Anda di halaman 1dari 112

KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL DAN

DEMOKRASI TERPIMPIN
SEJARAH INDONESIA KELAS XII

PENYUSUN

LELY SUHEMI S.PD


SMA NEGERI 9 PADANG
GLOSARIUM

Agresi : Serangan terhadap suatu pihak


AMB : Agresi Militer Belanda yaitu serangan atau operasi militer
yang dilancarkan oleh Belanda terhadap Indonesia
Blokade : Pengepungan (penutupan) suatu daerah, kawasan, tempat
atau negara sehingga orang-orang, barang, kapal dan
sebagainya tidak dapat keluar masuk dengan bebas. Atau
usaha untuk mencegah persediaan, pasukan, informasi atau
bantuan mencapai tempat pasukan musuh.
Blokade Ekonomi : pengepungan (penutupan) sistem ekonomi pada suatu
daerah, kawasan, tempat atau negara sehingga berbagai
macam kegiatan ekonomi tersebut dapat berlangsung dengan
bebas untuk kepentingan militer dalam peperangan melawan
musuh.
Civil Affairs : Persetujuan antara pemerintah kerajaan Inggris dan kerajaan
Agreement Belanda, yang menyetujui bahwa panglima tentara
pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan
atas nama pemerintah Belanda. Untuk hal-hal yang
berkenaan dengan pemerintahan sipil, pelaksanaannya
diselenggarakan oleh NICA dibawah tanggung jawab
komando Inggris. Pada tahap berikutnya kekuasaan itu akan
dikembalikan kepada kerajaan Belanda.
Demokrasi : Bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang
dapat mengubah hidup mereka.
Dekrit : Titah adalah perintah yang dikeluarkan olehkepala
negaramaupunpemerintahandan memiliki kekuatanhukum.
Diplomasi : Praktik bernegosiasioleh seseorang (disebut diplomat) yang
biasanya mewakili sebuahnegaraatauorganisasi.
Ekonomi : berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi
terhadap barang dan jasa.
Inflasi : Proses menurunnya nilaimata uangsecara kontinu atau suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terusmenerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor
Konferensi : rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat
mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
Konstituante : Sebuah dewan perwakilan yang bertugas
untuk membentukkonstitusi
Konstitusi : Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan
pada pemerintahan negara—biasanya dikodifikasikan
sebagai dokumen tertulis.
Liberal : Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan
filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman
bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik
yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan
suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu.
Militer : Angkatan bersenjata dari suatu negara dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan angkatan bersenjata.

PETA KONSEP
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : XII
Alokasi Waktu : 2 x 2 JP (2 Pertemuan)
Judul Modul : Indonesia Masa Awal Kemerdekaan Sampai Masa
Demokrasi Liberal

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis Perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa
Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai masa Demokrasi Liberal

4.3 Merekonstruksi perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa


Indonesia pada masa awal kemerdekaan sampai masa Demokrasi Liberal dan
menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN v


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

C.Deskripsi Singkat Materi

Apa kabar siswa siswi hebat calon pemimpin masa depan ? Masih semangat untuk
belajar Sejarah Indonesia? Kalian pasti sudah tahu bahwa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Tahukah kalian bahwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bukan titik akhir perjuangan bangsa Indonesia
melepaskan diri dari penjajahan ? Setelah merdeka banyak permasalahan dan
tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Seperti apa ya kondisi
kehidupan bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan sampai masa demokrasi liberal
? Bagaimana para pendiri bangsa atau pemerintah menata kehidupan politik dan
ekonomi negara Indonesia yang baru berdiri, apalagi pada awal kemerdekaan
Indonesia masih harus menghadapi kekuatan asing yang ingin menjajah kembali
Indonesia. Bagaimana kehidupan bangsa Indonesia setelah bangsa asing khususnya
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sampai memasuki masa demokrasi liberal ?

Dengan belajar melalui modul ini, kalian bisa menambah wawasan dan melihat
bagaimana perjalanan sejarah Indonesia setelah kita memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945 yaiu dari awal kemerdekaan Indonesia sampai pada
masa demokarasi liberal dalam kurun waktu (1945 - 1959), kalian akan mengetahui
kondisi kehidupan politik dan ekonomi dan upaya pemerintah Indonesia dalam
menata kehidupan politik dan ekonomi negara Indonesia saat itu.

Modul ini akan sangat bermanfaat bagi kalian sebagai generasi penerus bangsa calon
pemimpin masa depan yang nanti diharapkan dapat membangun Indonesia menjadi
lebih baik lagi. kalian dapat belajar dari sejarah bagaimana bangsa Indonesia belajar
berdemokrasi pada masa awalnya dan bisa mengambil hikmah di tengah kehidupan
demokratis yang kita jalani saat ini. Begitu pula dengan sistem ekonomi nasional
yang diberlakukan. Penerapan kebijakan di bidang ekonomi dalam suasana
demokratis dari awal kemerdekaan sampai pada masa demokrasi liberal tentu dapat
menjadi pembelajaran yang positif bagi kalian dalam membangun Indonesia lebih
baik.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN vi


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Penasaran seperti apa perjalanan sejarah Indonesia pada masa ini ? Yuk pelajari
modul ini lebih lanjut untuk melihat suasana dan perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan (1945 – 1950) sampai
pada masa Demokrasi Liberal yang berlangsung dari (1950-1959).

D. Petunjuk Penggunaan Modul

Supaya pembelajaran bermakna maka yang perlu kalian lakukan adalah :


1. Pastikan kalian mengerti dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
setiap kegiatan pembelajaran.
2. Mulailah dengan mencermati peta konsep pada modul ini yang memuat konsep-
konsep dari materi pembelajaran untuk membantu kalian menghubungkan konsep-
konsep yang ada selama kalian belajar.
3. Pelajari dan pahami setiap materi yang diuraikan dalam modul ini untuk memudahkan
kalian mengerjakan latihan soal dan evaluasi dengan hasil yang maksimal.
4. Jika ada kata-kata yang tidak dipahami, kalian dapat mencermati glosarium sebagai
gambaran makna katanya.
5. Kerjakan soal latihan yang diberikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran 1 dan 2
dan evaluasi yang diberikan setelah mempelajari modul ini secara keseluruhan untuk
mengukur kemampuan kalian dengan jujur dan percaya diri.
6. Jika sudah mengerjakan soal latihan, cobalah buka kunci jawaban yang ada pada
bagian akhir dari setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini. Cocokkan jawaban
kalian dengan kunci jawaban yang ada. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN vii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Tingkat Penguasaan:
90 -100 = Baik Sekali
80 – 89 = Baik
70 – 79 = Cukup
< 70 = Kurang
Ket :
- Setiap jawaban yang benar dari setiap soal yang kalian kerjakan diberikan skor 1.
- Untuk mengetahui berapa nilai dan tingkat pengusaan kalian terhadap materi yang
telah kalian pelajari setiap akhir kegiatan pembelajaran, hitunglah jawaban kalian
yang benar dan bagikan dengan jumlah soal yang dikerjakan.
7. Apabila nilaimu mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Bagus. Kalian dapat
melanjutkan ke kegiatan pembelajaran 2.
8. Jika masih dibawah 80 % kalian harus mengulangi materi kegiatan belajar 1 terutama
pada bagian yang belum dikuasai.
9. Jangan lupa lakukan penilaian diri sebagai sarana refleksi atas pembelajaran yang
sudah kalian lakukan. Isi jawaban kalian dengan jujur, gunakan tanda centang (√)
pada kolom yang disediakan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.

E. Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.

Pertama : Kehidupan Politik dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada Masa Awal
Kemerdekaan

Kedua : Kehidupan Politik dan Ekonomi Bangsa Indonesia pada Masa


Demokrasi Liberal

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN viii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,


Indonesia belum dapat sepenuhnya merasakan kemerdekaan. Apalagi dengan kembalinya
Belanda ke Indonesia bersama dengan pasukan sekutu yang juga berada pada kesatuan
Netherlands Indiche Civil Administration (NICA). Di periode-periode awal
kemerdekaan, Indonesia mengalami sebuah masa transisi politik yang begitu luar biasa.
Seperti yang diketahui, berpindah dari status Negara yang terjajah jadi negara yang
merdeka pastinya bukan hal yang gampang.
Setelah proklamasi kemerdekaan para pemimpin bangsa Indonesia terus berjuang
membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Usaha usaha yang ditempuh
yaitu dengan mengadakan rapat PPKI pada tanggal 18, 19 dan 22 Agustus 1945. Pada
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengambil keputusan yang sangat penting bagi
perjalanan bangsa dan negara Indonesia di masa yang akan datang yaitu mengesahkan
UUD 1945, memilih presiden dan wakil presiden dan membentuk Komite Nasional
Indonesia untuk membantu presiden.
Seperti apa perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia dari
awal kemerdekaan sampai pada masa demokrasi liberal? Untuk selanjutnya akan kalian
pelajari dalam modul ini. Bagaimana? pasti kalian sudah tak sabar untuk mengetahui
perjalanan sejarah Indonesia yang kita cintai ini.

Pelajari terus modul ini dengan semangat 45.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN ix


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN x


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA


INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN

A.Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian mampu menganalisis


kehidupan Politik dan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada masa awal
kemerdekaan dengan cermat dan penuh semangat serta dapat menunjukkan sikap
peduli, tanggung jawab dan Cinta tanah air.

B.Uraian Materi
1.Kondisi Kehidupan Indonesia Awal Kemerdekaan
Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi
ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Sebab ada pihak asing yang tidak ingin
Indonesia merdeka. Rakyat Indonesia masih bentrok dengan sisa-sisa kekuatan Jepang
yang beralasan diminta Sekutu tetap menjaga Indonesia dalam keadaan status quo.
Indonesia juga menghadapi tentara Inggris atas nama Sekutu dan NICA (Netherlands
Indies Civil Administration) atas nama Belanda yang datang kembali ke Indonesia
dengan membonceng Sekutu. Pemerintahan negara Indonesia memang sudah terbentuk
beserta alat kelengkapan negara tetapi masih banyak kekurangan di awal kemerdekaan.
Kondisi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih belum stabil.
Mengingat ada berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa itu.
Ketidakstabilan itu disebabkan oleh faktor faktor sebagai berikut :

1) Faktor Internal (dari dalam), antara lain :


• Adanya persaingan antar partai politik yang berbeda ideologi untuk menjadi partai
yang paling berpengaruh di Indonesia.
• Gangguan keamanan dalam negeri yang mengancam disintegrasi bangsa

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xi


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

• Bangsa Indonesia masih mencari sistem pemerintahan yang cocok sehingga


terjadi
• perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi Parlementer.

2) Faktor Eksternal

• Kedatangan Sekutu (Inggris) yang di boncengi NICA (Belanda) yang ingin


kembali menjajah Indonesia,menimbulkan pertempuran di berbagai daerah.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Sumber : https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/1593/Pertempuran-
dalam-Upaya-PerjuanganMiliter-Mempertahankan-Kemerdekaan-Indonesia

• Jepang memiliki status masih mempertahankan status quo pada wilayah Indonesia
sampai Sekutu datang sehingga sering terjadi peperangan antara rakyat Indonesia
dan tentara Jepang.

Sumber: https://tirto.id/cara-jepang-sembunyikan-kekalahan-perang-di-depan-
rakyat-indonesia-dVgA

Seperti apa ya kondisi kehidupan Politik pada awal kemerdekaan dan bagaimana
pemerintah menyikapi semua itu? Yuk pelajari terus modul ini ya.

2.Perkembangan Kehidupan Politik bangsa Indonesia pada Awal Kemerdekaan

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, para pemimpin bangsa Indonesia terus


berjuang membenahi tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan dan
dinamika perjuangan bergerak sangat cepat. Indonesia memang telah merdeka tetapi
untuk dapat menjalankan organisasi kenegaraan memerlukan perjuangan dan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xiii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

pengorbanan. Dinamika perkembangan politik bangsa Indonesia pada awal


kemerdekaaan dapat kita lihat

a. Terbentuknya Negara Indonesia


Pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno memimpin Sidang PPKI untuk
pertamakalinya yang menghasilkan 3 keputusan penting yaitu mengesahkan UUD
1945, Memilih Presiden dan Wakil Presiden, Membentuk Komite Nasional
Indonesia. Dengan demikian Indonesia telah memenuhi syarat untuk menjadi suatu
negara.

b. Pembentukan Alat Kelengkapan Negara dan pemerintahan


1) Pembentukan Lembaga Kementrian (Departemen)
2) Pembentukan Komite Nasional Indonesia dan Daerah
3) Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara 4)Pembentukan Lembaga
Pemerintahan di Daerah

c. Pembentukan Provinsi di Seluruh Wiayah Indonesia


Pada awalnya wilayah Indonesia dibagi 8 provinsi dan mengangkat Gubernur
sebagai kepala daerah. Gubernur-gubenrur yang diangkat antara lain Provinsi
Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi
Sunda Kecil ( Nusa Tenggara), Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, Provinsi
Kalimantan

d. Perubahan Fungsi KNIP


Dalam Persidangan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Jakarta tanggal 16
Oktober 1945, Sutan Sjahrir diminta duduk sebagai Ketua Badan Pekerja KNIP.
Sebagian besar anggota KNIP mengusulkan perubahan fungsi KNIP dari hanya
sebagai pembantu presiden menjadi lembaga legislatif. Hal itu didukung Moh. Hatta
yang menerbitkan Maklumat Presiden tanggal 16 Oktober 1945 tentang pemberian
kekuasaan legislatif kepada KNIP. Bersama Presiden, KNIP juga ditetapkan ikut
menetapkan Garis Garis Besar Hakuan Negara.

e. Perkembangan Keragaman Ideologi dan Partai Politik

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xiv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Salah satu keputusan sidang PPKI


pada tanggal 22 Agustus 1945
adalah dibentuknya Partai
Nasional
Indonesia (PNI) Partai ini
diharapkan sebagai wadah
persatuan dan pembinaan
berpolitik bagi rakyat Indonesia. Pembentukan partai tunggal dengan
menetapkan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai satu satunya partai politik di
Indonesia,
menimbulkan kritikan dan reaksi keras dari berbagai pihak karena menimbulkan
kesan adanya partai tunggal. Dalam hal pembinaan kehidupan yang demokratis,
BP KNIP mengusulkan perlu dibentuknya partai partai politik. Setelah pembatalan
partai tunggal, pemerintah merealisasikan pembentukan partai partai politik di
Indonesia dengan dikeluarkannya maklumat No. X yang isinya antara lain
pemerintah memberi kesempatan pendirian partai partai politik dan ditandatangani
oleh wakil presiden Drs. Moh. Hatta pada tanggal 3 November 1945. Dengan
dikeluarkannya maklumat No. X itu menunjukkan bahwa negara RI yang baru
berdiri itu adalah merupakan sebuah negara Demokrasi. Setelah keluar maklumat
pemerintah tersebut, selanjutnya bermunculan partai partai dengan berbagai latar
belakang dan ideologi.
Perlu kalian ketahui bahwa sistem multi partai di Indonesia diawali dengan maklumat
pemerintah tanggal 3 November 1945, setelah mempertimbangkan usulan dari
Badan Pekerja. Pemerintah pada awal pendirian partai-partai politik menyatakan
bahwa pembentukan partai-partai politik dan organisasi politik bertujuan untuk
memperkuat perjuangan revolusi. Maklumat itu kemudian memunculkan partai-
partai baru.

f.Perubahan Sistem Presidensial ke Parlementer

Negara Indonesia telah terbentuk, Alat kelengkapan negara dan lembaga


pemerintahan daerahpun telah terbentuk. Namun permasalahan bangsa Indonesia

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xv


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

belum selesai. Para pemimpin bangsa berjuang untuk memilih sistem


pemerintahan yang paling cocok untuk bangsa Indoensia.
Sjahrir kemudian mengajukan Maklumat KNIP No. 5 tanggal 11 November 1945
yang isinya pembentukan kabinet yang bekerja kolektif yang dipimpin perdana
menteri . Perdana Menteri ditunjuk oleh kepala negara. Format itu disetujui oleh
Presiden Soekarno. Akhirnya pada tanggal 14 November 1945 terbentuk kabinet RI
dengan Sutan Sjahrir sebagai perdana menter. Dari sinilah Indonesia mulai
mengubah sistem pemerintahan dari Presidensial ke Parlementer yang diawali
dengan Kabinet Syahrir.

g.Perpindahan Ibu Kota Negara

Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibukota negara sudah semakin kacau,
pemerintah terus didesak dan diteror oleh kekuasaan asing. Oleh karena itu
pemerintah merencanakan untuk memindahkan ibu kota negara ke luar Jakarta.
Akhirnya Ibu Kota pindah ke Yogyakarta pada tanggal 14 Januari 1946.

Pemilihan kota Yogyakarta sebagai ibu kota dengan beberapa alasan sebagai
berikut:
1) Terdapat markas besar tentara
2) Di Yogyakarta tidak dijumpai kekuatan sekutu sehingga siapapun leluasa
menunjukkan dan menyebarluaskan pernyataan kemerdekaan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

3) Terdapat lascar Hisbullah Sabilillah dan Laskar Mataram Pimpinan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX.
4) Yogyakarta mampu menjamin pelaksanaan perjuangan, baik secara diplomasi
maupun dengan bersenjata.
5) Letak Yogyakarta dekat dengan Semarang dan Surakarta. Jika ada suatu
ancaman, kekuatan kedua kota tersebut dapat digerakkan.
Presiden Soekarno dan Moh. Hatta bersama dengan beberapa menteri pindah ke
Yogyakarta, sementara perdana menteri Sutan Sjahrir masih berkedudukan di
Jakarta untuk mengadakan hubungan dengan dunia internasional.

h.Konflik Indonesia – Belanda hingga Pengakuan Kedaulatan.

Perjuangan bangsa Indonesai setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan


ternyata belum selesai. Bangsa Indonesia harus berhadapan dengan bangsa
Belanda yang berusaha untuk kembali ke Wilayah RI. Kedatangan pasukan
sekutu yang diboncengi NICA (Belanda) menimbulkan perlawanan rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan. Selama kurang lebih satu tahun Inggris sebagai
bagian dari tentara Sekutu telah berhasil menduduki beberapa kota dan daerah
kemudian diserahkan kepada Belanda berdasakan kesepakatan dalam Civil Affair
Agreement. Untuk mendapatkan kembali daerah daerah yang diduduki, Bangsa
Indonesia menempuh jalan peperangan dan perundingan.
Upaya yang dilakukan antara lain melalui :
1)Perundingan Linggajati
1) Menghadapi Agresi Miter Belanda 1
2) Perundingan Renville
3) Menghadapi Agresi Militer Belanda II
4) Perundingan Room Roijen
5) Melaksanakan Konferensi Inter Indonesia sebelum mengikuti KMB
6) Mengikuti Konferensi Meja Bundar (KMB)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus sampai 2


November 1949 di Den Haag (Belanda). KMB digelar setelah Belanda dan
Indonesia melewati beberapa jalur diplomasi sebelumnya. Beberapa jalur
diplomasi yang dilakukan oleh Belanda dan Indonesia diantaranya perundingan
Linggajati, perjanjian Renville, juga perjanjian Roem-Roijen. Dalam rangka
mempercepat penyerahan kedaulatan, pemerintah Indonesia yang kala itu
diasingkan di Bangka, bersedia mengikuti KMB. Pada tanggal 2 November 1949,
persetujuan KMB berhasil ditandatangani.

Pada akhir Desember 1949, Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) ,
Indonesia berhasil mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda. Naskah pengakuan
kedaulatan ditanda tangani di dua tempat yaitu di negeri Belanda dan di Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949, diadakanlah penandatanganan pengakuan
kedaulatan di negeri Belanda. Pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan
delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta.
Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil
Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.

