Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang

Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia (PP
18, 1999). Limbah merupakan hasil samping dari suatu proses produksi dan
menandakan bahwa suatu proses telah berhenti. Limbah akan memberikan
dampak negatif apabila tidak dilakukan pengolahan dengan baik.
Menurut Darhuji, 2017 dan Novi Marliani, 2014, berdasarkan asalnya limbah
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Limbah Organik
Limbah ini terdiri dari bahan-bahan yang bersifat organik (biodegradable),
sehingga mudah untuk diuraikan dengan proses alami. Sebagian besar
limbah organik berasal dari limbah domestik (rumah tangga), seperti sisa
makanan, kulit buah, sayuran dan daun.
2. Limbah Anorganik
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat terurai
dan yang tidak dapat diperbarui, seperti mineral dan minyak bumi.
Beberapa limbah anorganik pada umumnya tidak dapat diuraikan secara
alami, sementara yang lainnya dapat terurai dalam waktu yang sangat
lama. Contoh limbah anorganik berupa botol palstik, kaleng, tas plastik
(kresek), alumunium dan kaca.

Limbah atau sampah masih menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga
saat ini, baik di dunia maupun di Indonesia. Bertambahnya jumlah penduduk
menjadi salah satu penyebab utama semakain banyak jumlah limbah yang
dihasilkan. Selain itu, rendahnya tingkat kesadaran melakukan pengelolaan
limbah juga masih menjadi tantangan tersendiri bagi setiap individu maupun
kelompok. Tingkat pendidikan dan status sosial setiap individu maupun kelompok
tidak dapat dijadikan patokan dalam perilaku membuang sampah, umumnya
mereka mementingkan lingkungan mikro (rumah tempat tinggal) yang bebas
sampah sampah dan terlihat bersih (Yoso, 2022).
Pada kota-kota besar di Indonesia limbah masih menjadi sebuah masalah,
khususnya limbah anorganik. Memiliki sifat yang sulit untuk terurai (non-
degradable) bahkan sama sekali tidak bisa terurai menjadikan limbah anorganik
masalah tersendiri agar tidak mencemari lingkungan, misalnya limbah kaca.
Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada tahun
2021 komposisi sampah berdasarkan jenis sampah limbah kaca menyumbang
6,4% dari total timbulan sampah 24.885.260,55 ton/tahun. Limbah kaca dapat
timbul dari pecahan kaca botol bekas, pecahan kaca mobil, pecahan kaca pintu,
pecahan kaca jendela dan sisa kaca tidak terpakai. Limbah kaca membutuhkan
waktu hingga 1.000.000 tahun untuk terurai (Nukke,XX). Solusi untuk
menyelesaikan permasalahan tentang limbah kaca adalah dengan memanfaatkan
kembali (reuse) dan mendaur ulang (recycle) menjadi sesuatu yang memiliki nilai
guna bahkan nilai ekonomis. Salah satu cara untuk memanfaatkan limbah kaca,
khususnya sisa kaca tidak terpakai adalah dengan mendaur ulang menjadi produk
kerajinan tangan.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan akan dibahas
dalam makalah ini adalah bagaimana pengolahan limbah kaca yang dilakukan
dengan cara daur ulang (recycle) menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai
guna dan nilai ekonomis.

