Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gede Orisa Rizky Pratama

NIM : 205040207111029
Kelas : B
Dosen : Zulfiqar Bhisma

1.Seberapa jauh pemahaman saudara mengenai apa itu Pancasila?


Pancasila sebagai dasar negara bangsa dan ideologi Indonesia memiliki nilai-nilai yang
harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga mengandung nilai dan norma
moral yang harus dianut oleh seluruh warga negara karena merupakan dasar untuk hidup
bersama di Indonesia. Indonesia.
Setiap negara ingin tetap kuat dan warganya tidak rentan terhadap perselisihan, yang
menjadikannya penting bahwa kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat dan dibangun
dengan hati-hati. Pancasila tidak mengadopsi ideologi lokal, oleh karena itu nilai-nilai
Pancasila kita lebih unggul dan lebih tepat karena didasarkan pada kebiasaan dan karakteristik
warga negara Indonesia itu sendiri. Alasan mengapa Pancasila diperlukan adalah karena kita
memiliki begitu banyak suku, budaya, agama, dan secara demografis, Indonesia memiliki
kondisi teritorial yang sangat besar, terdiri dari pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut yang
sangat luas, yang memungkinkan Indonesia berkembang pesat, tetapi dapat juga memecah
belah untuk hidup di Indonesia dengan banyak sudut pandang. Oleh karena itu, norma-norma
yang terkandung dalam Panchasila dapat dijadikan sebagai landasan kehidupan berbangsa,
sehingga tidak mudah menimbulkan perpecahan.Diantara lain norma – norma yang terkandung
didalam Pancasila yakni :

1. Norma agama

Norma agama, juga dikenal sebagai norma kepercayaan, menunjukkan kepada semua
orang Indonesia kemampuan untuk percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan norma
ini, saya berharap setiap orang Indonesia dapat berpegang teguh pada agamanya masing-
masing dan saling menghormati.
2. Norma Moral atau Norma Kesusilaan

Etika adalah norma paling dasar yang mengatur karakter atau moral kita, dan norma moral
ini menentukan bagaimana kita menilai keadaan sosial dan keluarga. Norma ini berasal
dari bagaimana kita sendiri menanggapi lingkungan sehingga kita dapat diterima dan
mudah bersosialisasi.
3. Norma kesopanan

Norma semacam itu disebut juga dengan norma etiket, norma etiket, dan terkadang norma
adat. Norma tersebut didasarkan pada bagaimana masyarakat Indonesia berperilaku dalam
masyarakat, dan norma kesopanan di daerah ini pada dasarnya berbeda dengan daerah lain.
Sanksi terhadap norma ini biasanya datang dari masyarakat setempat.
4. Norma Hukum

Norma hukum berasal dari rakyat, dan biasanya norma hukum dirumuskan oleh partai
politik nasional atau lokal, yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur dan
menegakkan setiap orang. Contohnya adalah ketika suatu negara mengembangkan
undang-undang lalu lintas untuk mengatur orang-orangnya dan membuat lalu lintas
menjadi lebih normal. Sanksi yang berasal dari norma ini biasanya diperoleh dalam sidang
formal di hadapan hakim.

2.Pancasila sebagai falsafah negara dikatakan memiliki nilai-nilai pokok yang


digali dari bangsa Indonesia itu sendiri namun juga dinamis & fleksibel, Apa yg
dimaksudkan dengan hal demikian?
Pancasila merupakan dasar falsafah bangsa Indonesia, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi bangsa, yang
menjanjikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, dan
lambang persatuan dan kesatuan. sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Ideologi Pancasila merupakan kumpulan nilai, norma, dan cita-cita yang menjadi
acuan untuk mencapai tujuan nasional Indonesia. Pancasila merupakan ideologi
terbuka yang mampu menyelaraskan dengan dinamika kehidupan masyarakat
Indonesia.
Status Pancasila, ideologis atau tidak, masih menimbulkan reaksi berbeda di
kalangan ilmuwan. Di satu sisi, ada yang berpendapat bahwa Pancasila tidak boleh
dianggap sebagai ideologi, seperti yang terlihat dalam pandangan Ongkhokham,
Armahedy Mahzar, Garin Nugroho dan Franz Magnis Suseno. Panchasila, di sisi lain,
merupakan konsep ideologis yang masih dipegang oleh para komentator lain, baik dari
segi ideologi nasional maupun ideologi nasional. Pandangan mereka bukanlah tanggapan
langsung terhadap penolakan Pancasila sebagai ideologi. Perlu dicatat bahwa munculnya
pendapat kontradiktif tentang Pancasila ini merupakan bagian dari kekecewaan terhadap
perkembangan Pancasila hingga saat ini, yaitu interpretasi dan implementasi Pancasila di
bawah rezim pemerintahan Indonesia sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen diterjemahkan oleh Drs. Soejono Soemargono, 1990.
Pengantar Filsafat Ilmu. PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta
Franz Magnis-Suseno, 1992, Filsafat-Kebudayaan-Politik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
H.M. Tama Sembiring, Prof., Drs., SH, MM., dkk, Manur Pasaribu, SH., dan H. Chairul Alam,
Drs., MM., 2012. Filsafat dan Pendidikan Pancasila. Yatama Printing, Jakarta.
Sulaiman, A. (2015). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (T. Redaksi, Ed).
Bandung:cv. Arfino Raya
Wahyudi, A. (2006). Ideologi Pancasila: Doktrin yang Komprehensif atau Konsepsi Politis?.
Jurnal Filsafat, 16(1), 94-115.

Anda mungkin juga menyukai