Anda di halaman 1dari 10

Etika Dan Tanggung Jawab Sosial

Dalam Manajemen Bisnis

Oleh: Idrus Usu

Abstract
Basically present business will not be endless otherwise is
accompanied with ethics. This thing of course very far differed from tending
to industry era concept that permits all ways, pursues maximum benefits
without bothering ethics and others importance, environment and generation
a period ofcoming.
Business ethics is study majored about wrong and correct morale. This
study concentrates on morale standard as applied in policy, institution, and
behavior of business. Whereas social responsibility is processing social
interaction between the companies and public. Public claim and development
of democracy and rapid of globalization current and free market, causing
peeps out awareness from industrial world about the importance of executing
company social responsibility (Company social responsibility).

Kata Kunci: Etika, Tanggung Jawab Sosial, Bisnis, Perusahaan, Manajemen. 1


- - ~ ~ ~ e ! '.... ~l',.~~.(,,,W,!~<i$,.,;:,t,.,~,:.:;,-..,-'-~~.-,, ,<?i<a, ¥ t'. ~-1 I · ~ -- ,i.,0.a.le;·,.:,...;~.-.~),,L,~~-~~.;..,_, . _~;;,-. Y. «-...,.,.-., .. 4',,..!..~•----~Y

Pendahuluan berbagai strategi global ·untuk


Pemahaman bisnis dewasa ini menguasai pasar mancanegara,
dirasakan semakin penting, baik oleh khususnya pada negara-negara yang
pelaku bisnis dan kalangan ilmuan termasuk dalam emerging market atau
ekonomi bisnis itu sendiri, bahkan negara-negara yang dikategorikan
pemerintah sebagai pembuat regulasi sebagai pasar yang mengeliat dan
atau kebijakan yang berkaitan dengan potensial bagi produk dari negara maju.
dunia usaha. Hal ini tidak dapat Dengan meningkatnya
dipungkiri semakin intense dan transaski bisnis baik bersifat secara
dinamisnya aktifitas bisnis dalam lokal, nasional, regional, maupun
berbagai sektor serta menglobalnya global sudah barang tentu akan
sistem perekpnomian. Indonesia membawa konsekuensi perlunya aturan
sebagai salah satu negara yang main (rule of game) yang berupa
berkembang membuka keran investasi regulasi yang dapat menjamin
secara massive disertai dengan kontinuitas aktifitas dunia usaha itu
kemudahan-kemudahannya. sendiri secara adil dan pasti. Demi
Secara makro, terdapat terciptanya keteraturan dan kepastian
kecenderungan adanya kompetisi antar dalam mengakomodasi berbagai
negara berkembang untuk menjadi kepentingan para pelaku bisnis, maka
tujuan investor yang kondusif. Di sisi etika dan tanggung jawab hukum
lain negara-negara maju melakukan menjadi kebutuhan yang tidak
110 _________,_.,,.............
., ,_ .........,.,..,....___
terelakkan sebagai pedoman Hukum, yakni mengembangkan
findamental. peraturan perundang-undangan yang
Konsekwensi dari mendukung kegiatan perekonomian
keterbukaan ini adalah negara menjadi dalam menghadapi era perdagangan
bagian dari klub negara-negara bebas. Tentunya arah kebijakan
ekonomi tebuka yang dikuasasi oleh tersebut merupakan satu indikator
negara-negara maju, atau bias juga kuatnya pengaruh atau tujuan ekonomi
menjadi hanya enclave dari negara- dalam perkembangan hukum di
negara maju. Negara ini akan menjadi Indonesia.
koloni baru yang diisap oleh modal dan Tuntutan masyarakat dan
teknologi asing. Tentu semua ini perkembangan demokrasi serta
bergantung pada tingkat kesiapan dan derasnya arus globalisasi dan pasar
ketahanan ekonomi bangsa ini. Pasar bebas, sehingga memunculkan
global akan menguji potensi-potensi kesadaran dari dunia industri tentang
ekonomi kita, dalam artian apakah pentingnya melaksanakan etika dan
potensi ekonomi itu bisa melebihi tanggung jawab hukum dalam
sumber-sumber daya alami dan manajemen bisnis. Serta tantangan barn
keringat buruh yang dibayar murah. dalam persaingan global adalah
Secara bertahap kita bagaimana perusahaan dapat tetap
menyaksikan kebijakan ekonomi yang hidup dan berkembang berdasarkan
bergerak dari preliberalisasi ekonomi logika ekonomis yang mengkaitkan
ke era liberalisasi dan komitmen lingkungan, sumber daya produksi,
kepada full liberalisasi ekonomi. inovasi dan keunggulan bersaing.
Berbagai rangsangan ditawarkan Perusahaan-perusahaan
kepada penanam modal asing dan semakin sadar akan pentingnya
domestik, untuk berbisnis dan sektor- keberlangsungan jangka panjang
sektor usaha mulai dibuka dengan usahanya. Kelestarian merupakan salah
sedikit sekali pembatasan. Malah satu aspek penting yang menjadi
cabang-cabang produksi yang penting perhatian pihak manajemen. Disisi lain
bagi rakyat dan negara pun mulai beragam tantangan harus dihadapi.
dibuka, sehingga tafsir Pasal 33 UUD
1945 menjadi sangat berubah. PP No Etika Manajemen Bisnis
20 tahun 1994 merupakan contoh yang Menurut Kamus Besar Bahasa
sering dikutip, tetapi banyak paket Indonesia ( 1989), yang dimaksud
deregulasi lain yang pada intinya dengan etika ialah: Pertama, ilmu
membuka negara ini bagi masuknya tentang apa yang baik dan apa yang
modal asing terrnasuk dalam cabang- buruk dan tentang dan kewajiban
cabang yang sering dikategorikan moral. Kedua, kumpulan asas atau nilai
sebagai penting, menyangkut hajat yang berkenaan dengan akhlak. Ketiga,
hidup orang banyak nilai mengenai benar dan salah yang
Secara resmi Garis-garis Besar dianut suatu golongan atau masyarakat.
Haluan Negara (GBHN) menetapkan Etika merupakan suatu suatu
salah satu arah Kebijakan Program konsepsi mengenai tindakan yang
Pembangunan Nasional Bidang benar dan salah (Post, Lawerence, dan

