SEMESTER :V
Silvia Bawuo
Feniske Salakparang
Ranisa Ponamon
Claudia Kaunang
Esatuari Sembel
Sofia Kalumata
Enjel Lasio
Yuningsi Kuadang
Tesalonika Lantang
Dheanita Untu
Ralf Tampi
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan
Keperawatan Leukemia pada Anak” ini dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya
penulisan Askep ini semoga dapat membantu dalam pembelajaran kita dan bisa
menyelesaikan Askep, yang khususnya dalam ruang lingkup Ilmu Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa susunan pembuatan Askep ini belum mencapai hasil yang
sempurna. Oleh karena itu, kritikan dan saran sangat diharapkan yang bersifat membangun
demi penyempurnaan Askep ini.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga Askep ini dapat
membantu pembaca dalam mengupas imajinasi mengenai hal-hal yang masih belum
diungkapkan dalam membahas Asuhan Keperawatan Leukemia pada Anak.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.............................................................................................................................4
LEUKEMIA...........................................................................................................................................4
A. Definisi.......................................................................................................................................4
B. Penyebab....................................................................................................................................5
C. Patofisiologi...............................................................................................................................5
D. PATHWAY LEUKEMIA..........................................................................................................6
E. Manifestasi Klinis Leukimia.......................................................................................................7
F. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium.............................................................9
G. Penatalaksanaan..........................................................................................................................9
H. Komplikasi leukemia................................................................................................................11
BAB II..................................................................................................................................................12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..............................................................................................12
A. Pengkajian................................................................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................................................16
C. INTERVENSI KEPERAWATAN............................................................................................16
D. IMPLEMENTASI....................................................................................................................21
E. EVALUASI..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................22
3
BAB I
LANDASAN TEORI
LEUKEMIA
A. Definisi
Leukemia adalah keganasan hematologic akibat proses neoplastic yang disertai
gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai tingkatan selinduk
hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok (clone) sel ganas
tersebut dalam sum-sum tulang, kemudia leukemia beredar secara sistemik (Bakta,
2006).
Leukemia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai
bentuk leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat
menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian. (Soeparman
dan Sarwono W, 2001)
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan
tipe sel asal yaitu :
1. Leukemia akut
Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukemia
akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita
akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a) Leukimia limfositik (LLA)
b) Leukimia mielositik akut (LMA)
2. Leukimia Kronik
Leukemia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastic dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
a) Leukimia limfositik kronis (LLK)
b) Leukemia Granulositik/mielositik kronik (LGK/LMK)
4
B. Penyebab
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi
yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu (sibuea,2009)
1. Faktor genetic : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcellleukimia-Ihymohoma virus/HLTV).
2. Radiasi
3. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diet hystilbestrol
4. Faktor herediter, misalnya pada kembar mono zigot
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom
C. Patofisiologi
Menurut Hidayat (2006) dan Handayani (2008), leukemia terjadi akibat dari
beberapa factor antara lain factor genetic, sinar radioaktif, dan virus. Menurut
Corwin (2009) dan Hidayat (2006), leukemia tampak merupakan penyakit klonal,
yang berarti satu sel kanker abnormal berpoliferasi tanpa terkendali, menghasilkan
sekelompok sel anak yang abnormal sehingga dapat menyebabkan terjadinya
anemia trombositopenia. Kemudian leukemia atau lomfositik akut merupakan
kanker jaringan yang menghasilkan leukosit yang imatur dan berlebih sehingga
jumlahnya yang menyusup ke berbagai organ seperti sum-sum tulang dan
mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit kurang
untuk mencukupi kebutuhan sel (Hidayat, 2006). Karena factor-faktor ini leukemia
disebut gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada kahirnya, sel-sel
leukemik mengambil alih sum-sum tulang. Sehingga menurunkan kadar sel-sel
nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala umum
leukemia. Trombosit pun berkurang sehingga timbul pendarahan. Proses
masuknya leukosit yang berlebihan dapat menimbulkan hepatomegaly apabila
terjadi pada hati, splenomegaly, dll. (Hidayat,2006).