Penandatangan ini menegaskan kedaulatan Indonesia. Bentuk negara Indonesia pun


berubah menjadi negara serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS).

i. Berdirinya Republik Indonesia Serikat


Republik Indonesia (RIS) lahir atas hasil konferensi Meja Bundar (KMB) yang
dilaksanakan di Den Haag pada tanggal 2 November 1949. Pada saat itu Republik
Indonesia Serikat (RIS) terbagi kedalam 7 negara bagian dan 9 satuan kenegaraan yang
kemudian memisahkan masing-masing kekuasaan daerah. Republik Indonesia Serikat
(RIS) yang berbentuk negara federal memecah belah persatuan bangsa. Pembentukan
negara-negara bagian yang disebut sebagai negara-negara boneka sebenarnya hanyalah
siasat Belanda untuk menghancurkan kembali Republik Indonesia, namun negara-negara
boneka yang pada awalnya dibentuk untuk melemahkan kekuatan Republik Indonesia
justru berbalik arah dan menginginkan Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke
NKRI.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

7 negara bagian RIS: 9 Satuan kenegaraan :


1. Negara Republik Indonesia 1. Jawa Tengah
(RI) 2. Kalimantan Barat
2. Negara Indonesia Timur (NIT)3. Dayak Besar
3. Negara Pasundan (distrik federal Jakarta)
4. Daerah Banjar
4. Negara Jawa Timur 5. Kalimantan Tenggara
5. Negara Madura 6. Kalimantan Timur
6. Negara Sumatra Timur (NST7. Bangka
7. Negara Sumatra Selatan (NSS).
8. Belitung
9. Riau

j.Pembubaran RIS dan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Pada Januari 1950


munculah gagasan untuk
pembubaran RIS dan hal
tersebut disikapi positif oleh
negara-negara bagian termasuk
Republik
Presiden Soekarno menyampaikanpidato kenegaraanpada
Indonesia Serikat (RIS). peringatan 5 tahun kemerdekaan RI di halaman Istana Merdeka pada
17 Agustus 1950.(Arsip KOMPAS
)
Sayangnya untuk kembali
ke NKRI tidak semudah membalikan telapak tangan,
pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) beserta parlemen-parlemen
yang ada didalamnya tidak memiliki hak dan wewenang untuk membubarkanya
karena untuk merubah bentuk sebuah negara memerlukan
undang-undang dan tidak bertentangan dengan bentuk negara sebelumnya yaitu Republik
Indonesia Serikat (RIS). Maka dari itu dibentuklah sebuah Rancangan Undangundang
(RUU) yang diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia
Serikat (RIS) tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan yang menjadi uu darurat
nomor 11 tahun 1950 yang kemudian menjadi dasar hukum penggabungan negara-negara
bagian Republik Indonesia Serikat (RIS).

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xx


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Setelah terbentuknya UU darurat, hampir semua negara-negara bagian yang


dipelopori oleh Negara Madura dan Negara Jawa Timur telah bergabung ke Republik
Indonesia kecuali bagian barat dan sumatra timur. Walaupun pada awalnya dua negara
tersebut menolak untuk bergabung kembali ke Republik Indonesia namun pada akhirnya
bergabung kembali atas usaha pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) mengajak
kedua negara bagian tersebut bergabung kembali ke NKRI dengan pemberian mandat
oleh Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur kepada Moehammad Hatta
untuk membentuk NKRI.
PembubaranRepublik Indonesia Serikat (RIS) berlanjut diawalinya konferensi
bersama antara pemerintah Republik Indonesia Serikat, Republik Indonesia dan Negara
Indonesia Timur yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 1950 untuk pertama kalinya.
▪ Kemudian konferensi kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 1950 yang menyetujui
bahwa pembubaranRepublik Indonesia Serikat (RIS) dan pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang sesuai dengan proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia pada 17
Agustus 1945.
Konferensi kedua
tersebut tidak hanya
menghasilkan keputusan
setuju atas pembentukan
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
(NKRI) tapi juga
membentuk panitia pembentuk Undang-
undang Negara Kesatuan atau kita kenal sebgai Undang-Undang Dasar Sementara
1950 (UUDS 1950). Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS
berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa
Indonesia.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

k.Politik Luar Negeri


Pada awal kemerdekaan, politik luar negeri Indonesia difokuskan pada bagaimana
memperoleh pengakuan dari negara lain atas kemerdekaannnya. Kemudian
mencetuskan politik BEBAS AKTIF.

3.Perkembangan Kehidupan Ekonomi pada Awal Kemerdekaaan

a.Kondisi Ekonomi Indonesia Awal Kemerdekaan

Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya
Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau
tersebut disebabkan karena :
▪ Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik,
dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian
Indonesia.
▪ Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk
mengatur ekonomi keuangan yang mantap.
▪ Kehidupan ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat
pengeluaran pembiayaan perang Jepang membuat pemerintah baru Indonesia agak
sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
▪ Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya
pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
▪ Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna
menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi
nasional.
▪ Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan masih
terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan
pemerintah dalam bidang ekonomi.
b. Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah
sebagai berikut .

1.Terjadi Inflasi yang sangat tinggi


Inflasi tersebut dapat terjadi disebabkan karena :
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

▪ Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak


terkendali (pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di
Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4
milyar).
▪ Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari
bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai
yanh jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
▪ Republik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga
pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang
tidak berlaku.
Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang
dikeluarkan pemerintah Jepang dan beredarnya mata uang cadangan yang
dikeluarkan oleh sekutu sementara RI belum memiliki mata uang sendiri, di
sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan langka di beberapa daerah.
Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda. Uang
Jepang yang beredar sangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk
menyerap uang tersebut masih sangat rendah.
Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab
pada masa pendudukan Jepang petani merupakan produsen yang paling banyak
menyimpan mata uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual,
sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah.
Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan
dan menghentikan peredaran
mata uang Jepang tersebut
sebab Indonesia belum memiliki
mata uang baru sebagai
penggantinya. Pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk
sementara waktu menyatakan
ada 3 mata uang yang berlaku di
wilayah RI, yaitu:
▪ Mata uang De Javasche Bank
▪ Mata uang pemerintah Hindia Belanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxiii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

▪ Mata uang pendudukan Jepang


Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah
yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang
baru (Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan
untuk menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu.
Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan
yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai
status Indonesia, maka tidak ada mata uang baru. Karena tindakan sekutu
tersebut maka pemerintah Indonesiapun mengeluarkan uang kertas baru yaitu
Oeang Republik Indonesia (ORI)sebagai pengganti uang Jepang.

2.Adanya Blokade ekonomi dari Belanda

Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu


keluarmasuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan
penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari
pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
• Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
• Mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing
lainnya.
• Mencegah / melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh bangsa lain.

Dengan adanya blokade tersebut menyebabkan:


▪ Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.
▪ Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak
barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
▪ Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
▪ Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.

Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah:


▪ Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxiv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

▪ Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan
eksistensinya.
▪ Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda

3. Kekosongan Kas Negara

Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum
ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah
hanya bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang
pertanian inilah pemerintah Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi
sangat buruk.

C. Upaya Pemerintah mengatasi masalah Ekonomi

1.Mengatasi Blokade Ekonomi Belanda (Nica)

Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai
berikut :

a) Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India


Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang
sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan
harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh
Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar
negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen
1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang


sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak
memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang
sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional.
Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama
dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara
diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.

b) Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri


Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :
Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.).
Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara.
Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau
Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang
membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo
dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika
bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan
lainlain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI
dan akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh
kapal Angkatan Laut Belanda.

Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk
menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan
Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang
kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan laut RI serta pemerintah
daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah luas,
maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasilnya
Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu ton dari
Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil
memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang diberi


nama Indonesian Office (Indoff). Secara resmi badan ini merupakan badan yang
memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia berusaha
menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan barter.
Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dan
mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.
Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian
Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.
Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang.

2.Kebijakan Pemerintahan Menghadapi Buruknya Kondisi Ekonomi Indonesia


Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai
dilakukan sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut. a)Konferensi Ekonomi
Februari 1946 Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat
lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa, yang
dipimpin oleh Menteri Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi
ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah
ekonomi yang mendesak, seperti : Masalah produksi dan distribusi makanan. Tercapai
kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang
Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem
desentralisasi.
Masalah sandang : Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti
dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk
mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono
dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai
awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan
dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar
karisidenan
Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan :

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem


sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan
negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan
perkebunan tebu.
Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946 membahas mengenai masalah program ekonomi
pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan alokasi
tenaga manusia. Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik
gula, dimana gula merupakan bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh
negara. Untuk merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).

b)Pinjaman Nasional
Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman) dengan persetujuan
BP-KNIP. Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos,
bank ini berguna untuk penyaluran pinjaman nasional untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan. Selain itu, pemerintah
juga menunjuk rumah gadai untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat
dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya untuk
mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus untuk
menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah RI.
Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan
rumah-rumah pegadaian. Usaha ini mendapat respon yang besar dari rakyat
terbukti dengan besar pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp.
1.000.000.000,00, pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp.
500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan
kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.

c)Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.


Badan ini dibentuk atas usul dari menetri kemakmuran AK. Gani. Badan ini
merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi
untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana
Pembangunan Sepuluh Tahun.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal asing
dan melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar negeri.
Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah membuka diri
terhadap penanaman modal asing, mengerahkan dana masyarakat melalui pinjaman
nasional, melalui tabungan masyarakat, serta melibatkan badan-badan swasta
dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana tersebut dibentuk
Bank Pembangunan. Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri
sementara itu tanah partikelir dihapuskan.

Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat
Ekonomi yang bertugas mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran
kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka
melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Rencana tersebut belum berhasil
dilaksanakan dengan baik karena situasi politik dan militer yang tidak
memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I dan Perjanjian Linggarjati yang
menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia yang memiliki potensi ekonomi
jatuh ke tangan Belanda dan yang tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah
miskin dan berpenduduk padat (Sumatera dan Jawa). Hal tersebut ditambah dengan
adanya Pemberontakan PKI dan Agresi mIliter Belanda II yang mengakibatkan
kesulitan ekonomi semakin memuncak.

d)Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948

Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, selain
meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan administrasi
negara, angkatan perang, dan aparat ekonomi. Sejumlah angkatan perang dikurangi
secara drastis untuk mengurangi beban negara di bidang ekonomi dan
meningkatkan effisiensi angkatan perang dengan menyalurkan para bekas prajurit
pada bidang-bidang produktif dan diurus oleh kementrian Pembangunan dan
Pemuda. Rasionalisasi yang diusulkan oleh Mohammad Hatta diikuti dengan
intensifikasi pertanian, penanaman bibit unggul, dan peningkatan peternakan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

e)Rencana Kasimo (Kasimo Plan)

Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini
berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada
pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan
adalah untuk meningkatkan kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan
pangan. Rencana Kasimo ini adalah :
• Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 HA
• Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul
• Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
pangan.
• Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit
• Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke Sumatera dalam
jangka waktu 10-15 tahun.

f)Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)

Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :


• Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar pengusaha swasta
memperkuat persatuan dan mengembangkan perekonomian nasional.
• Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi pedagang
sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia.
Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan dari
pemerintah daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat berjalan baik dan
hanya mampu didirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp.
5.000.000,00. Kegiatan ini semakin mengalami kemunduran akibat Agresi Militer
Belanda. Selain PTE, perdagangan swasta lainnya juga membantu usaha ekonomi
pemerintah adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan Bank dan
Perdagangan). Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan Perindustrian dan
Perusahaan Penting, Pusat Tembakau Indonesia, Gabungan Saudagar Indonesia
Daerah Aceh (GASIDA) dalam rangka memperbaiki ekonomi Indonesia.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxx
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

g)Oeang Republik Indonesia (ORI)

Melarang digunakan
mata uang NICA dan
yang lainnya serta hanya
boleh menggunakan
Oeang Repoeblik
Indonesia (ORI)
dikeluarkan oleh
Pemerintah
Republik Indonesia
berdasarkan
UU No. 17 tahun 1946 yang
dikeluarkan pada tanggal
1 Oktober 1946. Mengenai
pertukaran uang Rupiah Jepang
diatur berdasarkan UU No. 19
tahun 1946 tanggal 25 Oktober
1946.

Sumber: https://tirto.id/duel-mata-uang-republik-vs-mata-uang-nica-czdN

Tanggal 25 Oktober selanjutnya dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun


kebijakan penyetaraan mata uang adalah sebagai berikut.
a. Di Jawa, Lima puluh rupiah (Rp. 50,00) uang Jepang disamakan dengan satu
rupiah (Rp. 100,00) ORI dengan perbandingan 1:5.
b. Di Luar Jawa dan Madura, Seratus rupiah (Rp. 100,00) uang Jepang sama
dengan satu rupiah(Rp. 1,00) ORI dengan perbandingan 1:10.
c. Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI bernilai sama dengan emas murni seberat
5 gram.

Mengenai pengaturan nilai tukar uang ORI dengan valuta asing (nilai kurs mata
uang ORI di pasar valuta asing) sebenarnya dipegang oleh Bank Negara yang
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

sebelumnya telah dirintis bentuk prototipenya yaitu dengan pembentukan Bank


Rakyat Indonesia (Shomin Ginko). Namun tugas tersebut pada akhirnya dijalankan
oleh Bank Negara Indonesia (Bank Negara Indonesia 1946) yang dipimpin oleh
Margono Djojohadikusumo. Bank ini merupakan bank umum milik pemerintah
yang tujuan awal didirikannya adalah untuk melaksanakan koordinasi dalam
pengurusan bidang ekonomi dan keuangan.

BNI didirikan pada 1 November 1946. Meskipun begitu usaha pemerintah untuk
menjadikan ORI sebagai satu-satunya mata uang nasional tidak tercapai karena
terpecah-pecahnya wilayah RI akibat perundingan Indonesia- Belanda. Sehingga di
beberapa daerah mengeluarkan mata uang sendiri, yang berbeda dengan ORI,
seperti URIPS (Uang Republik Propinsi Sumatera) di Sumatera, URIBA (Uang
Republik Indonesia Baru) di Aceh, URIDAB (Uang Republik Indonesia Banten) di
Banten dan Palembang.

Upaya-upaya pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam upaya untuk


meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun Belanda masih belum
pergi dari Indonesia.

Kalian sudah memahami kondisi kehidupan politik dan ekonomi bangsa


Indonesia pada awal kemerdekaan? Semoga apa yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mengatasi permasalahan politik dan ekonomi bangsa Indonesia
menginspirasi kalian jika nanti menjadi seorang peminpin dalam mengambil
kebijakan kebijakan untuk membuat kehidupan Indonesia menjadi lebih baik.

C.Rangkuman

1. Di periode-periode awal kemerdekaan, Indonesia mengalami sebuah masa transisi


politik yang begitu luar biasa. Seperti yang diketahui, berpindah dari status
Negara yang terjajah jadi Negara yang merdeka.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

2. Secara politik, keadaan Indonesia di awal kemerdekaan belum mapan, terjadi


ketegangan, kekacauan dan berbagai insiden. Sebab ada pihak asing yang tidak
ingin Indonesia merdeka. Rakyat Indonesia masih bentrok dengan sisa-sisa
kekuatan Jepang yang beralasan diminta Sekutu tetap menjaga Indonesia dalam
keadaan status quo. Indonesia juga menghadapi tentara Inggris atas nama Sekutu
dan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) atas nama Belanda yang
datang kembali ke Indonesia dengan membonceng Sekutu.
3. Kondisi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih belum stabil,
banyak peristiwa yang terjadi yang membawa perubahan perubahan dan
mempengaruhi perkembangan negara pada masa awal kemerdekaan.
Ketidakstabilan politik dipengaruhi oleh factor internal dan Faktor eksternal.
4. Pada masa awal kemerdekaan terjadi perubahan system pemerintahan dari Sistem
presidensial menjadi system Parlementer.
5. Kondisi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan dapat dikategorikan pada
periode sebagai berikut:
 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Terjadinya penyimpangan pada UUD 1945 untuk sistem pemerintahan dari
Presidentil jadi Parlementer. Stabilitas politik di periode ini jadi bermasalah
karena belum terdapat konstitusi yang mengikat.
 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
Terdapat pernyimpangan dalam bentuk Negara kesatuan jadi Negara serikat.
Akan tetapi hal tersebut tidak berjalan dengan lama karena para pemimpin
Indonesia kala itu menyadari kesalahan yang terjadi. Hingga kemudian pada
akhirnya Indonesia kembali menjadi Negara berbentuk kesatuan. Akan tetapi
keadaan Negara masih cukup labil.
6. Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal
berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Negara yang baru saja
didirikan harus mewarisi kekacauan perekonomian yang teramat parah.
Pemerintahan yang baru saja terbentuk belum didukung pejabat yang ahli dalam
menangani masalah perekonomian.
7. Pada masa awal kemerdekaan, tingkat perekonomian Indonesia berada pada titik
terendah karena peredaran mata uang yang tidak terkendali (hyperinflasi), adanya
blockade ekonomi oleh Belanda dan kosongnya kas negara.
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxiii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

8. Meskipun kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil , pemerintah Indonesia


telah berupaya dengan mengambil beberapa langkah dan kebijakan dalam
mengatasi masalah ekonomi dan menata perekonomian pada awal kemerdekaaan
Indonesia.

D.Penugasan Mandiri

Untuk menguatkan pemahaman kalian terhadap materi yang


telah dipelajari cari dan gali informasi tentang

Pembentukan Pemerintah Darurat Indonesia (PDRI) dan


Peranannya Republik Indonesia pada awal kemerdekaan.
Terhadap kelangsungan pemerintahan

Untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kalian dapat


mencari referensi lain dari artikel, surat kabar, jurnal ataupun
internet untuk menyelesaikan tugas ini.

E.Latihan Soal

1. Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil.
Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal
kemerdekaan, kecuali…
A. Pertentangan antar partai

B. Terjadinya bentrokan antar etnis

C. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali

D. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan

E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri

2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai


pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxiv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu…


A. Masyumi D. PKI
B. PNI E. NU
C. PSI

3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk


penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14
November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan…
A. Parlementer

B. Presidensial

C. Liberalisme

D. Terpimpin

E. Aristokrasi

4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai
Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal
ini dilakukan dengan alasan…
A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat

B. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia

C. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945

D. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang

E. permintaan dari Presiden Soekarno.

5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial


menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system
pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah…
A. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia

B. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis.

C. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan

D. Mempermudah perundingan dengan Belanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

E. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar

6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau.
Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota
dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta
untuk…
A. menghadapi terror Belanda

B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat

C. mengadakan hubungan dengan luar negeri

D. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda

E. menciptakan pemerintahan tandingan

7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil.
Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor
penyebab antara lain…
A. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian .

B. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia

C. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda

D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian

E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia

8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi
inflasi.Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh…
A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah

B. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali

C. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi

D. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah.

E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa
awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan
ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara …
A. Menaikkan pajak dan bea Cukai

B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor

C. Mengisi kas pemerintah yang kosong D.Mengedarkan uang secara besar besaran.
E.Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI)

10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal
kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia
mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah …
A. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

B. Menasionalisasi De Javasche Bank

C. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin

D. Mendevaluasi mata uang rupiah

E. Sistim ekonomi Gerakan Benteng

F.Penilaian Diri

Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!

PENILAIAN
No. PERNYATAAN
Ya Tidak
1 Saya sangat senang belajar sejarah megenai
perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
2 Saya mampu menjelaskan Kondisi kehidupan politik
bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan
3. Saya mampu menjelaskan faktor factor yang
mempengaruhi kondisi ketidakstabilan kehidupan
politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

4. Saya mampu menganalisis mengapa terjadi perubahan


sistem pemerintahan dari presidensial menjadi
parlementer pada masa awal kemerdekaan
5. Saya mampu menganalisis mengapa pada awal
kemerdekaan banyak berdiri partai partai politik.
6. Saya mampu menjelaskan mengenai penyerahan
kedaulatan oleh Belanda kepada Indonesia
7. Saya mampu menganalisis latar belakang berdirinya
RIS
8. Saya mampu menjelaskan pembubaran RIS dan
kembali ke negara Kesatuan RI
9 Saya mampu menjelaskan Kondisi kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan
10. Saya mampu menganalisis factor factor penyebab
ketidakstabilan perekonomian Indonesia pada masa
awal kemerdekaan.
11. Saya mampu menguraikan langkah langkah atau
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatasi masalah ekonomi dan menata perekonomian
Indonesia pada masa awal kemerdekaan
12 Saya dapat menyelesaikan latihan/
tugas dengan semangat
13 Banyak hal baru yang saya dapatkan dari mempelajari
modul yang membahas mengenai perkembangan
kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa awal kemerdekaan.
14 Saya dapat mengambil pelajaran dari perjalanan sejarah
Indonesia pada masa awal kemerdekaan dalam menata
kehidupan politik dan ekonomi Indonesia.

