Anda di halaman 1dari 4

Judul “THE FOWEROF STORYTELLING”(membangun koneksi dan pengaruh melalui cerita”

I.PENDAHULUAN

•Defenisi story’telling

Pendahuluan pada makalah tentang “Storytelling” bertujuan untuk memberikan pengantar


mengenai topik yang akan dibahas, sehingga pembaca dapat memahami dengan baik mengenai isi
makalah. Beberapa poin yang dapat dijelaskan dalam pendahuluan antara lain:

Definisi Storytelling: Pendahuluan dapat dimulai dengan memberikan definisi mengenai apa itu
storytelling. Penjelasan ini akan memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas.

Sejarah Storytelling: Memberikan informasi mengenai asal-usul storytelling serta bagaimana


storytelling berkembang dari masa ke masa. Ini akan membantu membuka pandangan pembaca
mengenai arti penting storytelling dalam berbagai budaya dan era.

Tujuan Makalah: Memberikan penjelasan mengenai tujuan makalah. Hal ini berguna untuk
memberikan gambaran mengenai apa yang ingin dicapai dalam makalah serta alasan mengapa topik
tersebut penting untuk dibahas.

Dengan memberikan informasi pada pendahuluan, pembaca akan mendapatkan gambaran umum
tentang topik yang akan dibahas sehingga dapat lebih mudah memahami isi makalah secara
keseluruhan.

II.LATAR BELAKANG

Storytelling telah menjadi bagian dari budaya manusia sejak zaman prasejarah, ketika orang-orang
membagikan cerita tentang pencarian mereka untuk bertahan hidup dan memberi makna pada
dunia di sekitar mereka. Dalam banyak budaya, orang tua atau tetua di masyarakat sering menjadi
pencerita utama, mengumpulkan orang-orang untuk mendengarkan cerita-cerita mereka.

Seiring waktu, storytelling berkembang menjadi bentuk seni yang lebih formal, seperti dongeng,
mitos, dan legenda. Di era modern, storytelling telah menjadi bagian penting dari hiburan, seperti
film, televisi, dan buku.

Namun, storytelling juga telah berkembang menjadi alat penting untuk komunikasi bisnis dan
pemasaran. Para profesional bisnis dan pemasaran menggunakan storytelling untuk membantu
merek mereka berbicara dengan audiens mereka dan memotivasi pelanggan untuk bertindak.
Dengan menggabungkan teknik storytelling dengan data dan informasi, para profesional ini dapat
menginspirasi pelanggan untuk membeli produk atau layanan mereka, atau untuk berinvestasi
dalam bisnis mereka.
Secara keseluruhan, storytelling tetap menjadi alat penting untuk membantu manusia memahami
diri mereka sendiri, dunia di sekitar mereka, dan peran mereka dalam masyarakat

III.TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan membangun koneksi dan pengaruh melalui cerita adalah untuk membangun hubungan
emosional dan kepercayaan antara penutur cerita (storyteller) dan pendengar (listener). Melalui
cerita, penutur cerita dapat mengungkapkan pengalaman, pemikiran, dan nilai-nilai yang penting
bagi dirinya, sementara pendengar dapat memperoleh wawasan, pengertian, dan inspirasi dari
cerita tersebut.

Beberapa manfaat dari membangun koneksi dan pengaruh melalui cerita antara lain:

Meningkatkan empati dan pemahaman: Cerita dapat membantu pendengar memahami pengalaman
dan perspektif orang lain, sehingga dapat meningkatkan empati dan pemahaman terhadap
perbedaan budaya, nilai, dan pengalaman.

Membangun kepercayaan: Ketika seorang penutur cerita membagikan pengalaman pribadi dan nilai-
nilai yang penting bagi dirinya, ini dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang
kuat antara penutur cerita dan pendengar.

Memotivasi dan menginspirasi: Cerita dapat memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk
bertindak atau merubah pandangan hidup mereka. Cerita juga dapat menjadi sarana untuk
menyebarkan pesan positif dan membangun semangat yang baik.

Meningkatkan keterampilan berbicara dan mendengarkan: Melalui praktik berbicara dan


mendengarkan, baik sebagai penutur cerita atau pendengar, dapat meningkatkan keterampilan
komunikasi seseorang dan memperkuat kemampuan untuk memahami dan mempresentasikan ide
dan gagasan secara efektif.