- - - - - - - - - - - 111
Weber, 2002: 102). Etika sendiri 82), menyatakan makna etika bisnis
bersumber dari moralitas yang menunjukkan perilaku etis maupun
merupakan nilai tentang bagaimana tidak etis yang dilakukan manajer dan
kita harus hidup secara baik sebagai karyawan dari suatu orga111sas1
manusia (Keraf, 1991: 20). perusahaan.
Secara umum etika adalah cara Menurut Baron, yang
yang mengatur perilaku orang atau dimaksud dengan etika bisnis adalah
sekelompok orang dalam masyarakat. aplikasi dari prinsip prinsip etika yang
Etika ( ethics ) adalah kode yang berisi diterapkan sehubungan munculnya
prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral masalah masalah dalam bisnis.
yang mengatur perilaku orang atau "Business ethics is the application of
kelompok terkait dengan apa yang ethics principles to issues that arise in
benar atau salah (Daft, 2007,201 ). the conduct of business " ( Baron,
Definisi diatas dapat 2003: 684 ).
dijabarkan bahwa etika berhubungan Etika menurut Beekun (1997)
dengan nilai- nilai internal perusahaan adalah studi yang bersifat normatif
dan membentuk keputusan mengenai sebab etika menjelaskan apa yang
tanggung jawab sosial yang berkaitan seharusriya dilakukan seseorang dan
dengan lingkungan eksternal. Isu etika . apa yang seharusnya tidak dilakukan
hadir dalam sebuah situasi ketika seseorang. Sementara etika bisnis,
tindakan yang dilakukan sebuah didefinisikan Beekun sebagai
organisasi dapat menimbulkan manfaat "management ethics or organizational
atau kerugian bagi pihak lain. ethics", yaitu etika manajemen atau
Pada umumnya menurut Frans etika organisasional, yang cakupannya
Magnis Suseno (1991: 68), secara menurut Beekun secara sederhana
sistematis etika dibedakan menjadi terbatas pada organisasi-organisasi
etika umum dan etika khusus. Selain bisnis.
itu etika juga dibedakan antara etika Namun demikian, pendapat
individu dan etika sosial. Etika umum Beekun yang membatasi etika bisnis
membahas tentang prinsip-prinsip hanya pada cakupan perusahaan itu
dasar dari moral. Sementara etika dapat dipahami dan dimaklumi, karena
khusus menerapkan prinsip-prinsip Beekun tinggal dalam masyarakat
dasar dari moral pada masing-masing kapitalis yang kegiatan bisnisnya
bidang kehidupan. Kemudian etika didominasi oleh perusahaan-
individual memuat kewajiban manusia perusahaan (companies). Apalagi
terhadap diri sendiri. Selanjutnya etika memang ada literatur yang
sosial membicarakan tentang menyebutkan definisi bisnis sebagai
kewajiban manusia sebagai anggota organisasi yang bergerak di bidang
umat manusia. bisnis. Misalnya, Straub dan Attner
Berdasarkan definisi dan (1994) yang mengatakan bisnis adalah
hakekat etika di atas, maka etika bisnis organisasi yang menjalankan aktivitas
merupakan penerapan etika secara produksi dan penjualan barang-barang
umum terhadap perilaku bisnis. Secara dan jasa-jasa yang diinginkan oleh
lebih khusus Griffin dan Ebert, 1992: konsumen untuk memperoleh profit.