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kalian mampu menganalisis
kehidupan Politik dan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal dengan cermat dan penuh semangat serta dapat menunjukkan sikap peduli,
tanggung jawab dan Cinta tanah air.
B. Uraian Materi
Hallo siswa siswa hebat calon pemimpin masa depan. Bagaimana kabar kalian?
Tetap semangat ya belajar sejarah. Pada pembelajaran kali ini kalian akan membahas
mengenai Indonesia pada masa demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal adalah masa
dimana sistem parlementer Indonesia masih mencontoh sistem parlementer barat yang
dibentuk setelah dibubarkannya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950.
Masa ini ditandai dengan tumbuh suburnya partai politik dan berlakunya kabinet
parlementer. Indonesia sebagai “negara baru” harus banyak belajar dalam berbagai hal,
sehingga negara semakin kuat.
Setelah berakhirnya pemerintahan RIS pada 1950, pemerintahan Republik Indonesia
masih melanjutkan model demokrasi parlementer yang liberal. Kabinet dipimpin oleh
seorang perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden hanya
berkedudukan sebagai kepala negara.
Pada kurun waktu 1950 sampai 1959, kembali terjadi silih berganti kabinet. Kabinet
jatuh bangun karena munculnya mosi tidak percaya dari partai relawan. DIsamping itu,
terjadi perdebatan dalam konstituante yang sering menimbulkan konflik
berkepanjangan.
Seperti apa perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa demokrasi liberal? Yuk pelajari terus modul ini dengan penuh semangat.
1. Perkembangan Kehidupan Politik Masa Demokrasi Liberal

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xxxix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Tahukah kalian, bahwa periode antara tahun 1950-1959 dalam sejarah Indonesia
disebut sebagai sistem Demokrasi Palementer yang memperlihatkan semangat belajar
berdemokrasi. Oleh karena itu, sistem pemerintahan yang dibangun mengalami
kendala yang mengakibatkan jatuh bangun kabinet. Periode ini disebut oleh Wilopo,
salah seorang Perdana Menteri di era tersebut (1952-1953) sebagai zaman
pemerintahan partai-partai. Banyaknya partai-partai dianggap sebagai salah satu
kendala yang mengakibatkan kabinet/ pemerintahan tidak berusia panjang dan silih
berganti.
Ketika pemerintahan Republik Indonesia Serikat dibubarkan pada Agustus 1950,
RI kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan bentuk
pemerintahan diikuti pula perubahan undang-undang dasarnya dari Konstitusi RIS ke
UUD Sementara 1950. Perubahan ke UUD sementara ini membawa Indonesia
memasuki masa Demokrasi Liberal. Masa Demokrasi Liberal di Indonesia memiliki
ciri banyaknya partai politik yang saling berebut pengaruh untuk memegang tampuk
kekuasaan. Hal tersebut membawa dampak terganggunya stabilitas nasional di
berbagai bidang kehidupan.
Pada era Demokrasi Liberal yang berlangsung dari 1950-1959 ada tujuh kabinet
yang memegang pemerintahan, sehingga hampir setiap tahun terjadi pergantian
kabinet. Jatuh bangunnya kabinet ini membuat program-program kabinet tidak dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kondisi inilah yang menyebabkan stabilitas
nasional baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan terganggu. Pada era ini
juga, Indonesia menjalankan pemilihan umum pertama yang diikuti oleh banyak
partai politik. Pemilu 1955 merupakan tonggak demokrasi pertama di Indonesia.
Pemilu ini dilaksanakan untuk memilih anggota Parlemen dan anggota Konstituante.
Konstituante diberi tugas untuk membentuk UUD baru menggantikan UUD
sementara. Sayangnya beban tugas yang diemban oleh Konstituante tidak dapat
diselesaikan. Kondisi ini menambah kisruh situasi politik pada masa itu sehingga
mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Dekrit tersebut membawa Indonesia mengakhir masa demokrasi parlementer dan
memasuki Demokrasi Terpimpin.
Terkait dengan pembahasan mengenai perkembangan politik pada masa
demokrasi liberal akan diuraikan mengenai sistem pemerintahan, sistem kepartaian
dan Pelaksanaan Pemilu I tahun 1955

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xl


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

a. Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal


Indonesia sampai dengan tahun 1950an telah menjalankan dua sistem
pemerintahan yang berbeda, yaitu sistem presidensial dan sistem parlementer.
Tidak sampai satu tahun setelah kemerdekaan, sistem pemerintahan presidensial
digantikan dengan sistem pemerintahan parlementer. Hal ini ditandai dengan
pembentukan kabinet parlementer pertama pada November 1945 dengan Syahrir
sebagai perdana menteri. Sejak saat itulah jatuh bangun kabinet pemerintahan di
Indonesia terjadi. Namun pelaksanaan sistem parlementer ini tidak diikuti dengan
perubahan UUD. Baru pada masa Republik Indonesia Serikat pelaksanaan sistem
parlementer dilandasi oleh Konstitusi, yaitu Konstitusi RIS. Begitu juga pada masa
Demokrasi Liberal, pelaksanaan sistem parlementer dilandasi oleh UUD
Sementara 1950 atau dikenal dengan Konstitusi Liberal.
Ketika Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, UUD yang digunakan
sebagai landasan hukum Republik Indonesia bukan kembali UUD 1945,
sebagaimana yang ditetapkan oleh PPKI pada awal kemerdekaan, namun
menggunakan UUD Sementara 1950. Salah satu ciri yang nampak dalam masa ini
adalah kerap kali terjadi penggantian kabinet. Mengapa sering kali terjadi
pergantian kabinet? Hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan kepentingan
diantara partai-partai yang ada. Perbedaan diantara partai-partai tersebut tidak
pernah dapat terselesaikan dengan baik sehingga dari tahun 1950 sampai tahun
1959 terjadi silih berganti kabinet. mulai Kabinet Natsir (Masyumi) 1950-1951;
Kabinet Sukiman (Masyumi) 1951-1952; Kabinet Wilopo (PNI) 1952-1953;
Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI) 1953-1955; Kabinet Burhanuddin Harahap
(Masyumi) 1955-1956; Kabinet Ali Sastroamijoyo II (PNI) 1956-1957 dan
Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 1957-1959.

Pada masa demokrasi liberal Pemerintahan Republik


Indonesia dijalankan oleh suatu dewan menteri (kabinet) yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri dan bertanggung
jawab kepada parlemen (DPR). Kabinet disusun menurut
perimbangan kekuatan kepartaian dalam parlemen dan
sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh wakilwakil partai dalam
parlemen Presiden hanya sebagai lambang kesatuan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xli
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Pelaksanaan Pemerintahan Masa Demokrasi Liberal


Tahun 1950-1959 merupakan masa memanasnya partai-partai politik pada
pemerintahan Indonesia. Pada masa ini terjadi pergantian kabinet, partai-partai
politik terkuat mengambil alih kekuasaan. PNI dan Masyumi merupakan partai yang
terkuat dalam DPR (Parlemen). Dalam waktu lima tahun (1950 -1955) PNI dan
Masyumi secara bergantian memegang hegemoni poltik dalam empat kabinet yang
pernah berlaku. Adapun susunan kabinetnya sebagai berikut;
1. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 21 Maret 1951)
Formasi Kabinet Natsir. Foto: Wikipedia
Kabinet ini dilantik pada tanggal 7 September 1950 dengan Mohammad Natsir
dari Partai Masyumi sebagai perdana menteri. Kabinet Natsir merupakan koalisi yang
dipimpin oleh partai Masyumi bersama dengan PNI. Kabinet ini memiliki struktur
yang terdiri dari tokoh – tokoh terkenal duduk di dalamnya, seperti Sri Sultan

Hamengkubuwono IX, Mr.Asaat, Ir.Djuanda, dan Prof Dr. Soemitro


Djojohadikoesoemo.
Program pokok dari Kabinet Natsir adalah:
• Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
• Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan.
• Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang.
• Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
• Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, kabinet Natsir mendapatkan tugas utama yaitu
proses integrasi Irian Barat. Akan tetapi, Kabinet Natsir kemudian mendapatkan kendala
yaitu pada masa kabinet ini terjadi banyak pemberontakan seperti: Gerakan DI/TII,
Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Kabinet Natsir memiliki keberhasilan dalam upaya perundingan antara IndonesiaBelanda


untuk pertama kalinya mengenai masalah Irian Barat. Dalam bidang ekonomi kabinet ini
memperkenalkan sistem ekonomi Gerakan Benteng yang direncanakan oleh Menteri
Ekonomi, Sumitro Djojohadikusumo. Program ini bertujuan untuk mengubah struktur
ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).
2. Kabinet Sukiman (27 April 1951 – 3 April 1952)
Setelah Kabinet Natsir mengembalikan mandatnya pada presiden, presiden menunjuk
Sartono (Ketua PNI) menjadi

formatur, namun gagal, sehingga ia


mengembalikan mandatnya kepada
presiden setelah bertugas selama 28
hari (28 Maret18 April 1951).
Presiden Soekarno kemudian
menunjukan Sidik
Djojosukatro dari PNI dan Soekiman Wijosandjojo dari Masyumi sebagai formatur
dan berhasil membentuk kabinet koalisi Masyumi-PNI. Kabinet ini terkenal dengan
nama Kabinet Soekiman-Soewirjo.
Formasi Kabinet Sukiman. Foto:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xliii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Pinterest
Kabinet ini mengutamakan skala prioritas terhadap peningkatan keamanan
dan ketentraman negara. RMS. dan lainnya. Akan tetapi kabinet ini kemudian
mengalami sandungan setelah parlemen mendengar bahwa kabinet ini menjalin kerja
sama dengan blok barat, yaitu Amerika Serikat.
Program pokok dari Kabinet Soekiman adalah:
1. Menjamin keamanan dan ketentraman
2. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbaharui hukum agraria agar sesuai
dengan kepentingan petani.
3. Mempercepat persiapan pemilihan umum.
4. Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat ke
dalam wilayah RI secepatnya.
5. Menyiapkan undang – undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja
sama, penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh.
Kabinet Sukiman ditenggarai melakukan Pertukaran Nota Keuangan antara
Mentri Luar Negeri Indonesia Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
Cochran mengenai pemberian bantuan ekonomi dan militer dari pemerintah Amerika
kepada Indonesia berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA).

MSA sendiri kemudian dinilai mengkhianati politik luar negeri bebas dan aktif
Indonesia karena menerima MSA sama saja dengan ikut serta dalam kepentingan
Amerika. Tindakan Kabinet Sukiman tersebut dipandang telah melanggar politik
luar negara Indonesia yang bebas aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan
dinilai telah memasukkan Indonesia ke dalam blok barat.
Kabinet Sukiman sendiri memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan militer
dan kurang prograsif menghadapi pemberontakan di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan. Parlemen pada akhirnya menjatuhkan mosi tidak percaya kepada
Kabinet Sukiman. Sukiman kemudian harus mengembalikan mandatnya kepada
Presiden Sukarno.
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xliv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Formasi Kabinet Wilopo. Foto: Wikipedia

Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno Wilopo dari PNI sebagai formatur.
Setelah bekerja selama dua minggu berhasil dibentuk kabinet baru di bawah
pimpinan Perdana Mentari Wilopo, sehingga bernama Kabinet Wilopo. Kabinet ini
mendapat dukungan dari PNI, Masyumi, dan PSI.
Program pokok dari Kabinet Wilopo adalah:
1. Program dalam negeri:
a. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante,
DPR, dan DPRD
b. Meningkatkan kemakmuran rakyat,
c. Meningkatkan pendidikan rakyat, dan
d. Pemulihan stabilitas keamanan negara
2. Program luar negeri:
a. Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
b. Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
c. Menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
Dalam menjalankan tugasnya Kabinet Wilopo menghadapi krisis ekonomi,
defisit kas negara, dan meningkatnya tensi gangguan keamanan yang disebabkan
pergerakan gerakan sparatis yang progresif. Ketimpangan Jawa dan luar Jawa
membuat terjadi gelombang ketidakpuasan di daerah yang memperparah kondisi
politik nasional.
Kabinet Wilopo juga harus menghadapi konflik 17 Oktober 1952 yang
menempatkan TNI sebagai alat sipil dan munculnya masalah intern dalam TNI
sendiri. Konflik semakin diperparah dengan adanya surat yang menjelekkan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

kebijakan Kolonel Gatot Subroto dalam usahanya memulihkan keamanan di


Sulawesi Selatan
Munculnya Peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah perkebunan
di Sumatera Timur (Deli), Peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa
bentrokan antara aparat kepolisian dengan para petani liar yang di dukung PKI
mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Akibat peristiwa
Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia terhadap
kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden
pada tanggal 2 Juni 1953.
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)

Kabinet Ali Sastroamidjojo yang terbentuk pada 31 Juli 1953 merupakan kabinet
keempat yang dibentuk selama Masa Demokrasi Liberal. Kabinet ini mendapatkan
dukungan banyak partai di Parlemen, termasuk Partai Nahdlatul Ulama (NU).
Kabinet ini diketuai oleh PM. Ali Sastroamijoyo dan Wakil PM. Mr. Wongsonegoro
dari Partai Indonesia Raya (PIR).
Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I:
1. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran
2. Menyelenggarakan Pemilu dengan segera
3. Pembebasan Irian Barat secepatnya
4. Pelaksanaan politik bebas-aktif
5. Peninjauan kembali persetujuan KMB.
6. Penyelesaian pertikaian politik.
Dalam menjalankan fungsinya, kabinet ini berhasil melakukan suatu prestasi yaitu:
•Merampungkan persiapan pemilu yang akan diselenggarakan 29 September 1955
•Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 memiliki pengaruh dan arti penting bagi
solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Asia - Afrika dan juga
membawa akibat yang lain, seperti :
Berkurangnya ketegangan dunia
✓ Australia dan Amerika mulai berusaha menghapuskan politik diskriminasi ras
di negaranya.
✓ Indonesia mendapatkan dukungan diplomasi dari negara Asia-Afrika dalam
usaha penyatuan Irian Barat di PBB
Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I, Menteri Perekonomian Mr.
Iskaq Cokrohadisuryo memperkenalkan sistem ekonomi yang dikenal dengan sistem
Ali-Baba. Sistem ekonomi Ali-baba diperuntukan menggalang kerjasama ekonomi
antara pengusaha pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha Tionghoa
yang diidentikkan dengan Baba.
Kabinet Ali ini juga sama seperti kabinet terdahulu mengalami permasalahan
mengatasi pemberontakan di daerah seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan,
dan Aceh. Terjadinya Peristiwa 27 Juni 1955, yaitu peristiwa yang menunjukkan
adanya kemelut dalam tubuh TNI-AD memperburuk usaha peningkatan keamanan
negara. Pada masa kabinet ini keadaan ekonomi masih belum teratasi karena
maraknya korupsi dan peningkatan inflasi.
Konflik PNI dan NU memperburuk koalisi partai pendukung Kabinet Ali yang
mengakibatkan NU menarik menteri-menterinya pada tanggal 20 Juli 1955 yang
diikuti oleh partai lainnya. Keretakan partai pendukung mendorong Kabinet Ali
Sastro I harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada tanggal 24 Juli 1955.

5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 3 Maret 1956)


Kabinet Ali selanjutnya digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap.
Burhanuddin Harahap berasal dari Masyumi, sedangkan PNI membentuk oposisi.
Sumpah Jabatan PM Burhanuddin Harahap .
Foto: Pinterest

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Program pokok dari Kabinet Burhanuddin Harahap adalah:


1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan
Angkatan Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen baru
3. Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat
5. Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.

Kabinet Burhanuddin Harap ini mencatatkan sejumlah keberhasilan dalam


menjalankan fungsinya, seperti:
✓ Keberhasilan menyelenggarakan Pemilu pada 29 September 1955 untuk memilih
anggota DPR dan 15 Desember untuk memilih Dewan Konstituante.
✓ Membubarkan Uni Indonesia-Belanda
✓ Menjalin hubungan yang harmonis dengan Angkatan Darat
✓ Bersama dengan Polisi Militer melakukan penangkapan para pejabat tinggi yang
terlibat korupsi
Pemilu yang dilakukan pada tahun 1955 menghasilkan 4 partai besar di
Parlemen yaitu, PNI, NU, Masyumi, dan PKI. Pemilu itu diikuti oleh 27 dari 70
partai yang lolos seleksi. Selesai pelaksanaan Pemilu maka Burhanuddin Harahap
menyerahkan jabatannya kepada Prseiden Sukarno
6. Kabinet Ali Sastramojoyo II (20 Maret 1956 – 4 Maret 1957)

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Gambar : Formasi kabinet Ali sastro Amijoyo II

Pada tanggal 20 Maret 1956, didukung oleh tiga partai besar di Parlemen: PNI, NU,
dan Masyumi. Ali Sastroamijoyo mendapatkan mandat untuk kedua kalinya
membentuk kabinet.
Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah Program kabinet ini disebut
Rencana Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai
berikut:
1. Perjuangan pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya
anggotaanggota DPRD.
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
4. Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
6. Pembatalan KMB
7. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan
politik luar negeri bebas aktif
8. Melaksanakan keputusan KAA.
Kabinet ini mendapatkan dukungan penuh dari Parlemen dan Presiden Soekarno,
sehingga dianggap sebagai titik tolak dari periode planning and investment.
Kabinet ini berhasil melakukan pembatalan seluruh perjanjian KMB.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN xlix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Pada masa kabinet ini muncul gelombang anti Cina di masyarakat,


meningkatnya pergolakan dan kekacauan di daerah yang semakin menguat, serta
mengarah pada gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer di Sumater
dan Sulawesi.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan mengakibatkan krisis
kepercayaan daerah luar Jawa dan menganggap pemerintah pilih kasih dalam
melakukan pembangunan. Pembatalan KMB menimbulkan masalah baru khususnya
mengenai nasib modal pengusaha Belanda di Indonesia. Timbulnya perpecahan
antara Masyumi dan PNI mengakibatkan mundurnya sejumlah menteri dari
Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada
presiden.

7. Kabinet Djuanda (9 April 1957- 5 Juli 1959)


Gambar : foramsi Kabinet Djuanda
Kabinet baru kemudian dipimpin oleh Ir. Djuanda yang kemudian membentuk
kabinet yang terdiri dari para menteri yang ahli dalam bidangnya. Kabinet ini dikenal
dengan istilah Zaket Kabinet karena harus berisi unsur ahli dan golongan intelektual
dan tidak adanya unsur partai politik di dalamnya.
Program pokok dari Kabinet Djuanda dikenal sebagai Panca Karya yaitu:
• Membentuk Dewan Nasional
• Normalisasi keadaan RI
• Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
• Perjuangan pengembalian Irian Jaya
• Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan
Presiden Soekarno juga pernah mengusulkan dibentuknya Dewan Nasional ini
sebagai langkah awal demokrasi terpimpin.
Pada masa kabinet Juanda, terjadi pergolakan-pergolakan di daerah-daerah yang
menghambat hubungan antara pusat dan daerah. Untuk mengatasinya diadakanlah
Musyawarah Nasional atau Munas di Gedung Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur
No. 56 tanggal 14 September 1957. Munas tersebut membahas beberapa hal, yaitu
masalah pembangunan nasional dan daerah, pembangunan angkatan perang, dan
pembagian wilayah Republik Indonesia. Munas selanjutnya dilanjutkan dengan
musyawarah nasional pembangunan (munap) pada bulan November 1957.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN l


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Tanggal 30 November 1957, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden


Soekarno di Cikini atau yang dikenal dengan peristiwa Cikini

Keberhasilan Kabinet Karya yang paling menguntungkan kedaulatan Indonesia


dengan dikeluarkannya Deklarasi Djuanda yang mengatur batas wilayah kepulauan
Indonesia. Kemudian dikuatkan dengan peraturan Pemerintah pengganti
UndangUndang No. 4 prp. Tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Pasca Deklarasi
Djuanda, perairan Indonesia bertambah luas sampai 12 mil yang sebelumnya hanya 3
mil . Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada
Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini,
pulaupulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap
pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti
kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau
tersebut.

