Anda di halaman 1dari 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

NEGARA DAN PASAR

Disusun Oleh:

Kres Ancelno Fatahillah

2006605615

Niaga - C, 2020

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS INDONESIA

2021
Soal 1

Berdasarkan preposisi Debat pada Sesi 10: "Negara sebaiknya melakukan intervensi
terhadap kepentingan bisnis ", berikan pendapat Anda mengenai preposisi tersebut dan
contoh yang mendukung. Anda dapat menggunakan Kasus Dukungan Pemerintah pada
Industri Pesawat Terbang, Kasus BPPN dan Keberpihakan Pemerintah Orde Baru
terhadap UMKM

PENDAHULUAN

Menurut saya secara sederhana, negara adalah suatu bentuk resmi dari wilayah
dan penduduk di dalamnya. Pemerintah suatu negara memiliki hak dan kewajiban dalam
mengatur jalanya kehidupan bernegara. Bisnis secara sederhana merupakan suatu
kegiatan pengelolaan modal yang bertujuan memperoleh keuntungan. Kegiatan bisnis
diselenggarakan di bawah naungan hukum dan undang-undang suatu negara tertentu
karena mempengaruhi negara tersebut.

Seberapa besar, banyak, dan menyeluruhnya intervensi negara dalam


penyelenggaraan kegiatan bisnis menimbulkan polemik. Tidak ada kadar intervensi
yang benar-benar dapat menjadi acuan. Oleh karena itu saya akan membahas mengenai
intervensi Pemerintah Indonesia dalam kegiatan bisnis pada Orde Baru dan dampaknya
terhadap UMKM.

PEMBAHASAN

Presiden Indonesia pada masa Orba merumuskan trilogy pembangunan yang


tujuan awalnya untuk memajukan pembangunan Indonesia. Adapun trilogy
pembangunan berisi:
 Terpeliharanya stabilitas yang dinamis 
 Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat
 Terjadinya pemerataan pembangunan berikut dengan hasil nya

Karena trilogy pembangunan sifatnya masih umum maka dirumuskanlah


Delapan Jalur Pemerataan agar lebih jelas upaya dalam memenuhi trilogy
pembangunan. Termasuk repelita juga merupakan upaya pelaksanaan trilogy
pembangunan.
Ketiga upaya ini menurut saya sebenarnya baik, namun ternyata dalam
pelaksanaanya pemerintah seringkali tidak melihat suatu masalah dari sudut pandang
yang lebih komprehensif. Contohnya dalam memajukan pembangunan Indonesia yang
dalam hal ini berarti menyeluruh, pemerintah terlalu fokus pada kebijakan yang
berkaitan dengan mendorong laju pertumbuhan ekonomi, pajak, dan kebijakan yang
bersifat pragmatis. Kemudian dalam menangani kasus kegiatan usaha, secara
keseluruhan pemerintah orde baru seringkali melakukan ‘pilih kasih’ dan condong
sebelah. Contohnya pemerintah lebih menaruh fokus dan mendorong industrialisasi di
perkotaaan daripada fokus pada sektor pertanian yang padahal kita unggul disana.
Seharusnya jika intervensi pemerintah orde baru merata, maka pembangunan akan
berjalan dengan lancar. Namun kemudian REPELITA membuahkan hasil dan dapat
menyicil masalah-masalah yang berasal dari masa pemerintahan orde lama/masa
pemerintahan sebelumnya.

Kemudian pemerintahan tetap berjalan, orde baru memerintah cukup lama.


Dalam periode pemerintahannya banyak diambil kebijakan-kebijakan yang
mempengaruhi UMKM seperti UU No. 7 Tahun 1992, UU No. 9 Tahun 1995, dan PP
Nomor 32 Tahun 1998.

Hal menarik yang saya temui disini, diluar pembahasan kelompok saya.
Nampaknya 3 kebijakan yang saya cantumkan tadi dibuat di tahun-tahun akhir orde
baru, sebelum krisis moneter. Seperti yang kita tahu bahwa orde baru terbentuk dari
adanya Supersemar 1966. Kemudian kebijakan-kebijakan yang diambil orde baru
terhadap UMKM dalam upaya pembangunan Indonesia baru dilaksanakan pada masa-
masa akhir atau setelah Orde baru sudah berjalan cukup lama (tidak ada yang tahu orde
baru akan berakhir kapan). Namun dari sini saya simpulkan bahwa pemerintah kurang
efektif dalam mengelola kebijakan dan cenderung condong kepada salah satu
sektor/pihak.

