A. KONSEP DASAR.
Untuk memahami tentang prinsip kerja system water seal drainage, prosedur pemasangan dan pencabutan
sistem water seal drainage, seorang perawat sebelumnya perlu memahami tentang anatomi rongga dada
dan fisiologi ventilasi. Hal ini penting untuk dipahami sehingga perawat dapat memberikan perawatan
yang profesional pada pasien yang terpasang system water seal drainage.
1. Pengertian
Water seal drainagee (WSD) adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan cairan
atau udara melalui selang dada dan mencegah aliran balik.
2. Tujuan
Tujuan dilakukan pemasangan water seal drainage adalah :
a. Memungkinkan cairan ( darah, cairan, pus ) keluar dari ruang pleura
b.Memungkinkan udara keluar dari ruang pleura
c. Mencegah udara masuk kembali (terhisap) ke ruang pleura
d.Mempertahankan agar udara tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif
pada intrapleura.
3. Indikasi
Indikasi dari pemasangan water seal drainage adalah :
a. Pneumothoraks, adanya udara dalam rongga pleura
b.Hemothoraks, adanya darah dalam rongga pleura
c. Effusi pleura, adanya akumulasi cairan dalam rongga pleura
d.Empiema, adanya pus dalam rongga pleura
e. Thoracotomi surgical
4. Prinsip Water Seal Drainage
Prinsip yang digunakan pada water seal drainage adalah :
a. Gravitasi
Udara dan cairan mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
b. Tekanan Negatif
Udara atau cairan dalam rongga dada menghasilkan tekanan positif (763 mmHg atau lebih) dalam
rongga pleura. Udara dan cairan pada water seal pada selang dada menghasilkan tekanan positif
yang kecil (761 mmHg ). Sebab udara dan cairan bergerak dari tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah, maka udara dan cairan akan berpindah dari tekanan positif yang lebih
tinggi pada rongga pleura ke tekanan positif yang lebih rendah yang dihasilkan oleh water seal.
c. Suction
Yaitu suatu kekuatan tarikan yang lebih kecil dari pada tekanan atmosfir (760 mmHg). Suction
dengan kekuatan negatif 20 cmH2O menghasilkan tekanan subatmosfer 746 mmHg sehingga
udara atau cairan berpindah dari tekanan lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
d. Water Seal
Tujuan utama dari water seal adalah membiarkan udara keluar dari rongga pleura dan mencegah
udara dari atmosfer masuk ke rongga pleura. Botol water seal diisi dengan cairan steril yang
didalamnya terdapat selang yang ujungnya terendam 2 cm. Cairan ini memberikan batasan antara
tekanan atmosfer dengan tekanan subatmosfer (normal 754-758 mmHg). Selang yang terendam 2
cm itu menghasilkan tekanan positif sebesar 1,5 mmHg semakin dalam selang water seal terendam
air semakin besar tekanan positif yang dihasilkan. Pada saat expirasi, tekanan pleura lebih positif
sehingga udara dan air dari rongga pleura begerak masuk ke botol. Pada saat inspirasi tekanan
pleura lebih negatif sehingga water seal mencegah udara atmosfer masuk ke rongga pleura.
6. Monitoring dan perawatan pasien yang terpasang sistem water seal drainage
a. Monitor tanda-tanda vital khususnya kecepatan, kedalaman dan pola nafas setiap 2 jam
atau sesuai kebutuhan, kaji kesimetrisan suara nafas.
b. Observasi selang water seal
Selama inspirasi, cairan dalam botol terhisap masuk ke selang water seal beberapa
sentimeter sebab adanya penurunan tekanan intrapleura. Sebaliknya selama ekspirasi peningkatan
tekanan intrapleura memaksa cairan balik ke selang. Fluktuasi atau pergerakkan cairan bolak
balik (undulasi) dalam selang water seal menunjukkan pergerakkan ventilasi seseorang. Oleh
karena itu saat undulasi terjadi, selang drainase dalam keadaan paten, dan sistem drainase
berfungsi semestinya. Undulasi stop saat paru telah mengembang kembali atau jika selang
drainase kinking atau terdapat obstruksi. Jika tidak ada undulasi, cek :
1) Cek untuk meyakinkan bahwa selang tidak terlipat atau tertekan.
