JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta, Penerapan dan Kebijakan Teknologi
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena dengan karunia dan hidayah-Nya, maka
Jurnal JTM, Volume 04, Nomor 2 Tahun 2015 kembali dapat diterbitkan.
Edisi jurnal kali ini menyajikan enam makalah hasil kerja Tugas Akhir mahasiswa Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana. Dalam makalahnya, beberapa mahasiwa
mempresentasikan judul yang erat kaitannya dengan analisa proses, desain dan
perancangan. Beberapa judul yang disajikan antara lain: Analisa kehilangan energy pada fire
tube boiler, Perancangan spiral oil groove tool pada Analisa Efisiensi Prototype Solar Collector
Jenis Parabolic.
Kami mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada seluruh anggota
Dewan Redaksi, Redaktur Pelaksana serta semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
selama proses penyiapan, penyusunan sampai penerbitan. Semoga keberadaan Jurnal
Teknik Mesin ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh civitas akademika secara umum dan
semua kolega di Universitas Mercu Buana secara khususnya.
JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta, Penerapan dan Kebijakan Teknologi
Jurnal ilmiah JTM diterbitkan 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Februari, Juni dan
Oktober. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian, karsa cipta, penerapan dan
kebijakan teknologi yang berkaitan dengan Teknik Mesin.
JTM
JURNAL TEKNIK MESIN
Jurnal Penelitian, Karsa Cipta, Penerapan dan Kebijakan Teknologi
DAFTAR ISI
1 ANALISA KEHILANGAN ENERGI PADA FIRE TUBE BOILER KAPASITAS 10 TON 38-43
Aditio Primayudi Aji Nugroho
2 MODIFIKASI MESIN GREASE FILLING MENJADI BERBASIS PLC FX2N-48MR DI 44-47
PT. X
Dindin Komarudin
3 PERANCANGAN SPIRAL OIL GROOVE TOOL PADA MESIN BUBUT MANUAL 48-51
Ravandi
4 PERANCANGAN TORQUE LIMITER CLUTCH PADA MESIN BODYMAKER 52-55
AUTOMATIC WELDING
Daniel Dwiyanto
5 ANALISA PERHITUNGAN BEBAN COOLING TOWER 56-62
PADA FLUIDA DI MESIN INJEKSI PLASTIK
Raden Suhardi Putra
6 ANALISA EFISIENSI PROTOTYPE SOLAR COLLECTOR JENIS PARABOLIC 63-66
TROUGH DENGAN MENGGUNAKAN COVER GLASS TUBE PADA PIPA
ABSORBER
Hartamas Ridho Prasetyo
Abstrak -- Tujuan dari penulisan ini adalah menghitung kinerja boiler dengan mengetahui kerugian
energi pada saat produksi steam. Analisa teknis pada boiler sangat diperlukan, sebagai upaya
peningkatan efisiensi dan mengetahui banyaknya energi yang terbuang sebagai kerugian. Faktor-
faktor penyebab kehilangan panas/heat loss terbesar pada boiler antara lain : “kehilangan panas
akibat gas buang kering, kandungan steam dalam gas buang, kandungan air dalam bahan bakar,
kandungan air dalam suplai udara dan lain-lain”.Kehilangan panas/heat loss atau juga bisa disebut
kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam
mengidentifikasi efisiensi pada boiler.Untuk itu dilakukan studi analisa dengan perhitungan
kehilangan panas dengan tujuan untuk mengetahui besarnya penurunan performance dan
penyebab dari penurunan performance. Berdasarkan data dan analisa metode direct diketahui
penurunan sebesar 21% pada kondisi normal (operasi) 79% dan dari hasil perhitungan kehilangan
panas indirect sebesar 16.68% efisiensi boiler sebesar 83.32% maka dari itu adanya kehilangan
panas, perlu adanya perbaikan dalam control pengaturan bahan bakar dan udara yang masuk
secara optimum dengan cara menggunakan Oxygen Trim Control yang berfungsi untuk mengukur
konsentrasi oksigen pada cerobong dan secara otomatis mengatur oksigen pada udara yang masuk
burner sehingga dihasilkan pembakaran dengan efisiensi yang optimal.dan dengan menggunakan
economizer pada pemanasan awal suhu air umpan dapat menaikan efisiensi boiler.
