Anda di halaman 1dari 134

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kinerja 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan
Coastal Clean Up di Pantai Karimun jawa,
25 November 2017
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan I

Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Kinerja adalah bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Penyusunan laporan kinerja merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (SAKIP) yang meliputi perencanaan, perjanjian kinerja,
pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi
kinerja, sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan


Lingkungan ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas yang dipercayakan atas
penggunaan anggaran tahun 2017. Semoga Laporan Kinerja ini dapat dimanfaatkan
oleh semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Februari 2018


Direktur Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

M.R. Karliansyah

LAPORAN KINERJA 2017


II Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Ringkasan Eksekutif

Laporan Kinerja (LKj) disusun sebagai salah lahan. Sasaran Program Direktorat Jenderal
satu bentuk pertanggungjawaban Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Lingkungan juga mendukung Sasaran Strategis
Kerusakan Lingkungan terhadap pelaksanaan untuk pelestarian keseimbangan ekosistem
program dan anggaran. Pelaporan kinerja adalah dan keanekaragaman hayati serta keberadaan
rangkaian dari sistem akuntabilitas kinerja sumberdaya alam sebagai sistem penyangga
instansi pemerintah (SAKIP) sesuai dengan kehidupan untuk mendukung pembangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014. berkelanjutan.
Laporan kinerja disusun berdasarkan perjanjian
kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Sasaran Program Direktorat Jenderal
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan memiliki Indikator Kinerja Program
Perjanjian kinerja Direktorat Jenderal sebagai Indikator Kinerja Utama dan target yang
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan harus dicapai, yaitu:
Lingkungan terdiri dari 3 (tiga) Sasaran Program
yang harus dicapai pada tahun 2017, yaitu: 1. Indeks Kualitas Udara Meningkat, 82,00
2. Indeks Kualitas Air Meningkat, 53,00
1. Meningkatnya kualitas udara 3. Indeks Kualitas Tutupan Lahan Meningkat,
2. Meningkatnya kualitas air 60,00
3. Meningkatnya kualitas tutupan lahan 4. SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Selain itu kegiatan lain yang termasuk dalam dengan nilai minimal 78 (A) di tahun 2019.
program Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan adalah pengendalian Anggaran DIPA Direktorat Jenderal
pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut serta Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
pengendalian kerusakan lahan gambut. Terkait Lingkungan tahun 2017 sebesar
dengan sistem tatakelola pemerintahan yang Rp. 110.732.685.000,- (seratus sepuluh milyar
baik, memiliki Sasaran Program terwujudnya tujuh ratus tiga puluh dua juta enam ratus delapan
reformasi tata kelola kepemerintahan yang baik puluh lima ribu rupiah) setelah dilakukan revisi
di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian anggaran menjadi Rp. 114.979.785.000,-
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan. (seratus empat belas milyar sembilan ratus
tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus delapan
Sasaran Program Direktorat Jenderal puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan sebesar Rp. 110.304.001.897,- (seratus sepuluh
Lingkungan mendukung Sasaran Strategis milyar tiga ratus empat juta seribu delapan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ratus sembilan puluh rupiah). Capaian kinerja
dalam meningkatnya kualitas lingkungan hidup Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
yang tercermin dalam Indeks Kualitas Lingkungan dan Kerusakan Lingkungan pada tahun 2017
Hidup (IKLH) sebesar 66,5- 68,5 pada tahun 2019. mencapai 102,34%. Capaian penyerapan
Sasaran Strategis ini juga merupakan Indikator anggaran sebesar 95,93% dan efisiensi sebesar
Kinerja Utama (IKU1) Kementerian Lingkungan 1,06 serta efektivitas sebesar 1,04. Analisis
Hidup dan Kehutanan. Dalam meningkatkan atas capaian kinerja sasaran program dikaitkan
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, Direktorat dengan indikator kinerjanya dapat diuraikan
Jenderal Pengendalian Pencemaran dan sebagai berikut:
Kerusakan Lingkungan mempunyai peran dalam
meningkatkan kualitas udara, air, dan tutupan

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan III

01 Sasaran 1 04 Sasaran 4 : Menurunnya


Meningkatnya Kualitas Udara beban pencemaran dan tingkat
kerusakan wilayah pesisir dan
Target Indikator Kinerja Program untuk laut
sasaran meningkatnya kualitas udara pada
tahun 2017 ini adalah Indeks Kualitas Indikator Kinerja Program untuk sasaran
Udara (IKU) sebesar 82,00 sedangkan menurunnya beban pencemaran dan tingkat
hasil penghitungan IKU nasional sebesar kerusakan wilayah pesisir dan laut, termasuk
87,03, sehingga capaian kinerjanya sebesar dalam kegiatan pengendalian pencemaran
106,13%. Bila dibandingkan dengan IKU dan kerusakan lingkungan yang terdapat
tahun 2016 sebesar 81,78, maka terjadi di dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017.
kenaikan sebesar 5,25 poin. Capaian Beban pencemaran yang bersumber dari
penyerapan anggarannya sebesar 99,65% point source menurun sebesar 3,8%. Capaian
dengan efisiensi sebesar 1,07 dan efektifitas penyerapan anggarannya sebesar 91,24%.
sebesar 1,06.

02 Sasaran 2 05 Sasaran 5 : Meningkatnya


Meningkatnya Kualitas Air kualitas pengelolaan lahan
gambut
Target Indikator Kinerja Program untuk
sasaran meningkatnya kualitas air pada tahun Indikator Kinerja Program untuk sasaran
2017 ini adalah Indeks Kualitas Air (IKA) meningkatnya kualitas pengelolaan lahan
sebesar 53,00, sedangkan hasil penghitungan gambut, termasuk termasuk dalam kegiatan
IKA nasional sebesar 53,20, sehingga pengendalian pencemaran dan kerusakan
capaian kinerjanya sebesar 100,38%. Bila lingkungan yang terdapat di dokumen
dibandingkan dengan IKU tahun 2016 Perjanjian Kinerja tahun 2017. Pemulihan
sebesar 50,20, maka terjadi kenaikan sebesar dengan melakukan pembangunan sekat/
3,00 poin. Capaian penyerapan anggarannya tabat sebanyak 130 unit dan mencapai
sebesar 94,97% dengan efisiensi sebesar luas pemulihan sekitar 2139 Ha Capaian
1,06 dan efektivitas sebesar 1,05. penyerapan anggaran untuk kegiatan ini
sebesar 97,12%.

03 Sasaran 3 06 Sasaran 6 : Terwujudnya


Meningkatnya Kualitas reformasi tata kelola
Tutupan Lahan kepemerintahan yang baik di
lingkungan Direktorat Jenderal
Target Indikator Kinerja Program untuk
sasaran meningkatnya kualitas tutupan Pengendalian Pencemaran dan
lahan pada tahun 2017 ini adalah Indeks Kerusakan Lingkungan Hidup
Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) sebesar 60,00, Target Indikator Kinerja Program untuk
sedangkan hasil penghitungan IKTL nasional sasaran Terwujudnya reformasi tata kelola
sebesar 60,31, sehingga capaian kinerjanya kepemerintahan yang baik di lingkungan
sebesar 100,52%. Bila dibandingkan dengan Direktorat Jenderal Pengendalian
IKTL tahun 2016 sebesar 58,42, maka Pencemaran dan Kerusakan LH pada tahun
terjadi kenaikan sebesar 1,89 poin. Capaian 2017 ini adalah SAKIP dengan nilai 75.
penyerapan anggarannya sebesar 96,32% Evaluasi SAKIP pada saat penyusunaan
dengan efisiensi sebesar 1,04 dan efektivitas laporan kinerja ini belum dilaksanakan
sebesar 1,02. sehingga capaian kinerja, efisiensi dan
efektivitas belum dapat diukur, sedangkan
hasil evaluasi SAKIP tahun 2016 sebesar
69,01, mengalami penurunan dari tahun 2015
(80,86). Capaian penyerapan anggarannya
sebesar 96,10%.

LAPORAN KINERJA 2017


IV Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Daftar Isi

KATA PENGANTAR I
RINGKASAN EKSEKUTIF II
DAFTAR ISI IV
DAFTAR TABEL V
DAFTAR GAMBAR VI
LAMPIRAN VII

BAB I. PENDAHULUAN 01
Latar Belakang 02
Tugas dan Fungsi 03
Struktur Organisasi 06
Sumber Daya Manusia 07
Keuangan 08

BAB II. PERENCANAAN KINERJA 11


Rencana Strategis 2015-2019 12
Rencana Kerja Tahun 2016 18
Perjanjian Kinerja 19

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 21


A. Metode Pengukuran 22
B. Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 23

SASARAN 1
Meningkatkan Kualitas Udara 24

SASARAN 2
Meningkatnya Kualitas Air 39

SASARAN 3
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan 60

SASARAN 4
Menurunnya Beban Pencemaran dan Tingkat Kerusakan Wilayah Pesisir dan Laut 70

SASARAN 5
Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Lahan Gambut 84

SASARAN 6
Terwujudnya Reformasi Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan Direktorat Jenderal 90
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

C. Realisasi Anggaran 110


D. Efisiensi 111

BAB IV. PENUTUP 113

A. Kesimpulan 114
B. Kendala 114
C. Tindak Lanjut 115

Lampiran
Lampiran 1 117
Lampiran 2 118
Lampiran 3 120

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan V

Daftar Tabel

Tabel 1 Sumber Daya Manusia Ditjen PPKL KLHK Berdasarkan Jenjang Pendidikan per 07
Januari 2018
Tabel 2 Rincian Alokasi Anggaran DIPA Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan 08
Kerusakan Lingkungan Tahun 2017
Tabel 3 Penjabaran Muatan Intensi Kementerian dalam Intensi Strategis Direktorat 13
Jenderal Pengedalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tabel 4 Indikator Kinerja Program/Indikator Kinerja Utama Ditjen PPKL Tahun 2017 18
Tabel 5 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan 19
Lingkungan Tahun 2017
Tabel 6 Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan 23
Lingkungan Tahun 2017
Tabel 7 Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Udara 25
Tabel 8 Capaian Kinerja Pengendalian Pencemaran Udara per-Sektor periode 2015 - 2016 29
dan 2016 – 2017
Tabel 9 Agenda Bersama Pelaksanaan Penerapan GT 31
Tabel 10 Agenda Bersama Penerapan Rencana Aksi GT Kota Makassar 33
Tabel 11 Agenda Bersama Penerapan Rencana Aksi GT Kota Menado 34
Tabel 12 Efisiensi Bahan Bakar Menggunakan Moda Eco Driving 36
Tabel 13 Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Air Tahun 2017 40
Tabel 14 Sumber Pencemar dan Beban Pencemar BOD Kabupaten Kampar 44
Tabel 15 Sumber Pencemar dan beban pencemar BOD Kota Pekanbaru 45
Tabel 16 Sumber Pencemar dan beban pencemar BOD Kabupaten Siak 45
Tabel 17 DTBP parameter BOD Sungai Siak bersadarkan Segmen 46
Tabel 18 Rekapitulasi Aokasi Beban Pencemaran Sungai Siak 46
Tabel 19 Status Mutu Sungai Asahan dengan Baku Mutu Kelas 1 47
Tabel 20 Rekomendasi Penetapan Kelas Air Sungai Asahan 47
Tabel 21 Sumber Beban Pencemar Per Sektor 48
Tabel 22 Daya Tampung Beban Pencemar di DAS Asahan 49
Tabel 23 Beban pencemar pada masing masing Sub DAS Way Sekampung 50
Tabel 24 Perhitungan Daya Tampung dan Alokasi Beban Pencemaran BOD di DAS Way 51
Sekampung
Tabel 25 Capaian penurunan parameter BOD dan Emisi GRK CO2 melalui pembangunan 52
IPAL Komunal
Tabel 26 Estimasi sumber pencemar dan jumlah IPAL yang dibutuhkan 52
Tabel 27 Pembangunan IPAL USK Tahun 2015 - 2017 54
Tabel 28 Penurunan Beban Pencemar BOD dan Manfaat Ekonomi dari Pembangunan IPAL 54
USK
Tabel 29 Kualitas air sungai Ciliwung yang melewati kegiatan Restorasi 57
Tabel 30 Kualitas Air Limbah berdasrkan Kinerja IPAL di Sungai Ciliwung 57
Tabel 31 Persentase Tingkat Penaatan Industri Terhadap Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah 58
Tabel 32 Persentase Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Berdasarkan Jenis Industri 59
Tabel 33 Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan Tahun 61
2017
Tabel 34 Perkembangan Tutupan Hutan Tahun 2015 – 2016 62
Tabel 35 Perhitungan penurunan beban pencemaran di Teluk Jakarta 74
Tabel 36 Hasil Pemantauan Kualitas Air Laut Tahun 2017 75
Tabel 37 Pelaksanaan Pemantauan Sampah Pesisir dan Laut Tahun 2017 76
Tabel 38 Pemulihan Kawasan Pesisir dan Laut Tahun 2015-2017 79
Tabel 39 Realisasi Pembangunan Sekat Kanal Tahun 2017 85
Tabel 40 Program Kemandirian Masyarakat Tahun 2017 86
Tabel 41 Kesepakatan PROPER Tahun 2017 87
Tabel 42 Capaian Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis 91
Lainnya Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Hidup
Tabel 43 Sumber Resiko Kegiatan Ditjen PPKL 2017 98
Tabel 44 Daftar Peraturan Menteri Tahun 2017 102
Tabel 45 Daftar Keputusan Menteri Tahun 2017 102
Tabel 46 Perizinan Pembuangan Limbah Cair ke Laut Tahun 2017 yang Sudah Terbit 103
Tabel 47 Klasifikasi Jenis Industri Permohonan IPLC dan Izin Injeksi Tahun 2017 106

LAPORAN KINERJA 2017


VI Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Daftar Tabel

Tabel 48 Daftar Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan 107


Tabel 49 Jumlah Pengaduan yang Telah Ditindaklanjuti tahun 2017 108
Tabel 50 Daftar Kerjasama Dalam Negeri 108
Tabel 51 Daftar Kerjasama Luar Negeri 109
Tabel 52 Capaian Penyerapan Anggaran Ditjen PPKL Tahun 2017 110
Tabel 53 Efisiensi Pelaksanaan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian 111
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tabel 54 Matriks Indikator terkait mandat Direktorat Jenderal Pengendalian 118
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tabel 55 Program Prioritas Nasional Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran 120
dan Kerusakan Lingkungan

Daftar Gambar
Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan 06
Lingkungan
Gambar 2 Grafik Indeks Kualitas Udara per Provinsi Tahun 2017 26
Gambar 3 Peta Indeks Kualitas Udara Tahun 2017 27
Gambar 4 Grafik Indeks Kualitas Udara Tahun 2012 - 2017 27
Gambar 5 Grafik Prosentase Peningkatan Ketaatan Industri terhadap BME tiap Provinsi 29
Gambar 6 Prinsip Transportasi Berkelanjutan 31
Gambar 7 Grafik Hasil Road Side Monitoring Kota Pelaksana EKUP Mandiri 2016 dan 2017 35
Gambar 8 Pembangunan AQMS di Kota Pontianak, Pekanbaru, Banjarmasin dan Padang 37
Gambar 9 Data ISPU 2017 38
Gambar 10 Grafik Indeks Kualitas Air Tahun 2017 40
Gambar 11 Grafik Indeks Kualitas Air Tahun 2011 – 2017 41
Gambar 12 Pembangunan Onlimo di 6 lokasi 43
Gambar 13 Persentase Beban Pencemaran BOD (Kg/Hr) Kabupaten Kampar 44
Gambar 14 Persentase Beban Pencemaran BOD (Kg/Hr) Kota Pekanbaru 45
Gambar 15 Persentase Beban Pencemaran BOD (Kg/Hr) Kabupaten Siak 45
Gambar 16 Hasil perhitungan Konsentrasi BOD 46
Gambar 17 Persentase Sektor yang berpotensi terhadap Sumbangan Beban Pencemar BOD di 49
DAS Asahan
Gambar 18 Persentase Beban Pencemar BOD 50
Gambar 19 Pembangunan IPAL dan Biodigester USK 55
Gambar 20 Penurunan Beban Pencemar BOD melalui Pilot Project Pembangunan IPAL Komunal 56
Gambar 21 IPAL Sukagalih, Kabupaten Bogor 56
Gambar 22 IPAL Sukamanah, Kabupaten Bogor 56
Gambar 23 Foto Hasil Restorasi Sungai Ciliwung, Citarum dan Danau Toba (Samosir) 58
Gambar 24 Indeks Kualitas Tutupan Lahan Tahun 2017 61
Gambar 25 Grafik Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) Tahun 2012 - 2017 61
Gambar 26 Perbandingan Indeks Kualitas Tutupan Lahan yang mengalami penurunan Tahun 63
2017
Gambar 27 Grafik Distribusi Penurunan Tutupan Hutan 2015-2016 63
Gambar 28 Grafik Distribusi Perubahan Belukar dan Belukar Rawa 2015 – 2016 64
Gambar 29 Area pemulihan lahan bekas tambang timah menjadi kebun buah naga 65
Gambar 30 Area pemulihan lahan bekas tambang timah menjadi area konservasi 66
Gambar 31 Area pemulihan lahan bekas tambang timah menjadi kebun buah lada 66
Gambar 32 Grafik Rekapitulasi Luasan Lahan Terganggu dengan Luas Reklamasi selama 5 tahun 68
terakhir
Gambar 33 Grafik rekapitulasi persentase lahan terganggu dan reklamasi dalam 5 tahun terakhir 69
Gambar 34 IPAL di perkampungan nelayan Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten 71
Demak, Provinsi Jawa Tengah
Gambar 35 Pelatihan dan Pendampingan Pengolahan Limbah Ikan Menjadi Pellet 71
Gambar 36 Pengangkutan Tumpahan Minyak Menggunakan Drum 72
Gambar 37 Tangki Timbun Minyak No 14 yang bocor 73
Gambar 38 Penanggulangan tumpahan minyak menggunakan oil boom 73

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan VII

Daftar Gambar

Gambar 39 Perbandingan Beban Pencemaran di Teluk Jakarta Tahun 2015 dan 2017 74
Gambar 40 Peta Lokasi Kegiatan Sampling Sampah Laut Tahun 2017 77
Gambar 41 Survei di Pantai Batu Belig, Desa Canggu, Badung, Bali 77
Gambar 42 Survei di Pantai Gorontalo, Labuan Bajo, NTT 77
Gambar 43 Survei di Pantai Pulau Opak Besar, Kepulauan Seribu 77
Gambar 44 Pembuatan transek di Pantai Pulau Angin Bira 77
Gambar 45 Gerakan Bersih Pantai di Karimun Jawa 78
Gambar 46 Gerakan Bersih Pantai di Kota Ambon 78
Gambar 47 Gerakan Bersih Pantai di Kota Padang 78
Gambar 48 Lokasi peletakan transplantasi karang di Pulau Pahawang 80
Gambar 49 Karang branching yang ditransplan di Perairan Pulau Pahawang 81
Gambar 50 Karang foliose yang ditransplan di Perairan Pulau Pahawang 81
Gambar 51 Kondisi meja substrat sebelum dan setelah ditempeli transplan koloni karang 81
Gambar 52 Kegiatan Transplantasi Karang di Teluk Palu 83
Gambar 53 Contoh lokasi pembangunan sekat kanal 88
Gambar 54 Rapat Kerja Teknis Ditjen PPKL Tahun 2017 di Mataram 91
Gambar 55 Rapat Kerja Teknis Ditjen PPKL Tahun 2017 di Surabaya 91
Gambar 56 Website Dirjen PPKL yang menyajikan fitur onlimo dan update data Web GIS 92
Gambar 57 Diagram Prosedur Operasional Baku Pengumpulan Data Kinerja 93
Menggunakan Aplikasi E-Monev Ditjen PPKL
Gambar 58 Penerapan Monev berdasarkan Rencana Aksi pada Aplikasi E-Monev Ditjen 94
PPKL
Gambar 59 Talkshow Penghargaan PROPER Tahun 2017 95
Gambar 60 Penyerahan Penghargaan Anugerah PROPER Tahun 2017 oleh Wakil Presiden 95
RI Bapak Yusuf Kalla, 18 Desember 2017, Istana Wakil Presiden
Gambar 61 Advetorial di Majalah Ekonomi Hijau edisi Desember 2017 96
Gambar 62 Advetorial di Media Indonesia edisi Senin, 18 Desember 2017 96
Gambar 63 Halaman depan Website Ditjen PPKL : www.ppkl.menlhk.go.id 97
Gambar 64 Buku Statistik Kualitas Air, Udara dan Tutupan Lahan 2016 97
Gambar 65 Aplikasi SIMPEL 2017 100
Gambar 66 Grafik Peringkat PROPER Tahun 2017 109
Gambar 67 Grafik Peringkat PROPER Tahun 2017 109

Lampiran
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 117
Lampiran 2 Matriks Indikator terkait mandat Direktorat Jenderal Pengendalian 118
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Lampiran 3 Program Prioritas Nasional Direktorat Jenderal Pengendalian 120
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

LAPORAN KINERJA 2017


02 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Ekoriparian Srengseng Sawah

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 01

Bab I
Pendahuluan

LAPORAN KINERJA 2017


02 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Latar Belakang

Pelaporan kinerja merupakan salah satu bentuk Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
pertanggungjawaban setiap instansi pemerintah dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL)
terhadap pelaksanaan program dan anggaran. mempunyai kewajiban untuk menyusun laporan
Pelaporan kinerja adalah rangkaian dari sistem kinerja berdasarkan penetapan kinerja tahun
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 2017. Penetapan kinerja tahun 2017 mengacu
(SAKIP) sesuai dengan Peraturan Pemerintah pada Perjanjian Kinerja dan Rencana Strategis
Nomor 29 Tahun 2014 (PP No. 29 Tahun 2014). Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
SAKIP di dalam peraturan tersebut mempunyai dan Kerusakan Lingkungan. Berdasarkan amanat
arti rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, tersebut maka dilakukan penyusunan Laporan
alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan Kinerja Direktorat Jenderal Pengendalian
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan tahun
pengklasifikasian, pengiktisaran dan pelaporan 2017.
kinerja pada instansi pemerintah, dalam
rangka pertanggungjawaban dan peningkatan Sasaran Program pada Perjanjian Kinerja
kinerja instansi pemerintah. Pada pasal 5 Ditjen PPKL pada tahun 2017 ini menjadi
peraturan tersebut menyebutkan bahwa SAKIP 3 (tiga) indikator kinerja yang ditetapkan
meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen
pengukuran, kinerja, pengelolaan data kinerja, PPKL. Indikator Kinerja Utama ditetapkan
pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi kinerja. menggunakan Surat Keputusan Dirjen PPKL
Nomor SK.11/PPKL/SET/REN.0/3/2017
Untuk menindaklanjuti dikeluarkannya PP tentang Penetapan IKU Ditjen PPKL, yang terdiri
Nomor 29 Tahun 2014, Menteri Pendayagunaan dari 4 (empat) indikator. Target masing-masing
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN- indikator meningkat sebesar 0,5 poin, kecuali
RB) mengeluarkan Peraturan Menteri PAN- target nilai SAKIP meningkat sebesar 2 poin (75
RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk poin) dari target tahun 2016 (73 poin).
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut
menjelaskan bahwa laporan kinerja merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.
Laporan kinerja bertujuan untuk memberikan
informasi kinerja yang terukur kepada pemberi
mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya
dicapai, sekaligus sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan bagi instansi pemerintah
untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan
kinerja disusun berdasarkan perjanjian kinerja,
pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 03

Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi Direktorat Jenderal 7. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal


Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan
Lingkungan diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan; dan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/ 8. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Menteri.
Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Direktorat Jenderal Pengendalian Untuk melaksanakan tugas dan fungsi
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
mempunyai tugas menyelenggarakan dan Kerusakan Lingkungan mempunyai 6 (enam)
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang unit Eselon II yaitu:
pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan. 1. Sekretariat Direktorat Jenderal

Fungsi Direktorat Jenderal Pengendalian Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai


Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan adalah: tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas dan pemberian dukungan administrasi
1. perumusan kebijakan di bidang kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
penyelenggaraan pencegahan, Direktorat Jenderal. Sekretariat Direktorat
penanggulangan, dan pemulihan pencemaran Jenderal menyelenggarakan fungsi:
dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir a. koordinasi dan penyusunan rencana,
dan laut, media air dan udara, dan lahan akses program, dan kerja sama teknik,
terbuka; pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
2. pelaksanaan kebijakan di bidang kinerja di bidang konservasi sumber daya
penyelenggaraan pencegahan, alam dan ekosistem;
penanggulangan, dan pemulihan pencemaran b. koordinasi dan pelaksanaan pengumpulan,
dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir pengolahan data, dan pengelolaan
dan laut, media air dan udara, dan lahan akses sistem informasi di bidang konservasi
terbuka; sumberdaya alam dan ekosistem;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, c. koordinasi dan pelaksanaan urusan
dan kriteria di bidang penyelenggaraan kepegawaian, organisasi dan tata laksana
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan di bidang konservasi sumber daya alam
pencemaran dan/atau kerusakan gambut, dan ekosistem;
wilayah pesisir dan laut, media air dan udara, d. koordinasi dan penyiapan rancangan
dan lahan akses terbuka; peraturan perundang-undangan dan
4. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan telaahan peraturan perundang-undangan,
kebijakan penyelenggaraan pencegahan, serta pemberian pertimbangan dan
penanggulangan, dan pemulihan pencemaran bantuan hukum di bidang konservasi
dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir sumber daya alam dan ekosistem; dan
dan laut, media air dan udara, dan lahan akses e. pelaksanaan urusan tata usaha, rumah
terbuka; tangga dan perlengkapan di lingkungan
5. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi Direktorat Jenderal.
atas pelaksanaan urusan penyelenggaraan
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan
pencemaran dan/atau kerusakan gambut,
wilayah pesisir dan laut, media air dan udara,
dan lahan akses terbuka;
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan pencemaran
dan/atau kerusakan gambut, wilayah pesisir
dan laut, media air dan udara, dan lahan akses
terbuka;

LAPORAN KINERJA 2017


04 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

2. Direktorat Pengendalian Kerusakan 3. Direktorat Pengendalian Pencemaran dan


Gambut Kerusakan Pesisir dan Laut

Direktorat Pengendalian Kerusakan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan


Gambut mempunyai tugas melaksanakan Kerusakan Pesisir dan Laut mempunyai
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, tugas melaksanakan perumusan dan
bimbingan teknis, dan evaluasi bimbingan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis
teknis di bidang pengendalian kerusakan dan evaluasi bimbingan teknis di bidang
ekosistem gambut, meliputi perlindungan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan
pengelolaan ekosistem gambut, mencakup pesisir dan laut. Direktorat Pengendalian
inventarisasi dan pemetaan, penetapan Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
fungsi, penyusunan dan penetapan rencana menyelenggarakan fungsi:
perlindungan dan pengelolaan, pencegahan a. perumusan kebijakan di bidang pengendalian
dan pemeliharaan, penanggulangan dan pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut;
pemulihan pencemaran dan kerusakan, serta b. pelaksanaan kebijakan dibidang pengendalian
pemantauan pencemaran dan kerusakan pencemaran dan kerusakan pesisir dan laut;
ekosistem gambut. c. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di
Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut bidang pengendalian pencemaran dan
menyelenggarakan fungsi: kerusakan pesisir dan laut;
a. perumusan kebijakan di bidang pengendalian d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kerusakan ekosistem gambut, meliputi kriteria dibidang pengendalian pencemaran
pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan kerusakan pesisir dan laut;
serta pemulihan fungsi ekosistem gambut; e. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pelaksanaan bimbingan teknis di bidang
kerusakan ekosistem gambut, meliputi pengendalian pencemaran dan kerusakan
pencegahan dan penanggulangan kerusakan pesisir dan laut;
serta pemulihan fungsi ekosistem gambut; f. pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan
c. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di urusan pengendalian pencemaran dan
bidang pengendalian kerusakan ekosistem kerusakan pesisir dan laut; dan
gambut, meliputi pencegahan dan g. pelaksanaan administrasi Direktorat.
penanggulangan kerusakan serta pemulihan
fungsi ekosistem gambut;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang pengendalian kerusakan
ekosistem gambut, meliputi pencegahan dan
penanggulangan kerusakan serta pemulihan
fungsi ekosistem gambut;
e. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan teknis di bidang
pengendalian kerusakan ekosistem gambut,
meliputi pencegahan dan penanggulangan
kerusakan serta pemulihan fungsi ekosistem
gambut;
f. pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan
urusan pengendalian kerusakan ekosistem
gambut, meliputi pencegahan dan
penanggulangan kerusakan serta pemulihan
fungsi ekosistem gambut di daerah; dan
g. pelaksanaan administrasi Direktorat.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 05

4. Direktorat Pengendalian d. penyusunan norma, standar, prosedur,


Pencemaran Air dan kriteria di bidang pengelolaan dan
pengendalian pencemaran udara sumber
Direktorat Pengendalian Pencemaran Air bergerak, sumber tidak bergerak, ambien dan
mempunyai tugas melaksanakan perumusan gangguan;
dan pelaksanaan kebijakan, bimbingan teknis e. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
dan evaluasi bimbingan teknis di bidang pelaksanaan bimbingan teknis di bidang
pengelolaan dan pengendalian pencemaran pengelolaan dan pengendalian pencemaran
dan kerusakan air. Direktorat Pengendalian udara sumber bergerak, sumber tidak
Pencemaran Air menyelenggarakan fungsi: bergerak, ambien dan gangguan;
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan f. pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan
dan pengendalian pencemaran air; pengelolaan dan pengendalian pencemaran
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan udara sumber bergerak, sumber tidak
dan pengendalian pencemaran air; bergerak, ambien dan gangguan;dan
c. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di g. pengelolaan administrasi Direktorat.
bidang pengelolaan dan pengendalian
pencemaran air; 6. Direktorat Pemulihan
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
kriteria di bidang pengendalian pengelolaan
dan pengendalian pencemaran air; Direktorat Pemulihan Kerusakan
e. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi Lahan Akses Terbuka mempunyai tugas
pelaksanaan bimbingan teknis di bidang melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
pengelolaan dan pengendalian pencemaran kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi
air; bimbingan teknis di bidang pemulihan
f. pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan kerusakan lahan akses terbuka.Direktorat
pengelolaan dan pengendalian pencemaran Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
air; dan menyelenggarakan fungsi:
g. pelaksanaan administrasi Direktorat. 1. perumusan kebijakan di bidang pemulihan
kerusakan lahan akses terbuka;
5. Direktorat Pengendalian 2. pelaksanaan kebijakan di bidang pemulihan
Pencemaran Udara kerusakan lahan akses terbuka;
3. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara bidang pemulihan kerusakan lahan akses
mempunyai tugas melaksanakan perumusan terbuka;
kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi 4. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
bimbingan teknis di bidang pengelolaan kriteria di bidang pemulihan kerusakan lahan
dan pengendalian pencemaran udara. akses terbuka;
Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara 5. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
menyelenggarakan fungsi: pelaksanaan bimbingan teknis di bidang
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pemulihan kerusakan lahan akses terbuka;
dan pengendalian pencemaran udara sumber 6. pelaksanaan supervisi atas pelaksanaan
bergerak, sumber tidak bergerak, ambien dan pemulihan kerusakan lahan akses terbuka;
gangguan; dan
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan 7. pelaksanaan administrasi Direktorat.
dan pengendalian pencemaran udara sumber
bergerak, sumber tidak bergerak, ambien dan
gangguan;
c. koordinasi dan sinkronisasi kebijakan di
bidang pengelolaan dan pengendalian
pencemaran udara sumber bergerak, sumber
tidak bergerak, ambien dan gangguan;

LAPORAN KINERJA 2017


06 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Struktur Organisasi

Peraturan Menteri Lingkungan Sekretariat Direktorat Pengendalian


Hidup dan Kehutanan Nomor Direktorat Jenderal Pencemaran Air
P. 18 / MenLHK-II/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup Direktorat Pengendalian Direktorat Pengendalian
Kerusakan Gambut Pencemaran Udara
dan Kehutanan, menyebutkan
bahwa Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan
Direktorat Pengendalian Direktorat Pemulihan Kerusakan
Kerusakan Lingkungan terdiri
Pencemaran dan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
dari: Pesisir dan Laut

Secara lengkap struktur organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan, dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan

Sekretariat Ditjen

Bagian Program Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan Bagian Hukum dan


dan Evaluasi Organisasi dan Tata dan Umum Kerja Sama Teknik
Laksana

Direktorat Pengendalian Direktorat Pemulihan


Direktorat Pengendalian Direktorat Pengendalian Direktorat Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lahan Akses
Kerusakan Gambut Pencemaran Air Pencemaran Udara
Kerusakan Pesisir Laut Terbuka

Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat


Subdirektorat
Inventarisasi dan Perencanaan Pengendalian Perencanaan Pengendalian Perencanaan Pengendalian
Perencanaan
Penetapan Pencemaran dan Kerusakan Pencemaran Air Pencemaran Udara

Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat


Perencanaan Pengendalian Inventarisasi dan Inventarisasi dan Inventarisasi dan Inventarisasi dan
Kerusakan Gambut Status Mutu Alokasi Beban Pencemaran Pengelolaan Kualitas Udara Pelembagaan

Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat Subdirektorat


Subdirektorat Pemulihan
Pengendalian Kerusakan Pengendalian Pencemaran Pengendalian Pencemaran Pengendalian Pencemaran
Kerusakan Lahan Akses
Gambut dan Kerusakan Wilayah I Industri Udara Sumber Bergerak
Terbuka

Subdirektorat Subdirektorat
Subdirektorat Pengendalian
Pengendalian Pencemaran Pengendalian Pencemaran
Pencemaran Limbah
dan Kerusakan Wilayah II Udara Sumber Tidak
Domestik
Bergerak

Subdirektorat
Subdirektorat Pengendalian
Pemantauan Kualitas
Pencemaran Limbah Usaha
Udara dan Pengendalian
Kecil dan Non Institusi
Pencemaran Non Institusi

Gambar 1. Struktur Organisasi


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 07

Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
berjumlah total sebanyak 235 pegawai, yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Secara rinci sumber
daya manusia yang ada seperti yang terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Sumber Daya Manusia Ditjen PPKL KLHK Berdasarkan Jenjang Pendidikan
per Januari 2018

SLTA
D3 Sed-
No Unit Kerja S3 S2 S1 Seder- SLTP SD Jml Ket
erajat
ajat
1 Dirjen PPKL - 1 - - - - - 1
2 Sekretariat - 5 29 9 20 3 4 70
Direktorat
Jenderal PPKL
3 Direktorat - 8 14 - 1 1 - 24
Pengendalian
Kerusakan
Gambut
4 Direktorat 1 8 16 1 7 - 1 34
Pengendalian
Pencemaran
dan Kerusakan
Pesisir dan
Laut
5 Direktorat 1 7 27 2 6 1 - 44
Pengendalian
Pencemaran
Air
6 Direktorat - 14 17 2 3 - - 36
Pengendalian
Pencemaran
Udara
7 Direktorat - 6 16 1 2 - - 25
Pemulihan
Kerusakan
Lahan Akses
Terbuka
8 Dipekerjakan - 1 - - - - - 1
Jumlah 2 45 116 16 41 4 5 235
Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


08 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Keuangan

Anggaran awal DIPA Ditjen PPKL Tahun Rp.114.979.785.000,- (seratus empat belas
2017 sebesar Rp.110.732.685.000,- (seratus milyar sembilan ratus tujuh puluh sembilan
sepuluh milyar tujuh ratus tiga puluh dua juta juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah)
enam ratus delapan puluh lima ribu rupiah). dengan rincian alokasi anggaran tiap direktorat
Dalam pelaksanaan Anggaran Ditjen PPKL sebagaimana dicantumkan pada Tabel 2 berikut
mendapatkan penambahan anggaran menjadi ini.