2) Ubah posisi pasien
3) Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk perlahan
c. Observasi selang udara ( selang yang pendek)
Yakinkan bahwa selang ini tetap terbuka ke atmosfer untuk memungkinkan udara
intrapleura keluar dari botol. Jika selang udara tersumbat, udara intrapleura yang terperangkap
dalam botol penampung, meningkatkan tekanan dalam botol. Jika tekanan menjadi cukup besar, ia
mencegah drainase udara dan cairan dari rongga pleura, mempercepat terjadinya tension
pneumothorak dan mengakibatkan pergeseran mediastinal.
d. Observasi cairan dalam botol water seal
Gelembung dalam botol water seal disebabkan oleh udara yang keluar dari rongga pleura
masuk ke dalam cairan dalam botol. Gelembung yang intermiten adalah normal. Ini
mengindikasikan bahwa sistem melakukan satu dari tujuannya seperti mengeluarkan udara dari
rongga pleura. Gelembung yang intermiten bisa terjadi saat ekspirasi normal seseorang karena
ekspirasi meningkatkan tekanan intrapleura dan mendorong udara melalui selang.
Gelembung yang terus menerus selama inspirasi dan ekspirasi mengindikasikan bahwa udara
bocor masuk kedalam sistem drainase atau rongga pleura. Situasi ini dapat dikoreksi yaitu dengan
mencari lokasi kebocoran udara dan lakukan perbaikkan jika dapat dilakukan.
Gelembung yang terjadi cepat pada kondisi tidak terdapat kebocoran udara mengindikasikan
kehilangan udara yang bermakna seperti dari insisi atau sobekan pada pleura.
e. Cek patensi selang setiap 2 sampai 4 jam, karena adanya obstruksi pada selang dada
mempengaruhi re ekspansi paru.
f. Monitor jumlah dan tipe dari drainase pada selang dada
Kehilangan volume yang besar dapat menyebabkan hipovolemi. Penurunan atau tidak adanya
drainase dengan kondisi distress respiratory mengindikasikan adanya sumbatan. Penurunan atau
tidak adanya drainase tanpa distress respiratory mengindikasikan paru sudah mengembang
kembali.
g. Beri tanda atau batas drainase pada sisi luar tabung pengumpul setiap jam, sebagai acuan
untuk pengukuran selanjutnya.
Drainase secara bertahap berubah dari warna darah ke warna pink kemudian warna merah
kecoklatan. Aliran yang tiba-tiba dan warna darah yang merah pekat terjadi karena perubahan
posisi yang sering berupa darah yang lama yang dapt keluar ke selang dada. Laporkan bila
drainase lebih dari 200 ml/jam, penurunan atau tidak ada drainase secara tiba-tiba, perubahan
karakteristik dari drainase.
h. Pertahankan posisi selang dada
Tempatkan selang secara harizontal di tempat tidur dan ke arah bawah ke tabung pengumpul.
Akumulasi drainase pada selang yang terjepit menghambat drainase ke sistem pengumpul dan
meningkatkan tekanan paru, berikan area yang cukup untuk pergerakkan pasien.
i. Selalu tempatkan sistem WSD lebih rendah dari dada pada posisi vertikal untuk mencegah
aliran balik cairan ke rongga pleura.
j. Cek level cairan pada water seal atau cairan pada control suction yang bisa berkurang karena
evaporasi, dan isi ulang sesuai batas yang dianjurkan.
k. Kolaborasi dalam pemberian analgetic untuk mengontrol rasa sakit, karena rasa sakit bisa
mempengaruhi keefektifan pernafasan.
l. Kaji daerah tusukan dan kulit sekitar daerah tusukan akan adanya subcutaneous air dan
tanda-tanda infeksi atau inflamasi.
E.