2. METODE PENELITIAN
kawat penghubung yang mempunyai tahanan Dimana kehilangan yang terjadi dalam boiler
meskipun kecil (0,008-0,012/meter). adalah kehilangan panas yang di akibatkan oleh:
Gas cerobong yang kering
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Penguapan air yang terbentuk karena H2
dalam bahan bakar
Kinerja pada boiler mempunyai parameter seperti Penguapan kadar air dalam bahan bakar
rasio dan efisiensi yang berkurang terhadap Adanya kadar air dalam udara pembakaran
waktu. Hal tersebut terjadi karena buruknya pada Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
proses pembakaran, dan buruknya kinerja boiler terbang/ fly ash
dipengaruhi oleh buruknya kualitas bahan bakar Bahan bakar yang tidak terbakar dalam abu
dan air. Neraca panas dapat membantu bawah/ bottom ash
mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat Radiasi dan kehilangan lain yang tidak
atau tidak dapat dihindari. terhitung
Penelitian analisa efisiens fire tube boiler
(Boiler Pipa Api) dilakukan pada boiler yang ada Tabel 1. Komposisi Gas Alam
di perusahaan minuman berkarbonasi. Hasil dari Methane CH4 70-90%
analisa di ambil pada kondisi saat ini, dengan
menggunakan metode input/output (direct) dan Ethane C2H6 0-20%
metode kehilangan panas (indirect).
Propane C3H8 0-20%
4.1 Spesifikasi Fire Tube Boiler
Butane C4H8 0-20%
Jenis Boiler : Fire Tube Boiler (pipa api)
Manufaktur : BOSCH type UL-S 10000 Carbon Dioksida CO2 0-8%
Bahan Bakar : Natural Gas
Oksigen O2 0-0,2%
Kapasitas Boiler : 10 ton
Tekanan Maksimal : 30 bar Nitrogen N2 0-5%
Temperatur Maksimal : 235 ̊C
Hydrogen Sulphide H2S 0-5%
4.2 Data Perhitungan Analisa
Rare Gas A,He,Ne,Xe Trace
a. Metode input-output (direct)
Mencari efisiensi boiler dengan menggunakan
metode input-output (direct) dengan data dibawah 4.3 Komposisi Gas Alam
ini:
Jenis Bahan Bakar Gas Alam Komposisi Gas Alam
Jumlah Steam (kering) yang dihasilkan 3
ton/h 100
Tekanan Steam (gauge)/suhu 6,3 bar/120 C 90
Jumlah Pemakaian Gas 170 Nm3/h 80
Suhu air umpan 650 C 70
GCV Gas 12000 Kcal/kg
Persentase
60
Entalpy Steam (hg) 2706,3 kj/kg, (646,8 Terendah
50
Kcal/kg) Tertinggi
40
Entalpy air umpan 272 kj/kg, (65 Kcal/kg) 30
20
Efisiensi Boiler =
( ) 10
x 100 0
( ∶ ) Methane Ethane Propane Butane Carbon Oksigen Nitrogen Hydrogen Rare Gas
Dioksida Sulphide
( , ) Unsur Kimia
= x 100 = 85%
,
40
Nilai Ultimate Natural Gas = 6,94 kg udara / kg bahan bakar
30
20 Tahap 4: Memperkirakan seluruh
10 kehilangan panas
0
a. Persentase kehilangan panas karena
Carbon Hydrogen Sulfur Oksigen
gas kering cerobong
Unsur Kimia
{ ( )}
=
Gambar 3. Nilai ultimate natural gas m = mass of CO2 + mass of SO2 + mass of N2
+ mass of O2
Efisiensi Boiler (n) Perbandingan Antara Kebutuhan Udara Dengan Massa Udara Yang
= 100 - (I + II + III + IV)
= 100 – ( 3,63 + 12,1 + 0,063 + 2) Di Pasok
= 100 – 17,79
= 82,21 % 10
steam 7
6. SARAN
Memperkirakan Seluruh Kehilangan Panas
Langkah–langkah penghematan energy dapat
14
ditekan dengan meningkatkan efisiensi peralatan.
Untuk meningkatkan efsiensi dari boiler dapat
12 dilakukan adalah dengan cara mengurangi faktor
10 – faktor kehilangan panas (Heat Loss). Seperti
Persentase
Dindin Komarudin
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
ABSTRAK -- Mesin grease filling adalah mesin yang digunakan untuk memberikan lapisan grease pada
oil seal. Pemberian lapisan grease merupakan proses tambahan sesuai dengan permintaan pelanggan.
