata, Negara Indonesia. Melalui program-
setidaknya saat ini tercatat masih ada 183 program pelatihannya, LPPM-UB telah
kabupaten dan 32.000 desa di Indonesia banyak berperan mengentaskan
yang masih tertinggal (Kementerian kemiskinan pada daerah di Indonesia yang
Pembangunan Daerah Tertinggal, 2009). memiliki keterbelakangan perekonomian.
Peningkatan dan pembangunan Salah satu program pelatihan yang
perekonomian tentu saja membutuhkan yang diadakan LPPM-UB adalah Program
peran dari manusia yang menggerakkan Unggulan Kabupaten (PRUKAB).
perekonomian tersebut. SDM yang Program yang diusung bersama dengan
berkualitas dapat memicu kemajuan Kementerian Pembangunan Daerah
peradaban dan perekonomian. Ketika Tertinggal ini merupakan program
sebuah daerah memiliki SDM yang pengembangan komoditas unggulan
unggul, maka tingkat perekonomian kabupaten yang dilakukan secara terpadu,
daerah tersebut dapat dikatakan maju. Hal yang bertujuan untuk mengamati potensi
ini dikarenakan SDM yang unggul ekonomi dan sosial budaya masyarakat,
memiliki kemandirian serta kemampuan mengangkat permasalahan, memberikan
untuk melakukan perubahan-perubahan solusi yang diperlukan berdasarkan potensi
dalam kemajuan, dan juga dapat yang dimiliki. Program pelatihan
beradaptasi dalam berbagai teknologi dan PRUKAB telah diterapkan di Desa
informasi yang terus berkembang untuk Sukarena Kecamatan Sukakarya
memanfaatkan sumberdaya yang ada pada Kabupaten Musi Rawas yang juga
suatu daerah. Fokus untuk meningkatkan merupakan desa percontohan pelatihan
kualitas SDM pada daerah tertinggal PRUKAB. Desa Sukarena merupakan satu
merupakan awal dari peningkatan dari 32.000 desa di Indonesia yang
perekonomian suatu daerah secara dikategorikan sebagai desa tertinggal oleh
menyeluruh. Kementerian Pembangunan Daerah
Keberadaan perguruan tinggi Tertinggal.
mempunyai kedudukan dan fungsi penting Berdasakan ulasan informasi diatas
dalam meningkatkan perekonomian mengenai pengembangan masyarakat di
masyarakat Indonesia. Permasalahan Desa Sukarena melalui Program PRUKAB
ketidakmerataan perekonomian Indonesia maka dilakukanlah penelitian dengan judul
menuntut agar kedudukan dan fungsi ”Peranan Lembaga Penelitian dan
perguruan tinggi dapat terwujud dalam Pengabdian Kepada Masyarakat
peran yang nyata, sesuai dalam Tri Universitas Brawijaya (LPPM-UB)
Dharma Perguruan Tinggi. Perguruan dalam pengembangan dan pelatihan
tinggi harus mengupayakan dan SDM pada daerah tertinggal.”
menjadikan dirinya sebagai pusat
pengembangan dan penyebarluasan ilmu METODE PENELITIAN
pengetahuan dan teknologi serta
mengupayakan penggunaannya untuk Objek dalam penelitian ini adalah
meningkatkan perekonomian masyarakat Program Unggulan Kabupaten (PRUKAB)
Indonesia. Lembaga Penelitian dan Musi Rawas yang dinaungi oleh LPPM
Pengabdian Kepada Masyarakat UB. Penelitian ini merupakan penelitian
Universitas Brawijaya (LPPM-UB) kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran
merupakan salah satu wadah secara menyeluruh tentang peranan
3

