Anda di halaman 1dari 68

1

https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Teknik Sungai

Transpor Sedimen
Transpor Sedimen dan Aliran Air
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

S. Rokan (2008)
S. Progo (2010)
S. Code (2011)
2 Transpor sedimen dalam aliran air dengan berbagai kuantitas kandungan sedimen
di dalam aliran air sungai
Klasifikasi Transpor Sedimen
Teknik Sungai

▪ Transpor sedimen dasar (bed load)


Individu ▪ Transpor sedimen suspensi (suspended load)
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

▪ Wash-load

Gerak butir
sedimen

▪ Aliran debris (debris flow)


▪ Aliran lumpur (mud flow)
Masif
▪ Tanah longsor (landslides)
▪ Aliran piroklastik (pyroclastic flow)
3
Karaktersitika Transpor Sedimen
Teknik Sungai

Material Gaya dominan


https://istiarto.staff.ugm.ac.id

Gerak masif Campuran air dan sedimen Gaya gravitasi

Gerak individu Sedimen Gaya fluida (air)

4
Sumber Sedimen dan
Mekanisme Transpor Sedimen
Teknik Sungai

Transpor
Sedimen Dasar
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

(Bed Load)
Material Dasar Mekanisme
(Bed Material) Transpor
Sedimen
Sumber Transpor
Sedimen Sedimen Suspensi
(Suspended Load)

Wash Load
5
Pergerakan Sedimen di Sungai
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

suspensi,
terlarut

melompat,
bergeser,
menggelinding

6
7
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Gerak Sedimen
Transpor Sedimen di Sungai Progo (Bendung Karangtalun)
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

8 pada musim hujan pada musim kemarau


Gerusan Tebing Sungai
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

9 Sungai Progo di Sapon, Yogyakarta Sungai Serayu di Maos, Cilacap


Gerusan Lokal di Sekitar Pilar Jembatan
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

10
Jembatan KA Comal, Jateng (2002) Jembatan Trinil, Magelang (2010)
Gerusan Lokal di Sekitar Pilar Jembatan
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

11
Jembatan Kebonagung, Yogyakarta (2006)
Gerusan Lokal di Sekitar Pilar Jembatan
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

Jembatan Pabelan, Jateng (2011)


12
Gerusan Lokal di Hilir Groundsill
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

13
Groundsill Kretek, Yogyakarta (2007)
14
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Sungai Code, 2011


Sedimentasi, Debris Flow
Transpor Sedimen di Muara Sungai Progo
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

15 13 Januari 2001 7 April 2004


Penutupan Muara Sungai oleh Sedimen
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

16
Muarareja, Tegal, 2002
Sedimen di Waduk Gajah Mungkur
Teknik Sungai
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

pada musim hujan pada musim kemarau


17
18
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Transpor Sedimen

Sedimen
Awal Gerak Butir
Konsep Awal Gerak
Teknik Sungai

▪ Awal gerak butir sedimen sangat penting dalam kaitannya


dengan studi tentang transpor sedimen, degradasi dasar
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

sungai, desain saluran stabil, dsb.


▪ Dalam desain saluran stabil, salah satu metode adalah
kemiringan dan dimensi saluran dibuat sedemikian hingga
aliran tidak menimbulkan erosi di dasar dan tebing saluran.

19
Definisi Awal Gerak Butir Sedimen
Teknik Sungai

▪ Karena pergerakan butir sedimen sangat tidak teratur, maka sangat


sulit untuk mendefinisikan dengan pasti sifat atau kondisi aliran
yang menyebabkan butir sedimen mulai bergerak → kondisi kritis
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

(awal gerak butir sedimen).