Tujuan
1. Mengetahui pengolahan limbah kaca dengan cara daur ulang menjadi
kerajinan tangan yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomis.
2. Mengurangi timbulan limbah kaca pada lingkungan.
BAB II PEMBAHASAN
Pengetian Daur Ulang (recycle)
Daur ulang adalah bentuk pengolahan sampah atau limbah yang menjadikan
bahan bekas atau tidak terpakai menjadi bahan baru dengan tujuan untuk
mengurangi penggunaan bahan baku baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi jejak karbon, mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan
lingkungan lainnya. Selain mendaur ulang, langkah awal yang dapat kita lakukan
adalah mengurangi (reduce) dan menggunakan kembali (reuse).
Tujuan utama dilakukan daur ulang adalah mengurangi pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh sampah atau limbah yang dihasilkan dari proses produksi
maupun barang-barang yang sudah tidak terpakai. Dilakukannya daur ulang selain
dapat mengurangi pencemaran lingkungan dapat juga meningkatkan kreativitas
serta ketrampilan masyarakat dan megurangi eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan.
Langkah-langkah daur ulang sampah sebagai berikut:
1. Pemisahan
Tahap pertama dari proses daur ulang adalah pemisahan. Pemisahan
bertujuan untuk mengetahui barang yang dapat di daur ulang dan barang
yang tidak dapat didaur ulang. Pemisahan juga dapat dilakukan
berdasarkan jenis sampah.
2. Penyimpanan
Setelah sampah dipisahkan selanjutnya dulakukan tahap penyimpanan.
Penyimpanan dapat dilakukan pada kotak penyimpanan. Setiap kotak
penyimpanan berisi satu jenis sampah, tidka boleh dicampur karena setiap
jenis sampah memiliki proses daur ulang yag berbeda-beda.
3. Pengiriman atau Penjualan
Sampah selanjutnya dapat dikirim langsung ke tempat daur ulang yang
saat ini telah tersedia di berbagai supermarket atau toko yang telah
bekerjasama dengan pihak ketiga. Dapat juga diebrikan kepada pengepul
barang bekas secara langsung. Nantinya sampah tersebut akan dikirim ke
tempat daur ulang.
Kaca
Kaca merupakan material yang sering kita jumpai dikehidupan sehari-hari.
Berdasarkan segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut
demikian karena pada struktur partikel=partikel penyusunnya yang saling
berjauhan seperti dalam zat cair, namun kaca sendiri berwujud padat. Hal tersebut
terjadi akibat dari proses cooling yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel
silika tidak sempat tersusun secara teratur. Berdasarkan segi kimia, kaca
merupakan gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap,
yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah,
pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Jenis Kaca
Penggunaan kaca pada kehidupan sehari-hari dipilih berdasarkan fungsi dari jenis
kaca yang berbeda. Berikut jenis kaca yang dapat ditemukan disekitar kita:
 Kaca bening (float glass)
Kaca bening merupakan kaca yang paling populer dipakai pada bangunan.
Kaca bening seringkali digunakan sebagai jenis kaca untuk jendela.
Memiliki sifat transparan, permukaan rata, bersih dan bebas distorsi
menjadikan kaca bening nyaman digunakan pada kehidupan mnausia
sehari-hari.
 Kaca cermin (mirror glass)
Kaca cermin atau yang disebut juga kaca reflektif atau one way glass
karena hanya terlihat transparan dari satu sisi saja, sedangkan sisi lainnya
terlihat seperti cermin biasa. Kaca cermin dibuat dengan memberikan
lapisan pemantul berupa lapisan tipis oksida logam.
 Kaca es (frosted glass)
Kaca memiliki sisi yang bertekstur dan permukaannya buram, sehingga
tidak transparan. Sisi yang memiliki tekstur biasanya terletak pada bagian
yang menghadap ke luar, sementara sisi yang permukaannya rata
menghadap bagian dalam.
 Kaca warna (tinted glass)
Kaca warna atau yang sering disebut sebagai kaca rayban dibuat dari kaca
bening yang ditambahkan warnannya menggunakan campuran senyawa
logam. Kaca warna memiliki tingkat kegelapan yang dapat disesuaikan
dengan keinginan pemilik. Memiliki kelebihan yaitu mampu menahan
panas cukup baik, sehingga menjadikan ruangan lebih dingin.
 Kaca tempered
Kaca tempered merupakan salah satu kaca yang dianggap kuat terhadap
benturan. Jenis kaca ini terbuat dari lembaran kaca polos panas yang
didinginkan secara mendadak. Meskipun lebih kuat bukan berarti kaca
tersebut tidak dapat pecah, kaca tempered saat pecah akan berbentuk
serpihan-serpihan kecil yang tumpul.
 Kaca patri (stained glass)
Kaca patri adalah jenis kaca hias yang disusun dari potongan kaca warna-
warni sehingga membentuk motif atau pola tertentu. Pada masing-masing
potongan kaca dibingkai dengan rangka berbahan logam. Setelah tersusun
rapi dan sempurna, kemudian rangka logam tersebut akan dipatri sehingga
tidak dapat bergerak.