Lembaga Penelitian dan Pengabdian perencanaan, pengorganisasian,


Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya pengadaan, dan pengawasan terhadap
(LPPM-UB) dalam pengembangan dan PRUKAB. Informan utama adalah mereka
pelatihan SDM pada daerah tertinggal. Hal yang terlibat langsung dalam interaksi
ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan sosial yang diteliti. Pihak yang dijadikan
Taylor (1975) dalam Moleong (1990: 3) sebagai informan utama yaitu Dian Agus
yang menyatakan ”metodologi kualitatif” Priyatmoko, S.Pi. selaku pendamping
sebagai prosedur penelitian yang lapang, yang mengetahui dan menjalankan
menghasilkan data deskriptif berupa kata- PRUKAB mulai dari awal hingga selesai
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan selama itu menetap di Musirawas.
dan perilaku yang dapat diamati. Jenis Informan tambahan merupakan merupakan
penelitian ini adalah deskriptif studi kasus. mereka yang dapat memberikan informasi
Arikunto (2006) mengemukakan bahwa walaupun tidak terlibat langsung dalam
metode studi kasus sebagai salah satu jenis interaksi sosial yang diteliti. Pihak yang
pendekatan deskriptif, adalah penelitian dijadikan sebagai informan tambahan yaitu
yang dilakukan secara intensif, terperinci Muhammad Adzim, SE.
dan mendalam terhadap suatu organisme Teknik analisis data yang
(individu), lembaga atau gejala tertentu digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan daerah atau subjek yang sempit. model Interaktif. Model interaktif menurut
Berdasarkan cara memperolehnya, Miles dan Huberman dalam Sugiyono
penelitian ini menggunakan data primer (2008:246) “dalam pandangan model
dan sekunder. Data primer diperoleh dari interaktif, ada tiga jenis kegiatan analisis
individu melalui wawancara, observasi, (reduksi data, penyajian data, dan
dan dokumentasi. Sedangkan data penarikan kesimpulan). Reduksi data
sekunder berasal dari Bapan Pusat Statistik merupakan proses pemilihan, pemusatan
Musi Rawas. perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar
Data Informan yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data berlangsung secara
Tabel 1 terus-menerus sampai laporan akhir
Daftar Informan
lengkap tersusun. Menurut Sugiyono
N Nama Usia Pekerjaan Keterangan (2008: 249) “reduksi data merupakan
o (tah
un)
proses berpikir sensitif yang memerlukan
1. Ir. Agus 56 Dosen Ketua Program kecerdasan dan keluasan dan kedalaman
Tumulyadi, MS PRUKAB wawasan yang tinggi.”
2. Dian Agus 24 Staf LPPM Pendamping
Priatmoko, S.Pi Lapang
Alur yang kedua adalah penyajian
3. Muhammad 21 Mahasiswa Mahasiswa data yang merupakan sekumpulan
Adzim Trainer informasi yang tersusun dan dapat
memberikan kemungkinan adanya
Sumber: Data Diolah, 2013 penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penelitian kualitatif
Informan dalam penelitian ini penyajian data dapat dilakukan dalam
terbagi tiga yaitu informan kunci, bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
informan utama, dan informan tambahan. antar kategori, dan flowchart. Dalam hal
Informan kunci ialah yang mengetahui dan ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono
memiliki berbagai informasi pokok yang (2008:249) menyatakan, “yang paling
diperlukan dalam penelitian. Pihak yang sering digunakan untuk menyajikan data
dijadikan sebagai informan kunci yaitu Ir. dalam penelitian kualitatif adalah teks
Agus Tumulyadi, MS. selaku ketua yang bersifat naratif.”
PRUKAB yang bertanggungjawab atas
4

Menurut Miles dan Huberman apa solusinya. Data yang diperoleh dari
dalam Sugiyono (2008:252) “alur masyarakat sebagai data primer dan data
ketiga/terakhir dari analisis data kualitatif statistik setempat yang berikutnya
ini adalah penarikan kesimpulan dan dipelajari oleh Tim PRUKAB sebagai
verifikasi”. Kegiatan penarikan bahan pemahaman lokasi, setelah itu
kesimpulan merupakan langkah lebih pelatihan dapat dimulai.” tutur Pak Agus.
lanjut setelah proses reduksi dan penyajian Setelah dilakukan analisis penulis
data. Setelah data direduksi dan disajikan mengambil kesimpulan bahwa
secara sistematis pada dasarnya sudah permasalahan yang ada pada masyarakat
memberikan arahan bagi kegiatan desa Sukarena adalah:
penarikan kesimpulan. Pengujian - Harga karet yang rendah karena teknik
Kredibilitas data penelitian akan pengolahan yang tradisional
dilakukan dengan perpanjangan - Berkurangnya pendapatan dikarenakan
pengamatan, peningkatan ketekunan sering terjadinya pencurian karet
dalam penelitian, triangulasi, diskusi (minimnya pengawasan dan pengolahan
dengan teman sejawat, analisis kasus yang tradisional menyebabkan hasil
negatif dan membercheck dalam karet mudah untuk dicuri)
Sugiyono (2008, 270). - Kemampuan masyarakat Sukarena yang
tidak berkembang karena bentuk
HASIL PENELITIAN pelatihan yang diberikan instansi
pemerintah kurang tepat, yaitu hanya
Melalui proses teknik analisi data berupa penyuluhan dan hibah.
yang dilakukan kepada informan dan - Tidak adanya kontrol yang tepat
lokasi pelatihan, diperoleh data yang terhadap perkembangan masyarakat
menjawab pertanyaan utama, yaitu petani Sukarena disebabkan peran PPL
bagaimana peran Lembaga Penelitian dan yang tidak maksimal.
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas - Alur pemasaran produk yang ada masih
Brawijaya (LPPM-UB) dalam kurang karena hanya mengandalkan
pengembangan dan pelatihan SDM pada tengkulak, hal ini menyebabkan daya
daerah tertinggal dalam PRUKAB Musi tawar petani kecil.
Rawas. - Tidak adanya alternatif pemasukan bagi
petani ketika masa setelah panen, hal ini
Pembahasan disebabkan pengolahan lahan hanya
Penyelenggaraan pelatihan berfokus pada tanaman karet.
PRUKAB dilakukan dalam 3 tahap yaitu :
1. Tahapan Persiapan Solusi Permasalahan
2. Tahapan Implementasi Setelah diketahui apa yang menjadi
3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi permasalahan, tahap berikutnya adalah
mempersiapkan memberikan pelatihan
1. Tahapan Persiapan yang tepat bagi masyarakat sebagai solusi
dari permasalahan. Melalui analisis
Analisis kebutuhan pelatihan, fasilitator partisipatif, telah ditentukan metode yang
dan kemitraan usaha melalui metode tepat bagi masyarakat Sukarena. Menurut
partisipatif Bapak Agus “Pelatihan yang tepat bagi
Dalam perencanaan pelatihan masyarakat daerah tertinggal adalah
masyarakat diperlukan analisis yang baik demonstrasi, pelatihan demonstrasi pada
terhadap daerah. “Melalui partisipatif kita permasalahan pertanian adalah demoplot.
dapat mengetahui tempat, apa potensi Mengapa harus demoplot? Kebanyakan
daerah, bagaimana budaya masyarakat, pada masyarakat yang akses informasi dan
kelebihan dan kekurangan yang ada, dan teknologinya terbatas cenderung tertutup
5

