Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA KOMPETENSI SDM DALAM MENINGKATKATKAN KUALITAS

PENGELOLAAN LEMBAGA SOSIAL PANTI ASUHAN NURUL HUSNA

Tugas Mata Kuliah


Akuntansi Sektor Publik

Oleh:

Della Putri Rahmawati (210810301011)

Siti Mahmudah (210810301050)

Solihin (210810301133)

Fara Sabina (210810301164)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2023

i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulis ........................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 3
2.1 Sumber Daya Manusia ............................................................................................................. 3
2.2 Lembaga Sosial ......................................................................................................................... 3
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................................................. 3
BAB III ...................................................................................................................................... 4
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 4
BAB IV ...................................................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
4.1 Faktor Penyebab Rendahnya Kompetensi SDM dalam Pengelolaan Panti Asuhan
Nurul Husna ............................................................................................................................... 5
4.2 Kendala dalam Pengembangan dan Penguatan SDM di Panti Asuhan ............................. 6
4.3 Strategi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas SDM .................................. 7
BAB V ....................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Panti asuhan Nurul Husna merupakan salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
(LKSA) yang berada di Kabupaten Jember. Panti asuhan ini terletak di Jalan Jambu No.39,
Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Lembaga ini berdiri pada 4 April 2014 dibawah
pimpinan Muhammadiyah yang hadir berdasarkan kebutuhan umat dalam mengembangkan
kesejahteraan sosial anak berbasis keluarga yang unggul, mandiri, dan berkemajuan.
Jumlah anak asuh dalam panti asuhan ini mencapai lebih dari 100 anak meliputi usia didik
tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan terakhir pada tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Hal ini dikarenakan panti asuhan nurul husna berbasis Lembaga
kesejahteraan sosial menganut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang dijelaskan
pada Pasal 1 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan yang mengatur batas
usia pemuda. Untuk selanjutnya pada tingkat SMP yang sudah lulus akan didampingi untuk
mencari Lembaga Pendidikan ke tiingkat SMA, karena pada tingkat SMA sudah masuk
kategori remaja dimana sudah didapatkannya terkait ilmu kemandirian, untuk berikutnya
jika peserta berminat untuk melanjutkan kuliah disarankan datang Kembali ke Lembaga
sosial panti asuhan nurul husna untuk di damping Kembali dalam mencari perguruan tinggi.
Pendanaan yang diperoleh dari Lembaga sosial ini diperoleh dari dana Masyarakat yang
tertarik dengan kegiatan sosial dan terlibat melalui bantuan berupa hibah atau hadiah yang
diberikan oleh Masyarakat. Selain itu pendanaan juga diperoleh melalui pengembangan
unit usaha mandiri berupa investasi saham pada pom bensin yang berada di bondowoso,
join program pada peternakan kambing yang berada di bangsalsari melalui sedekah ternak,
took modern. Pendanaan menjadi masalah pertama dalam keberlangsungan kegiatan
Lembaga sosial ini karena Lembaga sosial yang bersifat swasta bukan milik pemerintah
sehingga pendanaan yang didapat tidak teratur dalam periodenya. Selain itu permasalahan
kedua dalam Lembaga sosial ini yaitu pada Sumber Daya Manusianya dikarenakan
Lembaga sosial yang bersifat sukarelawan dan volunteer dimana pengurus tidak
mendapatkan gaji ataupun syariah sehingga dalam praktiknya tidak maksimal menjadikan
kolektif pada posisi dimana barang siapa yang bisa ataupun menyanggupi dia yang
melakukan, usia pada SDM juga menjadi alasan pada SDM karena beberapa SDM yang
turut mengabdi sudah lansia sehingga dalam menjalankan keikutsertaan dalam mengelola
Lembaga sosial tidak maksimal. Selain itu Pendidikan juga menjadi hambatan dalam
pengelolaan Lembaga sosial karena dengan kurangnya Pendidikan menyebabkan
kurangnya pengetahuan terkait IPTEK, LAPKEU dan lain sebagainya. Dalam mengelola
Lembaga sosial membutuhkan dasar Pendidikan yang matang agar menjadi bekal untuk
mewujudkan tujuan Bersama.

