Anda di halaman 1dari 4

Story Telling : Pengertian, Tujuan, Dan Generic Structure Dalam Bahasa Inggris Beserta Contohnya

Oleh Ning SetiawatiDiposting pada Agustus 23, 2020

Story Telling : Pengertian, Ciri, Tujuan, Macam, Dan Generic Structure Dalam Bahasa Inggris Beserta
Contohnya

Daftar Isi Artikel Ini :

Story Telling: Pengertian, Ciri, Tujuan, Macam, Dan Generic Structure Dalam Bahasa Inggris Beserta
Contohnya

Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal peristiwa, kejadian, dan
sebagainya. Dalam bahasa Inggris ada cerita yang disampaikan dengan cara yang menarik yaitu,
Storytelling. Dalam kali ini IBI akan membahas tentang Storytelling. Mari kita bahas bersama.

Pengertian Storytelling

Storytelling adalah sebuah teknik atau kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah, pengaturan
adegan, event, dan juga dialog. Kalau di film, para film maker bersenjatakan kamera; di komik, para
komikus bersenjatakan gambar dan angle cerita; di cerpen atau novel, para penulis bersenjatakan pena,
diksi, dan permainan kata serta deskripsi, dengan menyampaikan sebuah cerita dengan cara
mendongeng.

Storytelling menggunakan kemampuan penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya,
intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar. Storytelling sering digunakan dalam proses
belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih
kemampuan mendengar secara menyenangkan.

Orang yang ingin menyampaikan storytelling harus mempunyai kemampuan public speaking yang baik,
memahami karakter pendengar, meniru suara-suara, pintar mengatur nada dan intonasi serta
keterampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik storytelling, jika pendengar
mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu, pesan moral dalam cerita juga
diperoleh. Dikatakan berhasil saat pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur.
Selain itu, pesan moral dalam cerita juga diperoleh.

2. Tujuan Storytelling

Menciptakan suasana senang.


Memberi kesenangaan, kegembiraan, kenikmatan mengembangakan imajinasi pendengar.

Memberi pengalaman baru dan mengembangakan wawasan pendengar.

Dapat memberikan pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar merek

Dapat memberi pengalaman baru termasuk di dalamnya masalah kehidupan yang ada di lingkungan.

Pendengar belajar berbicara dalam gaya yang menyenangakan serta menambah pembendaharaan kata
dan bahasanya

Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi pendengar.

Melatih daya pikir dan fantasi pendengar.

Menanamkan nilai-nilai budi pekerti.

3. Generic Structure Storytelling

1. Orientation

Biasanya terletak di paragrap pertama. Secara teori, Orientation berisi pesan tentang informasi What,
Who, Where, dan When. Pada paragrap Orintation, text narrative akan memberitahukan pembaca
tentang apa peristiwanya siapa pelaku-pelakunya, dimana dan kapan peristiwa tersebut terjadi.

2. Complication

Paragrap complication menjadi inti sebuah text naarative. Complication ini menceritakn apa yang tejadi
dengan pelaku dalam peristiwa tersebut. Umumnya Complcation ini berisi gesekan antar pelaku
peristiwa. Gesekan ini menimbulkan sebuah Conflict atau pertentangan. Dalam teori literay, Comflict
umumnya dibedakan menjadi 3 macam; natural conflict, social conflict, dan psychological conflict.

3. Resolution

Sebuah pertentangan harus ditutup dengan penyelesaian. Dalam sebuah text narrative, resolution bisa
dengan penyelesaian yuang menyenangkan juga kadang berakhir dengan penyelesaian yang
menyedihkan.

4. Hal penting dalam Storytelling

1. Kontak mata
Saat story telling berlangsung, pendongeng harus melakukan kontak mata dengan audience. Pandanglah
audience dan diam sejenak. Dengan melakukan kontak mata audience akan merasa dirinya diperhatikan
dan diajak untuk berinteraksi, selain itu dengan melakukan kontak mata kita dapat melihat apakah
audience menyimak jalan cerita yang didongengkan. Dengan begitu, pendongeng dapat mengetahui
reaksi dari audience.

2. Mimik wajah

Pada waktu story telling sedang berlangsung, mimik wajah pendongeng dapat menunjang hidup atau
tidaknya sebuah cerita yang disampaikan. Pendongeng harus dapat mengekspresi wajahnya sesuai
dengan yang di dongengkan.

3. Gerak tubuh

Geraka tubuh pendongeng waktu proses story telling berjalan dapat turut pula mendukung
menggambarkan jalan cerita yang lebih menarik. Cerita yang di dongengkan akan terasa berbeda jika
mendongeng akan terasa berbeda jika mendongeng melakukan gerakan-gerakan yang merefleksikan
apa yang dilakukan tokoh-tokoh yang didongengkannya. Dongeng akan terasa membosankan, dan
akhirnya audience tidak antusias lagi mendengarkan dongeng.

4. Suara

Tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan pendongeng untuk membawa audience
merasakan situasi dari cerita yang didongengkan. Pendongeng akan meninggikan intonasi suaranya
untuk mereflekskan cerita yang mulai memasuki tahap yang menegangkan. Pendongeng profesiaonal
biasanya mampu menirukan suara-suara dari karakter tokoh yang didongengkan. Misalnya suara ayam,
suara pintu yang terbuka.

5. Kecepatan
Pendongeng harus dapat menjaga kecepatan atau tempo pada saat story telling. Agar kecepatan yang
dapat membuat anak-anak manjadi bingung ataupun terlalu lambat sehingga menyebabkan anak-anak
menjadi bosan.

6. Alat Peraga

Unutk menarik minat anak-anak dalam proses story telling, perlu adanya alat peraga seperti misalnya
boneka kecil yang dipakai ditangan untuk mewakili tokoh yang menjadi materi dongeng. Selain boneka,
dapat juga dengan cara memakai kostum-kostum hewan yang lucu, intinya membuat anak merasa ingin
tahu dengan materi dongeng yang akan disajikan.

Anda mungkin juga menyukai