dan malas. Kita harus memberikan contoh Pelaksanaan yaitu berupa FGD, Key
nyata supaya mereka dapat bergerak Person dalam FGD ini adalah Bupati,
mengikuti perubahan. Ibarat “guru kencing Disbun, SKPD Terkait, UNMURA,
berdiri, murid kencing berlari”. Camat, Balitbang Prov, MP3EI, Kepala
Demoplot atau Demonstration Plot Desa, Perwakilan Gabungan Kelompok
adalah suatu metode penyuluhan pertanian Tani (Gapoktan) dan pengurus koperasi
kepada petani, dengan cara membuat lahan karet. Dalam kegiatan FGD, TIM
percontohan, agar petani bisa melihat dan PRUKAB memaparkan keseluruhan
membuktikan terhadap objek yang program dan rencana kerja yang akan
didemontrasikan. dilaksanakan di desa Sukarena Kabupaten
(sumber: Musi Rawas. Output yang diharapkan dari
http://gapoktansaluyu.wordpress.com) pelaksanaan FGD yaitu rencana kerja
Pada lahan demoplot tersebut PRUKAB.
dicontohkan penanaman dan pengolahan
karet yang baik, mulai dari bibit hingga Seleksi Calon Pengurus GARDAMAS
karet siap jual. Kemudian dicontohkan MURA
pula pengelolaan lahan yang befektif dan Seleksi calon pengurus
maksimal, melalui penanaman tanaman GARDAMAS MURA dilakukan pada
holtikultura serta peternakan sapi dan tanggal 31 Juli 2012 bertempat di Kantor
lebah yang dapat dilakukan pada lahan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi
sebagai pendapatan lain diluar karet. Rawas. Seleksi diikuti oleh 10 orang
Melalui demonstrasi plot, masyarakat akan alumni Universitas Musi Rawas. Proses
memiliki contoh bagaimana pengolahan Seleksi dilakukan dengan mewawancarai
karet yang benar dan baik sehingga nilai para peserta oleh Staff Dinas Perkebunan
jual karet dapat menjadi tinggi. yaitu Eman Suherman, SP dan Tim dari
Selain berfokus pada pelatihan, hal Universitas Brawijaya.
yang juga perlu dibenahi adalah Adapun nama-nama calon pengurus yang
permasalahan fasilitasi dan kemitraan. Tim mengikuti seleksi tersebut ditunjukkan
PRUKAB mempersiapkan sebuah lembaga tabel berikut ini:
yang nantinya menaungi para petani karet Tabel 2
di Desa Sukarena, yang mana penggerak Daftar Pengurus GARDAMASMURA
dari lembaga tersebut adalah Mahasiswa
Pendi
Universitas Musirawas. Lembaga yang N dikan
Nama Fakultas Jurusan
bernama GARDAMASMURA dinaungi o Terak
oleh Disbun Musirawas, Universitas hir
Brawijaya, dan Kementrian Pembangunan
1 Abadi S1 Pertanian Agroteknologi
Daerah Tertinggal.
Dapit
2. Tahapan Implementasi 2 Pirmans S1 Pertanian Agroteknologi
yah
A. Persiapan Pembentukan Heri
3 Gunawa S1 Pertanian Agroteknologi
GARDAMAS MURA n
Frenti
Sosialisasi 4 Anggrai S1 Pertanian Agroteknologi
Sosialisasi pembentukan Lembaga ni
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Ervina
Musi Rawas (GARDAMAS MURA) 5 Desiana S1 Pertanian Agribisnis
Sari
dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2012
Melly
bertempat di Ruang Off Room Kantor 6 Febriya S1 Pertanian Agroteknologi
Bupati Kabupaten Musi Rawas. Metode nti
6

