Anda di halaman 1dari 42

Penguatan Fitofarmaka

dalam Mendukung Resiliensi


Kefarmasian Nasional

Laksono Trisnantoro
Staf Khusus Menteri Kesehatan untuk Ketahanan
Industri Obat dan Alat Kesehatan

1
Isi
1. Pengantar: Fitofarmaka sebagai obat non-
tradisional berbahan herbal.
2. Harapan Strategi ke depan: Fitofarmaka
sebagai Obat Ethical
3. Ekosistem Obat Herbal di Indonesia
4. Penguatan Pendanaan Fitofarmaka

2
Isi
1. Pengantar: Fitofarmaka sebagai obat non-
tradisional berbahan herbal.
2. Harapan strategi ke depan: Fitofarmaka
sebagai Obat Ethical
3. Ekosistem Obat Herbal di Indonesia
4. Pendanaan Fitofarmaka

3
Pengantar

4 Pilar Obat di 1. Obat Kimiawi


Indonesia 2. Obat Biotech
(Inpres 6 tahun 2016)
3. Vaksin
4. Herbal

Bagaimana situasi
fitofarmaka?
4
Pengembangan fitofarmaka berdasarkan terapeutik area dan ketersediaan bahan
baku herbal
Jamu
Keamanan dan khasiat dibuktikan secara empiris
Jumlah: >12.000
Obat Herbal Terstandar (OHT)
Keamanan dan khasiat dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik. Bahan
baku telah distandarisasi.
Jumlah: 86
Fitofarmaka
Keamanan dan khasiat dibuktikan secara ilmiah melalui uji praklinik dan uji
klinik. Bahan baku dan produknya telah distandarisasi.
Jumlah: 26

Sumber: Kep KaBPOM HK.00.05.4.2411 - Ketentuan Pokok Pengelompokan & Penandaan Obat Bahan Alam Indo, Permenkes 760/1992, hasil diskusi Satgas Fitofarmaka.
5
Di tahun 1992 Di tahun 2022
Ada 26 Fitofarmaka:
Belum ada fitofarmaka yang masuk
ke daftar BPJS
Belum ada fitofarmaka yang bersifat
ethical

30 tahun
berselang

6
Situasi saat ini:

• Fitofarmaka belum mampu


untuk mendukung Ketahanan Pemerintah bertekad
Kefarmasian Nasional; mengembangkan
• Belum terjadi suatu system fitofarmaka dengan
fitofarmaka yang baik, termasuk berbagai penguatan.
pendanaannya.

7
Pertanyaan penting:
Bagaimana Strategi ke depan
untuk Penguatan Fitofarmaka
dalam rangka mendukung
Ketahanan Kefarmasian Nasional?

8
Pertanyaan kunci
Ya, termasuk obat tradisional
Apakah fitofarmaka
termasuk obat
tradisional?

Tidak termasuk obat


tradisional

9
Pertanyaan ini penting:

Mencari Solusi
Untuk memahami mengapa
ada kesulitan dalam penguatan termasuk
penguatan fitofarmaka
penguatan
Pendanaan
Fitofarmaka

10
Hambatan pendanaan:
Persepsi bahwa
fitofarmaka adalah
obat tradisional

11
Definisi penting

12
Fitofarmaka tidak termasuk kelompok
obat tradisional
13
Bagaimana Fitofarmaka Dikelola sebagai obat?

14
Jawabannya:
Ya, termasuk obat tradisional
Apakah
fitofarmaka
termasuk obat
tradisional? Tidak termasuk obat
tradisional
Termasuk obat modern(yang
menggunakan uji klinis)
dengan
bahan baku herbal 15
Berbahan Berbahan Bio Berbahan herbal
Kimiawi (biotech)

Obat - - Jamu
tradisional
Obat non- OHT
tradisional + +
Fitofarmaka

Membutuhkan penguatan dengan


penanganan sebagai obat non-
tradisional
16
Area Terapeutik untuk Pengembangan
No. Sudah diproduksi Akan dikembangkan Belum dikembangkan
1 Immunomodulator Pelancar ASI Obesitas

2 Tukak lambung Antihiperlipidemia-kolesterol Anemia

3 Antidiabetes Hepatoprotektor Stunting

4 Antihipertensi Pengobatan nyeri sendi (OA) Konstipasi

5 Melancarkan Diare Adjuvant untuk


sirkulasi darah kanker
Catatan:
6 Meningkatkan Peningkatan fungsi kognitif Adjuvant peningkat Formularium
kadar albumin kadar trombosit
Fitofarmaka akan
7 Percepatan proses Komplementer segera diluncurkan
penyembuhan luka pengobatan lupus