▪ Beberapa pendekatan dalam mendefinisikan awal gerak butir
sedimen (dikaitkan dengan kondisi aliran):
1) sudah ada satu butir sedimen yang bergerak
2) sejumlah butir sedimen sudah bergerak
3) butir material dasar secara umum sudah bergerak
4) terjadi pergerakan butir sedimen dan awal gerak sedimen adalah situasi
20 saat jumlah transpor sedimen sama dengan nol.
Definisi Awal Gerak Butir Sedimen
Teknik Sungai

▪ Pendekatan ke-1 dan ke-2 sangat subyektif, bergantung pada


orang yang mengamati pergerakan butir sedimen.
▪ Metode ke-3 kurang tepat didefinisikan sebagai awal gerak
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

butir sedimen karena transpor sedimen sudah terjadi di


sepanjang dasar saluran.
▪ Metode ke-4 barangkali yang dapat dikatakan paling objektif;
hanya saja, dibutuhkan pengukuran kuantitas transpor
sedimen pada berbagai kondisi aliran yang berbeda untuk
selanjutnya dilakukan interpolasi untuk memperoleh kondisi
21 aliran saat kuantitas transpor sedimen sama dengan nol.
Definisi Awal Gerak Butir Sedimen
Teknik Sungai

▪ Pendekatan teoritis (lihat berbagai literatur tentang transpor


sedimen) untuk menentukan awal gerak butir sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

didasarkan pada pendekatan:


• kecepatan,
• gaya angkat, dan
• konsep gaya seret (gesek).
▪ Namun mengingat bahwa kondisi alami dari pergerakan butir
sedimen sangat tidak teratur (random), maka pendekatan
22
dengan teori probabilitas juga sering digunakan.
Konsep Awal Gerak Butir Sedimen
Teknik Sungai

▪ Pendekatan kecepatan (competent velocity)


• Ukuran butir material dasar sungai, d, dihubungkan dengan kecepatan di
dekat dasar atau dengan kecepatan rerata yang menyebabkan pergerakan
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

butir sedimen.
▪ Pendekatan gaya angkat (lift force)
• Diasumsikan bahwa pada saat gaya angkat ke atas akibat aliran (lift force)
sedikit lebih besar daripada berat butir sedimen di dalam air, maka kondisi
awal gerak butir sedimen telah dicapai.
▪ Pendekatan tegangan geser kritis
• Pendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa gaya geser yang bekerja
pada aliran dianggap paling berperan terhadap pergerakan butir sedimen.
23
▪ Pendekatan dengan cara lain, diantaranya dengan teori probabilitas.
Pendekatan Tegangan Geser Kritis
Teknik Sungai

▪ Akibat adanya aliran air, timbul gaya-gaya aliran yang bekerja pada
butir sedimen.
• Gaya-gaya tersebut mempunyai kecenderungan untuk
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

menggerakkan/menyeret butir sedimen.


• Pada butir sedimen kasar (pasir dan batuan), gaya untuk melawan gaya-
gaya aliran tsb merupakan fungsi berat butir sedimen.
• Pada butir sedimen halus yang mengandung fraksi lanau (silt) atau
lempung (clay) yang cenderung bersifat kohesif, gaya untuk melawan
gaya-gaya aliran lebih disebabkan oleh haya kohesi daripada berat butir
sedimen.
• Kohesi butir sedimen halus merupakan fenomena yang kompleks;
pengaruh kohesi bervariasi dan bergantung kandungan mineral.
24 ▪ Pada kuliah ini, yang dibahas adalah Sedimen Non-kohesif
Pendekatan Tegangan Geser Kritis
Teknik Sungai

▪ Pada waktu gaya-gaya aliran (gaya hidrodinamik) yang bekerja pada


butir sedimen mencapai suatu nilai tertentu, yaitu apabila gaya
sedikit ditambah maka akan menyebabkan butir sedimen bergerak,
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

maka kondisi ini dinamakan sebagai kondisi kritis.


▪ Parameter aliran pada kondisi kritis (tegangan geser dasar, τo, dan
kecepatan aliran, U, mencapai nilai kritis awal gerak sedimen).
• Bila gaya-gaya aliran berada di bawah nilai kritisnya, maka butir sedimen
tidak bergerak; dasar saluran dikatakan sebagai rigid bed.
• Bila gaya aliran melebihi nilai kritisnya, butir sedimen bergerak; dasar
25 saluran dikatakan sebagai dsaar bergerak (movable bed, erodible bed).
Awal Gerak Butir Sedimen Non-kohesif
Teknik Sungai

▪ Gaya-gaya yang bekerja


pada suatu butiran sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

non-kohesif dalam aliran air


• Gaya berat (gravity force)
• Gaya apung (buoyancy force)
• Gaya angkat (hydrodynamic
lift force)
• Gaya seret (hydrodynamic
drag force)
26
Awal Gerak Butir Sedimen Non-kohesif
Teknik Sungai