Lanjutan tabel 2 dengan kegiatan sosial. Dibutuhkan orang-


orang yang berdedikasi dan berjiwa sosial
Agus tinggi untuk mengelola GARDAMAS
Pertani
7 Mulya S1
an
Agroteknologi MURA.
di
Pada kegiatan job training tersebut, calon
Junaid Pertani
8
i
S1
an
Agroteknologi pengurus dilibatkan langsung pada
Ribut kegiatan implementasi Demoplot dan
9
Andi
S1
Pertani
Agroteknologi dilibatkan untuk membantu kegiatan
Maria an
nto
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
10 Dinas Perkebunan Musirawas.
Titin
Pertani
Febriy S1 Agroteknologi
an Pembentukan Mitra Binaan
anti
Pembentukan Kelompok Tani Sinar
Diklat Calon Pengurus Musi diawali oleh 2 (dua) orang anggota
GARDAMASMURA yang datang terlebih dahulu ke Desa
Diklat Calon Pengurus Sukarena yaitu Sarwo dan Sugito pada
GARDAMASMURA dilaksanakan pada Bulan Juli 2003. Mereka merupakan ayah
hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2012 dan anak yang awalnya berdomisili di
bertempat di Hotel Hakmaz Taba Syari’ah Kecamatan Tugumulyo. 3 (tiga) tahun
di Kota Lubuk Linggau. Kegiatan Diklat setelah itu anggota yang lain mulai
ini diikuti oleh 16 orang peserta. Pemateri berdatangan dan membentuk kelompok
yang mengisi Diklat Calon Pengurus kecil atau lazim disebut Rompok. Orang-
GARDAMAS MURA berasal dari Tim orang tersebut berasal dari berbagai daerah
PRUKAB Universitas Brawijaya Malang antara lain Lampung, Transmigran dari
yang telah dipersiapkan sebelumnya Jawa dan dari Kecamatan Tugumulyo.
melalui pelatihan, pemateri juga berasal Orang-orang berinisiatif membentuk
dari Dinas Perkebunan Kabupaten Musi sebuah kelompok tani dengan anggota
Rawas. awal sebanyak 10 orang petani pada tahun
Tujuan dari pendidikan tersebut adalah 2006. Karena kurangnya fasilitas, lahan
memberikan informasi dan motivasi dan jumlah anggota yang sedikit akhirnya
kepada masyarakat yang menjadi sasaran pembentukan kelompok tersebut tertunda
pelatihan supaya mampu dan berkeinginan dan orang-orang berjalan sendiri-sendiri.
untuk melestarikan program sehingga Pada program PRUKAB ini para
tercipta sebuah budaya kerja yang baru. petani mulai membentuk kembali
Bentuk transfer of training ini kelompok tani dengan anggota 25 orang.
memberikan wawasan kepada calon Adapun nama kelompok tani tersebut
pengurus GARDAMASMURA sehingga adalah Kelompok Tani Sinar Musi yang
nantinya mereka dapat mengajarkan usulan namanya berasal dari Sarwo.
kepada petani dengan prosedur yang jelas.
B. Demoplot Perkebunan Karet
Job Training Calon Pengurus
GARDAMASMURA Terpadu
Selanjutnya para pengurus
mengikuti kegiatan Job Training di kantor Analisis Demoplot
GARDAMAS MURA di Jl. Silampari Menurut Ir. Agus Tumulyadi
(Eks. Kantor Revbun Dinas Perkebunan “Pengaruh paling besar untuk memberikan
Kabupaten Musi Rawas). sebuah pembelajaran adalah contoh.
Dalam memilih pengurus memang Masyarakat sudah mengerti bagaimana
dibutuhkan proses. Karena kegiatan menghasilkan uang dari bertanam karet,
GARDAMAS MURA banyak bersentuhan namun masyarakat belum mengerti
7

