Oleh :
Dwinka Puspa Wijaya
P17320319016
Pembimbing :
Ita Pursitasari, S.Kep Ners, MKep.Sp.An
BANDUNG
TAHUN AJARAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Penyakit
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR), menurut Santosa, N. I
(2001), adalah bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau
lebih rendah. Pendapat lain menurut Wong (2009), bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia
gestasi. BBLR (berat badan lahir rendah) merupakan bayi yang
lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau
sampai dengan 2499 gram. (Hidayah, 2005).
B. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor
plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta
faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
Menurut Manuaba dalam buku Ambarwati dan Risminarti faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR adalah:
a. Faktor ibu
1. Penyakit
Seperti malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH, dan
lain-lain
2. Komplikasi pada kehamilan.
Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti
perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia,
dan kelahiran aterem.
3. Usia Ibu dan paritas
Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi
yang dilahirkan oleh ibu-ibu dengan usia 25 tahun ke
atas.#
4. Faktor kebiasaan ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu
perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna
narkotika.
5. Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda
(gemeli), kelainan kromosom.
6. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain: tempat tinggal di
daratan tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-
zat racun.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Huda dan Hardhi (2013), tanda dan gejala dari bayi berat
badan lahir rendah adalah:
1. Sebelum bayi lahir
Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,
partus prematuritas, dan lahir mati.
Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan.
Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat,
gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya
sudah agak lanjut.
Pertumbuhan berat badan ibu lambat dan tidak
sesuai menurut seharusnya. Sering dijumpai
kehamilan dengan oligohidramion gravidarum atau
perdarahan anterpartum.
2. Setelah bayi lahir
Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37
minggu
Bayi small for date sama dengan bayi retardasi
pertumbuhan intrauterine.
Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-
alat dalam tubuhnya.
3. Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum
adalah :
Berat kurang dari 2500 gram.
Panjang kurang dari 45 cm.
Lingkar dada kurang dari 30 cm.
Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kepala lebih besar.
Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak,
lemak kurang.
Otot hipotonik lemah.
Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea.
Eksremitas : paha abduksi, sendi lutut / kaki fleksi-
lurus.
Kepala tidak mampu tegak.
Pernapasan 40 – 50 kali / menit.
Nadi 100 – 140 kali / menit.
D. Patofisiologi dan Pathway
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada
masalah gizi menurut Kliegman, R (2000) yaitu:
1. Menurunnya simpanan zat gizi cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit. hampir semua lemak, glikogen, dan mineral
seperti zat besi, kalsium, fosfor dan deposit selama 8 minggu
terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk
pertumbuhan BBLR (berat badan lahir rendah).
3. Belum matangnya fungsi mekanisme dari saluran pencernaan.
Koordinasi antara reflek hisap dan menelan dengan penutupan
epiglotis untuk mencegah aspirasi pneumonia belum
berkembang dengan baik samppai kehamilan 32-34 minggu.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi
paterem mempunyai lebih sedikit simpanan garam pada empedu,
yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak di
bandingkan dengan bayi aterem. Produksi amilase pankreas dan
lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan
karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang
di perlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan
34 minggu.
Paru-paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan
kebutuhan kalori yang meningkat. masalah pernafasan juga akan
mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk kehilangan
panas akibat permukaan tubuh di banding dengan berat badan dan
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit.
Pathway
MRS
F. Penatalaksanaan Medis
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu
untuk perumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri
dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu diperhatikan:
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan
zat besi.
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), yaitu:
2. Nutrisi
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna,
lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan
kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kalori/kg BB
sehingga pertumbuhanya dapat meningkat. Pemberian minum
bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap
cairan lambung. Reflex menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang
paling utama. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan
diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari dan terus dinaikkan
sampai mencapai sekitar 200 cc kg BB/hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya
tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih
kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Fungsi
perawatan disini adalah memberikan perlindungan terhadap bayi
BBLR (berat badan lahir rendah) dari infeksi. Oleh karena itu,
bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam
bentuk apapun. Di gunakan masker dan baju khusus dalam
penanganan bayi, perawatan luka tali pusat, perawatan mata,
hidung, kulit, tindakan aseptic dan anti septic alat-alat yang di
gunakan.
4. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim
hatinya belum sempurna dan bilirubin tak berfungsi secara
efisien sampai 4-5 hari. Warna kulit bayi harus sering di catat
dan bilirubinnya di periksa.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari
proses keperawatan yang mempunyai kegiatan pokok, yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola
pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan
kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
serta pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Data Subyektif
Data subyektif terdiri dari:
1. Biodata atau identitas pasien meliputi: nama tempat
tanggal lahir jenis kelamin.
2. Orang tua meliputi: nama (ayah dan ibu, umur,
agama, suku atau kebangsaan, pendidikan,
penghasilan, pekerjaan, dan alamat.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui
dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia,
hipertensi, gizi buruk, merokok, ketergantungan
obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes
mellitus, hepatitis, kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm
misalnya kelahiran multiple, kelainan kongenital,
riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinuitas
atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa
kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan
usia kehamilan (kehamilan post date atau
preterm).
2. Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai
frekwensi, jumlah.
Latar belakang sosial budaya Kebudayaan yang
tertentu.
d. Data Obyektif
verniks.
intrakranial.
Mata : Warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak
penumpukan lendir.
atau tidak.
pendek
perdarahan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul:
- Risiko Hiotermia
- Defisit Nutrisi
c. Rencana Keperawatan
Edukasi:
1. Demonstrasikan teknik
PMK
Terapeutik
2. Ukur antropometrik
komposisi tubuh (mis: Indeks
massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan
kulit) Hitung perubahan berat
badan
3. Dokumentasikan hasil
pemantauan
d. Evaluasi
Tahap evaluasi meliputi kegiatan mengukur pencapaian tujuan klien dan menentukan
keputusan dengan membandingkan data yang terkumpul dengan tujuan dan
pencapaian tujuan (Nursalam, 2011). Evaluasi adalah fase terakhir dari proses
keperawatan. Evaluasi merupakan aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan
terarah. Evaluasi merupakan aspek penting proses keperawatan karena dari evaluasi
dapat ditentukan apakah intervensi yang dilakukan harus diakhiri, dilanjutkan,
ataupun dirubah (Koizer et al., 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA By. Ny. R DENGAN BBLR
DI RUANG NICU RS. PMI KOTA BOGOR
I. PENGKAJIAN
A. Identitas :
1. Klien
a. Nama : By. Ny. R
b. Tanggal Lahir/Umur : 28 Mei 2021/ 3 hari
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan : Belum kawin
e. Pendidikan : Belum sekolah
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan :-
h. Alamat : Bukit Tasmania, Tanah Baru, Bogor Utara
i. No. RM : 0996059
j. Diagnosa Medik : BBLR
k. Tanggal masuk : 28 Mei 2021
l. Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2021
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. D
b. Umur : 29 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Wirusaha
f. Alamat : Bukit Tasmania, Tanah Baru, Bogor Utara
g. Hubungan keluarga : Ayah Kandung
B. Keluhan Utama :
Berat badan bayi lahir rendah 2020 gram
Tidak dikaji
1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : -
b. Kecelakaan : -
c. Pernah dirawat : -
Penyakit : -
Waktu : -
d. Operasi : -
: Laki laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
2. Riwayat perkembangan
Setelah dikaji dan melihat catatan rumah sakit perkembangan bayi sedikit
menurun, bayi kurang aktif, menangis cukup kuat, minum 8x17cc
3. Riwayat operasi/ pembedahan : tidak ada
4. Riwayat alergi : tidak ada
5. Kecelakaan : tidak ada
6. Riwayat imunisasi :-
H. Pola Sehari-Hari
1) Nutrisi dan Metabolisme
Saat ini nutrsi klien dalam monitor, klien minum ASI sebanyak 8x15cc
melalui OGT. Metabolisme klien mulai membaik
2) Eliminasi Urin dan Feses
BAB : klien bab sebanyak 2x dalam sehari
BAK : BAK klien teratur
3) Istirahat dan Tidur
Kien terlihat banyak tidur , bangun ketik klien merasa laparsering tidur dan
bangun jika merasa lapar dan ingin buang air BAK, rata-rata tidur per hari
yaitu 20-22 jam
4) Peran dan Hubungan
Klien selama ini di rawat diruang mawar anak Rumah Sakit PMI . dan dirawat
oleh dokter, bidan, perawat dan lainnya. Setiap sore kurang lebih jam 3 sore
ibu klien datang menengok serta memberikan ASI per oral.
