DEFINISI GRAF
Graf 𝐺 adalah pasangan himpunan (𝑉, 𝐸), atau dinotasikan dengan 𝐺 = (𝑉, 𝐸), dengan
𝑉 adalah himpunan tak kosong titik-titik/ simpul / verteks/ node, dan
𝐸 adalah himpunan garis / rusuk / sisi / edge yang menghubungkan sepasang
simpul.
Contoh :
Graf 𝐺 dengan
𝑉 = {𝐴, 𝐵, 𝐶, 𝐷} dan
𝐸 = {𝑒 , 𝑒 , 𝑒 , 𝑒 , 𝑒 }
1
Syamsyida Rozi
pasangan terurut. Pada graf berarah, sisi 𝐴𝐵 menunjukkan sisi yang memiliki panah
dengan titik berangkat 𝐴 dan titik akhirnya 𝐵.
Gambar 2 menampilkan contoh graf berarah.
Graf 𝐺 dengan
𝑉 = {1,2,3,4} dan
𝐸 = {(1,2), (2,2), (2,4), (4,1), (4,3), (3,4), (3,2)}
Graf 𝐺
1) Loop/ gelang, yaitu sisi yang berawal dan berakhir di verteks yang sama atau suatu sisi
yang menghubungkan suatu verteks dengan dirinya sendiri.
Pada graf 𝐺 , sisi 𝑒 merupakan suatu loop.
2) Sisi ganda atau sisi paralel (multiple edge), yaitu sisi-sisi yang menghubungkan 2
buah verteks yang sama.
Pada graf 𝐺 , sisi 𝑒 dan 𝑒 merupakan suatu sisi ganda.
3) Multigraf, yaitu suatu graf yang mengandung sisi ganda, namun tidak mengandung
loop. Graf 𝐺 bukan merupakan suatu multigraf karena terdapat loop.
2
Syamsyida Rozi
4) Pseudograf, yaitu suatu graf yang mengandung loop dan sisi ganda. Graf 𝐺
merupakan suatu pseudograf.
5) Graf sederhana, yaitu graf yang tidak mengandung loop ataupun sisi ganda.
6) Graf berhingga dan graf tak berhingga.
Suatu graf dikatakan graf berhingga jika graf tersebut mengandung banyaknya verteks
dan banyaknya sisi yang berhingga. Selain itu, dikatakan graf tak berhingga.
7) Bertetangga (adjacent).
Dua buah verteks pada graf tak berarah G dikatakan bertetangga jika keduanya
terhubung langsung dengan sebuah sisi.
8) Bersisian (incident).
Untuk sembarang sisi 𝑒 = 𝑢𝑣, maka sisi 𝑒 dikatakan bersisian dengan verteks yang
dihubungkannya, yaitu dengan verteks 𝑢 dan 𝑣.
9) Verteks terisolasi (isolated verteks), adalah verteks yang tidak memiliki sisi yang
bersisian dengannya, atau tidak bertetangga dengan verteks lainnya.
10) Graf kosong (Null graph atau empty graph) adalah suatu graf yang himpunan
sisinya merupakan himpunan kosong.
3
Syamsyida Rozi
Gambar 4. Ilustrasi Kota Koenigsberg pada tahun 1700’s
D
A
Penjelasan Euler adalah bahwa orang tidak mungkin melalui ketujuh jembatan itu masing-
masing 1 kali dan kembali lagi ke tempat asal keberangkatan jika ada simpul yang memiliki
derajat ganjil.
4
Syamsyida Rozi
Masalah 1: Traveling Salesman
Setiap seminggu sekali, seorang petugas kantor telepon berkeliling untuk mengumpulkan koin
pada telepon umum yang dipasang di berbagai tempat. Berangkat dari kantornya, ia
mendatangi satu demi satu telepon umum tersebut dan akhirnya kembali ke kantor lagi.
Masalahnya: dia ingin suatu rute perjalanan dengan waktu minimal. Masalah ini dikenal dengan
masalah Traveling Salesman.
Masalah di atas, jika dimodelkan secara matematis bisa menjadi model Graf. Titik/ vertex
menyatakan kantor atau telepon umum. Misalkan kantor dinyatakan sebagai vertex 1, dan
vertex lainnya menyatakan telepon umum (misalkan ada 4 telepon umum). Sedangkan ruas/
garis menyatakan rute perjalanan antara kantor atau telepon umum tersebut. Pada setiap ruas,
diberikan suatu nilai atau bobot yang menyatakan durasi perjalanan antara 2 vertex. Model
graf dari masalah ini digambarkan sebagai berikut.