5
D. PATHWAY LEUKEMIA
Virus
Okoginesis
aktif
Resiko
Infeksi Kelemahan Diforensisi Anemia
meningkat
Penurunan
Intoleransi
produktivitas
aktivitas
6
Devisi (pembelahan) sel
terganggu
Keganasan proliferasi
limfoblas
SSP Terkena
Kekurangan
volume cairan
8
F. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium
1. Darah tepi : adanya pensitopenia yang kadang-kadang menyebabkan gambaran
darah tepi menonton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
2. Sum-sum tulang : dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran
yang menonton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis. Sedangkan
dari pemeriksaan.
3. Pemeriksaan lain:
a. Biopsi limpa
b. Kimia darah
c. Cairan cerebrospinal
d. Sitogenik
G. Penatalaksanaan
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan :
- Tranfusi sel darah merah padat (Posket Red Cell-PRC) untuk mengatasi
anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari
10.000/mm3, maka diperlukan transfuse trombosit.
- Pemberian antibiotic profilaksis untuk mencegah infeksi
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya
tergantung pada kebijaksanaan masing-masing RS, tetapi prinsip dasar
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
- Induksi untuk mencapai remisi : Obat yang diberikan untuk mengatasi
kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara
kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5%
baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-
gejala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa
tidak memperbanyak diri lagi.
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke system saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa
remis.
3. Kemoterapi
9
a. Kemoterapi pada penderita LLA : pengobatan umunya terjadi secara
bertahap, meskipun tidak semua fase yang digunakan untuk semua orang.
b. Kemoterapi pada penderita LMA :
Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif,
bertujuan untuk mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga
tercapai remisi komplit.
Fase konsolidasi : dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
c. Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menentukan strategi terapi
dan progonis. Salah satu system penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi
:
- Stadium 0 : limfositosis darah tepu dan sum-sum tulang.
- Stadium 1 : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium 2 : limfositosis dan splenomegali/hepatomegaly
- Stadium 3 : limfositosis dan anemia (Hb<11 gr/dl)
- Stadium 4 : limfositosis dan trombositopenia <100.000/mm3 dengan/
tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
- Fase kronik : busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang
mampu menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang
lama.
- Fase akselerasi : sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respon
sangat rendah.
4. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukemia.
5. Transplantasi sumsum tulang
Dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak Karena dosis tinggi
kemoterapi atau terapi radiasi.
6. Terapi suportif
Berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit leukemia
dan mengatasi efek samping obat.
10
H. Komplikasi leukemia
Adapun komplikasi leukemia secara umum yaitu berupa :
1. Pembesaran hati (hepatomegaly) dan pembesaran limpa (splenomegaly) yaitu
kompensasi dari beban organ yang semakin berat kerjanya akibat pemindahan
proses pembentukan sel darah dari intameular (sumsum tulang) ke
ekstramedular (hati dan limpa).
2. Osteonekrosis yaitu suatu keadaan yang berpotensi melumpuhkan tulang
akibat dari komplikasi kombinasi kemoterapi berupa dosis tinggi steroid.
3. Thrombosis meningkat pada pasien dengan leukemia limfoblas akut dan
kejadian ini mungkin komplikasi dari bagian penatalaksanaan dengan tubrukan
prognostic negative.
Selain itu dari pengobatan leukemia menyebabkan beberapa komplikasi oral
maupun craniofacial.
Komplikasi pada oral
1. Masalah oral yang paling umum adalah peradangan pada membrane
mucucs pada mulut, infeksi dan penekanan terhadap pembentukan leukosit,
masalah dengan sensasi rasa ;nyeri, mulut kering dan lemahnya system
imun.
2. Mucositis merupakan peradangan garis oral pada mulut berlanjut dengan
kemerahan, kehilangan epitel barier dan ulserasi.
3. Penurunan dramatis jumlah neutrophil yang melawan infeksi, sebagai
hasilnya, terjadi oral infeksi.