Tabel 2. Rincian Alokasi Anggaran DIPA


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tahun 2017

No. Bagian Pagu Anggaran (Rp.) Pagu Revisi (Rp.)


1. Sekretariat Direktorat Jenderal PPKL 38.651.685.000,- 40.955.485.000,-
2. Pengendalian Pencemaran Udara 17.500.000.000,- 17.122.600.000,-
3. Pengendalian Pencemaran Air 25.581.000.000,- 26.965.000.000,-
4. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan 11.000.000.000,- 12.469.700.000,-
Laut
5. Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka 9.000.000.000,- 8.063.800.000,-
6. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lahan 9.000.000.000,- 9.403.200.000,-
Gambut
JUMLAH TOTAL 110.732.685.000,- 114.979.785.000,-
Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 09

Coastal Clean Up Pantai Pasir Jambak


Padang, 09 Desember 2017.
LAPORAN KINERJA 2017
10 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Rakernis Ditjen PPKL


13-14 November 2017, Surabaya

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 11

Bab II
Perencanaan
Kinerja

LAPORAN KINERJA 2017


12 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis Direktorat Jenderal kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan


Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi
Lingkungan adalah Dokumen Perencanaan yang SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP; dan
memuat tujuan, sasaran strategis, kebijakan, (3) melestarikan keseimbangan ekosistem dan
program dan kegiatan pembangunan sesuai keanekaragaman hayati serta keberadaan SDA
dengan tugas dan fungsi eselon I yang disusun sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan mendukung pembangunan berkelanjutan
Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan dengan indikator kinerja derajat keberfungsian
Kehutanan. Muatan Pokok Renstra Ditjen ekosistem meningkat setiap tahun. Mengacu
PPKL Tahun 2015-2019 dalam kerangka logis pada Sasaran Strategis KLHK tahun 2015-2019,
hirarki kebijakan, mengacu pada PERPRES maka mandat yang menjadi tanggung jawab
Nomor 2 Tahun 2014, tentang RPJMN Tahun Ditjen PPKL sebagaimana dapat dilihat pada
2015-2019 dan Peraturan Menteri Lingkungan Tabel 54 Lampiran 2.
Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MENLHK-
Setjen/2015 tentang Rencana Strategis Sejak tahun 2009 telah dikembangkan indikator
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kualitas lingkungan yang disebut dengan Indeks
Tahun 2015-2019. Pola pikir penjabaran muatan Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). IKLH adalah
intensi strategis pembangunan nasional yang indikator pembangunan bidang lingkungan
dijabarkan dalam intensi strategis Kementerian hidup yang menjadi acuan bersama bagi semua
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana pihak dalam mengukur kinerja perlindungan dan
yang tercantum pada Tabel 3. pengelolaan lingkungan hidup. Penghitungan
IKLH terdiri dari tiga komponen yaitu: a) Indeks
Berdasarkan Sasaran Strategis yang tercantum Kualitas Air (IKA); b) Indeks Kualitas Udara
dalam Renstra KLHK tahun 2015-2019, Sasaran (IKU); dan c) Indeks Kualitas Tutupan Lahan
Strategis Pembangunan Lingkungan Hidup dan (IKTL). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah: (1) menjaga (IKLH) diharapkan dapat mempertajam prioritas
kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan program dan kegiatan peningkatan kualitas
daya dukung lingkungan, ketahanan air dan lingkungan hidup. Dengan mengetahui media
kesehatan masyarakat, dengan indikator lingkungan hidup yang masih kurang baik,
kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup sumberdaya yang ada dapat dialokasikan secara
berada pada kisarana 66,5-68,6, angka pada lebih akurat sehingga akan lebih efektif dan
tahun 2014 sebesar 63,42; (2) memanfaatkan efisien.
potensi sumberdaya hutan dan lingkungan hidup
secara lestari untuk meningkatkan ekonomi dan

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 13

Tabel 3. Penjabaran Muatan Intensi Kementerian dalam Intensi Strategis


Direktorat Jenderal Pengedalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tujuan
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Tahun 2015 – 2019

“Pemeliharaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup


melalui Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup yang Komperehensif”

Indikator Tujuan

Tercapainya kualitas Tercapainya pemulihan


udara yang sehat 01 04 ekosistem lahan gambut

Tercapainya Peningkatan Tercapainya pemulihan


Kualitas Air 02 05 lahan akses terbuka

Tercapainya pengelolaan wilayah Terlaksananya


pesisir dan laut yang ramah 03 06 reformasi birokrasi
lingkungan

Sasaran Program

Menurunnya beban emisi Menurunnya tingkat


pencemaran udara 01 04 kerusakan gambut

Menurunnya beban Menurunnya tingkat kerusakan


pencemaran air 02 05 lahan akses terbuka

Menurunnya beban pencemaran Terwujudnya reformasi tata kelola


dan tingkat kerusakan 03 06 kepemerintahan yang baik di
wilayah pesisir dan laut lingkungan Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan

LAPORAN KINERJA 2017


14 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran Kegiatan

Meningkatnya penerapan
green transportation

Tersedianya Status mutu udara


UDARA perkotaan

Meningkatnya proporsi jumlah industri


yang memenuhi baku mutu emisi

Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL


komunal di Sungai Citarum, Cisadane dan Ciliwung

Menyediakan informasi data kualitas air


sungai secara kontinyu
AIR
Menetapkan alokasi beban pencemaran di
15 sungai di 15 DAS

Meningkatnya kualitas air sungai dengan


menurunkan beban pencemaran
Meningkatnya kualitas ekosistem pantai
Perbaikan kualitas sungai melalui lamun, terumbu karang dan vegetasi pantai
kegiatan restorasi pada kawasan pesisir dan laut
Meningkatnya proporsi jumlah industri yang
memenuhi baku mutu air limbah Meningkatnya sarana instalasi pengolahan
Pesisir air limbah di perkampungan nelayan wilayah
Laut pesisir

Clean up di lokasi pesisir dan laut yang


tercemar tumpahan minyak

Penyediaan Peta, Data Pencemaran dan


Sumber Pencemar pada Kawasan Pesisir
Terpulihkannya Ekosistem Gambut

Gambut
Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan
konsesi di ekosistem gambut yang
meningkat kinerja tata pengelolaan airnya

Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas


pertambangan rakyat yang dipulihkan
Lahan Akses
Terbuka Meningkatnya proporsi jumlah industri yang
meningkat ketaatannya untuk melakukan
rehabilitasi pasca tambang

Terwujudnya reformasi tatakelola


pemerintahan yang baik dilingkungan
Ditjen Pengendalian Pencemaran dan
Dukungan
Kerusakan Lingkungan sesuai kerangka
reformasi birokrasi untuk menjamin Manajemen
kinerja yang optimal: SAKIP dengan nilai
minimal 78,00 (A) di tahun 2019

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 15

Sasaran Unit Kegiatan

Jumlah kota yg menerapkan Green


Transportation meningkat dari tahun ke tahun
Jumlah kota yg memiliki sistem pemantauan
kualitas udara ambien: yang beroperasi
UDARA otomatis(AQMS), dengan metode manual yg
beroperasi mudah, sederhana, dan menjang-
kau 500 kab/kota (passive sampler)
Proporsi jumlah industri yang memenuhi
baku mutu emisi sebesar 75% dari 2000
industri
Meningkatnya sarana sanitasi dasar umum dan IPAL
komunal di Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung

Menyediakan informasi data kualitas air


sungai secara kontinyu
AIR
Menetapkan alokasi beban pencemaran di
15 sungai di 15 DAS

Meningkatnya kualitas air sungai dengan


menurunkan beban pencemaran

Perbaikan kualitas sungai melalui


kegiatan restorasi

Meningkatnya proporsi jumlah industri yang


memenuhi baku mutu air limbah
Pesisir
Laut

Terpulihkannya Ekosistem Gambut

Gambut
Meningkatnya proporsi jumlah perusahaan
konsesi di ekosistem gambut yang
meningkat kinerja tata pengelolaan airnya

Meningkatnya luasan lahan terlantar bekas


pertambangan rakyat yang dipulihkan
Lahan Akses
Terbuka Meningkatnya proporsi jumlah industri yang
meningkat ketaatannya untuk melakukan
rehabilitasi pasca tambang

Efektivitas perencanaan program dan


evaluasi dalam mencapai tujuan dan
sasaran Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Efektivitas layanan kepegawaian dan


penataan organisasi tata laksana Dukungan
Manajemen
Efektivitas pelayanan umum dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan

Efektivitas pembinaan hukum dan


koordinasi administrasi kerjasama teknik
dalam negeri dan luar negeri

LAPORAN KINERJA 2017


16 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Memasuki tahun ketiga pelaksanaan RPJMN


2015 – 2019, pemerintah melaui kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)
melakukan perubahan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dari yang
semula Money Follow Function menjadi Money
Follow Program Prioritas sesuai dengan Peraturan
Presiden Republik Indonesia nomor 45 Tahun
2016 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2017.

Penyusunan RKP 2017 dilaksanakan dengan


menggunakan pendekatan Holistik-Tematik,
Integratif dan Spasial, artinya hanya program
yang benar-benar bermanfaat yang dialokasikan
dan bukan sekedar karena tugas dan fungsi
Kementerian/Lembaga yang bersangkutan. Hal
ini mengisyaratkan bahwa pencapaian prioritas
pembangunan nasional memerlukan adanya
koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan,
melalui pengintegrasian prioritas nasional/
program prioritas/kegiatan prioritas yang
dilaksanakan dengan berbasis kewilayahan.

Dengan adanya Peraturan Presiden Republik


Indonesia nomor 45 Tahun 2016, maka
penyusunan rencana kerja Ditjen PPKL dalam
sisa kurun waktu RPJMN 2015 – 2019 harus
mengacu kepada peraturan yang baru tersebut.
Hal ini akan merubah Rencana Strategis dan
Rencana Kerja Ditjen PPKL sampai Tahun
2019. Berdasarkan hasil kesepakatan trilateral
antara Bappenas-Kementerian Keuangan dan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Ditjen PPKL memiliki beberapa kegiatan pada
Prioritas Nasional sebagaimana Tabel 55 pada
Lampiran 3.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 17

Coastal Clean Up yang berlokasi di Pantai


Galala Kota Ambon 11 Desember 2017

LAPORAN KINERJA 2017


18 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Rencana Kerja Tahun 2017

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Pada tahun 2016, Menteri Lingkungan Hidup
dan Kerusakan Lingkungan yang menjadi dan Kehutanan telah menetapkan 7 (tujuh)
penanggung jawab program pengendalian Indikator Kinerja Utama (IKU) melalui Peraturan
pencemaran dan kerusakan lingkungan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 78/Menlhk/Setjen/Set.1/9/2016
mempunyai tugas yang perlu diimplementasikan tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
dalam 5 tahun ke depan dan mendukung (IKU). Dalam penetapan IKU tersebut, tugas
terhadap sasaran strategis 1 Kementerian dalam dan fungsi Ditjen PPKL lebih utama mendukung
meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang tercapainya Indikator Kinerja Utama nomor 1
tercermin dalam Indeks Kualitas Lingkungan yaitu Indeks Kualitas Lingkungan Hidup pada
Hidup (IKLH) sebesar 66,5- 68,5 pada tahun Tahun 2019 berada pada rentang 66,5-68,6.
2019 yang didukung oleh sistem data informasi Pada tahun 2017 ini target IKLH berada pada
lingkungan hidup dan neraca sumberdaya rentang 64,00-65,00. Target ini lebih rendah
alam dan lingkungan hidup yang handal. Dalam dibanding target RKP 2017 yaitu sebesar 65,00-
meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan 65,50. Target untuk Indikator Kinerja Utama
Hidup, Ditjen PPKL mempunyai peran dalam nomor 1 dapat dicapai dengan pelaksanaan
meningkatkan kualitas udara, air, dan tutupan kegiatan yang menjadi Indikator Kinerja Program
lahan. Program Ditjen PPKL juga mendukung atau Indikator Kinerja Utama Ditjen PPKL tahun
sasaran strategis 3 untuk pelestarian 2017, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman
hayati serta keberadaan sumberdaya alam
sebagai sistem penyangga kehidupan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.

Tabel 4. Indikator Kinerja Program/Indikator Kinerja Utama


Ditjen PPKL Tahun 2017

PENGENDALIAN
PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN

Meningkatnya
Kualitas Udara
82,00

Meningkatnya
Kualitas Air
53,00

Meningkatnya Kualitas
Tutupan Lahan
60,00

Terwujudnya reformasi tata kelola


kepemerintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan LH

75 poin
Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 19

Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang
lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang
disertai dengan indikator kinerja (lampiran 1). Perjanjian kinerja disusun berdasarkan Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014. Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja 2017 sebanyak 3 (tiga) indikator yaitu IKU meningkat, IKA meningkat dan ITL/
IKTL meningkat. Tahun 2017 Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL Tahun 2017

Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Kualitas


Kualitas Udara Kualitas Air Tutupan Lahan
Indikator Indikator Indikator
Indeks Kualitas Udara Indeks Kualitas Air Indeks Tutupan Lahan
Meningkat Meningkat Meningkat

82,00 53,00 60,00

Terwujudnya reformasi tata kelola Indikator


kepemerintahan yang baik di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian
SAKIP Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 75 poin
Pencemaran dan Kerusakan LH dengan nilai minimal 78,00 (A) di tahun 2019

Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

Pengendalian Pengendalian Pencemaran dan


01 Pencemaran Udara 04 Kerusakan Pesisir dan Laut
Kegiatan-kegiatan
dalam Program
Pengendalian
Pencemaran Pengendalian Pengendalian Kerusakan
dan Kerusakan 02 Pencemaran Air 05 Lahan Gambut
Lingkungan yang
tercantum dalam
dokumen Perjanjian
Kinerja 2017 adalah Pemulihan Kerusakan Dukungan Manajemen dan
03 Lahan Akses Terbuka 06 Pelaksanaan Tugas Teknis
Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


20 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Pembangunan Sekat Kanal


di Kab. Aceh Jaya, Prov. Aceh

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 21

Bab III
Akuntabilitas
Kinerja

LAPORAN KINERJA 2017


22 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

A. Metode Pengukuran

Pengukuran Kinerja
01

Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program yang ditetapkan dalam mewujudkan tujuan
instansi pemerintah. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja
dengan target penetapan kinerja. Semakin tinggi realisasi kinerja, semakin baik pencapaian indikator
kinerja.

Rumus Realisasi Kegiatan


Capaian Kinerja = x 100
Capaian Kinerja Rencana (Target)

Capaian Penyerapan Anggaran


02

Capaian penyerapan anggaran dihitung dengan membandingkan antara realisasi penggunaan


anggaran dengan rencana anggaran (pagu). Semakin tinggi realisasi penggunaan anggaran, semakin
baik capaian penyerapan anggarannya. Rumus perhitungan capaian penyerapan anggaran adalah:

Rumus Capaian Capaian Penyerapan Realisasi Kegiatan


x 100
Penyerapan Anggaran Anggaran Rencana (Pagu)

Efektifitas dan Efisiensi


03

Perhitungan efektifitas kinerja dilakukan dengan membandingkan antara capaian kinerja tahun
ini dengan capaian kinerja tahun sebelumnya. Apabila hasil perbandingan tersebut lebih dari satu
maka capaian kinerja tahun ini lebih efektif dibandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu. Tetapi
apabila hasil perbandingan tersebut kurang dari satu maka capaian kinerja tahun ini kurang efektif
dibandingkan dengan capaian kinerja tahun lalu.

Rumus Capaian Capaian Efektifitas Capaian Kinerja 2017 (%) x 100


Efektifitas dan Efisiensi dan Efisiensi Capaian Kinerja 2016 (%)

Efisiensi kinerja dihitung dengan membandingkan antara capaian kinerja dengan capaian penyerapan
anggaran. Apabila hasil perbandingan tersebut lebih dari satu maka pelaksanaan kegiatan dapat
dikatakan efisien, sedangkan bila hasil perbandingan tersebut kurang dari satu maka pelaksanaan
kegiatan tidak efisien.

Capaian Kinerja (%)


Efisiensi x 100
Capaian Penyerapan Anggaran (%)

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 23

B. Capaian Kinerja Direktorat Jenderal


Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan

Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan memiliki 4 (empat)


sasaran Program yang harus dicapai sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan pada
tahun 2017. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi
kinerja dengan target pencapaian kinerja. Capaian kinerja Ditjen PPKL pada tahun 2017 mencapai
102,34%. Capaian kinerja tahun 2017 ini lebih tinggi dibandingkan capaian kinerja tahun 2016
(99,33%) dan lebih rendah dibandingkan capaian kinerja tahun 2015 (159,02%). Hal ini disebabkan
beberapa indikator kinerja tidak tercapai pada tahun 2016, sedangkan pada tahun 2015 terdapat
kegiatan yang mencapai lebih dari target yang ditetapkan. Secara rinci capaian kinerja untuk masing-
masing sasaran program dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Capaian Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL Tahun 2017

Capaian Capaian Capaian Capaian Target Target Capaian


Indikator Realisasi
No. Sasaran Tahun Tahun Tahun Kinerja RPJM PK Kinerja
Kinerja 2017
2014 2015 2016 2016 2017 2017 2017 (%)
1. Meningkatnya Indeks 80,54 84,96 81,78 100,34 82,00 82,00 87,03 106,13
kualitas udara Kualitas
Udara
Meningkat
2. Meningkatnya Indeks 52,19 53,10 50,20 95,62 53,00 53,00 53,20 100,38
kualitas air Kualitas
Air
Meningkat
3. Meningkatnya Indeks 59,01 58,55 58,42 98,18 60,00 60,00 60,31 100,52
Kualitas Tutupan
Tutupan Lahan Lahan
Meningkat
4. Terwujudnya SAKIP 55,78 80,68 69,01 94,66 75 75 Belum -
reformasi Ditjen dievaluasi
tata kelola PPKL
kepemerintahan dengan
yang baik di nilai
lingkungan minimal
Ditjen PPKL 78,00 (A)
di tahun
2019
102,34
Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


24 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Analisis atas capaian kinerja sasaran dikaitkan dengan indikator kinerjanya dapat diuraikan
sebagai berikut:

Sasaran 1
Meningkatnya Kualitas Udara

Capaian indikator kinerja utama untuk sasaran Adapun perhitungan indeksnya adalah
program meningkatnya kualitas udara pada tahun membandingkan nilai rata-rata tahunan
2017 adalah tercapainya target Indeks Kualitas terhadap standar EU Directives, apabila
Udara (IKU) Nasional sebesar 82 poin. Indeks angkanya melebihi 1 berarti melebihi standar
Kualitas Udara (IKU) merupakan gambaran atau EU, begitu pula sebaliknya apabila sama dan
nilai hasil transformasi parameter-parameter dibawah 1 artinya memenuhi standar dan lebih
(indikator) individual pencemar udara yang baik. Perhitungan IKU provinsi dilakukan melalui
berhubungan menjadi suatu nilai sehingga mudah beberapa tahapan sebagai berikut:
dimengerti oleh masyarakat umum. IKU nasional 1. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2
dihitung dari IKU masing- masing provinsi di dari tiap periode pemantauan untuk masing-
Indonesia setelah data konsentrasi rata-rata masing lokasi (titik) sehingga didapat data
tahunan parameter pencemar udara berupa SO2 rerata untuk area transportasi (A), Industri
dan NO2 dari hasil pengukuran kualitas udara (B), area komersial (C), dan area pemukiman/
ambien kabupaten/kota. Pengukuran kualitas perumahan (D).
udara ambien di kab/kota dilakukan pada 4 2. Menghitung rerata parameter NO2, dan SO2
(empat) lokasi yang mewakili wilayah industri, untuk masing-masing kota atau kabupaten
pemukiman, transportasi, dan perkantoran yang merupakan perhitungan rerata dari ke
dengan metode manual passive sampler dengan empat titik pemantauan.
persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Menghitung rerata parameter NO2 dan SO2
Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui untuk provinsi yang merupakan perhitungan
2 (dua) mekanisme yaitu a). pengukuran kualitas rerata dari kota atau kabupaten.
udara ambien dengan metode passive sampler 4. Angka rerata NO2 dan SO2 provinsi
yang dilakukan dengan APBN melalui mekanisme dibandingkan dengan Referensi EU akan
dekonsentrasi kepada provinsi; b). pengukuran didapatkan Index Udara model EU (IEU) atau
kualitas udara ambien yang dilakukan oleh indeks antara sebelum dinormalisasikan pada
daerah dengan menggunakan APBD. indeks IKLH.
5. Indeks Udara model EU dikonversikan
Metodologi perhitungan IKU mengadopsi menjadi indeks IKLH melalui persamaan
Program European Union melalui European sebagai berikut:
Regional Development Fund pada Regional
Initiative Project, yaitu “Common Information to Indeks Udara IKLH = 100 -
50
x (Ieu - 0,1)
European Air” (Citeair II) dengan Judul CAQI Air 0,9
Quality Index : Comparing Urban Air Quality accros
Borders-2012. Common Air Quality Index (CAQI)
ini digunakan melalui www.airqualitynow.eu
sejak 2006. Indeks ini dikalkulasi untuk data
rata-rata perjam, harian dan tahunan.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 25

Secara konsepsi, perhitungan indeks termasuk Untuk mendapatkan angka nasional tersebut
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) maka masing-masing provinsi memberikan
memiliki sifat komparatif yang berarti nilai proporsi kontribusi berdasarkan jumlah
satu provinsi relatif terhadap provinsi lainnya. penduduk dan luas wilayahnya terhadap total
Dalam persepektif IKLH, angka indeks ini bukan jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia.
semata-mata peringkat, namun lebih kepada
suatu dorongan upaya perbaikan kualitas Hasil penghitungan IKU nasional tahun 2017
lingkungan hidup. adalah 87,03, sedangkan target tahun 2017
ditetapkan sebesar 82,00, sehingga capaian
Dalam konteks ini para pihak di tingkat provinsi kinerjanya mencapai 106,13%. Berdasarkan
terutama pemerintah provinsi dapat menjadikan klasifikasi penjelasan kualitatif terhadap rentang
IKLH sebagai titik referensi untuk menuju angka nilai IKLH yang disusun oleh KLHK pada tahun
ideal yaitu 100. Semakin jauh dengan angka 100, 2014 (sumber: IKLH Indonesia 2014) bahwa
mengindikasikan harus semakin besar upaya nilai IKU 87,03 mengandung arti bahwa kualitas
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup udara nasional berada dalam kategori sangat
yang dilakukan. baik (82 < X ≤ 90).Capaian Perjanjian Kinerja
untuk sasaran program meningkatnya kualitas
Selain komparatif terhadap provinsi lainnya, udara pada tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel
angka indeks nasional dapat menjadi acuan, 7 berikut ini.
apabila angka indeks provinsi berada di bawahnya
(lebih kecil) artinya ada dalam ketegori upaya
yang harus terakselerasi sedangkan apabila di
atasnya (lebih besar) artinya ada dalam kategori
pemeliharaan.

Tabel 7 Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Udara

Capaian Capaian Capaian Capaian Target Capaian


Indikator Target
No Sasaran Tahun Tahun Tahun Kinerja RPJM Realisasi Kinerja
Kinerja PK
2014 2015 2016 2016 2017 (%)
1. Meningkat- Indeks 80,54 84,96 81,78 100,34 82,00 82,00 87,03 106,13
nya kualitas Kualitas
udara Udara
Mening-
kat

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


26 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lingkup kegiatan perhitungan IKU pada tahun 2017 antara lain adalah pengumpulan data dan
informasi, verifikasi dan validasi data, entry data, pengolahan data dan perhitungan untuk
menghasilkan IKU provinsi dan IKU nasional tahun 2017. Hasil pengolahan data dan hasil perhitungan
IKU provinsi dan IKU nasional tahun 2017 dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3 berikut ini.

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 2 Grafik Indeks Kualitas Udara per Provinsi Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 27

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 3 Peta Indeks Kualitas Udara Tahun 2017

84,96

Hasil pencapaian IKU tahun 87,03


2017 dibandingkan hasil
pencapaian IKU pada tahun- 80,17
79,61
tahun sebelumnya dapat dilihat
pada Gambar 4 berikut ini. 81,78
80,54

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 4 Grafik Indeks Kualitas Udara Tahun 2012 - 2017

LAPORAN KINERJA 2017


28 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Hasil perhitungan nilai IKU tahun 2017 sebesar Pencapaian nilai IKU dipengaruhi oleh berbagai
87,03 bila dibandingkan dengan nilai IKU tahun faktor seperti kebijakan sektor terkait dalam
2016 sebesar 81,78, meningkat 5,25 poin. Indeks mendukung pengendalian pencemaran udara,
Kualitas Udara tahun 2015 - 2017 berfluktuatif dukungan pihak lain seperti Pemerintah Daerah,
dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan oleh instansi terkait, masyarakat dan pelaku usaha,
beberapa hal, antara lain: ketersediaan pendanaan baik dari sisi pemerintah
1. Jumlah data turut mempengaruhi hasil maupun pelaku usaha, serta faktor alam yaitu
perhitungan IKU provinsi dan IKU nasional. meteorologi maupun bencana seperti kebakaran
Jumlah kabupaten/kota yang dilakukan lahan dan meletusnya gunung berapi. Upaya
pengukuran udara ambien untuk perhitungan peningkatan kualitas udara dilakukan melalui
IKU bertambah dari tahun 2015 sampai tahun berbagai intervensi seperti kebijakan terkait
2017. Pada tahun 2015 jumlah kabupaten/ pengendalian pencemaran udara, insentif dan
kota yang diukur kualitas udaranya sebanyak disinsentif, pemantauan, teknologi, membangun
150 kabupaten/kota pada 28 provinsi, tahun komitmen dengan pemangku kepentingan lain,
2016 sebanyak 259 kabupaten/kota pada serta penghargaan dan sanksi.
34 provinsi dan tahun 2017 sebanyak 400
kabupaten/kota pada 34 provinsi. Indeks kualitas udara dapat menjadi indikator
keberhasilan dalam mencapai tujuan
2. Kualitas udara ambien masing-masing menurunkan beban emisi pencemaran udara
kabupaten/kota dipengaruhi oleh beberapa melalui pengendalian pencemaran udara dari
hal, antara lain keadaan iklim, arah angin, sumbernya. Keberhasilan mencapai target
topografi dan sumber pencemar udara, sampai 106,13% diperoleh melalui upaya
yang terdiri dari Sumber Alami / biogenic pengendalian pencemaran udara dari sumber
(letusan gunung berapi, dekomposisi biotik) tidak bergerak, sumber bergerak, dan pendukung
dan Antropogenik. Data yang mendukung kegiatan lainnya. Kegiatan untuk mendukung
berkurangnya emisi yang dihasilkan dari capaian IKU pada tahun 2017 disampaikan
sumber tidak tentu adalah berkurangnya berikut ini.
pencemaran udara dari sumber kebakaran
hutan dan lahan. Luas kebakaran hutan
dan lahan di tahun 2017 menurun drastis.
Berdasarkan data citrasatelit LANDSAT 8 HS
Terra Aqua menunjukkan bahwa pada tahun
2017 luas kebakaran hutan dan lahan seluas
124.743 Ha, pada tahun 2016 seluas 438.363
Ha, dan pada tahun 2015 seluas 2.611.411 Ha.
Selain dari berkurangnya kejadian kebakaran
hutan, pendukung lainnya adalah curah hujan
pada tahun 2017 yang secara umum lebih
tinggi dan lebih lama dibanding tahun 2016.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 29

a. Jumlah industri yang memenuhi baku mutu emisi 75% dari 2000 industri.

- Evaluasi kinerja pengendalian pencemaran udara dari sektor industri dilakukan pada industri
Pertambangan, Energi dan Migas (PEM), Agroindustri (AGRO) serta industri Manufaktur,
Prasarana dan Jasa (MPJ). Jumlah industri yang dievaluasi pada tahun 2017 sebanyak 1.764
industri. Sebanyak 188 industri dilakukan pembinaan lebih intensif melalui pengawasan
langsung sedangkan selebihnya pengawasan tidak langsung (1.576). Status penaatan periode
penilaian Proper 2016 - 2017 dibandingkan dengan status penaatan industri pada periode
sebelumnya dapat dilihat pada perbandingan capaian kinerja pengendalian pencemaran udara
pada Tabel 8.
Tabel 8 Capaian Kinerja Pengendalian Pencemaran Udara per-Sektor
periode 2015 - 2016 dan 2016 - 2017

Sektor Industri Jumlah Industri Jumlah Industri Jumlah Ketaatan Jumlah Ketaatan Efektifitas (%)
2015-2016 2016-2017 2015-2016 2016-2017
PEM 433 422 416 412 99%
MPJ 836 521 726 487 67%
AGRO 886 821 795 793 99%
Jumlah 2.155 1.764 1.937 1.692 87%
% ketaatan 89,88% 97,75%
Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Berdasarkan pemenuhan baku mutu emisi Upaya di bidang pengendalian pencemaran


apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, udara dari kegiatan industri dalam mendukung
maka pada tahun 2017 tingkat ketaatan tercapainya kualitas udara yang baik dari tiap
meningkat 6%. Hal ini dapat dilihat dari provinsi melalui pembinaan ketaatan industri
persentase pemenuhan baku mutu emisi pada terhadap ketentuan dalam pengendalian
tahun 2016 sebesar 89,88% dan pada tahun pencemaran udara dapat dilihat dari
2017 menjadi 97,75%. persentase penaatan baku mutu emisi (industri)
sebagaimana tersebut pada grafik berikut.

120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 5 Grafik Prosentase Peningkatan Ketaatan Industri terhadap BME tiap Provinsi

LAPORAN KINERJA 2017


30 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Gambar 5 memperlihatkan grafik adanya Pada tahun 2017 upaya peningkatan kualitas
kecenderungan meningkatnya persentase udara melalui intervensi kebijakan ini
industri yang taat terhadap baku mutu emisi dikembangkan dengan menyusun rancangan
pada periode evaluasi Juli 2016 – Juni 2017. Hal peraturan pemerintah dan penyusunan baku
ini dapat menjadi indikator adanya peningkatan mutu sebagai berikut :
kualitas udara yang dipengaruhi dari upaya
pemenuhan baku mutu emisi oleh industri. Harmonisasi dan sinkronisasi
01 Rancangan Peraturan Pemerintah
- Dukungan teknis verifikasi pengaduan tentang Pengelolaan Kualitas Udara
masyarakat terkait pencemaran udara Penyusunan rancangan peraturan
Disamping evaluasi terhadap kinerja 02 menteri tentang Baku Mutu Emisi
industri, juga dilakukan verifikasi pengaduan Industri Pembangkit
masyarakat terkait dugaan terjadinya
pencemaran lingkungan yang berkaitan Penyusunan rancangan peraturan
dengan aspek pencemaran udara. Verifikasi 03 menteri tentang Baku Tingkat
tersebut dimaksudkan sebagai dukungan Kebisingan
teknis dari aspek pengendalian pencemaran
udara melalui pengumpulan data dan
informasi serta pembinaan teknis kepada b. Jumlah kota yang menerapkan green
industri. transportation meningkat dari tahun ke
tahun
Pada tahun 2016 sebanyak 10 industri
mendapat dukungan teknis dalam penanganan Berdasarkan hasil inventarisasi emisi dan
pengaduan pencemaran udara, dan pada perhitungan beban pencemaran udara
tahun 2017 ada peningkatan sebanyak 13 kabupaten/kota menunjukkan bahwa
industri yang mendapatkan dukungan teknis umumnya kontribusi beban pencemaran
dalam penanganan pengaduan masyarakat udara didominasi dari sumber bergerak
terkait pencemaran udara. Meningkatnya yaitu kendaraan bermotor. Oleh sebab
kesadaran masyarakat terhadap kualitas itu, dikembangkan program Green
lingkungan diperkirakan menjadi pemicu Transportation yang bertujuan untuk
meningkatnya jumlah pengaduan, hal meningkatkan penggunaan transportasi
tersebut perlu disikapi dengan lebih baik dan massal, mengurangi penggunaan kendaraan
bijaksana pada tahun yang akan datang. pribadi, penciptaan infrastruktur jalan yang
mendukung perkembangan transportasi
- Penyusunan kebijakan, peraturan dan massal, mengurangi emisi kendaraan, serta
pedoman pengendalian pencemaran udara menciptakan ruang jalan yang ramah bagi
Meningkatnya kualitas udara pada tahun pejalan kaki dan pengguna sepeda. Prinsip
2017 dapat dipengaruhi oleh intervensi transportasi berkelanjutan dapat dilihat pada
kebijakan yang dikeluarkan pada tahun 2016 gambar berikut.
dan mulai diterapkan pada tahun 2017,
antara lain :
a. Penerapan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor: P-70/
Menlhk/ Setjen/ Kum.1/8/2016 tentang
Baku Mutu Emisi Udaha dan/atau Kegiatan
Pengolahan Sampah secara Thermal
b. Penerapan Peraturan Menteri LIngkugan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.19/
Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2017 tentang
Baku Mutu Emisi Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Industri Semen.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 31

Penerapan konsep Green Transportation


dimaksudkan sebagai upaya untuk
menurunkan beban pencemaran dari kegiatan
transportasi. Mengingat permasalahan
pencemaran udara dari sektor transportasi
sangat komplek maka dibutuhkan kerjasama
multisektoral yang lebih luas dan bahkan
memerlukan koordinasi multi nasional/
internasional dilakukan secara komprehensif-
integral dan berkesinambungan. Penanganan
harus dilakukan melalui pendekatan dari
hulu sampai dengan hilir. Dengan alasan
tersebut KLHK melaksanakan koordinasi dan
sinkronisasi penerapan green transportation
Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL
dengan para pemangku kepentingan sebagai
Gambar 6 Prinsip Transportasi Berkelanjutan berikut (Tabel 9).