bagaimana menghasilkan uang yang lebih 5. Peternakan sapi jangka panjang sangat
banyak dari bertanam karet, penghasilan menghasilkan dimana persediaan
utama dan selingan dari berkebun. Hal ini rumput masih melimpah, selain itu
tidak bisa dikomunikasikan melalui kotoran yang dihasilkan oleh sapi
penyuluhan saja, sudah banyak berguna untuk dijadikan pupuk organik
penyuluhan yang diperoleh dari di lahan demoplot.
pemerintah namun tidak mengubah
persepsi mereka tentang bertanam yang Faktor Penghambat pelaksanaan demoplot
baik dan berkualitas.” perkebunan karet terpadu antara lain:
Dengan dasar tersebut maka di 1. Etos kerja yang rendah pada diri petani
bentuklah sebuah percontohan untuk sehingga berdampak pada kehidupan
menciptakan pemikiran yang baru bagi ekonomi petani yang kurang baik.
mereka, yaitu Demoplot. Demonstrasi 2. Kurangnya tenaga kerja siap pakai
usaha tani (Demoplot) adalah demonstrasi untuk mengelola perkebunan karet.
yang dilakukan secara perorangan (petani- 3. Rendahnya Sumberdaya Manusia dan
dengan mengusahakan komoditi tertentu keterampilan petani sehingga kurang
(tanaman pangan, perkebunan), dengan cepat dalam merespon setiap
areal 5 hektar untuk komoditi yang kesempatan yang datang, contohnya
memerlukannya. ketika ada program demoplot
Pada program PRUKAB, demoplot disosialisasikan yang tampak aktif
dilakukan di desa Sukarena, Kecamatan hanyalah ketua kelompok saja dan
Sukakarya, Musi Rawas. Pelaksanaan pengerjaan persiapan demoplot
program ini memakan waktu sekitar 11 berjalan lambat dan membutuhkan
bulan. Kegiatan yang dilakukan selama waktu yang lama.
demoplot tersebut dimulai dari pengukuran 4. Kurangnya kesadaran petani akan
dan pemasangan patok pembatas di lahan pentingnya kepercayaan (tidak
demoplot perkebunan karet terpadu amanah). Hal ini disebabkan karena
sebesar 5 hektar, kemudian dilanjutkan kelompok tani beberapa kali
dengan pembersihan repoh atau semak mendapatkan bantuan dari pemerintah
belukar di lahan, setelah itu pemasangan sehingga mereka beranggapan setiap
mesin pengolah karet sebagai teknologi program yang ada adalah hibah dan
tepat guna dan pembuatan lubang tanam mereka kurang menunjukkan semangat
untuk penanaman bibit karet di lahan. dalam mengerjakan demoplot ini.
Selain berfokus pada demontrasi
pengolahan karet terpadu, pada demoplot Persiapan Implementasi Demoplot
ini juga diberikan pelatihan usaha tanaman Perkebunan Karet Terpadu
tumpang sari dan peternakan sapi. Hal ini Persiapan Implementasi Demoplot
berguna untuk meningkatkan pendapatan Perkebunan Karet Terpadu di Desa
petani selain dari karet. Para petani telah Sukarena Kecamatan Sukakarya diawali
mengembangkan sayur-sayuran dan dengan sosialisasi dan koordinasi dengan
tanaman pangan. Kelompok Tani di lokasi Demoplot
Perkebunan Karet Terpadu. Sosialisasi dan
Faktor Pendorong pelaksanaan demoplot koordinasi dengan Kelompok Tani di
perkebunan karet terpadu antara lain: lokasi Demoplot Perkebunan Karet
1. Sumber Daya Alam yang melimpah. Terpadu dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu :
3. Lahan pertanian sangat subur Sosialisasi dan survei pertama pada hari
4. Tanaman rumput yang melimpah Kamis tanggal 6 Juli 2012 bersama staff
sangat cocok untuk digunakan sebagai Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas
pakan ternak (Disbun) dan Tim PRUKABUniversitas
Brawijaya (UB). Survei dan koordinasi
8