4. Infeksi jamur pada mukosa sering terjadi dan dapat menyebabkan sensasi
terbakar, distorsi rasa dan masalah pengunyahan.
5. Infeksi virus terutama reaktivasi herpes simplex virus type 1 (HSV.1)
sangat serius karena dapat menyebabkan nyeri dan masalah cairan dan
nutrisi.
6. Perdarahan spontan pada oral yang disebabkan oleh sitotosik, induksi obat,
penurunan jumlah platet (thrombosytopenia).
Kompilasi leukemia Granulositik kronik (LGK)
1. Kelelahan (fatigue)
2. Pendarahan (Bleeding)
3. Rasa sakit (Pain)
4. Pembesaran limpa (splenomegaly)
11
5. Stroke atau clotting yang berlebihan (Excess clotting)
6. Infeksi
7. Kematian.
BAB II
A. Pengkajian
a. Identitas : Meliputi Nama, usia,Jenis kelamin, suku,agama, alamat.
b. Keluhan utama
Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai
infeksi) juga disertai dengan sakit kepala.
c. Riwayat Kesehatan dahulu
- Perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu dengan
interview apakah pasien menderita : anemia,leukemia, mononukleosus,
malabsorpsi, gangguan liver : Hepatitis, sirosis, tromboplebitis atau
thrombosis ; gangguan limpa.
- Prenatal (masa ibu mengandung)
- Prenatal dan Postnatal (masa ibu melahirkan
- Hospitalisasi/ tindakan operasi
- Injuri/kecelakaan
- Pengobatan kanker sebelumnya
- Riwayat Imunisasi
- Riwayat pertumbuhan anak
d. Riwayat kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang pernah mengalami penyakit LLA Karena merupakan
penyakit ginetik (Keturunan)
e. Riwayat tumbuh kembang
- Pertumbuhan fisik : Berat Badan, tinggi badan, waktu tumbuh gigi,
jumlah gigi, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran lingkar
kepala.
- Perkembangan Tiap tahap : Usia anak saat berguling, duduk,
merangkak, berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali,
12
bicara pertama kali, kalimat pertama yang disebutkan dan umum mulai
berpakaian tanpa bantuan.
f. Riwayat nutrisi
- Pemberian ASI
- Pemberian susu formula : Alasan pemberian, jumlah pemberian dan
cara pemberian.
- Pola perubahan nutrisi.
g. Riwayat Psikososial
- Yang mengasuh anak dan alasannya
- Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan
kebiasaan menghisap jari,ngompol)
- Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan
anak, ventilasi, letak barang-barang)
h. Riwayat spiritual
- Support system dalam keluarga
- Kegiatan keagamaan
i. Aktivitas sehari-hari
Apakah pasien mengalami rasa lelahan yang berlebihan, bernafas pendek-
pendek saat beristirahat atau saat beraktivitas, mengalami keterbatasan gerak
sendi, perdarahan atau memar setelah beraktivitas.
j. Pemeriksaan Fisik
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah
kesehatan pada anak, tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik selain
pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam pengkajian cenderung hanya
berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga sedangkan
kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum
disadar olehnya, Meliputi :
1. Kesan Umum : biasanya tampak lemah
2. Warna kulit :
3. Turgor kulit :
4. Gejala cardinal
Suhu :
Nadi :
13
Pernapasan :
Tekanan darah :
Pemeriksaan fisik Head To Toe
1. Kepala
Bentuk kepala : Mesochepal
Rambut : kebersihan, warna, tekstur
Distribusi rambur : seperti merata, tebal, kual/mudah
tercabut.
2. Mata
Sklera : Ikterik atau tidak. Sclera penderita
leukemia akan terlihat tidak ikterik
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita
leukemia akan ditemukan konjungtiva yang anemis.
Palpebral : perhatikan kesimetrisan kiri dan kanan
Pupil : bentuk, reaksi cahaya
3. Hidung
Inspeksi : kesimentrisan bentuk hidung, mukosa
hidung, secret
Palpasi : adanya polip. Penderita leukemia
memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
4. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sirumen
Palpasi : nyeri tekan. Periksa fungsi pendengaran
dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak
ditemukan kelainan dan bersifat normal.
