Anda di halaman 1dari 3

Artikel Lawar & Sate

Nama Kelompok

Gede Ariawan (0037-4)

Gede Satriawan (0038-3)

Gede suastika (0040-9)

Kadek Dian Ananta Nugraha(0034-6)

Kadek Diva Rastawan (0044-5)

Kadek Mahadi Pranata(0046-3)

SMA NEGERI 1 TEJAKULA

Tahun Pelajaran 2021 / 2022


DEFINISI LAWAR
Setiap ucapara dan acara-acara keagamaan
umat Hindu di Bali, biasanya akan disajikan
lawar. Lawar sudah seperti makanan wajib di
Bali.

Kehadiran lawar tidak bisa dihilangkan meski


hanya pelengkap. Apalagi saat hari Raya
Galungan, ngelawar sudah menjadi budaya
turun temurun di Bali yang selalu ditunggu-
tunggu.

Ada makna filosofi yang dalam pada setiap


sajian lawar. Makna lawar secara keseluruhan
menggambarkan sebuah keharmonisan dan
keseimbangan.

Bahan-bahan pembuatnya mewakili keharmonisan dan keseimbangan itu. Ada parutan kelapa
(putih, simbol Dewa Iswara di timur); darah (merah, simbol Dewa Brahma di selatan); bumbu-
bumbu (kuning, simbol Dewa Mahadewa di barat); dan terasi (hitam, simbol Dewa Wisnu di
utara). Keempat arah mata angin tersebut melambangkan keseimbangan.

Campuran dari bahan yang ada dicampur asinnya garam, pahitnya buah limo, pedasnya bumbu
Bali, amisnya darah, asamnya buah asam, dan bau busuk dari terasi diracik menjadi satu akan rasa
lawar yang nikmat.

Filosofi dari sajian lawar baik untuk dipelajari sebagai pedoman hidup sehari-hari. Lawar
mengajarkan keseimbangan dan keharmonisan dalam menjalani hidup

pengertian dari banten kawisan kawisan sendiri adalah banten yang di sembahkan kepada semua
dewa kecuali dewa yang karna tidak boleh menggunakan daging .

jadi untuk kasiwan biasanya digunakan pada acara odalan besar dan di taruh di pelinggih
pelinggih.dan isi dari banten kasiwan terdiri dadi sate lilit , sate kepel lawar.dan lawarnya ada 3
macam yang pertama lawar merah lawar merah ini di campur dengan darah babi yang kedua
lawar putih yang hanya di campur dengan kelapa dan yang terakhir lawar putih yang berisi
kancang panjang ketika semuanya sudah lengkap kita hanya menambahkan canang sari di atas
lawar dan sudah berisi talenan di bawahnya sumber ini kami dapatkan dari jro mangku dalem

Dalam tradisi Bali membuat lawar biasa dilakukan ketika upacara cara panca Yadnya yang yang
digunakan sebagai persembahan ataupun dimakan untuk persembahan peletakan lawar tak bisa
sembarangan lawar harus diletakkan sesuai arah mata angin

*lawar putih diadakan di arah timur untuk dewa Iswara

* lawar merah diletakkan di arah selatan untuk dewa Brahma

* lawar kuning (curuk)diletakkan di arah barat untuk dewa mahadewa


-makna dari lawar putih untuk melambangkan kesucian lawar yang terbuat hanya dari campuran
kelapa dan bumbu

-makna dari lawar merah untuk melambangkan keberanian lawar merah terbuat dari campuran
kelapa dengan darah babi yang setengah matang

-makna dari lawar kuning ( Curuk ) terbuat dari campuran kelapa dengan kacang panjang

Definis sate
Sate adalah makanan umum yang ada di bali sate , sate tidak lepas dari adanya lawar karna pada
umumnya dibali setiap ada lawar pasti ada sate nya , hal itu
bisa di jumpai pada upacara yadnya , karna selain di konsumsi
juga digunkan untuk persembahan upacara dewa yadnya

*Berikut sembilan macam sate tersebut.

*1. Sate Asem, terbuat dari lemak, usus halus atau jeroan
lainnya. Ia merupakan simbol Cakra, senjata Dewa Wisnu.

*2. Sate Suduk Ro, terbuat dari daging. Ia melambangkan


Angkus, senjata Sang Hyang Sankara.

*3. Sate Jepit atau sate lembat merupakan simbol Bajra,


senjata Dewa Iswara.

*4. Sate Jepit Balung melambangkan Naga Pasa, sebagai


senjata Sang Hyang Mahadewa.

*5. Sate Kuung dibuat dari lemak yang menempel pada kulit atau daging. Sate ini juga disebut sate
cempaka karena bentuknya menyerupai bunga cempaka. Sate ini simbol Padma, senjata Sang
Hyang Siwa.

*6. Sate Srapah terbuat dari lambung babi atau jeroan lainnya. Sate ini melambangkan Dupa,
senjata Sang Hyang Mahesora.

*7. Sate Sepit Gunting terbuat dari lemak yang menempel pada kulit babi dan hati. Setelah direbus
matang kemudian digoreng hingga kering. Sate ini merupakan simbol Trisula, senjata Dewa
Sambu.

*8. Bahan sate letlet adalah daging yang digiling lumat, dicampur dengan santan kental dan diisi
bumbu. Sate ini melambangkan Moksala, senjata Dewa Rudra.

*9. Sate lembat dibuat dari serat daging paha, ditumbuk atau digilas halus, dicampur bumbu ulig
(bumbu yang digilas), diisi kelapa yang telah diparut. Sate ini simbol Gada, senjata Dewa Brahma.

Anda mungkin juga menyukai