- - - - - - - - - - - - 112 - - -- - - - - - - - -
Namun demikian, ada definisi lain dari Bisnis masa kini tidak akan
bisnis, yang fokusnya bukan pada lenggang jika tidak dibarengi dengan
aspek organisasional, tapi lebih pada etika. Hal ini tentu sangat jauh berbeda
aspek kegiatan ( operasional), misalnya dengan konsep era industri yang
Anoraga dan Soegiastuti ( 1996) yang cenderung menghalalkan segala cara,
mengatakan bahwa bisnis memiliki mengejar keuntungan sebesar-besarnya
makna dasar sebagai "the buying and tanpa menghiraukan etika dan
selling of goods and services." (seluruh kepentingan orang lain, lingkungan
aktivitas penjualan dan pembelian hidup dan generasi masa datang.
berbagai barang danjasa). Kepemimpinan dan Pengambilan
Etika bisnis bukan merupakan keputusan yang etis adalah dasar dari
suatu etika yang berbeda dari etika organisasi yang etis, tanggung jawab
pada umumnya, dan etika bisnis bukan sosial (Corporate Social
merupakan suatu etika yang hanya Responsibility), perniagaan yang adil
berlaku di dunia bisnis. Sebagai ('fairtrade'), sustainabilitas, dan
contoh, apabila ketidakjujuran berbagai konsep sejenis.
dipandang sebagai perilaku yang tidak Prinsip prms1p etika
etis dan tidak bermoral, maka siapapun menyediakan landasan bagi berbagai
di dalam kegiatan usaha (manajer atau konsep modern dalam bekerja, bisnis
karyawan) yang tidak jujur terhadap dan organisasi, yang memperluas
para pekerja, para pemegang saham, prioritas individu dan organisasi jauh
para pelanggan maupun para pesaing, meninggalkan tujuan-tujuan bisnis
maka mereka dipandang melakukan tradisional berupa keuntungan dan
tindakan yang tidak etis dan tidak pemakmuran pemegang saham. Faktor-
bermoral. faktor etikal juga mempengaruhi secara
Selanjutnya apabila perilaku siknifikan terhadap institusi dan sektor
mencegah pihak lain menderita publik, dimana prioritas sektor publik
kerugian dipandang sebagai perilaku tradisional dalam kualitas pelayanan
yang etis. Dengan demikian perusahaan dan pengelolaan biaya sekarang harus
yang menarik kembali produknya yang memperhitungkan pertimbangan-
memiliki cacat produksi dan dapat pertimbangan etikal yang telah
membahayakan keselamatan mempengaruhi dunia komersial dan
konsumen, dapat dipandang sebagai bisnis.
perusahaan yang melakukan perilaku Etika bisnis merupakan studi
etis dan bermoral. yang dikhususkan mengenai moral
Penerapan etika dalam bisnis yang benar dan salah. Studi 101
juga dapat berpengaruh sampai ke berkonsentrasi pada standar moral
tingkat individual, maka sangat penting sebagaimana diterapkan dalam
bagi para pelaku bisnis untuk kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
mengkondisikan perusahaannya (Velasquez, 2005). Dalam menciptakan
sehingga terjaga keseimbangan etika bisnis, ada beberapa hal yang
hubungan antara para anggota, perlu diperhatikan, antara lain adalah:
pemegang saham, masyarakat dan para Pertama, Pengendalian diri. Kedua,
penetap regulasi. Pengembangan tanggung jawab social