5. Mulut
Inspeksi : kebersihan, apakah terdapat peradangan
(infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi. Biasa pada
penderita leukemia, ditemukan bibir pucat, sudut-sudut bibir
pecah-pecah.
6. Leher
14
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening, kelenjar
tiroid. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjar
tiroid.
7. Thoraks
Jantung
- Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan.
Pada penderita leukemia, iktus terlihat.
- Palpasi : raba iktus kordia. Normalnya, iktus teraba.
- Perkusi : Tentukan batas jantung.
- Auskultasi : terdengar bunyi jantung
Paru-paru
- Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan
ekspirasi, biasanya normal
- Palpasi : vocal femoris teraba, simetris kiri dan kanan
- Perkusi : sonor bila normal
- Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
8. Abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas
operasi, dsb.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak.
Biasanya terdapat nyeri tekan dan hepar akan teraba
Perkusi : lakukan perkusi, biasanya didapat bunyi tympani
untuk semua daerah abdomen
Auskultasi : bising usus normal
9. Ekstremitas : kekuatan dan tonus otot, refleks
Inspeksi : kesemetrisan
Palpasi : adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah.
Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada
tulang dan persendian
10. Antropometri :
BB
TB
Lingkar kepala
15
Lingkar dada
Lingkar lengan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d infiltrasi leukosit ke jaringan sistemik
2. Resiko infeksi b/d menurunnya daya tahan tubuh yang berkaitan dengan
neutropenia/menurunnya system imun.
3. Intoleransi aktivitas kelemahan secara menyeluruh akibat anemia.
4. Resiko cedera perdarahan b/d trombositopenia
5. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan,fungsi dan peran.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 Nyeri b/d infiltrasi Setelah dilakukan 1.kaji karakteristik 1.memberikan dasar
leukosit ke jaringan asuhan keperawatan nyeri : lokasi, untuk mengkaji
sistemik selama 3x24 jam kualitas, perubahan pada tingkat
diharapkan nyeri frekuensi,dan durasi. nyeri dan mengevaluasi
klien berkurang 2.berikan terapi intervensi.
dengan kriteria hasil : analgetik sesuai 2. analgetik merupakan
a. mampu dengan instruksi agen farmakologi yang
mengontrol nyeri dokter. Lakukan berfungsi mengurangi
(mencari bantuan) penilaian respon rasa nyeri, analgetik
b.melaporkan bahwa pasien terhadap cenderung lebih efektif
nyeri berkurang pemberian analgetik. ketika diberikan secara
dengan 3.berikan dukungan dini pada siklus nyeri,
menggunakan emosional dan respon pasien
manajemen nyeri. menentramkan memberikan informasi
c. ekspresi wajah kekuatiran pasien. tambahan tentang nyeri
tenang 4.gunakan metode klien.
d. mampu mengenali distraksi seperti 3. mengurangi
nyeri (skala gambar relaksasi, teknik ketakutan dan ansietas
berupa ekspresi pernapasan dalam, akibat pernyakit yang
wajah) mendengarkan music di derita. Ketakutan dan
e. tanda-tanda vital ansietas akan
16
dalam rentang dan imajinasi. meningkatkan persepsi
normal. nyeri.
f. mengatakan rasa 4. teknik pengalihan
nyaman setelah nyeri perhatian atau distraksi
berkurang. dapat membuat
mengurangi nyeri yang
dirasakan pasien karena
pasien tidak focus
terhadap nyeri yang
dialaminya.
2 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan 1.pantau tanda/gejala 1.memberikan dasar
menurunnya daya tahan asuhan keperawatan infeksi (misalnya untuk mengkaji
tubuh yang berkaitan selama 3x24 jam suhu tubuh.denyut perubahan jika terjadi
dengan diharapkan Klien jantung, kemungkinan infeksi.
neutropenia/menurunnya akan terbebas dari pembuangan, 2.untuk menentukan
system imun gejala infeksi dengan penampilan luka, intervensi selanjutnya.