Perlu kalian ketahui bahwa pada masa Demokrasi Parlementer ini luas wilayah
Indonesia tidak seluas wilayah Indonesia saat ini. Karena Indonesia masih
menggunakan peraturan kolonial terkait dengan batas wilayah, ZeenenMaritieme
Kringen Ordonantie, 1939 yang dalam pasal 1 menyatakan bahwa:
“laut territorial Indonesia itu lebarnya 3 mil diukur dari garis air rendah
(laagwaterlijn) dari pada pulau-pulau dan bagian pulau yang merupakan bagian
dari wilayah daratan (grondgebeid) dari Indonesia.”
Berdasarkan pasal tersebut, Indonesia jelas merasa dirugikan, lebar laut 3 mil
dirasakan tidak cukup menjamin dengan sebaik-baiknya kepentingan rakyat dan
negara. Batas 3 mil dari daratan menyebabkan adanya laut-laut bebas yang
memisahkan pulau-pulau di Indonesia. Hal ini menyebabkan kapal-kapal asing bebas
mengarungi lautan tersebut tanpa hambatan. Kondisi ini akan menyulitkan Indonesia
dalam melakukan pengawasan wilayah Indonesia. Sebagai suatu negara yang
berdaulat Indonesia berhak dan berkewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan
yang dianggap perlu untuk melindungi keutuhan dan keselamatan Republik
Indonesia.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN li


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Melihat kondisi inilah kemudian pemerintahan Kabinet Djuanda mendeklarasikan


hukum teritorial kelautan nusantara yang berbunyi:
Segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan pulau-pulau atau
bagan pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada
wilayah daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan
bagian dari pada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak dari
pada Negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman
ini bagi kapalkapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/
menganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia. (Sumber: Hasjim
Djalal, 2006)

Sumber : Atlas Nasional Indonesia (Bakosurtanal, 2011)


Gambar 2.4 Wilayah Indonesia berdasarkan Deklarasi Juanda
Dari deklarasi tersebut dapat kita lihat bahwa faktor keamanan dan pertahanan
merupakan aspek penting, bahkan dapat dikatakan merupakan salah satu sendi pokok
kebijaksanaan pemerintah mengenai perairan Indonesia. Dikeluarkannya deklarasi
ini membawa manfaat bagi Indonesia yaitu mampu menyatukan wilayahwilayah
Indonesia dan sumber daya alam dari laut bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Deklarasi tersebut kemudian dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi memandang
laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada masa kolonial, namun
harus dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan wahana pembangunan
nasional.
b. Sistem Kepartaian
Partai politik merupakan suatu kelompok terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

dibentuknya partai politik adalah untuk memperoleh, merebut dan


mempertahankan kekuasaan secara konstitusional. Jadi munculnya partai politik
erat kaitannya dengan kekuasaan. Sistem kepartaian yang dianut pada masa
demokrasi liberal adalah multi partai. Pembentukan partai politik ini menurut
Mohammad Hatta agar memudahkan dalam mengontrol perjuangan lebih lanjut.
Hatta juga menyebutkan bahwa pembentukan partai politik ini bertujuan untuk
mudah dapat mengukur kekuatan perjuangan kita dan untuk mempermudah
meminta tanggung jawab kepada pemimpin- pemimpin barisan perjuangan.
Walaupun pada kenyataannya partai-partai politik tersebut cenderung untuk
memperjuangkan kepentingan golongan dari pada kepentingan nasional. Partai-
partai politik yang ada saling bersaing, saling mencari kesalahan dan saling
menjatuhkan. Partai-partai politik yang tidak memegang jabatan dalam kabinet
dan tidak memegang peranan penting dalam parlemen sering melakukan oposisi
yang kurang sehat dan berusaha menjatuhkan partai politik yang memerintah.
Hal inilah yang menyebabkan pada era ini sering terjadi pergantian kabinet,
kabinet tidak berumur panjang sehingga program-programnya tidak bisa berjalan
sebagaimana mestinya yang menyebabkan terjadinya instabilitas nasional baik di
bidang politik, sosial ekonomi dan keamanan.
Kondisi inilah yang mendorong Presiden Soekarno mencari solusi untuk
membangun kehidupan politik Indonesia yang akhirnya membawa Indonesia dari
sistem demokrasi liberal menuju demokrasi terpimpin.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN liii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

c. Pelaksanaan Pemilu I Tahun 1955


Pemilu adalah sesuatu yang sangat urgent untuk sebuah negara. Apalagi Pemilu
yang dilakukan pertama kali, pasti akan sangat berpengaruh dan tentunya dikenang
selama perjalanan
perkembangan sebuah
negara. Pemilu sendiri
adalah termasuk salah
satu sarana untuk
menjalankan
mekanisme demokrasi
yang bertujuan untuk
membuat rakyat juga
bisa merasakan
kehidupan bernegara.
Di Indonesia, pemilu

pertama kali digelar


yaitu pada tahun 1955.Pemilu 1955merupakan Pemilu yang paling bersejarah di
Indonesea, ada banyak hal yang membuat Pemilu 1955 begitu dikenang sampai
sekarang.
Pelaksanaan pemilihan umum 1955 bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat
yang akan duduk dalam parlemen dan dewan Konstituante. Pemilihan umum ini
diikuti oleh partai-partai politik yang ada serta oleh kelompok perorangan. Pemilihan
umum ini sebenarnya sudah dirancang sejak kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli
1953-12 Agustus 1955) dengan membentuk Panitia Pemilihan Umum Pusat dan
Daerah pada 31 Mei 1954. Namun pemilihan umum tidak dilaksanakan pada masa
kabinet Ali I karena terlanjur jatuh. Kabinet pengganti Ali I yang berhasil
menjalankan pemilihan umum, yaitu kabinet Burhanuddin Harahap.
Pelaksanaan Pemilihan Umum pertama dibagi dalam 16 daerah pemilihan yang
meliputi 208 kabupaten, 2139 kecamatan dan 43.429 desa. Pemilihan umum 1955
dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama untuk memilih anggota parlemen yang
dilaksanakan pada 29 September 1955 dan tahap kedua untuk memilih anggota
Dewan Konstituante (badan pembuat Undang-undang Dasar) dilaksanakan pada 15
Desember 1955. Pada pemilu pertama ini 39 juta rakyat Indonesia memberikan
suaranya di kotak-kotak suara.
Pemilihan umum 1955 merupakan tonggak demokrasi pertama di Indonesia.
Keberhasilan penyelenggaraan pemilihan umum ini menandakan telah berjalannya
demokrasi di kalangan rakyat. Rakyat telah menggunakan hak pilihnya untuk

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN liv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

memilih wakil-wakil mereka. Banyak kalangan yang menilai bahwa pemilihan


umum 1955 merupakan pemilu yang paling demokratis yang dilaksanakan di
Indonesia.
Presiden Soekarno dalam pidatonya di Istana Negara dan Parlemen pada 17
Agustus 1955 menegaskan bahwa “pemilihan umum jangan diundurkan barang
sehari pun, karena pada pemilihan umum itulah rakyat akan menentukan hidup
kepartaian kita yang tidak sewajarnya lagi, rakyatlah yang menjadi hakim”.
Penegasan ini dikeluarkan karena terdapat suara-suara yang meragukan
terlaksananya pemilu sesuai dengan jadwal semula.
Dalam proses pemilihan umum 1955 terdapat 100 partai besar dan kecil yang
mengajukan calon-calonnya untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan 82 partai
besar dan kecil untuk Dewan Konstituante. Selain itu masih ada 86 organisasi dan
perseorangan akan ikut dalam pemilihan umum. Dalam pendaftaran pemilihan tidak
kurang dari 60% penduduk Indonesia yang mendaftarkan namanya (kurang lebih 78
juta), angka yang cukup tinggi yang ikut dalam pesta demokrasi yang pertama.
(Feith, 1999)
2. Perkembangan Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal
a. Mencari Sistem Ekonomi Nasional
1) Pemikiran Ekonomi Nasional
Pemikiran ekonomi pada 1950an pada umumnya merupakan upaya
mengembangkan struktur perekonomian kolonial menjadi perekonomian
nasional. Hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan hal tersebut adalah
sudah berakarnya sistem perekonomian kolonial yang cukup lama. Warisan
ekonomi kolonial membawa dampak perekonomian Indonesia banyak
didominasi oleh perusahaan asing dan ditopang oleh kelompok etnis Cina
sebagai penggerak perekonomian Indonesia. Kondisi inilah yang ingin diubah
oleh para pemikir ekonomi nasional di setiap kabinet di era demokrasi
parlementer. Upaya membangkitkan perekonomian sudah dimulai sejak kabinet
pertama di era demokrasi parlementer, Kabinet Natsir.

Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan


oleh Soemitro Djojohadikusumo. Ia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi
Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan ekonomi baru. Soemitro

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lv


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

mencoba mempraktikkan pemikirannya tersebut pada sektor perdagangan. Ia


berpendapat bahwa pembangunan ekonomi nasional membutuhkan dukungan
dari kelas ekonomi menengah pribumi yang kuat. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia harus sesegera mungkin menumbuhkan kelas pengusaha pribumi,
karena pengusaha pribumi pada umumnya bermodal lemah. Oleh karena itu,
pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha
tersebutdengan bimbingan konkret dan bantuan pemberian kredit. Jika usaha ini
berhasil maka secara bertahap pengusaha pribumi akan dapat berkembang maju
dan tujuan mengubah struktur ekonomi kolonial di bidang perdagangan akan
berhasil.
Gagasan Soemitro kemudian dituangkan dalam program Kabinet Natsir
dalam wujud pencanangan Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) yang sering
disebut juga dengan Plan Soemitro. Wujud dari RUP tersebut kemudian
dicanangkan Program Benteng. Program ini antara lain mencadangkan impor
barang-barang tertentu bagi kelompok bisnis pribumi, serta membuka
kesempatan bagi para pedagang pribumi membangun basis modal di bawah
perlindungan pemerintah. Selain tujuan tersebut, juga untuk menumbuhkan
kaum pengusaha pribumi agar mampu bersaing dalam usaha dengan para
pengusaha keturunan Cina dan asing lainnya. Upaya yang dilakukan
pemerintah adalah memberi peluang usaha sebesar-besarnya bagi pengusaha
pribumi dengan bantuan kredit. Dengan upaya tersebut diharapkan akan tercipta
kelas pengusaha pribumi yang mampu meningkatkan produktivitas barang dan
modal domestik.
Sayangnya dalam pelaksanaan muncul masalah karena dalam pelaksanaan
Program Benteng, pemberian lisensi impor banyak yang disalahgunakan.
Mereka yang menerima lisensi bukanlah orang-orang yang memiliki potensi
kewiraswastaan yang tinggi, namun orang-orang yang mempunyai hubungan
khusus dengan kalangan birokrat yang berwenang mendistribusikan lisensi dan
kredit. Kondisi ini terjadi karena adanya pertimbangan-pertimbangan politik.
Akibatnya, pengusaha-pengusaha yang masuk dalam Program Benteng lamban
menjadi dewasa, bahkan ada yang menyalahgunakan maksud pemerintah
tersebut untuk mencari keuntungan yang cepat dengan menjual lisensi impor
yang dimilikinya kepada pengusaha impor yang sesungguhnya, yang

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

kebanyakan berasal dari keturunan Cina. Penyelewengan lain dalam


pelaksanaan Politik Benteng adalah dengan cara mendaftarkan perusahaan yang
sesungguhnya merupakan milik keturunan Cina dengan menggunakan nama
orang Indonesia pribumi. Orang Indonesia hanya digunakan untuk memperoleh
lisensi, pada kenyataannya yang menjalankan lisensi tersebut adalah perusahaan
keturunan Cina. Perusahaan yang lahir dari kerja sama tersebut dikenal sebagai
perusahaan “Ali-Baba". Ali mewakili Pribumi dan Baba mewakili warga
keturuan Cina.
Usaha lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pengusaha pribumi
dilakukan melalui “Gerakan Asaat”. Gerakan Asaat memberikan perlindungan khusus
bagi
warga negara Indonesia Asli dalam segala aktivitas usaha di bidang perekonomian dari
persaingan dengan pengusaha asing pada umumnya dan warga keturuan Cina pada
khususnya .
Dukungan dari pemerintah terhadap gerakan ini terlihat dari pernyataan
yang dikeluarkan pemerintah pada Oktober 1956 bahwa pemerintah akan
memberikan lisensi khusus pada pengusaha pribumi. Ternyata kebijakan
pemerintah ini memunculkan reaksi negatif yaitu muncul golongan yang
membenci kalangan Cina. Bahkan reaksi ini sampai menimbulkan permusuhan
dan pengrusakan terhadap toko-toko dan harta benda milik masyarakat Cina
serta munculnya perkelahian antara masyarakat Cina dan masyarakat pribumi.
Pemerintah, selain melakukan upaya perbaikan jangka panjang, juga
melakukan upaya perbaikan jangka pendek untuk menguatkan perekonomian
Indonesia. Salah satunya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar dan
mengatasi defisit anggaran. Untuk itu pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri
Keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong uang
dengan memberlakukan nilai setengahnya untuk mata uang yang mempunyai
nominal Rp2,50 ke atas. Kebijakan ini dikenal dengan istilah Gunting
Syafrudin.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,


Deppen, 1975
Gambar 2.6 Contoh Mata Uang yang digunting
Upaya pembangunan ekonomi nasional juga diwujudkan melalui program
pembangunan rencana lima tahun, 1956-1960, yang disiapkan oleh Biro
Perancang Nasional (BPN). Program ini pertama kali dijalankan pada masa
Kabinet Ali Sastroamidjojo II. Program Pembangunan Rencana Lima Tahun
berbeda dengan RUP yang lebih umum sifatnya. Program Rencana Lima Tahun
lebih bersifat teknis dan terinci serta mencakup prioritas-prioritas proyek yang
paling rendah. Tujuan dari Rencana Lima Tahun adalah mendorong munculnya
industri besar, munculnya perusahaan-perusahaan yang melayani kepentingan
umum dan jasa pada sektor publik yang hasilnya diharapkan mampu
mendorong penanaman modal dalam sektor swasta.
Usaha pembangunan ekonomi nasional lainnya dijalankan dengan
kebijakan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing. Nasionalisasi ini berupa
tindakan pencabutan hak milik Belanda atau asing yang kemudian diambil alih
atau ditetapkan statusnya sebagai milik pemerintah Republik Indonesia.
Pengalihan hak milik modal asing sudah dilakukan sejak pengakuan kedaulatan
pada tahun 1949. Hal ini terkait dengan hasil KMB yang belum terselesaikan,
yaitu kasus Irian Barat yang janjinya satu tahun setelah berakhirnya KMB akan
dibicarakan kembali, namun tidak dilaksanakan sehingga pemerintah Indonesia
pada masa itu mengambil kebijakan untuk melakukan nasionalisasi perusahaan
Belanda. Sejak tahun 1957 nasionalisasi yang dilakukan pemerintah terbagi
dalam dua tahap; pertama, tahap pengambilalihan, penyitaan dan penguasaan
atau sering disebut “di bawah pengawasan”. Kedua, pemerintah mulai

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

mengambil kebijakan yang pasti, yakni perusahaan-perusahaan yang diambil


alih itu kemudian dinasionalisasikan. Tahap ini dimulai pada Desember 1958
dengan dikeluarkannya UU tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik
Belanda di Indonesia.
2) Sistem Ekonomi Liberal
Sesudah pengakuan kedaulatan, Pemerintah Indonesia menanggung beban
ekonomi dan keuangan yang cukup berat dampak dari disepakatinya
ketentuanketentuan KMB, yaitu meningkatnya nilai utang Indonesia, baik utang
luar negeri maupun utang dalam negeri. Struktur perekonomian yang diwarisi
dari penguasa kolonial masih berat sebelah, nilai ekspor Indonesia pada saat itu
masih sangat tergantung pada beberapa jenis hasil perkebunan yang nilainya
jauh di bawah produksi pada era sebelum Perang Dunia II.
Permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia pada saat itu mencakup
permasalahan jangka pendek dan permasalahan jangka panjang. Permasalahan
jangka pendek yang dihadapi pemerintah Indonesia saat itu adalah tingginya
jumlah mata uang yang beredar dan meningkatnya biaya hidup. Permasalahan
jangka panjang yang dihadapi pemerintah adalah pertambahan jumlah
penduduk dengan tingkat hidup yang rendah. Beban berat ini merupakan
konsekuensi dari pengakuan kedaulatan. Pada era ini, Pemerintah mengalami
defisit sebesar Rp 5,1 miliar. Defisit ini sebagian besar berhasil dikurangi
dengan pinjaman pemerintah dan kebijakan ekspor impor barang, terutama
ketika pecah perang Korea.
Namun sejak tahun 1951, penerimaan pemerintah mulai berkurang
disebabkan menurunnya volume perdagangan internasional. Indonesia sebagai
negara yang berkembang tidak memiliki komoditas ekspor lain kecuali dari
hasil perkebunan. Kondisi ini membawa dampak perkembangan perekonomian
Indonesia yang tidak mengarah pada stabilitas ekonomi, bahkan yang terjadi
adalah sebaliknya. Di sisi lain pengeluaran pemerintah semakin meningkat
akibat tidak stabilnya situasi politik sehingga angka defisit semakin meningkat.
Disamping itu, pemerintah belum berhasil meningkatkan produksi dengan
memanfaatkan sumber-sumber yang masih ada untuk meningkatkan pendapatan
nasional. Kelemahan pemerintah lainnya adalah politik keuangannya tidak
dirancang oleh pemerintah Indonesia sendiri, namun dirancang oleh pemeritah

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Belanda. Hal ini terjadi akibat dari politik kolonial Belanda yang tidak
mewariskan ahli-ahli yang cukup sehingga usaha mengubah sistem ekonomi
dari ekonomi kolonial ke ekonomi nasional tidak mampu menghasilkan
perubahan yang drastis.
Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk menanggulangi permasalahan
tersebut diantaranya adalah melaksanakan industrialisasi, yang dikenal dengan
Rencana Soemitro. Sasaran yang ditekankan dari program ini adalah
pembangunan industri dasar, seperti pendirian pabrik-pabrik semen,
pemintalan, karung dan percetakan. Kebijakan ini diikuti dengan peningkatan
produksi, pangan, perbaikan sarana dan prasarana, dan penanaman modal asing.
Pada masa pemerintahan Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia
mengirim delegasi ke Belanda dengan misi merundingkan masalah Finansial
Ekonomi (Finek).
Perundingan ini dilakukan pada tangal 7 Januari 1956. Rancangan
persetujuan Finek yang diajukan Indonesia terhadap pemerintah Belanda adalah
sebagai berikut:
1. Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB
2. Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
3. Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh
diikat oleh perjanjian lain.
4. Namun usul Indonesia ini tidak diterima oleh Pemerintah Belanda, sehingga
pemerintah Indonesia secara sepihak melaksanakan rancangan fineknya
dengan membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 13 Febuari 1956
dengan tujuan melepaskan diri dari ikatan ekonomi dengan Belanda.
Upaya yang dilakukan lainnya adalah upaya pembentukan Biro Perancang
Negara pada masa Kabinet Ali II dengan tugas merancang pembangunan jangka
panjang. Biro ini dipimpin oleh Ir. Djuanda yang kemudian diangkat menjadi
Menteri Perancang Nasional. Biro ini kemudian merancang Rencana Program
Pembanguan Lima Tahun (RPLT) yang rancangannya kemudian disetujui oleh
Parlemen. Namun karena berbagai faktor, baik faktor eksternal maupun internal,
RPLT sangat berat untuk dijalankan. Perekonomian Indonesia semakin terpuruk
ketika ketegangan politik yang timbul tidak dapat diselesaikan dengan
diplomasi, akhirnya memunculkan pemberontakan yang dalam penumpasannya

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lx


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

memerlukan biaya yang cukup tinggi. Kondisi ini mendorong meningkatnya


prosentasi defisit anggaran pemerintah, dari angka 20% di tahun 1950 dan 100%
di tahun 1960.
Akhir Masa Demokrasi Liberal di Indonesia.
Kekacauan politik yang timbul karena pertikaian partai politik di Parlemen
menyebabkan sering jatuh bangunnya kabinet sehinggi menghambat
pembangunan. Hal ini diperparah dengan Dewan Konstituante yang mengalami
kebuntuan dalam menyusun konstitusi baru, sehingga Negara Indonesia tidak
memiliki pijakan hukum yang mantap. Kegagalan konstituante disebabkan
karena masing-masing partai hanya mengejar kepentingan partainya saja tanpa
mengutamakan kepentingan negara dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Kegagalan konstituante disebabkan karena masing-masing partai hanya
mengejar kepentingan partainya saja tanpa mengutamakan kepentingan negara
dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan. Masalah utama yang dihadapi
konstituante adalah tentang penetapan dasar negara. Terjadi tarik-ulur di antara
golongan-golongan dalam konstituante. Sekelompok partai menghendaki agar
Pancasila menjadi dasar negara, namun sekelompok partai lainnya menghendaki
agama Islam sebagai dasar negara. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, pada
tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Setelah keluarnya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan tidak diberlakukannya lagi UUDS 1950, maka
secara otomatis sistem pemerintahan Demokrasi Liberal tidak berlaku lagi di
Indonesia dan mulainya sistem Presidensil dengan Demokrasi Terpimpin ala
Soekarno.
C. Rangkuman
1. Periode antara tahun 1950-1959 dalam sejarah Indonesia disebut sebagai sistem
Demokrasi Palementer yang memperlihatkan semangat belajar berdemokrasi. Oleh
karena itu, sistem pemerintahan yang dibangun mengalami kendala yang
mengakibatkan jatuh bangun kabinet. Periode ini disebut oleh Wilopo, salah seorang
Perdana Menteri di era tersebut (1952-1953) sebagai zaman pemerintahan partai-
partai. Banyaknya partai-partai dianggap sebagai salah satu kendala yang
mengakibatkan kabinet/ pemerintahan tidak berusia panjang dan silih berganti.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

2. Masa Demokrasi Liberal di Indonesia memiliki ciri banyaknya partai politik yang
saling berebut pengaruh untuk memegang tampuk kekuasaan. Hal tersebut membawa
dampak terganggunya stabilitas nasional di berbagai bidang kehidupan.
3. Pada era Demokrasi Liberal yang berlangsung dari 1950-1959 ada tujuh kabinet
yang memegang pemerintahan, sehingga hampir setiap tahun terjadi pergantian
kabinet. Jatuh bangunnya kabinet ini membuat program-program kabinet tidak dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kondisi inilah yang menyebabkan stabilitas
nasional baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan terganggu.
4. Pada masa Demokrasi Liberal , Indonesia menjalankan pemilihan umum pertama
yang diikuti oleh banyak partai politik. Pemilu 1955 merupakan tonggak demokrasi
pertama di Indonesia. Pemilu ini dilaksanakan untuk memilih anggota Parlemen dan
anggota Konstituante. Konstituante diberi tugas untuk membentuk UUD baru
menggantikan UUD sementara. Sayangnya beban tugas yang diemban oleh
Konstituante tidak dapat diselesaikan. Kondisi ini menambah kisruh situasi politik
pada masa itu sehingga mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959. Dekrit tersebut membawa Indonesia mengakhir masa
demokrasi parlementer dan memasuki Demokrasi Terpimpin.
D. Penugasan Mandiri

Tugas

Untuk menguatkan pemahaman kalian terhadap materi yang telah dipelajari,


bandingkan perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa awal kemerdekaan dengan kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa demokrasi liberal. Untuk dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan kalian dapat mencari referensi lain

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

dari artikel, surat kabar, jurnal ataupun internet untuk menyelesaikan tugas
ini.

