Pancasila
Pancasila
NIM : 205040207111029
Kelas : B
Dosen : Zulfiqar Bhisma
1. Norma agama
Norma agama, juga dikenal sebagai norma kepercayaan, menunjukkan kepada semua
orang Indonesia kemampuan untuk percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan norma
ini, saya berharap setiap orang Indonesia dapat berpegang teguh pada agamanya masing-
masing dan saling menghormati.
2. Norma Moral atau Norma Kesusilaan
Etika adalah norma paling dasar yang mengatur karakter atau moral kita, dan norma moral
ini menentukan bagaimana kita menilai keadaan sosial dan keluarga. Norma ini berasal
dari bagaimana kita sendiri menanggapi lingkungan sehingga kita dapat diterima dan
mudah bersosialisasi.
3. Norma kesopanan
Norma semacam itu disebut juga dengan norma etiket, norma etiket, dan terkadang norma
adat. Norma tersebut didasarkan pada bagaimana masyarakat Indonesia berperilaku dalam
masyarakat, dan norma kesopanan di daerah ini pada dasarnya berbeda dengan daerah lain.
Sanksi terhadap norma ini biasanya datang dari masyarakat setempat.
4. Norma Hukum
Norma hukum berasal dari rakyat, dan biasanya norma hukum dirumuskan oleh partai
politik nasional atau lokal, yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur dan
menegakkan setiap orang. Contohnya adalah ketika suatu negara mengembangkan
undang-undang lalu lintas untuk mengatur orang-orangnya dan membuat lalu lintas
menjadi lebih normal. Sanksi yang berasal dari norma ini biasanya diperoleh dalam sidang
formal di hadapan hakim.
Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen diterjemahkan oleh Drs. Soejono Soemargono, 1990.
Pengantar Filsafat Ilmu. PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta
Franz Magnis-Suseno, 1992, Filsafat-Kebudayaan-Politik, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
H.M. Tama Sembiring, Prof., Drs., SH, MM., dkk, Manur Pasaribu, SH., dan H. Chairul Alam,
Drs., MM., 2012. Filsafat dan Pendidikan Pancasila. Yatama Printing, Jakarta.
Sulaiman, A. (2015). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (T. Redaksi, Ed).
Bandung:cv. Arfino Raya
Wahyudi, A. (2006). Ideologi Pancasila: Doktrin yang Komprehensif atau Konsepsi Politis?.
Jurnal Filsafat, 16(1), 94-115.