Kriteria Hasil : sekresi, penampilan 3.hygiene pribadi dapat
a.faktor resiko akan urin, lesi kulit, melindungi tubuh untuk
hilang ditunjukkan keletihan dan meminimalkan pajanan
dengan status imun malaise, nilai pada organisme
pasien. leukosit. infektif.
b.pasien 2.kaji factor yang 4. diberikan sebagai
menunjukkan meningkatkan profilaktik atau
pengendalian serangan infeksi (mis mengobati infeksi
resiko,dibuktikan : usia lanjut, tanggap khusus.
dengan indicator imun rendah, 5. ruangan yang
berikut ini (antara 1- malnutrisi). terisolasi dapat
3 : tidak pernah, 3. intruksikan untuk meminimalkan
jarang, kadang- menjaga hygiene terpaparnya pasien dari
kadang) pribadi untuk sumber infeksi.
c.mengindikasi status melindungi tubuh 6. kontaminasi silang
gastrointestinal, terhadap infeksi baik dapat memperbesar
pernapasan, pada pasien maupun resiko infeksi pada
17
genitoirinaria, dan keluarga klien.
imun dalam batas 4.berikan terapi
normal. antibiotic bila
d. menunjukkan diperlukan sesuai
hygiene pribadi yang dengan instruksi
adekuat. dokter.
e.tanda-tanda vital 5. pertahankan teknik
dalam rentang isolasi, bila
normal diperlukan.
6. lindungi pasien
dari kontaminasii
silang dengan tidak
menugaskan perawat
yang sama untuk
setiap pasien infeksi
dan memisahkan
pasien infeksi dalam
kamar yang berbeda.
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1.kaji TTV serta 1.memberikan dasar
kelemahan secara asuhan keperawatan pantau respons untuk menentukan
menyeluruh akibat selama 3x24 jam kardiorespirasi intervensi serta tingkat
anemia. diharapkan pasien terhadap aktivitas kemampuan klien.
terjadi peningkatan (mis : takikardi, 2.. menentukan derajat
toleransi aktifitas diaphoresis, pucat, dan efek
dengan tekanan, ketidakmampuan.
Kriteria Hasil : hemodinamik, dan 3. menghemat energy
a.berpartisipasi frekuensi respirasi) untuk aktifitas dan
dalam aktivitas fisik pasien dan kadar Hb regenerasi seluler atau
disertai peningkatan dalam darah. penyambungan
tekanan 2. evaluasi laporan jaringan.
darah,nadi,RR. kelemahan,perhatika 4. nutrisi kalori dan
b.mampu melakukan n kemampuan untuk protein yang cukup
aktivitas sehari-hari berpartisipasi dalam dapat membantu
18
secara mandiri. aktivitas sehari-hari mengembalikan energy
c. TTV normal. 3. berikan lingkungan yang hilang dan
tenang dan perlu meningkatkan toleransi
istirahat tanpa aktivitas.
gangguan. 5. pengaturan aktivitas
4. pantau asupan dan manejemen waktu
nutrisi untuk dapat mengatur
memastikan penggunaan energy
keadekuatan sumber- sehingga dapat
sumber energy serta mencegah kelelahan.
berikan masukan
protein dan kalori
yang adekuat.
5. ajarkan pengaturan
aktivitas dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan.
4 Resiko cedera Setelah dilakukan 1.gunakan semua 1.karena perdarahan
perdarahan b/d asuhan keperawatan tindakan untuk memperberat kondisi
trombositopenia selama 3x24 jam mencegah perdarahan pasien dengan adanya
diharapkan klien khususnya pada anemia.
menunjukkan resiko daerah ekimosis. 2. untuk memberikan
cedera menurun 2.laporkan setiap intervensi dini dalam
dengan tanda-tanda mengatasi perdarahan.