▪ Gaya-gaya yang bekerja


pada suatu butiran sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

non-kohesif dalam aliran air


• FD : gaya seret
• Fg : gaya berat di dalam air
• φ : sudut kemiringan dasar
• θ : sudut gesek (longsor) alam (angle of
repose)
• a1 : jarak antara pusat berat (CG) sampai
titik guling (point of support)
• a2 : jarak antara pusat gaya seret (drag)
sampai titik guling
27
Awal Gerak Butir Sedimen Non-kohesif
Teknik Sungai

❑ Pada kondisi kritis, butir sedimen hampir bergerak mengguling terhadap


titik guling (point of support).
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

▪ Gaya berat (gravity force) di dalam air


C1ds3 : volume butir sedimen
FG = C 1 ( s −  ) d s 3 ds : diameter signifikan butir sedimen (biasanya ukuran ayakan)
C1 : konstanta untuk konversi volume butir sedimen
▪ Gaya seret (drag force)
C1ds2 : luas permukaan efektif butir sedimen yang mengalami
FD = C 2  c d s 2
tegangan geser kritis, τc
28 uas efektif adalah luas proyeksi butir pada bidang yang
tegak lurus arah aliran
Awal Gerak Butir Sedimen Non-kohesif
Teknik Sungai

▪ Pada saat dicapai kondisi kritis


https://istiarto.staff.ugm.ac.id

momen gaya berat butir sedimen = momen gaya seret

jarak ´ FG = FD ´ jarak

c  uc 2  uc 2d s 
= = f   = f (Re )
( s −  ) d s s d s   

29
30
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Diagram Shields
Contoh Hitungan
Teknik Sungai

▪ Diketahui suatu saluran dengan karakteristika sbb.


• kedalaman aliran h = 3 m
• kemiringan dasar saluran, So = 10−4
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• butir material dasar seragam d = 2 mm dan rapat massa ρs = 2650 kg/m3


• air T = 12°C, ρw = 1000 kg/m3, g = 9.8 m/s2
▪ Hitunglah
• kestabilan butir material dasar
• kestabilan butir dengan berdasarkan nilai-nilai tegangan geser di dasar,
tegangan geser kritis, kecepatan geser kritis, Angka Reynold butir sedimen
kritis
31 • ρs = 3000 kg/m3 dan T = 20°C, ρw konstan, berapakah τc dan Re*c
❑ Kestabilan butir material dasar
Tair = 12°C → νair = 1.25×10−6 m2/s
Teknik Sungai

ρs = 2650 kg/m3 → Seluruh bagian Diagram Shields berlaku


ü
u* = g h So = 9.81´ 3´10 = 0.0542 m s ï Diagram Shields
-4
1
ý
ïþ Þ butir sedimen bergerak (tidak stabil)
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

d = 2 mm

❑ Kestabilan butir material dasar berdasarkan tegangan geser


tc
d = 2 mm → dari Diagram Shields diperoleh: = 0.04 2
(rs - r) g d
ü
t c = 0.04 ´ (2650 -1000) ´ 9.81´ 0.002 = 1.294 N/m2 ï t o > t c
ý
t o = rg h So = 1000 ´ 9.81´ 3´ 0.0004 = 2.94 N/m2
ïþ Þ butir sedimen bergerak
32
33
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Diagram Shields

2
1
❑ Kestabilan butir material dasar berdasarkan kecepatan gesek (friction
velocity)
Teknik Sungai

(u*c )
2
rs - r 2650 -1000
= 0.04;   D = = = 1.65
Dg d r 1000
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

u*c = 0.04´1.65´ 9.81´ 0.002 = 0.036 m/s

Dari data aliran, telah dihitung: u* > u*c Þ butir sedimen bergerak

u* = ghSo = 9.81´3´10-4 = 0.0542 m s

u* d 0.036 ´ 0.002
Re*c = = = 57.6
34 n 1.25´10-6
❑ Tegangan geser kritis dan Angka Reynolds
rs = 3000 kg m3
Teknik Sungai

rw = 1000 kg m3
Tair = 20°C Þ n = 10-6 m2 s
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

tc
d = 2 mm Þ Diagram Shields: = 0.04
(rs - rw ) g d
2

t c = 0.04 ´ (3000 -1000) ´ 9.81´ 0.002 = 1.57 N/m2


tc 1.57
u*c = = = 0.0396
rw 1000
u*c d 0.0396 ´ 0.002
Re*c = = -6
= 79.2
35 n 10
Gradasi Butir Sedimen Beragam
Teknik Sungai

