Disusun Oleh:
Kelompok III
Juhairiyah 2120930320003
Nadila 2120930320005
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang
tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan
dalam suatu organisasi. Menurut Nur’Aini (2016:38) tujuan pembuatan standar
operasional prosedur yaitu konsisten, kejelasan tugas, kejelasan alur, melindungi
organisasi, meminimalisasi kesalahan, efesiensi, penyelesaian masalah, dan batasan
pertahanan.
Pembuatan SOP terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut mulai dari
tahap persiapa, tahap penilaian kebutuhan, tahap pengembangan, tahap intergrasi
dalam manajemen, tahap monitoring dan evaluasi. Dalam makalah ini akan di bahas
tentang SOP Syok Anafilaktik.
Anafilaktik merupakan salah satu penyakit alergi dengan gejala yang timbul
segera setelah terpajan allergen serta dapat mengancam nyawa. Syok anafilaktik
ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah dan kolaps sirkulasi, merupakan
kondisi gawat darurat yang seyogyanya mendapatkan penanganan yang tepat dan
cepat (Karnen, 2006 dalam Pemayun & Suryana, 2019).
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyusun SOP Syok Anafilatik pada
pelayanan rawat jalan di Puskesmas sesuai dengan standar tahap penyusunan SOP.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penilaian Kebutuhan
Tahap penilaian kebutuhan dimulai dari :
a. Menyusun rencana tindak penilaian kebutuhan
Yaitu melakukan diskusi dan rapat apa saja bahan dan alat yang diperlukan
saat pembuatan SOP.
b. Melakukan penilaian kebutuhan
Sesuai dengan tindakan penatalaksanaan.
c. Membuat sebuah daftar mengenai SOP yang akan dikembangkan
Dalam sebuah pelayanan ada beberapa daftar tentang SOP yang harus di
susun dan dipahami serta dikembangkan. Salah satunya pemilihan SOP
tentang syok anafilaktik.
d. Membuat dokumen penilaian kebutuhan SOP
Dokumen penilaian ini dibuat untuk menilai kualitas mutu dari SOP masing-
masing unit.
3. Pengembangan
Tahap pengembangan SOP dimulai dari :
a. Pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif
b. Analisis dan pemilihan alternatif penulisan SOP
c. Pengujian dan review
d. Pengesahan SOP
Pengesahan SOP dilakukan apabila sudah ada dasar yang kuat seperti
Permenkes, jurnal dan buku penunjang pendidikan dan SDM yang memadai
yang sudah dilatih melakukan penanganan.
SOP dinyatakan sah apabila sdh tertuang dalam SK pimpinan puskesmas
yaitu SK pelayanan yang merupakan SK payung untuk Tindakan medis dan
sudah masuk dalam lembaran SOP akreditasi. (contoh SK pelayanan dan
SOP penanganan syok anafilaktik dilampirkan)
4. Integrasi dalam Manajemen
Adapun Integrasi dalam managemen penyusunan SOP adalah keputusan
SOP ini dibuat untuk semua tindakan pelayanan. contoh pada pembuatan SOP
syok anafilaktik ini dapat digunakan untuk di rawat jalan dan di rawat inap.
3.1 Kesimpulan
Pemayun, T. P. D., & Suryana, K. (2019). Penderita syok anafilaktik dengan manifestasi
takikardi supraventrikular. Penyakit Dalam Udayana, 3(2), 41–45.
https://jpdunud.org/index.php/JPD/article/view/71
Rachmi, A., Susanto, T. D., & Herdiyanti, A. (2014). Pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP) Service Desk Berdasarkan Kerangka Kerja ITIL V3 dengan
Menggunakan Metode Analisis Gap Layanan (Studi Kasus : PT XZY Tangerang). Jurnal
Teknik Pomits, 3(2), 175–180.
Rengganis, I., & Sundaru H. (2009). Renjatan Anafilaktik. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Interna Publishing. Jakarta.
Lampiran 1. Keputusan SK
NOMOR : …………………………..
TENTANG
KEPALA PUSKESMAS
KEDUA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila ternyata
terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan perbaikan
seperlunya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS ,
.................................
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS
NOMOR :
TENTANG PELAKSANAAN
JENIS PELAYANAN DI POLI
GIGI DAN MULUT
5. Karies Enamel
6. Karies Dentin
7. Pulpitis
8. Tambalan Sementara
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
KEPALA UPTD
PUSKESMAS ,
Lampiran 2. SOP Penanganan Syok Anafilaktik
No.Dok :
No. Rev :
SOP Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
Pimpinan Puskesmas
Puskesmas NIP
1. 1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang berlebihan
terhadap masuknya protein/ zat asing ke dalam tubuh.
1. 2. Tujuan Pemberian suntikan secepatnya ini ditujukan untuk menstabilkan kondisi
pasien, meredakan gejala, mencegah berulangnya syok anafilaktik dan
mencegah komplikasi
2. 3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : …./SK-
UKP/…./…../….. tentang Jenis Pelayanan
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor
…………/……/…………/….. tentang Pelayanan Klinis
3. 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Edisi I 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta : 2013.
4. 5. Alat Dan Syok anafilaktik set
5. Bahan
1. Epinephrine Vial
2. Dexamethason Vial
3. Difenhidramin Vial
4. NaCl 0.9 Infusion
5. Syringe 3cc/ml
6. Syringe 1cc/ml
7. Infus Set
6. Prosedur 1. Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala
(trendelenburg) dan cek tanda vital pasien.
3. Berikan Oksigen 3-5 L/menit.
4. Pasang infus dengan cairan plasma expander (Dextran). Jika cairan
tersebut tidak tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl fisiologis dapat
diberikan sebagai cairan pengganti sampai tekanan darah kembali
optimal dan stabil.
5. Adrenalin : 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000 IM, dapat diulangi 5-10
menit.
Jika tidak respon, diberikan Adrenalin 0,1-0,2 ml dilarutkan dalam 10
ml larutan NaCl fisiologis diberikan secara IV perlahan-lahan.
6. Aminofilin : 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit IV,
dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap perlu,
diberikan apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian
adrenalin
7. Antihistamin : Difenhidramin HCl 5-20 mg IV
8. Kortikosteroid : Deksametason 5-10 mg IV, Hidrokortison 100-
250mg IV.
9. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti jantung
(cardiac arrest).
10. Jika syok sudah teratasi, penderita diawasi / diobservasi selama
kurang lebih 4 jam
11. Pengecekan tanda vital secara berkala
12. Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
13. Setiap tindakan dicatat dalam rekam medis pasien
7. Diagram Alir -
8. Unit Terkait Poli Gigi, Poli Umum, IGD, Rawat Inap
Lampiran 3. Form Monitoring SOP
Form Monitoring
Tanggal :
Kesesuaian
Bagian / Penanggung Jawab Petugas
No Bahasan Monitoring Sesuai Tidak Sesuai
Unit Bagian / Unit Monitoring
(v) (x)
Disetujui oleh,
………………