pada hari Jum’at tanggal 14 Juli 2012 oleh dihibahkan oleh Kementrian Pembangunan
Tim PRUKAB Universitas Brawijaya dan Daerah Tertinggal di lokasi lahan sebagai
Kepala Disbun Kabupaten Musi Rawas contoh simulasi pengolahan lahan karet.
Kemajuan ini akan meningkatkan kualitas
Persiapan Lahan Demoplot dari karet yang dihasilkan.
Persiapan Lahan Demoplot dilakukan
dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu; Usaha Tanaman Tumpang Sari
1. Pengukuran dan Pemasangan patok Usaha tanaman tumpang sari telah
pembatas di lahan Demoplot dilakukan di Lahan Demoplot sejak para
Perkebunan Karet Terpadu petani membuka lahan di Desa Sukarena
2. Pembersihan repoh atau semak belukar Kecamatan Sukakarya Kabupaten Musi
di lahan Demoplot Perkebunan Karet Rawas. Para petani mengembangkan
Terpadu sayur-sayuran dan tanaman pangan. Jenis
3. Pengajiran dan pembuatan lubang tanaman yang ditanam adalah :
tanam untuk penanaman bibit karet di
lahan Demoplot Perkebunan Karet a. Sayur
Terpadu Jenis tanaman sayur yang
dikembangkan di lahan demoplot yaitu
Penanaman bibit karet di lahan Gambas, Pare, Bayam, Cabai, Kacang
Demoplot Perkebunan Karet Terpadu Panjang, Mentimun dan Terong. Tanaman
Pada pelaksanaan penanaman bibit sayur tersebut ditanam oleh Sugito di sela-
karet dilokasi demplot ini menggunakan sela tanaman karet. Adapun sayur-sayuran
bahan tanam bibit dalam polybag, karena yang ditanam oleh Sugito antara lain
penanaman menggunakan bibit unggul Gambas, Pare, Terong dan Cabai dengan
jenis Klon PB 260. Penanaman bibit dalam luas lahan yang ditanami sayuran oleh
polybag memiliki beberapa keuntungan Sugito seluas 1,5 Ha.
yaitu penanaman bibit lebih mudah,
tingkat kematian bisa diperkecil, daya b. Padi Gogo
adaptasi terhadap lingkungan sudah cukup Jenis tanaman pangan yang
baik. dikembangkan di lahan demoplot yaitu
Padi Gogo. Padi Gogo ditanam oleh
Pemagaran Lahan Demoplot Senen, yang merupakan salah satu anggota
Pemagaran lahan demoplot perlu kelompok Tani Sinar Musi. Tanaman Padi
dilakukan untuk menjaga keamanan lahan ini ditanam di lahan seluas ¾ Ha dan
demoplot beserta isinya. Hal ini dilakukan ditumpangsari dengan tanaman karet.
karena disekitar lahan demoplot masih Penanaman Padi Gogo dilakukan secara
berupa hutan dan banyak terdapat babi gotong royong (bahasa lokal: sambatan).
hutan dan hewan merugikan lainnya. Kebutuhan benih padi yang ditanam dalam
Pemagaran dilakukan dengan 1 Ha rata-rata dibutuhkan 20-30 kg benih
menggunakan kawat berduri yang padi.
dipasang mengelilingi lahan demoplot.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain c. Semangka
kawat berduri, palu besar dan batang kayu Jenis tanaman buah-buahan yang
sebagai tiang. ditanam di lahan demoplot adalah
Bahan kayu diperoleh dari kayu- Semangka. Tanaman semangka ini
kayu yang terdapat di hutan sekitar lahan ditanam oleh Sugito dan Wahono. Sugito
demoplot. Pengambilan kayu dilakukan menanam Semangka di lahan seluas 1 Ha.
oleh anggota kelompok tani. Sedangkan Wahono menanam Semangka
Pemasangan mesin pengolah karet di lahan seluas 1 Ha. Jenis semangka yang
berupa roll press lembaran yang ditanam adalah semangka tanpa biji.
9