Kriteria Hasil : perdarahan serta 3. untuk mencegah
1.menunjukkan pantau kadar perdarahan.
pengendalian resiko trombosit dalam 4.untuk mencegah
dibuktikan dengan darah. perdarahan.
indicator ini 1-3 3.gunakan jarum 5. untuk mencegah
(tidak pernah,jarang, yang kecil pada saat perdarahan pada gusi.
kadang-kadang). melakukan injeksi. 6.karena aspirin
2.Menghindari 4.ajarkan keluarga mempengaruhi fungsi
19
cedera fisik dan pasien yang trombosit.
3. mempersiapkan untuk mengontrol
lingkungan yang perdarahan hidung.
aman 5.menggunakan sikat
4. Tanda-tanda gigi yang lunak dan
pendarahan lembut
berkurang. Ekimosis 6. hindari obat-obat
tidak ada/berkurang, yang mengandung
peteki tidak ada, aspirin.
episraksis tidak ada
atau jarang.
20
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan 1.kaji perasaan
5 pasien tentang 1.memberikan dasar
b/d perubahan asuhan keperawatan untuk mengkaji
gambaran dan tingkat
penampilan,fungsi dan selama 3x24 jam harga diri. perubahan pada tingkat
2. berikan motivasi nyeri dan mengevaluasi
peran. diharapkan citra intervensi.
untuk keikutsertaan
tubuh dan harga diri yang kontinu dalam 2. memberikan motivasi
aktivitas dalam memungkinkan control
klien dapat diperbaiki kontinu terdapat
aktivitas dan
dengan pembuatan kejadian mandiri klien.
keputusan. 3. mengidentifikasi
Kriteria Hasil : kekhawatiran
3. berikan dukungan
a.harga diri yang pada klien untuk merupakan satu tahapan
positif. mengungkapkan penting dalam
b. menunjukkan citra kekhawatirannya. mengatasinya.
tubuh, ditandai 4. bantu klien dalam 4. kesejahteraan fisik
dengan indicator perawatan diri ketika meningkatkan harga
kekonsistenan keletihan. diri.
c. kongruen antara 5. berikan motivasi 5. memberikan
realitas tubuh,ideal kepada klien dan kesempatan untuk
tubuh, dan wujud pasangannya ataupun mengekspresikan
tubuh. keluarganya untuk kekhawatirannya.
4. kepuasan terhadap saling berbagi
penampilan dan kekhawatiran.
fungsi tubuh.
5. mempertahankan
peran sebelumnya
dalam pembuatan
keputusan,
mengungkapkan
perasaan dan reaksi
terhadap kehilangan,
ikut serta dalam
aktivitas perawatan
diri.
21
D. IMPLEMENTASI
Dalam implementasi perawat melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi
yang telah disusun. Dilakukan sesuai standar operasional dalam melakukan tindakan. Agar
tindakan yang dilakukan perawat ada bukti dan diharus dicatat hasil monitoring tindakan.
E. EVALUASI
Evaluasi wajib dilakukan karena sebagai tolak ukur tindakan yang diberikan pada pasien
memiliki hasil yang sudah diharapkan sesuai dengan kriteria hasil atau belum. Dan dalam
melakukan tindakan sudah sesuai perencanaan atau tidak. Evaluasi memberikan nilai atas
hasil yang diperoleh dari kondisi pasien. Jika kriteria hasil tidak mencapai tujuan, maka
dilakukan pengkajian ulang selanjutnya dilakukan perencanaan tindakan dan dilakukan
pelaksanaannya. Evaluasi juga terdiri dari subjective (S), objective (O), Analisis (A), Planning
(P).
22
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,Elizabeth J.2009.Patofisiologi:Buku Saku Edisi 3,Jakarta : EGC
https://www.scribd.com/document/349714030/Laporan-Pendahuluan-Leukemia-Pada-Anak.
(diakses,sabtu,14 oktober 2017).
Hidayat,Aziz Alimut. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta : Salemba Medika
https://www.scribd.com/document/49755825/ASKEP-LEUKEMIA-PADA-ANAK.
(diakses,sabtu, 14 oktober 2017)
23