E. Latihan Soal
1. Perhatikan data berikut ini!
1) Kabinet bersifat presidensial
2) Kabinet bersifat parlementer
3) Persaingan antarpartai politik yang saling menjatuhkan
4) Koalisi partai politik yang dibangun gampang pecah
5) Pemerintah membangun partai tunggal
Berdasarkan pernyataan di atas, penyebab jatuh bangunnya kabinet selama masa
Demokrasi Liberal (1950-1959) berada pada pernyataan nomor...
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 3, 4, dan 5
D. 1, 3, dan 5
E. 1, 2, dan 4

2. Pada masa demokrasi liberal keadaan pemerintahan tidak stabil. Hal ini disebabkan
karena …
A. Kabinet yang berkuasa sangat lemah
B. Para menteri yang diangkat banyak melakukan korupsi
C. Sering terjadi pergantian Kabinet .
D. Kabinet pada waktu itu tidak mendapat dukungan dari rakyat
E. Tidak adanya Partai mayoritas

3. Setiap cabinet yang berkuasa pada masa demokrasi liberal mempunyai program.
Masalah yang selalu menjadi program setiap Kabinet pada masa Demokrasi Liberal
adalah …
A. Penyelesaian Konflik Angkatan darat
B. Pembangunan Lima Tahun
C. Pelaksanaan Pemilihan Umum
D. Pengembalian Irian Barat ke Republik Indonesia

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxiii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

E. Pembentukan Partai Politik

4. Pada masa demokrasi liberal terjadi gangguan keamanan yang mengancam


disintegrasi bangsa. Contoh gangguan keamanan yang terjadi di Indonesia pada
awal pelaksanaan demokrasi liberal adalah …
A. Pemberontakan PRRI atau PERMESTA
B. Pemberontakan di Irian Barat
C. Krisis keuangan di berbagai daerah
D. Munculnya gerakan separatisme diberbagai daerah
E. Intervensi Parlemen terhadap TNI

5. Sistim Multipartai yang merupakan dampak Maklumat Pemerintah 3 November


1945 mendorong bangsa Indonesia menerapkan sistim Demokrasi …
A. Komunis
B. Pancasila
C. Sosialis
D. Terpimpin
E. Liberal.
6. Kabinet yang terbentuk pada masa demokrasi liberal sering jatuh bangun karena
cabinet bersandar pada kekuatan dan perimbangan partai politik. Kabinet yang
bersandar pada perimbangan kekuatan partai-partai politik disebut cabinet ….
A. Parlementer
B. Zaken Kbinet
C. Koalisi
D. Karya
E. Partai

7. Perhatikan pernyataan dibawah ini :


1). Menggiatkan usaha keamanan dan Ketentraman
2). Mencapai konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan
3). Mempercepat persiapan Pemilihan Umum
4). Menjalankan Politik Luar Negeri Bebas Aktif

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxiv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

5). Pembatalan hasil Konferensi Meja Bundar ( KMB )


6). Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat.
Pernyataan diatas yang merupakan Program kerja Kabinet Sukiman adalah nomor …
A. 1) 3) dan 4) B.1) 2) dan 5)
C. 1) 2) dan 6)
D. 2) 3) dan 4)
E. 3) 4) dan 5)

8. Setelah kabinet Sukiman Jatuh digantikan oleh kabinet Wilopo. Masalah yang
cukup berat yang dihadapi oleh Wilopo adalah ....
A. Pertikaian antara presiden dan perdana menteri
B. Konflik Indonesia – Malaysia
C. Terjadinya DI/ TII Jawa Barat
D. Peristiwa 17 Oktober 1952
E. Penandatanganan MSA

9. Pada 26 April 1951 secara resmi Kabinet Soekiman diumumkan. Salah satu
program kerjanya yaitu mempercepat persiapan pemilu dan menjalankan politik luar
negeri bebas aktif serta memasukan Irian barat kedalam wilayah RI secepatnya.
Kabinet ini hanya bertahan selama sepuluh bulan. Kabinet Sukiman jatuh
dikarenakan kasus penandatanganan MSA (Mutual Security Act). Hubungan antara
penandatanganan MSA dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia
adalah….
A. Penandatanganan MSA merupakan wujud dari penerapan politik bebas aktif
B. Dengan penandatanganan tersebut Indonesia dianggap condong ke blok timur
C. Politik bebas aktif Indonesia tidak dapat sejalan dengan bantuan ekonomi MSA
D. Penandatanganan MSA dipandang telah melanggar politik bebas aktif Indonesia
E. Sukiman dianggap kurang tegas dalam menerapkan politik bebas aktif dengan
penandatanganan MSA

10. Kabinet yang jatuh berkaitan dengan peristiwa Tanjung Morawa terjadi pada masa
pemerintahan Kabinet …
A. Ir Djuanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxv
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

B. Ali sastroamijoyo
C. Sukiman
D. Natsir
E. Wilopo

11. Pada tanggal 13 Desember 1957, P.M. Djuanda menyatakan deklarasi yang dikenal
“Deklarasi Djuanda”. Isi pokok deklarasi tersebut adalah…
A. Persatuan partai-partai politik
B. Deklarasi partai pemenang pemilu
C. Deklarasi keamanan Indonesia
D. Deklarasi Berdikari
E. Pernyataan bahwa laut antara pulau-pulau di seluruh perairan Indonesia
merupakan wilayah integral RI

12. Salah satu upaya yang ditempuh untuk menyelesaikan konflik Indonesia dan
Belanda adalh melalui meja perundingan KMB. Beberapa hasil KMB yang tidak
dapat direalisasikan oleh Belanda sesuai dengan kesepakatan adalah....
A. masalah penarikan pasukan dari wilayah RIS termasuk di dalamnya KNIL
B. pembayaran hutang dan biaya perang Belanda- Indonesia
C. penyelesaian status wilayah Irian Barat
D. penarikan kapal Belanda ukuran kecil (korfet) dari wilayah perairan RIS
E. pembentukan Uni Indonesia Belanda

13. Pemilu I Tahun 1955 dilaksanakan dengan tujuan memilih anggota Konstituante.
Konstituante hasil Pemilihan Umum 1955 bertugas untuk …
A. Menyusun Garis-garis Besar haluan Negara ( GBHN )
B. Menyusun Undang-Undang Baru
C. Mengkoreksi peraturan yang dikeluarkan pemerintah
D. Menyelamatkan sistim Demokrasi Indonesia
E. Memilih Presiden dan Wakil Presiden

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxvi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

14. Pelaksanaan Pemilu 1 Tahun 1955 merupakan tonggak demokrasi pertama di


Indonesia. Empat partai pemenang dalam pelaksanaan pemilu pertama 1955
adalah…
A. PSH, PNI, NU, dan PKI
B. PPTI, NU, PKI, dan Partai Buruh
C. Masyumi, PNI, NU, dan PKI
D. PNI, PBSI, Parkindo, dan PSII
E. NU, Masyumi, PSI, dan Partai Buruh

15. Pada masa demokrasi liberal kondisi perekonomian Indonesia tidak stabil.
Penyebab ekonomi tersendat-sendat pada masa Demokrasi Liberal adalah…,
kecuali,
A. Keamanan dalam negeri tidak menguntungkan, terjadinya pemberontakan, dan
separatisme daerah
B. Belum berpengalaman dalam menata ekonomi yang baik, belum memiliki
tenaga ahli
C. Dana bantuan dari luar negeri melalui IMF bunganya sangat besar
D. Kabinet terlalu sering berganti, programnya belum trelaksana, program baru
mulai dirancang
E. Diandalkannya satu jenis impor terutama pertanian dan perkebunan
16. Sistem ekonomi Ali Baba adalah sistem ekonomi yang pernah diterapkan pada masa
Demokrasi Liberal. Salah satu faktor penyebab kegagalan Program Ali Baba adalah

A. Adanya Sabotase dari kaki tangan Belanda
B. Penyuluhan pemerintah kurang efektif
C. Subsidi pemerintah sangat kurang
D. Golongan Pribumi merasa rendah diri
E. Golongan Pribumi belum berpengalaman

17. Gerakan Benteng adalah sistem perekonomian yang dicanangkan oleh Menteri
Perdagangan Sumitro Djojohadikusumo. Pembangunan Ekonomi baru berdasarkan
gagasan Gerakan Benteng dilakukan dengan cara …
A. Menasionalisasi Bank-bank milik pemerintah Belanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxvii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

B. Mengubah struktur ekonomi Kolonial menjadi Ekonomi Nasional .


C. Menasionalisasi perusahaan – perusahaan Asing
D. Mendirikan perusahaan – Perusahaan Negara
E. Meningkatkan eksport nonmigas

18. Karena kesulitan ekonomi, Indonesia tidak meneruskan membayar utang kepada
pemerintah Belanda sesuai dengan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar.
Indonesiapun membatalkan seluruh Isi Keputusan Konferensi Meja Bundar secara
sepihak. Pembatalan segala Keputusan Konferensi Meja Bundar terjadi pada masa
Kerja Kabinet …
A. Burhanudin Harahap
B. Moh. Hatta
C. Ali Sastroamijoyo II
D. Wilopo
E. Moh. Natsir

19. Salah satu upaya yang ditempuh untuk menyelesaikan konflik Indonesia dan
Belanda adalh melalui meja perundingan KMB. Beberapa hasil KMB yang tidak
dapat direalisasikan oleh Belanda sesuai dengan kesepakatan adalah....
A. masalah penarikan pasukan dari wilayah RIS termasuk di dalamnya KNIL
B. pembayaran hutang dan biaya perang Belanda- Indonesia
C. penyelesaian status wilayah Irian Barat
D. penarikan kapal Belanda ukuran kecil (korfet) dari wilayah perairan RIS
E. pembentukan Uni Indonesia Belanda

20. Setelah Kabinet Ali Sastriamidjojo 1 dinyatakan Domisioner dan selanjutnya


digantikan oleh Kabinet Burhanudin Harahap. Keberhasilan Kabinet Burhanuddin
Harahap antara lain…
A. Pembatalan utang Indonesia kepada Belanda
B. Indonesia diterima sebagai anggota PBB C.Mengadakan pemilihan umum
D. Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
E. Deklarasi Djuanda

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxviii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

F. Penilaian Diri
Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!
PENILAIAN
No. PERNYATAAN
Ya Tidak
1 Saya sangat senang belajar sejarah megenai
perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal
2 Saya mampu menjelaskan Kondisi kehidupan politik
bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Liberal
3. Saya mampu menjelaskan kondisi kehidupan politik
Indonesia pada masa awal kemerdekaan
4. Saya mampu menjelaskan sistem pemerintahan pada
masa Demokrasi Liberal
5. Saya mampu menganalisis mengapa pada masa
Demokrasi Liberal sering terjadi jatuh bangun kabinet .
6. Saya mampu menjelaskan system kepartaian pada masa
Demokrasi Liberal
7. Saya mampu menjelaskan pelaksanaan Pemilu I Tahun
1955
8. Saya mampu menganalisis mengapa pelaksanaan
Demokrasi Liberal di Indonesia berakhir
9 Saya mampu menjelaskan Kondisi kehidupan ekonomi
bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Liberal
10. Saya mampu menjelaskan kebijakan pemerintah dalam
menghadapi masalah ekonomi
11. Saya mampu menguraikan langkah langkah atau
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
mengatasi masalah ekonomi dan menata perekonomian
Indonesia pada masa awal kemerdekaan
12 Saya dapat menyelesaikan latihan/
tugas dengan semangat

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxix
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

13 Banyak hal baru yang saya dapatkan dari mempelajari


modul yang membahas mengenai perkembangan
kehidupan politik dan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa demokrasi liberal
14 Saya dapat mengambil pelajaran dari perjalanan sejarah
Indonesia pada masa awal kemerdekaan dalam menata
kehidupan politik dan ekonomi Indonesia.

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".
Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

GLOSARIUM

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

Keputusan atau ketetapan presiden Soekarno terkait dengan kondisi politik yang tidak stabil
akibat Dewan Konstituante tidak berhasil meyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru.
Dekrit ini berisi 1. Pembubaran Dewan Konstituante, 2. Kembali ke UUD 45 dan tidak
berlaku lagi UUDS 1950 , 3. Pembentukan MPRS dan DPAS.

Dwikora :

Dwi Komando Rakyat yaitu komando presiden Soekarno untuk melakukan konfrontasi
kepada malaysia yang diucapkan pada tanggal 3 Mei 1964 yaitu 1. Perhebat ketahanan
Revolusi Indonesia, 2. Bantu perjuangan rakyat Manila, Singapura, Sabah Serawak dan
Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxx
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Dokumen Gilchrist:

Dokumen atau catatan yang dibuat Gilchrist duta besar Inggris pada tahun 1960an. Dokumen
ini yang dijadikan alasan PKI menuduh AD akan melakukan kudeta terhadap Soekarno

GANEFO :

Games Of The Emerging Forces merupakan Salah satu proyek mercusuar presiden Soekarno
untuk menyelenggarakan pesta olahraga negara-negara New Emerging Forces (NEFOS)

Konfrontasi :

Cara menentang musuh atau kesulitan dengan berhadapan langsung atau terangterangan.
Misalnya konfrontasi Indonesia dengan malaysia.

Konsepsi Presiden 1957:

Konsepsi presiden Soekarno yang bertujuan untuk mengatasi dan meyelesaikan krisis
kewibawaan kabinet yang sering dihadapi dengan dibentuknya kabinet yang anggotanya
terdiri atas 4 partai pemenang dan dibentuknya dewan Nasional.

Nawaksara :

Judul pidato presiden Soekarno pada 22 Juni 1966, menyampaikan pidato Nawaksara dalam
persidangan MPRS. Nawa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti sembilan dan aksara
berarti huruf atau istilah. Pidato ini berisikan sembilan pokok persoalan yang dianggap
penting , oleh presiden Soekarno selaku mandtaris MPR. Isi pidato tersebut hanya sedikit
menyinggung sebab-sebab meletusnya peristiwa berdarah yang terjadi pada 30 September
1965.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxxi
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

PETA KONSEP

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxxii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

DEMOKRASI TERPIMPIN
1959 - 1965

LATAR KEHIDUPAN KEHIDUPAN


BELAKANG POLITIK EKONOMI

DEKRIT - Pembebasan
PRESIDEN - Dewan
Irian Barat
- Konfrontasi Perancang
Nasional
Malaysia - Sanering
- Politik
- Dana Revolusi
Mercu Suar

MANIPOL USDEK

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN lxxiii
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

PENDAHULUAN

A. Identitas Modul

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas : XII
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit
Judul Modul : Kehidupan Politik Dan Ekonomi Bangsa
Indonesia
Pada Masa Demokrasi Terpimpin

B. Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa


Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin

4.4 Melakukan penelitian sederhana tentang kehidupan politik dan ekonomi


Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dan menyajikannya
dalam Bentuk laporan tertulis

C. Deskripsi Singkat Materi

“Masalah kita, bangsa Indonesia, hanya bisa dipecahkan dengan perumusan nilai-nilai murni
bangsa sendiri….”

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 74


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Kutipan diatas merupakan pidato Presiden Soekarno di depan Dewan


Konstituante Republik Indonesia yang akan bersidang menyusun UUD baru
menggantikan UUD Sementara 1950. Harapan Bung Karno bahwa UUD yang baru
terbentuk nanti memuat nilai-nilai bangsa Indonesia, sehingga bisa menyelesaikan
permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Presiden Soekarno mencoba
mengusulkan pemikirannya melalui Konsepsi Presiden 1957 yang merupakan gagasan
pembaharuan kehidupan politik dengan system Demokrasi Terpimpin sebagai upaya
penyelesaian permasalahan bangsa Indonesia. Soekarno berpendapat bahwa sistem
Demokrasi Terpimpin merupakan jawaban terhadap kegagalan sistem Demokrasi
Liberal yang memunculkan pergolakan, pembangkangan, dan instabilitas politik.
Bagaimanakah penerapan sistem Demokrasi Terpimpin? Apakah Demokrasi Terpimpin
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia sesuai dengan harapan
Bung karno? Yuk baca lagi kelanjutannya nanti kamu akan temukan jawabnya.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 75


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

D. Petunjuk Penggunaan Modul

BACALAH MODUL INI HINGGA TUNTAS DAN


PAHAM

IKUTI PETUNJUK KEGIATAN BELAJAR YANG


ADA PADA MODUL

CEK PEMAHAMANMU MELALUI KEGIATAN


EVALUASI

BELAJARLAH SECARA
MANDIRI JIKA
MEMERLUKAN BANTUAN HUBUNGI GURU

JANGAN MELIHAT KUNCI JAWABAN


SEBELUM MENGERJAKAN EVALUASI

COCOKAN HASIL PEKERJAANMU DENGAN


KUNCI JAWABAN YANG ADA

JIKA NILAIMU MASIH KURANG


BELAJARLAH
,
LAGI PEMAHAMAN TENTANG MATERI TERSEBUT

E. Materi Pembelajaran

Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, tugas mandiril, soal latihan dan soal evaluasi.

Pertama : Latar Belakang munculnya Demokrasi Terpimpin

Kedua : Kehidupan politik dan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin


@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 76
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

DEMOKRASI TERPIMPIN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat:

1. Menjelaskan latar belakang munculnya Demokrasi Terpimpin


2. Menguraikan Kebijakan yang muncul saat diberlakukannya Demokrasi Terpimpin

B. Uraian Materi

Anak anak hebat Indonesia, tahukah kalian mengapa muncul ide “Demokrasi
Terpimpin” ?

Kehidupan sosial politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (19501959)


belum pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berganti membuat
program kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Partai-partai politik
saling bersaing dan saling menjatuhkan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan
kelompok masing-masing. Di sisi lain, Dewan

Konstituante yang dibentuk melalui Pemilihan


Umum 1955 tidak berhasil menyelesaikan
tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik
Indonesia. Kondisi tersebut membuat presiden
Soekarno berkeinginan untuk
menyederhanakan partai politik yang ada dan
membentuk kabinet yang berintikan 4 partai yang menang dalam Pemilu 1955. Untuk
mewujudkan keinginannya tersebut, pada tanggal 21 Februari 1957, dihadapan para
tokoh politik dan tokoh militer menawarkan konsepsinya untuk menyelesaikan dan
mengatasi krisis-krisis kewibawaaan pemerintah yang terlihat dari jatuh bangunnya
kabinet.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 77


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Lebih jauh Presiden Soekarno menekankan bahwa Demokrasi Liberal merupakan


demokrasi impor yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Bangsa Indonesia. Untuk
itu ia menggantikan dengan suatu demokrasi yang sesuai kepribadian Bangsa Indonesia
yaitu Demokrasi Terpimpin. Pokok-pokok pemikiran yang terkandung dalam konsepsi
presiden 1957 sebagai berikut:

1. Pemberlakukan sistem Demokrasi terpimpin yang didukung oleh kekuatan politik


yang mencerminkan aspirasi masyarakat secara seimbang. Langkah ini dilakukan
untuk memperbarui struktur politik bangsa Indonesia.
2. Pembentukan Kabinet Gotong royong berdasarkan perimbangan kekuatan
masyarakat. Kabinet tersebut terdiri atas wakil-wakil partai politik dan kekuatan
politik yang disebut golongan karya.

1. Latar Belakang

Upaya untuk menuju Demokrasi Terpimpin telah dirintis oleh Presiden Soekarno
sebelum dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. langkah pertama adalah Pada 6
Mei 1957 Presiden Soekarno membentuk Dewan Nasional sebagai langkah pertama
untuk mewujudkan Konsepsi Presiden 1957. Melalui panitia perumus Dewan Nasional,
muncul usulan secara tertulis oleh kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal A.H
Nasution kepada Presiden Soekarno tentang pemberlakuan kembali UUD 1945 sebagai
landasan Demokrasi Terpimpin. Usulan Nasution kurang didukung oleh wakil-wakil
partai di dalam Dewan Nasional yang cenderung mempertahankann UUDS 1950.