113 - - - - - - - - - - -
(social responsibility). Ketiga, bahkan hukuman. Kedua, mengapa
Mempertahankan jati diri dan tidak perusahaan dan para pekerjanya harus
mudah untuk terombang-ambing oleh bertindak secara etis adalah agar
pesatnya perkembangan informasi dan mereka tidak melakukan berbagai
teknologi. Keempat, Menciptakan tindakan yang membahayakan
persamgan yang sehat. Kelima, stakeholders lainnya. Ketiga,
Menerapkan konsep "pembangunan penerapan etika bisnis di perusahaan
berkelanjutan". Keenam, Menghindari dapat meningkatkan kinerja
sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, perusahaan. Keempat, penerapan etika
Koneksi, Kolusi, dan Komisi). Ketujuh, bisnis seperti kejujuran, menepati janji,
Mampu menyatakan yang benar itu dan menolak suap dapat meningkatkan
benar. Kedelapan, Menumbuhkan kualitas hubungan bisnis di antara dua
sikap sating percaya antara golongan pihak yang melakukan hubungan
pengusaha kuat dan golongan bisnis. Hal mt disebabkan oleh
pengusaha ke bawah. Kesembilan, meningkatnya kepercayaan di antara
Konsekuen dan konsisten dengan pihak-pihak yang terlibat hubungan
aturan main yang telah disepakati bisnis terhadap pihak lainnya.
bersama. Kesepuluh, Sebaliknya, apabila salah satu pihak
Menumbuhkembangkan kesadaran dan berlaku tidak dapat dipercaya, maka
rasa memiliki terhadap apa yang telah pihak yang tidak dapat dipercaya ini
disepakati. Kesebelas, Perlu adanya akan diabaikan oleh mitra bisnisnya
sebagian etika bisnis yang dituangkan bahkan oleh komunitas bisnis secara
dalam suatu hokum positif yang berupa umum. Kelima, penerapan etika bisnis
peraturan perundang-undangan. adalah agar perusahaan terhindar dari
penyalahgunaan yang dilakukan
Fungsi Etika Dalam Bisnis karyawan maupun kompetitor yang
Pertanyaan dasar pertama bertindak tidak etis. Sebagai contoh,
kalau kita ingin mengkaji tentang etika kejahatan pencurian uang perusahaan
dalam manajemen bisnis adalah yang dilakukan pemilik dan pimpinan
mengapa bisnis memrlukan etika. perusahaan merupakan faktor penyebab
Bukankah kegiatan bisnis hanya utama kebangkrutan perusahaan
bertujuan . untuk memperoleh dibanding faktor-faktor lainnya.
keuntungan sebanyak-banyaknya Keenam, penerapan etika bisnis
dengan cara apapun. perusahaan secara baik di dalam suatu
Menurut Post, Lawerence dan perusahaan dapat menghindarkan
Weber (2002: 14), setidaknya terdapat terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja
7 (tujuh) alasan yang mendorong oleh pemberi kerja. Perusahaan
Perusahaan untuk menjalankan bisnis dipandang bertindak secara etis apabila
secara beretika, yakni: Pertama, perusahaan memenuhi hak-hak
meningkatnya harapan publik agar normatif para pekerja seperti gaji dan
perusahaan menjalankan bisnisnya kondisi kerja yang memadai,
secara etis. Perusahaan yang tidak pemberlakuan penilaian kerja secara
berhasil menjalankan bisnisnya secara adil, adanya reward and puni shment
etis akan mengalami sorotan, kritik policy yang jelas, dan lain-lain.
114 ..,_______,,"""_
..._,,,,,_______..
Ketujuh, perusahaan perlu menerapkan Tanggung Jawab Sosial/ Corporate
etika bisnis dalam menjalankan Social Responsibility Terhadap Bisnis
usahanya adalah untuk mencegah agar Tanggung jawab sosial
perusahaan tidak memperoleh sanksi perusahaan atau corporate social
hukum karena telah menjalankan bisnis responsibility (untuk selanjutnya
secara tidak etis. disebut CSR) mungkin masih kurang
Setiap perusahaan harus popular dikalangan pelaku usaha
memiliki nilai-nilai perusahaan nasional. Namun, tidak berlaku bagi
(corporate values) yang pelaku usaha asing. Kegiatan sosial
menggambarkan sikap moral kemasyarakatan yang dilakukan secara
perusahaan dalam pelaksanaan sukarela itu, sudah biasa dilakukan
perusahaannya. Untuk dapat oleh perusahaan-perusahaan
merealisasikan sikap moral dalam multinasional ratusan tahun lalu.
pelaksanaan usahanya, perusahaan Tuntutan masyarakat dan
harus memiliki rumusan etika bisnis perkembangan demokrasi serta
yang disepakati oleh organ perusahaan derasnya arus globalisasi dan pasar
dan karyawan. Pelaksanaan etika bisnis bebas, sehingga memunculkan
yang berkesinambungan akan kesadaran dari dunia industri tentang
membentuk budaya perusahaan yang pentingnya melaksanakan tanggung
merupakan manifestasi dari nilai-nilai jawab sosial perusahaan (CSR).
perusahaan. Walaupun sudah lama prinsip-prinsip
Etika bisnis tidak hanya CSR diatur dalam peraturan
terlihat dalam hubungan antara perundang-undangan dalam lingkup
pengusaha, tetapi juga dalam hubungan hukum perusahaan.
pemerintah dan masyarakat, bahkan Belajar dari pengalaman
juga terdapat dalam hubungan internal negara-negara lain, tidak ada satupun
dalam perusahaan yaitu antara atasan negara yang dengan persis
dan bawahan. Keterbukaan kepada mencantumkan persentase atau jumlah
masyarakat merupakan bagian dari yang harus dikeluarkan untuk investasi
etika bisnis. Hal ini akan menaikan sosial perusahaan. Akan sangat
pamor perusahaan. mustahil menemukan negara yang
Di Indonesia masalah berbuat demikian, karena yang banyak
penerapan etikan belum intensif, masih dikembangkan oleh negara-negara
belum dilakukan dan digerakan secara maju adalah sistem insentif yang
nyata. Pada UJT\Umnya baru memasuki mendorong perusahaan melakukan
tahap pernyataan-pernyataan belaka. investasi sosial sebagai bagian dari
Karena memang enforcement dari strategi welfare mix (kesejahteraan
pemerintah pun belum tampak jelas. sebagai tanggungjawab bersama).
Sesungguhnya Indonesia harus lebih CSR adalah merupakan suatu
menggerakan penerapan etika bisnis komitmen berkelanjutan oleh dunia
secara intensif terutama setelah tragedi usaha untuk bertindak etis dan
krisis ekonomi tahun 1998. memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat ataupun