Penanaman Bibit Rumput untuk Pakan Kegiatan tersebut telah


Ternak menghasilkan dua buah kandang sapi yang
Penanaman bibit rumput untuk dibuat oleh di areal lahan demoplot dengan
pakan ternak dilakukan agar ketersediaan ukuran 3x8 meter.
pakan ternak tetap tersedia. Bibit rumput
berasal dari Malang Jawa Timur dengan Proses Implementasi Ternak Sapi
jenis rumput kaliandra dan rumput gajah. Dalam proses implementasi
Selain itu, bibit rumput juga berasal dari kegiatan beternak sapi di lahan demoplot
daerah Musirawas dengan jenis rumput perlu dilakukan survei terhadap calon
king gress dan rumput sataria. Penanaman hewan ternak sapi. Jenis sapi yang akan
bibit rumput tersebut dilakukan oleh dikembangkan di lahan demoplot adalah
kelompok tani Sinar Musi pada lahan jenis Sapi Bali.
demoplot. Anggota Kelompok yang ikut Kegiatan survei sapi Bali ini
penanaman bibit rumput antara lain dilakukan pada lokasi peternakan sapi di
Sugito, Muhtarom dan Senen. Desa Sadakarya, Kecamatan Purwodadi,
Perkembangan pertumbuhan bibit Kabupaten Musirawas dan di Desa Teluk
rumput saat ini menunjukkan proses yang Dalam, Kecamatan Mataram Baru,
baik. Bibit rumput telah tumbuh baik pada Kabupaten Lampung Timur. Adapun yang
lahan demoplot seluas 0,2 Ha. Pada tahap melakukan kegiatan survei adalah
selanjutnya direncakan penanaman bibit Muhammad Iqbal Arizal, S. Pi dan
rumput kaliandra disekeliling lahan Muhtarom (anggota Kelompok Tani Sinar
demoplot yang berfungsi sebagai pagar. Musi).
Pembelian sapi dilakukan setelah
Pembuatan Kandang kegiatan survei. Pada tahap ini jumlah sapi
Tahap awal dalam implementasi yang dibeli adalah sebanyak 3 ekor. Jenis
kegiatan peternakan sapi adalah sapi yang dibeli adalah sapi Bali jantan.
pembuatan kandang sapi. Pembuatan
kandang sapi dilakukan oleh 2 (dua) orang 3 Tahapan Monitoring dan Evaluasi
anggota Kelompok Tani Sinar Musi yaitu (Monev)
Sugito dan Muhtarom. Bahan-bahan untuk
membuat kandang sapi yang berupa kayu Pelaksana Kegiatan Monitoring dan
diperoleh dari hutan sekitar lahan Evaluasi PRUKAB terdiri dari:
demoplot. Sedangkan bahan lain berupa 1. Monitoring dan evaluasi tingkat pusat
seng dan paku diperoleh dengan membeli oleh KPDT (Kementerian
dari toko bangunan di Kecamatan Muara Pembangunan Daerah Tertinggal)
Kelingi. Tahap awal pembuatan kandang yang dilaksanakan pada tanggal 29-31
sapi antara lain; Agustus 2012. Hasil monitoring dan
a. Pembuatan patok dan pemilihan lokasi evaluasi oleh KPDT adalah sebagai
yang akan digunakan sebagai tempat berikut:
kandang sapi a. Model PRUKAB UB mempunyai
b. Pembelian peralatan pemotong kayu karakter yang berbeda dan
(chain saw) untuk memotong kayu berkelanjutan
c. Pemotongan kayu dari hutan yang b. PRUKAB UB membangun Demo
berfungsi sebagai tiang penyangga Plot Perkebunan Karet Terpadu
kandang berbasis pemberdayaan
d. Pembelian bahan bangunan seperti masyarakat sebagai kegiatan awal
atap asbes dan paku di toko bahan yang dapat dikembangkan di
bangunan seluruh wilayah Kabupaten Musi
e. Pembuatan kandang sapi di Lahan Rawas
Demoplot
10

c. Model PRUKAB UB sebaiknya sehingga kualitas karet menjadi baik.


dilakukan bertahap dan dijadikan Selain itu, demoplot juga memberikan
program multi years peluang kepada masyarakat untuk
d. Kegiatan PRUKAB UB didukung mengerti bagaimana pengolahan lahan
sepenuhnya oleh Bupati dan Dinas pertanian dengan bercocok tanam tanaman
terkait Kabupaten Musi Rawas tumpang sari dan berternak yang berguna
2. Monitoring dan evaluasi tingkat untuk mengisi kekosongan pada lahan,
daerah oleh Dinas Perkebunan Musi juga mengisi waktu yang tersisa dalam
Rawas dilakukan bersamaan dengan menanti hasil panen sehingga pendapatan
adanya kegiatan di lapang. Hasil masyarakat tidak hanya dari satu sumber.
monitoring dan evaluasi oleh Tim Proses pelatihan demoplot dan fasilitasi
Dinas Perkebunan Kabupaten Musi sangat penting guna meningkatkan
Rawas adalah mengawasi, pendapatan masyarakat daerah tertinggal.
mendampingi dan mengarahkan Hal ini membantu pemerintah
kegiatan lapang para mahasiswa di meningkatkan perekonomian negara di
lokasi PRUKAB. skala nasional.