5) Toleransi stress dan Koping
Klien menangis saat merasa lapar dan buang air
I. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : bayi cukup aktif, menangis kuat
2) Tanda – Tanda Vital
- Nadi : 140 x/menit
- Suhu : 36,5
- Pernafasan : 36 x/menit
- Denyut jantung :-
- SpO2 : 96
3) Antropometri
- Panjang Badan : 44 cm
- Berat Lahir : 2200 gram
- Lingkar Dada : 30 cm
- Lingkar Kepala : 31 cm
4) Kepala : fontanel anterior lunak, wajah simetris, ubun-ubun datar, rambut
hitam
5) Mata : simetris mata kanan dan kiri, mata bersih, sklera tidak ikterik
6) Hidung : hidung lurus, bersih, tidak terpasang O2
7) Mulut : mulut normal, reflek hisap belum maksimal
8) Telinga : simetris telinga kanan dan kiri, tidak ada luka, normal
9) Dada : bentuk simetris, tidak ada luka
10) Jantung
Ada bunyi jantung dengan irama jantung tidak teratur
11) Paru
Tidak di lakukan pemeriksaan
12) Abdomen
Tali pusat segar, warna kulit kulit merah muda, Keadaan abdomen datar dan tidak ada
pembesaran abdomen
13) Punggung
Simetris tidak melengkung
14) Genitalia :
Jenis kelamin perempuan, ada anus
15) Esktremitas
- Atas : lengkap tidak ada kelainan
- Bawah : lengkap tidak ada kelainan
16) Kulit
Warna kulit klien merah muda, kulita klien tampak tipis
J. Data Sosial
Yang Merawat
Saat ini klien dirawat di ruang NICU RS PMI Kota Bogor dan dirawat oleh bidan,
perawat dan dokter, sesekali orang tua klien menjenguk dan ibu klien setiap sore
memberikan ASI per oral dengan metode PMK.
Hubungan dengan Keluarga
Ibu klien bisa mengunjungi, melihat, dan menyentuh bayinya saat berkunjung
meskipun bayi dalam inkubator, dan juga dapat menggendongnya saat
memberikan ASI per Oral
K. Data Penunjang
Hasil Laboratorium 28 Mei 2021
Nama Tindakan Hasil Normal Satuan
Gula Datah POCT 32 J.14.00 70-200 Mg/dL
55 J. 15 00 70-200 Mg/dL
Gula darah POCT
SPO2 : 96 menurun
Kehilangan panas
Suhu tubuh
menurun
Risiko hipotermi
2. DS: - BBLR Defisit Nutrisi
DO: Immaturitas
- Berat badan dibawah rentang jaringan organ
normal Immaturitas
- BB : 2020 gram saluran cerna
- Reflek menghisap dan Prematuritas usus
menelan belum maksimal Refleks menelan
belum sempurna
Regurgitasi
makanan
Intake nutrisi
bekurang
Perubahan
kebutuhan
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Edukasi:
2. Demonstrasikan
teknik PMK
Terapeutik
1. Timbang berat badan
2. Ukur antropometrik
komposisi tubuh (mis: Indeks
massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan
kulit) Hitung perubahan berat
badan
3. Dokumentasikan hasil
pemantauan
V. IMPLEMENTASI