Atas Desakan Nasution akhirnya presiden Soekarno menyetujui untuk kembali


ke UUD 45. Presiden Soekarno mengeluarkan suatu keputusan pada 19 Februari tentang
pelaksanaan Demokrasi terpimpin dalam rangka kembali ke UUD

1945. Keputusan ini kemudian disampaikan Soekarno di hadapan anggota DPR Pada

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 78


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

2 maret 1959. Karena yang berwenang menetapkan UUD adalah Dewan konstituante,
maka dalam
sidang
konstitusi
tanggal 22 April
1959 presiden
Soekarno
meminta konstitante menetapkan kembali UUD
1945 apa adanya tanpa perubahan
dan menetapkannya sebagai konstitusi Negara
yang tetap. Usulan presiden Soekarno
tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan
pemungutan suara. Akan tetapi, hingga tiga kali
pemungutan suara, anggota konstituante gagal
menyepakati konstitusi Negara.Usulan presiden
Soekarno tersebut kemudian ditindaklanjuti
dengan
pemungutan suara. Akan tetapi, hingga tiga kali pemungutan suara, anggota konstituante
gagal menyepakati konstitusi Negara.Pada 3 Juni 1959 sidang dewan konstituante
memasuki masa reses dimana beberapa fraksi dalam dewan konstituante menyatakan
tidak akan menghadiri sidang kecuali untuk membubarkan kostitaunte. Kondisi ini
membuat situasi politik menjadi sangat genting, konflik politik antar partai semakin
panas dan melibatkan masyarakat didalamnya ditambah munculnya beberapa
pemberontakan di daerah yang mengancam kesatuan NKRI.

Untuk mencegah munculnya ekses ekses politik sebagai akibat ditolaknya usulan
pemerintah kembali ke UUD 45 oleh dewan konstituante, Kepala Staf Angakata Darat
(KSAD) selaku Penguasa Perang Pusat (Peperpu), A. H. Nasution mengeluarkan
PEPERPU/040/1959 atas nama pemerintah yang berisi larangan adanya kegiatan politik,
termasuk menunda semua sidang Dewan Konstituante yang berlaku mulai 3 Juni 1959
pukul 06.00 Pagi. KSAD dan ketua Umum PNI, Suwiryo menyarankan kepada Presiden
Soekarno untuk mengumumkan kembli berlakunya UUD 45 dengan suatu Dekrit
Presiden. Pada tanggal 3 Juli 1959, Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dengan
dewan DPR Sartono, Perdana Menteri Djuanda, dan anggota Dewan nasional (Roeslan
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 79
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Abdoel Gani, dan Muh. Yamin), serta ketua Makamah Agung, Mr. Wirjono
Prodjodikoro untuk menyepakati diberlakukannya kembali UUD 1945 sebagai konstitusi
Negara tanpa persetujuan konsituante. Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan pidato
singkat Presiden Soekarno yang dikenal dengan Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang berisi
tiga ketentuan pokok yaitu:

1. Pembubaran konstituante
2. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
(MPRS) yang terdiri atas anggota DPR ditambah utusan daerah dan golongan
serta Dewan pertimbangan Agung Sementara (DPAS).

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 merupakan jembatan politik dari era Demokrasi
Liberal menuju era demokrasi Terpimpin.

2. Dekrit Presiden 1959

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat


sambutan baik dari masyarakat yang hampir
selama 10 tahun merasakan ketidakstabilan
kehidupan sosila politik. Dekret juga didukung
oleh TNI dan dua partai besar, PNI dan PKI
serta mahkamah Agung. bahkan KSAD, salah satu
konseptor Dekrit, megeluarkan perintah harian kepada seluruh jajaran TNI AD
untukmelaksanakan dan mengamankan Dekrit Presiden. Dukungan lain kemudian
datang Dari

DPR yang secara aklamasi menetapkan bersedia bekerja terus dibawah naungan UUD
45. Melalui Dekrit Presiden, Konsep Demokrasi terpimpin yang dirumuskan Presiden
Soekarno melalui konsep 1957 direalisasikan melalui Staatnoodrecht, hukum negara
dalam bahaya perang. Sehari setelah Dekret presiden 5 Juli 1959, perdana menteri
Djuanda mengembalikan mandat kepada Presiden Soekarno dan kabinet karya pun
dibubarkan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 80


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Tanggal 10 Juli 1959 Presiden Soekarno membentuk cabinet baru yang


dinamakan kabinet kerja yang dipimpin langsung oleh Soekarno sebagaiPerdana
Menteri, sedangkan Djuanda bertindak sebagai menteri pertama dengan dua wakilnya
yaitu J. Leimena dan Subandrio. Kabinet kerja terdiri dari Sembilan menteri dan 24
menteri muda sedangkan KSAD, angkatan Udara, Angkatan laut, Kepolisian, dan jaksa
Agung diangkat sebagai menteri Negara ex officio. Untuk mengurangi pengaruh
kepentingan partai politik maka tidak satupun menteri dalam kabinet yang berasal dari
ketua umum partai politik sehingga untuk memberikan tekanan pada sifat nonpartai,
beberapa menteri keluar dari partainya seperti Subandrio (PNI) dan J.Leimena (Partai
Kristen Indonesia).

Program kabinet meliputi penyelengaraan


keamanan dalam negeri,
pembebasan Irian
barat,dan melengkapi
sandang pangan rakyat.
Kabinet kerja terdiri atas
lembaga Yudikatif, jaksa Agung, Ketua mahkamah Agung,
serta lembaga yang meliputi wakil ketua MPRS dan Ketua
DPR-GR sehingga seorang pejabat dapat memangku
jabatan pada dua bidang pemerintahan yang berbeda yaitu
memegang jabatan lembaga legislatife atau yudikatif
dengan status eksekutif. Sistem ini

meninggalkan konsep Trias politica sekaligus menyipang dari prinsip-prinsip


demokrasi. Langkah ini mendapat tentangan dari tokoh-tokoh partai politik tetapi tidak
dihiraukan oleh Presiden Soekarno. Pembentukan kabinet kemudian diikuti
Pembentukan dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) berdasarkan Penetapan
Presiden Nomor 3 tahun 1955 tertanggal 22 Juli 1959 yang langsung diketuai oleh
Presiden Soekarno dengan Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketua.

DPAS bertugas menjawab pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul


kepada pemerintah. 17 Agustus 1959 Presiden Soekarno dalam pidato kenegaran untuk
merayakan ulang tahun kemerdekaan dengan lantang menjelaskan dasar dikeluarkannya
Dekret Presiden 5 Juli 1959 serta garis kebijakan presiden Soekarno dalam mengenalkan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 81


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Demokrasi terpimpin. Presiden Soekarno menguraikan ideologi Demokrasi Terpimpin


yang isinya mencakup revolusi, gotong royong, demokrasi, anti imperialisme-
kapilatalisme, anti demokrasi Liberal, dan perubahan secara total. Pidato ini berjudul
“penemuan Kembali Revolusi Kita”. DPAS menetapkan pidato

Presiden Soekarno menjadi GBHN dengan judul Manifesto Politik Republik Indonesia
yang disingkat Manipol. 31 Desember 1959, Presiden Soekarno membentuk MPRS yang
dilandasi oleh penetapan Presiden Nomor 2 tahun 1959 dibawah pimpinan Charul Saleh.
Anggota MPRS dipilih dan diangkat langsung oleh Presiden Soekarno. Pengangkatan ini
bertentangan dengan UUD 1945 yang menyatakan bahwa anggota MPR dipilih melalui
Pemilu.Tokoh-tokoh yang diangkat sebagai anggota MPRS harus memenuhi beberap
persyaratan yaitu:

1. Setuju kembali ke UUD 1945


2. Setia pada perjuangan Bangsa Indonesia
3. Setuju dengan Manipol.

Fungsi dan tugas MPRS tidak diatur berdasarkan UUD 45 tetapi berdasarkan
ketetapan Presiden Soekarno Nomor 2 tahun 1959 sehingga fungsi dan tugas MPRS
hanya menetapkan GBHN. Semetara itu, untuk DPR hasil pemilu 1955 tetap
menjalankan tugasnya dengan landdasan UUd 45 dengan syaratmenyetujui segala
perombakan yang diajukan pemerintah sampai dibentuknya DPR baru berdasarkan
Penetapan Presiden No. 1/1959. Pada awalnya DPR lama seperti akan mengikuti apa
saja yang akan menjadi kebijakan Presiden Soekarno, hal ini ketika secara aklamasi
dalam sidang 22 Juli 1959 menyetujui Dekret Presiden 1959. Akan tetapi benih konflik
mulai timbul ketika Sartono selaku ketua DPR menyarankan kepada Presiden untuk
meminta mandat kepada DPR untuk melakukan perombakan struktur kenegaraan sesuai
dengan UUD 1945 dan untuk melaksanakan program kabinet. Bahkan Sartono
menyakinkan bahwa mandat tersebut pasti akan diberikan,namun presiden Seokarno
menolak, ia hanya akan datang ke DPR untuk menjelaskan perubahan konstitusi dan
lain-lain, bukan untuk meminta mandat. Hal ini presiden tidak mau terikat dengan DPR.

Konflik terbuka antara presiden akhirnya terjadi ketika DPR menolak rencana
Anggaran Belanja Negara tahun 1960 yang diajukan pemerintah. Penolakkan tersebut
mambawa dampak pembubaran DPR pada tanggal 5 maret 1960 oleh Presiden. Presiden
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 82
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

membentuk DPR-Gotong Royong (DPR GR). Para nggota yang ditunjuk Presiden tidak
berdasarkan perimbangan kekuatan partai politik, namun lebih berdasarkan perimbangan
kekuatan partai politik, namun lebih berdasarkan perimbangan lima golongan, yaitu
Nasionalis, Islam, Komunis, Kristen-Katolik, dan golongan Fungsional. Sehingga dalam
DPR-GR terdiri atas dua kelompok besar yaitu wakil partai dan golongan fungsional
(karya) dengna perbandingan 130 wakil partai dan 153 golongan fungsional. Pelantikan
DPR-GR dilaksanakan pada 25 Juni 1960 dengn tugas pokok pelaksanaan Manipol,
merealisasikan amnaat penderitaan rakyat dan melaksanakan demokrasi terpimpin.

Kedudukan DPR-GR adalah pembantu Presiden/Mandataris MPR dan


memberikan sumbangan tenaga kepada Pressiden untuk melakssanakan segala sesuatu
yang telah ditetapkan MPR. Pembubaran DPR hasil Pemilu pada awalnya memunculkan
reaksi dari berbagai pihak, antara lain dari pimpinan NU dan PNI yang mengancam akan
menarik pencalonan anggotanya untuk DPR-GR. Akan tetap sikap ini berubah setelah
jatah kursi NU dalam DPRGR ditambah. Namun K.H. Wahab Chasbulla, Rais Aam NU,
menyatakan bahwa NU tidak bisa duduk bersama PKI dalam suatu kabinet dan NU
sesungguhnya menolak kabinet Nasakom dan menolak kerjasama dengan PKI.

Tokoh PNI yaitu Mr. Sartono dan Mr. Iskaq Tjokroadisurjo merasa prihatin
terhadap perkembangan yang ada, bahkan Ishaq menyatakan bahwa anggota PNI yang
duduk dalam DPR-GR bukanlah wakil PNI, sebab mereka adalah hasil dari
penunjukkan. Sikap tokoh partai yang menolak DPR-GR bergabung dalam kelompok

Liga Demokrasi. Tokoh yang terlibat dalam Liga Demokrasi ini meliputi tokoh partai
NU, Masyumi, Partai katolik, Parkindo, IPKI, dan PSII danbeberap panglima
daerahyang memberikan dukungan. Liga Demokrasi mengusulkan untuk penangguhann
DPR-GR. Liga ini kemudian dibubarkan oleh Presiden.

Tindakan Presiden Seokarno lainnya dalam menegakkan Demokrasi Terpimpin


adalah membentuk Front Nasional yaitu organisasi masa yang bertugas
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945.
Lembaga baru ini dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 13 tahun 1959.
Front ini diketuai oleh PResiden Soekarno. Langkah Presiden Seokarno lainya adalah
melakukan regrouping kabinet berdasarkan Ketetapan Presiden no 94 tahun1962 tentang
penginterasian lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi dengan eksekutif.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 83


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

MPRS, DPR-GR, DPA, mahkamah Agung, dan dewan Perancang Nasional


dipimpin langsung oleh Presiden . Proses integrasi lembaga-lembaga Negara
menyebabkan kedudukan pimpinan lembaga tersebut diangkat menjadi menteri dan
berhak ikut serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu dan juga ikut merumuskan dan
mengamankan kebijaka pemerintah pada lembaganya masingmasing. Selain itu presiden
juga membentuk suatau lembaga baru yang bernama Musyawarah Pembantu Pimpinan
Revolusi (MPRS) berdasarkan ketetapan Presiden N0. 4/1962. MPPRS merupakan
badan pembatu pemimpin Besar Revolusi (PBR) dalam mengambil kebijakan khusus
dan darurat untuk menyelesaikan revolusi.

Keanggotan MPPRS meliputi sejumlah menteri yang mewakili MPRS, DPR-GR,


Departemen-departemen, angkatan dan para pemimpin partai politik Nasakom. Penilaian
terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin datang pertama kali dari M. Hatta, melalui
tulisannya dalam majalah Islam "Panji Masyarakat" pada tahun 1960 yang berjudul
"Demokrasi Kita". hatta mengungkapkan kritiknya kepada tindakantindakan presiden,
tugas DPR sampai pada pengamatan adanya "Krisis Demokrasi", yaitu sebagai
demokrasi yang tidak kenal batas kemerdekaan, lupa syarat-syarat hidupnya, dan melulu
anarki lambat laun akan digantikan oleh diktator.

C. Rangkuman

Dekrit Presiden Republik Indonesia mempunyai berimplikasi luas pada


perubahan sistem ketatanegaraan dan peta politik Indonesia. Pertama, tindakan tersebut
mengakhiri tugas kabinet, parlemen, dan
periode sistem parlementer itu sendiri.
Kedua, berakhirnya periode parlementer
tersebut sekaligus mengakibatkan
berakhirnya pula periode pemerintahan oleh
partai politik. Peranan parlemen perlahan
beralih ketangan Presiden Sukarno. Melalui
konsep demokrasi terpimpinnya ia mencela demokrasi barat yang liberalistik yang
menyebabkan ketidak stabilan politik dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 84


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Selain itu Sukarno ingin mengembalikan kewenangannya sebagai Presiden (dalam


sistem presidensil) yang tak didapati dalam masa demokrasi parlementer.

Dalam pidatonya pada peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus 1959,


Sukarno menguaraikan ideologi demokrasi terpimpin, yang beberapa bulan kemudian
dinamakan Manipol (Manifestasi Politik) yang isinya berintikanUSDEK

(Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi


Terpimpin dan Kepribadian Indonesia). Manipol-USDEK adalah doktrin resmi yang
dicetuskan oleh Sukarno sebagai suatu konsep politik yang harus diterima dan
dijalankan dalam setiap aktifitas berbangsa dan bernegara. Sebagai konsekuensi dari
kebijakan tersebut, maka MPRS yang sudah tunduk pada Sukarno menetapkan Manipol
USDEK sebagai GBHN dan wajib diperkenalkan disegala tingkat pendidikan dan
pemerintahan, selain itu pers pun diharuskan mendukungnya.

Sebenarnya hanya disebagian masyarakat politik saja Manipol-USDEK diterima


sepenuh hati, sedangkan disebagian yang lain menaruh kecurigaan dan kekhawatiran.
Manipol-USDEK itu sendiri tidaklah begitu jelas. Selain itu, bukan pula suatu upaya
untuk menyelaraskan semua pola penting dari orientasi politik yang ada di Indonesia.

Ideologi negara apapun belum mampu menjembatani perbedaan perbedaan besar


orientasi politik kutub aristokratis Jawa dan kutub kewiraswastaan Islam. Pada
pelaksanaannya, Manipol-USDEK tidak mampu mengatasi permasalahan tersebut. Jadi,
banyak kalangan Islam yang kuat keyakinannya, khususnya dari suku bukan Jawa,
melihat rumusan baru itu sebagai pemikiran yang asing. Karena itulah maka

pelaksanaan manipol Usdek dapat disimpulkan


dilakukan dengan paksaan.

Pandangan negatif Soekarno terhadap sistem


liberal pada akhirnya berpengaruh terhadap
kehidupan partai politik di Indonesia. Partai politik
dianggap sebagai sebuah penyakit yang lebih parah
daripada perasaan kesukuan dan kedaerahan. Penyakit inilah yang menyebabkan tidak
adanya satu kesatuan dalam membangun Indonesia. Partai-partai yang ada pada waktu
itu berjumlah sebanyak 40 partai dan ditekan oleh Soekarno untuk dibubarkan. Namun
demikian, Demokrasi Terpimpin masih menyisakan sejumlah partai untuk berkembang.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 85


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan Soekarno akan keseimbangan kekuatan yang
labil dengan kalangan militer. Beberapa partai dapat dimanfaatkan oleh Soekarno untuk
dijadikan sebagai penyeimbang

D. Latihan Soal

1. Kabinet yang terbentuk setelah keluarnya Dekret Presiden 5 Juli 1959 adalah:
A. Kabinet Karya
B. Kabinet Kerja
C. Zaken Kabinet
D. Kabinet Gotong Royong
E. Kabinet Dwikora

2. Dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang mengawali terbentuknya


pemerintahan orde lama salah satunya didorong oleh faktor…..
A. keinginan Presiden untuk kembali menjalankan pemerintahan
B. kegagalan badan konstituante merumuskan UUD baru
C. ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah masa demokrasi liberal
D. keinginan rakyat untuk mengembalikan kekuasaan Presiden sebagai kepala
pemerintahan
E. tuntutan rakyat agar pelaksanaan pemerintahan dikembalikan seperti yang diatur
dalam UUD 1945 pasal 4 dan pasal 17

3. Masa demokrasi terpimpin dimulai dengan berlakunya:


A. Ketetapan MPRS Nomor 1 / MPRS / 1960
B. pembubaran DPR dan pembentukan DPR GR
C. pembentukan Front nasional
D. Dekrit presiden 5 Juli 1959
E. pembentukan kabinet kerja

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 86


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

4. Konsepsi Demokrasi Terpimpin dicetuskan oleh Presiden Soekarno sejak 21


Februari 1957. Langkah pertama yang ditempuh Soekarno dalam mewujudkan
konsepsi tersebut adalah:
A. membentuk Dewan Nasional
B. membubarkan Dewan Konstituante
C. meminta dukungan Angkatan Darat
D. membentuk Kabinet Gotong Royong
E. membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara

5. Masa Demokrasi Terpimpin merupakan masa yang penuh dengan konfrontasi.


Presiden Soekarno menganggap perjalanan revolusi Indonesia belumlah selesai. Hal
ini tercermin dalam salah satu pidatonya yang dijadikan Manifesto Politik Republik
Indonesia yaitu:
A. “Nawakarsa”
B. “Indonesia Menggugat”
C. “Jalannya Revolusi Kita”
D. “To Build The World a New”
E. “Penemuan Kembali Revolusi Kita”

E. Penilaian Diri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!


NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kamu dapat menjelaskan
latar
belakang munculnya ide dari
Soekarno tentang Demokrasi
Terpimpin?
2 Apakah kamu dapat menyebutkan isi
dari Dektrit Presiden 1959?
3 Apakah kamu dapat menceritakan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 87


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

secara singkat apa yang terjadi pasca


dikeluarkannya Dektrit Presiden
1959?
4 Apakah kamu dapat menceritakan
bagaimana pandangan Moh.Hatta
terhadap Demokrasi Terpimpin yang
ditetapkan oleh Soekarno?

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada bagian
yang masih "Tidak".

Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 88


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan kamu dapat menjelaskan yang


berkaitan dengan Demokrasi terpimpin antara lain tentang:

1. Kehidupan Politik
2. Kehidupan Ekonomi

B. Uraian Materi

Antara tahun 1960-1965, kekuatan politik terpusat di tangan Presiden Soekarno


yang memegang seluruh kekuasaan negara dengan TNI AD dan PKI disampingnya.
Presiden Soekarno selalu mengungkapkan bahwa revolusi Indonesia memiliki lima
gagasan penting yang terangkum dalam Manisfesto Politik / Manipol USDEK meliputi,
UUD 45, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan
Kepribadian Indonesia. Dalam perkembangannya, Manipol-USDEK menjadi ideologi
resmi sekaligus haluan Negara. Sejak tahun 1961 Manipol-USDEK menjadi salah satu
mata kuliah wajib yang tercakup dalam Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi (Tubapi).
Beberapa surat kabar yang pro masyumi dan PSI menolak ide tersebut. Kedua surat
kabar tersebut dilarang terbit oleh pemerintah.

Pada masa Demokrasi terpimpin peran partai politik dibatasi oleh pemerintah.
Pembatasan partai politik dilakukan dengan cara menerapkan penetapan Presiden no 7
tahun 1959 tentang syarat syarat penyederhanaan partai yang isinya sebagai berikut:

1. Menerima dan membela konstitusi 1945 dan pancasila


2. Menggunakan cara-cara damai dan demokrasi untuk mewujudkan cita-cita politiknya
3. Partai politik setidaknya harusmemiliki cabang diseperempat wilayah Indonesia
4. Presiden berhak menyelidiki adminsitrasi dan keuangan partai
5. Presiden berhak membubarkan partai yang terindikasi berusaha merongrong politik
pemerintah dan mendukung pemberontakan.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 89


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Hingga tahun 1961 hanya ada Sembilan partai politik yang diakui dan dianggap
memenuhi persyaratan oleh pemerintah. Melalui keputusan presiden Nomor 128 tahun
1961 partai-partai yang diakui antara lain PKI, Partai Murba, Partai katolik,PSII, PNI,
NU, IPKI, Perti dan partindo. Dalam perkembangannya hubungan Presiden Soekarno
dan DPR hasil pemilu 1955 semakin tidak harmonis.