▪ Material dasar terdiri dari campuran berbagai ukuran butir


sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

▪ butir besar terpapar dan bergerak


karena pengaruh kecepatan aliran

▪ butir kecil terlindungi (terkunci) oleh


butir berukuran besar

36
Gradasi Butir Sedimen Beragam
Teknik Sungai

❑ Persamaan Egiazaroff (1965)


( )
2
( u*cm )
2
æu ö
2
1.64 di u*cm
çç *ci
÷÷ = dan = 0.05 = 0.05
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

è *cm ø æ 19di ö m
u 2
d æ s ö æ r - r ö
çlog ÷ ç -1÷ g dm ç s ÷ g dm
dm ø è r ø è r ø
è
u*ci : kecepatan geser kritis untuk butir sedimen berdiameter di
u*cm : kecepatan geser kritis untuk butir sedimen berdiameter dm
❑ Persamaan Ashida and Michiue (1971)
(u*ci )
2

= 0.85 ( d £ 0.4d )
(u )
37 2 i m
*cm
Gradasi Butir Sedimen Beragam
Teknik Sungai

butir sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

bergerak
di kisaran ini, Persamaan
Egiazaroff overestimates

butir sedimen
diam
di kisaran ini, dipakai
Persamaan Ashida and
38
Michiue
Gradasi Butir Sedimen Beragam
Teknik Sungai

Jika butir sedimen


berdiameter di = dm tidak butir sedimen
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

bergerak, maka butir bergerak


sedimen berdiameter di <
dm tidak dapat bergerak →
efek sheltering.
butir sedimen
diam

39
Contoh Hitungan
Teknik Sungai

▪ Diketahui
• gradasi butir material dasar sungai (tabel pada slide berikutnya)
• specific gravity butir sedimen 2.65
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• kedalaman aliran 1.5 m


• kemiringan garis energi 1/1600
▪ Cari ukuran butir sedimen yang bergerak
• asumsi tegangan geser kritis: t*cm = 0.05

40
Gradasi Ukuran Butir Sedimen
Teknik Sungai

Diameter (mm) Persentase 100


0.01 – 0.02 1.3 90
0.02 – 0.04 3.0 80
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

70
0.04 – 0.08 7.0

Persentase
60
0.08 – 0.16 10.9
50
0.16 – 0.32 19.8
40
0.32 – 0.64 21.2 30
0.64 – 1.28 16.3 20
1.28 – 2.56 12.7 10
2.56 – 5.12 5.8 0
0.01 0.1 1 10
5.12 – 10.24 2.0
Diameter (mm)
Σ 100.0
41
(u*ci u*cm ) u*ci ( cm s) u*ci,uniform ( cm s)
2
Dia. representatif
Diameter (cm) Persentase di / dm
di (cm)
Teknik Sungai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

0.01 – 0.02 1.3 0.01 0.0164 0.85 7.81 1.12

0.02 – 0.04 3.0 0.03 0.0328 0.85 7.81 1.29


https://istiarto.staff.ugm.ac.id

0.04 – 0.08 7.0 0.06 0.0655 0.85 7.81 1.71

0.08 – 0.16 10.9 0.11 0.1311 0.85 7.81 2.34

0.16 – 0.32 19.8 0.23 0.2621 0.85 7.81 3.87

0.32 – 0.64 21.2 0.45 0.5243 0.86 7.87 5.77

0.64 – 1.28 16.3 0.91 1.0485 1.02 8.55 8.56

1.28 – 2.56 12.7 1.81 2.0971 1.34 9.82 12.10

2.56 – 5.12 5.8 3.62 4.1941 1.90 11.68 17.12


42
5.12 – 10.24 2.0 7.24 8.3719 2.83 14.26 24.18
Kolom 3 diameter representatif, di = dil ´ diu
Teknik Sungai

