Anda di halaman 1dari 13

4.

1 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Jumlah Mol CO2 yang Terserap pada
Berbagai Waktu Reaksi
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap jumlah mol CO2 yang terserap pada berbagai waktu
reaksi sebagai berikut.

Gambar 4.1 Grafik pengaruh konsentrasi NaOH terhadap mol CO2 terserap tiap menit
Berdasarkan percobaan, diperoleh gambar 4.1 yang menggambarkan
hubungan antara waktu dengan mol CO2 yang terserap dalam proses absorpsi CO2
menggunakan larutan NaOH pada konsentrasi 0,55 N; 0,45 N; dan 0,35 N. Hasil
percobaan menunjukkan jumlah mol CO2 yang terserap cenderung naik seiring
dengan bertambahnya waktu pada seluruh variabel uji. Secara keseluruhan, jumlah
mol CO2 yang terserap paling tinggi ada pada konsentrasi NaOH 0,55 N sementara
pada konsentrasi 0,35 N jumlah mol CO2 yang terserap paling rendah.
Menurut Yincheng et al. (2011), semakin tinggi konsentrasi NaOH maka
semakin tinggi juga jumlah mol CO2 terserap. Hal ini disebabkan karena konsentrasi
NaOH yang tinggi berarti semakin banyak pula molekul NaOH yang dikontakkan
dengan gas CO2 sehingga semakin banyak CO2 yang terserap. Selain dipengaruhi oleh
konsentrasi, waktu kontak absorpsi juga mempengaruhi besar CO 2 yang terserap di
mana semakin cepat waktu kontak maka semakin sedikit gas CO 2 yang diserap dalam
kolom absorpsi. Hal ini disebabkan karena semakin pendek waktu kontak gas dengan
cairan sehingga transfer gas ke cairan semakin kecil, begitu pula sebaliknya (Ningrum
et al., 2017).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari
percobaan sesuai dengan teori. Dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH maka
semakin tinggi pula jumlah mol CO2 yang terserap dan semakin lama waktu kontak
absorpsi maka mol CO2 yang terserap juga semakin besar.

4.2 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO 2


Fase Gas (kGa)
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase gas (kGa)
sebagai berikut.

Gambar 4.2 Grafik pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kGa


Berdasarkan percobaan, diperoleh gambar 4.2 yang menggambarkan
hubungan antara konsentrasi NaOH dengan nilai tetapan perpindahan massa CO2 pada
fase gas (kGa) dalam proses absorpsi CO2 menggunakan larutan NaOH pada
konsentrasi 0,55 N; 0,45 N; 0,35 N. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi NaOH maka nilai kGa juga semakin tinggi. Dimana nilai kGa untuk
konsentrasi NaOH 0,55 N adalah sebesar 7,9002 x 10 -6, nilai kGa untuk konsentrasi
NaOH 0,45 N adalah sebesar 6,3202 x 10-6, nilai kGa untuk konsentrasi NaOH 0,35 N
adalah sebesar 5,8988 x 10-6.
Menurut Ningrum et al. (2017) nilai tetapan perpindahan massa CO 2 pada fase
gas (kGa) menjadi lebih tinggi ketika konsentrasi absorben lebih tinggi. Konsentrasi
absorben (NaOH) yang lebih tinggi menyebabkan jarak antarmolekul semakin dekat
yang berdampak pada tingginya peluang tumbukan molekul NaOH dengan CO2, juga
kontak fase antara gas dengan carian semakin baik. Sehingga jumlah gas yang dapat
berpindah dari fase gas menuju fase cair juga semakin besar (Kumoro & Hadiyanto,
2000). Dengan semakin banyaknya gas CO2 yang terserap maka akan semakin tinggi
nilai tetapan perpindahan massa CO2 pada fase gas.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari
percobaan telah sesuai dengan teori. Dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH maka
semakin tinggi pula nilai tetapan perpindahan massa CO2 pada fase gas (kGa).

4.3 Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Nilai Tetapan Perpindahan Massa CO 2


Fase Cair (kLa)
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, didapatkan pengaruh
konsentrasi NaOH terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO 2 fase cair (kLa)
sebagai berikut.

Gambar 4.3 Grafik pengaruh konsentrasi NaOH terhadap kLa


Berdasarkan percobaan, diperoleh gambar 4.3 yang menggambarkan
hubungan antara konsentrasi NaOH dengan nilai tetapan perpindahan massa CO2 pada
fase cair (kLa) dalam proses absorpsi CO 2 menggunakkan larutan NaOH pada
konsentrasi 0,55 N; 0,45 N; dan 0,35 N. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi NaOH maka nilai kLa juga semakin tinggi. Dimana nilai kLa
untuk konsentrasi NaOH 0,55 N adalah sebesar 6,6733×10 -7, nilai kLa untuk
konsentrasi NaOH 0,45 N adalah sebesar 6,6512 × 10-7, dan nilai kLa untuk konsentrasi
NaOH 0,35 N adalah sebesar 6,629 × 10-7.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi semakin besar
pula nilai kLa. Dalam proses absorbsi CO 2 dengan menggunakan NaOH nilai kLa
meningkat dengan bertambahnya konsentrasi NaOH. Hal ini bisa terjadi karena pada
larutan NaOH yang memiliki konsentrasi lebih tinggi, jumlah molekul NaOH yang
menjadi absroben juga semakin banyak. Sehingga kontak atau tumbuk antarmolekul
cairan dari NaOH dengan molekul CO2 intensitasnya akan semakin meningkat.
Akibatnya semakin banyak perpindahan massa antar muka cairan-gas karena semakin
banyak reaksi yang terjadi. Sehingga nilai tetapan perpindahan massa cair (kLa)
menjadi semakin besar (Widodo, 2009).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari
percobaan telah sesuai dengan teori. Dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH maka
semakin tinggi pula nilai tetapan perpindahan massa CO2 pada fase cair (kLa).
DAFTAR PUSTAKA
Kumoro, A. C., & Hadiyanto. (2000). Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda Api
dalam Unggun Tetap. Forum Teknik, 24(2). 186–195. http://eprints.undip.ac.id/249/
Ningrum, S.S., Mindaryani, A., & Hidayat, M. (2017). Absorpsi CO2 pada Biogas dengan
Larutan Methyldiethanolamine (MDEA) Menggunakan Kolom Bahan Isian. Seminar
Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri, D15.1-D15.5.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/109774
Widodo, L. U. (2009). Koefisien Perpindahan Massa Natrium Benzoat Dengan Air Dalam
Kolom Isian. Jurnal Teknik Kimia, 3(2), 213–217.
https://media.neliti.com/media/publications/133200-ID-koefisien-perpindahan-massa-
natrium-benz.pdf
Yincheng, G., Zhenqi, N., & Wenyi, L. (2011). Comparison of removal efficiencies of carbon
dioxide between aqueous ammonia and NaOH solution in a fine spray column.
Energy Procedia, 4, 512–518.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1876610211000841

Anda mungkin juga menyukai