Limbah Kaca
Kaca merupakan material yang memiliki banyak manfaat pada kehidupan
manusia. Akan tetapi juga dapat mengakibatkan masalah apabila sisa kaca yang
tidak digunakan tidak dilakukan penanganan atau pengolahan secara baik. Sisa
kaca yang tidak dapat digunakan disebut sebagai limbah kaca.
Limbah kaca merupakan limbah padat anorganik yang sering dijumpai pada
lingkungan rumah tangga. Limbah kaca berasal dari botol kaca bekas (botol
minuman, botol saus, botol obat, dll), pecahan kaca (spion mobil, kaca mobil,
kaca jendela) dan toko bahan kaca.
Toko bahan kaca memiliki hasil samping atau limbah berupa sisa hasil
pemotongan kaca, limbah tersebut biasanya dibuang ke tempat pembuangan
sampah sembarang. Hal tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi
lingkungan karena limbah kaca tidak dapat diurai secara biologis oleh
mikroorganisme tanah dan apabila limbah tersebut terkena manusia dapat melukai
hingga infeksi. Hanya sebagian kecil limbah kaca yang didaur ulang, sedangkan
sisanya dibuang ke lahan terbuka atau sekedar ditimbun didalam tanah.
Limbah kaca umumnya didaur ulang menjadi cullet. Cullet adalah pecahan kaca
(beling) baik yang berasal dari proses maupun dari eksternal, yang digunakan
sebagai bahan baku penolong (Permenperin 48 2020). Cullet digunakan sebagai
bahan baku pembuatan kaca, sehingga mampu mengurangi penggunaan bahan
baku dari alam secara langsung dan mengurangi biaya produksi pembuatan kaca.
Akan tetapi bagi pengusaha kecil pengolahan limbah kaca menjadi cullet tentunya
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga diperlukan langkah untuk
mendaur ulang limbah kaca dengan cara yang mudah dan ekonomis, salah satunya
adalah kerajinan kaca menjadi produk gravir.

Daur Ulang Limbah Kaca


Gravir merupakan kegiatan menatah permukaan suatu benda yang rata
berdasarakan rancangan tertentu, sehingga menghasilkan suatu pola tertentu.
Gravir dapat dilakukan di atas media kayu, logam, kaca, kulit, akrilik dan lain-
lain. Gravir dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Gravir solder
Gravir solder atau disebut juga sebagai gravir manual, karena mesin solder
tidak dapat bergeraks sendiri, harus digerakkan oleh manusia. Teknik
manual cocok digunakan apabila baru belajar mengenai seni gravir
maupun membuat prakarya pribadi.Dengan teknik manual dibutuhkan
kesabaran dalam pembuatnnya, dikarenakan prosesnya seperti mengambar
manual menggunakan pensil maupun pena, hanya alatnya saja yang
berbeda.
2. Gravir Laser
Grafir laser yang menggunakan laser ini dikenal dengan laser
engraving yang memiliki prinsip dasar berbeda dengan laser cutting. Jika
teknik laser cutting memotong material yang dicetak, laser engraving
hanya menyinari ditambah tekanan tertentu sehingga tidak sampai putus.
Teknik laser ini hanya menyisakan sisa hasil pembakaran yang
membentuk sebuah pola desain sesuai keinginan. Laser gravir dalam
memproses bentuk atau gambar terdapat dua tipe file grafik yang dapat
digunakan, yaitu raster dan vektor.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut,

Alat
 Mini grinder
 Mata gravir
 Meja kerja
 Pisau potong kaca
 Spon
 Penggaris

Bahan
 Limbah kaca (float glass)
 Contoh gambar
 Stand kayu + lampu LED

Prosedur Kerja
1. Persiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ambil dan bersihkan permukaan kaca yang nantinya akan dipakai.
3. Pasang mata gravir pada mini grinder, apabila sudah siap kemudian
sambungkan dengan listrik.
4. Ukir kaca sesuai dengan gambar yang kita inginkan.
5. Sesekali seka sisa potongan sisa ukir dengan spon.
6. Lakukan berulang hingga ukiran pada kaca selesai.

Hasil Daur Ulang Limbah Kaca

Anda mungkin juga menyukai