8 10
Yang diinginkan sekarang adalah diawali dengan berangkat dari kantor (vertex 1)
mengunjungi setiap vertex lainnya, tepat satu kali dan akhirnya kembali ke vertex awal
dengan total waktu minimal. Dengan menjalankan algoritma yang ada pada graf, akan
diperoleh rute berikut dengan total waktu minimal.
5
Syamsyida Rozi
Masalah 2: Masalah perancangan lampu lalu lintas (lampu merah dan hijau)
Pada suatu persimpangan, akan dipasang lampu lalu lintas sebagai mana contoh berikut.
Jalan A, C, D, E, F adalah jalan satu arah. Sedangkan B adalah jalan dua arah. Perjalanan yang
diperbolehkan:
A B, A C, A E, B C, B E, D C, D E, F B, F C, F E.
Bagaimana menentukan pola lampu lalu lintas dengan banyak fase minimal dan pada setiap
fase, tidak ada kendaraan yang saling melintas. Masalah ini juga dapat dipecahkan dengan teori
graf, yaitu dengan membuat graf sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Vertexnya adalah
setiap perjalanan yang diijinkan, sedangkan ruasnya menyatakan dua perjalanan yang saling
melintas. Sehingga masalah ini jika disajikan dalam bentuk graf adalah sebagai berikut.
FE
6
Syamsyida Rozi
E. DERAJAT GRAF
Definisi derajat pada graf tak berarah:
Derajat dari suatu vertex 𝑣 , biasanya dinotasikan dengan deg(𝑣 ) atau 𝑑(𝑣 ), adalah
banyaknya sisi yang bersisian dengan verteks 𝑣 tersebut. Derajat dari verteks yang bersisian
dengan suatu loop dihitung 2.
7
Syamsyida Rozi
Teorema Jabat Tangan (Handshaking Theorem):
Jumlah derajat semua verteks dalam suatu graf tak berarah adalah genap, yaitu sebanyak dua
kali dari banyaknya sisi dalam graf tersebut. Atau secara matematis:
𝑑(𝑣 ) = 2|𝐸|
∈
Akibat dari Teorema Jabat Tangan : Banyaknya verteks yang berderajat ganjil selalu genap.
Bukti:
Thinks below :
1) Dapatkah kita membuat graf yang mengandung 5 buah verteks dengan kondisi derajat
dari masing-masing verteks adalah 2, 3, 1, 1, 2 ? Jika bisa, buatkan gambar grafnya
2) Dapatkah kita membuat graf yang mengandung 5 buah verteks dengan kondisi derajat
dari masing-masing verteks adalah 2, 3, 3, 4, 4 ? Jika bisa, buatkan gambar grafnya
3) Tentukan banyaknya sisi dalam graf yang mengandung 6 buah verteks dengan catatan:
terdapat 2 verteks berderajat 4 dan 4 buah verteks yang berderajat 2.
4) Berapa banyak verteks yang dibutuhkan untuk membangun graf yang mengandung 6
buah sisi dimana setiap verteksnya berderajat 2.
5) Berapakah derajat maksimum dari sembarang verteks pada graf sederhana?
8
Syamsyida Rozi
F. Walk, Path, Circuit
Definisi Walk
Walk merupakan suatu cara berjalan dari suatu verteks ke verteks lainnya dalam graf, dan
mengandung barisan sisi-sisi, dengan sisi tersebut hanya boleh dilalui sekali. Pada graf 𝐺
Gambar 8, 𝑦 → 𝑢 → 𝑤 → 𝑣 → 𝑦 → 𝑥 merupakan suatu walk dengan panjang 5, dengan 𝑦 sebagai
verteks awal (initial vertex), sedangkan 𝑥 sebagai verteks akhir (final vertex).
Suatu walk yang berawal dan berakhir pada verteks yang sama disebut dengan closed walk. Jika
walk berawal dan berakhir pada titik yang berbeda, maka disebut dengan open walk.