Tabel 9 Agenda Bersama Pelaksanaan Penerapan GT

PU dan Pemerintah
NO KRITERIA KLHK Perhubungan Kesehatan ESDM GAIKINDO
Pera Kota/Kab
1 Kendaraan
- Rendah Emisi
Teknologi kendaraan

rendah emisi
Bahan bakar ramah

lingkungan
Konsumsi bahan
√ √
bakar per kapita
2 - Kebijakan dan
Peraturan
Penyediaan

transportasi publik
Parkir √
Uji Emisi √ √
Baku mutu emisi gas
buang kendaraan √
bermotor
Zona taat emisi √
Pemantauan tepi
√ √
jalan raya
3 - Infrastruktur Jalan
Pedestrian √ √
Koridor hijau dan
√ √
RTH
Jalur sepeda √
4 - Peran serta
masyarakat
Pelatihan Eco Driving √ √
Car free day √
Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


32 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Pada periode tahun 2015 - 2019 penanganan Pada tahun 2016 kegiatan green transportation
permasalahan transportasi di perkotaan dilakukan di 3 (tiga) kota yaitu Palembang,
didorong dengan mengadopsi konsep green Surakarta dan Bandung terus berlanjut,
transportation untuk diterapkan secara tahapan yang dilakukan di 3 kota tersebut
bertahap pada 45 kota di Indonesia. Penerapan adalah membuat rencana aksi, koordinasi dan
green transportation dilakukan melalui upaya sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pengendalian
strategis pengendalian pencemaran udara dari pencemaran udara sumber bergerak. Tahun 2017
sumber bergerak dengan pendekatan dari hulu penerapan green transportation dilaksanakan di
sampai hilir yaitu: 1) Penyusunan kebijakan Kota Makasar dan Manado, rencana aksi kedua
dan peraturan, 2) Mendorong Pemda dalam kota tersebut disampaikan dalam tabel berikut.
penerapan Green Transportation, 3) Koordinasi
dan kerjasama dengan instansi terkait dan 4)
Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan

Tabel 10 Agenda Bersama Penerapan Rencana Aksi GT Kota Makassar

No KRITERIA DLH Perhubungan PU Kesehatan BAPPEDA


1. Pemantauan Kualitas Udara secara rutin akibat
lalu lintas dalam 1 (satu Tahun dilakukan pada tiga √ √
titik lokasi pemantauan , Yaitu :
• Jalan Perintis Kemerdekaan (depan Pintu II
KIMA Makassar)
• Jalan Jend Sudirman (Depan Monumen
mandala)
• Jalan Penghibur (anjungan Pantai Losari)
2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien dilakukan
1 (satu) kalu dalam 1 (satu) Tahun di 15 titik
pemantuan sesuai SK Walikota No. 549/
√ √
Kep/658.2/2001 tentang penetapan titik pantau
lokasi ambien di kota Makassar (6 titik utama, 9
titik alternatif)
3. Pemantauan jenis penyakit yang dominan terkait
dengan pencemaran udara di kota makassar (ISPA, √ √
Asma, Brochopneumonia, Ca Nasopharing )
4. Penetapan Kawasan Keamanan, Keselamatan,
ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas
(KAMSELTIBCAR LANTAS) pada 7 (tujuh) ruas
jalan di Kota Makassar yaitu Jl. Jendral Sudirman, √ √
Jl. H. Bau, Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan, Jalan
Ujung Pandang, Jalan Riburane dan Jalan Ahmad
Yani.
5 Pengaturan Operasional kendaraan angkutan

barang di wilayah Kota Makassar.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 33

No KRITERIA DLH Perhubungan PU Kesehatan BAPPEDA


6 Kebijakan dan Peraturan
• Penyediaan transportasi publik √ √
• Pengembangan angkutan sekolah gratis bagi
√ √
anak-anak sekolah
• Pengangkutan angkutan massal koridor I √ √
• Angkutan Massal berupa Pete-Pete Smart
√ √
(tahun 2017 direncanakan 10 Unit)
• Uji Emisi Kendaraan Bermotor √ √
• Pemantauan Kualitas Udara Ambien √ √
• Zona Taat Emisi (15 Titik) √ √
• Pemantauan Tepi Jalan Raya √ √
• Fasilitas Tempat Parkir Sepeda dan Motor √ √
• Rambu Utama untuk Jalur Sepeda √ √
7 Fasilitas
• Pedestrian yang ramah buat sepeda (Jl. H. Bau,
Jl. Monginsidi, Jl. Nusantara dan Jalan Ujung √ √
Pandang)
• Koridor Hijau/Jalur Hijau Penanaman Tanaman
Peneduh pada Jalur Hijau berupa ketapang √ √
kencana
• Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan
√ √
sepanjang jalur Median Jalan/Jalur Tengah Hijau
8 Peran Serta Masyarakat
• Car Free Day untuk 3 Lokasi pada weekend yaitu
Jl. Jend. Sudirman, Jalan Penghibur dan Jalan √
Boulevard mulai jam 06.00 – 10.00 WITA
• Sosialisasi Eco Driving, pemahaman masyarakat
tentang pentingnya pemeliharaan kendaraan

dan penggunaan bahan bakar yangsesuai dengan
sistem pembakaran kendaraan
• Sosialisasi Ke Masyarakat dan Anak sekolah
terhadap pengembangan transportasi Publik/ √
Transportasi Massal
• Sosialisasi kepada masyrakat tentang penyakit-

penyakit yang muncul akibat pencemaran udara
Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


34 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tabel 11 Agenda Bersama Penerapan Rencana Aksi GT Kota Menado

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Agenda bersama penerapan GT di kota Makassar dan Kota Menado dengan melihat kondisi terkini di
ke-2 kota tersebut. Kondisi aktual yang dilihat adalah :

Sistem manajemen Pengendalian Pencemaran Mendorong penggunaan


01 Udara dengan adanya ketersediaan anggaran, 04 kendaraan umum
pelaksanaan pemantauan udara ambien,
kegiatan mereduksi pencemaran (penetapan
kawasan, pengembangan angkutan,
pengaturan operasional kendaraan)

Kebijakan atau peraturan daerah terkait Penyediaan energi bersih dan


02 dengan kendaraan bermotor, peningkatan 05 infrastrukturnya
kualitas udara akibat kendaraan bermotor,
transportasi dan manajemen lalu lintas.

Upaya pembatasan kendaraan pribadi melalui Penyediaan luas ruang terbuka


03 program sosialisasi, kawasan bebas kendaraan 06 hijau yang memadai
bermotor, pemantauan uji emisi.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 35

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) yang
penerapan Green Transportation, KLHK telah dilakukan pada tahun 2017 hanya dilakukanpada
menerbitkan Peraturan Menteri LHK Nomor 15 kota yang menggunakan anggaran APBD.
P.20/Menlhk/Setjend/Kum.1/3/2017 tentang EKUP diambil dari 3 kegiatan yaitu uji emisi,
Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan roadside monitoring dan traffic counting. Dari 15
Bermotor Tipe Baru Kateri M, Kategori N dan kota yang melaksanakan EKUP pada tahun 2017,
Kategori O dan mencabut PerMen LH Nomor 11 kota yang melakukan roadside monitoring.
4 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Jika dilihat dari data kualitas udara roadside
monitoring, kota-kota yang melakukan roadside
Peraturan Menlhk P.20 Tahun 2017 monitoring 2016 dan 2017 digambarkan adanya
mencantumkan baku mutu emisi yang lebih ketat penurunan kadar parameter kunci. Berikut
dibanding Peraturan Menlh No. 4 Tahun 2009. adalah grafik pemantauan kualitas udara roadside
Pengetatan ini berakibat pada penggunaan monitoring pada tahun 2016 dan 2017.
teknologi kendaraan bermotor yang lebih baik
(teknologi Euro 4) dan kualitas bahan bakar yang
lebih bagus (bahan bakar setara Euro 4). Dengan
terbitnya peraturan ini, sumber pencemaran
udara dari sumber bergerak akan semakin
berkurang dan kualitas udara di perkotaan
menjadi lebih baik.

Rata-rata Kadar PM10 Rata-rata Kadar SO2


160 400
140 350
120 300
100 250
80 200
60 150
40 100
20 50
0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2016 2017 BM 2016 2017 BM

Rata-rata Kadar NO2 Rata-rata Kadar CO


160 12.000
140 10.000
120
8.000
100
80 6.000
60
4.000
40
20 2.000

0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
2016 2017 BM 2016 2017 BM

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 7 Grafik Hasil Road Side Monitoring Kota Pelaksana EKUP Mandiri 2016 dan 2017

LAPORAN KINERJA 2017


36 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Secara umum untuk kadar parameter PM10, SO2, Berdasarkan hasil studi, 70% pencemaran udara
NO2, CO menunjukkan penurunan. Penurunan terjadi di perkotaan dan 23% emisi Gas Rumah
kadar parameter yang dihasilkan dari sumber Kaca (GRK) dari bahan bakar yang bersumber
menjadikan sumbangan kadar pencemar ke dari sektor transportasi (KLH, 2012), dan 90%
udara semakin menurun atau dengan kata lain dari emisi transportasi, berasal dari transportasi
kualitas udara membaik. darat. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat
pertumbuhan kendaraan bermotor per tahun
Kegiatan lainnya yang dilakukan untuk sebanyak 9 juta unit/tahun, termasuk sepeda
mendukung penerapan Green Transportation, motor 7,8 juta unit/tahun (Gaikindo dan AISI,
dengan menyelenggarakan rally dan workshop 2014).
eco-driving. Manfaat dari Eco-Driving ini antara
lain : Dampak pencemaran udara tersebut sangat
a. Keselamatan: Meningkatkan keselamatan mempengaruhi kesehatan manusia, antara lain
jalan dan keterampilan mengemudi. fungsi organ otak, perut, mata, tenggorokan,
b. Lingkungan: Mengurangi emisi gas rumah paru-paru, jantung, bahkan sistem reproduksi.
kaca (CO2), sedikit polusi udara lokal dan Maka guna mendukung upaya mengatasi
pengurangan kebisingan. pencemaran udara, Ditjen PPKL mengadakan
c. Finansial: Menghemat bahan bakar (5-15% kampanye publik terkait teknik mengemudi yang
dalam jangka panjang), biaya pemeliharaan aman, nyaman, efisien dan ramah lingkungan
kendaraan yang lebih rendah dan mengurangi (Eco Driving), dalam bentuk Eco Driving Fun Rally
biaya kecelakaan. (EDFR). Mengendarai kendaraan bermotor
d. Sosial: Lebih bertanggung jawab dalam dengan moda eco driving mampu menghemat
mengemudi, kurang stres pada saat bahan bakar hingga 10%. Hitungan efisiensi
mengemudi dan kenyamanan yang lebih bahan bakar sengan menggunakan moda eco
tinggi bagi pengemudi dan penumpang. driving digambarkan pada Tabel 12 berikut.

Tabel 12 Efisiensi Bahan Bakar Menggunakan Moda Eco Driving

Konsumsi Bahan Bakar (Km/L) Efisiensi (Rp)


Group CC_Min CC_Max BBM
Uji Tipe EDFR
A 700 1300 Bensin 14,75 19,11 35.950
B 1301 1600 Bensin 16.17 24,25 66.641
C 1601 4000 Bensin 22.52 12,41 7.369
D 1200 3000 Solar 11,85 17,52 46.843

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Jika dilihat dari rata-rata penghematan dan efisiensi bahan bakar tidak lepas dari nilai rupiah yang
dihemat dan pengurangan emisi yang dihasilkan. Jika dalam cara berkendara dari semua kalangan
menggunakan moda eco driving tentunya selain melakukan efisiensi anggaran juga akan mengurangi
sumbangan pencemaran di udara dari sumber kendaraan bermotor.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 37

c. Pembangunan sistem pemantauan kualitas


udara ambien dan beroperasi secara
kontinyu (Air Quality Monitoring System-
AQMS)

Pembangunan AQMS untuk mengembangkan


pengelolaan data pemantauan kualitas udara
ambien yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan pihak swasta serta
pemangku kepentingan lainnya. Parameter
yang dipantau adalah PM10, PM2.5, SO2, NO2, O3,
HC, dan CO. Data yang diterima dari stasiun
pemantau kualitas udara, diolah menjadi data
ISPU di ruang kendali AQMS KLHK (main center),
kemudian data ISPU dikirimkan ke display indoor
dan display outdoor di masing-masing daerah.
AQMS Kota Pekanbaru
Data yang terintegrasi dan dikelola dengan baik
dapat digunakan sebagai bahan pengembangan
kebijakan dalam pelaksanaan pengendalian
pencemaran udara serta dapat digunakan
sebagai informasi kualitas udara yang dapat
diakses setiap saat oleh masyarakat dengan
cara yang mudah dipahami. Pada tahun 2016,
pembangunan AQMS terlaksana di 3 Kota
yaitu kota Jambi, Palembang dan Palangkaraya.
Selanjutnya tahun 2017 pembangunan AQMS
terlaksana di Pontianak, Pekanbaru, Banjarmasin
dan Padang (Gambar 8).
AQMS Kota Padang

AQMS Kota Pontianak AQMS Kota Banjarmasin

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 8 Pembangunan AQMS di Kota Pontianak, Pekanbaru, Banjarmasin dan Padang

LAPORAN KINERJA 2017


38 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Untuk kota Jambi, Palangkaraya dan Palembang peralatan AQMS beroperasi mulai bulan Januari
tahun 2017. Sedangkan kota Padang, Pekanbaru, Pontianak dan Banjarmasin mulai beroperasi bulan
Juli tahun 2017. Adapun kompilasi data hasil pemantauan seluruh kota dapat dilihat pada grafik
Gambar 9 berikut ini.

Sumber : Direktorat PPU, Ditjen PPKL

Gambar 9 Data ISPU 2017

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung terlaksananya pemantauan kualitas udara dengan
jaringan pemantauan AQMS adalah penyusunan pedoman pengendalian pencemaran udara di
area pemukiman dan menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengintegrasikan
pemantauan kualitas udara yang dilakukan oleh kabupaten/kota (DKI Jakarta, Kalimantan Utara,
Surabaya, Bandung, Karawang) dan BMKG serta kesepakatan kerjasama, dan pembangunan aplikasi
pemantauan kualitas udara berbasis WEB (http://iku.menlhk.go.id).

AQMS Kota Pontianak

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 39

Sasaran 2
Meningkatnya Kualitas Air

Kebutuhan air yang layak untuk dimanfaatkan Langkah-langkah perhitungan IKA adalah
semakin meningkat seiring dengan jumlah sebagai berikut:
manusia yang semakin banyak. Meningkatnya - Langkah 1 : masing-masing titik pemantauan
kegiatan manusia akan memberikan kontribusi diasumsikan sebagai 1 (satu) data dan akan
yang besar terhadap makin berkurangnya air memiliki status mutu air.
yang layak untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Pembuangan limbah yang ditimbulkan - Langkah 2 : konsentrasi parameter
dari kegiatan manusia tersebut akan dapat dibandingkan dengan baku mutu. Apabila
menyebabkan pencemaran air sehingga tidak nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran lebih besar dari
dapat dimanfaatkan kembali tanpa pengolahan 1,0, maka digunakan nilai (Ci/Lij) baru.
lebih lanjut. Isu pencemaran, kelangkaan air
bersih, banjir merupakan keseharian yang - Langkah 3 : setelah didapat angka rata-rata
sering kita dengarkan hampir disetiap wilayah dan maksimalnya dari suatu titik, kemudian
di Indonesia. Upaya yang telah dilakukan oleh diberikan status mutu air, sehingga setiap
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sampai saat titik akan memiliki Indeks Pencemaran Air.
ini masih belum optimal untuk mengatasi hal
tersebut. - Langkah 4 : Indeks Pencemaran Air tersebut
kemudian ditetapkan status mutu air
Untuk mengukur kualitas air digunakan suatu berdasarkan kriteria berikut:
nilai yang disebut Indeks Kualitas Air (IKA). o Memenuhi baku mutu atau kondisi baik
Indeks Kulitas Air merupakan indikator yang jika 0 < Plj < 1,0
menunjukkan tingkat kualitas air di suatu wilayah, o Tercemar ringan jika 1,0 < Plj < 5,0
sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat. o Tercemar sedang jika 5,0 < Plj < 10,0
Indeks Kulitas Air dihitung berdasarkan o Tercemar berat jika Plj > 10,0
penghitungan status mutu air dengan metode
indeks pencemaran sesuai Peraturan Menteri - Langkah 5 : Langkah 1 dan 2 dirangkum
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 dalam satu tabel untuk setiap provinsi
tentang Status Mutu Air. Baku mutu air yang
digunakan untuk penghitungan ini adalah baku - Langkah 6 : Jumlah titik sampel yang
mutu air kelas 2 sesuai dengan Lampiran Kriteria memenuhi baku mutu air dijumlahkan
Mutu Air Peraturan Pemerintah Nomor 82 dan dibuat dalam persentase dengan
Tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran membaginya terhadap seluruh jumlah
Air dan Pengelolaan Kualitas Air dengan 7 (tujuh) sampel.
parameter yang dihitung yaitu BOD, COD, TSS,
DO, fosfat, fecal coli, dan total coliform. - Langkah 7 : Masing-masing persentase
pemenuhan mutu air kemudian dikalikan
bobot indeks, yaitu untuk 70 untuk
memenuhi, 50 untuk ringan, 30 untuk
sedang, dan 10 untuk berat, akan didapat
masing-masing nilai indeks per mutu air
dan kemudian dijumlahkan menjadi indeks
air untuk IKA provinsi. Adapun rumus
penghitungan indeks kualitas air sebagai
berikut:

LAPORAN KINERJA 2017


40 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Indeks kualitas air nasional dihitung dari Nilai IKA tahun 2017 sebesar 53,20 meningkat
indeks kualitas air masing masing provinsi dari 3,00 poin dari IKA tahun 2016 (50,20). Capaian
hasil pemantauan kualitas air kabupaten/kota kinerja sasaran meningkatnya kualitas air tahun
yang mewakili wilayah industri, pemukiman, 2017, dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.
transportasi, dan komersial. Hasil perhitungan
IKA tahun 2017 di 34 Provinsi sebesar 53,20
sehingga capaian kinerja untuk sasaran
meningkatnya kualitas air sebesar 100,38%.

Tabel 13. Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Air Tahun 2017

Capaian
Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Target Capaian
Kinerja Target Realisasi
Kinerja 2014 2015 2016 RPJM 2017 Kinerja (%)
2016 (%)
Sasaran : Meningkatnya kualitas air
Indeks
Kualitas Air 52,19 53,10 50,20 95,62 53,00 53,00 53,20 100,38
Minimal 55

Data pemantauan merupakan


hasil sampling kualitas air sungai
sebanyak 540 titik pada 79 sungai
dengan menggunakan dana APBN
(dekonsentrasi). Selanjutnya
digabungkan dengan data hasil
pemantauan kualitas air sungai
sebanyak 272 titik pada 67 sungai
dengan menggunakan dana APBD.
Hasil evaluasi data pemantauan
kualitas air sungai tersebut
adalah status mutu air dan IKA
per propinsi kemudian dihitung
untuk IKA Nasional. Grafik IKA
tiap Provinsi dapat dilihat pada
Gambar 10 berikut ini.

Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 10. Grafik Indeks Kualitas Air Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 41

54,58
Tahun 2017 merupakan tahun 54,18
ketiga dalam upaya memenuhi 53,10 53,20
pencapaian target RPJMN 2015-
52,19
2019, yaitu sebesar 55 pada tahun
2019. Capaian indikator kinerja
IKA tahun 2017 sebesar 53,20
atau 100,38% dari target sebesar
51,82
53 poin. Grafik nilai IKA dari
tahun ke tahun dapat dilihat pada
50,20
Gambar 11 Berikut ini.
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 11. Grafik Indeks Kualitas Air Tahun 2011 - 2017

Nilai IKA dipengaruhi oleh berbagai variable 3. Pelaksanaan pengendalian pencemaran air
antara lain: (a) penurunan beban pencemaran dari sumber domestik dan USK diperkuat
serta upaya pemulihan (restorasi) pada beberapa dengan kegiatan koordinasi, pembinaan dan
sumber air; (b) ketersedian dan fluktuasi debit kemitraan yang lebih efektif
air yang dipengaruhi oleh perubahan fungsi 4. Peningkatan kinerja pengendalian
lahan serta faktor cuaca lokal, iklim regional dan pencemaran air dari kegiatan industri
global; (c) penggunaan air; dan (d) serta tingkat melalui kegiatan PROPER, pengawasan dan
erosi dan sedimentasi. Sehingga dalam rangka penegakan hukum yang berhasil menurunkan
meningkatkan Indeks Kualitas Air juga harus beban pencemaran air serta konservasi air
bersinergi dengan program dan kegiatan unit dalam jumlah yang signifikan
internal KLHK yang terkait, Kementerian terkait 5. Perbaikan kualitas air juga diperoleh dengan
lainnya dan Pemerintah Daerah serta pelaku kegiatan restorasi sungai di berbagai
usaha. daerah yang dilakukan melalui kolaborasi
pemerintah pusat, daerah, BUMN, swasta
Peningkatan nilai indeks kualitas air (IKA) dan masyarakat
Nasional dari 50,30 di Tahun 2016 menjadi 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas
53,20 di Tahun 2017 merupakan indikasi pemantauan kualitas air secara manual dan
terjadinya perbaikan kualitas air selama setahun. otomatis dan online telah meningkatkan
Faktor utama membaiknya kualitas air adalah upaya pemerintah, swasta dan masyarakat
berhasilnya pelaksanaan strategi, program dan dalam pengendalian pencemaran air
kegiatan penurunan beban pencemaran dari 7. Pembinaan teknis kepada pemerintah daerah
berbagai sumber pencemar seperti berikut ini: dan pelaku usaha baik skala besar, menengah,
1. Peningkatan kinerja pengendalian dan kecil.
pencemaran air limbah domestik melalui
pembangunan, dan pengoperasian IPAL Pencapaian target sasaran meningkatnya
domestik, baik yang dilakukan oleh kualitas air ini didukung dengan capaian kinerja
pemerintah pusat (KLHK dan Kemen PUPR) 6 (enam) output kegiatan, dengan penjelasan
2. Peningkatan kinerja pengendalian capaian kinerja setiap kegiatan pada tahun 2017
pencemaran air limbah USK melalui adalah sebagai berikut:
pembangunan dan pengoperasian IPAL
biodigester dan penerapan perubahan
proses produksi baik yang dilakukan oleh
pemerintah pusat (KLHK , Kemen Pertanian,
Kemen ESDM), daerah, LSM dan peternak.

LAPORAN KINERJA 2017


42 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

1. Jumlah sistem yang dibangun untuk mendukung hal tersebut, pada tahun 2015
memantau kualitas air secara kontinyu pada dibangun alat monitoring kualitas air secara
3 sungai di 3 DAS Prioritas kontinyu di 3 (tiga) lokasi yaitu dua titik di
sungai Ciliwung (Istiqal, Kota Jakarta Pusat
Sasaran kegiatan ini adalah untuk dan pintu air manggarai Kota Jakarta Selatan)
menyediakan informasi data kualitas dan satu titik di sungai Citarum (Majalaya
air sungai secara kontinyu. Upaya untuk Kabupaten Bandung). Selanjutnya tahun
mengendalikan pencemaran air salah satunya 2016 dibangun di 7 (tujuh) lokasi yaitu satu
adalah pemantauan kualitas air baik yang akan titik di sungai Ciliwung (Kota Jakarta Selatan),
masuk ke sungai atau di lokasi aliran sungai. dua titik di Sungai Cisadane (Kota Tangerang
Pemantauan ini perlu dilakukan secara terus dan Kota Bogor), dua titik di Sungai Serayu
menerus dengan cara menganalisis kualitas (Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten
air yang masuk atau yang berada pada aliran Banyumas), serta dua titik di sungai Bengawan
sungai secara periodik. Bila ada polutan yang Solo (Kabupaten Lamongan dan Kabupaten
masuk ke sungai atau kondisi sungai tercemar Sukoharjo). Tahun 2017, pembangunan
ekstrim dalam suatu waktu tertentu, Onlimo dilaksanakan di 6 (enam) titik lokasi
pemerintah atau pihak yang berwenang dapat yaitu satu titik di sungai Citarum (Dayeuh
melakukan tindakan tanggap pencemaran Kolot Kabupaten Bandung), dua titik di Way
untuk pengendalian pencemaran lingkungan. Sekampung (Bendung Jabung Kabupaten
Lampung Timur dan Bendung Agroguruh
Data yang diperoleh sebagai dasar untuk Kabupaten Pesawaran), dua titik di Danau
menghitung adanya penurunan beban Toba (Ajibata dan Marom, Kabupaten Toba
pencemaran adalah hal yang paling utama Samosir) dan satu titik di Bendung Siruar
dibutuhkan. Data pemantauan dapat (Intake PLTA Inalum Kabupaten Toba
diperoleh dengan cara pemantauan manual Samosir). Lokasi pembangunan Onlimo dapat
maupun dengan cara kontinyu. Untuk dilihat pada Gambar 12.

Sungai Citarum Lokasi Dayeuh Bendung Siruar Intake


Kolot Kabupaten Bandung Plta Asahan Sungai Asahan

Sungai Sekampung Bendung Jabung Sungai Sekampung Bendung


Kabupaten Lampung Timur Agroguruh Kabupaten Pesawaran

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 43

Danau Toba Desa Marom Sigaol Danau Toba Lokasi Ajibata


Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir

Gambar 12. Pembangunan Onlimo di 6 lokasi


Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Pelaksanaan pemantauan otomatis bertujuan dapat dipantau lebih mendekati pamater IKA.
untuk memberikan informasi kepada masyarakat Disamping itu, penerapan onlimo di Danau
berkaitan dengan perubahan kualitas air Toba memerlukan anggaran yang lebih besar
pada sumber air secara cepat, kontinyu dan dibandingkan dengan penerapan alat di sungai.
online serta sebagai instrument peringatan Faktor yang sangat mempengaruhi dalam
dini (early warning). Sehingga masyarakat keberhasilan pemasangan alat monitoring secara
dapat memperoleh data kualitas air real time, kontinyu adalah ketersediaan lokasi. Dengan
kecenderungan kualitas air dalam jangka demikian peran pemerintah daerah sebagai
pendek dan status mutu air dalam waktu pendek penanggung jawab wilayah harus dilibatkan agar
(per jam atau harian). Data yang diperoleh penetapan lokasi yang tepat dapat terpenuhi.
dari pemantauan secara real time dari alat ini
selanjutnya di entry dan dikelola dengan basis 2. Ditetapkannya alokasi beban pencemaran di
web site. 3 sungai di 3 DAS Prioritas

Pada saat pemasangan peralatan ONLIMO, Sasaran kegiatan ini untuk menetapkan
kendala yang dialami antara lain saat penentuan alokasi beban pencemaran di 15 sungai di 15
lokasi terutama terkait dengan status lahan dan DAS. Untuk menurunkan beban pencemaran,
keamanan. Titik pemasangan saat ini di titipkan maka harus diketahui terlebih dahulu beban
di lahan Kementerian Pekerjaam Umum dan pencemaran eksisting yang ada di sungai
Perumahan Rakyat. Target pemasangan alat tersebut, melalui inventarisasi dan identifikasi
monitoring kualitas air secara kontinyu sampai sumber pencemar.
dengan tahun 2019 sebanyak 15 sungai maka
untuk pemasangan di tahun 2017 – sampai tahun Selanjutnya harus ditetapkan Daya Tampung
2019 harus minimal 3 atau 4 sungai pertahunnya Beban Pencemaran (DTBP) apabila akan
agar target tersebut dapat dicapai. meningkatkan status atau kelas air di sungai
tersebut. Daya tampung beban pencemaran
Selain itu, anggaran yang sesuai dengan dapat digunakan untuk menghitung alokasi
kebutuhan untuk penambahan parameter beban pencemaran yang diperbolehkan
COD dan BOD, pengadaan alat dan penyediaan masuk ke sungai dari masing-masing sumber
bangunan onlimo. Jumlah stasiun onlimo yang pencemar.
dibangun tahun 2017 lebih sedikit dibandingkan
tahun 2016, hal ini disebabkan bertambahnya Alokasi beban pencemaran tersebut akan
sensor parameter COD di 3 stasiun onlimo, dijadikan dasar oleh seluruh stakeholder untuk
agar data dan informasi kualitas air yang membuat program pengendalian pencemaran

LAPORAN KINERJA 2017


44 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

air. Dalam menentukan DTBP memerlukan 1) Kabupaten Kampar


data yang cukup banyak, yaitu: data sumber Sumber pencemar di Kabupaten Kampar
pencemar, kondisi hidrologis, peruntukan berasal dari permukiman, peternakan,
lahan, debit sungai, panjang dan lebar sungai. pertanian, perkebunan, sampah dan industry,
Pada tahun 2017 telah ditetapkan Keputusan dengan total beban pencemaran BOD
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebesar 38.795,89 kg/hari (Tabel 14). Beban
tentang Daya Tampung Beban Pencemaran pencemaran terbesar sesuai dengan Gambar
dan Alokasi Beban Pencemaran di 3 (tiga) 13 berasal dari perkebunan (43%), industri
sungai yaitu Ciliwung dengan nomor SK.298/ (31%) dan pertanian (15%).
Menlhk/Setjen/PKL.1/6/2017, Cisadane
dengan nomor SK.299/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017 dan Citarum dengan nomor Tabel 14. Sumber Pencemar dan Beban
SK 300/Menlhk/Setjen/PKL.1/6/2017 Pada Pencemar Kabupaten Kampar
tahun 2017 juga telah disusun draft SK untuk
penetapan DTBP di 3 (tiga) Sungai, yaitu Beban Pencemar
Sumber pencemar
sungai Bengawan Solo, Brantas dan Kapuas. BOD (kg/hr)
Sedangkan penghitungan DTBP tahun Permukiman 1,675.28
2017 dilaksanakan di Siak, Asahan dan Way Peternakan 2,470.90
Sekampung.
Pertanian 5,710.50
Perkebunan 16,680.60
Untuk menetapkan alokasi beban
pencemaran di suatu sungai dibutuhkan Data Sampah 384.24
untuk mengetahui daya tampung dan alokasi Industri 11,874.36
beban pencemaran yang memiliki tahapan Total 38,795.89
yaitu a) Analisis hasil pemantauan kualitas Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL
air; b) Inventarissi dan identifikasi sumber
pencemar; c) Perhitungan beban pencemaran
aktual; d) Perhitungan daya tampung beban
pencemaran; e) Perhitungan alokasi beban
pencemaran dan f) Penyusunan rekomendasi Pemukiman
intervensi pemenuhan alokasi beban 4% Peternakan
pencemar. Industri 6%
31%
Penghitungan Daya Tampung Beban Pertanian
Pencemaran (DTBP) 15%

a) Sungai Siak
Sungai Siak dan Seluruh Daerah Aliran Sungai
(DAS) berada di Provinsi Riau, melewati
empat wilayah kabupaten dan satu wilayah Sampah
1%
administrasi kota yaitu Kabupaten Rokan
Perkebunan
Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, 43%
Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa di Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL
hampir seluruh segmen, konsentrasi BOD
menunjukan tidak memenuhi kelas II. Hasil Gambar 13. Persentase Beban Pencemaran
Perhitungan Beban Pencemaran di Sungai BOD (Kg/Hr) Kabupaten Kampar
Siak yang meliputi :

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 45

2) Kota Pekanbaru 3) Kabupaten Siak


Sumber pencemar di Kota Pekanbaru berasal Sumber pencemar di Kabupaten Siak berasal
dari permukiman, peternakan, pertanian, dari permukiman, peternakan, pertanian,
sampah, hotel, rumah sakit, USK dan perkebunan, sampah dan industri, dengan
industri, dengan total beban pencemaran total beban pencemaran BOD sebesar
BOD sebesar 30.019,17 kg/hari (Tabel 15). 89.156,68 kg/hari (Tabel 16). Beban
Beban pencemaran terbesar sesuai dengan pencemaran terbesar sesuai dengan Gambar
Gambar 14 berasal dari permukiman (40%), 15 berasal dari perkebunan (49%), industri
peternakan (19%) dan pertanian (19%). (17%) dan pertanian (14%).

Tabel 15. Sumber Pencemar dan beban Tabel 16. Sumber Pencemar dan beban
pencemar BOD Pekanbaru pencemar BOD Kabupten Siak

Beban Pencemar Beban Pencemar


Sumber pencemar Sumber pencemar
BOD (kg/hr) BOD (kg/hr)
Permukiman 11,988.37 Permukiman 5,903.60
Peternakan 5,631.51 Peternakan 11,067.68
Pertanian 5,634.00 Pertanian 12,626.55
Sampah 1,718.53 Perkebunan 43,548.30
Hotel 1,986.85 Sampah 846.28
Rumah Sakit 31.57 Industri 15,164.26
USK 1,358.97 Total 89,156.68
Industri 1,669.37 Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Total 30,019.17
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Rumah
USK Industri Pemukiman
Sakit
4% 5% Industri 7%
0%
Hotel 17% Peternakan
7% 12%
Sampah
Sampah Pemukiman 1%
6% 40%
Pertanian
14%
Pertanian
19%
Perkebunan
49%

Peternakan
19%
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 14. Persentase Beban Pencemaran Gambar 15. Persentase Beban Pencemaran
BOD (Kg/Hr) Pekanbaru BOD (Kg/Hr) Kabupaten Siak

LAPORAN KINERJA 2017


46 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Berdasarkan perhitungan diatas, hal ini


dapat diartikan bahwa Daya Tampung
Beban Pencemaran (DTBP) air untuk
parameter BOD untuk Sungai Siak tidak
dapat terpenuhi. Total beban pencemaran
eksisting yang masuk ke Sungai Siak
diperkirakan 30.883,16 kg/hr. Sedangkan
kemampuan Sungai Siak untuk menampung
beban pencemaran untuk BOD hanya
sebesar 8.164,52 kg/hr. Agar Sungai Siak
memenuhi mutu air Kelas 2 maka perlu
dilakukan penurunan beban pencemaran Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

BOD sebesar 22.718,64 kg/hr atau 73,56%


(Gambar 16 ).
Gambar 16. Hasil perhitungan Konsentrasi BOD

Tabel 17. memperlihatkan rekapitulasi DTBP parameter BOD Sungai Siak berdasarkan Segmen.

Daya Tampung Beban Selesih Beban Persentase Penurunan


Beban Pencemar Bod
Nama Segmen Pencemaran (Dtbp) Pencemar Eksisting Beban Pencemaran
Eksisting (Kg/Hr)
Bod (Kg/Hr) Dan Dtbp (Kg/Hr) (Bod %)
Kabupaten Kampar 9.270,33 1.824,44 7.445,89 80,32
Kota Pekanbaru 20.284,56 5.828,78 14.455,78 71,26
Kabupaten SIak 1.328,27 511,30 816,97 61,51
Total 30.883,16 8.164,52 22.718,64 73,56
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

DTBP Sungai Siak telah terlewati maka pengertian alokasi beban pencemaran disini adalah
penurunan beban pencemaran yang harus dilakukan secara sektoral maupun spasial. Hal ini diperoleh
dengan cara mengintegrasikan hasil inventarisasi dan identifikasi sumber pencemaran dengan hasil
perhitungan DTBP. Hasil perhitungan alokasi beban pencemaran untuk parameter BOD di Segmen
Kab.Kampar, Kota Pekanbaru dan Kab.Siak ditunjukan pada Tabel 18 berikut ini

Tabel 18. Rekapitulasi Aokasi Beban Pencemaran Sungai Siak

Penurunan Beban Pencemaran Per Sektor (kg/hr)


No Nama Segmen Non Point Source
Domestik* Peternakan Industri**
***
1 Kabupaten Kampar 395.27 474.23 2278.98 4297.40
2 Kota Pekanbaru 5557.93 2283.49 2046.38 4567.98
3 Kabupaten Siak 61.85 101.42 138.96 514.75
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Catatan :
*Domestik terdiri dari Air limbah rumah tangga dan Sampah
**Industri terdiri dari Industri (Skala Kecil, Menengah Besar), Hotel dan Rumah sakit
***Non Point Source (NPS) merupakan kegiatan pertanian, perkebunan dan lahan terbuka di perkotaan

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 47

b) Sungai Asahan
Daerah Aliran Sungai Asahan secara Berdasarkan curah hujannya DAS Asahan
administratif mencakup dua kabupaten, yaitu memiliki curah hujan relatif rendah dengan
Kabupaten Asahan dan Kabupaten Tapanuli tipe iklim Af.
Utara, Provinsi Sumatera Utara. Batas Status mutu Sungai Asahan 2016 dinilai
administratif DAS Asahan adalah Sebelah berdasarkan dua metode yaitu Indeks
Timur: Selat Malaka, Sebelah Selatan: Pencemaran dan Storet. Berdasarkan metode
Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Indeks Pencemaran baku mutu kelas 1 dan
Labuhan Batu, Sebelah Utara: Kabupaten 2, sungai tersebut tergolong cemar sedang
Simalungun, dan Sebelah Barat: Kabupaten dan sebagian termasuk cemar ringan. Status
Tapanuli Utara. Curah hujan di DAS Asahan mutu berdasarkan metode Storet baku
pertahunnya berkisar antara 2.112 mm/ mutu kelas 1 Sungai Asahan termasuk cemar
tahun. Pada Kabupaten Asahan, rata-rata berat, sedangkan untuk baku mutu kelas 2
curah hujan bulanan mencapai 187,17 mm/ Sungai Asahan termasuk Sedang dan Berat.
bulan dan curah hujan tahunan mencapai Perhitungan IP dari data 2017 menyatakan
2.246 mm/tahun (BPS Asahan, 2016). status mutu Sungai Asahan adalah cemar
ringan (Tabel 19).
Tabel 19. Status Mutu Sungai Asahan dengan Baku Mutu Kelas 1

Status Mutu Metode STORET Status Mutu Metode IP


No Titik
Skor Klasifikasi Skor Klasifikasi
1 Jembatan Balige Pasar Porsea -52 Cemar Berat 2,31 Cemar Ringan
2 Jembatan Desa Meranti Kec. Pintu Pohan -56 Cemar Berat 2,42 Cemar Sedang
3 Daeng-deang Kp. Bedeng -72 Cemar Berat 2,12 Cemar Sedang
4 Jembatan Downstream PKS Pulo Raja -88 Cemar Berat 4,42 Cemar Sedang
5 Jembatan Kuning Pulau Simardan -112 Cemar Berat 7,84 Cemar Sedang
6 Jembatan Tambayung Tj. Balai -80 Cemar Berat 3,22 Cemar Ringan
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Klasifikasi peruntukan eksisting di Sungai Asahan berdasarkan data kualitas air KLHK tahun 2016
sebagian besar termasuk ke dalam kelas III dan IV. Penetapan mutu air sasaran hingga tahun 2026
pada kedua sungai tersebut adalah kelas II dan kelas I (Tabel 20). Pencapaiannya mutu air sasaran
dibuat secara bertahap, pertama menuju kelas III terlebih dahulu sebelum kelas II dan I. Pertimbangan
penetapan kelas air dan mutu air sasaran mempertimbangkan kondisi eksisting dan peraturan yang
ada (PP 82/2001 dan PERMENLH No 1/2010).