Kolom 4 di dm ; dm = å(fi ´ di ) = 0.86cm

æu ö
2
æu ö
2
1.64 di
çç *ci ÷÷ = 0.85 untuk di £ 0.4dm , çç *ci ÷÷ =
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

è u*cm ø (log19di dm ) dm
2
è u*cm ø
Kolom 5
(u*cm )
2

t *cm = = 0.05 Þ u*cm = 8.47 m s


(s r -1) g d m

Kolom 6 cukup jelas

Kolom 7 Diagram Shields


43
44
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Transpor Sedimen

Bed load
Transpor Sedimen
Teknik Sungai

▪ Persamaan transpor ▪ Beberapa persamaan


sedimen yang ada di HEC- transpor sedimen yang juga
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

RAS lazim dijumpai


• Ackers and White (total load) • Einstein
• Engelund and Hansen • Frijlink
• Laursen (total load) • Graf and Acaroglu (total load)
• Meyer-Peter and Müller
• Toffaleti
• Yang
45
Transpor Sedimen Dasar (Bed Load Transport)
Teknik Sungai

▪ Kasus yang dibahas


• Sungai (saluran) yang memiliki dasar rata dan terdiri dari material padat
yang dapat bergerak, bersifat non-kohesif, serta berdiameter seragam
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• Butir sedimen tersebut bergerak akibat gaya yang ditimbulkan oleh aliran
seragam dan permanen
▪ Kasus di atas adalah penyederhanaan dari kasus sesungguhnya yang
dijumpai di lapangan
• Dasar sungai tidak rata, memiliki konfigurasi (bentuk) dasar bergelombang
(ripples, dunes, anti-dunes)
• Material dasar sungai terdiri dari butir sedimen berbagai ukuran (tak-
seragam) dan mungkin saja bersifat kohesif
46
Transpor Sedimen Dasar (Bed Load Transport)
Teknik Sungai

❑ Transpor sedimen
qsb
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

debit sedimen (bed load) per satuan lebar sungai, m3/s/m


F=
( s -1) g d
s
3
kadang pula dituliskan dalam satuan, m2/s

diameter butir sedimen, m Ingat diameter butir sedimen, d, lazim


dinyatakan dalam satuan milimeter →
percepatan gravitasi, m/s2
perlu diubah dulu menjadi meter.
rapat masa relatif, 𝑠𝑠 = 𝜌𝑠 Τ𝜌
intensitas (debit) transpor sedimen dasar, tak berdimensi
47
Transpor Sedimen Dasar (Bed Load Transport)
Teknik Sungai

❑ Transpor sedimen
qsb æ t ö
F = f ( t* ) Û
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

= f çç b ÷÷
( ss -1) g d è ( gs - g) d ø
3

Persamaan di atas sering dituliskan sbb.:

F = f (Y) t * º Y -1
Y dikenal sebagai intensitas tegangan geser, tak berdimensi
intensitas transpor sedimen merupakan fungsi intensitas tegangan geser
48
Transpor Sedimen Dasar (Bed Load Transport)
Teknik Sungai

❑ Transpor sedimen
F = f ( t * ) ▪ sering kali dinyatakan dalam bentuk power law: F = a ( t * )
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

U 8
▪ karena =
tb r f
▪ maka U2 µ t b µ t*
▪ oleh karena itu, persamaan ini dapat didekati dengan:

49
qsb = as U bs as = a, bs = 2b
Schoklitsch (1934, 1950)
Teknik Sungai

2.5 3 2
qsb = Se ( q - qcr )
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

ss
d3 2
( )
53
[m3/s/m] debit (air) kritis → qcr = 0.26 ss -1
Se 7 6
▪ Persamaan Schoklitsch berlaku untuk
• diameter butir d > 6 mm
• butir seragam
• untuk butir tak-seragam, d = d40
50 • kemiringan dasar sungai sedang sampai curam
Meyer-Peter and Müller (1934, 1948)
Teknik Sungai

(g¢ )
23
gR x S F = 8 ( x M t* - t*cr )
32
0.25 r 13 sb
= hb M e - 0.047
( g s - g) d ( g s - g) d
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

32
æK ö
gsb ( gs - g) gsb xM = ç S ÷ parameter
g¢sb = dan = qsb è K¢S ø kekasaran dasar
gs gs
U 26
m3/s/m KS = K¢S =
• debit sedimen dinyatakan dalam bobot Rhb 2 3 Se1 2 d901 6
terendam, kg/s/m
• Rhb adalah radius hidraulik dasar sungai kStrickler total kStrickler butir sed.
51
• d = d50 untuk butir tak-seragam
Meyer-Peter and Müller (1934, 1948)
Teknik Sungai

▪ Persamaan M-P&M dapat pula dituliskan dalam bentuk sbb.


