Anda di halaman 1dari 3

Menentukan pokok-pokok cerita

Pengertian Cerita
Cerita adalah karangan pendek yang berbentuk prosa yang mengisahkan tentang suatu peristiwa, disajikan
secara singkat. Cerita dapat juga dikatakan sebagai buah dari pemikiran dan rasa yang disampaikan dengan
gaya bahasa yang bervariasi dengan maksud tertentu. Cerita anak adalah cerita yang dikemas untuk
didengarkan anak-anak biasanya berisi ajaran moral, keteladanan, dan contoh budi pekerti yang baik.
Agar pemahaman materi kamu lebih banyak silahkan klik :
http://seamz-independent.comuv.com/Pengertian_Cerita.html

Pengertian Bercerita
Bercerita dalam kamus bahasa Indonesia berarti menuturkan cerita, merupakan kegiatan menceritakan atau
menuturkan cerita secara lisan baik berdasarkan teks cerita atau tidak. Seni bercerita sudah ada sejak zaman
dahulu, merupakan tradisi penuturan bahasa secara lisan yang sudah cukup lama dimiliki bangsa Indonesia.
Sejak zaman dahulu para leluhur sudah mempunyai kebiasaan bercerita secara lisan. Adanya pelipur lara
membuktikan bahwa tradisi bercerita sudah ada sejak lama. Budaya baca tulis yang masuk ke Indonesia
bersama-sama dengan masuknya peradaban modern memang telah menggeser tradisi kelisanan. Meskipun
demikian orang yang mahir bercerita tetap diperlukan.

Persamaan dan Perbedaan Bercerita dengan Mendongeng


Apakah bercerita  sama dengan mendongeng? Kadang-kadang orang masih memperdebatkan antara bercerita
dan mendongeng sebagai kegiatan yang berbeda. Dilihat dari kegiatannya sebenarnya keduanya tidak berbeda.
Yang membedakan keduanya hanya materinya, yaitu jika orang bercerita materinya adalah cerita, sedangkan
orang mendongeng materinya dongeng. Antara cerita dan dongeng perbedaannya terletak pada cakupannya,
yaitu cerita lebih luas daripada dongeng, karena pada hakikatnya dongeng itu sendiri termasuk cerita. Dongeng
adalah cerita yang bersifat khayal, sedangkan cerita dapat bersifat khayal dapat juga bersifat nyata. Dengan
demikian jika dilihat dari sifatnya, kita bisa menyimpulkan bahwa cerita bersifat nyata dan khayal, sedangkan
dongeng hanya bersifat khayal.
Agar pemahaman materi kamu lebih banyak silahkan klik :
http://www.anneahira.com/pengertian-bercerita.htm

Perbedaan  Bercerita Tanpa Alat Peraga dan Bercerita dengan Alat Peraga

Bercerita dengan menggunakan media atau alat, adanya objek yang dapat dilihat yang dapat membantu daya
nalar bagi pendengar atau penonton, sedangkan bercerita tanpa alat peraga mengembangkan daya konsentrasi
pendengar atau penonton untuk memperhatikan isi cerita dari cara pencerita membawakan cerita tersebut.
Manfaat Bercerita
Manfaat bercerita dari sisi pencerita:
1.    Dijadikan sarana untuk melatih keterampilan berbicara.
2.    Berlatih berolah vocal.
3.    Berlatih berimprovisasi.
4.    Berlatih memilih kata.
5.    Berlatih menyusun kalimat.
6.    Berlatih berkomunikasi dengan pendengar secara baik.

Manfaat  bercerita dari sisi pendengar atau penonton:


1.    Memberikan hiburan.
2.    Mengajarkan kebenaran.
3.    Memberikan keteladanan.

Manfaat bercerita bagi anak menurut Hibana S. Rakhman dalam bukunya Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini  adalah:
a.    Mengembangkan fantasi.
b.    Mengasah kecerdasan emosional.
c.    Menumbuhkan minat baca.
d.    Membangun kedekatan dan keharmonisan.
Menjadi media pembelajaran.

Unsur-Unsur dalam Bercerita:


1.   Penghayatan
Penghayatan adalah pengalaman batin. Dalam hal ini pencerita hendaknya memahami masalah-masalah,
merasakan perasaan-perasaan, dan dapat membayangkan cerita yang  dibawakannya.
2.  Vokal
Vokal memegang peranan penting dalam bercerita, ada empat hal yang menjadi perhatian utama dalam
masalah vokal, yaitu:
·    Kejelasan ucapan
 Setiap kata atau kalimat yang diekspresikan harus dapat didengar oleh pendengar atau penonton secara jelas.
·    Jeda
Pengaturan jeda secara tepat, yaitu di mana boleh mengambil nafas dan berapa  lama, menjadi faktor penting
yang harus diperhatikan supaya apa yang diucapkan sampai kepada pendengar atau penonton.
·    Ketahanan
     Vokal harus bertahan, jangan sampai semakin lama bercerita intensitas suara  semakin berkurang.
·    Kelancaran
     Kelancaran vokal harus diperhatikan agar jangan sampai semakin lama bercerita   semakin tidak lancar.
3.   Penampilan
Bagaimana tampilan pencerita di hadapan penonton, pencerita hendaknya tampil dengan gerakan-gerakan
yang wajar, tidak dibuat-buat, sesuai penghayatan atas cerita yang dibawakan.

Menentukan pokok-pokok cerita:


1. Dapat dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu urutan peristiwa
Urutan peristiwa dapat secara klimaks atau alur maju maupun antiklimaks atau alur mundur.
Contoh:

 Zaman dahulu, di pesisir pantai wilayah Sumatra, hiduplah seorang janda bersama  anaknya yang
bernama Malin Kundang.
 Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan
harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya.
 Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung
halamannya yang sudah sukses.
 Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
 Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar
dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak.
 Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk
ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang
sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.
 Malin Kundang tidak mengakui ibunya.
 Ibu Malin Kundang sangat marah dan mengutuk Malin Kundang menjadi batu.

2. Pokok-pokok cerita tersebut kemudian dirangkai menjadi tuturan cerita.


Hal yang perlu diperhatikan adalah cara memulai, kata penghubung, dan mengakhiri cerita.
3. Cara bercerita dapat dilakukan dengan memperhatikan urutan cerita, memperhatikan suara, memperhatikan
lafal dan intonasi, dan memperhatikan gestur dan mimik sesuai dengan isi cerita

Anda mungkin juga menyukai