Gambar 8. Graf 𝐺
Definisi Path (Lintasan)
Path atau lintasan adalah suatu walk yang didalamnya tidak ada verteks yang muncul lebih dari
sekali. Pada graf 𝐺 Gambar 8, 𝑦 → 𝑢 → 𝑤 → 𝑣 merupakan lintasan dengan panjang 3.
Definisi Circuit (Sirkuit)
Sirkuit adalah suatu closed walk, namun verteks yang boleh muncul lebih dari sekali hanya
verteks awal dan verteks akhir (verteks awal dan verteks akhirnya sama). Pada graf 𝐺 Gambar
8, 𝑦 → 𝑢 → 𝑤 → 𝑣 → 𝑦 merupakan suatu sirkuit dengan panjang 4.
Panjang walk, path dan circuit merupakan banyaknya sisi yang dilalui.
9
Syamsyida Rozi
𝐺 terhubung 𝐺 tidak terhubung
Gambar 9. Contoh graf terhubung dan graf tidak terhubung
Setiap graf mengandung satu atau lebih graf terhubung, dan setiap graf terhubung itu
merupakan suatu subgraf dari 𝐺 yang disebut dengan komponen dari 𝑮. Suatu graf terhubung
hanya mengandung 1 komponen, sedangkan suatu graf tak terhubung mengandung lebih dari
1 komponen. Graf 𝐺 pada Gambar 9 mengandung 2 komponen.
H. REPRESENTASI GRAF
Graf bisa direpresentasikan dalam bentuk matriks.
1) Bentuk matriks untuk graf tak berarah
a) Matriks ketetanggaan (adjacency matrix)
Untuk graf yang mengandung 𝑛 verteks dan tidak memuat sisi ganda, maka matriks
ketetanggaannya berukuran 𝑛 × 𝑛, dengan
𝑎 = 1 jika verteks ke 𝑖 bertetangga dengan verteks ke 𝑗
𝑎 = 0 jika verteks ke 𝑖 tidak bertetangga dengan verteks ke 𝑗
Contoh :
Matriks ketetanggaan dari graf 𝐺:
𝑢 𝑢 𝑢 𝑢 𝑢
𝑢
𝑢 ⎡ ⎤
𝑢 ⎢ ⎥
⎢ ⎥
𝑢 ⎢ ⎥
𝑢 ⎣ ⎦
𝐺
Gambar 10. Graf 𝐺
10
Syamsyida Rozi
Untuk graf tak berarah yang mengandung loop ataupun mengandung sisi ganda,
maka anggota matriks ketetanggaan bukan bernilai 0 dan 1 saja, melainkan bisa jadi
angka lain tergantung banyaknya sisi yang menghubungkan antara 2 buah verteks.
b) Matriks bersisian (incidency matrix)
Untuk graf yang mengandung 𝑛 verteks dan 𝑚 buah sisi, maka matriks bersisiannya
berukuran 𝑛 × 𝑚, dengan
𝑎 = 1 jika sisi 𝑒 bersisian dengan verteks 𝑣
𝑎 = 0 jika sisi 𝑒 tidak bersisian dengan verteks 𝑣 .
Contoh :
Matriks bersisian dari graf 𝐺:
𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
𝑢
𝑢 ⎡ ⎤
𝑢 ⎢ ⎥
⎢ ⎥
𝑢 ⎢ ⎥
𝑢 ⎣ ⎦
𝐺
Gambar 11. Graf 𝐺
𝑎 𝑏 𝑐 𝑑
𝑎
𝑏
𝑐
𝑑
𝐻
Gambar 12. Graf Berarah 𝐻
11
Syamsyida Rozi
b) Matriks bersisian (incidency matrix)
Untuk graf yang mengandung 𝑛 verteks dan 𝑚 buah sisi, maka matriks bersisiannya
berukuran 𝑛 × 𝑚, dengan
𝑎 = 1 jika sisi 𝑒 memiliki arah panah keluar dari verteks 𝑣
𝑎 = −1 jika sisi 𝑒 memiliki arah panah masuk ke verteks 𝑣
𝑎 = 0 jika sisi 𝑒 tidak bersisian dengan verteks 𝑣 .
Contoh :
Matriks bersisian dari graf 𝐻:
𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒 𝑒
𝑎
𝑏
𝑐
𝑑
𝐻
Gambar 13. Graf Berarah 𝐻
12
Syamsyida Rozi