0.25 r1 3 (g¢sb ) = gRhb xM Se - 0.047 ( gs - g) d
23
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

æ C ö gsb ( gs - g)
32
gsb
xM = ç ÷ parameter g¢sb = = qsb
è Cd 90 ø kekasaran dasar gs gs
U æ12R ö
C = 12 12 Cd 90 = 18logç h
÷
Rhb Se è d 90 ø [kg/s/m] [m3/s/m]

52 CChezy CChezy butir sed.


Meyer-Peter and Müller (1934, 1948)
Teknik Sungai

▪ Persamaan M-P&M
• diameter butir d > 2 mm
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• butir seragam maupun tak-seragam


• kemiringan dasar sungai sedang sampai curam
• apabila dasar sungai rata, tanpa bed-form, xM= 1
• apabila dasar sungai tidak rata, ada bed-form, 0.35 < xM < 1

53
Einstein (1950)
Teknik Sungai

[m3/s/m]
gs - g d qsb
*
(
Y = zH zP b bc 2 2
) g R¢hb Se
vs F* =
( s -1) g d 3
Grafik
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

s
intensitas aliran
intensitas transpor sedimen
b = log(10.6) radius hidraulik butir sedimen
bc = log(10.6X D) R¢hb = xMRh
d = d35
ìï 0.77 D D d > 1.8
X =í
ïî 1.39d D d < 1.8 zH Jika butir sedimen seragam

( )
Grafik Grafik
D = f ( ks d) Þ D = ks c zP zH = 1, zP = 1, b2 bc 2 = 1
54
d = 11.5n u¢*
55
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai
56
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai
Engelund and Hansen
Teknik Sungai

é t ù
32
d
qsb = 0.05 gs U 2 ê b
ú
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

d = d50
æ gs ö êë ( g s - g) d úû
g ç -1÷
èg ø t b = rgRh Se

[m3/s/m]

é ù
32
d tb
qsb = 0.05 rs gU 2 ê ú
( ss -1) g êë (rs - r) g d úû
57
Frijlink (1952)
Teknik Sungai

m3/s/m
qsb é æ rs - r ö d ù
( )
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

= 5 expê-0.27 ç ÷ m ú F* = f Y * Grafik
dm gm Rh Se ë è r ø m Rh Se û

é æ12R ö ù
32
 adalah ripple factor
ê18logç h
÷ú C adalah koefisien kekasaran dasar Chezy
æ C ö
32
ê è ks ø ú
m = xM = ç ÷ =ê sesungguhnya (butir sedimen + bentuk
è Cd 90 ø æ12R ö ú dasar sungai)
ê18logç h ú
÷
êë è 90 ø úû
d Cd90 adalah koefisien kekasaran dasar Chezy
58 menurut butir sedimen saja (d90)
Tegangan Geser di Tebing Sungai
Teknik Sungai

Tegangan geser pada awal gerak butir


tw
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

sedimen

tb q tw æ tan2 q ö
= cosq ç1- 2 ÷
tb è tan f ø

 internal angle of repose

59
Kecepatan Jatuh Butir Sedimen
Teknik Sungai

wd 1 rs - r 24
Re = <1 w= g d2 CD =
n 18 m Re
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

wd 4 g d rs - r
Re = >1 w= CD → Grafik S-2
n 3 CD r

Grafik S-1 → kecepatan jatuh vs diameter butir sedimen


butir berbentuk bola dengan berbagai nilai temperatur air
butir sembarang, menurut Rubey (garis strip)
60
Konfigurasi Dasar Sungai
Teknik Sungai