KESIMPULAN Menjawab rumusan penelitian,


maka peran Lembaga Penelitian dan
Penelitian ini menggali tentang Pengabdian Kepada Masyarakat
bagaimana peran Lembaga Penelitian dan Universitas Brawijaya (LPPM-UB) dalam
Pengabdian Kepada Masyarakat pengembangan dan pelatihan SDM pada
Universitas Brawijaya (LPPM-UB) dalam daerah tertinggal dalam PRUKAB Musi
pengembangan dan pelatihan SDM pada Rawas adalah:
daerah tertinggal dalam PRUKAB Musi
1. Membentuk Lembaga yang menaungi
Rawas. Penelitian ini menghasilkan
Kelompok Tani Desa Sukarena yang
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
bertujuan membantu pengadaan
Tim PRUKAB melakukan
pelatihan dan pemasaran produk karet
pelatihan kepada masyrakat daerah
2. Demoplot PRUKAB melibatkan pihak
tertinggal yang ada di desa Sukarena
Universitas Brawijaya, Kementrian
dengan memberikan pelatihan fasilitasi
Daerah Tertinggal, dan Pemerintah
dan demoplot yang berfokus pada
Kabupaten Musirawas. Hasil yang
pengelolaan karet. Dengan metode
diperoleh melalui program demoplot
pelatihan ini, masyarakat desa Sukarena
ini adalah terbentuknya Kelembagaan
dapat memperoleh pengetahuan dan
Pemberdayaan Masyarakat sebagai
teknologi tepat guna secara langsung yang
wadah pendampingan berkelanjutan
berguna dalam meningkatkan pengetahuan
dalam program pelatihan dan
mereka. Fasilitasi diserahkan kepada
pengembangan masyarakat serta
lembaga GARDAMASMURA yang
pemasaran karet berkualitas tingkat
dibentuk oleh Tim Prukab sebagai
Kabupaten, Kecamatan dan Desa.
fasilitator masyarakat kabupaten
Peran fasilitasi sebagai dukungan
Musirawas sebagai lembaga yang
kepada masyarakat untuk
menaungi pengelolaan hasil kebun
mengembangkan dirinya sebelum
masyarakat Musi Rawas secara
menuju kemandirian, memberikan
berkelanjutan, memberikan solusi untuk
motivasi berkelanjutan kepada
permasalahan pengelolaan dan melakukan
masyarakat sasaran supaya tetap
motivasi kepada kelompok tani. Demoplot
terfokus pada tujuan sebagai desa
memberikan peluang kepada masyarakat
pengolahan karet terpadu yang serta
untuk melakukan simulasi dalam
membantu memecahkan persoalan
pengelolaan karet dengan baik dan benar,
yang ada dalam proses tersebut.
11

3. Masyarakat memiliki sebuah metode DAFTAR PUSTAKA


baru untuk meningkatkan kualitas
produk yang dimiliki daerah Sukarena. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Dari metode ini diharapkan pola pikir Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
masyarakat pada Desa Sukarena ikut Jakarta: Rineka Cipta.
berubah. Terbentuknya Demoplot BPS, Musi Rawas Dalam Angka, 2011,
Perkebunan Karet Terpadu sebagai Musi Rawas.
bentuk pelatihan simulasi yang http://gapoktansaluyu.wordpress.com
nantinya akan terus dikembangkan diakses pada 1 Maret 2013
oleh pemerintah Musi Rawas hingga Kementerian Pembangunan Daerah
mampu menjangkau seluruh Tertinggal, 2009, Daerah tertinggal di
kabupaten. Indonesia, Jakarta.
4. Terbentuknya Unit Bisnis (Tanaman Maleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian
Tumpang Sari dan Ternak) Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
5. Kenaikan kualitas karet yang nantinya Rosdakarya
menyebabkan harga karet ikut naik, Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
karena adanya teknologi pengolahan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
karet dan bibit tanaman yang di pakai Penerbit Alfabeta, Bandung.
adalah bibit tanaman kualitas kelas 1.
Dengan begitu taraf perekonomian
masyarakat Sukarena akan lebih maju.

Saran
Saran yang dapat diberikan kepada
pemerintah Musi Rawas dan LPPM-UB
1. Kegiatan pelatihan yang dilakukan
sangat berdampak bagi masyarakat,
khususnya masyarakat daerah
tertinggal. Rekomendasi untuk
meneruskan program secara luas.
Sebaiknya pengalaman fasilitasi dan
demoplot hasil Program PRUKAB
dilanjutkan oleh Pemerintah
Kabupaten Musirawas maupun
LPPM-UB untuk pengembangan
masyarakat.
2. Permasalahan keterbelakangan
kualitas SDM tergantung pada kinerja
pemerintah, mekanisme kontrol yang
diberikan sebaiknya diperbaiki.
3. Lebih berinovasi dalam pelatihan
masyarakat, tidak terfokus pada fokus
pertanian. Pengolahan hasil tani juga
dapat meningkatkan penadapatan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai