SOSIS TEMPE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
terdapat banyak tumbuhan yang berpotensi sebagai obat dan telah digunakan
yang sangat dikenal luas karena keindahannya serta memiliki aroma yang khas.
Bunga melati tumbuh dengan cepat di tempat teduh, dan tumbuh lebih
baik di daerah cerah dan berangin. Selama ini, orang mengenal bunga melati
hanya sebatas tanaman hias, kosmetika, dan bahan campuran pembuat parfum
atau teh. Lebih dari itu, bunga melati sebenarnya menyimpan banyak manfaat
sebagai obat. Melati adalah salah satu obat herbal yang paling dikenal di wilayah
Mediterania dan telah banyak dimanfaatkan sebagai obat selama berabad-abad. Tanaman melati
terdapat hampir disetiap daerah di Indonesia, terutama di Pulau
Jawa, misalnya di daerah Pasuruan, Pamekasan, Banyumas, Purbalingga, Pemalang dan Tegal. Zheng,
et al., (2004) mengatakan bahwa pemanfaatan bunga melati
aktif yang dimilikinya. Penapisan senyawa aktif pada bunga melati putih
senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin pada Jasminum
sambac Ait juga dapat berfungsi sebagai antiseptik dan antioksidan sehingga
dilakukan, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian ekstraksi senyawa aktif
abnormal dapat bersifat patogen bagi manusia seperti penyakit diare oleh
Escherichia coli dan infeksi kulit, bisul dan koreng oleh Staphylococcus aureus
(Feriyanto, 2009) serta Bacillus cereus yang dapat mengakibatkan diare kronis
yang sangat berbahaya bagi manusia. Disamping itu, penelitian ini juga melihat
secara langsung pengaplikasian ekstrak alami dari bunga melati ke dalam produk
PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA
tegak yang hidup menahun. Di Italia melati casablanca (Jasmine officinalle), yang
disebut Spansish Jasmine ditanam tahun 1692 untuk di jadikan parfum. Tahun
diperkenalkan oleh Duke Casimo de’ Meici. Dalam tahun 1919 ditemukan melati
pada tahun 1923. Di Indonesia nama bunga melati dikenal oleh masyarakat di
Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau
Meulu Cina (Aceh), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru
(Menado), Mundu (Bima dan Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete
(Madura). Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Jenis, Varietas dan Ciri-ciri penting (karakteristik) tanaman melati adalah sebagai
berikut (Rukmana,1997):
meter.
Indonesia dan mulai digemari pula oleh berbagai kelompok masyarakat barat.
Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan, akan tetapi yang biasanya dikenal oleh
masyarakat pada umumnya adalah tempe yang terbuat dari kacang kedelai. Di
Tempe dibuat dengan kedelai kupas yang bersih tanpa dicampur bahan
lain, tetapi banyak juga produsen yang mencampurkan bahan lain seperti kulit
kedelai, parutan buah papaya muda, onggok (ampas tapioka), dan ampas kelapa.
Tempe dibuat dari kedelai melalui tiga tahap, yaitu : a) Hidrasi dan pengasaman
biji kedelai dengan direndam beberapa lama (untuk daerah tropis kira-kira
biji kedelai, yaitu dengan perebusan atau pengukusan, dan c) Fermentasi oleh
jamur tempe yang diinokulasikan segera setelah sterilisasi, jamur tempe yang
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa protein, asam lemak PUFA
(poly unsaturated fatty acid), serat, niasin, dan kalsium di dalam tempe dapat
penyakit jantung, hipertensi, dan stroke dapat dicegah. Senyawa dalam tempe juga
dengan terhambatnya aktivitas enzim ini, tahap awal pembentukan kolesterol dapat dicegah.
Senyawa yang terdapat dalam tempe, yang diduga memiliki
Sosis
dalam pembuatan sosis dan kondisi daging yang pre-rigor (Suparno, 1998).
Menurut Forrest et al (1975) Adonan sosis merupakan emulsi minyak dalam air
(oil in water) yang terbentuk dalam suatu fase koloid dengan protein daging yang
bertindak sebagai emulsifier sehingga protein air dalam adonan sosis akan
membuat matriks yang menyelubungi butiran lemak dan membentuk emulsi yang
dengan penggunaan minyak atau lemak adalah jumlah yang ditambahkan, jenis
minyak atau lemak yang ditambahkan dan titik cair dari lemak atau minyak
tersebut.
Sosis merupakan produk olahan yang dibuat dari bahan dasar berupa
daging (sapi atau ayam) yang digiling. Pada prinsipnya semua jenis daging dapat
dibuat sosis bila dicampur dengan sejumlah lemak. Daging merupakan sumber
protein yang bertindak sebagai pengemulsi dalam sosis. Protein yang utama
berperan sebagai pengemulsi adalah myosin yang larut dalam larutan garam
(Brandly et al.,1966).
kurang nilai ekonomisnya atau bermutu rendah seperti daging sketal, daging leher, daging rusuk,
daging dada serta daging-daging sisa/tetelan (Soeparno, 1994).