8 Mengurangi nyeri haid Antelmetik

9 Meredakan gejala batuk pilek Diuretik

17
Isi
1. Pengantar: Fitofarmaka sebagai obat non-
tradisional berbahan herbal.
2. Harapan strategi ke depan: Fitofarmaka sebagai
Obat Ethical.
3. Ekosistem Obat Herbal di Indonesia
4. Pendanaan Fitofarmaka

18
Bagaimana strategi kebijakan penguatan fitofarmaka
ke depannya?
• Memasukkan fitofarmaka ke 1. Masuk ke Jaminan Kesehatan
mainstream pelayanan Nasional
kesehatan 2. Diresepkan oleh dokter
sebagai obat ethical

19
1. Masuk ke Jaminan
Kesehatan Nasional

Hambatan bisa hilang


karena fitofarmaka
bukan obat tradisional

20
2.Diresepkan oleh dokter
sebagai obat ethical Pertanyaan penting:
Adakah jenis:
Apakah Fitofarmaka ditangani
sebagai obat yang dikelola dokter,
dengan berbagai ciri, antara lain; •OTC
• Dikelola berdasarkan ilmu yang
dipelajari dokter? •Ethical
?
21
Bagaimana konsepnya?
Needs (medik):
Kebutuhan seseorang untuk
demand mendapatkan penanganan medik yang
terbukti efektif. Kebutuhan ini
Needs/Keb ditetapkan oleh tenaga medik melalui
utuhan proses diagnostik.
Demand (medik):
Permintaan untuk mendapatkan
Ekosistem Pelayanan penanganan medik yang terbukti efektif
Kesehatan (termasuk jamu, OHT, dan fitofarmaka)
dengan didukung ketersediaan dana
22
Bagaimana konsepnya?
Needs (medik):
Kebutuhan seseorang untuk
demand mendapatkan penanganan medik yang
terbukti efektif. Kebutuhan ini
Needs/Keb ditetapkan oleh tenaga medik melalui
utuhan proses diagnostik.
Demand (medik):
Permintaan untuk mendapatkan
Ekosistem Pelayanan penanganan medik yang terbukti efektif
Kesehatan (termasuk jamu, OHT, dan fitofarmaka)
dengan didukung ketersediaan dana
23
Pemahaman akan Faktor-faktor Demand
a. Pola penyakit yang memberikan needs.
b. Kesadaran individu akan Kesehatan, termasuk Wants.
c. Adanya dokter yang memberikan keputusan untuk
mendapatkan penanganan medik yang efektif
d. Faktor Pendanaan:
• Pihak yang mendanai penanganan medik yang efektif (apakah melalui system BPJS
atau di luar system BPJS?)
• Subsidi pemerintah dalam proses pengembangan, atau pembelian oleh
pemerintah.
• Kebijakan Pemerintah untuk pemakaian tindakan medik/alat kesehatan.
24
Saat ini:

Jamu OHT Fitofarmaka

OTC OTC OTC

25
Ke depan:

Jamu OHT Fitofarmaka

OTC OTC OTC Ethical

26
Situasi yang mungkin di masa depan:
- Harus dengan Resep
- Dapat dibeli sendiri Dokter, sebagai ciri
sebagai bagian dari Jamu dan Fitofar- obat modern.
- Diberikan setelah
self-medication OHT maka proses diagnostik
- Tidak perlu resep
- Menjadi bagian dari
dokter OTC Ethical pengobatan modern
- Bersaing dengan
berbagai jenis - Bersaing dengan
vitamin, supplemen obat ethical non-
dll. OTC herbal yang
mempunyai khasiat
Catatan: sama
ada juga
yang OTC 27
Isi
1. Pengantar: Fitofarmaka sebagai obat non-
tradisional berbahan herbal.
2. Harapan strategi ke depan: Fitofarmaka sebagai
Obat Ethical
3. Ekosistem Obat herbal di Indonesia masa depan
4. Penguatan Pendanaan Fitofarmaka

28
Ekosistem Herbal
Tier
Non-
BPJS
Dana Jamu dan Fitofar-
Pemerintah –
OHT maka Tier
BPJS Kelas 1.2.3
PBPU BPJS

OTC OTC PBI APBN


Ethical PBI APBD

+ Export Kebijakan-kebijakan yang mendorong:


- Kebijakan Fiskal
Persaingan - Kebijakan TKDN
- Subsidi Riset
global - …… Persaingan
domestik 29
Jamu, OHT, Fitofarmaka OTC
• Tidak bisa masuk ke BPJS
• Dokter dapat memberikan rekomendasi
• Menjadi bagian dari sediaan untuk pencegahan
primer. Pasarnya sangat besar.
• Dapat diekspor