Pada era itu pemerintah mencoba untuk menerapkan trickle-down economics


theory yang secara singkat memajukan sektor-sektor dan pelaku ekonomi besar
kemudian sektor dan pelaku kecil di dalamnya akan ikut berkembang. Menurut saya
Kebijakan Oktober 1998 adalah puncak kebijakan yang memicu krisis moneter. Namun
sebelumnya keberpihakan pemerintah seperti mengembangkan industrialisasi lebih
dahulu ketimbang faktor agrarisasi Indonesia, memberi keringanan terhadap pelaku
usaha besar ketimbang UMKM, dan kebijakan-kebijakan lain yang cenderung berpihak
dan mengharapkan trickle down effect adalah sumber dari timbulnya masalah dalam
bidang ekonomi.

Trickle-down effect memang tidak efektif dan cenderung destruktif menurut IMF
dalam laporannya Causes and Consequences of Income Inequality: A Global
Perspective (Dabla-Norris, dkk., 2015) namun sebelum IMF menerbitkan ini,
pemerintah memang kurang menaruh perhatianya secara menyeluruh.

Oleh karena itu, saya simpulkan bahwa yang terjadi pada masa orde baru dan
dampaknya terhadap UMKM pada dasarnya berawal dari intervensi yang berlebihan
kemudian ditambah dengan keberpihakan. Intervensi yang berlebihan karena
pemerintah terlalu idealis mendorong agar trickle-down effect ini dapat tercipta sehingga
memberi dukungan yang lebih dari semestinya kepada pelaku usaha besar dan investor.
Kemudian pemerintah terlalu berpihak, padahal UMKM yang jumlahnya lebih banyak
dari pelaku usaha besar jika didukung dari awal akan berkembang dan tidak menambah
kesenjangan sosial secepat pelaku usaha besar.
Soal 2

Berdasarkan preposisi Debat pada Sesi 12: "Terlepas Dari Pertimbangan Untung-Rugi
Maupun Efisiensi Market, Negara Harus Mengambil Peran Dominan Dalam Setiap Isu
Yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak”. Berikan kritisi Anda terhadap preposisi
tersebut dengan menggunakan Kebijakan pencabutan subsidi BBM, Pasang Surut BPJS,
Pasar Bebas Perguruan Tinggi sebagai contoh yang mendukung.

PENDAHULUAN

Dalam mengelola negaranya, pemerintah membutuhkan sejumlah anggaran dana


yang di Indonesia kita mengenalnya dengan APBN. Ketika APBN peruntukanya benar,
dan sumber dari APBN lancar maka penyelenggaraan berbagai faktor negara akan
efektif dan efisien. Di orde baru, kejatuhan ekonomi sempat terjadi karena APBN yaitu
Ketika pemerintah menggantungkan sebagian besar sumberAPBN dari hasil minyak
bumi dan ketika harga minyak bumi merosot sumber APBN juga ikut turun. Maka dari
itu saya berpendapat bahwa pemerintah tidak semestinya mengabaikan untung-rugi
dalam penyelenggaraan negaranya, karena untung-rugi dalam pelaksanaan ini
menyangkut hajat hidup masyarakat secara keseluruhan. Maka perlu dipertimbangkan
juga, sebisa mungkin untung.

Bicara mengenai peran pemerintah yang harus dominan dalam isu yang
menyangkut hajat hidup banyak orang, saya mengambil kasus penyelenggaraan
Perguruan Tinggi Luar Negeri (PLTN) di Indonesia. UU No. 12 Tahun 2012 menjadi
dasar pelaksanaan PLTN di Indonesia. Pemberlakuan PLTN di Indonesia ini
menyangkut efisensi market.

PEMBAHASAN

Dewasa ini di Indonesia sudah dapat ditemukan PLTN yang berdiri seperti
Monash University (Australia), model ini dikenal dengan Commercial Presence.
Penyelenggaraan ini diatur dalam UU No. 12 Tahun 2012. Selain model seperti Monash
University ada juga model yang dikenal dengan Presence of Natural Person yang mana
dosen dari PLTN datang ke Indonesia untuk mengajar di Perguruan Tinggi (PT) di
Indonesia. UI sendiri, bahkan FIA sudah menerapkan model ini yang kita kenal dengan
Adjunct Proffesor seperti Prof. Mark Considine dari Australia. Selain dua model itu ada
juga model Consumption Abroad yang mana PLTN mendatangkan pelajar Indonesia ke
negaranya untuk belajar. Menurut saya model-model ini efektif dan efisien terbukti
dengan berjalanya model-model ini hingga dewasa ini.