115
masyarakat luas, bersamaan dengan 2007 menandai babak baru pengaturan
peningkatan taraf hidup pekerjanya CSR di negeri ini. Keempat ayat dalam
beserta selurnh keluarganya. Selain itu Pasal 74 UU tersebut menetapkan
CSR adalah komitrnen yang kewajiban semua perusahaan di bidang
berkesinambungan dari kalangan sumber daya alam untuk melaksanakan
bisnis, untuk berperilaku secara etis tanggung jawab sosial dan lingkungan.
dan memberi kontribusi bagi Pada dasarnya kegiatan CSR sangat
perkembangan ekonomi, seraya beragam bergantung pada proses
meningkatkan kualitas kehidupan dari interaksi sosial, bersifat sukarela
karyawan dan keluarganya, serta didasarkan pada dorongan moral dan
komunitas lokal dan masyarakat luas etika, dan biasanya melebihi dari hanya
pada umumnya (CSR: Meeting sekedar kewajiban memenuhi peraturan
Changing Expectations, 1999). p·ernndang-undangan. Oleh karena itu,
Setidaknya ada 6 (enam) didalam praktek, penerapan CSR selalu
kecendernngan utama, yang semakin disesuaikan dengan kemampuan
menegaskan arti penting CSR. Yaitu: masing-masing pernsahaan dan
Pertama, meningkatnya kesenjangan kebutuhan masyarakat. Idealnya
antara kaya dan miskin. Kedua, posisi terlebih dahulu dirumuskan bersama
negara yang semakin berjarak pada_ antara 3 pilar yakni dunia usaha,
rakyatnya. Ketiga, makin pemerintah dan masyarakat setempat
mengemukanya arti kesinambungan. dan kemudian dilaksanakan sendiri
Keempat, makin gencarnya sorotan oleh masing-masing perusahaan.
kritis dan resistensi dari publik, bahkan Dengan demikian adalah tidak
yang bersifat anti-pernsahaan. Kelima, mungkin untuk mengukur pelaksanaan
tren ke arah transparansi. Keenam, CSR.
harapan-harapan bagi terwujudnya Selain itu, pelaksanaan CSR
kehidupan yang lebih baik dan mernpakan bagian dari good corporate
manusiawi pada era milenium barn. governance yang mestinya d idorong
CSR telah menjadi isu bisnis melalui pendekatan etika maupun
yang terns menguat. Isu ini sering pendekatan pasar (insentif). Pendekatan
diperdebatkan dengan pendekatan regulasi sebaiknya dilakukan untuk
nilai-nilai etika, dan memberi tekanan menegakkan prinsip transparansi dan
yang semakin besar pada kalangan fairness dalam kaitan untuk
bisnis untuk berperan dalam masalah- menyamakan level of playing field
masalah sosiaJ, yang akan terns pelaku ekonomi. Sebagai contoh, UU
tumbuh. Isu CSR sendiri juga sering dapat mewajibkan semua perseroan
diangkat oleh kalangan bisnis, untuk melaporkan, bukan hanya aspek
manakala pemerintahan di berbagai keuangan, tetapi yang mencakup
negara telah gaga! menawarkan solusi kegiatan CSR dan penerapan GCG.
terhadap berbagai masalah Seringkali kepentingan
kemasyarakatan. perusahaan diseberangkan dengan
Undang-undang Nomor 40 kepentingan masyarakat. Tak banyak
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyadari bahwa sesungguhnya
yang disahkan DPR tanggal 20 Juli perusahaan dan masyarakat memiliki