1
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kompetensi SDM dalam
pengelolaan Panti Asuhan Nurul Husna?
3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan dan penguatan
SDM?
4. Apa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan
produktivitas SDM?

1.3 Tujuan Penulis


Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan
komprehensif terkait pentingnya kompetensi SDM dalam meningkatkatkan kualitas
pengelolaan lembaga sosial Panti Asuhan Nurul Husna guna menggali pengetahuan baru,
mengidentifikasi pola, dan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Manusia
SDM memiliki peran penting dalam keberhasilan suatu organisasi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya, mengembangkan keterampilan dan kompetensi, serta
berkontribusi pada pertumbuhan dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan. SDM
merupakan suatu rancangan dari berbagai sistem formal pada sebuah organisasi dengan
tujuan memastikan penggunaan keahlian manusia secara efektif serta efisien untuk
mencapai tujuan organisasi yang sesuai (Mathis dan Jackson, 2006)
2.2 Lembaga Sosial
Lembaga sosial merupakan sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang
oleh Masyarakat dipandang penting. Melalui lembaga sosial, masyarakat memiliki
kerangka kerja yang terstruktur untuk mencapai tujuan bersama dan menjaga
keseimbangan sosial. Norma-norma yang ada dalam lembaga sosial membentuk pola
perilaku dan hubungan antarindividu dalam Masyarakat (Horton dan Hunt, 1987)
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang sejenis dengan topik penelitian ini, pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya, salah satunya penelitian yang diteliti oleh Oman Sukmana, Nasrullah
dan Juli Astutik (2022). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Malang dengan judul “Pendampingan Peningkatan Pengelolaan dan Branding Panti
Asuhan Putri Aisyiyah Kota Malang”. Penelitian membahas tentang prosedur pelatihan
kepengurusan Lembaga sosial berupa kegiatan pelatihan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan pemahaman terkait substansi Peraturan Menteri Sosial
No.30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pelayanan Anak Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama sama membahas tentang
kompetensi sumber daya manusi dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Lembaga
sosial.