Proses perebusan yang dilakukan pada pembuatan sosis ini dilakukan sebagai
langkah terakhir untuk mendapatkan produk sosis. Pemasakan sosis ini menurut
Kekenyalan dari sosis dipengaruhi oleh oleh kadar air sosis, bahan
pengikat sosis yaitu susu skim bubuk dan bahan pembentuk yaitu susu skim
bubuk dan tepung tapioka. Kadar air sosis menurut SNI 01-3020-1995 adalah
maksimal 67.0% bobot basah. Kadar air yang dihasilkan berasal dari air yang
yang tinggi.
asam lemak jenuh lebih mudah diemulsi daripada asam lemak tak jenuh. Menurut
Sulzbacher (1973), penggunaan lemak cair (minyak) pada produk daging olahan
dapat menghasilkan emulsi daging yang lebih stabil daripada minyak padat. Sosis
masak harus mengandung lemak maksimum 30%. Nitrit pada sosis berfungsi
sebagai pengawet dan pencerah warna merah. Namun penggunaan nitrit pada
Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara untuk menarik satu atau lebih zat dari bahan
asal dengan menggunakan pelarut (Syamsuni, 2006). Zat aktif yang terdapat
alkaloid, flavonoid dan lain - lain (Depkes, 2000). Tujuan utama ekstraksi ini
adalah untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat - zat yang
Maserasi
adalah hasil penarikan simplisia dengan cara maserasi, sedangkan maserasi adalah
penyari dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar,
Perkolasi
penarikan memakai alat yang disebut perkolator dimana simplisia terendam dalam
cairan penyari, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara
perkolasi ini adalah proses penarikan zat berkhasiat dari tumbuhan lebih
Refluks
selama waktu tertentu dan pelarut akan terdestilasi menuju pendingin dan akan
Sokletasi
pelarut akan terdestilasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi
dan merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet setelah pelarut
mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu destilasi, demikian berulangulang (Depkes, 2000).
Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur pemanasan air ,
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih) pada suhu 90°C selama 15
Antibakteri
bakteri. Menurut Pelczar and Chan (1988), antimikroba merupakan bahan atau
maka bahan antimikrobial dapat bersifat bakterisida (suatu bahan yang dapat
Bakteri
Bakteri merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obatobatan antibiotik. Bakteri
merupakan organisme yang sangat kecil (berukuran
mikroskopis). Bakteri rata-rata berukuran lebar 0,5-1 mikron dan panjang hingga
10 mikron (1 mikron - 10-3 mm). Untuk melihat bakteri dengan jelas, tubuhnya
perlu diisi dengan zat warna, pewarna ini disebut pengecatan bakteri (Irianto,
2006), ada kalanya suatu bakteri perlu diwarnai dua kali. Setelah zat warna yang
ditumpangi dengan zat warna berlainan, yaitu dengan zat warna merah. Zat warna
tambahan terhapus, sehingga yang nampak adalah zat asli (ungu). Dalam hal ini
bakteri disebut Gram positif. Jika zat warna tambahan merah yang bertahan
sehingga zat warna asli tidak tampak, dalam hal ini bakteri disebut Gram negatif.
Escherichia coli
hewan. Escherichia coli dipakai sebagai organisme indikator, karena jika terdapat
dalam jumlah yang banyak menunjukkan bahwa pangan atau air telah mengalami
pencemaran (Gaman, 1992). Bakteri ini tumbuh pada suhu 10-40oC, dengan suhu
0,96. Pertumbuhan optimum terjadi pada pH 7,0-7,5 dengan kisaran antara 4,0
dan 9,0. Bakteri ini relatif sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada
suhu pasteurisasi makanan atau selama pemasakan makanan (Fardiaz dan Jenie,
1989). Jenis Escherichia hanya mempunyai satu spesies yaitu Escherichia coli,
dan disebut koliform fecal karena ditemukan didalam saluran usus hewan dan
manusia, sehingga sering terdapat dalam feses. Escherichia. coli merupakan flora
menyebabkan diare di seluruh dunia bila jumlahnya melebihi normal atau terlalu
banyak di dalam saluran pencernaan (Brooks et al., 2001). Bentuk sel vegetatif
Staphylococcus aureus
ini dapat tumbuh pada pH 4,0 sampai 9,8 dengan pH optimum sekitar 7,0-7,5
(Fardiaz dan Jenie, 1989). Bentuk sel dari bakteri Staphylococcus aureus dapat