Hakim ketua : Apakah dalam hal ini saudara didampingi oleh penasehat
hukum?
Hakim ketua : Setelah mendengar gugatan yang telah dibacakan dan atas
keberatan pihak tergugat, maka untuk menunggu pihak
tergugat mepersiapkan jawaban atau esepsinya atas
gugatan tersebut, maka sidang ditunda dan akan
dilanjutkan pada tanggal 14 Oktober 2021, kepada pihak
yang berpekara diharapkan kehadirannya pada sidang
tersebut tanpa harus melalui pemnggilan terlebih dahulu
dan dengan ini dinyatakan bahwa para pihak telah
dipanggil secara patut. Sidang hari ini ditutup (ketuk palu
3x)
I.SIDANG KEDUA
Cirebon, 14 Oktober 2021
Sidang sengketa Tata Usaha Negara
Nomor : 120/2021/PTUN/Cirebon
Antara : Febriyanti Syamsudin Putri sebagai penggugat berhadapan dengan
Walikota Cirebon (Mumarisatul Hak) sebagai tergugat.
Hakim ketua : Hari ini tanggal 14 Oktober 2021 sidang tata usaha negara
nomor: 120/2021/PTUN/Cirebon dibuka dan terbuka untuk
umum (ketuk palu 3x), panitera, apakah penggugat dan
tergugat sudah hadir?
Hakim Anggota 1 : Ada Yang Mulia saudari kuasa hukum penggugat, saudari
tadi mengatakan bahwa tergugat terlebih dahulu
melakukan pemberitahuan secara lisan dan tulisan, tetapi
dalam pelaksanaannya oleh tergugat pada penggugat
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bisa
saudari buktikan bahwa pelaksanaannya kepada penggugat
tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Hakim Anggota 1 : Saudari kuasa hukum tergugat apakah ada yang ingin
saudara kemukakan berkenaan dengan argumen dari pihak
penggugat?
Hakim anggota II : Ada pak Hakim, saudara kuasa hakim tergugat, tolong
saudara tunjukkan surat-surat yang berkenaan dengan
penjelasan saudara tadi?
Hakim ketua : Saudara kuasa hukum tergugat, apakah ada yang ingin
disampaikan?
KH T. : Ada Yang Mulia
Hakim ketua : Baiklah, kepada pihak penggugat dan tergugat, apakah ada
yang ingin ditambahkan lagi?
Hakim ketua : Kepada pihak tergugat dan penggugat ada yang ingin
ditambahkan?
(Rohaniawan menuju kearah saksi yang akan diambil sumpahnya, saksi berdiri)
Hakim anggota 1 : Ikuti kata-kata saya
Saksi Tergugat : Baik Yang mulia
Hakim Anggota 1 Bismillahirrohmanirrohim, demi Allah, saya
bersumpah akan memberikan keterangan yang
sebenar-benarnya, yang tidak lain dan tidak bukan dari
yang sebenarnya.
(Majelis Hakim Berembuk)
Rohaniawan menuju kearah saksi yang akan diambil sumpahnya, saksi berdiri
Hakim anggota 2 : Terima kasih yang mulia. Saudari saksi, apakah benar
anda pernah menandatangani tanda bukti penyerahan
surat tersebut?
Saksi P1 : Pernah yang mulia, setelah surat itu saya terima saya
menandatangain tanda bukti bahwa surat tersebut telah
diterima yang mulia
Penggugat : Benar yang mulia, saat itu saya sedang berada diluar
Kota yang mulia.
Hakim anggota 2 : Jadi anda hanya menerima satu surat saja pada waktu
itu?
Saksi P2 : Tidak yang mulia, karena pada saat itu Ibu Febryanti
Syamsudin Putri yang dalam hal ini sebagai penggugat
juga sedang tidak ditempat, jadi saya letakkan di atas
meja..
Hakim anggota 1 : Jadi, surat kedua anda letakkan diatas meja kerja
penggugat.
Hakim anggota 1 : Saudari penggugat, apa benar apa yang dikatakan saksi
ketiga?
Penggugat : Benara yang mulia, tapi saya tidak tahu kalau itu surat
peringatan, karena saksi tidak memberitahu kepada
saya terkait hal itu.
Penggugat : Tidak Yang Mulia, karena pada saat itu saya sedang
berbicara dengan pelanggan saya.
Hakim anggota 1 : Baik. Dari saya cukup itu dulu yang mulia Hakim
ketua
Hakim ketua : Baik. Apakah ada yang ingin ditambahkan dari pihak
penggugat?
Saksi ahli : Baik yang mulia. Ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan, hal pertama ialah memberi peringatan
tertulis kepada pihak yang memiliki usaha dimana
surat tersebut berasal dari badan atau pejabat eksekutif.
Hal ini sesuai dengan Pasal 143 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Itu yang mulia.
Saksi ahli : Jarak pemberian surat adalah 7 hari dan dihitung sejak
surat itu mulai diberikan.
Saksi Ahli : Seperti yang telah saya jelaskan tadi, bahwa dalam
memberikan surat tersebut harus kepada orang yang
tepat, misalnya saudara atau keluarga. Jika perusahaan
atau usaha bisa diberikan kepada karyawan atau
pekerja. Jadi, masalah sampai atau tidaknya itu bukan
lagi menjadi urusan pihak pemberi surat dan surat
tersebut tetap sah.
IV.Sidang Kelima
Cirebon, 04 Desember 2021
Sidang Sengketa Tata Usaha Negara
Nomor : 120/2021/PTUN/Cirebon
Antara : Febriyanti Syamsudin Putri sebagai penggugat berhadapan dengan
Walikota Cirebon (Mumarisatul Hak) sebagai tergugat.