Urgensi diadakanya PLTN ini menurut saya untuk mewujudkan merdeka belajar
bagi pelajar Indonesia. Sebelum adanya UU No. 12 tahun 2012 pelajar Indonesia yang
mengejar beasiswa untuk merasakan PLTN, kemudian ketika adanya UU ini mereka
bisa merasakan pembelajaran tingkat PT di negara sendiri. Selain itu menurut saya
sudah waktunya bagi PTLN untuk berdiri di Indonesia. Menurut saya pendidikan
jenjang SD, SMP, dan SMA di Indonesia saja sudah ada yang menjalankan kegiatanya
menggunakan kurikulum internatial seperti International Baccalaurette (IB) mengapa
setingkat PT tidak menerapkanya.

Bicara mengenai efisiensi market terkait PLTN di Indonesia ini mungkin dapat
menjadi pembicaraan dua arah, karena di Indonesia saja sudah banyak perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta. Namun menurut saya semua hal pasti ada baik dan
buruknya, untuk masalah PLTN yang menyangkut sekitar 9 juta pelajar SMA dan SMK
yang berkemungkinan melanjutkan Pendidikan ke PT. Selain itu dengan adanya PLTN
di Indonesia menurut saya dapat memicu inovasi dan persaingan dingin antara PT asal
Indonesia dengan PLTN agar pendidikanya semakin baik, dan ini baik arahnya.

Oleh karena itu saya simpulkan untuk kasus ini saya mendukung PLTN di
Indonesia karena pendidikan pun perlu memperoleh perubahan. Mobil 50 tahun lalu
dengan hari ini sudah berbeda, namun Pendidikan 50 tahun lalu dengan hari ini
Sebagian besar masih sama. PLTN ini merupakan salah satu yang bisa mendorong
perubahan Pendidikan di Indonesia. Selain itu pemerintah akan untung dengan adanya
pajak PLTN ini, market pelajarnya pun sesuai karena PLTN yang akan berdiri di
Indonesia diseleksi pemerintah mulai dari daerah yang akan ditempati PLTN, prodi,
hingga pengajarnya.
Namun dari preposisi ” Terlepas Dari Pertimbangan Untung-Rugi Maupun
Efisiensi Market, Negara Harus Mengambil Peran Dominan Dalam Setiap Isu Yang
Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak” saya menyatakan ketidak setujuan karena
efisiensi market dan untung-rugi akan berdampakn kepada masyarakat secara tidak
langsung, dalam mengambil peran dan kebijakan pemerintah juga perlu
mempertimbangkan faktor efisiensi dan untung-rugi.

Daftar Pustaka

Era Dabla-Norris, Kalpana Kochhar, Nujin Suphaphiphat, Frantisek Ricka, Evridiki


Tsounta (2015). Causes and Consequences of Income Inequality: A Global
Perspective. https://www.imf.org/external/pubs/ft/sdn/2015/sdn1513.pdf

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/02/berapa-jumlah-peserta-didik-
indonesia

Undang-undang No. 12 tahun 2012


https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2012/12TAHUN2012UU.htm

Makalah Kelompok 6 Mata Kuliah Negara dan Pasar: Pasar Bebas Perguruan Tinggi
(PT): Pemerintah Jokowi Mengizinkan PT Luar Negeri Membuka Kelas Jauh
Demi Menciptakan Kompetisi dan Mendorong PT di Indonesia untuk
Meningkatkan Kualitas

Makalah Kelompok 6 Mata Kuliah Negara dan Pasar: Keberpihakan Pemerintah Orde
Baru Terhadap UMKM Melalui Trilogi Pembangunan yang Diharapkan Dapat
Menghasilkan “Trickle-down theory”

Efek Trickle-Down dalam Ekonomi: Cara Kerja, Efek, Kritik. (2020, September 25).
Cerdasco. https://cerdasco.com/efek-trickle-down/

Anda mungkin juga menyukai