Tabel 20. Rekomendasi Penetapan Kelas Air Sungai Asahan

Kelas Air Aktual Mutu Air Sasaran (Tahun)


No Nama Lokasi Pengamatan
Kelas Air Faktor Pembatas 2017-2022 2022-2027
1 Jembatan Balige Pasar Porsea III Total Fosfat, Khlorin Bebas, H2S II I
2 Jembatan Desa Meranti III Total Fosfat, Khlorin Bebas, H2S II I
Kec. Pintu Pohan
3 Daeng-deang Kp. Bedeng IV BOD, COD, DO, Total Fosfat, Khlorin III II
Bebas, H2S
4 Jembatan Downstream PKS Pulo Raja III BOD, COD, DO, Total Fosfat, Khlorin II I
Bebas, H2S
5 Jembatan Kuning Pulau Simardan IV BOD, COD, Total Fosfat, Khlorin III II
Bebas, H2S
6 Jembatan Tambayung Tj. Balai III BOD, Total Fosfat, Khlorin Bebas, H2S II I

LAPORAN KINERJA 2017


48 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sumber pencemar memberikan beban kepada Sumber pencemar utama wilayah DAS Asahan
tubuh air melalui limpasan permukaan dari berasal dari 3 sektor, yaitu hutan 44,81 %,
penggunaan lahan (Non Point Source, NPS) dan pertanian 21,76 %, dan rumah tangga 19,13 %.
effluent dari limbah yang secara langsung masuk Penggunaan lahan hutan memiliki persentase
ke sungai (Point Source, PS). Pengolahan data yang besar di DAS asahan, yaitu meliputi 27,3 %
inventarisasi beban pencemar BOD dilakukan dari luas total penggunaan lahan di DAS. Sektor
dengan mengolah data sekunder dari Badan pertanian tinggi berasal dari gabungan antara
Pusat Statistik Kabupaten Asahan, Kabupaten sawah, perkebunan, dan ladang. Permukiman
Toba Samosir, dan Kodya Tanjungbalai, dan data menyumbang pencemar dari effluent limbah
penggunaan lahan dari Peta Rupa Bumi Indonesia domestik. Persentase peran sumber pencemar
digital skala 1: 25.000 dengan pemuktahiran berdasarkan sektor lainnya berturut-turut
dari citra resolusi tinggi google earth tahun sebagai berikut sektor peternakan 12,54%,
2016. Data penggunaan lahan digunakan untuk industri 1,41%, sampah 0,3%, rumah sakit
mengestimasi potensi beban pencemar NPS 0,03%, dan hotel 0,02%. Data sumber pencemar
yang berasal dari estimasi luasan area yang per sektor yang berpotensi terhadap beban
berupa hutan dan pertanian. pencemaran di sungai Asahan dapat dilihat pada
Tabel 21 berikut ini.

Tabel 21. Sumber Beban Pencemar Per Sektor

Beban Pencemar BOD Aktual Per Sumber Pencemar (kg/hari)


Segmen Kab/Kota Rumah Rumah
Peternakan Pertanian Hutan Sampah Hotel Industri
Tangga Sakit
1A (Sungai Asahan
Narumonda IV)
1B (Narumonda I)
1C (Jembatan Kab. Toba
2.794,56 4.850,11 9.989,85 4.263,49 67,32 5,18 7,42 314,48
Sibange-bange Samosir
City)
1D (PLTA Asahan
1)
2A (Jembatan Jl.
Lintas Sumatra
No.23)
2B (Mekar
Tanjung, Teluk
Dalam, Asahan)
Asahan 4.633,31 8.041,35 16.562,90 7.068,75 111,61 8,58 12,31 521,40
2C (Sungai
Asahan
Perkebunan
Sawit)
2D (Perkebunan
Sawit)
2E (Jembatan Sei) Asahan 1.912,16 3.318,65 6.835,48 2.917,26 46,06 3,54 5,08 215,18
2E (Jembatan Sei) Kdy.
Tanjung 7.002,99 12.154,05 25.033,91 10.684,02 168,69 12,97 18,60 788,06
balai
Jumlah (kg/hari) 16.343,01 28.364,16 58.422,14 24.933,51 393,69 30,27 43,41 1.839,12
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 49

Sumber Pencemar
Industri
Hotel
1%
0,02% Sampah
0,03%
Peternakan
13%

Hutan
45%
Rumah Tangga
19%

Pertanian
22%

Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 17. Persentase Sektor yang berpotensi terhadap Sumbangan Beban Pencemar BOD di DAS Asahan

Jumlah beban pencemaran eksisting yang masuk ke Sungai Asahan sebesar 130.369,30 kg/hari,
sedangkan daya tampung beban pencemaran sebesar 10.232,52 kg/hari. Jadi beban yang harus
diturunkan adalah 120.136,78 kg/hari (Tabel 22).

Tabel 22. Daya Tampung Beban Pencemar di DAS Asahan

Beban Penurunan Persentase


Penurunan
Pencemar BOD DTBP BOD (kg/ Beban Per Penurunan
Segmen Kab/ Kota Beban BOD
Eksisting (kg/ hari) Segmen (kg/ Beban BOD per
(kg/hari)
hari) hari) segmen
1A (Sungai Asahan 1.112,13 0,93
Narumonda IV)
1B (Narumonda I) Kab. Toba 3.305,60 2,75
22.292,40 9.635,31 12.657,09
1C (Jembatan Samosir 800,00 0,67
Sibange-bange City)
1D (PLTA Asahan 1) 7.439,36 6,19
2A (Jembatan Jl. - 0,00
Lintas Sumatra
No.23)
2B (Mekar Tanjung, 22.014,90 18,32
Teluk Dalam,
Asahan) Asahan 36.960,20 596,21 36.363,99

2C (Sungai Asahan - 0,00


Perkebunan Sawit)
2D (Perkebunan 14.349,09 11,94
Sawit)
2E (Jembatan Sei) Asahan 15.253,40 0,21 15.253,18
2E (Jembatan Sei) Kdy. 55.863,30 0,79 55.862,52 71.115,70 59,20
Tanjung
balai
Jumlah (kg/hari) 130.369,30 10.232,52 120.136,78 120.136,78 100,00
Sumber: analisis data, Direktorat PPA, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


50 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Alokasi beban pencemar sektoral untuk Sungai Asahan yang harus diturunkan berdasarkan
persentase potensi inventarisasi beban pencemar per sektor adalah sektor peternakan 16.343,01
kg/hari, sektor pertanian 28.364,16 kg/hari, sektor hutan 58.422,14 kg/hari, sektor rumah tangga
24.933,51 kg/hari, sektor sampah 393,69 kg/hari, sektor hotel 30,27 kg/hari, sektor rumah sakit
43,41 kg/hari, sektor industri 1.839,12 kg/ hari (Tabel 21). Penurunan beban pencemaran tertinggi
terdapat di Kota Tanjung Balai, yaitu 55.862,52 kg/hari atau terdapat pada segmen 2E bagian bawah.

c) Sungai Way Sekampung Tabel 23. Beban pencemar pada masing


DAS Sekampung yang dianggap sebagai masing Sub DAS Way Sekampung
sumber beban pencemar berasal dari anak-
anak sungai Sub DAS dan berdasarkan kondisi No Sub DAS BOD (Kg/Hari)
pencemarannya Sungai Sekampung dibagi ke 1 Way Bulok 15.558
dalam 3 segmen yaitu bagian hulu, tengah 2 Way Semah 1.372
dan hilir. Bagian hulu memiliki jumlah hutan 3 Tugubalak 432
yang paling besar dan fungsinya untuk daerah 4 Way Kandis 11.153
tangkapan air serta menyimpan air, daerah
5 Way Ngisen 550
hulu memiliki bendungan Batutegi sebagai
6 Way Kenali 1.025
suplai air irigasi. Bagian tengah didominasi
oleh lahan pertanian. Bagian hilir selain 7 Way Galih 40
menjadi daerah pertanian, banyak terdapat 8 Way Bekarang 5.100
aktifitas industri. 9 Way Katibung 631
10 Way Pisang 5.300
Sumber pencemar bagian hulu berpotensi Total 41.161
meningkatkan kekeruhan yang diakibatkan
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL
proses erosi dan sedimentasi. Bagian tengah,
banyaknya aktifitas pertanian berpotensi Sumber pencemar dan beban pencemar BOD
meningkatkan residu endosulfan yang berasal yang berkontribusi terhadap Sungai Sekampung
dari pestisida. Bagian hilir memiliki potensi dapat dilihat pada Gambar 18 berikut ini,
bahan pencemar limbah domestik, residu
endosulfan, serta aktifitas industri yang
dapat meningkatkan pencemar BOD di dalam Beban Pencemar BOD
air. Beban pencemar pada masing masing Sub
Industri Lahan
DAS Way Sekampung ditampilkan pada Tabel terbangun
0%
23 berikut ini 6%
Domestik
26%

Persawahan
65%
Perkebunan
3%

Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 18. Persentase Beban Pencemar BOD

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 51

Status Mutu/Kualitas Air Way Sekampung Berdasarkan hasil inventarisasi dan pemodelan
berdasarkan Metode STORET dari 3 titik beban pencemar yang dihitung pada tahun
pengambilan sampel, semuanya cemar berat. 2017 didapatkan nilai daya tampung beban
Berdasarkan metode Indeks Pencemaran (IP), pencemaran dan alokasi beban pencemaran
dari 21 kali pengukuran, pada titik pengambilan parameter BOD seperti yang ditampilkan pada
sampel pertama adalah 2 kali cemar sedang dan tabel 24 berikut ini.
5 kali cemar ringan, titik pengambilan sampel
kedua adalah 1 kali cemar sedang dan 6 kali
cemar ringan, titik pengambilan sampel ke tiga
adalah 1 kali cemar sedang dan 6 kali cemar
ringan.

Tabel 24. Perhitungan Daya Tampung dan Alokasi Beban Pencemaran BOD
di DAS Way Sekampung
No Sub DAS Existing BOD (Kg/Hari) DTBP BOD (Kg/Hari) Penurunan BOD (Kg/Hari)
1 Way Bulok 15.558 3.200 12.358
2 Way Semah 1.372 4.100 - 2.728
3 Tugubalak 432 3.024 - 2.592
4 Way Kandis 11.153 4.200 6.953
5 Way Ngisen 550 2500 - 1.950
6 Way Kenali 1.025 3.000 - 1.975
7 Way Galih 40 325 - 285
8 Way Bekarang 5.100 3.000 2.100
9 Way Katibung 631 3.500 - 2.869
10 Way Pisang 5.300 2.750 2.550
Total 41.161 29.599 11.562
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Jumlah beban pencemaran eksisting yang masuk ke Sungai Way Sekampung sebesar 41.161 kg/
hari, sedangkan daya tampung beban pencemaran sebesar 29.599 kg/hari. Jadi beban yang harus
diturunkan adalah 11.562 kg/hari. Alokasi beban pencemar untuk Sungai Way Sekampung yang
harus diturunkan berdasarkan persentase inventarisasi beban pencemar per sub DAS adalah 11.562
kg/hari.

LAPORAN KINERJA 2017


52 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

3. Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL


USK di 6 sungai pada 6 DAS Prioritas
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya 9 unit di Kabupaten Bogor, Kabupaten
kualitas air sungai dengan menurunkan beban Bandung, Kota Malang, Kabupaten
pencemaran. Kegiatan yang dilakukan adalah Sukoharjo dan Kabupaten Mandailing.
membuat perencanaan dan pembangunan IPAL komunal tersebut memiliki kapasitas
IPAL domestik dan Usaha Skala Kecil (USK) terpasang sebanyak 7.400 jiwa, dan
pada 6 DAS prioritas. dapat dimanfaatkan oleh 7.085 jiwa.
a. Perencanaan pembangunan IPAL Pembangunan pilot project IPAL komunal
Domestik dilakukan pada 5 DAS prioritas tersebut mampu menurunkan beban
yaitu Sungai Citarum, Sungai Ciliwung, pencemar BOD sebesar 82,75 ton per
Sungai Cisadane, Sungai Brantas dan tahun, dan mampu mereduksi emisi
Sungai Asahan Toba serta pembangunan gas rumah kaca 1.042,69 ton CO2 per
1 unit IPAL Komunal di DAS Bengawan tahun. Sedangkan manfaat ekonomi
Solo. Sejak tahun 2015 - 2017 penurunan bagi masyarakat dengan penambahan
beban pencemar yang berasal dari air biodigester penangkap biogas di Pesantren
limbah domestik dilakukan dengan Mustafawiayah, Kabupaten Mandailing
pembangunan IPAL Komunal sebanyak Natal sebesar Rp. 125.925.000 pertahun,
atau dapat dimanfaatkan oleh 30 KK.
Tabel 25.Capaian penurunan parameter BOD dan Emisi GRK CO2 melalui pembangunan IPAL Komunal

Parameter (ton/tahun) Manfaat Bagi


Kapasitas (Jiwa)
BOD Emisi GRK CO2 Masyarakat
No Tahun Jumlah
Ekonomi (Rp/ Jumlah
Terpasang Realisasi Potensi Penurunan Potensi Penurunan
Tahun) Kk
1 2015 4 1.500,00 1.400,00 21,90 16,35 275,94 206,04 30
2 2016 1 400 400 5,84 4,67 73,58 58,87 125.925.000
3 2017 4 5.500,00 5.285 80,30 61,73 1.011,78 777,78
9 7.400 7.085 108,04 82,75 1.361,30 1.042,67 125.925.000 30
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Berdasarkan pelaksanaan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Desaign (DED) sumber
pencemar Limbah Domestik di DAS Prioritas tahun 2015 – 2017 telah dilakukan pemetaan sumber
pencemar dan kebutuhan IPAL pada DAS Ciliwung, Cisadane, Citarum, Bengawan Solo, Asahan Toba,
Brantas. Estimasi potensi sumber pencemar dan kebutuhan IPAL dapat dilihat pada Tabel 26 berikut
ini.
Tabel 26. Estimasi sumber pencemar dan jumlah IPAL yang dibutuhkan

Kebutuhan
Estimasi Sumber
IPAL Kebutuhan Biaya Potensi Penurunan Ekonomi (Rp/
DAS/Sungai Tahun Pencemar (Kg/
Kapasitas (Rp) Beban (Kg/Hari) Tahun)
Hari)
250 KK
DAS Ciliwung 2017 182.128,42 3.859 8.576.190.480 145.702,74 96.919.198.761
DAS Cisadane 2017 14.277,55 3.388 4.735.435.740.817 11.422,04 89.338.090.653
DAS Asahan Toba 2017 2.395,19 464 1.047.000.000.000 1.916,15 20.630.287.713
DAS Citarum 2017 325.184,00 7.315 16.908.655.000.000 260.147,20 206.432.859.434
DAS Brantas 2017 417.951,30 10.379 19.363.163.800.000 334.361,04 286.010.818.149
DAS Bengawan 2016 264.749,00 989 3.857.458.800.000 211.799,20 111.415.636.910
Solo Segmen Jawa
Tengah
DAS Bengawan 2016 174.557,53 1.875 3.665.600.640 139.646,02 124.163.669.396
Solo Segmen Jawa
Timur

Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 53

Untuk mencapai target meningkatnya Untuk mengatasi kendala tersebut di atas


kualitas air sungai dengan menurunkan beban direkomendasikan :
pencemar sampai dengan tahun 2019, maka a) Komitmen dari seluruh pemangku
perlu melibatkan instansi terkait antara lain, kepentingan terhadap pelaksanaan
Kementerian PUPR dan Pemerintah Kabupaten/ penurunan beban pencemar;
Kota. Sedangkan Ditjen PPKL menyediakan peta b) Pemerintah Daerah melakukan inventarisasi
sebaran sumber pencemar dan potensi lokasi ketersediaan lahan untuk pembangunan IPAL
pembangunan IPAL Komunal di 15 DAS Prioritas. Komunal sesuai dengan prioritas;
Disamping itu Ditjen PPKL juga melakukan c) Melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada
pembangunan IPAL Komunal percontohan pemerintah daerah dan masyarakat akan
dengan menggunakan teknologi yang mampu pentingnya pengelolaan air limbah domestik.
memenuhi baku mutu air limbah domestik sesuai
dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 68 Tahun b. Perencanaan pembangunan IPAL USK
2016, sehingga selanjutnya dapat di replikasi dilakukan dengan pelaksanaan FS/DED pada
oleh instansi terkait lainnya. 3 (tiga) DAS yaitu Sungai Citarum, Sungai
Ciliwung dan Sungai Cisadane. Sejak tahun
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan 2015-2017 Ditjen PPKL telah membangun 89
penurunan beban dengan pembangunan IPAL unit IPAL USK (Tabel 27). Tahun 2017, jumlah
Komunal Limbah Domestik di 15 DAS Prioritas IPAL USK yang dibangun sebanyak 12 unit,
adalah rendahnya kesadaran masyarakat yaitu 3 unit IPAL Tahu di Kota Pekalongan dan
dalam pengelolaan air limbah domestik dan Kabupaten Pemalang, serta 8 unit digester
keterbatasan ketersediaan lahan di lokasi- kotoran ternak di Kabupaten Bojonegoro dan
lokasi yang potensial untuk penurunan beban 1 unit IPAL pengrajin batu alam di Kabupaten
pencemar dengan penyediaan IPAL Komunal Cirebon. Berdasarkan jumlah IPAL USK yang
dibangun sejak tahun 2015-2017, penurunan
beban BOD mencapai 46.532 Ton/Tahun dan
manfaat ekonomi dari biogas yang dihasilkan
sebesar Rp. 253.562.580,00/Tahun (Tabel
27).

LAPORAN KINERJA 2017


54 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tabel 27. Pembangunan IPAL USK Tahun 2015 - 2017

No Nama Kota Tahun Volume (m3) Jumlah (unit)


1 Digester Ternak Kabupaten Bandung 2015 6 10
2 Digester Ternak Kota Depok 2015 19 3
3 Digester Ternak Kab. Boyolali 2015 6 10
4 Digester Ternak Kab. Sukoharjo 2015 6 10
5 Digester Ternak Kab. Sidoarjo 2015 9.5 1
6 Digester Ternak Kab. Sidoarjo 2015 8.5 1
7 Digester Ternak Kab. Sidoarjo 2015 32.6 1
8 Digester Ternak Kab. Tulung Agung 2015 6 10
9 Digester Ternak Kota Malang 2015 6 10
10 Digester Ternak Kota Blitar 2016 6 10
11 Digester Ternak Kab. Gorontalo 2016 9 dan 18 4
12 IPAL Tahu Kab. Gorontalo 2016 50 1
13 Digester Ternak Kab. Bandung 2016 6 5
14 IPAL Batik Kota Pekalongan 2015 60 1
15 IPAL Tahu Kota Pekalongan 2017 50 2
16 IPAL Tahu Kab. Pemalang 2017 50 1
17 Digester Ternak Kab. Bojonegoro 2017 6 8
18 IPAL Limbah Batu Kab. Cirebon 2017 345 1
JUMLAH 89
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Tabel 28. Penurunan Beban Pencemar BOD dan Manfaat Ekonomi dari Pembangunan IPAL USK

Jumlah Ternak : Potensi Manfaat


Penurunan
sapi (ekor)
Beban
tahu : kedelai (Kg/
No Tahun Lokasi Pencemar Ekonomi (Rp/
Hr) Jumlah KK Manfaat (KK)
BOD (Ton/ Tahun)
batik (m3)/Hr
Tahun)
batu (m3/Hr)
A DIGSTER TERNAK
1 2015 Kab. Bandung 60 1,9 24.177.600 14 10
2 2015 Kota Depok 48 1,5 19.342.080 12 6
3 2015 Kab Boyolali 60 1,9 24.177.600 14 12
4 2015 Kab Sukoharjo 60 1,9 24.177.600 14 10
5 2015 Kab Sidoarjo 45 1,4 18.133.200 11 5
6 2015 Kab Tulungagung 60 1,9 24.177.600 14 10
7 2015 Kota Malang 60 1,9 24.177.600 14 10
8 2016 Kab. Gorontalo 47 1,5 18.939.120 11 4
9 2016 Blitar 46 1,5 18.536.160 11 10
10 2016 Bandung 20 0,6 8.059.200 5 5
11 2017 Kab. Bojonegoro 42 1,3 16.924.320 10 10
JUMLAH 548 15,7 220.822.080 130 92

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 55

Jumlah Ternak : Potensi Manfaat


Penurunan
sapi (ekor)
Beban
tahu : kedelai (Kg/
No Tahun Lokasi Pencemar Ekonomi (Rp/
Hr) Jumlah KK Manfaat (KK)
BOD (Ton/ Tahun)
batik (m3)/Hr
Tahun)
batu (m3/Hr)
B IPAL LIMBAH TAHU
1 2016 Kab. Gorontalo 500 7,3 12.592.500 8 2
2 2017 Kab. Pemalang 300 4,4 7.555.500 5 10
3 2017 Kota Pekalongan 500 7,3 12.592.500 8 5
JUMLAH 1.300 19,0 32.740.500 21 17
C IPAL LIMBAH BATIK
1 2015 Kota Pekalongan 60 11,83
15
D IPAL LIMBAH BATU
1 2017 Kab. Cirebon 345 -
Total 46,532 253.562.580,00 151 109
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Kendala yang ditemui antara lain ketersediaan lahan sebagai lokasi dibangunnya infrastruktur fisik.
Hal ini antara lain disebabkan karena usaha kecil terutama pengrajin tahu/tempe umumnya berada
dikawasan/perkampungan padat penduduk. Untuk peternak biasanya masih tersedia lahan yang
mungkin untuk dibangun. Untuk limbah penggergajian batu alam di Kabupaten Cirebon berada di
antara perkampungan dan pertanian, untuk membangun infrastruktur IPAL, rumah produksi bata
ringan digunakan sebagian lahan pertanian. Salah satu hasil pembangunan IPAL USK dapat dilihat
pada Gambar 19 berikut ini.

Saluran buangan USK


melalui perpipaan Pipa dalam bak IPAL USK Pembangunan IPAL dan Biodigester

IPAL dan Biodigester


Pemasangan instalasi biogas Pemanfaatan Biogas dari biodigester
siap digunakan
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 19. Pembangunan IPAL dan Biodigester USK

LAPORAN KINERJA 2017


56 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

4. Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai Ciliwung
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya sarana Sesuai dengan lahan tersedia maka IPAL yang
sanitasi dasar umum dan IPAL komunal di Sungai dibangun berkapasitas kecil, hanya mampu
Citarum, Cisadane dan Ciliwung. Kegiatan yang melayani sebanyak 30 KK sehingga dapat
dilaksanakan adalah pembangunan sarana dilaksanakan di dua lokasi. Penurunan beban
sanitasi umum berupa wetland yang berfungsi pencemar dari air limbah domestik pada tahun
mengolah air limbah domestik grey water yang 2017 sebesar 61,73 ton/tahun. Bila dibandingkan
kemudian air hasil olahan di manfaatkan kembali dengan tahun sebelumnya mengalami kenaikan
sebagai flushing. Selain itu pembangunan 2 unit dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 16,35
IPAL di DAS Ciliwung yaitu di Desa Sukamana ton per tahun dan tahun 2016 sebesar 4,67 ton
dan Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, per tahun (Gambar 20).
Kabupaten Bogor.

61,73

70,00 4 Unit IPAL


(5.500 Jiwa)
60,00
50,00
40,00 16,35
30,00 4 Unit IPAL 4,67
20,00 (1.500 Jiwa)
1 Unit IPAL
10,00 (400 Jiwa)

0
2015 2016 2017
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Gambar 20. Penurunan Beban Pencemar BOD melalui Pilot Project Pembangunan IPAL Komunal

Manfaat bagi masyarakat adalah perbaikan Pembangunan IPAL komunal sebagai salah satu
kualitas lingkungan dengan penurunan beban upaya untuk mendukung kegiatan meningkatnya
pencemar BOD sebesar 61,73 ton per tahun kualitas air sungai Ciliwung dengan menurunkan
dan mampu mereduksi GRK sebesar 777,78 beban pencemaran dari sumber limbah domestik
ton CO2 per tahun. Dengan kualitas lingkungan secara langsung Hasil Pembangunan IPAL
hidup yang lebih baik akan bermanfaat bagi Komunal tersebut dapat dilihat pada gambar
perbaikan kualitas kesehatan masyarakat di berikut ini.
lokasi pembangunan pilot project.

Gambar 21. IPAL Sukagalih, Kabupaten Bogor Gambar 22. IPAL Sukamanah, Kabupaten Bogor

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 57

5. Kualitas air pada segmen sungai sepanjang 0.5 km yang melintas di permukiman meningkat
Sasaran kegiatan ini adalah perbaikan kualitas Mustafawiyah, Kecamatan Lembah Sorik, Kab.
sungai melalui kegiatan restorasi.Kegiatan Mandailing Natal, yang bertujuan mengolah
restorasi yang dilakukan adalah penataan air limbah dari kegiatan rumah tangga sebelum
bantaran atau sempadan sungai dengan dibuang langsung ke sungai. Perbaikan kualitas
membangun fasilitas umum seperti sarana untuk air juga diperoleh dengan kegiatan restorasi
penanganan sampah melalui pengembangan bank sungai di berbagai daerah yang dilakukan
sampah dan pembuatan kompos, penanaman melalui kolaborasi pemerintah pusat, daerah,
tanaman lokal,pengembangan Urban Farming, BUMN, swasta dan masyarakat. Kualitas air
tanaman obat keluarga (TOGA) dan arboretum sungai Ciliwung yang melalui kegiatan restorasi
bambu serta pembangunan JoggingTrack, yang ditunjukkan pada hasil analisa laboratorium
bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan (Tabel 29)
kualitas air sungai dengan mengurangi beban
pencemaran yang masuk ke sungai. Selain itu
juga dibangun 4 unit IPAL di sungai Ciliwung,
Citarum, Danau Toba (Samosir) dan Pesantren
Tabel 29. Kualitas air sungai Ciliwung yang melewati kegiatan Restorasi

Baku Mutu Kualitas Air


Lokasi Sampling Parameter Hasil Sampling Keterangan
sungai Kelas II (mg/L)
Upstream Ciliwung BOD 6 mg/L 3
COD 20 mg/L 25
E Coli 21 coli/100ml Jarak sampling upstream ke
Downstream Ciliwung BOD 7 mg/L 3 down stream 500 meter

COD 22 mg/L 25
E Coli 41 coli/100ml
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Kinerja IPAL pengolah air limbah di Sungai Ciliwung dapat ditunjukkan dengan hasil analisa air limbah
yang ditunjukkan pada tabel 30. berikut ini.

Tabel 30. Kualitas Air Limbah berdasrkan Kinerja IPAL di Sungai Ciliwung

Titik Sampling BOD (mg/L) COD (mg/L) E Coli (coli/100ml)


Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet
IPAL Wetland 75 35 248 116 68 21
IPAL Wetland degan teknologi Biocord 9 7 27 23 18 14
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

Kegiatan peningkatan kualitas air baru dimulai tahun 2017, upaya yang dilakukan belum signifikan
untuk meningkatkan kualitas air sungai. Kualitas air sungai yang melintasi kegiatan restorasi di
pemukiman sekitar sungai Ciliwung sepanjang 500 meter belum semua terkelola sehingga kegiatan
peningkatan kualitas air perlu lebih dikembangkan. Kegiatan restorasi di Danau Toba dan Sungai
Citarum pelaksanaan kegiatan pembangunan baru dilaksanakan pada minggu ke dua bulan Desember
2017.

LAPORAN KINERJA 2017


58 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Gambar 23. Foto Hasil Restorasi Sungai Ciliwung, Citarum dan Danau Toba (Samosir)
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

IPAL Wetland Sungai Ciliwung Tanaman Toga Sungai Ciliwung Saung Kompos Sungai Ciliwung

Jogging Track Sungai Ciliwung IPAL Wetland – Samosir Danau Toba IPAL Wetland Sungai Cidadap
DAS Citarum

6. Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku mutu air limbah melalui Program PROPER sebesar
75% dari 2000 industri yang dipantau
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya mutu air limbah sebanyak 1.524 dan yang tidak
proporsi jumlah industri yang memenuhi baku memenuhi baku mutu air limbah 131 industri.
mutu air limbah. Kegiatan ini dilaksanakan Perbandingan jumlah industri yang taat terhadap
dengan melakukan evaluasi kinerja pengendalian baku mutu air limbah dapat dilihat pada Tabel 31
pencemaran air untuk pemenuhan baku mutu berikut ini. Sedangkan persentase pemenuhan
sejumlah 600 industri. Penetapan status baku mutu air limbah berdasarkan jenis industri
penaatan perusahaan pada PROPER periode dapat dilihat pada Tabel 32.
2016-2017 bagi industri yang memenuhi baku

Tabel 31. Persentase Tingkat Penaatan Industri Terhadap Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah
Tahun Jumlah Industri di Evaluasi
Taat Tidak Taat
2015 - 2016 1.895 1.549 89
2016 - 2017 1.786 1.524 85
Sumber : Direktorat PPA, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 59

Tabel 32. Persentase Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Berdasarkan Jenis Industri

Memenuhi Baku Mutu Air Persentase Pemenuhan Baku


Jenis Industri Jumlah Industri
Limbah Mutu Air Limbah
Ekstraktif 946 889 93,97
Pengolahan 649 486 74,88
Prasarana dan Jasa 165 160 96,96
TOTAL 1.760 1.535

Kegiatan pemantauan industri dalam upaya Pada periode PROPER 2014-2015, jumlah
Peningkatan kualitas air dilakukan melalui perusahaan yang melakukan penurunan
evaluasi kinerja industri melalui program beban pencemaran sebanyak 184 industri
pemantauan dan pembinaan industri dengan penurunan beban pencemaran sebesar
(PROPER). Ketaatan industri terhadap 533.128.233 ton. Sedangkan pada periode
peraturan perundangan di bidang pengendalian PROPER 2016-2017, jumlah perusahaan yang
pencemaran air ditunjukkan dengan pemenuhan melakukan penurunan beban pencemaran
terhadap baku mutu air yang ditetapkan. Dalam sebanyak 169 industri dengan penurunan beban
pelaksanaan evaluasi kinerja ini diperoleh data pencemaran sebesar 535.490.039 ton.
industri yang melakukan kegiatan penurunan
beban pencemaran.

Pembangunan Onlimo Pelabuhan Ajibata


Kabupaten Toba Asahan, Danau Toba Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


60 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran 3
Meningkatnya Kualitas
Tutupan Lahan

Kualitas tutupan lahan (land cover)


mendeskripsikan kondisi kenampakan
permukaan lahan secara fisik, baik kenampakan
alami berupa vegetasi maupun kenampakan Sumber: IKLH 2014, KLHK 2015

buatan manusia. Kualitas tutupan lahan saat ini Keterangan:


diukur berdasarkan keberadaan hutan sebagai TH = Tutupan Hutan
salah satu komponen penting dalam ekosistem. LTH = Luas Tutupan Hutan
LWP = Luas Wilayah Provinsi
Selain berfungsi sebagai penjaga tata air, hutan
juga mempunyai fungsi mencegah terjadinya Nilai IKTL dihitung dengan memasukkan nilai
erosi tanah, mengatur iklim dan tempat tutupan hutan masing-masing provinsi dalam
tumbuhnya berbagai plasma nutfah yang sangat rumus sebagai berikut:
berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam klasifikasi penutupan lahan
yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan -
KLHK, tutupan hutan meliputi hutan lahan kering
Sumber: IKLH 2014, KLHK 2015
primer, hutan lahan kering sekunder, hutan
mangrove primer, hutan mangrove sekunder, Keterangan:
KTL= Indeks Kualitas Tutupan Lahan
hutan rawa primer, hutan rawa sekunder dan H= Tutupan Hutan
hutan tanaman.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Perhitungan nilai IKTL nasional dilakukan dengan
Kehutanan mengamanatkan bahwa Daerah menjumlahkan nilai IKTL masing-masing provinsi
Aliran Sungai atau pulau memiliki penutupan setelah dikalikan angka proporsi kontribusi
hutan minimal 30%. Untuk keperluan perhitungan provinsi terhadap IKLH Nasional (sumber:
Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL), tutupan IKLH 2014, KLHK 2015). Perhitungan IKTL
hutan di wilayah provinsi yang memiliki nilai 30% sebagaimana diuraikan di atas diterapkan mulai
mendapat angka 50, sedangkan tutupan hutan tahun 2013, dengan sumber data tutupan lahan
yang ideal memiliki nilai 84,3% mendapat angka dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan
maksimal 100. Sebagai tutupan hutan dengan dan Tata Lingkungan. Faktor-faktor yang
nilai ideal tersebut diambil dari tutupan hutan mempengaruhi nilai IKTL antara lain kegiatan
Papua pada tahun 1982 seluas 84,3%. pembukaan lahan, kejadian kebakaran hutan/
lahan, penebangan liar, kegiatan rehabilitasi
Untuk menghitung IKTL yang pertama kali hutan/lahan, rehabilitasi kawasan pesisir,
dilakukan adalah menghitung tutupan hutan kegiatan pemulihan lahan bekas tambang, dan
dengan menjumlahkan luas tutupan lahan pemulihan lahan terkontaminasi B3.
yang diklasifikasikan sebagai hutan dibagi luas
wilayah provinsi. Nilai tutupan hutan dilakukan Nilai IKTL memberikan manfaat bagi Pemerintah,
dengan perhitungan sebagai berikut: Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
berupa informasi tentang kondisi tutupan
lahan nasional dan daerah khususnya tingkat
provinsi sebagai bahan evaluasi kebijakan
pembangunan dan evaluasi pelaksanaan tata
kelola perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 61

Hasil penghitungan nilai IKTL nasional tahun 2017 mencapai sebesar 60,31, sedangkan target yang
ditetapkan perjanjian kinerja sebesar 60,00, sehingga capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas
tutupan lahan sebesar100,52% (Tabel 33). Capaian kinerja tahun 2017 lebih besar dibandingkan
capaian kinerja tahun 2015 dan 2016.