Hampir seluruh mesin grease filling existing di PT. X, menggunakan kontrol konvensional
(menggunakan relay). Sedangkan untuk saat ini hampir seluruh mesin yang dibuat untuk PT. X
menggunakan PLC. Sehingga pada permintaan mesin selanjutnya dibuat dengan kontrol PLC. Namun
dalam pembuatannya tidak ada perubahan langkah kerja mesin. Tujuan utama dari perancangan
adalah merancang kontrol mesin grease filling menjadi berbasis PLC FX2N-48MR. Dan mengetahui
unjuk kerja hasil rancangan atau modifikasi. Fungsi kontrol mesin ini secara umum adalah untuk
membuka dan menutup metering valve. Metering valve berfungsi ketika mendapat tekanan udara dari
solenoid valve. Membuka dan menutupnya katup udara bertekanan pada solenoid valve di kontrol
langsung oleh PLC. Berdasarkan fungsi tersebut dibuatlah program berupa diagram ladder dengan
software programing GX-Developer. Kemudian software tersebut di download ke PLC FX2N-48MR
yang sebelumnya telah di rangkai dengan komponen mesin lainnya. Setelah itu, fungsi dari setiap
komponen dan program diuji untuk memastikan fungsi dari masing-masing komponen. Pada modifikasi
kontrol mesin Grease Filling menjadi berbasis PLC FX2N-48MR, diketahui telah mengurangi komponen
timer sebanyak 3 buah dan limit switch 1 buah. Komponen yang tidak digunakan digantikan oleh
program pada PLC FX2N-48MR. Penggunaan kontrol mesin dengan PLC FX2N-48MR juga
meingkatkan unjuk kerja mesin dibanding versi kontrol mesin konvensional. Pada mode bleeding nilai
unjuk kerja menjadi 2,04 detik, disbanding versi konvensional 2,23 detik. Dan pada mode normal cycle
– manual nilai unjuk kerja menjadi 2,18 detik, dibanding mode konvensional 2,24 detik. Dan pada mode
normal cycle – otomatis nilai unjuk kerja menjadi 2,02 detik, dibanding mode konvensional 2,22 detik.
Penggunaan PLC FX2N-48MR juga berpengaruh pada produktifitas mesin. Pada mode normal cycle –
manual secara ideal dapat meningkatkan 1769,33 Pcs dan pada mode normal cycle – otomatis secara
ideal dapat meningkatkan 6422,26 Pcs. Kemudian penggunaan kontrol mesin berbasis PLC FX2N-
48MR telah mempermudah pengecekan pada saat terjadi kerusakan mesin.
3. METODE PERANCANGAN
(a) OUT
Pada tahap ini klik “PLC series” dan pilih tipe b. Penggunaan kontrol PLC FX2N-48MR pada
FXCPU. Dan pada “PLC type” pilih FX2N(C), mesin grease filing meningkatkan nilai unjuk
kemudian klik “OK” kerja mesin dari yang sebelumnya
menggunakan kontrol konvensional.
Sehingga meningkatkan produktifitas mesin.
c. Penggunaan PLC FX2N-48MR pada mesin
grease filling dapat membantu mempermudah
pengecekan mesin pada saat terjadi
kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ravandi
Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Abstrak -- Spiral oil groove tools adalah alat bantu industri manufaktur untuk membuat berbagai macam
jenis alur oli pada bantalan luncur yang digunakan pada mesin bubut manual. Jenis alur oli yang dapat
dibuat adalah figure eight dan double figure eight dengan pitch alur oli 50mm s/d 150mm dan diameter
dalam bantalan luncur 50mm s/d 200mm. Dimana dengan alat tersebut tidak memerluikan keahlian
khusus sehingga dapat membantu industri manufaktur lebih mudah dalam pembuatan alur oli pada
bantalan luncur serta dapat menekan biaya produksi.