116 - -- - - - - - - -
saling ketergantungan yang tinggi. kalangan bisnis bisa menyepakatinya
Saling ketergantungan antara makna sosial yang terkandung
perusahaan dan masyarakat didalamnya, gagasan CSR mengalami
berimplikasi bahwa baik keputusan distorsi serius. Pertama, sebagai
bisnis dan kebijakan sosial harus sebuah tanggung jawab sosial, UU ini
mengikuti prinsip berbagi manfaat telah mengabaikan sejumlah prasyarat
(shared value), yaitu pilihan-pilihan yang memungkinkan terwujudnya
harus meberi manfaat kedua belah makna dasar CSR tersebut, yakni
pihak. sebagai pilihan sadar, adanya
CSR adalah konsep yang terns kebebasan, dan kemauan bertindak.
berkembang baik dari sudut Mewajibkan CSR, apa pun alasannya,
pendekatan elem en maupun jelas memberangus sekaligus ruang-
penerapannya. CSR sebenarnya ruang pilihan yang ada, berikut
merupakan proses interaksi sosial kesempatan masyarakat mengukur
antara perusahaan dan masyarakatnya. derajat pemaknaannya dalam praktik.
Perusahaan melakukan CSR bisa Dalam ranah norma kehidupan modern,
karena tuntutan komunitas atau karena kita dilingkupi dengan sejumlah norma
pertimbangannya sendiri. Bidangnya yakni norma hukum, moral, dan sosial.
pun amat beragam ada pada kondisi Tanpa mengabaikan kewajiban dan
yang berbeda-beda. pertanggungjawaban hukumnya, pada
Proses regulasi yang domain lain perusahaan juga terikat
menyangkut kewajiban CSR perlu pada norma sosial sebagai bagian
memenuhi pembuatan peraturan yang integral kehidupan masyarakat
terbuka dan akuntabel. Pertama, harus setempat. Konsep asli CSR
jelas apa yang diatur. Lalu, harus sesungguhnya bergerak dalam
dipertimbangkan semua kenyataan di kerangka ini, di mana perusahaan
lapangan, termasuk orientasi dan secara sadar memaknai aneka prasyarat
kapasitas birokrasi dan aparat penegak tadi dan masyarakat sekaligus bisa
hukum serta badan-badan yang menakar komitmen pelaksanaannya.
melakukan penetapan dan penilaian Kedua, dengan kewajiban itu,
standar. Harus diperhitungkan adalah konsekuensinya, CSR bermakna parsial
kondisi politik, termasuk kepercayaan sebatas upaya pencegahan dan
pada pemerintah dan perilaku para penanggulangan dampak sosial dan
aktor politik dalam meletakkan lingkungan dari kehadiran sebuah
masalah kesej,ahteraan umum. Ini perusahaan. Dengan demikian, bentuk
artinya harus melalui dialog bersama program CSR hanya terkait langsung
para pemangku kepentingan, seperti dengan core business perusahaan,
pelaku usaha, kelompok masyarakat sebatas jangkauan masyarakat sekitar.
yang akan terkena dampak, dan Padahal praktik yang berlangsung
organisasi pelaksana. selama ini, ada atau tidaknya kegiatan
Dengan diatur dalam suatu terkait dampak sosial dan lingkungan,
UU, CSR kini menjadi tanggungjawab perusahaan melaksanakan program
legal dan bersifat wajib. Namun, langsung, seperti lingkungan hidup dan
dengan asums1 bahwa akhirnya tak langsung (bukan core business)