3
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara yang dilakukan
dengan salah satu pengurus Panti Asuhan Nurul Husna yang memiliki jabatan sekretaris.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dan menggunakan pedoman wawancara terstruktur.
Pertanyaannya terfokus pada faktor, kendala, dan strategi SDM yang mempengaruhi kinerja
organisasi Panti Asuhan Nurul Husna. Dilakukan pada lokasi Panti Asuhan Nurul Husna yaitu
Jl. Jambu No.39, Krajan, Jemberlor, Kec. Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Penyebab Rendahnya Kompetensi SDM dalam Pengelolaan Panti Asuhan
Nurul Husna
Rendahnya kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) dalam pengelolaan panti asuhan
bisa disebabkan oleh sejumlah faktor kompleks. Faktor penyebab paling utama dalam Panti
Asuhan Nurul Husna adalah susahnya mendapatkan SDM yang kompeten karena sifat
organisasinya adalah secara sukarela.
Panti asuhan Nurul Husna yang dikelola secara kerelawanan tanpa digaji sering
menghadapi tantangan besar dalam merekrut dan mempertahankan SDM yang
berkompeten. Berikut adalah penjelasan mengenai dampak dari sifat kerelawanan tanpa
gaji terhadap rendahnya kompetensi SDM di panti asuhan Nurul Husna:
a. Keterbatasan Motivasi Finansial
Ketika SDM bekerja secara kerelawanan tanpa mendapatkan gaji, motivasi
finansial untuk bekerja di panti asuhan menurun. Orang-orang mungkin merasa sulit
untuk mengabdikan waktu dan energi mereka ketika mereka tidak mendapatkan
penghasilan yang memadai.
b. Tidak Stabilnya Ketersediaan SDM
Karena tidak ada kompensasi finansial, panti asuhan mungkin menghadapi
kesulitan dalam menjaga stabilitas SDM. Orang-orang yang bekerja secara sukarela
sering kali memiliki komitmen dan kewajiban lain di luar panti asuhan, yang membuat
mereka sulit untuk berkontribusi secara teratur.
c. Kurangnya Kontinuitas dalam Pengelolaan
Karena sifat sukarela, orang-orang yang bekerja di panti asuhan mungkin sering
berpindah atau meninggalkan pekerjaan tersebut ketika mereka menemui kesulitan atau
ketika tuntutan kehidupan pribadi mereka meningkat. Ini menciptakan ketidakstabilan
dalam manajemen dan pengelolaan panti asuhan.
d. Kurangnya Komitmen dan Dedikasi
Tanpa gaji, orang-orang yang bekerja di panti asuhan mungkin tidak merasa
memiliki kewajiban atau tanggung jawab finansial terhadap institusi tersebut. Hal ini
dapat mengakibatkan kurangnya komitmen dan dedikasi dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab mereka dengan sepenuh hati.
e. Tidak Memadainya Waktu dan Energi yang Disediakan
Orang-orang yang bekerja tanpa gaji mungkin memiliki keterbatasan waktu dan
energi karena mereka juga harus mencari penghasilan dari pekerjaan lain atau
memenuhi tanggung jawab keluarga mereka. Ini dapat mengurangi waktu yang mereka
dapatkan untuk mendedikasikan diri mereka sepenuhnya untuk panti asuhan.
5
f. Kurangnya Ketersediaan Orang Berpengalaman
Individu dengan pengalaman dan keterampilan khusus mungkin tidak bersedia
bekerja secara sukarela tanpa gaji, sehingga panti asuhan mungkin kesulitan menarik
orang-orang berkompetensi tinggi yang sangat diperlukan dalam pengelolaan institusi
sosial seperti panti asuhan.
g. Kurangnya Akses ke Pelatihan dan Pengembangan Profesional
Karena tidak ada dukungan finansial, panti asuhan mungkin tidak memiliki dana
yang cukup untuk memberikan pelatihan dan pengembangan profesional kepada SDM
mereka. Ini menghambat kemampuan mereka untuk meningkatkan kompetensi dan
keterampilan yang diperlukan dalam pengelolaan panti asuhan.
4.2 Kendala dalam Pengembangan dan Penguatan SDM di Panti Asuhan
Pengembangan dan penguatan kompetensi SDM dalam panti asuhan yang bergantung
pada sukarelawan sering kali menghadapi sejumlah kendala khusus yang berkaitan dengan
sifat sukarela. Berikut adalah beberapa kendala yang mungkin dihadapi:
a. Keterbatasan Waktu dan Ketersediaan
Sukarelawan biasanya memiliki pekerjaan penuh waktu atau kewajiban lain di luar
panti asuhan. Mereka sering memiliki keterbatasan waktu dalam berkontribusi secara
teratur. Ini membuat sulit untuk menyusun jadwal pelatihan dan pengembangan yang
konsisten dan terencana.
b. Tidak Adanya Kewajiban Finansial
Karena sukarelawan tidak menerima gaji, mereka mungkin tidak merasa memiliki
kewajiban finansial terhadap panti asuhan. Kurangnya insentif finansial dapat membuat
sulit untuk mendorong partisipasi dalam program pelatihan atau pengembangan yang
memerlukan biaya.
c. Kurangnya Kepemimpinan yang Konsisten
Dalam lingkungan sukarela, seringkali tidak ada struktur kepemimpinan yang
konsisten. Kehadiran dan komitmen sukarelawan terhadap proyek-proyek
pengembangan dapat bervariasi tergantung pada siapa yang tersedia pada waktu
tertentu.
d. Kurangnya Ketersediaan Keahlian Khusus
Sukarelawan mungkin tidak memiliki keterampilan khusus yang diperlukan untuk
menyediakan pelatihan atau pengembangan di bidang tertentu. Misalnya,
pengembangan program pendidikan formal memerlukan pengetahuan khusus yang
mungkin tidak dimiliki oleh semua sukarelawan.
e. Kesulitan Dalam Evaluasi Kinerja