Tabel 33. Capaian Kinerja Sasaran Program Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan Tahun 2017

Capaian
Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Target Target PK Realisasi Capaian
Kinerja
Kinerja 2014 2015 2016 RPJM 2016 2017 2017 Kinerja (%)
2016 (%)
Sasaran : Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan
Indeks 59,01 58,55 58,42 98,18 60,00 60,00 60,31 100,52
Tutupan
Lahan
Meningkat
Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Indeks Kualitas Tutupan Lahan 2017 menurun pada tahun 2017 terdapat di Provinsi
menunjukkan peningkatan sebesar 1,89 Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa
dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 58,42 Tenggara Timur, Maluku Utara dan Provinsi
dan 1,48 dibandingkan dengan tahun 2015, Papua (Gambar 26).
sebagaimana disajikan pada Gambar 24 dan 25.
Pada tahun 2015 terjadi bencana kebakaran
hutan dan lahan seluas 2,61 juta Ha, sehingga
nilai IKTL tahun 2016 menurun. Nilai IKTL yang
60,31

59,26
59,01
58,55

59,01

58,42

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 25. Grafik Indeks Kualitas Tutupan


Lahan (IKTL) Tahun 2012 - 2017

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 24. Indeks Kualitas Tutupan Lahan Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


62 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

100,00

90,00

80,00
70,00
60,00

50,00 2015
40,00
30,00 2016

20,00
2017
10,00
0,00
DKI Jakarta Jawa Tengah Nusa Tenggara Maluku Utara Papua
Timur

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 26. Perbandingan Indeks Kualitas Tutupan Lahan yang mengalami penurunan Tahun 2017

Tutupan hutan pada tahun 2016 (yang digunakan dalam perhitungan ITH/IKTL 2017) mengalami
peningkatan, yakni seluas 382.159 Ha dari tutupan hutan tahun 2015. Peningkatan tutupan hutan
2015 - 2016 tersebut terjadi di 15 provinsi sebagaimana disajikan dalam Tabel 34.

Tabel 34. Perkembangan Tutupan Hutan Tahun 2015 - 2016

Luas Wilayah Luas Tutupan Hutan (Ha) Perubahan (Ha)


Provinsi
2015 2016
Bengkulu 2.033.779 698.507 691.780 -6.727
Jambi 4.861.342 1.339.475 1.386.067 46.592
Kep Bangka Belitung 1.674.405 235.958 232.316 -3.642
Kep Riau 827.047 274.475 269.803 -4.672
Lampung 3.373.241 305.921 319.557 13.636
Aceh 5.665.677 3.127.460 3.248.824 121.364
Riau 9.016.084 2.343.652 2.615.976 272.324
Sumatera Barat 4.218.415 1.938.002 1.928.523 -9.479
Sumatera Selatan 8.756.882 1.209.412 1.541.940 332.528
Sumatera Utara 7.305.063 1.839.740 1.851.493 11.752
Kalimantan Barat 14.737.269 5.753.978 5.584.228 -169.750
Kalimantan Selatan 3.741.087 879.675 879.303 -373
Kalimantan Tengah 15.409.617 7.668.880 7.642.047 -26.833
Kalimantan Timur 19.840.695 12.910.352 13.157.150 246.798
Banten 958.889 162.604 179.263 16.659
DI Yogyakarta 323.163 36.370 46.369 9.999
DKI Jakarta 70.989 376 366 -10
Jawa Barat 3.757.218 647.525 650.748 3.223
Jawa Tengah 3.494.284 1.027.303 797.137 -230.166
Jawa Timur 4.902.791 1.393.263 1.466.141 72.878
Bali 572.857 103.619 93.128 -10.491

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 63

Luas Wilayah Luas Tutupan Hutan (Ha) Perubahan (Ha)


Provinsi
2015 2016
Nusa Tenggara Barat 2.018.244 825.750 937.706 111.955
Nusa Tenggara Timur 4.770.708 1.991.459 1.779.573 -211.887
Gorontalo 1.198.747 691.509 688.027 -3.482
Maluku 4.691.689 3.046.960 3.060.356 13.396
Maluku Utara 3.330.376 2.172.969 2.053.025 -119.944
Sulawesi Barat 1.689.739 822.107 823.425 1.318
Sulawesi Selatan 4.547.635 1.397.783 1.363.094 -34.689
Sulawesi Tengah 6.106.475 3.917.859 3.863.570 -54.288
Sulawesi Tenggara 3.696.717 1.959.143 1.935.943 -23.199
Sulawesi Utara 1.463.011 568.523 563.775 -4.748
Papua 33.303.688 25.122.818 25.099.566 -23.252
Papua Barat 9.913.924 8.882.827 8.928.194 45.367
NASIONAL 192.271.747 95.296.255 95.678.413 382.159

Sumber data : Diolah dari data Penutupan Lahan Tahun 2015-2016, Ditjen. PKTL – KLHK.

Berdasarkan data tutupan lahan tahun 2015 Sedangkan perubahan dari belukar dan belukar
- 2016, dilakukan analisis perubahan tutupan rawa menjadi tutupan hutan (42,9% atau sekitar
hutan menjadi belukar dan belukar rawa, atau 1,4 juta Ha), pertanian lahan kering campur
sebaliknya dari belukar dan belukar rawa (21,2% atau 696 ribu Ha) dan perkebunan (15,2%
menjadi tutupan hutan. Perubahan tutupan atau 499 ribu Ha). Distribusi perubahan tutupan
hutan menjadi pertanian lahan kering campuran hutan, belukar dan belukar rawa disajikan pada
(38,9% atau sekitar 1 juta Ha), belukar dan Gambar 27 dan Gambar 28.
belukar rawa (29,7% atau 769 ribu Ha) dan tanah
terbuka (10,2% atau 263 ribu Ha).

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 27. Grafik Distribusi Penurunan Tutupan Hutan 2015-2016

LAPORAN KINERJA 2017


64 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 28. Grafik Distribusi Perubahan Belukar dan Belukar Rawa 2015 - 2016

Strategi untuk mencapai target 2019 sebesar 62 2. Untuk keperluan koordinasi dengan
poin antara lain: penetapan target peningkatan pemerintah daerah, terutama kabupaten/
ITH/IKTL pada masing-masing provinsi yang kota yang tidak lagi memiliki kewenangan
didukung target kabupaten/kota, peningkatan di bidang kehutanan menjadi kendala dalam
koordinasi antar Ditjen lingkup KLHK dan upaya peningkatan IKTL yang dilakukan
pemerintah daerah serta peningkatan peran melalui kegiatan penanaman.
dunia usaha untuk pelaksanaan penanaman, baik 3. Pemerintah provinsi selaku perpanjangan
dalam maupun diluar areal usahanya. dari Pemerintah belum secara intensif
mengkoordinasi upaya peningkatan IKTL.
Manfaat untuk masyarakat dan manfaat ekonomi Disamping itu, tutupan hutan dan tutupan non
antara lain: hutan yang berpotensi untuk peningkatan
1. Memberikan rambu-rambu bagi pemerintah IKTL sebagian besar berada dalam kawasan
daerah terhadap kondisi tutupan lahan di hutan.
wilayahnya dalam kerangka pelaksanaan
peningkatan ITH/IKTL melalui kegiatan Untuk mengatasi kendala tersebut, maka perlu
pemeliharaan dan penanaman; dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
2. Menjadi instrumen monitoring dan 1. KLHK melakukan kegiatan sosialisasi dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang supervisi guna meningkatkan pemahaman,
pengendalian kerusakan lingkungan (kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
pembangunan yang menyebabkan terjadinya evaluasi.
pembukaan tutupan lahan dan berdampak 2. Kementerian Dalam Negeri yang telah
terhadap kerusakan lingkungan); memasukan IKTL sebagai salah satu indikator
3. Menjadi nilai tawar pemerintah daerah dalam dalam penyusunan dan pelaksanaan
menarik sumber-sumber pendanaan lainnya. pembangunan di provinsi dan kabupaten/kota,
maka dalam penetapan target peningkatan
Kendala yang dihadapi antara lain: IKTL tersebut KLHK berkoordinasi dengan
1. Pemahaman pemerintah daerah terhadap Kementerian Dalam Negeri.
tutupan hutan dan IKTL tidak sama dan masih 3. Untuk pelaksanaan koordinasi, perencanaan,
kurang, menyebabkan belum adanya rencana pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
yang terukur untuk peningkatan IKTL. oleh pemerintah provinsi diusulkan untuk
dialokasikan dana dekonsentrasi.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 65

Pencapaian kinerja sasaran program


meningkatnya kualitas tutupan lahan yang
tercantum dalam Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL
tahun 2017 didukung dengan melaksanakan 2
(dua) kegiatan yang menjadi Indikator Kinerja
Kegiatan yaitu:

a. Luas lahan bekas tambang rakyat yang


dipulihkan
Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan
ini adalah meningkatnya luasan lahan
terlantar bekas pertambangan rakyat
yang dipulihkan. Lokasi tapak pemulihan
lahan bekas tambang rakyat tahun 2017
terletak di Desa Air Selumar, Kecamatan
Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka
Belitung. Lahan yang dipulihkan merupakan
lahan bekas tambang timah dengan luasan
± 8.041 Ha. Sejalan dengan kegiatan wisata
yang ada dan akan dibangun di sekitarnya
serta mempertimbangkan arahan Badan
Lingkungan Hidup Daerah Belitung dan
kebutuhan masyarakat setempat maka
pemulihan lahan bekas tambang di desain
dengan konsep Agroeduwisata atau wisata
bertema pertanian sekaligus edukasi.

Hasil yang diharapkan pasca kegiatan


pemulihan adalah lahan bekas tambang
menjadi produktif untuk budidaya tanaman Gambar 29. Area pemulihan lahan bekas tambang
buah dan area wisata edukasi serta timah menjadi kebun buah naga
memberikan manfaat sosial dan ekonomi
bagi masyarakat. Lahan yang dipulihkan
terdiri dari 2 (dua) area yaitu area kebun buah
dan area konservasi. Kebun buah ditanami
dengan buah naga dan lada seluas 1,6 Ha.
Penanaman pada area konservasi seluas
6,4 Ha dilakukan dengan pengkayaan jenis
tanaman konservasi yaitu cemara laut, puspa,
kayu putih, pelawan dan sengon, dan tanaman
buah yaitu rambutan durian, mangga dan
manggis.

LAPORAN KINERJA 2017


66 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Gambar 30. Area pemulihan lahan bekas tambang timah menjadi area konservasi

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 31. Area pemulihan lahan bekas tambang timah menjadi kebun buah lada

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 67

Manfaat untuk masyarakat dan manfaat b. Proporsi jumlah industri yang meningkat
ekonomi : ketaatannya untuk melakukan rehabilitasi
1. Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pasca tambang sebesar 75% dari 106 industri
lahan untuk kegiatan agroeduwisata yang dinilai
2. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat (sebagai petani, pramuwisata, Evaluasi kinerja industri dalam rehabilitasi paska
pedagang buah, pedagang kuliner, dan juru tambang terhadap pengendalian kerusakan
parkir) lahan telah berjalan sesuai dengan mekanisme
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat yang yang berlaku. Evaluasi dilakukan melalui
diperoleh dari hasil panen tanaman buah mekanisme verifikasi lapangan, penilaian
antara lain buah naga diperkirakan setiap mandiri, supervisi oleh pemerintah provinsi dan
tahunnya mencapai Rp. 2,5 Milyar sanggahan. Evaluasi kinerja industri dilakukan
4. Menjadi destinasi wisata baru terhadap 68 perusahaan dengan rincian 18
industri melalui pengawasan langsung, 32
Kendala yang dihadapi antara lain: industri melalui penilaian mandiri, dan 18
1. Kriteria dan spesifikasi pelaksana kegiatan industri melalui supervisi provinsi. Penilaian
seperti yang diinginkan tidak mendapat respon yang dilakukan meliputi kriteria kesesuaian
dari para bakal calon pelaksana kegiatan, dengan perencanaan, kesinambungan tahapan,
sehingga menyebabkan pengadaan pekerjaan stabilitas geoteknik, upaya pengelolaan batuan
dilaksanakan tiga kali yang berdampak pada asam, sistem drainase, dan kebencanaan.
mundurnya waktu pelaksanaan pekerjaan
dari yang direncanakan. Berdasarkan perhitungan statistik terhadap
2. Ketidaksesuaian rencana kerja dan syarat- upaya perusahaan dalam peningkatan
syarat (RKS) yang telah ditetapkan dalam rehabilitasi dan paska tambang pada 18 industri
DED dengan kondisi lapangan pada saat pertambangan, secara kumulatif hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan, yang bertepatan periode 2016 – 2017 didapatkan data total luas
dengan musim penghujan sehingga lahan terganggu yang dilakuan untuk kegiatan
diperlukan penyesuaian RKS. pertambangan seluas 62.492 hektar. Untuk
mengimbangi bukaan lahan tersebut, perusahaan
Untuk mengatasi kendala tersebut, maka perlu secara berkesinambungan melakukan reklamasi
dilakukan beberapa hal sebagai berikut: dan revegetasi. Hasil akumulasi reklamasi
1. Kriteria dan spesifikasi pelaksana kegiatan yang dilakukan mencapai luas sebesar 23.443
dibuat lebih sederhana, sehingga pengadaan hektar selama 5 tahun terakhir. Sehingga rasio
pekerjaan dapat dilakukan satu kali, agar rehabilitasi lahan dalam bentuk reklamasi dan
waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai yang luas total lahan terganggu sebesar 37,51%. Data
direncanakan. luas lahan terganggu dan luas reklamasi dalam 5
2. Untuk meminimisasi terjadinya perubahan tahun terakhir disajikan dalam Grafik berikut ini
RKS akibat cuaca, maka informasi tentang (Gambar 32).
sejarah dan perkiraan cuaca suatu lokasi
perlu digali lebih dalam dan dijadikan bahan
pertimbangan dalam menyusun RKS.

LAPORAN KINERJA 2017


68 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 32.Grafik Rekapitulasi Luasan Lahan Terganggu dengan Luas Reklamasi selama 5 tahun terakhir

Grafik tersebut menunjukkan bahwa kisaran Selain itu, perusahaan juga harus melakukan
luasan reklamasi dalam 1 tahun periode PROPER kegiatan pembatasan bukaan lahan (progressive
memiliki rentang antara 3.561 – 4.862 hektar mining), yaitu melakukan kegiatan penambangan
atau relatif tidak berkembang (stagnan). Selain secara simultan dengan kegiatan reklamasi
itu, setiap tahun luas lahan terganggu relatif sehingga area terbuka yang digunakan untuk
menurun. Misalnya pada periode PROPER tahun kegiatan pertambangan akan segera dilakukan
2012 – 2013, luas total lahan terganggu sebesar penataan lahan(backfilling) dan reklamasi.
9.134 hektar sedangkan pada periode tahun
2016 – 2017, menurun menjadi 5.082 hektar. Peningkatan ketaatan industri dalam melakukan
rehabilitasi dan paska tambang dapat dilihat
Terdapat penuruan luas lahan terganggu sebesar melalui rasio persentase antara luas lahan
4.052 hektar. Hal ini menunjukkan bahwa, terganggu dan luas reklamasi pada masing –
perusahaan pertambangan saat ini sudah lebih masing periode evaluasi. Pada periode tahun
berhati – hati dalam melakukan pembukaan 2016 – 2017 ini, rasio tersebut menunjukkan
lahan karena semakin luas pembukaan lahan, angka 70.08% (Gambar 33). Angka tersebut
maka semakin besar pula potensi kerusakan menunjukkan peningkatan sebesar 9.13%
yang dihasilkan. dari periode tahun sebelumnya. Bahkan
jika dibandingkan dengan periode 4 tahun
Oleh karena itu, agar menjadi perusahaan sebelumnya telah mengalami peningkatan drastis
yang memiliki kinerja baik dalam pengelolaan mencapai 23.46%. Dengan upaya yang maksimal,
lingkungan khususnya aspek pengendalian selanjutnya diharapkan luas lahan terganggu dan
kerusakan lahan, perusahaan harus melakukan luas reklamasi akan sama sehingga mencapai titik
kegiatan penambangan secara kontinyu dan keseimbangan(equilibrium) sehingga potensi
menerapkan prinsip konservasi. kerusakan lahan semakin berkurang dan mudah
dikendalikan.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 69

Sumber : Direktorat PKLAT, Ditjen PPKL

Gambar 33. Grafik rekapitulasi persentase lahan terganggu dan reklamasi dalam 5 tahun terakhir

Pemulihan Lahan bekas tambang menjadi


Kawasan Agroeduwisata Desa Air
Selumar Bangka Belitung Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


70 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran 4
Menurunnya Beban Pencemaran
dan Tingkat Kerusakan Wilayah
Pesisir dan Laut

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan Sebagai gambaran dapat disampaikan bahwa
panjang garis pantai sekitar 81.000 km (18.4%) pada saat ini kondisi ekosistem pesisir dan laut
dari garis pantai dunia. Dalam wilayah pantai dalam keadaan yang semakin memprihatinkan.
tersebut, terdapat kawasan ekosistem terumbu Indonesia memiliki potensi sumber daya
karang (coral reef) sekitar 6 juta ha, kawasan mangrove terluas di dunia yaitu sebesar 25% dari
ekosistem mangrove sekitar 3,1 juta ha dan luas mangrove dunia (18,1 juta Ha) atau sekitar
kawasan ekosistem padang lamun (seagrass bed) 3,7 juta Ha. Kondisi mangrove di Indonesia
seluas 3 juta Ha. tercatat dalam keadaan rusak seluas 1,08 juta
hektar (29%) dan dalam keadaan sedang sampai
Permasalahan kerusakan lingkungan pesisir dengan baik adalah 2,67 juta hektar (71%).
dan laut secara umum diakibatkan oleh 2 (dua) Kondisi mangrove yang dalam keadaan rusak
hal, yaitu yang terjadi secara alami dan dampak tersebut berada di dalam kawasan hutan seluas
dari kegiatan manusia (antropogenik) baik yang 324.000 hektar (30%) dan di luar kawasan hutan
dilakukan di wilayah daratan (hulu) maupun di seluas 756.800 hektar (70%).
laut (hilir). Kegiatan manusia yang dilakukan di
wilayah hulu yang tidak memperhatikan aspek Sementara untuk ekosistem padang lamun pada
kelestarian lingkungan memberikan kontribusi tahun 2000 tercatat bahwa penurunan luasan
besar terhadap degradasi lingkungan pesisir dan padang lamun sebesar 107.6 hektar (30% dari
laut, misalnya penebangan hutan, pembukaan total area). Sedangkan untuk kualitas ekosistem
lahan (land clearing), pertambangan, perikanan terumbu karang, karang masif tumbuh rata-rata
darat, alih fungsi kawasan, pembuangan 1 cm per tahun, jika suatu koloni karang masif
limbah domestik dan limbah industri dan lain- setinggi 1 m hancur, dibutuhkan waktu 100
lain. Sedangkan kegiatan manusia di laut yang tahun untuk tumbuh seperti semula.
menyebabkan turunnya kualitas lingkungan
pesisir dan laut diantaranya disebabkan oleh Pada dokumen Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL
kegiatan transportasi, perikanan, penambangan tahun 2017, Kegiatan Pengendalian Pencemaran
lepas pantai dan sebagainya. Sumber dan Kerusakan Pesisir dan Laut merupakan
pencemaran lingkungan pesisir dan laut berasal salah satu Program Pengendalian Pencemaran
dari sumber pencemar tertentu (point source), dan Kerusakan Lingkungan. Berdasarkan
seperti industri dan tak tentu (non point source), Keputusan Ditjen PPKL Nomor SK. 11/
seperti pertanian, perkebunan, budidaya PPKL/SET/REN.0/3/2017 tentang Penetapan
perikanan, dan domestik. Indikator Kinerja Utama Ditjen PPKL, terdapat
3 (tiga) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang
Penurunan kualitas lingkungan pesisir dan laut mendukung Indikator Kinerja Utama Ditjen
berdampak terhadap penurunan produktivitas PPKL untuk Indeks Kualitas Air dan 1 (satu) IKK
perairan pesisir dan laut dan memberikan tekanan yang mendukung Indeks Kualitas Tutupan Lahan.
terhadap kondisi ekosistem kawasan pesisir Namun saat ini belum dilakukan perhitungan
dan laut, seperti mangrove, padang lamun dan untuk kontribusi kegiatan dalam Indeks Kualitas
terumbu karang serta sumberdaya perikanan. Air dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan.
Pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir
dan laut semakin mengkhawatirkan, apalagi
adanya pengaruh dampak perubahan iklim yang
saat ini semakin dapat kita rasakan.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 71

A. Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan yang ketiga yang telah memenuhi syarat proses
dapat mendukung Indeks Kualitas Air adalah pengadaan barang. Untuk penyelesaian IPAL
(1) Meningkatnya sarana Instalasi Pengolahan tersebut rencananya akan dilaksanakan
Air Limbah di perkampungan nelayan wilayah secara swakelola oleh Kabupaten Jeneponto
pesisir; (2) Clean up di lokasi pesisir dan laut dengan memanfaatkan dana yang berasal
yang tercemar tumpahan minyak; dan (3) dari Anggaran Pembangunan dan Belanja
Penyediaan peta, data pencemaran dan Daerah (APBD) Kabupaten Jeneponto.
sumber pencemar pada kawasan pesisir. Selain itu, untuk mendukung penurunan
Penjabaran dari masing-masing capaian beban pencemaran air laut, Ditjen PPKL
sasaran indikator kinerja kegiatan tersebut melakukan pengadaan 1 unit pemanfaatan
dijelaskan sebagai berikut: limbah padat di Kabupaten Labuan Bajo,
1. Sasaran kegiatan meningkatnya sarana Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sisa-sisa ikan
Instalasi Pengolahan Air Limbah di dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tempat
perkampungan nelayan wilayah pesisir kuliner di pinggir pantai di Labuan Bajo pada
dilaksanakan dengan pembangunan Pilot umumnya langsung dibuang ke laut. Salah
Project IPAL di perkampungan nelayan. satu upaya untuk mencegah pencemaran
Pada Tahun 2015 jumlah IPAL yang dapat laut karena limbah ikan adalah dengan cara
dibangun sebanyak 5 unit (Kota Banda memanfaatkan limbah ikan menjadi pellet
Aceh, Kabupaten Cirebon, Kota Semarang ikan. Untuk mengolah limbah ikan menjadi
dan Kabupaten Situbondo sebanyak pellet ikan tersebut, Ditjen PPKL memberikan
2 unit), sedangkan pada tahun 2016 bantuan alat pengolah limbah, pelatihan
sebanyak 1 unit di Kabupaten Halmahera dan pendampingan selama 1 bulan kepada
Selatan. Pada Tahun 2017 jumlah IPAL yang Kelompok Masyarakat Wae Wasso (Gambar
rencananya dibangun sebanyak 2 unit dan 35). Selama pelatihan dan pendampingan,
1 unit pemanfaatan limbah padat. Namun dihasilkan produk pellet sebanyak
dalam pelaksanaannya pembangunan 225 kg. Pemberian bantuan tersebut
IPAL hanya dapat dilaksanakan sebanyak tidak hanya untuk mengurangi tingkat
1 unit di perkampungan nelayan Desa pencemaran laut tetapi juga memberikan
Surodadi Kecamatan Sayung Kabupaten manfaat pemberdayaan masyarakat dan
Demak, Provinsi Jawa Tengah. IPAL ini meningkatkan ekonomi karena pellet yang
mampu mengolah limbah untuk sekitar dihasilkan dapat dijual.
100 kepala keluarga dengan kapasitas 20
m3/hari.

Gambar 34. IPAL di perkampungan nelayan


Desa Surodadi, Kecamatan Sayung,
Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah
Pembangunan IPAL di perkampungan nelayan,
yang rencananya dilaksanakan di Kabupaten Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL
Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, tidak
dapat selesai dilaksanakan. Pembangunan Gambar 35. Pelatihan dan Pendampingan
Pengolahan Limbah Ikan menjadi Pellet di
IPAL sesuai dengan rencana awal memiliki
Lauan Bajo, Nusa Tenggara Timur
kapasitas 40-50 m3 dan dapat dimanfaatkan
untuk 300-500 jiwa. Namun pembangunan
IPAL ini tidak dapat diselesaikan oleh pihak
LAPORAN KINERJA 2017
72 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

2. Sasaran kegiatan Clean up di lokasi pesisir dan


laut yang tercemar tumpahan minyak tahun
2017 dapat dilaksanakan di 2 (dua) lokasi
yaitu di Perairan Bintan, Provinsi Kepulauan
Riau dan Perairan Teluk Bayur, Provinsi
Sumatera Barat.

a. Tumpahan Minyak di Bintan


Pencemaran minyak di perairan Bintan terjadi
setiap tahun pada musim utara (Oktober
- April) dimana arus dan gelombang tinggi
mengarah ke perairan Kabupaten Bintan.
Sumber pencemaran minyak sampai saat ini
belum terdeteksi. Limbah minyak ini sangat
berdampak terhadap kualitas perairan di
sekitar Bintan Utara, khususnya dampak
terhadap perairan di lokasi wisata yang
terletak di Lagoi yang di kelola oleh Bintan
Resource Cakrawala (BRC). Berdasarkan
catatan pihak pengelola dari Tahun 2009,
sampai saat ini upaya yang dilakukan oleh
pihak pengelola hanya mengumpulkan limbah
di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
yang dimiliki dan dilakukan penimbunan
karena kapasitas TPS tidak mencukupi.
Pada tahun 2017 Ditjen PPKL melakukan
pengangkutan limbah minyak yang terkumpul
untuk dihancurkan di pengolah limbah B3
yang berizin (Gambar 36). Jumlah limbah Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

minyak yang dimusnahkan sebanyak 33 drum Gambar 36. Pengangkutan Tumpahan


(±7.000 kg). Minyak Menggunakan Drum

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 73

b. Tumpahan Minyak di Padang


Pada tanggal 28 September 2017 terjadi
tumpahan minyak di perairan pelabuhan
Teluk Bayur dan menyebar sampai ke pulau
terdekat. Jenis minyak yang tumpah berupa
bahan Palm Fatty Acid Destillated (PFAD)
sejumlah kurang lebih 50 ton yang disebabkan
robeknya tanki no.14 milik PT.Wira Inno
Masv (Gambar 37). Ditjen PPKL melakukan
verifikasi ke lapangan untuk penanggulangan
pencemaran air laut akibat tumpahan minyak
tersebut .PT.Wira Inno Mas telah melakukan
upaya penanggulangan dengan melibatkan Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL
Syah Bandar (KSOP) Pelabuhan Teluk Bayur,
Gambar 37. Tangki Timbun Minyak No 14
LANTAMAL, Pelindo dan PT.Pertamina yang bocor
(Persero) dan masyarakat. Minyak dilokalisir
menggunakan oil boom (Gambar 38) dan
selanjutnya dibersihkan dan diangkat dari
laut. Perusahaan juga telah memenuhi
kewajiban terkait sanksi administrasi dan
telah menyampaikan laporan hasilnya kepada
Dirjen PPKL pada bulan Nopember 2017.
Selanjutnya aspek hukum dilakukan oleh
Ditjen Penegakan Hukum KLHK.

Gambar 38. Penanggulangan tumpahan


minyak menggunakan oil boom

LAPORAN KINERJA 2017


74 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

3. Sasaran kegiatan penyediaan peta, data pesisir dan laut dan pengumpulan data-data
pencemaran dan sumber pencemar pada dasar sebagai bahan penyusunan program
kawasan pesisir dilaksanakan dengan dan anggaran di tahun berikutnya.
melakukan pemantauan kualitas air laut
secara rutin dan penghitungan baseline data Berdasarkan hasil kajian beban pencemaran
sampah yang dikumpulkan di pesisir pantai. point source dan non point source tahun 2015
di 3 kawasan prioritas nasional; beban
Indikator Sasaran Program menurunnya pencemaran point source yang masuk ke
beban pencemaran dan tingkat kerusakan Teluk Jakarta mencapai 8,06 ton/tahun,
wilayah pesisir dan laut adalah kualitas Teluk Semarang 2,23 ton/tahun dan Teluk
pesisir dan laut meningkat setiap tahun Benoa 0,47 ton/tahun. Penghitungan beban
sebesar 0% - 20% sampai tahun 2019. Target pencemaran tahun 2017 hanya dilakukan di
penurunan beban pencemaran tersebut kawasan Teluk Jakarta. Hasil Penghitungan
baru dapat dilaksanakan pada tahun 2016 - beban pencemaran di Teluk Jakarta dari
2019 sebanyak 5% per tahun. Sebagaimana sumber 18 industri yang membuang air
tahun 2015 dan tahun 2016, pada tahun limbahnya ke Teluk Jakarta dapat dilihat pada
2017 kegiatan lebih dikonsentrasikan dalam Tabel 35 Total penurunan beban pencemaran
penyusunan basis data kualitas lingkungan yang masuk Teluk Jakarta bersumber dari
point source sebesar 3,8%.
Tabel 35. Perhitungan penurunan beban pencemaran di Teluk Jakarta

Beban Pencemar (ton/tahun)


Bahan Pencemar
Tahun 2015 Tahun 2017
Organik 4,91 6,3
Anorganik 3,15 1,3
Total 8,06 7,6

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Grafik perbandingan antara baseline perhitungan beban pencemaran 18 industri yang masuk ke Teluk
Jakarta pada tahun 2015 dengan kondisi hasil perhitungan tahun 2017, dapat dilihat pada Gambar
39 berikut ini.

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 39. Perbandingan Beban Pencemaran di Teluk Jakarta Tahun 2015 dan 2017

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 75

Berdasarkan hasil perhitungan beban Kendala yang dihadapi adalah masih rendahnya
pencemaran 18 industri yang masuk ke Teluk kesadaran masyarakat, belum memadainya
Jakarta pada tahun 2015 dan 2017, parameter anggaran Pusat dan Daerah untuk pengendalian
COD meningkat 42% dan parameter NH3 pencemaran lingkungan, terutama di kawasan
meningkat 500%, sedangkan untuk parameter pesisir dan laut, serta perubahan struktur
BOD menurun sampai 16% dan parameter TSS organisasi pusat dan daerah dalam perlindungan
berkurang sebanyak 58%. Dapat disimpulkan dan pengelolaan lingkungan pesisir dan laut.
bahwa kondisi tahun 2017 memburuk untuk
parameter COD dan NH3, dan membaik untuk Pemantauan kualitas air laut secara rutin
parameter BOD dan TSS. dilakukan di 3 kawasan prioritas yaitu Teluk
Jakarta, Teluk Semarang dan Teluk Benoa.
Strategi pencapaian target penurunan beban Hasil pemantauan kualitas air laut di 3 kawasan
tahun 2019 adalah dengan mendorong tersebut pada tahun 2017 dapat dilihat pada
pemangku kepentingan di Pusat dan Daerah Tabel 36 berikut ini.
(Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Tengah,
Provinsi Bali, Kota Semarang dan Kota
Denpasar) untuk lebih meningkatkan upaya
penurunan beban pencemaran yang masuk ke
perairan laut melalui pembinaan pihak swasta
dan pembangunan sarana pengolahan limbah
cair komunal dan persampahan.

Tabel 36. Hasil Pemantauan Kualitas Air Laut Tahun 2017

Parameter yang melebihi sesuai peruntukan


Parameter dominan Jumlah
Kawasan Keterangan Lokasi
Biota Pelabuhan Wisata Bahari yang melebihi Lokasi

Teluk Jakarta Kecerahan, Timbal, DO, Kecerahan, TSS, TSS, DO, Sulfida, 30 Muara sungai,
DO, pH, Amonia Chromium, Nikel, Fosfat, Fosfat, Minyak pelabuhan,
Timbal, Nitrat, Amonia Bebas, Lemak perkampungan
Nitrat BOD, PCB, Surfaktan nelayan, sekitar
industri
Teluk Semarang Fosfat, Timbal 17 Muara sungai,
Nitrat, DO, pelabuhan,
Salinitas, sekitar ekosistem
Timbal mangrove, sekitar
industri
Teluk Benoa Amonia Bebas, BOD, 11 Muara sungai,
Cadmium, Minyak pelabuhan,
Lemak, Nitrat, DO, sekitar ekosistem
Senyawa Fenol Total, mangrove
Surfaktan
Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL
Keterangan :
• Pengambilan sampling berdasarkan kondisi yang ada di 3 Kawasan (Teluk Jakarta, Teluk Semarang dan Teluk Benoa)
• Penentuan parameter sampling disesuaikan dengan peruntukannya berdasarkan KepMenLH Nomor 51 Tahun 2004

LAPORAN KINERJA 2017


76 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan Pada perkembangan kebijakan pengendalian


data kualitas air laut yang telah dilakukan dapat pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir
disimpulkan hasil status mutu laut di 3 Kawasan dan laut, sesuai dengan pencanangan target
dengan menggunakan metode STORET Pemerintah dalam menurunkankan sampah
(mengacu KepMenLH Nomor 115 Tahun 2003) laut sebesar 70% sampai akhir tahun 2025,
adalah sebagai berikut : Ditjen PPKL akan menyusun baseline data di
25 (duapuluh lima) kabupaten dan kota yang
1. Teluk Jakarta prediksi tinggi tingkat pencemaran sampah
• Biota Laut : Cemar Sedang s/d laut dan pesisir. Selain itu, telah dilaksanakan 9
Cemar Ringan (Sembilan) kegiatan kampanye dan penyadaran
• Pelabuhan : Cemar Ringan masyarakat terhadap perlunya penanggulangan
• Wisata Bahari : Cemar Sedang sampah laut di kawasan pesisir, yaitu dengan
2. Teluk Semarang melaksanakan Gerakan Bersih Pantai atau
• Biota Laut : Cemar Ringan Coastal Clean Up.
• Palbuhan : Cemar Ringan
3. Teluk Benoa Kegiatan pemantauan sampah laut dilaksanakan
• Wisata Bahari : Cemar Berat s/d Cemar di 18 kabupaten/kota yang terpilih komitmennya
Ringan untuk mengurangi sampah plastik ke laut sebesar
70 % pada tahun 2025. Daftar Kabupaten/kota
yang berkomitmen tersebut dan jumlah sampah
yang berhasil dikumpulkan dapat dilihat pada
Tabel 37 dan Gambar 40 berikut ini.

Tabel 37. Pelaksanaan Pemantauan Sampah Pesisir dan Laut Tahun 2017

No. Kabupaten/Kota Provinsi Jumlah Sampah (Gr)


1 Bintan Kepulauan Riau 299.11
2 Karimun Jawa, Jepara Jawa Tengah 6,901.08
3 Padang Sumatera Barat 455,870.00
4 Tarakan Kalimantan Utara 3,885.98
5 Belitung Timur Bangka Belitung 176.17
6 Pangkal Pinang Bangka Belitung 7,265.17
7 Badung Bali 2,609.60
8 Pandeglang Banten 7,942.94
9 Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur 464.67
10 Surabaya Jawa Timur 22,059.19
11 Kepulauan Seribu DKI Jakarta 9,013.71
12 Ambon Maluku 16,527.05
13 Manokwari Papua 1,465.14
14 Makassar Sulawesi Selatan 180.03
15 Palu Sulawesi Tengah 2,511.81
16 Manado Sulawesi Utara 1,658.74
17 Balikpapan Kalimantan Timur 9,711.50
18 Lampung Lampung 5,442.66
Grand Total 553,984.55

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 77

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 40. Peta Lokasi Kegiatan Sampling Sampah Laut Tahun 2017

Gambar 41. Survei di Pantai Batu Belig, Gambar 42. Survei di Pantai Gorontalo,
Desa Canggu, Badung, Bali Labuan Bajo, NTT

Gambar 43. Survei di Pantai Pulau Opak Gambar 44. Pembuatan transek di
Besar, Kepulauan Seribu Pantai Pulau Angin Bira
Sumber : Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


78 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Kegiatan Gerakan Bersih Pantai (Coastal Clean Up) sampah laut di lakukan sebagai bentuk kampanye
bagi masyarakat termasuk anak-anak dalam mengurangi sampah di laut dan juga sebagai aksi nyata
pelibatan instansi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan yang berkaitan dengan
sampah laut (marine litter). Kegiatan tersebut dilakukan di 9 (Sembilan) kota yaitu Kota Surabaya
(Prov. Jawa Timur), Kecamatan Karimun Jawa (Prov. Jawa Tengah), Kabupaten Pandeglang (Prov.
Banten), Kota Padang (Prov. Sumatera Barat), Kota Balikpapan (Prov. Kalimantan Timur), Kabupaten
Banyuwangi (Prov. Jawa Timur), Kota Manado (Prov. Sulawesi Utara), Kota Ambon (Prov. Maluku)
dan Kabupaten Manokwari (Prov. Papua Barat). Pada Gambar 45-47 dapat dilihat kegiatan gerakan
bersih pantai di beberapa lokasi.