Kata Kunci: alat bantu mesin bubut manual, bevel gear, poros, Biaya roduksi, Gaya pada bantalan
lama dalam proses pembuatan alur oli Tabel 1. Analisa Morphology Chart atas Konsep
padabantalan gelinding. Design Produk
Dalam proses pengerjaanya memerlukan
keahlian khusus, karena dalam proses
pengoprasian mesin CNC 5 axis operator
memerlukan keahlian software pendukung
terutama software CAD&CAM untuk
mandapatkan G-Code untuk
mengoperasikan mesin CNC.
Proses perancangan diawali dengan tahapan Selanjutnya, sebagai tahapan proses didalam
konseptual desain, konseptual desain dari produk pengembangan tools ini, secara sederhana
didasari atas fungsi kerja dari produk yang akan digambarkan kedalam alur proses berupa Flow
dikembangkan dimana, prototype spiral oil groove Chart yang dijelaskan pada gambar dibawah ini.
tools yang akan dikembangka diharapkan mampu Dimana alur proses ini digunakan sebagai guide
mengerjakan alur oli jenis figure eight dan double didalam proses pengembangan tools pembuat
figure eightsecara sederhana dapat dijelaskan alur oli yang dapat digunakan pada mesin bubut
melalui analisa Fishbone Diagram dibawah ini. manual yang kemudian dijabarkan lebih terperinci
pada setiap tahapan yang dikerjakan.
2.1 Alternatif Desain Prototyping spiral oil penelitian ini proses pembuatan alur oli
groove tools menggunakan mesin bubut manual dengan alat
bantu spiral oil groove tools oleh karenanya pada
Desain prototype spiral oil groove tools dilakukan penelitian ini perlu dihitung biaya produksi
untuk menggambarkan detail desain dari model pembuatan alur oli pada bantalan luncur.
spiral oil groove tools yang akan dikembangkan.
Setiap bagian dari komponen dari mesin spiral oil a. Biaya produksi dengan mesin CNC 5 Axis
groove toolsdi buat dalam format gambar detail
sehingga memudahkan proses perancangan dan Pada proses pembuatan alur oli pada bantalan
juga memberikan ilustrasi gambaran dari hasil luncur sebelum perancangan ini menggunakan
produk ketika diassembly seperti terlihat pada mesin CNC 5 axis untuk membuat alur oli pada
gambar Assembly dan gambar kerja pada bantalan luncur jenis figure eight dengan jarak alur
Gambar 5 dibawah ini. oli (pitch) 70 mm dengan diameter dalam bantalan
luncur 80 mm menggunakan CNC 5 axis
memerlukan waktu 30 menit. Pada proses ini
menggunakan tools ballnose diameter 12 mm,
panjang tools 100 mm dengan pemakanan 0.05
mm. Untuk harga tools ballnose diameter 12 mm
panjang 150 mm adalah Rp 300.000/pcs dimana
biaya sewa mesin CNC 5 axis adalah Rp
150.000/jam. Maka:
Gambar 6. Design Spiral Oil Groove Tools Biaya produksi = Biaya sewa mesin x Lama pengerjaan
Biaya produksi = Rp 50.000 x 0,25
2.2 Biaya produksi pebuatan alur oli pada
bantalan luncur Biaya produksi = Rp 12.500
Setelah proses rancang bangun (Prothotyping) Berdasarkan perhitungan diatas maka biaya
langkah berikutnya adalah menghitung biaya produksi pembuatan alur oli pada bantalan luncur
produksi dalam pembuatan alur oli pada bantalan dengan menggunakan mesin bubut manual
luncur. Dimana sebelum adanya spiral oil groove dengan alat bantu spiral oil groove tools adalah Rp
tools proses pembuatan alur oli pada bantalan 12.500/pcs.
luncur menggunakan CNC 5 axis. Setelah adanya
Dengan demikian maka biaya produksi dalam 3. L.Mott, Robert. ( 2004 ) . Elemen – Elemen
pembuatan alur oli pada bantalan luncur jauh lebih Mesin Dalam Perancangan Mekanis.
murah 83% jika proses pembuatanya Yogyakarta : Andi.
menggunakan mesin bubut manual dengan alat 4. Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. ( 2005 ). A
bantu spiral oil groove tools. Textbook Of Machine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House (Pvt.) Ltd.
3. KESIMPULAN 5. Dahlan M.Sc, Prof. Dr. Ir. Dahmir. ( 2012 ).
Elemen Mesin. Jakarta : Citra Harta Prima.