6
Karena sukarelawan tidak memiliki kontrak kerja formal atau penilaian kinerja
reguler, sulit untuk mengevaluasi kemajuan mereka dalam pengembangan kompetensi.
Ini membuat sulit untuk mengidentifikasi area di mana mereka perlu ditingkatkan.
f. Tantangan dalam Membangun Budaya Pembelajaran
Budaya pembelajaran yang kuat membutuhkan dedikasi dan komitmen jangka
panjang dari seluruh tim. Dalam konteks sukarelawan, membangun budaya
pembelajaran yang konsisten dan berkelanjutan bisa menjadi tantangan.
g. Kesulitan Dalam Menyediakan Penghargaan dan Pengakuan
Penghargaan dan pengakuan kepada sukarelawan dapat menjadi tantangan karena
panti asuhan mungkin memiliki keterbatasan anggaran. Kurangnya pengakuan bisa
mengurangi motivasi sukarelawan untuk terus berpartisipasi dalam program
pengembangan.
h. Kurangnya Pengawasan dan Bimbingan
Karena sifat sukarela, sukarelawan mungkin tidak mendapatkan pengawasan atau
bimbingan yang teratur. Kurangnya bimbingan dapat membuat sulit untuk memastikan
bahwa pengembangan kompetensi berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan
yang diinginkan.
4.3 Strategi untuk Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas SDM
Meningkatkan kompetensi dan produktivitas SDM (Sumber Daya Manusia) di panti
asuhan Nurul Husna memerlukan pendekatan terencana dan berkelanjutan. Berikut
adalah beberapa strategi yang dapat membantu dalam meningkatkan kompetensi dan
produktivitas SDM di panti asuhan:
a. Penilaian Kebutuhan:
• Lakukan penilaian kebutuhan untuk mengidentifikasi keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan oleh SDM panti asuhan.
• Berdasarkan hasil penilaian, prioritaskan area pengembangan kompetensi yang
paling penting untuk ditingkatkan.
b. Pelatihan dan Pengembangan:
• Rencanakan dan selenggarakan pelatihan reguler untuk meningkatkan
keterampilan teknis dan kepemimpinan SDM.
• Buka akses ke pelatihan eksternal, seminar, dan workshop yang relevan dengan
bidang pekerjaan mereka.
• Fasilitasi kursus online dan sumber daya belajar mandiri untuk memungkinkan
SDM untuk belajar sesuai dengan jadwal mereka.
c. Mentor dan Bimbingan:
• Susun program mentor dan bimbingan di mana anggota tim berpengalaman
membimbing yang baru bergabung.
• Fasilitasi pertemuan rutin antara mentor dan peserta bimbingan untuk diskusi,
pertanyaan, dan pembelajaran langsung.