- - - - - - - - - - - - 117 - - - - - - - - - -- - -
seperti rumah sakit, sekolah, dan Undang-undang dapat memunculkan
beasiswa. Kewajiban tadi berpotensi multi tafsir yang menyebabkan tujuan
menghilangkan aneka program tak menjadi tidak tercapai. Di antara
langsung tersebut. Ketiga, tanggung permasalahan yang hams ditegaskan
jawab lingkungan sesungguhnya adalah adalah perusahaan apa saja yang wajib
tanggung jawab setiap subyek hukum, melaksanakan tan ggung j awab sosial ,
termasuk perusahaan. Jika terjadi sanksi apa saja yang mungkin dapat
kerusakan lingkungan akibat aktivitas dikenakan apabila tidak melaksanakan
usahanya, hal itu jelas masuk ke kewajiban . tersebut, sistem pelaporan
wilayah urusan hukum. Setiap dampak dan standar kegiatan yang termasuk
pencemaran dan kehancuran ekologis dalam kategori kegiatan tanggung
dikenakan tuntutan hukum, dan setiap jawab sosial.
perusahaan harus bertanggung jawab. Di tengah persoalan
Dengan menempatkan kewajiban kemiskinan dan keterbelakangan yang
proteksi dan rehabilitasi lingkungan dialami Indonesia, pemerintah harus
dalam domain tanggung jawab sosial, berperan sebagai koordinator
hal ini cenderung mereduksi makna penanganan krisis melalui CSR.
keselamatan lingkungan sebagai Pemerintah bisa menetapkan bidang-
kewajiban legal menjadi sekadar bidang penanganan yang menjadi
pilihan tanggung jawab sosial. Atau fokus, dengan masukan pihak yang
bahkan lebih jauh lagi, justru bisa kompeten . Setelah itu, pemerintah
terjadi penggandaan tanggung jawab memfasilitasi, mendukung, dan
suatu perusahaan, yakni secara sosial memberi penghargaan pada kalangan
(menurut UU PT) dan secara hukum bisnis yang mau terlibat dalam upaya
(UU lingkungan hidup). Keempat, dari besar m1. Pemerintah juga dapat
sisi keterkaitan peran, kewajiban yang mengawasi proses interaksi antara
digariskan UU PT menempatkan pelaku bisnis dan kelompok-kelompok
perusahaan sebagai pelaku dan lain agar terjadi proses interaksi yang
penangung jawab tunggal program lebih adil dan menghindarkan proses
CSR. Di sm1 masyarakat seakan manipulasi satu pihak terhadap yang
menjadi obyek semata, sehingga hanya lain. Peran terakhir ini amat diperlukan,
menyisakan budaya ketergantungan terutama di daerah.
selepas program, sementara negara Penutup
menjadi mandor pengawas yang siap Sesungguhnya penyebab utama
memberikan Sllnksi atas pelanggaran krisis ini, adalah tidak berfungsinya
yang terjadi. etika bisnis secara benar, konsisten dan
Tanggung jawab perusahaan konsekuen. Praktek yang paling banyak
yang tinggi sangat diperlukan karena dijumpai pada umumnya diwujudkan
dengan mewajibkan perusahaan dalam bentuk buku saku (code of
menyisihkan sebagian keuntungannya conducts) atau kode etik masing-
untuk usaha sosial kemasyarakatan masing perusahaan. Padahal ini baru
diharapkan dapat ikut memberdayakan merupakan tahap awal praktek etika
masyakarat secara sosial dan ekonomi. bisnis yakni mengkodifikasi nilai-nilai
Namun pewajiban dalam suatu yang terkandung dalam etika bisnis

