Anda di halaman 1dari 3

Narrative Text

Narrative text adalah sebuah teks imaginatif baik fiksi maupun non fiksi yang bertujuan menghibur
pembaca atau pendengar. Teks ini berupa cerita fiksi, cerita non-fiksi, dongeng(fairy tales), cerita
rakyat(folktales), cerita binatang(fable), legenda(legends), mitos(myths) dan sebagainya.  Contoh teks
narrative di dalam negeri seperti Cerita Malin Kundang, Rawa Pening, Legenda Danau Toba,
Kancil dll. Contoh teks narrative dari luar negeri seperti Cinderella, Snow White, Prince Frog dll.
Cerita narrative bisa juga berupa cerita non fiksi seperti kisah hidup atau pengalaman seseorang
yang memiliki konflik yang diakhiri solusi. Cerita narrative teks memiliki ending baik happy
ending maupun bad/sad ending.

Tujuan Narrative text, seperti yang sudah disebutkan diatas adalah untuk menghibur pembaca/
pendengar dalam suatu cerita dengan kejadian berurutan yang mengarah ke dalam suatu
klimaks, dan akhirnya menemukan penyelesaian.

Generic Structure dari Narrative Text

Narrative text mempunyai 3 susunan struktur seperti berikut ini:

1. Orientation berisi tentang pengenalan tokoh-tokoh, latar belakang tempat


dan waktu dari cerita. (siapa, apa, kapan, dan dimana)
2. Evalution, memberikan penilaian tentang situasi dan kondisi
terjadinya cerita.
3. Complication, masalah-masalah mulai muncul dan harus di selesaikan
oleh tokoh utama pada cerita tersebut.
4. ResolutionResolution adalah dimana cerita berakhir. Pada bagian ini
masalah terselesaikan oleh si tokoh utama. Dalam bagian Resolution juga
biasanya terdapat moral value atau nasihat dari cerita tersebut atau yang biasa
disebut juga dengan Coda.
Reorientasi, memberikan alasan atau komentar umum, opsional.
Penggunaan Grammar dalam Narrative Text

Dalam Narrative text kita harus menggunakan bentuk lampau atau past, karena cerita ini
merupakan cerita karangan atau fiksi. Bentuk tenses bisa menggunakan past perfect, past
continuous, past perfect continuous, atau bisa saja past future continuous. Semua aturan ini
tidak harus dijadikan sebagai acuan karena tenses itu mengacu kepada kondisi dan situasi
kalimat.

Ciri - Ciri Narrative Text


 Menggunakan Action Verb dalam bentuk Past Tense. Misalnya : Walked, Said,
Wondered, dsb.
 Menggunakan Nouns tertentu sebagai kata ganti orang, hewan dan benda tertentu
dalam cerita. Misalnya : the princess, the girl, the queen, dsb.
 Menggunakan Adjectives yang membentuk noun phrase. Misalnya : The red riding hood,
the poisoned apple, dsb.
 Menggunakan Time Connectives dan Conjunctions untuk mengurutkan kejadian-
kejadian. Misalnya : before, after, then, next,soon, dsb.
 Menggunakan Adverbs dan Adverbial Phrase untuk menunjukkan lokasi kejadian atau
peristiwa. Misalnya : on the sea, in the mountain, there, happily ever after, dsb

1. Tata bahasa: simple past dan past continuous tense.


2. Kalimat langsung dan tidak langsung.
3. Kosakata: benda atau tindakan yang terkait dengan kehidupan tokoh cerita.
4. Adverbia penghubung waktu: first, then, after, that, before, at last, finally dan
sebagainya.
5. Adverbia dan frase preposisional penunjuk waktu: a long time ago, one day, in
the morning, the next day, immediately dan sebagainya.
6. Penggunaan nominal singular dan plural secara tepat, dengan atau tanpa a, the,
this, those, my their dan sebagainya.

Example of Narrative Text

The Legend of Malin Kundang

(Orientation)

          A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son
lived. They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin
Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin Kundang had to live hard with his
mother

(Events)

          Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to catch
fish. After getting fish he would bring it to his mother, or sold the caught fish in the town. One
day, when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's ship which was being raided by a
small band of pirates. He helped the merchant. With his brave and power, Malin Kundang
defeated the pirates. 

          The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin
Kundang to sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left his mother alone.
Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and was helped by many
ship crews loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too. When he was sailing his
trading journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers recognized him.
The news ran fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old
woman ran to the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s mother. 

          She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time.
Unfortunately, when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well dressed wife
and his ship crews denied meeting that old lonely woman. For three times her mother begged
Malin Kundang and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to her "Enough,
old woman! I have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered
his crews to set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both
sadness and angriness. Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a
stone if he didn't apologize. Malin Kundang just laughed and really set sail

(Resolution)

          In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was
too late for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a
small island. It was really too late for him to avoid his curse. Suddenly, he turned into a stone.

Terjemahan

Legenda Malin Kundang

(Orientasi)
Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan
putranya tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah orang tua tunggal
karena ayah Malin Kundang telah meninggal dunia saat masih bayi. Malin Kundang harus hidup
keras bersama ibunya

(Events)

Malin Kundang adalah anak yang sehat, rajin, dan kuat. Dia biasanya pergi ke laut untuk
menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan, dia akan membawanya ke ibunya, atau menjual
ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari, ketika Malin Kundang sedang berlayar, dia melihat
sebuah kapal pedagang sedang digerebek oleh sekelompok kecil perompak. Dia membantu
pedagang itu. Dengan keberanian dan kekuatannya, Malin Kundang berhasil mengalahkan para
perompak.

Pedagang itu sangat senang dan berterima kasih padanya. Sebagai imbalannya
pedagang tersebut meminta Malin Kundang untuk berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik, Malin Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian.
Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang menjadi kaya raya. Dia memiliki kapal yang besar
dan dibantu oleh banyak awak kapal yang memuat barang dagangan. Secara sempurna dia
juga memiliki istri yang cantik. Saat dia sedang berlayar dalam perjalanan dagangnya, kapalnya
mendarat di pantai dekat desa kecil. Penduduk desa mengenalinya. Berita menyebar dengan
cepat di kota; “Malin Kundang sudah kaya dan sekarang dia ada di sini”. Seorang wanita tua
berlari ke pantai untuk bertemu dengan pedagang kaya yang baru. Dia adalah ibu Malin
Kundang.

Dia ingin memeluknya, melepaskan kesedihannya karena kesepian setelah sekian lama.
Sayangnya, saat sang ibu datang, Malin Kundang yang berada di depan istrinya yang
berpakaian rapi dan awak kapalnya membantah bertemu dengan perempuan tua kesepian itu.
Sudah tiga kali ibunya memohon pada Malin Kundang dan tiga kali dia membentaknya.
Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya, "Cukup, wanita tua! Aku tidak pernah memiliki ibu
sepertimu, wanita yang kotor dan jelek!" Setelah itu dia memerintahkan krunya untuk berlayar.
Dia akan meninggalkan ibu tua itu lagi tetapi pada saat itu dia penuh dengan kesedihan dan
kemarahan. Akhirnya, dengan marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa dia akan berubah
menjadi batu jika dia tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar
berlayar
(Resolusi)

Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapalnya yang besar karam dan sudah
terlambat bagi Malin Kundang untuk meminta maaf. Dia terlempar keluar dari kapalnya. Dia
jatuh di sebuah pulau kecil. Sudah terlambat baginya untuk menghindari kutukannya. Tiba-tiba,
dia berubah menjadi batu.

Anda mungkin juga menyukai