Dalam bisnis, cerita juga dapat digunakan untuk mempromosikan merek atau produk, untuk
meningkatkan kesadaran merek, dan untuk membentuk citra merek yang positif. Oleh karena itu,
membangun koneksi dan pengaruh melalui cerita dapat membantu perusahaan untuk membangun
hubungan yang lebih baik dengan pelanggan dan pasar mereka.

IV.JENIS JENIS STORY’TELLING

Berikut adalah beberapa jenis-jenis Storytelling yang sering digunakan:


Folktales: Cerita rakyat yang diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Biasanya,
cerita-cerita ini berasal dari budaya tertentu dan mengandung nilai-nilai moral yang penting bagi
masyarakat tersebut.

Legenda: Cerita yang berhubungan dengan tokoh-tokoh legendaris atau kejadian-kejadian yang
dianggap penting dalam sejarah suatu daerah atau bangsa.

Fabel: Cerita pendek yang mengandung pesan moral yang disampaikan melalui kisah binatang yang
berperilaku seperti manusia.

Mitos: Cerita yang menjelaskan asal-usul dunia dan kepercayaan masyarakat terhadap dewa-dewi
atau roh-roh tertentu.

Cerita rakyat: Cerita yang berasal dari pengalaman sehari-hari dan seringkali digunakan untuk
menghibur dan memberikan hiburan.

Jenis-jenis storytelling ini memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing, namun pada
dasarnya tujuannya sama yaitu memberikan pesan moral dan pengajaran bagi pendengarnya.

V. LANGKAH LANGKAH STORY TELLING

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk melakukan storytelling:

Tentukan tujuan dan tema cerita: Tentukan tujuan cerita dan tema yang akan dibahas. Tujuan dan
tema yang jelas dapat membantu memilih cerita yang tepat untuk disampaikan.

Pilih cerita yang tepat: Pilih cerita yang sesuai dengan tujuan dan tema yang sudah ditentukan.
Pastikan cerita tersebut cocok untuk audiens dan usia pendengar.

Kenali cerita secara menyeluruh: Kenali cerita secara menyeluruh dan pahami dengan baik alur
cerita, karakter, serta nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.

Buat alur cerita yang jelas: Buat alur cerita yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar. Pastikan
alur cerita memiliki poin-poin penting yang ingin disampaikan.
Gunakan teknik storytelling yang baik: Gunakan teknik storytelling yang baik seperti penggunaan
suara, gerakan tubuh, serta ekspresi wajah. Hal ini dapat membantu meningkatkan daya tarik dan
keberhasilan dalam menyampaikan cerita.

Sesuaikan dengan pendengar: Sesuaikan gaya storytelling dengan pendengar. Misalnya, anak-anak
biasanya lebih suka cerita dengan suara yang lebih meriah, sementara orang dewasa lebih suka
cerita dengan gaya yang lebih tenang dan terkendali.

Beri nilai dan pesan moral: Berikan nilai dan pesan moral dari cerita yang disampaikan. Pastikan nilai
tersebut dapat diambil dan dijadikan bahan renungan bagi pendengar.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat menyampaikan cerita dengan baik dan
efektif kepada pendengar.

VI.KESIMPULAN

Dalam kesimpulannya, storytelling merupakan kegiatan bercerita yang dapat dilakukan dengan
tujuan menghibur, memotivasi, mendidik, atau menginspirasi audiens. Jenis-jenis storytelling yang
ada antara lain cerita rakyat, dongeng, mitos, legenda, dan sejarah. Manfaat dari storytelling antara
lain meningkatkan kreativitas, daya ingat, empati, dan kemampuan berbicara. Untuk melakukan
storytelling, terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat diikuti seperti menentukan tujuan dan
tema cerita, memilih cerita yang tepat, mengenal cerita secara menyeluruh, membuat alur cerita
yang jelas, menggunakan teknik storytelling yang baik, menyesuaikan dengan pendengar, dan
memberikan nilai dan pesan moral. Terdapat juga beberapa teknik dan strategi storytelling seperti
teknik narasi, penggunaan karakter yang kuat, teknik visualisasi, gerakan tubuh dan ekspresi wajah,
penggunaan suara dan nada yang tepat, humor, teknik repetisi, teknik kontras, memilih cerita yang
tepat, dan pengulangan. Dengan menggunakan teknik dan strategi tersebut, storytelling dapat
menjadi lebih efektif dan dapat meningkatkan pengalaman pendengar.

Anda mungkin juga menyukai