Beberapa fraksi dalam DPR menolak kebijakan Presiden Soekarno sehingga


pecah konflik antara Presiden dengan DPR. Konflik memuncak saat DPR menolak
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 1960 yang
diajukan pemerinatah. Presiden menjadikan masalah ini dalih untuk membubarkan DPR
hasil pemilu 1955 yang secara resmi dibubarkan Pada 24 Juni 1960. Selanjutnya,
presiden Soekarno membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR).
Presiden memilih dan mengangkat sendiri anggota DPR dan menegaskan bahwa seluruh
anggota DPR terikat aturan yang ditetapkan presiden.

Pada 17 Agustus 1961 Presiden Soekarno memperkenalkan ajaran Revolusi,


Sosialisme Indonesia, dan pimpinan Nasional (Resopim) yang bertujuan memperkuat
kedudukan Presiden Soekarno. Inti ajaran adalah seluruh unsur kehidupan berbangsa dan
bernegara harus dicapai melalui revolusi, jiwa oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh
satupimpinan nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden
Soekarno.

Sosialisasi Resopim mengakibatkan kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi


Negara ditetapkan dibawah presiden. Pada 1 Mei 1963 MPRS menetapkan Presiden
Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Dalam menjalankan sistem pemerintahan
Demokrasi terpimpin Presiden Soekarno mendapat dukungan tiga kekuatan besar yaitu
komunis, agama dan nasionalis. Sistem pemerintahan yang dikembangakan oleh
Presiden Soekarno memberikan peluang bagi tumbuh dan berkembangnya ideologi
komunis. Presiden Soekarno juga mengeluarkan ajaran nasionalis, agama dan komunis
(nasakom).

Bagi Presiden Sekarno, Nasakom merupakan cermin paham berbagai golongan


dalam masyarakat Indonesia sehingga persatuan Indonesia dapat terwujud jika
melaksanakan dan menerima ajaran Nasakom.Aajarn Nasakom mulai disebarkan kepada
masyarakat dan pencetus ajaran Nasakom diannggapsama dengan upaya memperkuat
kedududkan preseden karena jiak menolak ajaran nasakom berarti menolak kebijakan
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 90
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

presiden. Dalam perkembangannya, PKI memanfaatkan ajaran Nasakom dengan sebaik-


baiknya. D.N. Aidit sebagai ketua PKI kemudian berusaha menyebarkan cuplikan-
cuplikan pidato Presiden Soekarno seolah-olah sejalan dengan gagasan dan cita-cita
politik PKI, yang berusaha memperoleh citra sebagia Pancasilais dan pendukung
kebijakan-kebijakan Presiden Soekarno.

Menurut ketua PKI, D.N. Aidit, strategi tersebut menguntungkan bagi eksistensi
PKI. Selain itu melaksanakan Manipol secara konsekuen sama halnya dengan
melaksanakan program PKI. PKI berhasil mendapatkan tempat dalam konstelasi politik
Indonesia melalui Nasakom. Strategi ini pula yang berhasil menyakinkan Presiden
Soekarno bahwa PKI merupakan partai pendukung utama kebijakan pemerintah.
Bahkan, saat presiden Seokarno membubarkan beberapa partai politik yang terlibat
dalam pemberontakan, PKI berhasil terhindar dari kebijakan pembubaran tersebut.
Presiden Soekarno pun seolah tidak peduli dengan penolakan PKI dalam kabinet bahkan
tetap memberikan porsi cabinet kepada PKI.

Setelah berhasil mendekati presiden Soekarno, PKI berusaha mencari dukungan


politik dari masyarakat. Melihat kedekatan PKI dan Presiden Soekarno, Angkatan Darat
tidak tinggal diam. AD mengerahkan berbagai cara untuk menghambat pergerakan PKI.
Pimpinan AD kemudian mengeluarkan perintah untuk menangkap D.N. Aidit dan
melarang diterbitkan surat kabar harian Rakyat. Tidanakan ini mendapat protes dari
presiden Soekarno dan memerintahkan agar segala keputusan AD dicabut kembali.
Dalam sebuah sidang di Istana Negara, AD mengingatkan presiden Seokarno agar tidak
terlampau percaya atas keloyalan PKI. Peringatan tersebut tidak dihiraukan presiden
Soekarno dan tetap pada kebijakan melarang AD mengambil tindakan terhadap PKI.

Memasuki tahun1964 serangan terhadap PKI semakin banyak. Beberapa surat


kabar yang berseberangan dengan PKI memberitakan penemuan dokumen rahasia PKi
yang berisikan rencana perebutan kekuasaan. Akan tetapi pemberitaan tersebut dibantah
oleh D.N. Aidit. Peristiwa tersebut berkembang menjadi isu politik besar pada 1964
Presiden soekarno berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengna mengumpulkan
seluruh pemimpin partai politik. Dalam pertemuan tersebut, seluruh pemimpin partai
politik sepakat mengakhiri perseteruan karena pemerintah sedang berkonfrontasi dengan
Malaysia

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 91


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

1. Kehidupan Politik

A. Pembebasan Irian Barat

Pembebasan Irian Barat merupakan salah satu program dalam setiap kerja wajib
kabinet yang berkuasa pada masa Demokrasi Liberal. Upaya tersebut terus berlanjut dan
menjadi salah satu agenda utama pemerintah pada masa Demokrasi terpimpin.

a. Latar Belakang masalah Irian barat

Keputusan KMB menetapkan bahwa masalah Irian Barat akana diselesaikan satu
tahun setelah penyerahan kedaulatan. Akan tetapi, Belanda terus menunda penyelesaian
masalah tersebut hingga bertahun-tahun. Kondisi tersebut mengecewakan bangsa
Indonesia. Presiden Soekarno menegaskan bahwa perjuangan bangsa Indonesia belum
selesai sebelum Irian barat kembali menjadi bagian NKRI dan

Indonesia tidak akan mundur sejengkal pun dari Irian barat. Dalam siding umum PBB
1961, Subandrio
menegaskan bahwa
Indonesia akan
melaksanakna konfrontasi
di segala bidang, yaitu
bidang politik, ekonomi, dan militer.

b. Perjuangan pembebasan Irian Barat


Pemerintah Indonesia melakukan upaya pembebasan Irian Barat
melalui empat cara, yaitu,

konfrontasi ekonomi, konfrontasi politik, konfrontasi militer dan diplomasi.

1. Perjuangan Diplomasi

Perjuangan dilakukan secara bilateral, namun gagal Indonesia membawa masalah


Iran Barat ke dalam forum internasional melalui konfrensi Colombo april 1954, dan
Konfrensi Asia Afrika April 1955 dengan mengirim beberapa diplomat yaitu Subandrio,

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 92


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Mukarto, Notowidagdo, Zairin Zain, Adam Malik, Ganis Harsono dan Alex Alatas.
Dalam dua konfrensi ini, Indonesia berhasil medapat dukungan dari Negara-negara
perseta Konfensi. Indonesia mengajukan masalah Irian barat dalam sidang Umum PBB
priode 1954-1957, akan tetapi upaya tersebut gagal karena Indonesia tidak mendapat
dukungan dua pertiga anggota sidang.

2. Konfrontasi Politik

Pada 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan
dalam UU no 13 tahun 1956. Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo
mengesahkan kekuasaannya atas Irian barat dengan membentuk pemerintahan sementara
Irian barat di Soasiu, Tidore.

Salah satu tujuan pembentukan pemerintahan sementara ini adalah


mendeklarasikan pembentukan Provinsi Irian barat sebagai bagian dari republic
Indonesia dengan Gubernur Zainal Abidinsyah (bangsawan tidore) 10 Februari 1958
pemerintah membentuk front Nasional Pembebasan Irian Barat. Pada 17 Agustus 1960
pemerintah secara resmi memutuskan hubungan diplomatic dengan Kerajaan Belanda
yang ditandai dengan penutupan kantor perwakilan Belanda di Indonesia dan
pemaggilan Duta Besar Indonesia untuk Belanda.

3. Konfrontasi Militer

Pemerintah Indonesia berencana membeli senjata dari AS namun dialihkan ke


negara-negara blok Timur, terutama Uni Soviet. Upaya pembelian senjata dipimpin
Jenderal A.H. Nasution (Menteri keamanan nasional). Pada 19 desember

1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komndao Rakyat (Trikora) di Yogyakarta


pada acara peringatan Agresi Militer Belanda II. Trikora diharapkan agar rakyat
mendukung secara aktif usaha pengembalian Irian barat.

Isi Trikora yaitu:

1. Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua Belanda


2. Kibarkan sang Merah putih di Irian Barat
3. Tanah Air Indonesia bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mepertahankan
kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 93


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

13 januari 1962 pemerintah membentuk komando mandala Pembebasan Irian


Barat yang berbarkas di Makasar dengan Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima.
Mayor Jederal Soeharto menyusun strategi pembebasan Irian barat dengan operasi
militer yang dijalankan oleh TNI. Operasi tersebut yaitu Operasi Benteng Ketaton di
Fak-Fak dan Kaimana, Operasi Serigala di Sorong dan Teminabuan, Operasi Jatayu di
Sorong, kaimana, dan Merauke serta Operasi Jaya Wijaya dengan target utama kota
Hollandia (jayapura). Pada 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di Luat Aru antara kapal
jenis motor torpedo boat ALRI dan dua kapal perusak Belanda. Dalam pertempuran ini
Komodor Yos Sudarso dan kapten Wiratno gugur.

4. Konfrontasi Ekonomi
Pembatalan Utang-utang
Indonesia kepada Belanda senilai 3.661
juta gulden. Melarang maskapai
penerbangan Belanda melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah
Indonesia mulai tanggal 5 Desember
1957. Nasionalisasi perusahaan Belanda
di Indonesia yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah no 23 tahun 1958 meliputi perusahaan penerbangan komersial Belanda
(KLM) dan Nederlandsche Handels

Maatschappij (NHM). Pemerintah Indonesia memindahkan pasar komoditas


Indonesia dari Rotterdan (pelabuhan utama Belandda)

ke Bremen (Jerman) sehingga Belanda yang menjadi penyalur komoditas Indonesia


untuk dipasarkan di Eropa pun terkena dampak secara ekonomis.

c. Persetujuan New York

Sekretaris Jenderal PBB, U Thant meminta kesediaan diplomat dari AS,


Ellsworth Bunker menjadi penengah perundingan antara Indonesia-Belanda. Ellsworth
Bunker mengusulkan agar:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 94


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

❖ Belanda menyerahkan Irian barat kepada Indonesia dengan perantara PBB yaitu
United Nations Temporary Executive Authortity (UNTEA) dalam jangka waktu dua
tahun.
❖ Rakyat Irian barat diberikan kesempatan menentukan pendapatnya supaya tetap
berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.

Pada 14 Agustus 1962 Indonesia mengadakan perundingan di Virgnia, Amerika


Serikat dengan delegasi Indonesia dipimpin oleh Adam Malik sedangkan delegasi
Belanda dipimpin oleh Dr.Van Royen. Adapun Ellsworth Bunker, menjadi penengah
perundingan. Perundingan menghasilan kesepakatan yang disebut persetujuan New
York. Salah satu isi persetujuan yaitu Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
United nation Temporary Executive Authority (UNTEA) selambatnya pada 1
Oktober 1962. Pemerintah sementara PBB

menggunakatenaga Indonesia baik sipil maupun alat-alat keamanan bersama dengan


putra putri Irian Barat. Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai dikibarkan
disamping bendera PBB. Selambat-lambatnya 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB
menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Setelah penyerahan Irian Barat
pemerintah Indonesia diwajibkan melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera).

d. Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat

Pepera dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1969


– 4 Agustus 1969 yang diawasi langsung oleh
PBB. Pepera dilaksanakan disetiap kabupaten
yang semula menghendaki Pepera dilakukan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 95


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

semua orang dewasa baik pria maupun wanita. Dengan sistem one men one vote
sesuai praktek internasional. Namun Indonesia menginginkan Pepera dilaksanakan
dengan metode many men one vote. Metode ini lebih sesuai dengan sistem yang
dianut Indonesia yaitu musyawarah mufakat

atas dasar pancasila. Perwakilan PBB yang mengawasi jalannya Pepera selanjutnya
membawa hasil Pepera dalam sidang umum ke 24 PBB pada November 1969.
Dengan suara bulat Dewan Musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap
merupakan bagian dari Republik Indonesia. Sidang Umum PBB tanggal 19
November 1969 sekaligus menyetujui hasil Pepera tersebut.

B. Konfrontasi Malaysia

Pada masa demokrasi Terpimpin, kondisi pencaturan politik dunia didominasi oleh
pertentangan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kedua Negara tersebut memiliki
sistem politik dan pemerintahan yang berbeda. Kedua Negara tersebut membangun
sekutu mereka sendiri yang kemudian dikenal dengan nama blok Barat dan blok Timur.
Pemerintah Indonesia menolak mengikatkan diri kepada salah satu blok karena
Indonesia memiliki konsep politik sendiri yang disebut politik luar negeri bebas aktif.
Meskipun demikian, arah politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
ditentukan oleh Presiden Soekarno.

Salah satu kebijakan luar negeri Indonesia yaitu konfronastai terhadap Malaysia
Konfrontasi berawal pada 27 Mei 1961 dari munculnya keinginan Tengku Abdul
Rahman dari persekutuan Tanah Melayu dan Lee Kuan Yu dari Republik Singapura
untuk menyatukan kedua Negara tersebut menjadi Federasi Malaysia. Gagasan tersebut
mendapat tentangan dari Filipina dan Indonesia. Filipina menentang karena memiliki
keinginan atas wilayah Sabah di Kalimantan Utara karena menganggap secara historis
Sabah merupakan milik Sultan Sulu. Pemerintah Indonesia menentang karena menurut
Presiden Soekarno pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana
Inggris untuk mengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara.

Pembentukan Federasi dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang


membahayakan revolusi Indonesia. Konferensi Maphilindo (Mamaysia, Philipina dan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 96


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Malaysia) di Filipina pada tanggal 31 Juli-5 Agustus 1963 merupakan upaya untuk
meredakan ketenggangan diantara tiga Negara tersebut secara damai. Konferensi
menghasilkan tiga dokumen penting yaitu Deklarasi Manila, persekutuan Manila dan
Komunike Bersama.

Inti pokok dari ketiga dokumen tersebut adalah Indonesia dan Filipina
menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan Utara setuju.
Pembentukan Konferensi Malaysia disetujui oelh ketiga Negara untuk meminta sekjen
PBB melakukan pendekatan terhadap persoalan sehingga diketahui keinginan rakyat
didaerah-daerah yang akan dimasukkan ke dalam Federasi

Malaysia.

Kemudian ketiga kepala pemerintahan tersebut meminta Sekjen PBB membentuk


tim penyelidik. Menindaklanjuti permohonan ketiga pimpinan pemerintahan tersebut,
Sekretaris Jenderal PBB membentuk tim penyelidik yang dipimpin oleh Lawrence
Michelmore. Tim ini memulai tugasnya di Malysia pada tanggal 14 September 1963.
Namun sebelum misi PBB menyelesaikan tugasnya dan melaporkan hasil kerjanya,
Fedrasi Malaysia diproklamirkan pada tanggal 16 September 1963. Indonesia
menganggap proklamasi tersebut sebagai bentuk pelecehan atas martabat PBB dan
pelanggaran Komunike Bersama Manila, yang

secara jelas menyatakan bahwa penyelidikan


kehendak Rakyat Sabah dan Sarawak harus
terlebih dahulu dilaksanakan.

Aksi-aksi demokrasi menentang


pembentukan Federasi Malaysia di Jakarta di
balas pula dengan aksi-aksi demokrasi besar
terhadap kedutaan RI di Kuala Lumpur, sehingga
pada tanggal 17 September 1963, hubungan diplomatic Indonesia

Malaysia diputuskan. Pemerintah RI pada tanggal 21 September memutuskan pula


hubungan ekonomi dengan Malaya, Singapura, Serwak dan Sabah.

Pada akhir tahun 1963 pemerintah RI menyatakan dukungannya terhadap


perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan Neokolonialisme Inggris. Konflik

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 97


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

di Asia Tenggara menarik perhatian beberpa Negara seperti AS, Jepang dan Thailand
dan menghendaki penyelesaian pertikaian secara damai. Namun masalah pokok sengketa
tidak terpecahkan karena PM Federasi Laysia, Tengku Abdul Rahman tidak menghadiri
forum pertemuan tiga Negara. Upaya lainnya, Indonesia, Malaysia dan Filipina
melakukan pertemuan antara menteri-menteri luar negeri di Bangkok.

Namun sampai dua kali pertemuan, tidak menghasilkan satu keputusan positif
sehingga diplomasi mengalami kemacatan. Ditengah kemacetan diplomasi, pada tanggal
3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengucapkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) di
hadapan apel besar sukarelawan yang isinya:

1. Perhebat ketahanan revolusi Indonesia


2. Bantuan perjuangan revolusioner rakyat- rakyat Manila, Singapura, Sarawak, Sabah
dan berunai untuk membubarkan Negara boneka Malaysia.

Untuk menjalankan konfrontasi Dwikora, presiden Soekarno membentuk


Komando Siaga dengan marsekal Madya Oemar Dani sebagai Panglimanya. Walaupun
pemerintah Indonesia telah memutuskan melakukan konfrontasi secara total,
namunupaya penyelesaian diplomasi terus dilakukan. Presiden RI menghadiri pertemuan
puncak di Tokyo pada tanggal 20 Juni 1964.

Ditengah berlangsungnya Konfrontasi, Malaysia dicalonkan menjadi anggota


tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Januari 1965. Kondisi ini mendorong
pemerintah Indonesia mengambil sikap menolak pencalonan Malaysia tersebut. Sikap
Indonesia ini langsung disampaikan Presiden Soekarno pada pidatonya tanggal 31
Desember 1964 yang dengan tegas dan sepontan menyatakan Indonesia keluar dari PBB.
Keluarnya Indonesia dari PBB menyebabkan Indonesia kehilangan satu forum yang
dapat digunakan untuk mencapai penyelesaian persengketaan dengan Malaysia secara
damai.

C. Politik Mercusuar

Kondisi ekonomi semakin memburuk karena anggaran belanja Negara setiap


tahunnya terus meningkat tanpa
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 98
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

diimbangi dengan pendapatan Negara yang memadai. penyebab pembengkaknya


anggaran belanja tersebut adalah pembangunan proyek-proyek

Mercusuar yang lebih bersifat politis dari pada ekonomi. Politik mercusuar adalah
politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antara bangsa
di dunia. Politik mercusuar digalakan Presiden
Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang mampu menerangi
jalan Negara-negara Nefo.

Selain mendirikan bangunan megah yang menghabiskan biaya miliyaran rupiah,


politik mercusuar diwujudkan melalui penyelenggaraan Asian Games IV dan Games Of
The New Emerging Force (Ganefo), yaitu pesta olahraga Negara-negara Nefo pada
1963. Proyek-proyek mercusuar ini meliputi pembangunan Monumen

Nasional (monas), pertokoan Sarinah, dan kompleks Olahraga Senayan. Jembatan


Ampera juga merupakan salah satu dari proyek mercusuar. Pada awal pembangunannya
jembatan ini diberi nama Jembatan Soekarno. Dalam perkembangannya, nama jembatan
tersebut diganti menjadi Jembatan Ampera yang merupakan akronim dari amanat
penderitaan rakyat (Ampera). Kini, jembatan Ampera menjadi ikon kota Palembang dan
Provinsi Sumatra Selatan.

2. Kehidupan Ekonomi

Pada dasarnya sistem ekonomi terpimpin merupakan penguasaan atau sekurang-


kurangnya pengawasan terhadap alat-alat produksi serta distribusi yang vital bagi
perekonomian negara. Pemerintah memiliki peranan besar dalam menentukan kebijakan
ekonomi sehingga pengaturan ekonomi lelalui sistem komado semakin menonjol.
Masalah kepemilikan asset national oleh Negara dan fungsi sosialpolitik ditempatkan
sebagai masalah strategi nasional. Pengambil alihan aset-aset milik pengusaha asing
terutama Belanda ditargetkan oleh pemerintah mampu menasionalisasikan 80%. Namun
dalam pelaksanaannya pemerintah hanya mampu menasionalisasikan sekitar 20%

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 99


Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

perusahan asing. Hal ini disebabkan para pemilik modal sudah terlebih dahulu menarik
modalnya dari Indonesia. Dengan demikian kebijakan nasionalisasi perusahaan Belanda
mengalami kegagalan.