7
d. Kesempatan Pengembangan Karir:
• Sediakan jenjang karir yang jelas dan peluang promosi untuk memotivasi SDM
untuk mengembangkan kompetensinya.
• Fasilitasi program magang atau pertukaran pengalaman dengan organisasi
serupa untuk memperluas wawasan dan pengalaman.
e. Budaya Pembelajaran:
• Bangun budaya organisasi yang mendorong pembelajaran terus-menerus dan
inovasi.
• Dorong kolaborasi antar tim, berbagi pengetahuan, dan pertukaran ide.
f. Pengakuan dan Penghargaan:
• Berikan pengakuan dan penghargaan kepada SDM yang mencapai prestasi atau
memperlihatkan peningkatan kompetensi.
• Selenggarakan acara apresiasi atau penghargaan secara teratur untuk
memotivasi SDM dan menghargai kontribusi mereka.
g. Partisipasi dalam Proyek Komunitas:
• Libatkan SDM dalam proyek-proyek komunitas yang relevan. Hal ini tidak
hanya memberikan pengalaman baru tetapi juga membangun rasa kepemilikan
terhadap komunitas yang dilayani.
• Ajak SDM untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kegiatan amal yang
melibatkan anak-anak panti asuhan.
h. Evaluasi dan Umpan Balik:
• Lakukan evaluasi reguler terhadap program pelatihan dan pengembangan yang
telah diimplementasikan.
• Dapatkan umpan balik dari SDM untuk menilai efektivitas pelatihan dan
menyesuaikan program ke depannya.
i. Dukungan Psikologis dan Kesejahteraan:
• Sediakan dukungan psikologis dan kesejahteraan untuk SDM yang mungkin
menghadapi stres atau tekanan akibat tugas mereka.
• Fasilitasi program kesejahteraan karyawan, seperti kegiatan relaksasi, yoga,
atau konseling.
j. Kerja sama dengan Institusi Pendidikan:
• Jalin kemitraan dengan institusi pendidikan untuk menyediakan pelatihan dan
program sertifikasi bagi SDM.
• Libatkan mahasiswa magang sebagai sukarelawan untuk membawa energi baru
dan ide segar ke dalam panti asuhan.
Implementasi strategi-strategi ini memerlukan komitmen yang kuat dari manajemen
panti asuhan dan juga dukungan penuh dari seluruh tim SDM. Dengan pendekatan yang
holistik dan berkelanjutan, panti asuhan dapat menciptakan lingkungan di mana SDM
dapat terus berkembang, meningkatkan kompetensi mereka, dan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada anak-anak yang mereka layani.

8
BAB V
KESIMPULAN
Panti Asuhan Nurul Husna menghadapi tantangan serius dalam pengelolaannya karena
bergantung pada sukarelawan yang tidak mendapatkan gaji. Hal ini mengakibatkan rendahnya
kompetensi SDM dalam institusi tersebut. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya
kompetensi SDM termasuk keterbatasan motivasi finansial, tidak stabilnya ketersediaan SDM,
kurangnya kontinuitas dalam pengelolaan, kurangnya komitmen dan dedikasi, keterbatasan
waktu dan energi, kurangnya akses ke pelatihan, serta kesulitan menarik orang berpengalaman.
Kendala-kendala dalam pengembangan SDM di panti asuhan melibatkan keterbatasan
waktu, kurangnya kewajiban finansial, ketidakstabilan kepemimpinan, kesulitan dalam
evaluasi kinerja, serta sulitnya membangun budaya pembelajaran yang kuat dan memberikan
penghargaan yang memadai kepada sukarelawan.
Namun, ada solusi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kompetensi dan
produktivitas SDM di Panti Asuhan Nurul Husna. Pendekatan terencana melalui penilaian
kebutuhan, pelatihan dan pengembangan, mentor dan bimbingan, kesempatan pengembangan
karir, budaya pembelajaran, pengakuan dan penghargaan, partisipasi dalam proyek komunitas,
evaluasi dan umpan balik, serta dukungan psikologis dan kesejahteraan adalah strategi-strategi
yang dapat membantu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi.
Dengan implementasi strategi-strategi ini, manajemen panti asuhan, bersama dengan
seluruh tim SDM, dapat menciptakan lingkungan di mana para sukarelawan dapat berkembang,
meningkatkan kompetensi mereka, dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anak-
anak yang mereka layani. Hal ini memerlukan kerja sama dan komitmen dari semua pihak
terlibat untuk mencapai perubahan yang positif dan berkelanjutan dalam pengelolaan Panti
Asuhan Nurul Husna.

Anda mungkin juga menyukai