Anda di halaman 1dari 5

Komunikasi Lintas Budaya

Tugas Pertemuan 7

Dosen Pembimbing :
Tia Mutia Umar, S.Sos, M.Si.

Disusun Oleh :
Aldi Nurfalah 10080020336

Program Studi Ilmu Komunikasi


Universitas Islam Bandung
2020
A. Unsur Budaya Secara Umum
Makna tentang budaya dan kebudayaan tidak pernah lepas dari unsur-unsur kebudayaan secara
universal. Guru besar antropologi Universitas Indonesia Koentjaraningrat membagi unsur
kebudayaan universal ini menjadi tujuh bagian. Yakni:

1. Bahasa
Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus menjadi alat perantara
yang utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Ada dua bentuk
bahasa yaitu lisan dan tulisan.

2. Sistem pengetahuan
Unsur ini berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan
yang dipakainya. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan
fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, tubuh manusia.

3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial


Dimaknai sebagai sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya.
Organisasi sosial meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem
kesatuan hidup, perkumpulan.

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi


Teknologi di sini dimaknai sebagai jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota
suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan
pengumpulan bahan-bahan mentah, pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja,
penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda
material. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi, alat-alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan
perumahan serta alat-alat transportasi.

5. Sistem mata pencaharian hidup


Ini merupakan segala usaha manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Sistem ekonomi ini meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan,
perikanan, dan perdagangan.

6. Sistem religi
Perpaduan antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal suci dan
tidak terjangkau oleh akal. Sistem ini meliputi, sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan
hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.

7. Kesenian
Kesenian dapat dimaknai sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Bentuk keindahan
yang beraneka ragam itu timbul dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin
bagi manusia. Pemetaan bentuk kesenian dapat terbagi menjadi tiga garis besar, yaitu; seni rupa,
seni suara dan seni tari.

B. Unsur Budaya Yang Dapat Memengaruhi Persepsi Manusia


Larry A. Samovar dan Richard E. Porter dalam Communication between Cultures (dalam
Mulyana, 2010) mengemukakan ada enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi
persepsi ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni :
1. Kepercayaan (beliefs), Nilai (values), dan Sikap (attitude)
2. Pandangan dunia (worldwide)
3. Organisasi sosial (social organization)
4. Tabiat manusia (human nature)
5. Orientasi kegiatan (activity orientation)
6. Persepsi tentang diri dan orang lain (perception of self and others).

C. Perbandingan Berbagai Stereotip Tentang Budaya


Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di
mana orang tersebut dapat dikategorikan.
Stereotipe merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk
menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara
cepat.
Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif, dan kadang-kadang dijadikan
alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif.
Sebagian orang menganggap segala bentuk stereotipe negatif. Stereotipe jarang sekali akurat,
biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang.
Berikut adalah beberapa stereotipe mengenai etnis-etnis di Indonesia, baik dari ingroup maupun
outgroup.
1. Batak
 Orang Batak dikatakan suka berbicara dengan suara yang keras agar diperhatikan orang
lain (bahkan ada yang mengidentikkan suka berbicara ini dengan suka membual).
 Orang Batak itu pemberani dan agresif, mereka berani dalam mengemukakan pendapat
sendiri walaupun mereka berada di dalam kedudukan minoritas, orang batak tidak  akan
terkalahkan oleh kaum yang mayoritas.
 Orang Batak itu kasar, ini tampak dari kebiasaan mereka yang suka berbicara keras-keras
dan suka berkelahi di depan orang lain dan pernyataan ini di dukung dengan perawakan
mereka misalnya bentuk dan ekspresi muka.
2. Jawa
 Orang Jawa juga mengaku sebagai etnik yang paling toleran dan paling mudah
beradaptasi. Dalam soal hubungan antaretnik, orang Jawa merasa tidak punya masalah
dengan kelompok etnik mana saja.
 Stereotipe orang Jawa adalah lamban dan masa bodoh.
 Orang Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi mereka
juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang.
 Watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan menghindari konflik,
karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi
perbedaan pendapat.
3. Minang
 Bicara tentang Minang berarti bicara tentang Islam. Sebab orang Minang itu bisa
dikatakan semuanya memeluk Islam. Orang  Minang yang tidak Islam itu secara etnis
tetap Minang, tapi dia “dilempar” dari sukunya. Ada dua tali di Minangkabau, yaitu tali
darah dan tali adat. Tali darahnya Islam, dan tali adatnya budaya Minang.
 Etnis Minang disebut memiliki fanatisme kesukuan karena mereka suka membantu orang
sekampung,
 Etnis Minang itu rela tidur di emper-emper dan berdagang sampai berpeluh-peluh
asalkan bisa mengirimkan penghasilannya ke kampung halaman.
 Sikap dagangnya kuat, tidak ada tawar menawar bagi mereka.
 Orang Minang itu culas dan licik, seperti ada pernyataan yang mengatakan “tahimpik di
ateh, takuruang di lua” ( terhimpit di atas, terkurung di luar).
4. Tiong Hoa
 Orang Tiong Hoa rajin, ulet dan serius.
 Ada yang mengatakan etnis tiong hoa itu bersifat industrial dan ada juga yang melabel
etnis ini sebagai etnis yang commercial.
 Orang Tiong Hoa tidak nasionalis, mereka seringkali memakai bahasa daerah dalam
kehidupan sehari-hari bahkan di tempat umum sekalipun.
 Orang Tiong Hoa selalu ingin duluan, misalnya mereka tidak mau antri, maunya
nyerobot,tidak mau ikut aturan main.
 Etnik yang paling aman dari persoalan disintegritas bangsa, sebab etnik ini telah
menyebar ke seluruh Indonesia.
 Orang Tiong Hoa yang menganggap rendah masyarakat pribumi
5. Aceh
 Etnis Aceh terkenal sebagai bangsa yang gagah berani. Keterlibatan orang Aceh dalam
perang di masa lalu tidak hanya  untuk kalangan laki-laki dan orang dewasa saja, tetapi
juga terlibat kaum perempuan, yang banyak yang menjadi panglima perang di Aceh pada
saat itu.
 Salah satu kelebihan lainnya yang dimiliki oleh orang Aceh adalah kerja keras dan
pantang menyerah.
 Etnis aceh memiliki rasa kesukuan yang sangat menonjol (sukuisme/provinsialisme),
membanggakan sesama etnisnya, dan saling menjunjung tinggi adat dan agama.
Contohnya saja masih berlakunya syari’ah islam.
 Orang aceh berwatak keras, ingin menang sendiri, dan egois.
 Etnis aceh berdarah panas atau suka marah-marah dan mau menang sendiri

Anda mungkin juga menyukai