Gambar 45. Gerakan Bersih Pantai di Karimun Gambar 46. Gerakan Bersih Pantai di Kota Ambon
Jawa

Sumber : Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 47. Gerakan Bersih Pantai di Kota Padang

Kegiatan Gerakan Bersih Pantai yang Kegiatan lain yang dilakukan untuk menurunkan
dilaksanakan di Pantai Pasie Jambak, Kelurahan beban pencemaran ke laut adalah pemantauan
Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota dan verifikasi izin pembuangan air limbah cair
Padang melibatkan mayoritas perempuan, ke laut (IPLC). Jumlah IPLC yang sudah selesai
mulai dari perencanaan, koordinasi sampai pada diproses selama tahun 2017 sebanyak 76 izin
pengambilan sampling sampah. Para peserta dan yang masih dalam proses sebanyak 55 draft
juga terdapat perimbangan antara keterlibatan IPLC.
laki-laki, perempuan dan anak-anak. Diharapkan
kegiatan ini menjadi contoh bagi kegiatan
responsive gender Tahun 2018 yang direncanakan
dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 79

B. Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan yang terumbu karang di 2 lokasi, sesuai dengan
dapat mendukung Indeks Kualitas Tutupan target yang ditetapkan, yaitu Teluk Lampung,
Lahan adalah meningkatnya ekosistem Provinsi Lampung dan Teluk Palu, Provinsi
padang lamun, terumbu karang dan vegetasi Sulawesi Tengah. Pada Tabel 38 dapat
pantai pada kawasan pesisir dan laut. Pada dilihat lokasi pemulihan kawasan yang telah
Tahun 2015, Ditjen PPKL telah melakukan dilakukan Ditjen PPKL tahun 2015-2017
pemulihan di 10 (sepuluh) kawasan dan tahun
2016 di 12 (dua belas) kawasan. Pada Tahun
2017, Ditjen PPKL melakukan pemulihan
Tabel 38. Pemulihan Kawasan Pesisir dan Laut Tahun 2015-2017

Luas Penanaman/
No Kab/Kota Provinsi Keterangan
transplantasi
Tahun 2015
1 Kota Sabang Aceh 7500 m2 Transplantasi Karang
2 Kabupaten Adm DKI Jakarta 7500 m2 Transplantasi Karang di Antara Pulau
Kepulauan Seribu Harapan, Pulau Kelapa dan Pulau
Pamegaran
3 Kabupaten Probolinggo Jawa Timur 100 m2 Transplantasi Karang
4 Kabupaten Situbondo Jawa Timur 100 m2 Transplantasi Karang
5 Kota Ambon Maluku 60 m2 Transplantasi Karang
6 Kabupaten Halmahera Maluku Utara 60 m2 / 40 Ha Transplantasi Karang
7 Kabupaten Bintan Kepulauan Riau 2 Ha Rehabilitasi Padang Lamun
8 Kota Ambon Maluku 5 Ha Rehabilitasi Padang Lamun
9 Kabupaten Maluku Utara 5 Ha Rehabilitasi Padang Lamun
Halmahera Selatan
10 Kota Banda Aceh Aceh 400 m2 / 2Ha Rehabilitasi Pesisir
Tahun 2016
1 Kabupaten Belitung Bangka Belitung 216 m2 Transplantasi Karang
2 Kabupaten Bangka Bangka Belitung 216 m2 Transplantasi Karang
3 Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat 200 m2 Transplantasi Karang
4 Kabupaten Kepulauan DKI Jakarta 200 m2 Transplantasi Karang
Seribu
5 Kota Ambon Maluku 200 m2 Transplantasi Karang
6 Kota Ternate Maluku Utara 200 m2 Transplantasi Karang
7 Kota Palu Sulawesi Tengah 200 m2 Transplantasi Karang
8 Kota Bitung Sulawesi Utara 200 m2 Transplantasi Karang
9 Kota Ambon Maluku 200 m2 Transplantasi Karang
10 Kabupaten Serang Banten 17.000 m2 Rehabilitasi Pesisir
11 Kabupaten Indramayu Jawa Barat 17.000 m2 Rehabilitasi Pesisir
12 Kota Serang Banten 17.000 m2 Rehabilitasi Pesisir
Tahun 2017
1 Lampung Lampung 100 m2 Transplantasi Karang
2 Palu Sulawesi Tengah 400 m2 Transplantasi Karang
Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


80 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

1. Pemulihan Terumbu Karang di Teluk


Lampung
Kondisi ekosistem terumbu karang di Pemulihan terumbu karang di Teluk
Indonesia, berdasarkan persen tutupan Lampung dilakukan atas kerjasama Ditjen
karang hidupnya, terletak pada kondisi PPKL, Pangkalan Angkatan Laut Lampung,
sangat baik 5,6%, baik 26,2%, sedang 37,1%, Universitas Lampung dan masyarakat
dan buruk 31,1% (LON-LIPI, 2009). Jenis- Pulau Pahawang. Lokasi untuk rehabilitasi
jenis terumbu karang tersebut, terdiri diri ekosistem terumbu karang di Teluk Lampung
dari 590 jenis dari 83 marga. Kondisi terumbu berada di pantai Pulau Pahawang (Gambar
karang di Provinsi Lampung, khususnya di 48). Transplantasi karang yang dilakukan di
perairan Teluk Lampung masuk dalam kisaran lokasi ini seluas 100 m2. Pemilihan lokasi ini
buruk hingga baik, dari 10% - 70% tutupan berdasarkan beberapa ketentuan sebagai
karang hidupnya. Umumnya akibat berbagai berikut :
aktivitas manusia, terumbu karang di wilayah 1. Dekat dengan pemukiman masyarakat,
tertentu mengalami persen tutupan yang 2. Dapat diakses sepanjang tahun atau musiman
sangat rendah. Untuk memperbaiki kondisi (untuk kesinambungan)
ekosistem terumbu karang di perairan 3. Tidak ada sumber air tawar yang mengalir ke
Teluk Lampung perlu dilakukan rehabilitasi area transplantasi karang,
ekosistem terumbu karang. Salah satu 4. Minimum kedalaman 4 meter
rehabilitasi yang umum dilakukan adalah 5. Tidak ada kegiatan pertanian di wilayah
dengan transplantasi karang. daratan dekat area transplantasi karang,
6. Dekat dengan area wisata bahari.

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 48. Lokasi peletakan transplantasi karang di Pulau Pahawang

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 81

Gambar berikut ini memperlihatkan kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Pahawang,
Provinsi Lampung tahun 2017.

Gambar 49. Karang branching yang Gambar 50. Karang foliose yang ditransplan
ditransplan di Perairan Pulau Pahawang di Perairan Pulau Pahawang

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 51 Kondisi meja substrat sebelum dan setelah ditempel transplan koloni karang

LAPORAN KINERJA 2017


82 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

2. Pemulihan Terumbu Karang di Teluk Palu


Pemulihan terumbu karang di Teluk Palu Pengambilan jenis karang tersebut karena
bekerjasama dengan Pusat Penelitian memiliki laju pertumbuhan yang relative
Kelautan dan Pemberdayaan Masyarakat cepat (mencapai sekitar 15cm pertahun).
Pesisir (PPKPMP) LPPM Universitas Pemilihan lokasi ini berdasarkan indeks
Tadulako. Transplantasi karang yang kesesuaian lingkungan perairan dan
dilakukan di lokasi ini 950 (sembilan ratus lima konsultasi kesepakatan multi-sektor untuk
puluh) unit media nursery dengan spesifikasi penetapannya dengan tetap mengacu pada
terdapat 902 (sembilan ratus dua) pieces indikator ekologi, potensi pencemaran
anakan karang yang berhasil berkembang dan kesiapan sosial kelembagaan terkait
dan tumbuh dengan baik, serta 48 (empat dengan pengelolaan lingkungan. Gambar
puluh delapan) pieces anakan karang baru 52 berikut ini memperlihatkan pelaksanaan
dari hasil penyulaman. Area pelaksanaan transplantasi terumbu karang di Teluk Palu.
kegiatan ini seluas 400 m2 dan jenis bibit
karang yang dipilih adalah family Acroporidae
dengan bentuk pertumbuhan bercabang.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 83

Sumber: Direktorat PPKPL, Ditjen PPKL

Gambar 52.Kegiatan Transplantasi Karang di Teluk Palu

Coastal Clean Up di Pantai Karimunjawa,


25 November 2017

LAPORAN KINERJA 2017


84 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran 5
Meningkatnya Kualitas
Pengelolaan Lahan Gambut

Negara kita Indonesia memiliki lahan gambut Berdasarkan pengalaman pada tahun 2015 dan
yang sangat luas, dan merupakan negara ke- 2016 maka upaya pemulihan lahan gambut pada
empat dengan lahan gambut terbesar di dunia tahun 2016 ditindaklanjuti dengan menggunakan
setelah Kanada, Rusia dan USA. Sebagian besar metode re-wetting dengan pembuatan sekat
lahan gambut terdapat di Papua, Sumatera, kanal (tabat) dan dengan metode revegetasi.
Sulawesi dan Kalimantan, terletak di 19 Provinsi. Sehingga, pada pelaksanaan kegiatan pemulihan
Pengertian gambut adalah material organik yang pada tahun 2017, Ditjen PPKL menargetkan luas
terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan lahan yang dapat terpulihkan sebesar 2.100 Ha
yang terdekomposisi tidak sempurna dan dan 7.000 Ha sampai tahun 2019.
terakumulasi pada rawa. Lahan gambut sendiri
adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya Pemulihan lahan gambut dapat dilakukan
bahan organik dengan ketebalan 50 cm atau dengan 2 (dua) cara yaitu rehabilitasi dengan
lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut vegetasi jenis adaptif dan metode tata kelola air
terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang telah dengan membangun sekat kanal (tabat). Rencana
mati, baik yang sudah lapuk maupun belum, pelaksanaan pemulihan dengan cara yang
karena kondisi lingkungannya yang jenuh air. pertama tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan
Lahan gambut sendiri banyak dijumpai di daerah karena dihadapi dengan adanya kendala kemarau
dataran banjir, rawa belakang, laguna tepi pantai, yang berkepanjangan (el nino) dan diperburuk
danau dangkal atau daerah cekungan yang lagi dengan terjadinya bencana kebakaran hutan
drainasenya buruk. terutama di lahan gambut. Dihadapi dengan
situasi dan kondisi iklim yang tidak mendukung,
Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), adalah maka saran dan masukan dari para pakar gambut
ekosistem gambut yang letaknya di antara 2 disepakati untuk memilih pemulihan lahan
(dua) sungai, di antara sungai dan laut, dan/atau gambut dengan metode tata kelola air dengan
pada rawa.Ekosistem gambut memiliki fungsi membangun penyekatan saluran/kanal (tabat)
ekologis penting sebagai ekosistem penyangga dengan tujuan agar lahan gambut yang kering
kehidupan, pengatur hidrologi, suplai air dan dapat dibasahi kembali (re-wetting).
pengendali banjir, habitat dan sarana konservasi
keanekaragaman hayati, serta sebagai Pemulihan ekosistem Gambut dengan
pengendali iklim global melalui kemampuannya pembangunan sekat kanal dapat dilakukan
dalam menyerap dan menyimpan karbon. mencapai sebanyak 130 sekat kanal dan estimasi
pemulihannya seluas 2.139 Ha, sehingga capaian
Kegiatan Pengendalian Kerusakan Lahan kinerja pengendalian kerusakan lahan gambut
Gambut mendukung capaian Indikator Kinerja tahun 2017 sebesar 101,86%. Lokasi sekat
Utama Ditjen PPKL untuk Sasaran Program kanal yang dibangun dapat dilihat pada Tabel 39
Meningkatnya Kualitas Tutupan Lahan. Hal ini berikut ini.
dicantumkan dalam Surat Keputusan Dirjen
PPKL Nomor SK.11/PPKL/SET/REN.0/3/2017
tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama
Ditjen PPKL. Namun belum dimasukkan
dalam perhitungan Indeks Kualitas Tutupan
Lahan (IKTL). Selanjutnya rencananya akan
dikembangkan penghitungan Indeks Lahan
Basah yang akan menjadi bagian dalam
penentuan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 85

Tabel 39. Realisasi Pembangunan Sekat Kanal Tahun 2017

JUMLAH LUASAN
NO PROVINSI KABUPATEN KECAMATAN DESA KHG REALISASI REALISASI
SEKAT (Ha)
1 ACEH Gampong KHG Krueng 17 238
Sumber Bhakti Tripa - Krueng
(Seunaam IV) Seuneuam
Nagan Raya Darul Makmur Gampong Serba KHG Krueng 2 28
Jadi Tripa - Krueng
Seuneuam
Sumber KHG Krueng 5 70
Makmur Tripa - Krueng
Seuneuam
Aceh Barat Kuala Batee Blang Makmur KHG Krueng Surin 16 224
Daya - Krueng Batee
Babahrot Ie Mirah KHG Alue Getah - 11 154
Krueng le Mirah
Aceh Jaya Teunom Seuneubok KHG Krueng 5 75
Padang Pango - Krueng On
Lueng Gayo KHG Krueng 5 75
Pneunom - Krueng
Lambalik
Aceh Barat Bubon Seuneubok KHG Krueng 5 75
Trap Gubon - Krueng
Meureubo
Suak Pangkat KHG Krueng 5 75
Gubon - Krueng
Meureubo
Aceh Selatan Trumon Lhok Raya KHG Krueng 11 165
Tengah Trumon - Lae Tarap
2 SUMATERA Labuhan Batu Panai Tengah Pasar Tiga KHG Sungai 5 100
UTARA Barumun - Sungai
Kubu
Panai Hilir Sungai Lumut KHG Sungai 3 60
Barumun - Sungai
Kubu
Labuhan Batu Kualuh Hilir Sei Sentang KHG Sungai Kuo 6 120
Utara - Sungai Kualuh
Bilah
Kampung KHG Sungai Kuo 2 40
Mesjid - Sungai Kualuh
Bilah
3 KALIMANTAN Kutai Sabintulung Muara Kaman KHG Sungai 8 160
TIMUR Kartanegara Kedangyantu -
Sungai Sabintulung

Muara Muntai Perian KHG Sungai 8 160


Jempang - Sungai
Kedangpahu
Kutai Timur Ngayau Muara Bengkal KHG Sungai 8 160
Kelinjau - Sungai
Kedangyantau
Kutai Barat Jempang Perigiq KHG Sungai 8 160
Jempang - Sungai
Kedangpahu
JUMLAH 130 2.139
Sumber : Direktorat PKG, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


86 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tahun 2015 pembangunan sekat kanal yang musnahnya investasi akibat terbakarnya
dilakukan sebanyak 12 unit, dengan total luas tanaman pokok berikut fasilitas penunjangnya.
Gambut yang terpulihkan sebanyak 173 Ha. Contoh lainnya adalah dampak yang diakibatkan
Sedangkan total luas lahan Gambut yang dapat oleh banjir saat musim penghujan, dapat
dipulihkan melalui pembangunan sekat kanal menyebabkan kerugian berupa rusaknya fasilitas
pada tahun 2016 sebanyak 205 unit kurang lebih dan aset-aset publik dan privat, musnahnya
seluas 2.870 Ha. Secara total luas lahan gambut tanaman pokok akibat terendam banjir dan
yang berhasil dipulihkan dari tahun 2015 - 2017 keluarnya biaya-biaya yang dibutuhkan
mencapai sekitar 5.182 Ha. untuk penanggulangan banjir. Disamping itu,
penerapan teknik-teknik pemulihan ekosistem
Pemulihan ekosistem gambut telah berhasil gambut relatif dapat menurunkan kerugian
memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi akibat matinya tanaman pokok karena
pembasahan ekosistem gambut, sehingga kekeringan saat musim kemarau dan biaya yang
memberikan dampak berupa manfaat ekologi dikeluarkan untuk merekayasa habitat dan
atau lingkungan, yaitu saat tiba musim kemarau cuaca.
tidak terjadi kebakaran lahan dan kematian
tanaman pertanian masyarakat, sedangkan saat Selain melalui pembangunan sekat kanal, upaya
musim penghujan tidak terjadi banjir, baik di areal pemulihan gambut juga dilakukan melalui
pertanian lahan gambut maupun pemukiman. Program Kemandirian Masyarakat. Pada tahun
2017, kegiatan ini dilakukan di 3 Provinsi yaitu
Manfaat ekonomi pemulihan lahan gambut, Sumatera Utara (2 Desa), Kalimantan Timur
dapat menekan angka kerugian finansial dan (2 Desa) dan Aceh (6 Desa) dan melibatkan 28
material, maupun ancaman kesehatan bahkan orang tenaga fasilitator (Tabel 40).
jiwa yang sebelumnya pernah dialami oleh
masyarakat. Misalnya saat terjadi kebakaran
lahan, masyarakat mengeluarkan biaya untuk
pemadaman api secara mandiri, belum lagi

Tabel 40. Program Kemandirian Masyarakat Tahun 2017

Lokasi Pendampingan
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa
Panai Tengah Pasar Tiga
Labuhan Batu
Panai Hilir Sungai Lumut
Sumatera Utara
Kualuh Hilir Sei Sentang
Labuhan Batu Utara
Kualuh Hilir Kampung Mesjid
Kutai Kartanegara Muara Muntai Perian
Kalimantan Timur
Kutai Barat Jempang Pentat
Teunom Seuneubok Padang
Aceh Jaya
Lueng Gayo
Bubon Seuneubok Trep
Aceh Aceh Barat
Suak Pangkat
Trumon Timur Pinto Rimba
Aceh Selatan
Trumon Tengah Lhok Raya
Sumber : Direktorat PKG, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 87

Agar upaya untuk menyelamatkan lahan Upaya lain untuk pengendalian kerusakan lahan
gambut di Indonesia dapat memberikan hasil gambut dilakukan dengan pembinaan kepada
yang lebih luas dan berdampak nyata, tentunya pelaku usaha yang berada di areal konsesi melalui
diperlukan upaya kerjasama dengan berbagai mekanisme proper. Jumlah perusahaan konsesi
pihak secara terpadu dan terkoordinasi, serta di ekosistem gambut yang meningkat kinerja
hasil kegiatannya perlu dipantau, dievaluasi dan tata pengelolaan airnya tahun 2017 adalah
dilaporkan untuk dapat dijadikan acuan dalam sebanyak 60 perusahaan dari target sebanyak
memperluas kegiatan tersebut ke berbagai 40 perusahaan. Indikator yang digunakan pada
lokasi lahan gambut di seluruh Indonesia. tahun sebelumnya adalah jumlah KHG, dengan
capaian sebanyak 4 KHG yang terpantau status
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja kualitasnya meningkat dari target sebanyak 3
jumlah tabat/kanal untuk pemulihan lahan KHG.
gambut yang terdegradasi tercapai sebesar
101,86%, hal ini disebabkan strategi pencapaian Penerapan tata kelola air yang baik oleh pelaku
target pembangunan sekat kanal selain usaha di areal konsesi tentu saja akan menunjang
dilakukan oleh KLHK, juga mendorong pihak keberlangsungan usaha di ekosistem gambut
lain untuk melakukan upaya pelestarian dan yang berarti pula berdampak pada peningkatan
pemulihan ekosistem gambut. Strategi yang ekonomi masyarakat sekitar dan pelaku
dilakukan dengan melakukan sosialisasi tentang usaha. Hal ini juga mencerminkan pelaksanaan
pemahaman terhadap fungsi ekosistem gambut prinsip pembangunan berkelanjutan yang
kepada Pemerintah Daerah, lembaga swadaya memperhatikan keseimbangan aspek sosial,
masyarakat serta pihak perusahaan yang ekonomi dan lingkungan. Tabel 41 menampilkan
melakukan kegiatan di kawasan ekosistem jumlah titik penaatan tinggi muka air tanah
gambut, sehingga diharapkan mempunyai visi (TMAT) yang dihitung secara manual dan
yang sama bahwa pelestarian dan pemulihan otomatis (data logger) dan stasiun curah hujan
ekosistem gambut menjadi tanggung jawab hasil kesepakatan PROPER tahun 2017.
bersama.

Tabel 41. Kesepakatan PROPER Tahun 2017

Titik Penaatan TMAT


Jenis Usaha/Kegiatan Stasiun Curah Hujan (Unit)
Manual Data Logger (otomatis)
HTI 1.688 303 72
HGU-Kelapa Sawit 1.454 132 94
TOTAL 3.142 435 166
Sumber : Direktorat PKG, Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


88 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Penerapan tata kelola air yang baik oleh pelaku usaha di areal konsesi tentu saja akan menunjang
keberlangsungan usaha di ekosistem gambut yang berdampak pada peningkatan ekonomi
masyarakat sekitar dan pelaku usaha. Hal ini juga mencerminkan pelaksanaan prinsip pembangunan
berkelanjutan yang memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan. Pembangunan
sekat kanal di beberapa lokasi dapat dilihat pada Gambar 53 berikut.

Sekat Kanal di Kab. Aceh Barat, Provinsi Aceh Sekat Kanal di Kab. Aceh Selatan

Sekat Kanal di Kab. Aceh Barat, Provinsi Aceh Sekat Kanal di Kab. Aceh Selatan

Sumber : Direktorat PKG, Ditjen PPKL

Gambar 53. Contoh lokasi pembangunan sekat kanal

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 89

Disamping itu dengan adanya pembangunan bagi vegetasi endemik lahan gambut seperti
sekat kanal (tabat) juga dapat memberikan pohon ramin, kempas, pulai rawa, jelutung rawa,
dampak positif kepada masyarakat sekitarnya meranti, gelam, berbagai jenis pakis, pandan dan
antara lain dapat dimanfaatkan sebagai sumber semak juga sebagai habitat satwa seperti burung,
air untuk kebutuhan sehari-hari, dan juga dapat ikan rawa dan satwa mamalia lainya. Kembalinya
dijadikan sebagai sumber cadangan air untuk fungsi ekosistem gambut juga berdampak kepada
pemadaman api bila terjadi kebakaran hutan. terjaganya iklim global, mengingat lahan gambut
Manfaat langsung yang diperoleh dengan merupakan penyimpan karbon yang besar, lahan
terpulihkannya lahan gambut yang terdegradasi gambut yang basah akan sulit terbakar sehingga
dengan metode re-wetting adalah kembalinya re-wetting sangat berperan dalam mengurangi
fungsi ekosistem gambut sebagai pengatur emisi karbon.
hidrologi yaitu gambut memiliki kemampuan
sebagai penambat (reservoir) air tawar yang Disamping itu secara tidak langsung dengan
cukup besar sehingga dapat menahan banjir adanya pembangunan sekat kanal (tabat) juga
saat musim hujan dan sebaliknya melepaskan air dapat memberikan dampak positif kepada
tersebut pada musim kemarau sehingga dapat kesejahteraan masyarakat sekitarnya antara
mencegah intrusi air laut ke darat. lain dapat dimanfaatkan sebagai sumber air
untuk kebutuhan sehari-hari terutama saat
Dengan terpulihkannya fungsi ekosistem musim kemarau dan juga dapat dijadikan sebagai
gambut diperoleh manfaat gambut sebagai sumber cadangan air untuk pemadaman api bila
sarana konservasi sumber keanekaragaman terjadi kebakaran hutan.
hayati, gambut merupakan tempat tumbuh

Pembangunan Sekat kanal


Lokasi Kab. Labuhan Batu,
Sumatera Utara

LAPORAN KINERJA 2017


90 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran 6
Terwujudnya Reformasi Tata Kelola
Kepemerintahan yang Baik di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan 1. Perencanaan Kinerja : terdapat sasaran


Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal kegiatan yang basis datanya belum jelas,
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan terdapat indikator yang menunjukkan proses,
Lingkungan mempunyai sasaran terwujudnya tidak selaras dengan sasaran kegiatan dan
reformasi tata kelola kepemerintahan yang sulit dicapai, terdapat target yang berbeda
baik di lingkungan Direktorat Jenderal antara Perjanjian Kinerja dan Indikator
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Kinerja Program, belum ada monitoring
Lingkungan. Kegiatan ini memiliki indikator rencana aksi.
pencapaian nilai SAKIP sebesar 73 poin pada 2. Pengukuran Kinerja : perlu dilakukan revisi
tahun 2016 dan 75 poin pada tahun 2017. Hal terhadap SK No. 2 Tahun 2015 tentang
ini dapat terwujud apabila perencanaan program Pengumpulan Data Kinerja Ditjen PPKL
dan anggaran dilakukan secara cermat dan dan melengkapi laporan dengan matriks
mengikuti perencanaan yang telah ditetapkan pemantauan, belum ada penerapan reward
pemerintah dan organisasi. Selain itu, evaluasi dan punishment terhadap pengukuran capaian
dan pelaporan terhadap pelaksanaan program kinerja.
dan anggaran dilakukan secara terus menerus 3. Pelaporan Kinerja : belum ada penjelasan
dan menggunakan sistem yang berbasis tidak tercapainya target indikator kinerja
teknologi (e-monev) sehingga capaian kinerja program, terdapat laporan yang menyajikan
dapat diketahui secara cepat dan tepat. informasi proses dan memerlukan NSPK
untuk acuan pelaksanaan kegiatan serta
Pengelolaan sumber daya manusia juga informasi kinerja belum sepenuhnya
merupakan faktor yang sangat penting untuk dimanfaatkan untuk perbaikan pelaksanaan
mendukung tercapainya reformasi tata kelola program dan peningkatan kinerja.
kepemerintahan yang baik. Hal ini tidak terlepas 4. Evaluasi Kinerja : evaluasi kinerja sudah dapat
dari perencanaan peningkatan kapasitas sumber dicapai optimal, namun belum ada tindak
daya manusia yang ada di Direktorat Jenderal lanjut dari evaluasi rencana aksi.
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan 5. Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi :
Lingkungan. terdapat target yang tidak tercapai dan lebih
rendah dari capaian tahun sebelumnya dan
Hasil evaluasi penyelenggaraan SAKIP Tahun inovasi manajemen kinerja serta penghargaan
2016 memperoleh nilai sebesar 69,01 dengan dari pihak lain.
kategori B (>60-70), dengan rincian penilaian
sebagai berikut: a) Perencanaan Kinerja (22,52); Pada Tabel 42 dapat dilihat realisasi target
b) Pengukuran Kinerja (19,14); c) Pelaporan indikator sasaran terwujudnya reformasi tata
Kinerja (13,10); d) Evaluasi Kinerja (9,25); dan e) kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan
Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi (5,00). Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut beberapa dan Kerusakan LH, sebesar 69,01 dengan
kekurangan dalam penyelenggaraan SAKIP kategori B (>60-70). Pencapaian ini tidak
2016 antara lain: mencapai target yang ditetapkan sebesar 73
poin dan lebih rendah dari pencapaian tahun
sebelumnya sebesar 80,86 kategori A.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 91

Tabel 42. Capaian Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Indikator Realisasi Realisasi Capaian Target RPJM Capaian


Target Realisasi
Kinerja 2015 2016 Kinerja 2016 2016 Kinerja (%)
Sasaran : Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik di Lingkungan Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sesuai
Kerangka Reformasi Birokrasi Untuk Menjamin Kinerja Optimal: SAKIP Dengan Nilai Minimal 78.00 (A) di Tahun 2019.
SAKIP Ditjen
PPKL dengan
Belum
nilai minimal 80,68 69,10 94,66 75 75 -
dievaluasi
78,00 (A) di
tahun 2019

Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan


SAKIP Tahun 2016, perbaikan-perbaikan
manajemen kinerja dilakukan selama tahun
2017 ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mendukung pencapaian SAKIP dijelaskan
sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Rapat Kerja Teknis


(Rakernis) Ditjen PPKLTahun 2017 di
Mataram dan Surabaya

Rakernis bertujuan untuk meningkatkan


koordinasi dan sinergi kegiatan pengendalian
Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
di 34 provinsi, sehingga target pencapaian Gambar 54. Rapat Kerja Teknis Ditjen PPKL Tahun 2017
di Mataram
indikator kinerja utama (IKU) sesuai dengan
RPJM pada tahun 2019 dapat diwujudkan,
menjalin kesepakatan dengan semua pihak
dalam melaksanakan kegiatan pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan
sehingga target yang ditetapkan untuk
meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH) pada tahun 2018 sebesar 65,5
– 66,5 dan 66,5 - 68,5 pada tahun 2019 dapat
tercapai. Pelaksanaan kegiatan Rakernis
dapat dilihat pada Gambar 54 dan 55 berikut
ini.

Gambar 55. Rapat Kerja Teknis Ditjen PPKL Tahun 2017


di Surabaya

LAPORAN KINERJA 2017


92 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

2. Penyusunan Dokumen Perencanaan yang


terdiri dari, Rencana Kerja (Renja) Eselon I
dan II, Rencana Aksi, RKA-KL dan Perjanjian
Kinerja (PK) Eselon I dan II.

3. Pengadaan barang dan jasa Ditjen PPKL


Tahun 2017 dilaksanakan sebanyak 12
paket pengadaan. Seluruh paket pengadaan
telah selesai dilaksanakan pelelangan

4. Penyusunan Dokumen Pelaporan yang


terdiri dari Laporan Tahunan, Laporan
Kinerja (LKj), Laporan Monev Triwulan I, II,
III dan IV dan Laporan KSP.

5. Pengembangan website Ditjen PPKL


menyajikan tambahan fitur antara lain
Online Monitoring System (onlimo) seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 56. Selain itu
pengembangan dilakukan pada penambahan
menu data dan update data 2016 di fitur
Web GIS. Penambahan jumlah berita dan
dokumen publikasi pada website ini juga selalu
dilakukan untuk menyampaikan kegiatan
yang dilakukan oleh Ditjen PPKL kepada
stakeholder dan masyarakat. Website Ditjen Sumber : Website Ditjen PPKL

PPKL dapat di lihat pada http://ppkl.menlhk.


Gambar 56. Website Dirjen PPKL yang menyajikan
go.id.
fitur onlimo dan update data Web GIS

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 93

6. Penyusunan Prosedur Operasional Baku Pengumpulan Data Kinerja Menggunakan Aplikasi


E-Monev Ditjen PPKL

Peraturan Dirjen PPKL Nomor P.02/PPKL-Setdit/2015 tentang Prosedur Operasional Baku


Pengumpulan Data Kinerja Lingkup Ditjen PPKL telah direvisi menjadi Peraturan Dirjen PPKL
Nomor P.6/PPKL/SET/DTN.0/11/2017 tentang Prosedur Operasional Baku Pengumpulan Data
Kinerja Menggunakan Aplikasi E-Monev Ditjen PPKL. Diagram alur SOP E-monev dapat dilihat
pada Gambar 57 di bawah ini.

Sumber: Peraturan Dirjen Nomor P.6/PPKL/SET/DTN.0/11/2017

Gambar 57. Diagram Prosedur Operasional Baku Pengumpulan Data Kinerja


Menggunakan Aplikasi E-Monev Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


94 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

7. Pengembangan aplikasi E-Monev Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan


Kerusakan Lingkungan difokuskan pada pemantauan penerapan Rencana Aksi (Gambar 58).
Pelaporan Rencana Aksi dilakukan pada bulan dimana Rencana Aksi tersebut disusun. Penilaian
terhadap pelaporan Rencana Aksi dilakukan berdasarkan kesesuaian realisasi kegiatan dengan
uraian Rencana Aksi dan kelengkapan dokumen pendukung.

Sumber: E-Monev PPKL

Gambar 58. Penerapan Monev berdasarkan Rencana Aksi pada Aplikasi E-Monev Ditjen PPKL

8. Layanan Kehumasan, Data dan Informasi


a. Layanan Kehumasan
Layanan kehumasan merupakan kegiatan pelayanan publik dengan memberikan informasi
program dan kegiatan instansi sehingga timbul kepercayaan publik. Layanan kehumasan antara
lain dengan melakukan peliputan dan publikasi.
• Kegiatan Peliputan
Kegiatan peliputan terdiri dari menyiapkan undangan media massa (wartawan), menyiapkan
bahan siaran pers, menyiapkan kegiatan konferensi pers, mendistribusikan siaran pers kepada
media massa, serta dokumentasi kegiatan. Pada tahun 2017 target peliputan berita kegiatan
di Ditjen PPKL sebanyak 25 berita. Kegiatan peliputan yang telah dilaksanakan tahun 2017
sebagai berikut:

1) Sosialisasi Peraturan Pelaksanaan PP 5) Sosialisasi Pengawasan, Pencegahan


Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Korupsi dan Gratifikasi (4 April 2017).
Ekosistem Gambut (22 Februari 2017). 6) Sosialisasi Peraturan tentang Standar
2) Sosialisasi Perundang-Undangan bidang Emisi EURO (4 April 2017).
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan 7) Peresmian Ekoriparian Ciliwung
Lingkungan (9 Maret 2017). Srengseng Sawah (15 April 2017).
3) Diskusi Komunikasi Publik tentang 8) Peresmian Pasar Ekologis di Gunung Kidul
Pemanfaatan Panas Bumi (7 Maret 2017). Yogyakarta (18 April 2017).
4) Sosialisasi PP Pengelolaan dan 9) Workshop Pemantauan Dan Penyampaian
Perlindungan Ekosistem Gambut (20 Informasi Kualitas Udara (1 Juni 2017).
Maret 2017).

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 95

10) Penerapan Teknik Mengemudi terus melakukan inovasi pengelolaan


Ramah Lingkungan (Ecodriving) Untuk lingkungan. Selama 12 tahun dari 2003-
Peningkatan Kualitas Udara (4 Juni 2017). 2016 berhasil mendorong ketaatan
11) Pekan Lingkungan Hidup Dan Kehutanan perusahaan terhadap peraturan
Tahun 2017 (1-4 Juni 2017). lingkungan dari 49% menjadi 85%
12) Pembekalan Teknis Upaya Pemulihan tren jumlah Industri dengan rata-rata
Kerusakan Lahan Gambut Kepada peningkatan 42% pertahun.
Perusahaan Perkebunan (10 Agustus
2017).
13) Sosialisasi Peraturan Perundang-
Undangan Terkait Perizinan Pembuangan
Air Limbah Ke Laut (11 Agustus 2017).
14) Partisipasi Dalam Festival Perhutanan
Sosial Nusantara 2017: Pengembangan
Infrastruktur Pemantauan Kualitas
Lingkungan (1-6 September 2017).
15) Pelaksanaan Supervisi Proper Tahun 2017
(2-3 November 2017). Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL
16) Pelatihan Videografi, Fotografi, Penulisan Gambar 59. Talkshow Penghargaan
Berita Dan Video Editing (7-8 November PROPER Tahun 2017
2017).
17) Komitmen Menuju Laut Indonesia Bersih 23) Anugerah PROPER Tahun 2017 :
Sampah 2000 Orang Ikuti Gerakan Bersih “Kolaborasi Pemerintah, Dunia Usaha dan
Pantai Di Pantai Kenjeran Jawa Timur(14 Masyarakat Untuk Kesejahteraan Rakyat”
November 2017). (18 Desember 2017).
18) HUT Korpri Ke-46: Kerja Bersama
Bersama Setia Sepanjang Masa (22-23
November 2017).
19) Gerakan Bersih Pantai Karimunjawa (25
November 2017).
20) Gerakan Bersih Pantai Pasir Jambak
Padang (9 Desember 2017).
21) Gerakan Bersih Pantai Galala Kota Ambon
(11 Desember 2017).
22) Talkshow Penghargaan PROPER Tahun
2017 “Creating Value: Kolaborasi Gambar 60. Penyerahan Penghargaan Anugerah
Pemerintah Dunia Usaha dan Masyarakat PROPER Tahun 2017 oleh Wakil Presiden RI
Untuk Kelestarian lingkungan” (Gambar Bapak Yusuf Kalla, 18 Desember 2017, Istana
59). Dilaksanakan pada tanggal 16 Wakil Presiden
Desember 2017 di Ruang Rimbawan I, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyerahkan
Gedung Manggala Wanabakti, KLHK. Sesi Anugerah PROPER Tahun 2017 kepada
pertama membahas peran Community 19 perusahaan peringkat PROPER EMAS
Development dalam pengelolaan didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan
lingkungan hidup. Sesi ini dibahas Kehutanan, Siti Nurbaya. Acara ini dihadiri oleh
mengenai Local Hero di masing-masing para pimpinan dari 19 perusahaan PROPER
daerah sebagai wujud keberhasilan EMAS dan 150 perusahaan PROPER HIJAU.
pemberdayaan masyarakat. Sesi kedua PROPER periode 2016 – 2017 diikuti sebanyak
dibahas mengenai peran PROPER yang 1.819 perusahaan yaitu 571 perusahaan diawasi
mendorong dunia usaha meningkatkan langsung oleh provinsi dan 1.248 perusahaan
daya saing sekaligus memajukan kondisi diawasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup
ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan dan Kehutanan melalui mekanisme penilaian
Penghargaan PROPER, diharapkan mandiri maupun verifikasi lapangan.
mampu mendorong perusahaan untuk

LAPORAN KINERJA 2017


96 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

• Kegiatan Publikasi
Kegiatan publikasi diperlukan untuk mendukung keterbukaan informasi, serta pencitraan
kepada masyarakat tentang program Ditjen PPKL. Penyebaran informasi dilakukan melalui
media massa untuk menciptakan komunikasi efektif agar masyarakat dapat mendukung
program Pemerintah dalam rangka pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Publikasi yang dilakukan Ditjen PPKL pada tahun 2017 adalah:
1) Publikasi Program Ditjen PPKL pada Majalah Ekonomi Hijau edisi Desember 2017 dan
Media Indonesia edisi Senin, 18 Desember 2017 (Gambar 61). Advetorial di Majalah
Ekonomi Hijau membahas mengenai Kinerja 3 Tahun Ditjen PPKL KLHK. Sedangkan
advetorial di Media Indonesia menampilkan hasil Peringkat PROPER Tahun 2017 (Gambar
62).