30
Fitofarmaka Ethical
• Diresepkan oleh dokter sebagai bagian dari terapi
modern (berbasis ilmu yang menjadi kompetensi
dokter);
• Dapat dievaluasi efektifitasnya dengan metode
modern (uji klinis pasca pemasaran);
• Dapat masuk ke BPJS dengan catatan harus kompetitif
dengan obat2 kimiawi atau biotech. RS dan dokter
yang menentukan;
• Dokter di tier non-BPJS dapat memberikan resep;
• Dapat diekspor dengan mematuhi peraturan
internasional.
31
Isi
1. Pengantar: Fitofarmaka sebagai obat non-
tradisional berbahan herbal.
2. Harapan strategi ke depan: Fitofarmaka
sebagai Obat Ethical
3. Ekosistem Obat dan Jamu di Indonesia masa
depan
4. Penguatan Pendanaan Fitofarmaka

32
Catatan:
Potensi Dana Kesehatan di GDP (sebelum
pandemik)
Th 2019 baru sekitar 3% (l.k Rp 500 T)
Jika Indonesia bisa 5% dari GDP, ada
potensi 2% dari 16 ribu Triliun
berarti:
320 Triliun untuk kesehatan
Potensi ini sulit masuk melalui
mekanisme pajak, kecuali earmarked
tax.

Sektor Kesehatan Indonesia di bawah China: (sekitar 5% GDP), Thailand sekitar 4.7% . Catatan data bervariasi
Amerika Serikat sekitar 18%)
33
Peluang dana Pemerintah dan Swasta:
• Pemerintah tetap akan
memprioritaskan kesehatan, • Diharapkan akan
namun berada dalam meningkatkan share
keterbatasan kemampuan fiskal belanja kesehatan
dalam GDP.
• Masyarakat yang mampu
diharapkan banyak • 3% menjadi 5 – 6%.
menggunakan dana sendiri
untuk pelayanan kesehatan

34
Bagaimana penguatan pendanaan Fitofarmaka:
Sumber-sumber dana
• Pemerintah
• BPJS
• Swasta

35 35
Bagaimana Potensi dana Pemerintah?
Tier
Non-
BPJS
Dana Fitofar-
Pemerintah –
maka Tier
BPJS Kelas 1.2.3
PBPU BPJS
Melalui DAK Sebagai obat PBI APBN
Ethical PBI APBD

+ Export
Persaingan
global
36 36
Bagaimana Potensi dana BPJS?
Tier
Non-
BPJS
Dana Fitofar-
Pemerintah –
maka Tier
BPJS Kelas 1.2.3
PBPU BPJS
Sebagai obat PBI APBN
Ethical PBI APBD
Persaingan
+ Export dengan
obat-obat
Persaingan kimiawi
global dan
biotech
37 37
Potensi pendanaan dari BPJS:

• Tergantung pilihan dokter


• Terkait dengan price-
competitiveness dengan obat
lainnya

38
Bagaimana potensi Sumber dana Non-BPJS?
Tier
Perlu digarap Non-
BPJS

Fitofar-
Untuk resep
alternatif yang
maka Tier
BPJS Kelas 1.2.3
PBPU BPJS
dapat dilakukan Sebagai obat PBI APBN
oleh 190 ribu Ethical PBI APBD
dokter di Indonesia Persaingan
dengan
Kebijakan-kebijakan yang mendorong: obat-obat
- Kebijakan Fiskal
- Kebijakan TKDN
kimiawi
- Subsidi Riset dan
- ……
biotech
39 39
Apakah Dokter mantap untuk meresepkan Fitofarmaka
dalam praktek mereka?

Dokter
Pasien Rumah
Sakit
Apakah pasien mantap untuk Sebagian mau membayar lebih besar
Mendapatkan fitofarmaka? karena percaya pada obat berbahan
Termasuk pasien non BPJS baku herbal
Penutup
1. Fitofarmaka merupakan obat non-tradisional
berbahan herbal.
2. Harapan strategi ke depan Fitofarmaka sebagai
Obat herbal Ethical, yang akan memperkuat
Ketahanan Kefarmasian.
3. Ekosistem Obat Herbal di Indonesia perlu
melihat peran pemerintah dan BPJS dan
persaingan dengan obat berbahan baku bukan
herbal.
4. Pendanaan Fitofarmaka sangat potensial dari
pemerintah dan masayarakat.

41
Mari kita bahas

Anda mungkin juga menyukai