118
bersama-sama corporate culture atau mncul dan selalu muncul sepanjang ada
budaya perusahaan, ke dalam suatu kegiatan usaha.
bentuk pernyataan tertulis dari Selain itu tanggung jawab
perusahaan untuk dilakukan dan tidak sosial merupakan suatu komitmen
dilakukan oleh manajemen dan berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
karyawan dalam melakukan kegiatan bertindak etis dan memberikan
bisnis. kontribusi kepada pengembangan
Etika bisnis sangat penting ekonomi dari komunitas setempat
dalam perusahaan, karena untuk ataupun masyarakat luas, bersamaan
membentuk suatu perusahaan yang dengan peningkatan taraf hidup
kokoh dan memiliki daya saing yang pekerjanya beserta seluruh
tinggi serta mempunyai kemampuan keluarganya. Dengan kata lain dapat
menciptakan nilai. Harus diakui bahwa dikatakan bahwa tanggung jawab sosial
pada dasarnya praktek etika perusahaan merupakan komitmen yang
akan selalu menguntungkan perusahaan berkesinambungan dari kalangan
baik untuk jangka menengah maupun bisnis, untuk berperilaku secara etis
jangka panjang. Pada umumnya dan memberi kontribusi bagi
pelanggaran terhadap etika bisnis perkembangan ekonomi, seraya
selalu dipicu oleh godaan terhadap meningkatkan kualitas kehidupan dari
keuntungan jangka pendek yang karyawan dan keluarganya, serta
menggiurkan. Pelanggaran terhadap komunitas lokal dan masyarakat luas
etika bisnis seringkali acap kali selalu pada umumnya.

Daftar Pustaka
Baron, David P., 2003, Business and its environment. 4th ed., Prentice Hall, Upper
Saddle river, New Jersey
Beekun, Rafik Issa, 1997. Islamic Business Ethics. Herndorn.
Daft, Richard L., 2007, Management, Manajemen ( terjemahan ), Salemba Empat,
Jakarta
Griffin, Ricky W dan Ronald J. Ebert, 1999, Business, Ffth Edition, Mc Graw Hill.
Keraf, A. Sony, 1993, Etika Bisnis: Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi
Luhur. Kanisius. Yogyakarta.
Poerwadarminta, W.J.S, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.
Post, James E. Lawrence, Anne T, and James Weber, 2002, Business And Society:
Corporate Strategy, Public Policy, Etics. 10th Ed, Mc Graw Hill.
Suseno, Frans Magnis, 1991, Etika Dasar, Masalah-Masalah Pokok Filsafat
Moral. Kanisius. Yogyakarta.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

119 - - - - - - - - - - -

Anda mungkin juga menyukai