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Gambar 61. Advetorial di Majalah Ekonomi Hijau


edisi Desember 2017

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Gambar 62. Advetorial di Media Indonesia edisi


Senin, 18 Desember 2017

2) Pembuatan Video Program Ditjen PPKL


Salah satu cara untuk penyebaran informasi kepada masyarakat melalui media massa
dalam bentuk video dapat memudahkan masyarakat untuk memahami kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan Ditjen PPKL. Video dapat diakses di website Ditjen PPKL dengan
alamat www.ppkl.menlhk.go.id. Pada tahun 2017 Ditjen PPKL membuat 9 (Sembilan)
paket video dengan rincian sebagai berikut:
a) Kegiatan Ditjen PPKL Edisi Dirgahayu Indonesia ke-72
b) Ekoriparian Ciliwung
c) Pemulihan Lahan Gambut
d) Air Quality Monitoring System
e) ONLIMO
f) Biogas Kuloprogo dan Semarang
g) Pencemaran Laut dan Pesisir
h) Sistem Informasi Pelaporan Elektronik Lingkungan Hidup
i) PROPER

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 97

b. Layanan Data dan Informasi


Layanan data dan informasi adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka
pengelolaan sistem informasi yang berkaitan dengan program dan kegiatan Ditjen PPKL. Lingkup
layanan data dan informasi selain menyajikan laman informasi tentang program Ditjen PPKL, juga
menerbitkan buku Statistik Kualitas Air, seperti yang terlihat pada Gambar 63 dan Gambar 64
berikut ini.

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Gambar 63. Halaman depan Website Ditjen PPKL : Gambar 64. Buku Statistik Kualitas Air, Udara dan
www.ppkl.menlhk.go.id Tutupan Lahan 2016

9. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Skor hasil penilaian mandiri tingkat


Pemerintah (SPIP) maturitas SPIP Ditjen PPKL secara online
Pada Tahun 2017 telah dilaksanakan survey adalah 4,20 kategori Terkelola dan Terukur
persepsi maturitas penyelenggaraan SPIP (Level 4). Tahun 2017 juga telah dibentuk
secara online. Responden survey sebanyak Tim Satuan Tugas Penyelenggara SPIP
164 responden pada unit kerja Ditjen PPKL. Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian
Penilaian maturitas SPIP dilakukan secara Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
mandiri bersama Inspektorat Jenderal dan Nomor: SK. 02/SET/PROEV/WAS.7/2/2017.
akan diverifikasi oleh Badan Pengawasan Pada tahun 2017 ini telah disusun desain
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Penyelenggaraan SPIP Ditjen PPKL. Sumber-
sumber resiko yang telah diinventarisasi
dapat dilihat pada Tabel 43 berikut.

LAPORAN KINERJA 2017


98 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tabel 43. Sumber Resiko Kegiatan Ditjen PPKL 2017

NO. Sumber Risiko Risiko Signifikan Kebijakan Pengendalian


Penyediaan informasi data Sinkronisasi data dari sistem yang Fasilitasi koordinasi untuk sinkronisasi
1. kualitas air sungai secara sudah ada dengan sistem yang baru antara tenaga ahli system yang lama dengan
kontinyu pemenang lelang penyedia sensor dan logger
Penghitungan alokasi beban a. Penolakan saat pengambilan a. Sosialisasi terhadap perusahaan yang akan
2. pencemar di 15 sungai di 15 sampel di perusahaan diambil sampel di sepanjang DAS
DAS
b. Kurangnya laboratorium b. Memberikan masukan kepada Puslitbang
terakreditasi Kualitas dan Laboratorium Lingkungan untuk
melakukan pembinaan laboratorium daerah
Peningkatan kualitas air Keterbatasan lahan (pembangunan Pemetaan lebih mendetail untuk
3. sungai dengan menurunkan IPAL) yang layak untuk diusulkan mendapatkan lahan yang layak.
beban pencemaran dalam Feasibility Study (FS)
Perbaikan kualitas air sungai Komitmen stakeholder Membuat MoU dengan stakeholder terkait
4.
melalui kegiatan restorasi
Pembinaan industri yang Sinkronisasi jadwal pelaksanaan Koordinasi antar petugas pemantauan dengan
5. memenuhi baku mutu air pemantauan perusahaan laboratorium dan perusahaan
limbah
Tersedianya status mutu a. Perubahan jadwal kegiatan dalam a. Penjadwalan ulang atas tertundanya
udara perkotaan pembangunan sistem pemantauan kegiatan
6. kualitas udara ambien yang
beroperasi kontinyu (AQMS) di 4
Kota
b. Perubahan perencaaan anggaran b. Penyusunan anggaran untuk revisi
dalam pembangunan sistem
pemantauan kualitas udara ambbien
yang beroperasi mudah, sederhana,
dan menjangkau 400 Kab/Kota
(passive sampler)
Pemulihan ekosistem gambut a Kualitas hasil pekerjaan a Supervisi pada tahap perencanaan dan
pembangunan sekat kanal (pada pelaksanaan kegiatan;
7.
APL) oleh pihak ke-3 tidak sesuai
dengan TOR;
b Pengawasan terhadap pelaksanaan b Supervisi pada tahap pelaksanaan kegiatan
kegiatan program kemandirian program kemandirian masyarakat;
masyarakat tidak optimal;
Pembinaan perusahaan Kurangnya ketaatan perusahaan Pemberian Surat Peringatan kepada
konsesi di ekosistem dalam menepati waktu pengiriman perusahaan
8. gambut yang meningkat tata Dokumen Rencana Pemulihan dalam
pengelolaan airnya pelaksanaan pemulihan Ekosistem
Gambut;
Revieu hasil pengukuran Tinggi a. Revieu dan analisis tentang ketaaan
MAT bergantung pada ketaatan pengiriman laporan
pengiriman laporan oleh
Perusahaan.
b. Diberi Surat Peringatan.
Pemulihan kualitas ekosistem a. Tidak memiliki informasi lokasi a. Inventarisasi kerusakan ekosistem pesisir
padang lamun, terumbu rehabilitasi yang lengkap dan laut
9.
karang, dan vegetasi pantai
pada kawasan pesisir dan laut
b. Lokasi donor bibit jauh dari lokasi b. Perencanaan detail pelaksanaan
rehabilitas rehabilitasi ekosistem pesisirdanlaut

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 99

NO. Sumber Risiko Risiko Signifikan Kebijakan Pengendalian


Penyediaan peta data a. Jumlah laboratorium yang a Inventarisasi dan updating laboratorium
pencemaran dan sumber terakreditasi masih sedikit terakreditasi
10.
pencemar pada kawasan
pesisir
b. Perbedaan metode dalam b Penetapan metode standar dalam
penentuan status mutu penentuan status mutu
c. Perbedaan metode dalam c Penetapan metode standar dalam
menginventarisasi dan status inventarisasi status kerusakan ekosistem
kerusakan ekosistem pesisir pesisir
Pemulihan lahan terlantar Kurangnya pengawasan terhadap Pengawasan dilaksanakan secara periodik
11. bekas pertambangan rakyat pelaksanaan pekerjaan pemulihan pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan
seluas 8 Ha pemulihan
Pengelolaan BMN a Adanya BMN yang hilang (tidak a Memonitor penggunaan BMN
12.
termonitor)
b Pengguna BMN kurang b Pengguna BMN wajib bertanggungjawab
bertanggung jawab atas BMN yang atas BMN yang digunakan
digunakan
c Tempat penyimpanan BMN belum c Menyediakan tempat penyimpanan BMN
memadai yang memadai
Swakelola kepada pemerintah Apabila ada temuan pemeriksaan, Membuat surat perjanjian kontrak yang
13. kesulitan untuk mengembalikan mencantumkan ketentuan tersebut
uang pengembalian uang apabila ada temuan
Swakelola kepada masyarakat a. Pertanggungjawaban penggunaan a Membuat surat perjanjian kontrak yang
14. uang lambat mencantumkan batas waktu penggunaan
uang
b. Tidak tertib dalam b Menyusun pedoman swakelola kepada
pertanggungjawaban penggunaan masyarakat
uang
c. Pemenuhan persyaratan c Membuat kriteria pelaksana swakelola
administrasi lambat atau tidak ada kepada masyarakat
d. Apabila ada temuan pemeriksaan, d Membuat surat perjanjian kontrak yang
kesulitan untuk mengembalikan mencantumkan ketentuan pengembalian
uang uang apabila ada temuan

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

10. Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan layanan administrasi berupa fitur lupa
Elektronik Lingkungan Hidup (SIMPEL) kata kunci, data referensi (Jenis Industri,
Penerapan kebijakan pelaporan elektronik Provinsi, Kabupaten/Kota); perbaikan Tanda
lingkungan hidup melalui SIMPEL dilakukan Terima Elektronik; sistem ticketing untuk
sejak disahkan Peraturan Menteri LHK memfasilitasi tanya-jawab secara online;
Nomor P.87/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2016 perbaikan fitur pencarian pada daftar
tentang Sistem Pelaporan Elektronik Registrasi; integrasi fitur Registrasi pelaporan
Perizinan Bidang Lingkungan Hidup Bagi elektronik; fitur holding company; mekanisme
Usaha dan/atau Kegiatan pada akhir tahun validasi dan evaluasi. Pengembangan aplikasi
2016. Pengembangan tahun 2017 difokuskan SIMPEL tahun 2017 berada pada URL http://
simpel.menlhk.go.id/2017/ (Gambar 65).

LAPORAN KINERJA 2017


100 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Gambar 65. Aplikasi SIMPEL 2017

11. Pelayanan Rumah Tangga c) Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Kepala


Penyusunan draft Revisi Juknis pengiriman surat, Arsip Nasional No. 6 Tahun 2017 tentang
surat masuk, tandatangan, arsip dan fasilitas Tata Cara Pengangkatan PNS dalam
rapat akan digabungkan ke dalam Petunjuk Jabatan Fungsional Arsiparis secara
Teknis Pelaksanaan Anggaran, Perlengkapan, Penyesuaian/Inpassing. Tujuan dari
Ketatausahaan Dan Rumah Tangga Pada Ditjen sosialisasi ini memberikan kesempatan
PPKL. kepada pegawai yang berminat menjadi
pejabat fungsional arsiparis KLHK
12. Pembinaan Tata Kearsipan khususnya untuk yang berlatar belakang
a) Tata Kearsipan di KLHK sudah diatur dalam S1 serta menjalankan himbauan Sekertaris
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Jenderal KLHK bahwa tiap unit kerja
Kehutanan RI nomor P.44/Menlhk/Setjen/ eselon IV lingkup KLHK wajib mempunyai
Kum.1/5/2016 Tentang Pedoman Tata minimal 2 orang tenaga pengelola arsip.
Kearsipan KLHK, P.21/Menlhk/Setjen/ 13. Terlaksananya Tata Naskah Dinas
Kum.1/3/2017 tentang Jadwal Retensi Elektronik, Pengelolaan Tenaga Honorer
Arsip KLHK (JRA Substantif, Fasilitatif), P3K dan Pelayanan Keperluan Rumah
serta P.24/Menlhk/Setjen/Kum.1/ 4/2017 Tangga dan Penyelenggaraan layanan
tentang Jadwal Retensi Arsip Keuangan Perkantoran.
KLHK, sehingga dalam pelaksanaan 14. Penyusunan Laporan Keuangan
pengelolaan arsip harus sesuai dengan merupakan kewajiban yang harus
peraturan tersebut. dilakukan dalam rangka memenuhi
b) Pembinaan Kearsipan pada Ditjen amanat dalam Peraturan Pemerintah
PPKL diperlukan untuk meningkatkan Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
pemahaman, kemampuan, dan kemandirian Akuntansi Pemerintah. Penyusunan
sebagai pengelola arsip, adanya kesamaan Laporan Keuangan dilakukan secara
persepsi penyelenggaraan tata kearsipan, sinergi antara unit pengelola keuangan dan
tercapainya dayaguna dan hasil guna unit pengelola BMN dan Persediaan serta
penyelenggaraan tata kearsipan dan Satuan Kerja Badan Restorasi Gambut
dapat mengaplikasikan pengelolaan arsip (BRG) agar lebih efisien dan efektif.
di unitnya sesuai dengan peraturan serta Laporan keuangan disusun berdasarkan
menyusun kebutuhan anggaran. basis akrual yang menyajikan informasi
keuangan yang transpraran, akurat dan

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 101

akuntabel. Laporan Keuangan tersebut untuk memperlancar pelaksanaan layanan


terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran kepegawaian dan ortala antara lain:
(LRA), Neraca, Laporan Operasional,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan i. SOP Pengangkatan Tenaga Kontrak
atas laporan Keuangan. Laporan Keuangan ii. SOP Analisis Beban Kerja
yang saat ini telah tersusun yaitu : iii. SOP Pengajuan Penilaian DUPAK
a) Laporan Keuangan Tingkat Eselon I : PEDAL untuk Kenaikan Pangkat
Laporan Keuangan Semesteri I, Laporan iv. SOP Pengajuan Penilaian JF PEDAL
Keuangan Triwulan III Komprehensif, untuk Pengangkatan Pertama Kali
Laporan Keuangan Tahunan sebanyak v. SOP Rancangan Evaluasi Jabatan
3 (tiga) laporan. vi. SOP Rancangan Analis Jabatan
b) Laporan Keuangan Tingkat Unit vii. SOP Penyusunan Sasaran Kerja
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Pegawai
(UAKPA) : Laporan Keuangan Bulanan
untuk bahan reknonsialiasi dengan 19. Pemrosesan rancangan peraturan
KPPN, Laporan Keuangan Semesteri perundang-undangan di bidang
I, Laporan Keuangan Triwulan III pengendalian pencemaran dan kerusakan
Komprehensif, Laporan Keuangan lingkungan merupakan kegiatan pelayanan
Tahunan sebanyak 3 (tiga) laporan. kepada unit dan direktorat yang ada di
c) Laporan Keuangan Bulanan dan Berita lingkup Ditjen PPKL. Jumlah rancangan
Acara Rekonsiliasi sebanyak 12 (dua peraturan dan rekapitulasi status layanan
belas) Laporan/BAR peraturan di bidang pengendalian
15. Sosialisasi kebijakan bidang pengelolaan pencemaran dan kerusakan lingkungan
keuangan dan peningkatan kapasitas yang ditargetkan pada tahun 2017
SDM untuk meningkatkan pemahaman adalah 123 rancangan. Capaian kinerja
dan ketrampilan dalam pengelolaan yang dinilai dan diakui adalah rancangan
anggaran agar sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan yang
perundangan. telah ditetapkan dan telah diundangkan.
16. Rapat koordinasi dalam rangka evaluasi Capaian kinerja pada kegiatan ini secara
Petunjuk Teknis Pengelolaan Anggaran, rinci diuraikan sebagai berikut:
Perlengkapan, Serta Ketatausahaan dan a) Penyusunan Rancangan Peraturan
Rumah Tangga, dengan melibatkan unit Menteri (Permen) Lingkungan
kerja terkait lingkup Ditjen PPKL dan Hidup dan Kehutanan. Keseluruhan
perwakilan dari institusi terkait. Pengajuan Rancangan Peraturan
17. Diklat Bendahara Pengeluaran/bendahara Menteri Lingkungan Hidup dan
Pengeluaran Pembantu untuk memenuhi Kehutanan yang diproses dan telah
ketentuan dalam Peraturan Menteri diselesaikan sebanyak 5 (lima)
Keuangan Nomor 126/PMK.05/2016 rancangan Peraturan Menteri dengan
tentang Tata Cara Pelaksanaan Sertifikasi rincian sebagaimana dalam Tabel 44
Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola berikut.
APBN.
18. Layanan Kepegawaian dan Penataan
Organisasi Tata Laksana antara lain
dengan melakukan penyusunan Dokumen
Sasaran Kerja Pegawai (SKP), pembinaan
pegawai, penyusunan usulan revisi
PermenLHK nomor P.18/Menlhk-II/2015
Tentang Organisasi pdan Tata Kerja KLHK,
penyusunan naskah akademis revisi
jabatan fungsional PEDAL, pembinaan dan
monitoring, penyusunan peta bisnis proses
serta Penyusunan SOP selama tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


102 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tabel 44. Daftar Peraturan Menteri Tahun 2017

No Nama Peraturan Menteri Unit Pengusul Status


1. Peraturan Menteri LHK tentang Tata Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: P.14/Menlhk/Setjen/
Cara Inventarisasi dan Penetapan Kerusakan Gambut Kum.1/2/2017 dengan Berita Negara Republik
Fungsi Ekosistem Gambut Indonesia Tahun 2017 Nomor 336.
2. Peraturan Menteri LHK tentang Tata Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: P.15/Menlhk/Setjen/
Cara Pengukuran Muka Air Tanah Kerusakan Gambut Kum.1/2/2017dengan Berita Negara Republik
Penaatan Ekosistem Gambut Indonesia Tahun 2017 Nomor 337.
3. Peraturan Menteri LHK tentang Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: P.16/Menlhk/Setjen/
Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Kerusakan Gambut Kum.1/2/2017 dengan Berita Negara Republik
Ekosistem Gambut Indonesia Tahun 2017 Nomor 338.
4. Peraturan Menteri LHK tentang Baku Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: P.19/Menlhk/
Mutu Emisi Usaha dan/atau Kegiatan Pencemaran Udara Setjen/Kum.1/2/2017 dengan Berita Negara
Industri Semen Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 525.
5. Peraturan Menteri LHK tentang Baku Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: P.20/Menlhk/
Mutu Gas Buang Kendaraan Bermotor Pencemaran Udara Setjen/Kum.1/3/2017 dengan Berita Negara
Tipe Baru Kategori M, N, dan O Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 554.

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

b) Pengurusan Keputusan Menteri (Kepmen) Lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran


dan Kerusakan Lingkungan. Keseluruhan Pengajuan Rancangan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang diproses dan telah diselesaikan sebanyak 4 (empat) rancangan
Keputusan Menteri dengan rincian sebagai dalam Tabel 45 berikut ini.
Tabel 45. Daftar Keputusan Menteri Tahun 2017

No. Nama Keputusan Menteri Unit Pengusul Status


Keputusan Menteri LHK tentang Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: SK.298/Menlhk/
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Setjen/PKL.1/6/2017 tanggal 22 Juni 2017
1.
Pencemaran Air dan Alokasi Beban
Pencemaran Air Sungai Ciliwung
Keputusan Menteri LHK tentang Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: SK.299/Menlhk/
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Setjen/PKL.1/6/2017 tanggal 22 Juni 2017
2.
Pencemaran Air dan Alokasi Beban
Pencemaran Air Sungai Cisadane
Keputusan Menteri LHK tentang Direktorat Pengendalian Diterbitkan dengan nomor: SK.300/Menlhk/
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Setjen/PKL.1/6/2017 tanggal 22 Juni 2017
3.
Pencemaran Air dan Alokasi Beban
Pencemaran Air Sungai Citarum
Keputusan Menteri LHK tentang Sekretaris Direktorat Diterbitkan dengan nomor: SK.696/Menlhk/
Penetapan Peringkat Kinerja Perusahaan Jenderal Setjen/Kum.1/12/2017 tanggal 15 Desember
4.
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup 2017
Tahun 2016 – 2017

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Pengurusan Keputusan Menteri (Kepmen) tentang Izin Pembuangan Limbah Cair Ke Laut dan Izin
Injeksi.Jumlah proses pengelolaan permohonan Keputusan Menteri tentang Izin Pembuangan
Limbah Cair ke Laut dan Izin Injeksi yang diproses sebanyak 76 (tujuh puluh enam) izin dengan daftar
izin sebagaimana dapat dilihat pada tabel 46 dan klasifikasi permohonan izin yang telah dikelola
dapat dilihat pada Tabel 47 berikut.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 103

Tabel 46. Perizinan Pembuangan Limbah Cair ke Laut Tahun 2017 yang sudah terbit.
NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI JENIS INDUSTRI NOMOR SURAT
1 JOB Pertamina - Petrochina Sala- Papua Barat Eksplorasi dan Produksi SK.36/Menlhk/Setjen/
wati Migas PKL.1/1/2017
2 Pertamina (Persero) Marketing Op- Maluku Terminal Bahan Bakar SK.37/Menlhk/Setjen/
eration Region VIII TBBM Dobo PKL.1/1/2017
3 Saka Indonesia Pangkah Limited Jawa Timur Eksplorasi dan Produksi SK.25/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/1/2017
4 MC PET Film Indonesia Banten Industri Pembuatan Pol- SK.25/Menlhk/Setjen/
yethylene terephthalate Kum.1/1/2017
Film
5 PLN (Persero) Unit Induk Pemban- Lampung Pembangkit Listrik SK.106/Menlhk/Setjen/
gunan Kalimantan Bagian Tengah PKL.1/2/2017
- PLTU Lampung
6 Sari Dumai Sejati Riau Pengolahan CPO SK.87/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
7 Angels Product Banten Pengolahan Ikan SK.91/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
8 Delta Pasific Indotuna Sulawesi Utara Pengolahan Ikan SK.85/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
9 Java Seafood Jawa Barat Pengolahan Ikan SK.83/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
10 Musim Mas Sumatera Utara Industri Pengolahan SK.75/Menlhk/Setjen/
Sawit PKL.1/2/2017
11 Panca Usaha Palopo Plywood Sulawesi Selatan Kayu Lapis SK.88/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
12 Pelabuhan Indonesia II (Persero) DKI Jakarta Pengelolaan Terminal SK.92/Menlhk/Setjen/
dan Fasilitas Pelabuhan PKL.1/2/2017
13 Pertamina Hulu Energi Offshore Jawa Barat Eksplorasi dan Produksi SK.84/Menlhk/Setjen/
North West Java (ONWJ) Migas PKL.1/2/2017
14 Pertamina (Persero) Marketing Op- Maluku Terminal Bahan Bakar SK.86/Menlhk/Setjen/
eration Region VIII TBBM Bula PKL.1/2/2017
15 Pertamina (Persero) Marketing Op- Maluku Utara Terminal Bahan Bakar SK.90/Menlhk/Setjen/
eration Region VIII TBBM Labuha PKL.1/2/2017
16 PLN (Persero) Pembangkitan Tan- Jawa Tengah Pembangkit Listrik SK.94/Menlhk/Setjen/
jung Jati B Unit 3 dan 4 PKL.1/2/2017
17 PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Timur Pembangkit Listrik SK.93/Menlhk/Setjen/
Jawa Bali PLTU Paiton Baru PKL.1/2/2017
18 Windu Blambangan Sejati Jawa Timur Pengolahan Hasil SK.89/Menlhk/Setjen/
Perikanan PKL.1/2/2017
19 PLN (Persero) Pembangkitan Tan- Jawa Tengah Pembangkit Listrik SK.158/Menlhk/Setjen/
jung Jati B Unit 1 dan 2 PKL.1/3/2017
20 Lotte Chemical Titan Nusantara Banten Petrokimia SK.159/Menlhk/Setjen/
PKL.1/3/2017
21 Pertamina Hulu Energi West Madu- Jawa Timur Eksplorasi dan Produksi SK.162/Menlhk/Setjen/
ra Offshore Migas PKL.1/3/2017
22 PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Sumatera Utara Pembangkit Listrik SK.160/Menlhk/Setjen/
Medan PLTU2 Sumut - Pangakalan PKL.1/3/2017
Susu
23 Kutai Timber Indonesia Jawa Timur Pengolahan Kayu SK.108/Menlhk/Setjen/
PKL.1/2/2017
24 Antam (Persero) UBP Nikel Sulawesi Tenggara Pertambangan Nikel SK.161/Menlhk/Setjen/
PKL.1/3/2017
25 Kangean Energy Jawa Timur Eksplorasi dan Produksi SK.170/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/3/2017

LAPORAN KINERJA 2017


104 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI JENIS INDUSTRI NOMOR SURAT


26 Citra Raja Ampat Canning Papua Barat Pengolahan Hasil SK.209/Menlhk/Setjen/
Perikanan PKL.1/4/2017
27 Makassar Power (Pembangkit Sulawesi Selatan Pembangkit Listrik SK.210/Menlhk/Setjen/
Listrik Tenaga Diesal Suppa) PKL.1/4/2017
28 Eastern flour Mills Sulawesi Selatan Tepung Terigu SK.169/Menlhk/Setjen/
PKL.1/3/2017
29 Mc Dermott Indonesia Kepulauan Riau Industri Pabrikasi SK.212/Menlhk/Setjen/
PKL.1/4/2017
30 Petrokimia Gresik Jawa Timur Industri Pupuk SK.175/Menlhk/Setjen/
PKL.1/4/2017
31 Kawasan Industri Dumai Power Riau Pembangkit Listrik SK.269/Menlhk/Setjen/
Plant PKL.1/6/2017
32 Ecogreen Oleochemicals Kepulauan Riau Industri Kimia SK.264/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017
33 Bonanza Pratama Abadi Kalimantan Utara Pembekuan Udang SK.276/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017
34 Pertamina (Persero) TBBM Sanana Maluku Utara Terminal Bahan Bakar SK.277/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017
35 Lautan Otsuka Chemical Banten Industri Kimia SK.289/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017
36 Pertamina (Persero) Hulu Energi Jawa Timur Eksplorasi dan Produksi SK.288/Menlhk/Setjen/
West Madura Offshore Migas PKL.1/6/2017
37 PLN (Persero) Wilayah Bangka Be- Bangka Belitung Pembangkit Listrik SK.285/Menlhk/Setjen/
litung Sektor Pembangkitan Bangka PKL.1/6/2017
Belitung PLTU 4 Bangka Belitung
38 PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Timur Pembangkit Listrik SK.284/Menlhk/Setjen/
Jawa Bali - PLTU Pacitan PKL.1/6/2017
39 Pertamina (Persero) Hulu Energi Jawa Barat Eksplorasi dan Produksi SK.287/Menlhk/Setjen/
Offshore North West Java (ONWJ) Migas PKL.1/6/2017
40 Pertamina (Persero) TBBM Bitung Sulawesi Utara Terminal Bahan Bakar SK.286/Menlhk/Setjen/
PKL.1/6/2017
41 Nutrindo Fresfood Internasional Sulawesi Utara Pengolahan Ikan SK.319/Menlhk/Setjen/
PKL.1/7/2017
42 Perubahan Atas Keputusan Menteri Kepulauan Riau Pembangkit Listrik SK.318/Menlhk/Setjen/
Lingkungan Hidup NOMOR 04 PKL.1/7/2017
26 10 TAHUN 2014 Tentang Izin
Pembuangan Aair Limbah Ke Laut
Dari Kegiatan Pembangkit Listrik
Di Estuari Kasam Dan Teluk Nipah,
Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau Oleh PT TJK POWER
43 Sinar Mas Agro Resources Tech- Kalimantan Selatan Minyak Kelapa Sawit SK.397/Menlhk/Setjen/
nology PKL.1/8/2017
44 TBBM Lhokseumawe Aceh Terminal Bahan Bakar SK.399/Menlhk/Setjen/
PKL.1/8/2017
45 Ivo Mas Tunggal Riau Minyak Goreng SK.402/Menlhk/Setjen/
PKL.1/8/2017
46 Oiltanking Karimun Kepulauan Riau Terminal Bahan Bakar SK.383/Menlhk/Setjen/
PKL.1/8/2017
47 Indonesia Power UJP Banten 1 Banten Pembangkit Listrik SK.407/Menlhk/Setjen/
Suralaya PKL.1/8/2017

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 105

NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI JENIS INDUSTRI NOMOR SURAT


48 PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Pembangkit Listrik SK.441/Menlhk/Setjen/
Kepulauan Riau Area Tanjung Pinang PKL.1/8/2017
PLTU Tanjung Balai Karimun
49 Indonesia Power Unit Pembangkitan Banten Pembangkit Listrik SK.442/Menlhk/Setjen/
Suralaya PKL.1/8/2017
50 Arutmin Indonesia - NPLCT Kalimantan Selatan Terminal Batu Bara SK.459/Menlhk/Setjen/
PKL.1/9/2017
51 Karimun Sembawang Shipyard Kepulauan Riau Jasa Perbaikan dan SK.454/Menlhk/Setjen/
Perawatan Kapal PKL.1/9/2017
52 Pertamina (Persero) TBBM Jayapura Papua Terminal Bahan Bakar SK.458/Menlhk/Setjen/
PKL.1/9/2017
53 Timah (Persero) Tbk, Divisi Ket- Bangka Belitung Keteknikan Peralatan SK.455/Menlhk/Setjen/
eknikan dan Sarana Balaikarya PKL.1/9/2017
54 Wira Inno Mas Sumatera Barat Pengolahan Minyak SK.460/Menlhk/Setjen/
Sawit PKL.1/9/2017
55 Cargill Indonesia Sulawesi Utara Industri Minyak Nabati SK.507/Menlhk/Setjen/
PKL.1/9/2017
56 Multikarya Hasilprima Jawa Barat Kawasan Industri SK.512/Menlhk/Setjen/
PKL.1/9/2017
57 PLN (Persero) Pembangkitan Lampung Pembangkit Listrik SK.505/Menlhk/Setjen/
Sumatera Bagian Selatan Sektor PKL.1/9/2017
Pembangkitan Tarahan PLTU Unit 3
dan Unit 4
58 Sumber Segara Primadaya - PLTU Jawa Tengah Pembangkit Listrik SK.509/Menlhk/Setjen/
Cilacap 2 X 300 MW dan 1 X 600 PKL.1/9/2017
MW
59 Trans Pacific Petrochemicals Indota- Jawa Timur Pengolahan Minyak SK.508/Menlhk/Setjen/
ma Tanjung Awar-awar Desa Remen Bumi dan Petrokimia PKL.1/9/2017
-Tasik Harjo Tuban Jawa Timur
60 Conocophillips (Grissik) Ltd. Sumatera Selatan Eksplorasi dan Produksi SK.534/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/10/2017
61 PLN (Persero) Pembangkitan Sumat- Sumatera Utara Pembangkit Listrik SK.521/Menlhk/Setjen/
era Bagian Utara Sektor Pembang- PKL.1/9/2017
kitan Nagan Raya (2x110MW)
62 Premier Oil Natuna SEA BV-Anjun- Kepulauan Riau Eksplorasi dan Produksi SK.528/Menlhk/Setjen/
gan Gajah Baru Migas PKL.1/10/2017
63 KLK Dumai Riau Industri Kimia SK.535/Menlhk/Setjen/
PKL.1/10/2017
64 Nippon Shokubai Banten Industri Kimia SK.571/Menlhk/Setjen/
PKL.1/10/2017
65 PLN (Persero) Unit Induk Pemban- Gorontalo Pembangkit Listrik SK.594/Menlhk/Setjen/
gunan Sulawesi Bagian Utara PLTG PLB.3/10/2017
Gorontalo
66 Citic Seram Limited Maluku Eksplorasi dan Produksi SK.591/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/10/2017
67 Pertamina (Persero) TBBM Ternate Maluku Utara Terminal Bahan Bakar SK.583/Menlhk/Setjen/
PLB.3/10/2017
68 Virginia Indonesia Kalimantan Timur Eksplorasi dan Produksi SK.595/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/10/2017
69 PLN (Persero) PLTU 2 Jawa Tengah Jawa Tengah Pembangkit Listrik SK.650/Menlhk/Setjen/
Adipala PLB.3/11/2017
70 Pertamina (Persero) TBBM Masohi Maluku Terminal Bahan Bakar SK.654/Menlhk/Setjen/
PKL.3/11/2017

LAPORAN KINERJA 2017


106 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

NO NAMA PERUSAHAAN PROVINSI JENIS INDUSTRI NOMOR SURAT


71 Pertamina (Persero) TBBM Labuha Maluku Utara Terminal Bahan Bakar SK.653/Menlhk/Setjen/
PKL.3/11/2017
72 PLN (Persero) Pembangkitan Sulawesi Tenggara Pembangkit Listrik SK.681/Menlhk/Setjen/
Kendari Unit PLTU Nii Tanasa PKL.1/12/2017
73 Exxonmobil Cepu Limited Jawa Timur Eksplorasi dan Produksi SK.689/Menlhk/Setjen/
Migas PKL.1/12/2017
74 Intibenua Perkasatama Riau Pengolahan Sawit dan SK.693/Menlhk/Setjen/
Sarana Pendukung PKL.1/12/2017
Lainnya
75 Orbit Terminal Merak Banten Penimbunan dan Penya- SK.704/Menlhk/Setjen/
luran BBM PKL.1/12/2017
76 BP Petrochemicals Banten Kimia Dasar SK.703/Menlhk/Setjen/
PKL.1/12/2017
Sumber: Bagian Hukum dan Kerjasama Teknik Setditjen PPKL, 2017

Tabel 47. Klasifikasi Jenis Industri Permohonan IPLC dan Izin Injeksi Tahun 2017

TAHUN PENGAJUAN
JENIS INDUSTRI TOTAL
2014 2015 2016 2017
Eksplorasi dan Produksi Migas 1 7 3 11
Industri Kimia 1 2 1 4
Industri Minyak Nabati 1 1
Industri Pabrikasi 1 1
Industri Pembuatan Polyethylene terephthalate Film 1 1
Industri Pengolahan Sawit 1 1
Industri Pupuk 1 1
Jasa Perbaikan dan Perawatan Kapal 1 1
Kawasan Industri 1 1
Kayu Lapis 1 1
Keteknikan Peralatan 1 1
Minyak Goreng 1 1
Minyak Kelapa Sawit 1 1
Pembangkit Listrik 2 2 8 6 18
Pembekuan Udang 1 1
Pengelolaan Terminal dan Fasilitas Pelabuhan 1 1
Pengolahan CPO 1 1
Pengolahan Hasil Perikanan 2 2
Pengolahan Ikan 2 1 1 4
Pengolahan Kayu 1 1
Pengolahan Minyak Bumi dan Petrokimia 1 1
Pengolahan Minyak Sawit 1 1
Pertambangan Nikel 1 1
Petrokimia 1 1
Tepung Terigu 1 1
Terminal Bahan Bakar 3 4 2 9
Terminal Batu Bara 1 1
Total 7 13 34 15 69
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 107

c) Peraturan dan Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan


Lingkungan yang sudah terbit sebanyak 58 (lima puluh delapan) dengan daftar sebagaimana
terdapat pada Lampiran Rincian jumlah peraturan dan keputusan Ditjen PPKL dapat dilihat pada
Tabel 48 berikut ini.