Sistem ekonomi terpimpin juga dilaksanakan dalam bentuk program


pembangunan nasional semesta berencana. Dalam mendukung ide ini yang dicanangkan
oleh presiden Soekarno, pemerintah berusaha memaksimalkan peran badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan meningkatkan peranan koperasi, Salah satu koperasi yang
dikembangkan adalah koperasi tani (koperta). Peranan koperta sama dengan perusahan
Negara sebagai alat ekonomi terpimpin. Pemerintah juga memberlakukan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Desember 1959 yang berisikan ketentuan bahwa semua
perusahaan milik pengusaha Tionghoa dialihkan ke koperasi agar dapat menggantikan
jalur distribusi yang semula dikuasai oleh pengusaha Tionghoa.

Pengusaha swasta diorganisasikan sesuai bidangnya masing-masing yang dikenal


dengan Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS) dan Gabungan perusahaan Sejenis (GPS).
OPS dan GBP bertugas mengalokasikan bahan baku, perundingan, kontrak-kontra
perburuhan , dan pengumpulan sumbangan sukarela untuk kepentingan revolusi. Dalam
perkembangannya pemerintah juga membentuk badan Musyawarah Pengusaha Swasta
Nasiona (Bamunas) pada 10 Feb 1964 yang diatur dalam Peraturan presiden Nomor 2
tahun 1964. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa bamunas bertugas membimbing
dan menggerakan pengusaha swasta nasional untuk menyelesaikan revolusi nasional.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

Permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin disebabkan oleh


kekacauan kondisi politik dari ekonomi sebelum tahun 1959 yaitu inflasi. Beberapa
upaya pemerintah mengatasi permasalahan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin
sebagai berikut:

A. Membentuk Dewan Perancang Nasional

Pada 15 Agustus 1959 Kabinet kerja membentuk Dewan perancang Nasional

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 100
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

(Deparnas). Deparnas dibentuk


berdasarkan Undang-Undang No 80 tahun
1958. Deparnas dipimpin oleh Muhammad
yamin dan bertugas
mempersiapkan rancangan undang-
undang pembangunan nasional serta
menilai penyelenggaraan pembangunan. Pada 1963 Deparnas diganti menjadi badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Badan ini dipimpin langsung oleh
presiden Soekarno.
Bappenas memiliki beberapa tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan, baik nasional maupun
daerah
2. Mengawasi dan menilai laporan pelaksanaan pembangunan
3. Menyiapkan dan menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS

Hingga saat ini Bappenas masih berfungsi sebagai badan yang bertugas
merencanakan program pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.

B. Sanering/Devaluasi

Mata uang rupiah Pada 25 Agustus 1959 pemerintah menetapkan kebijakan


sanering mata uang kertas yang nilainya diturunkan menjadi 10%. Nilai mata uang Rp
1.000 dan Rp. 500 yang ada dalam peredaran pada saat berlakunya peraturan ini
diturunkan nilainya menjadi Rp. 100 dan Rp 50. Mata uang pecahan seratus kebawah
tidak didevaluasi. Kebijakan Devaluasi mata uang rupiah bertujuan meningkatkan nilai
rupiah tanpa merugikan rakyat kecil. Sebagai tindaklanjut kebijakan tersebut,
pemerintah membentuk Panitai Penampung Operasi Keuangan (PPOK) yang bertugas
menindaklanjuti tindakan moneter tanpa mengurangi tanggung jawab menteri,
departemen, dan jawatan yang bersangkutan.

C. Menekan Laju Inflasi

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 101
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Daya beli masyarakat yang menurun tajam dikarenakan inflasi akibat kekacauan
politik sebelum 1959 yang terjadi bersamaan dengan kekacauan ekonomi. Dalam rangka
membendung inflasi, pemerintah mengeluarkan peraturan Pemerintah Pengganti UU no
2 tahun 1959 dengan maksud untuk mengurangi banyaknya uang beredar serta
memperbaiki keuangan dan perekonomian Negara. Pemerintah juga memberlakukan
Kebijakan pembekuan sebagian simpanan pada bank-bank yang nilainya diatas Rp.
25.000 dengan tujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.

Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi instansi pemerintah dan


memperketat pengawasan semua pelaksanaan anggaran belanja, serta menertibkan
manajemen dan administrasi perusahaanperusahaan Negara. Dengan kebijakan moneter
tersebut pemerintah berhasil mengendalikan inflasi dan mencapai keseimbangan serta
kemantapan moneter dengan menghilangkan likuiditas dalam masyarakat.

D. Deklarasi Ekonomi (Dekon)

Dalam rangka memperbaiki ekonomi, pemerintah membentuk Panitia Tiga


belass. Panitia ini terdiri atas ahli ekonomi, ahli politik, anggota Mus. Dua tokoh
terkemuka yang berggabung dalam Panitia Tiga Belas adalah Musyawarah Pembantu
Pimpinan Revolusi (MPPR), anggota DPR, dan anggota DPA. Dua tokoh terkemuka
yang bergabung dalam Panitia Tiga Belas D.N. Aidit (PKI) danAli Sastroamidjojo
(PNI). Panitia ini menghasilkan konsep yang disebut Deklarasi ekonomi (Dekon)
sebagai strategi dasar ekonomi Indonesia dalam rangka pelaksanaan Ekonomi
Terrpimpin. Presiden Soekarno meresmikan Dekon pada 28 maret 1963 dengan tujuan
sebagai berikut:

1. Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa
imperialism
2. Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Pada dasarnya Dekon memperhatikan berbagai prioritas seperti mendorong usaha
swasta, memperbesar produksi perolehan devisa, serta memberikan insentif kepada
pihak pengusaha swasta yang berhasil menaikkan milai ekspor dan impor.

Dekon disusul dengan empat belas peraturan pelaksanaan yang dikenal dedengan
nama 26 Mei. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa pelakssanaan ekonomi

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 102
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Indonesia adalah berdikari yaitu berdiri di kaki sendiri. Pelaksanaan Dekon tidak
terlepas dari campur tanggan politik PKI. PKI bersedia melaksanakan Dekon selama
pelaksanaan strategi dasar ekonomi dilakukan orang-orang PKI. Peraturan 26 Mei yang
diterapkan dalam deklarasi Ekonomi mendapat kritik dari PKI karena dianggap
menguntungkan kaum imperialis. PKI juga berpendapat bahwa penerapan peraturan 26
mei akan berdampak pada kenaikan tarif listrik dan angkutan umum.

Pada perkembangnnya, presiden Soekarno menunda pelaksanaan peraturan 26


mei karena sedang berkonsnsentrasi pada konfrontasi dengan Malaysia. Dalam
perkembangannya, kebijakan Deklarasi Ekonomi gagal mengatasi keadaan ekonomi
Indonesia yang semakin merosot. Ketidak berhasilan kebijakan tersebut ddisebabkan
pemerintah gagal memperoleh pinjaman dana dari internasional Monetary Fund (IMF).
Situasi ini jugadipengaruhi oleh perkembangan politik bansga Indonesia yang sedang
berkonfrontasi dengan negara-negara barat dan Malaysia.

E. Dana Revolusi

Pada 1964 Presiden mengeluarkan instruksi presiden no 018 tahun 1964 dan
keputusan Presiden No 360 Tahun 1964. Instruksi tersebut berisi ketentuanketentuan
mengenai perhimpunan dan penggunaan Dana Revolusi. Selanjutnya, presiden Seokarno
menunjuk Menteri urusan Bank Sentral Jusuf Muda Dalam untuk mengelola Dana
Revolusi. Adapun ketentuan-ketentuan pengguanan dana devisa yaitu:

1. Dana Revolusi diperoleh dari devisa kredit jangka Panjang (deffered payment).
2. Adanya pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang mendapat fasilitas
kredit antara 250 juta hingga 1 militar rupiah.
3. Perusahaan atau perseorangan tersebut diharuskan membayar dengan valuta asing
sesuai jjumlah yang ditetapkan
4. Hasil pengumpulan dana revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek
mandataris presiden dikenal dengan proyek mercusuar. Proyek ini bersifat pretise
politik dengan mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri.

Akibat dari kebijakan Dana revolusi yaitu:

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 103
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

1. Utang-utang negara semakin meningkat, sedangkan kegiatan ekspor semakin


menurun
2. Adanya kekacauan dibidang keuangann Negara akibat pemberian fasilitas alokasi
kredit kepada perseorangan atau kepada perusahaan yang bukan sektor produksi
dengan bunga tertententu.
3. Tingkat inflasi menunjukan kenaikan yang semakin tidak terkendali dimana pada
1959 tingkat inflasi hanya 19,24% meningkat hingga mencapai 635,35% pada 1966.
Nilai positif yang dapat ditiru dari teladan para tokoh-tokoh bangsa pada masa
Demokrasi Terpimpin adalah sikap peduli dan proaktif. Sikap peduli dan proaktif
para menteri dan ahli ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin ditunjukan dengan
kesediaan mereka menciptakan gagasan inovatif sebagai upaya menciptakan
stabilitasi perekonomian Indonesia.

C. Rangkuman

Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi terpimpin antara lain diwarnai
dengan tampilnya dua kekuatan Politik di Indonesia yang saling bersaing, yaitu PKI dan
Angkatan Darat. Pada Masa Demokrasi Terpimpin pula, Indonesia melakukan operasi
militer untuk membebaskan Papua dari penjajahan Belanda (Trikora). Selain itu
konfrontasi dengan Malaysia juga terjadi (Dwikora). Kebijakan ekonomi yang dilakukan
pada masa Demokrasi terpimpin antara lain berupa pembentukan Dewan Perancang
Nasional dan Deklarasi Ekonomi, serta dilakukan Devaluasi Mata Uang. Proyek
Mercusuar berupa pembangunan Monas, kompleks Olahraga Senayan, Pemukiman
Kebayoran juga berlangsung.

D. Penugasan Mandiri

Setelah kalian mempelajari materi pada Kegiatan 1 dan 2 tentang perkembangan politik
dan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin, maka untuk mengukur pemahaman
kalian tentang materi tersebut buatlah Essay tentang perkembangan politik dan ekonomi
pada masa Demokrasi Terpimpin. Dengan ketentuan sebagai berikut :

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 104
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

Essay tentang perkembangan politik ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin terdiri
dari 7 Paragraf.

Paragraf pertama :

Menguraikan latar belakang / tujuan penulisan essay tentang perkembangan kehidupan


politik ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin

Paragraf ke dua :

Menguraikan awal terbentuknya pemerintahan Demokrasi Terpimpin

Paragraf ke tiga : Menganalisis perkembangan kehidupan poltik

Paragraf ke empat : Menganalisis perkembangan kehidupan ekonomi

Paragraf ke lima : Menganalisis hubungan antara kepentingan politik dengan kebijakan


ekonomi

Paragraf ke 6 : Menguraikan masa berakhirnya pemerintahan masa Demokrasi

Terpimpin

Paragraf ke 7 :

Mengevaluasi perkembangan kehidupan politik ekonomi pada masa demokrasi


terpimpin.

Serahkan hasilnya kepada guru kalian untuk diperiksa dan dinilai

E. LATIHAN SOAL

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 105
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

1. Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah akumulasi dari berbagai krisis yang terjadi
pada Jaman Demokrasi Liberal , Berikut ini adalah berbagai krisis yang mendorong
dikeluarkannya Dekrit Presiden 1959, kecuali ….
A. kondisi politik yang tidak stabil akibat pergantian kabinet yang cepat.
B. perubahan sistem Pemerintahan Presidential menjadi Parlementer
C. kegagalan Badan Konstituante merumuskan UUD baru sebagai ganti UUD’ 1950
D. terjadinya gerakan gerakan Separatis di daerah daerah mengancam keutuhan NKRI
E. Negara Indonesia dalam keadaan bahaya

2. Pada masa Orde Lama terjadi penyimpangan terhadap pasal 23 UUD 1945. Hal tersebut
terjadi ketika ....

A. MPRS mengangkat Sukarno sebagai Presiden seumur hidup melalui Tap MPRS no
III/MPRS/1963
B. pada tahun 1960 DPR hasil Pemilu I dibubarkan ketika DPR menolak RAPBN yang
diajukan oleh Presiden.
C. Pemimpin Lembaga Tertinggi Negara / Ketua MPRS diangkat setingkat menteri
D. konsep Pancasila yang di dasarkan kepada Ketuhanan YME berubah menjadi
NASAKOM
E. pembentukan MPRS berdasarakan PenPres no 2 tahun 1959.

3 Perhatikan telaah kebijakan politik luar negeri berikut ini :


1. membagi – bagi kekuatan dunia menjadi Nefo dan Oldefo

2. membentuk poros Jakarta – Peking – Pnompenh – Moscow

3. menjadi pengagas berdirinya ASEAN

4. menjadi anggota PBB yang ke 60

5. konfrontasi dengan Malaysia


Dari data di atas yang merupakan kebijakan politik Luar Negeri Indonesia pada masa
Orde Lama adalah .....

A. 1, 2 dan 5 B. 2, 3 dan 4
C. 3, 4 dan 5
D. 1, 3 dan 4

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 106
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

E. 1, 3 dan 5

4 Diakhir pemerintahannya, Orde Lama mewariskan tingkat inflasi sebesar 750 % .


Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat inflasi pada masa ini adalah....

A. devisit anggaran diatasi dengan pencetakan uang besar besaran


B. devisit anggaran diatasi dengan mencari pinjaman luar negeri
C. terdapat tiga jenis mata uang yang beredar di masyarakat
D. melemahnya nilai rupiah dan daya beli masyarakat
E. melemahnya sektor perbankan akibat kredit macet

5. Pada masa Demokrasi Terpimpin kondisi perekonomian Indonesia mengalami stagnasi


dan keterpurukan akibat kebijakan ekonomi pada masa ini mengalami banyak kendala ,
salah satu kendalanya adalah … .

A. kebijakan ekonomi didasarkan oleh kepentingan politik Presiden terutama dalam


pelaksanaan politik mercusuar
B. masih terdapat campurtangan Sekutu dan Belanda dalam penentuan kebijakan
ekonomi
C. terdapat campur tangan negara negara komunis dalam penetuan kebijakan ekonomi
D. terjadinya gerakan gerakan separatis menyedot banyak
dana untuk penanggulangannya
E. pengaruh komunis yang besar dalam pelaksanaan sistem ekonomi terpimpin

F. Penilaian Diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jujur dan bertanggungjawab!
NO Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah kamu dapat menjelaskan
kebijakan Presiden Soekarno dalam
bidang politik tentang Demokrasi
Terpimpin?
2 Apakah kamu dapat menjelaskan
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 107
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

tindakan Presiden Soekarno ketika


terjadi ketegangan dengan DPR saat
diterapkannya Demokrasi Terpimpin
3 Apakah kamu dapat menceritakan
secara singkat Tindakan apa yang
dilakukan oleh Presiden Soekarno
ketika memperebutkan Irian Barat?
4 Apakah kamu dapat menceritakan
secara singkat Tindakan apa yang
dilakukan oleh Presiden Soekarno
ketika bersiteru dengan Belanda
dalam rangka mempertahankan Irian
Barat?
5 Apakah kamu dapat menceritakan
dampak positif dan negatif dari
diterapkannya Demokrasi
Terpimpin?

Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama pada
bagian yang masih "Tidak".

Bila semua jawaban "Ya", maka Kamu dapat melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 108
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

EVALUASI

1. Konsepsi Demokrasi Terpimpin dicetuskan oleh Presiden Soekarno sejak 21 Februari


1957. Langkah pertama yang ditempuh Soekarno dalam mewujudkan konsepsi tersebut
adalah:
A. membentuk Dewan Nasional
B. membubarkan Dewan Konstituante
C. meminta dukungan Angkatan Darat
D. membentuk kabinet gotong royong
E. membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara.

2. Masa Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno melakukan penyimpangan terhadap


UUD 45, salah satu bentuk penyimpangan tersebut adalah:
A. pebredelan surat kabar yang menolak ideology Manipol-USDEK
B. penetapan Manipol-USDEK sebagai haluan Negara
C. pembubaran DPR hasil Pemilu 1955
D. pembatasan kegiatan partai politik
E. pembentukan Front Nasional

3 Perhatikan informasi berikut ini :

Dalam menghadapi konfrontasi dengan Belanda mengenai masalah Irian, Presiden

Sukarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat ( Trikora )

1. memperkuat ketahan revolusi Indonesia di Irian


2. gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda
3. meminta dukungan Uni Soviet untuk membebaskan Irian
4. perjuangan total untuk pembebasan Irian
5. bersiap untuk mobilisasi umum di Irian
6. kibarkan sang merah putih di Irian
Berikut ini yang termasuk isi Trikora ditunjukan oleh nomor …
A. 1), 2) dan 3) B. 1),
3) dan 5) C. 1), 4) dan

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 109
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

5) D. 2), 4) dan 6) E.
2), 5) dan 6)

4. Pada 24 Juni 1960 Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil Pemilu 1955.
Pembubaran tersebut dilakukan karena:
A. DPR menolak ajaran Resopim yang dicetuskan Presiden Soekarno
B. anggota DPR tidak berasal dari partai politik pedukung
C. anggota DPR didominasi oleh kader PKI
D. DPR menolak RAPBN tahun 1960
E. DPR menolak Ideologi Nasakom

5. Salah satu ajaran yang muncul pada masa Demokrasi terpimpin adalah Revolusi,
Sosialisme Indonesia dan pimpinan nasional (Resopim). Ajaran tersebut bertujuan:
A. memperkuat kedudukan Presiden Soekarno
B. mempertegas arah politik luar negari Indonesia
C. menempatkan AD sebagai kekuatan politik pemerintah
D. menyatukan tiga ideologis besar yaitu, komunis, nasionalis dan agama
E. mengkritik Pnyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
gerakan Benteng

6. Pemerintah Indonesia berupaya memperjuangkan wilayah Irian barat melalui Sidang


Umum PBB tahun 1954-1957. Akan tetapi, upaya terrsebut mengalami kegagalan
karena:
A. pemerintah Indonesia memutus hubungan diplomatic dengan Belanda
B. dua pertiga peserta sidang menolak pengajuan masalah Irian Barat
C. masalah Irian Barat tidak didukung peserta Konferensi Asia-Afrika D. Indonesia
melakukan agresi militer terhadap wilayah Irian Barat
E. Irian Barat telah ditetapkan sebagai bagian Kerajaan Belanda.

7. Pada 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat


(Trikora) yang bertujuan:
A. menggerakan rakyat sebagai pendukung usaha pengembalian Irian Barat

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 110
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

B. mengadakan agresi militer sebagai usaha pengembalian Irian Barat


C. mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa Indonesia D.
mengusahakan persenjataan ke Negara-negara blok komunis
E. embentuk pemerintahan sementara di Irian Barat.

8. Untuk meningkatkan perekonomian Indonesia , pemerintah Orde Lama mengeluarkan


beberapa kebijakan ekonomi salah satunya adalah pemembentukan Dewan Perancang
Nasional ( Deppernas ) Tugas Deppernas adalah … .
A. mempersiapkan rancangan Undang Undang Pembangunan yang berencana
B. merumuskan program program ekonomi yang mengarah pada kemandirian
C. melaksanakan program program ekonomi yang telah disusun oleh Presiden Sukarno
D. merencanakan program pembangunan jangka Panjang dan jangka pendek
E. menyusun prioritas pembangunan terutama di Pulau Jawa

9. Pembangunan proyek proyek Mercusuar pada masa Orde Lama telah menyedot biaya
banyak sehingga negara beberapa kali mengalami defisit maka salah satu langkah
kebijakan ekonomi yang ditempuh oleh pemerintah Orde lama untuk mengatasi
kondisi tersebut adalah ....
A. mengadakan pemotongan nilai Rupiah menjadi setengahnya ( shanering ) B.
melakukan devaluasi nilai mata uang yaitu mata uang Rp 1000 menjadi Rp
1.
C. mengeluarkan mata uang Oeang Republik Indonesia ( ORI )
D. menghimpun dana masyarakat melalui program pinjaman nasional
E. meningkatkan pinjaman luar negeri

10. Pada 1964 Presiden Soekarno menerapkan kebijakan Dana Revolusi yang digunakan
untuk membiayai proyek-proyek mandataris presiden. Kebijakan tersebut berdampak
pada: A. menurunnya nilai tukar rupiah
B. menurunnya tingkat inflasi
C. menurunnya pendapatan Negara
D. meningkatnya cadangan devisa negara
E. meningkatnya utang-utang Negara

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 111
Modul Sejarah Indonesia Kelas XII KD . 3.4 dan 4.4

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan. 1971. 25 Tahun Indonesia. Djakarta: PT. Gunung Agung

Kemendikbud. 2018. Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XII. Jakarta: PT. Gramedia

https://kangone.blogspot.com/2019/02/perkembangan-kehidupan-politikekonomi.html

http://rusdiaswaj.blogspot.com/2014/04/makalah-sejarah-demokrasi-terpimppinma.html

https://blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-kehidupan-indonesia-di-masademokrasi-
terpimpin

https://www.tigaserangkai.com/id/?p=4026

@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN 112

Anda mungkin juga menyukai