▪ Debit (kecepatan) aliran bertambah, maka dasar sungai berubah


• Plain bed (dasar rata)
• bed-load terjadi, sebagian butir halus loncat dan menjadi suspensi
• Ripples
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• dasar bergelombang, teratur, amplitudo << panjang gelombang → gundukan kecil


• Dunes
• dasar seperti gelombang, memanjang ke arah hilir (sisi hulu lebih landai), erosi di sisi hilir
• dunes lama-lama menyatu membentuk “Bars” → dasar rata
• Sheet flow
• dasar rata, daya angkut besar, terjadi pada Fr ~ 1, k ~ d
• Anti-dunes
• endapan pada sisi hilir dunes, erosi di sisi hulu dunes, bentuk gelombang dasar sungai
relatif simetris, gelombang dasar ini bergerak ke arah hilir, terjadi pada Fr > 1
61 ▪ Grafik S-4
62
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Total
Transpor Sedimen

Transpor Sedimen
Graf et al. (1968, 1987, 1995)
Teknik Sungai

( s -1) d FA =
Cs U Rh
=
( q q) U R
s h
YA = s d = d50
( s -1) g d 3
( s -1) g d 3
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

Se Rh s s

FA =10.39 ( Y A )
-2.52
untuk 10-2 < FA <103 atau Y A £14.6
ì -1
ï AY untuk Y A £ 14.6
ï
FA =10.4 K ( Y A )
-1.5
K = (1- 0.045 Y A )
2.5
í 14.6 < Y A £ 22.2
ï
ïî 0 Y A > 22.2
63
Ackers and White (1973)
Teknik Sungai

ù(
1-nw )
nw é
u* ê U ú
Fgr =
( ss -1) g d êë 32 log(10hm d ) úû
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

æ Fgr ö
mw

Ggr = Cw çç -1÷÷
è Aw ø

d æU ö
w n
qs Cs : konsentrasi rata-rata tampang
Cs = = Ggr ç ÷
q hm è u* ø hm : kedalaman rata-rata, A/B

64
Ackers and White (1973)
Teknik Sungai

d* > 60 d* ≤ 1
koefisien 1 < d* ≤ 60
d > 2.5 mm d ≤ 0.04 mm
nw 0 (1 – 0.56 log d*) 1
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

mw 1.5 (9.66/d*) + 1.34

Aw 0.17 (0.23/d*0.5) + 0.14

Cw 0.025 log Cw = 2.86 log d* – (log d*)2 – 3.53

é gù
13

65 d* = d ê( ss -1) 2 ú
ë n û
Persamaan Transpor Sedimen
Teknik Sungai

Formula d [mm] Sf dx [mm]


Schoklitsch 0.3 – 7.0 (44.0) 0.003 – 0.1 d40
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

Meyer-Peter et al. 3.1 – 28.6 0.0004 – 0.02 dm (d50)


Einstein 0.8 – 28.6 - d35
Graf and Acaroglu 0.3 – 1.7 (23.5) - d50
Ackers and White 0.04 – 4.0 Fr < 0.8 d35

dx : diameter ekuivalen, untuk butir sedimen tak-seragam

66
Contoh
Teknik Sungai

▪ Sebuah sungai lurus, tampang ▪ Hitunglah


trapesium • debit yang menyebabkan d50 bergerak
• lebar dasar, B = 55 m
• kemiringan talud V:H = 3:5 • debit pada kedalaman normal
https://istiarto.staff.ugm.ac.id

• kemiringan dasar sungai So = 0.00013 • debit sedimen (bed-load) menurut


• kedalaman aliran normal h = 1.5 m Einstein
• kecepatan aliran di permukaan V = 0.7 m/s • jika debit sungai meningkat 67%, hitunglah
• material dasar sungai terdiri dari pasir: kedalaman aliran
• d35 = 0.6 mm, d50 = 0.9 mm, d65 = 1.2 • debit sedimen menurut MPM
mm, d90 = 2 mm
• rapat massa, s = 2670 kg/m3 • debit sedimen menurut Frijlink
• rapat massa air,  = 1000 kg/m3 • diameter butir minimum sbg pelindung
• temperatur air 20°C dasar sungai
• percepatan gravitasi, g = 9.8 m/s2

67
68
https://istiarto.staff.ugm.ac.id Teknik Sungai

Anda mungkin juga menyukai