Tabel 48. Daftar Penyusunan Rancangan


Peraturan Perundang-undangan
Rancangan Peraturan Perundang-Undangan Jumlah
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran
52
dan Kerusakan Lingkunganyang telah ditetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan
6
Kerusakan Lingkungan yang telah ditetapkan
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

20. Sosialisasi Peraturan Perundang- 21. Pelaksanaan Bimbingan Teknis


undangan yang telah dilaksanakan Penyusunan Peraturan Perundang-
selama tahun 2017 sebanyak 3 (tiga) kali undangan
dengan rincian sebagai berikut: Pelaksanaan kegiatan ini untuk
a) Sosialisasi Peraturan Perundang- memberikan pemahaman dasar dalam
undangan Pengendalian Pencemaran penyusunan peraturan perundang-
dan Kerusakan Lingkungan dilaksanakan undangan berdasarkan Undang-
tanggal 9 Maret 2017 di Mataram - NTB. undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Peserta yang hadir sebanyak 78 orang Pembentukan Peraturan Perundang-
perwakilan dari 34 Dinas Lingkungan undangan sehingga pemahaman yang baik
Hidup Provinsi. dan mendalam tentang sistem, teknik,
b) Sosialisasi Peraturan Perundangan dan proses pembentukan perundang-
Izin Pembuangan Air Limbah Ke Laut undangan menghasilkan produk hukum
dilaksanakan di Bali tanggal 10 Agustus yang kualitatif, aspiratif, dan responsif.
2017. Peserta yang hadir sebanyak 87
orang perwakilan dari perusahaan yang 22. Rekapitulasi Dukungan Teknis Pengaduan
kegiatan produksinya membuang air Masyarakat terkait Pencemaran dan
limbah ke laut dan berada di kawasan Kerusakan Lingkungan
pesisir laut Pulau Bali, Dinas Lingkungan Pada tahun 2017 Ditjen PPKL telah
Hidup Provinsi Bali dan Dinas Lingkungan melaksanakan verifikasi lapangan dan
Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Bali. tindaklanjut pengaduan masyarakat
c) Sosialisasi Peraturan Perundangan- sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) pengaduan
Undangan Pada Usaha dan/atau Kegiatan dengan rincian sebagaimana dapat dilihat
Industri Semen dilaksanakan tanggal pada Tabel 49.
4 Oktober 2017 di Surbaya – Jawa
Timur. Peserta yang hadir sebanyak 68
orang perwakilan dari industri semen,
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, dan
Kabupaten/Kota yang di wilayahnya
memiliki industri semen.

LAPORAN KINERJA 2017


108 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Tabel 49. Jumlah Pengaduan yang Telah Ditindaklanjuti tahun 2017

Jenis Penanganan Jumlah


Pengendalian Pencemaran Air 18
Pengendalian Pencemaran Udara 13
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir Laut 5
Kerusakan Lahan 1
Total 37
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

23. Perjanjian Kerja Sama Dalam Negeri dan Luar Negeri


Jumlah perjanjian kerjasama teknik dan rekapitulasi layanan kerjasama dalam negeri dan luar
negeri sebanyak 13 (tiga belas) perjanjian kerjasama dalam negeri dan 3 (tiga) perjanjian kerjasama
dengan pihak luar negeri. Daftar perjanjian kerja sama disajikan dalam Tabel 50 dan Tabel 51
berikut ini:
Tabel 50. Daftar Kerjasama Dalam Negeri
Mitra Kerjasama Unit Pengusul Nomor Perjanjian Jangka Waktu
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Dirketorat Pengendalian PKS.1/PPKL/PPA/PKL.2/3/2017 2 tahun
Universitas Lampung Pencemaran Air (2017 – 2019)
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.2/PPKL/PPKPL/ 2 tahun
Walikota Semarang Pencemaran dan PKL.1/4/2017 ( 2017 – 2019)
Kerusakan Pesisir dan Laut
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.3/PPKL/PPKPL/ 12 bulan
Walikota Bontang Pencemaran dan PKL.1/4/2017
Kerusakan Pesisir dan Laut
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.4/PPKL/PPU/KUM.3/4/2017 12 bulan
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Pencemaran Udara dan 1/KB-DPRKPLH/2017
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.5/PPKL/PPU/KUM.3/4/2017 12 bulan
Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Pencemaran Udara dan 36 Tahun 2017
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.6/PPKL/PPU/KUM.3/4/2017 12 bulan
Gubernur Provinsi Sumatera Barat Pencemaran Udara dan 120-5.1/GSB/2017
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.7/PPKL/PPKPL/ 3 tahun
Gubernur Provinsi Bali Pencemaran dan PKL.1/5/2017 (2017 – 2019)
Kerusakan Pesisir dan Laut
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.9/PPKL/PPKPL/ 5 tahun
Universitas Tadulako Pencemaran dan PKL.1/5/2017 (2017 – 2022)
Kerusakan Pesisir dan Laut
Nota Kesepahaman Ditjen PPKL dengan Direktorat Pemulihan PKS.10/PPKL/PKLAT/ 5 tahun
Universitas Brawijaya Lahan Akses Terbuka PKL.4/9/2017 (2017 – 2022)
Perjanjian Kerjasama Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.16/PPU/P3U/KUM.3/4/2017 5 tahun
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pencemaran Udara (2017 – 2022)
Pemukiman, dan Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan Barat dan Dinas
Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Perjanjian Kerjasama Ditjen PPKL Direktorat Pengendalian PKS.7/PPU/P3U/KUM.3/4/2017 5 tahun
dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Pencemaran Udara (2017 – 2022)
Kalimantan Selatan dan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Banjarmasin
Perjanjian Kerjasama Ditjen PPKL Direktorat Pengendalian PKS.17/PPU/P3U/KUM.3/4/2017 5 tahun
dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Pencemaran Udara (2017 – 2022)
Sumatera Barat dan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Padang
Perjanjian Kerjasama Ditjen PPKL dengan Direktorat Pengendalian PKS.8/PPU/P3U/KUM.3/4/2017 5 tahun
P3E Sumatera dan DLH dan Kebersihan Pencemaran Udara (2017 – 2022)
Pekanbaru

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 109

Tabel 51. Daftar Kerjasama Luar Negeri

Nama Dokumen Unit Pengusul Jangka Waktu


Amendment To The Memorandum Of Understanding On The Scaling Up Of Direktorat Pengendalian 4 tahun
Implementation Of The Sustainable Development Strategy For The Seas Of Pencemaran dan Kerusakan ( 2015 – 2019)
East Asia In Indonesia Pesisir dan Laut
Minute of Technical Cooperation Betweent Enviromental Management Direktorat Pengendalian 1 tahun
Bureau, MOE Japan and Directorate General for Pollution and Environmental Pencemaran Udara (2017 – 2018)
Degradation Control, MOEF Indonesia
Financial Agreement of Sustainable Management Peatland Ecosystem in Direktorat Pengendalian 4 tahun
Indonesai between Republic Indonesia and International Found for Agricultural Kerusakan Gambut (2017 – 2021)
Development
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

24. Pelaksanaan Proper Periode 2016-2017


Pelaksanaan penyelenggaraan kesekretariatan PROPER Tahun 2017 terhadap peserta
PROPER mencapai 1.819 perusahaan, 571 perusahaan diawasi langsung oleh Provinsi, 1.248
perusahaan yang verifikasi dan evaluasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) melalui mekanisme Penilaian Mandiri maupun kunjungan langsung. Berdasarkan hasil
evaluasi terhadap 1.819 perusahaan, maka ditetapkan peringkat kinerja perusahaan pada
PROPER periode 2016-2017 adalah sebagai berikut:

a) Peringkat Hitam : 1 Perusahaan


b) Peringkat Merah : 130 Perusahaan
c) Peringkat Biru : 1.486 Perusahaan
d) Peringkat Hijau : 150 Perusahaan
e) Peringkat Emas : 19 Perusahaan
f) Sebanyak 33 perusahaan tidak diumumkan peringkatnya karena sedang diarahkan ke
penegakan hukum sebanyak 22 perusahaan, 11 perusahaan tidak beroperasi lagi. Hasil
evaluasi dan tren peringkat PROPER dapat dilihat pada Gambar 65 dan Gambar 66

19
PERUSAHAAN
1,1%

150
PERUSAHAAN
8,4%

1486
PERUSAHAAN
83%

130
PERUSAHAAN
7,3%

1
PERUSAHAAN
0,1%

Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL Sumber : Setditjen PPKL, Ditjen PPKL

Gambar 65. Grafik Peringkat PROPER Tahun 2017 Gambar 66. Grafik Peringkat PROPER Tahun 2017

LAPORAN KINERJA 2017


110 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

C. Realisasi Anggaran

Ditjen PPKL memiliki 3 (tiga) indikator kinerja sembilan ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh
yang masuk dalam Perjanjian Kinerja 2017 dan ratus delapan puluh lima ribu rupiah), dengan
6 (enam) kegiatan yang harus dicapai pada tahun anggaran di blokir pada Direktorat Pengendalian
2017 ini. Pagu anggaran awal untuk pelaksanaan Pencemaran Air sebesar Rp. 31.590.000,- (tiga
kegiatan di Ditjen PPKL pada tahun 2017 ini puluh satu juta lima ratus sembilan puluh ribu
sebesar Rp. 110.732.685.000,- (seratus sepuluh rupiah). Penyerapan anggaran Ditjen PPKL
milyar tujuh ratus tiga puluh dua juta enam ratus setelah adanya pengembalian negara memiliki
delapan puluh lima ribu rupiah). realisasi sebesar Rp. 110.304.001.897,- (seratus
sepuluh milyar tiga ratus empat juta seribu
Dalam pelaksanaan Anggaran Direktorat delapan ratus sembilan puluh rupiah). Capaian
Jenderal Pengendalian Pencemaran dan penyerapan anggaran Ditjen PPKL sebesar
Kerusakan Lingkungan mendapatkan 95,93%. Secara rinci capaian penyerapan
penambahan anggaran menjadi Rp. anggaran untuk masing-masing sasaran program
114.979.785.000,- (seratus empat belas milyar dapat dilihat pada Tabel 52 di bawah ini.

Tabel 52. Capaian Penyerapan Anggaran Ditjen PPKL Tahun 2017

Capaian
Sasaran Indikator Kinerja Pagu Awal (Rp.) Pagu Revisi (Rp.) Realisasi (Rp.)
Penyerapan (%)
Meningkatnya Indeks Kualitas Udara 17.500.000.000,- 17.122.600.000,- 17.062.111.952,- 99,65%
Kualitas Udara Meningkat
Meningkatnya Indeks Kualitas Air 25.581.000.000,- 26.965.000.000,- 25.608.102.769,- 94,97%
Kualitas Air Meningkat
Meningkatnya Indeks Tutupan Lahan 9.000.000.000,- 8.063.800.000,- 7.767.119.371,- 96,32%
Kualitas Tutupan Meningkat
Lahan
Menurunnya Kualitas Pesisir dan 11.000.000.000,- 12.469.700.000,- 11.377.065.588,- 91,24%
Beban Pencemaran Laut Meningkat Setiap
dan Tingkat Tahun
Kerusakan Wilayah
Pesisir dan Laut
Meningkatnya Luas Lahan Gambut 9.000.000.000,- 9.403.200.000,- 9.131.945.502,- 97,12%
Kualitas Terdegradasi yang
Pengelolaan Lahan Dipulihkan Meningkat
Gambut Setiap Tahun
Terwujudnya SAKIP Direktorat 38.651.685.000,- 40.955.485.000,- 39.357.656.715,- 96,10%
reformasi Jenderal Pengendalian
tata kelola Pencemaran dan
kepemerintahan Kerusakan Lingkungan
yang baik di Hidup dengan nilai
lingkungan minimal 78,00 (A) di
Direktorat tahun 2019
Jenderal
Pengendalian
Pencemaran dan
Kerusakan LH
TOTAL 110.732.685.000,- 114.979.785.000,- 110.304.001.897,- 95,93%
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

Pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan


secara efektif berjalan pada bulan Januari 2017 setelah pengesahan DIPA. Berdasarkan hasil
pelaksanaan emonev Bappenas, realisasi penyerapan anggaran pada triwulan III baru mencapai
53.81%, namun pada triwulan IV mampu mencapai 96,44%, dengan adanya pengembalian anggaran
ke negara maka realisasi menjadi 95,93%. Tercapainya realisasi anggaran tersebut didukung
antara lain : 1) perencanaan percepatan penyerapan anggaran; 2) strategi pelaksanaan kegiatan;
3) pelaksanaan monitoring dan evaluasi; 4) percepatan pelaksanaan paket lelang dan pengadaan
langsung; 5) meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 111

D. Efisiensi

Efisiensi pada kegiatan untuk mencapai indikator kinerja pada Perjanjian Kinerja 2017 dengan
membandingkan antara Capaian Kinerja sebesar 102,34% dengan Capaian Penyerapan Anggaran
sebesar 95,93%, mencapai 1,06 yang menunjukkan pelaksanaan kegiatan ini efisien sesuai dengan
anggaran yang ada. Efisiensi pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target masing-masing indikator
kinerja dapat dilihat pada Tabel 53 di bawah ini.

Tabel 53. Efisiensi Pelaksanaan Perjanjian Kinerja


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Sasaran Indikator Capaian Capaian Capaian Capaian Efisiensi Efektivitas


Kinerja Kinerja (%) Kinerja (%) Kinerja (%) penyerapan
2015 2016 2017 anggaran (%)
Meningkatnya Indeks 104,89 100,34 106,13 99,65 1,07 1,06
Kualitas Udara Kualitas
Udara
Meningkat
Meningkatnya Indeks 102,12 95,62 100,38 94.97 1,06 1,05
Kualitas Air Kualitas Air
Meningkat
Meningkatnya Indeks 99,23 98,18 100,52 96,32 1,04 1,02
Kualitas Tutupan Tutupan
Lahan Lahan
Meningkat
Terwujudnya SAKIP 113,63 94,66 Belum 96,10 belum belum
reformasi Direktorat dievaluasi dapat dapat
tata kelola Jenderal diukur diukur
kepemerintahan Pengendalian
yang baik di Pencemaran
lingkungan dan
Direktorat Kerusakan
Jenderal Lingkungan
Pengendalian Hidup
Pencemaran dan dengan nilai
Kerusakan LH minimal
78,00 (A) di
tahun 2019
RATA-RATA 1,06 1,04
Sumber : Setditjen PPKL,Ditjen PPKL

LAPORAN KINERJA 2017


112 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Pekan Lingkungan
Hidup Indonesia 2017

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 113

Bab IV
Penutup

LAPORAN KINERJA 2017


114 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

A. Kesimpulan 4. Untuk keperluan koordinasi dengan


1. Pencapaian target indikator kinerja pada pemerintah daerah, terutama kabupaten/
dokumen Perjanjian Kinerja Ditjen PPKL kota yang tidak lagi memiliki kewenangan
tahun 2017 sebesar 102.34%. Capaian di bidang kehutanan menjadi kendala dalam
Kinerja berdasarkan target setiap indikator upaya peningkatan IKTL yang dilakukan
kinerja semua mencapai target yang melalui kegiatan penanaman.
ditetapkan. Indeks Kualitas Udara (IKU) 5. Pemerintah provinsi selaku perpanjangan
mencapai sebesar 87,03 dengan target 82, dari Pemerintah belum secara intensif
Indeks Kualitas Air (IKA) mencapai sebesar mengkoordinasi upaya peningkatan
53,20 dengan target 53 dan Indeks Tutupan IKTL. Disamping itu, tutupan hutan dan
Lahan (ITL/IKTL) mencapai sebesar 60,31 tutupan non hutan yang berpotensi untuk
dengan target 60. peningkatan IKTL sebagian besar berada
2. Capaian penyerapan anggaran untuk semua dalam kawasan hutan.
kegiatan dalam program Pengendalian 6. Dalam pelaksanaan pemulihan lahan akses
Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan terbuka, kriteria dan spesifikasi pelaksana
sebesar 95,93%, dapat menghasilkan kegiatan seperti yang diinginkan tidak
capaian kinerja sebesar 102,34%, sehingga mendapat respon dari para bakal calon
efisiensi kinerjanya sebesar 1,06. Nilai ini pelaksana kegiatan, sehingga menyebabkan
menunjukkan efisiensi kinerja Ditjen PPKL pengadaan pekerjaan dilaksanakan tiga
tahun 2017 dikategorikan efisien. kali yang berdampak pada mundurnya
3. Capaian kinerja tahun 2016 mencapai waktu pelaksanaan pekerjaan dari yang
sebesar 98,55% dan capaian kinerja direncanakan.
tahun 2017 mencapai sebesar 102,34%, 7. Pembangunan IPAL Komunal di
sehingga efektivitasnya menjadi 1,04. Hal perkampungan nelayan di Kabupaten
ini menunjukkan efektivitas kinerja Ditjen Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan
PPKL lebih efektif tahun 2017 dibandingkan tidak diselesaikan oleh pihak pelaksana
dengan tahun 2016. pekerjaan.
4. Pelaksanaan sasaran kegiatan menurunnya 8. Belum adanya survey pratinjau ke
beban pencemaran dan tingkat kerusakan lokasi yang akan dipetakan KHG-nya,
pesisir dan laut mencapai sebesar 3,8%. untuk keperluan penyusunan rencana
5. Pelaksanaan sasaran kegiatan inventarisasi KHG yang lebih akurat,
meningkatnya kualitas pengelolaan lahan sehingga survey yang dihasilkan sesuai
gambut dengan melakukan pembangunan dengan target yang diharapkan.
sekat/tabat mencapai luas pemulihan 9. Belum adanya survey pratinjau bagi
sebesar 2.139 Ha. penetapan desa dalam KHG yang
menginformasikan adanya informasi sosial
B. Kendala
dan perekonomian masyarakat setempat,
1. Perubahan dalam jadwal pelaksanaan
untuk keperluan penyusunan rencana
kegiatan yang telah direncanakan pada
program kemandirian masyarakat.
rencana aksi
10. Belum adanya survey partinjau untuk
2. Dalam pelaksanaan pengendalian
penetapan lokasi sekat kanal yang
pencemaran air, rendahnya kesadaran
diharapkan dapat memberikan informasi
masyarakat dalam pengelolaan air limbah
luas dampak rewetting suatu areal yang
domestik dan keterbatasan ketersediaan
diakibatkan adanya pembuatan sekat kanal.
lahan di lokasi-lokasi yang potensial untuk
11. Belum adanya kesamaan persepsi dari
penurunan beban pencemar dengan
beberapa instansi dan swasta dalam
penyediaan IPAL Komunal
pengelolaan ekosistem gambut yang berada
3. Pemahaman pemerintah daerah terhadap
di fungsi lindung dan fungsi budidaya,
tutupan hutan dan IKTL tidak sama dan
sehingga proses penetapan titik pantau
masih kurang, menyebabkan belum adanya
dan pelaksanaan pemantauan TMAT tidak
rencana yang terukur untuk peningkatan
berjalan sebagaimana yang ditargetkan.
IKTL.

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 115

12. Adanya keberatan dari perusahaan- menilai manfaat ekonomi bagi masyarakat
perusahaan yang areal konsesinya di atas pembangunan sekat kanal.
kawasan gambut untuk mematuhi peta 8. Perlu dilakukan bimbingan teknis di pusat
fungsi ekosistem gambut yang ada, karena maupun di daerah tentang pengelolaan
kuatir arealnya masuk dalam fungsi lindung ekosistem gambut kepada perusahaan,
gambut. pemerintah daerah dan masyarakat.
13. Masih kurangnya pemahaman masyarakat 9. Perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai
tentang pengelolaan ekosistem gambut, instansi yang memiliki peraturan-peraturan
kondisi seperti ini hampir terjadi di setiap terkait pengelolaan ekosistem gambut
Provinsi. untuk sinkronisasi peraturan agar tidak
terjadi tumpang tindih atau perbedaan
substansi dengan Peraturan Perlindungan
C. Tindak Lanjut dan Pengelolaan Ekosistem Gambut yang
1. Perlu dilakukan reviu dalam pelaksanaan disusun oleh KLH.
rencana aksi agar tepat sesuai jadwal 10. Dalam pelaksanaan pemulihan lahan akses
2. KLHK melakukan kegiatan sosialisasi dan terbuka, untuk meminimisasi terjadinya
supervisi guna meningkatkan pemahaman, perubahan RKS akibat cuaca, maka
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan informasi tentang sejarah dan perkiraan
evaluasi cuaca suatu lokasi perlu digali lebih dalam
3. Komitmen dari seluruh pemangku dan dijadikan bahan pertimbangan dalam
kepentingan terhadap pelaksanaan menyusun RKS.
penurunan beban pencemar, Pemerintah 11. Perlu adanya kegiatan survey pratinjau: (a)
Daerah melakukan inventarisasi ke lokasi yang akan dipetakan KHG-nya; (b)
ketersediaan lahan untuk pembangunan untuk penetapan desa dalam KHG; (c) untuk
IPAL Komunal sesuai dengan prioritas, penetapan lokasi sekat kanal; dan (d) untuk
serta melakukan sosialisasi dan pembinaan menilai manfaat ekonomi bagi masyarakat
kepada pemerintah daerah dan masyarakat atas pembangunan sekat kanal.
akan pentingnya pengelolaan air limbah 12. Perlu dilakukan bimbingan teknis di pusat
domestik. maupun di daerah tentang pengelolaan
4. Kementerian Dalam Negeri yang ekosistem gambut kepada perusahaan,
telah memasukan IKTL sebagai salah pemerintah daerah dan masyarakat.
satu indikator dalam penyusunan dan 13. Perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai
pelaksanaan pembangunan di provinsi dan instansi yang memiliki peraturan-peraturan
kabupaten/kota, maka dalam penetapan terkait pengelolaan ekosistem gambut
target peningkatan IKTL tersebut KLHK untuk sinkronisasi peraturan agar tidak
berkoordinasi dengan Kementerian Dalam terjadi tumpang tindih atau perbedaan
Negeri. substansi dengan Peraturan Perlindungan
5. Untuk pelaksanaan koordinasi, dan Pengelolaan Ekosistem Gambut yang
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan disusun oleh KLH.
evaluasi oleh pemerintah provinsi diusulkan 14. Pembangunan IPAL komunal di
untuk dialokasikan dana dekonsentrasi perkampungan nelayan Kabupaten
untuk mendukung peningkatan IKTL. Jeneponto akan diselesaikan oleh
6. Kriteria dan spesifikasi pelaksana kegiatan pemerintah daerah menggunakan APBD.
untuk pemulihan lahan akses terbuka dibuat 15. Melakukan penyesuaian target dalam
lebih sederhana, sehingga pengadaan RPJMN 2015-2019, Rencana Strategis dan
pekerjaan dapat dilakukan satu kali, agar Rencana Kerja.
waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai yang
direncanakan.
7. Perlu adanya kegiatan survey pratinjau: (a)
ke lokasi yang akan dipetakan KHG-nya; (b)
untuk penetapan desa dalam KHG; (c) untuk
penetapan lokasi sekat kanal; dan (d) untuk

LAPORAN KINERJA 2017


116 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Coastal Clean Up Pantai Pasir Jambak Padang,


09 Desember 2017
LAPORAN KINERJA 2017
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 117

Lampiran 1

LAPORAN KINERJA 2017


118 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lampiran 2

Tabel 54. Matriks Indikator terkait mandat


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Matrik Indikator Terkait Langsung Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
SASARAN STRATEGI SASARAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
PROGRAM
(1) (2) (3) (4)
S1.P10.1 K1: Pengendalian Pencemaran Udara
Meningkatnya
S1.P10.K1.1 S1.P10.K1.1.IKK.
kualitas udara
Meningkatnya penerapan Jumlah kota yang menerapkan green
green transportation transportation meningkat dari tahun ke tahun
S1.P10.K1.2 S1.P10.K1.2.IKK.
Tersedianya status mutu jumlah kota yang memiliki sistem pemantauan
udara perkotaan kualitas udara ambien: yang beroperasi
kontinyu (AQMS), yang beroperasi mudah,
sederhana, dan menjangkau 500 kab/kota
(passive sampler)
S1.P10.K1.3 S1.P10.K1.3.IKK.
Meningkatnya proporsi Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku
jumlah industri yang mutu emisi sebesar 75% dari 2000 industri
memenuhi baku
S1.P10.2 K2: Pengendalian Pencemaran Air
Meningkatnya
S1.P10.2.K2.1 S1.P10.2.K2.1.IKK.
kualitas air
Meningkatnya sarana Jumlah sarana sanitasi dasar umum dan IPAL
sanitasi komunal di Sungai Ciliwung
dasar umum dan IPAL
komunal di Sungai
S1: Menjaga kualitas
Citarum, Cisadane, dan
lingkungan hidup untuk
Ciliwung
meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air, dan S1.P10.2.K2.2 S1.P10.2.K2. .2.IKK.
kesehatan masyarakat Menyediakan informasi Jumlah sistem yang dibangun untuk
data kualitas air sungai memantau kualitas air secara kontinyu pada 3
secara kontinyu sungai di 3 DAS Prioritas
S1.P10.2.K2.3 S1.P10.2.K2.3.IKK.
Menetapkan alokasi Ditetapkannya alokasi beban pencemaran di
beban pencemaran di 15 2 sungai di 2 DAS Prioritas
sungai di 15 DAS
S1.P10.2.K2.4 S1.P10.2.K2.4.IKK.
Meningkatnya kualitas Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL
air sungai dengan USK di 6 sungai pada 6 DAS
menurunkan beban
pencemaran
S1.P10.2.K2.5 S1.P10.2.K2.5.IKK.
Perbaikan kualitas sungai Kualitas air pada segmen sungai sepanjang
melalui kegiatan Restorasi 0.05 km yang melintas di permukiman
meningkat
S1.P10.2.K2.6 S1.P10.2.K2.6.IKK.
Meningkatnya proporsi Proporsi jumlah industri yang memenuhi baku
jumlah mutu air limbah melalui Program PROPER
industri yang memenuhi sebesar 75% dari 2000 industri yang dipantau
baku mutu air limbah

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 119

Matrik Indikator Terkait Langsung Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
SASARAN STRATEGI SASARAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
(1) (2) (3) (4)
S1.P10.3 K3: Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka
Meningkatnya kualitas
S1.P10.3.K3.1 S1.P10.3.K3.1.IKK
tutupan lahan
Meningkatnya luasan lahan Luas lahan bekas tambang rakyat
terlantar bekas pertambangan yang dipulihkan
rakyat yang dipulihkan
S1.P10.3.K3.2 S1.P10.3.K3.2.IKK
Meningkatnya proporsi Proporsi jumlah industri yang
jumlah industri yang meningkat meningkat ketaatannya untuk
ketaatannya untuk melakukan melakukan rehabilitasi pasca
rehabilitasi pasca tambang tambang sebesar 75% dari 106
industri yang dinilai
S3: S3.P10.1 K4: Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut
Melestarikan Menurunnya beban
S3.P10.1.K4.1 S3.P10.1.K4.1.IKK
keseimbangan pencemaran dan tingkat
Meningkatnya kualitas ekosistem Jumlah kawasan yang
ekosistem dan kerusakan wilayah
pantai lamun, terumbu karang dan dipulihkan ekosistemnya (pantai
keanekaragaman hayati pesisir
vegetasi pantai pada kawasan lamun,terumbu karang dan
serta dan laut
pesisir dan laut vegetasi pantai)
keberadaan
sumberdaya alam
sebagai sistem S3.P10.1.K4.2 S3.P10.1.K4.2.IKK
penyangga Meningkatnya sarana instalasi Jumlah Pilot Project IPAL di
kehidupan untuk pengolahan air limbah di perkampungan nelayan yang
mendukung perkampungan nelayan wilayah terbentuk
pembangunan pesisir
berkelanjutan
S3.P10.1.K4.3 S3.P10.2.K4.3.IKK
Clean up di lokasi pesisir dan laut Jumlah lokasi pesisir dan laut
yang tercemar tumpahan minyak yang dilakukan clean up akibat
tumpahan minyak
S3.P10.1.K4.4 S3.P10.2.K4.4.IKK
Penyediaan Peta, Data Pencemaran Jumlah kawasan pesisir yang
dan Sumber Pencemar pada dilakukan penentuan baseline
Kawasan Pesisir pencemar, pemantauan berkala ,
dan pemetaan sumber pencemar
S3.P10.2 K5: Pengendalian Kerusakan Gambut
Meningkatnya
S3.P10.2. K5.1 S3.P10.2. K5.1.IKK
Kualitas pengelolaan
Terbangunnya sarana untuk Jumlah sekat kanal yang dibangun
lahan gambut
pemulihan lahan gambut (sekat di lahan gambut Luas ekosistem
kanal) Terpulihkannya Ekosistem gambut yang terpulihkan
Gambut
S3.P10.2. K5.2 S3.P10.2. K5.2.IKK
Meningkatnya proporsi jumlah Proporsi jumlah perusahaan
perusahaan konsesi di ekosistem konsesi di ekosistem gambut yang
gambut yang meningkat kinerja meningkat kinerja tata pengelolaan
tata pengelolaan airnya airnya melalui Program PROPER
sebesar 50% dari 27 industri yang
dinilai
K6: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Ditjen
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
S1.P10.3.K6 S1.P10.3.K6.IKK.a
Tata kelola pemerintahan yang Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
baik di lingkungan Ditjen Instansi Pemerintah (SAKIP) A (78
Pengendalian Pencemaran dan point)
Kerusakan Lingkungan sesuai
kerangka reformasi birokrasi
untuk menjamin kinerja yang
optimal: SAKIP dengan nilai minimal
78,00 (A) di tahun 2019

LAPORAN KINERJA 2017


120 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lampiran 3

Tabel 55. Program Prioritas Nasional


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

TARGET RENSTRA
NO KEGIATAN K/L INDIKATOR Capaian Output
2017
PN: Kesehatan
PP: Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Sehat”
KP: Lingkungan Sehat
1 Pengendalian Pencemaran Air Jumlah sarana sanitasi dasar 1 IPAL komunal dan 2 IPAL Komunal dan
umum dan IPAL komunal di Sungai sarana sanitasi dasar Sarana Sanitasi Dasar
Ciliwung umum Umum
2 Pengendalian Pencemaran Air Jumlah sistem yang dibangun 3 DAS 3 DAS 6 titik
untuk memantau kualitas air (Asahan –Toba,
secara kontinyu pada 3 sungai di 3 Citarum, Sekampung)
DAS Prioritas
PN: Perumahan dan Pemukiman
PP: Peningkatan Ketersediaan Air Baku
KP: Jaga Air
3 Pengendalian Pencemaran Air Ditetapkannya alokasi beban 2 DAS 3 Sungai (Siak,
pencemaran di 2 sungai di 2 DAS Sekampung, Asahan)
Prioritas
4 Terbangunnya 6 IPAL Domestik Domestik : FS/DED 5 DAS dan 6 IPAL
dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 di 3 DAS (sekampung,
DAS prioritas citarum, kapuas)
USK : FS dan DED USK
dan Non Poin di 3
sungai (sekampung,
citarum, kapuas)
5 Kualitas air pada segmen sungai 1 sungai 3 DAS (Ciliwung,
sepanjang 0.05 km yang melintas Citarum, Asahan)
di permukiman meningkat
PN: Maritim dan Kelautan
PP: Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari
KP: Rehabilitasi Kawasan Pesisir dan Laut
6 Pengendalian Pencemaran dan Jumlah kawasan yang dipulihkan 2 kawasan prioritas 2 kawasan (Palu,
Kerusakan Pesisir dan Laut ekosistemnya (pantai lamun, Lampung)
terumbu karang dan vegetasi
pantai)
PN: Maritim dan Kelautan
PP: Tata Ruang Laut, Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Laut serta Wisata Bahari
KP: Rehabilitasi Kawasan Pesisir dan Laut
7 Pengendalian Pencemaran dan Jumlah Pilot Project IPAL di 2 unit 1 Unit (Demak)
Kerusakan Pesisir dan Laut perkampungan nelayan yang
terbentuk
8 Jumlah lokasi pesisir dan laut 2 lokasi 2 lokasi (Bintan,
yang dilakukan clean up akibat Padang)
tumpahan minyak
9 Jumlah kawasan pesisir yang 3 Kawasan NCICD 3 kawasan (Teluk
dilakukan penentuan baseline Jakarta, Semarang,
pencemar, pemantauan berkala , Benoa)
dan pemetaan sumber pencemar
PN: Industri dan KEK
PP: Produktivitas dan Daya Saing Industri
KP: Pengembangan Industri Hijau

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 121

TARGET RENSTRA
NO KEGIATAN K/L INDIKATOR Capaian Output
2017
10 Pengendalian Pencemaran Proporsi jumlah industri yang 188 industri 188 industri
Udara memenuhi baku mutu emisi
sebesar 75% dari 2000 industri
11 Pengendalian Pencemaran Air Proporsi jumlah industri yang 600 industri 600 industri
memenuhi baku mutu air limbah
melalui Program PROPER sebesar
75% dari 2000 industri yang
dipantau
12 Pemulihan Kerusakan Lahan Proporsi jumlah industri yang 18 industri 18 industri
Akses Terbuka meningkat ketaatannya untuk
melakukan rehabilitasi pasca
tambang sebesar 75% dari 106
industri yang dinilai
13 Pengendalian Pencemaran dan Proporsi jumlah perusahaan 40 industri 60 industri
Kerusakan Lahan Gambut konsesi di ekosistem gambut
yang meningkat kinerja tata
pengelolaan airnya melalui
Program PROPER sebesar 50%
dari 27 industri yang dinilai
PN: Desa dan Kawasan Pedesaan
PP: Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa dan Kawasan Termasuk Kawasan Transmigrasi dan Sumber Daya Hutan
KP: Rehabilitasi Kawasan Perdesaan yang Rusak dan Tercemar Lingkungan, Terkena Dampak Bencana serta Perubahan Iklim
14 Pemulihan Kerusakan Lahan Luas lahan bekas tambang rakyat 8 ha 8 ha (Kab. Belitung)
Akses Terbuka yang dipulihkan
15 Pengendalian Pencemaran dan Luas ekosistem gambut yang 2.100 Ha 2.139 Ha
Kerusakan Lahan Gambut terpulihkan
PN: Perkotaan
PP: Mengembangkan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana
KP: Green Transportation
16 Pengendalian Pencemaran Jumlah kota yang menerapkan 2 Kota 2 Kota (Makasar,
Udara green transportation meningkat Manado)
dari tahun ke tahun
PN: Perkotaan
PP: Mengembangkan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana
KP: Sistem Informasi Kualitas Lingkungan Perkotaan
17 Pengendalian Pencemaran jumlah kota yang memiliki sistem AQMS: 4 kota, Passive 4 Kota; 400 Kab/Kota
Udara pemantauan kualitas udara Sampler: 400 kab/kota (Pekanbaru, Pontianak,
ambien: yang beroperasi kontinyu Padang, Banjarmasin)
(AQMS), yang beroperasi mudah,
sederhana, dan menjangkau 500
kab/kota (passive sampler)

LAPORAN KINERJA 2017


122 Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

LAPORAN KINERJA 2017


Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan 123

LAPORAN KINERJA 2017


Laporan Kinerja
2017
Ditjen Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan
Tlp/Fax : 021-8580105
Website : http://ppkl.menlhk.go.id

Anda mungkin juga menyukai