Kesimpulan dari penulisan laporan tugas akhir 6. Marjuki, Tejo & Fianel, Armen. ( 2013 ). Buku
diatas antara lain: Tabel Teknik Mesin. Malang : Gunung
1. Terciptanya spiral oil groove tools untuk alat Samudra.
bantu mesin bubut manual dalam membuat 7. http://www.spectrummachine.com/images/br
alur oli jenis figure eight dan double figure onze_oil_groove.gif
eight. 8. http://www.globalspec.com/ImageRepository/
2. Dengan alat ini industri manufaktur lebih LearnMore/20123/Deepgroove-ball-
mudah dalam membuat alur oli. bearing0ec9d7ae482841d2a3bf89ee1317fd5
3. Dengan adanya alat ini maka biaya produksi d.png
dalam proses pembuatan alur oli pada 9. http://image.slidesharecdn.com/mekanikaper
bantalan luncur menjadi lebih rendah. mesinan-130212091635-
phpapp02/95/mekanika-permesinan-19-
DAFTAR PUSTAKA 638.jpg?cb=1360682233
1. Jalaluddin, IR.Umar.( 2009 ). Teori Mekanika 10. http://www.kitagawaeurope.com/manual-
Dan Analisis Kekuatan Bahan. Yogyakarta : chucks/3-jaw-scroll-chucks/sc-jn/sc-3f
Pustaka Pelajar.
2. Sularso & Suga, kiyokatsu. ( 2004 ). Design
Of Machine Elements. Jakarta : PT. Pradnya
Paramita.
Daniel Dwiyanto
Jurusan Tehnik Mesin, Fakultas Tehnik, Universitas Mercu Buana
ABSTRAK--Mesin bodymaker Automatic welding adalah mesin welding otomatis untuk pembuatan
kaleng kemasan. Pada mesin mesin tertentu masih menggunakan system arus dalam memproteksi
mesin terhadap overload yang terjadi. Namun pada praktek dilapangan system ini kurang maksimal
dalam kinerjanya, jika mesin terjadi overload mesin tidak berhenti.Oleh karenanya perlu ditambahkan
elemen mesin yang lain yang bisa secara otomatis menghentikan mesin saat overload terjadi.
Berdasarkan hal tersebut diatas pada kesempatan ini saya ingin merancang torque limiter clutch.
Dengan mengumpulkan data tentang spesifikasi motor penggerak utama maka akan dapat dirancang
dan dihitung berapa dimensional komponen komponen, gaya maupun torsi yang bekerja, serta desain
poros pada torque limiter clutch. Dengan perhitungan teoritis yang benar akan mendapatkan desain
torque limiter clutch yang optimal, efisien sesuai dengan kapasitas mesin dikerjakan, kemudian proses
perancangan dilanjutkan dalam bentuk gambar tehnik secara detail dan terperinci menggunakan
software autocad 2007. Dari seluruh perhitungan perancangan diperoleh hasil bahwa mesin akan
berhenti setelah overload terjadi pada 0,626 x 103 N.mm. Dalam proses kerjanya spring memegang
peranan paling penting karena harus dapat menahan ball agar tidak keluar dari lubang flange pada
putaran normal dan membiarkan ball keluar dari lubang flange saat overload terjadi.
Kata kunci: clutch, overload, torqoue limiter clutch, bodymaker automatic welding
2. METODE PENELITIAN
5. KESIMPULAN
3. Mayr PowerTransmissions (2009). The perfect
Dalam perancangan torque limiter clutch ini dapat torque limiter clutch. Retrieved from
diambil kesimpulan: http://www.mayr.com
1. Torque limiter clutch ini mempunyai konstruksi 4. Moldovean. G., Popa. S.,& Huidan. L. (2010).
yang cukup sederhana yang tidak Load in the disengaging process of the safety
memerlukan perawatan secara mekanik. clutch with radially disposed balls and double
2. Spring memegang peranan yang sangat punctiform contact. Machine Design. Novi Sad.
penting dalam kinerja torque limiter clutch. ADEKO
3. Motor penggerak mesin berhenti saat 5. Popa.S., Moldovean.G., & Efitimie.E. (2014).
overload terjadi yaitu saat torsi mencapai Torque transmitted by safety clutches with
0,626 x 103 N.mm. balls and spherical rabbet radialdisposed.
4. Mesin akan terhindar dari kerusakan elemen Annals of the Oradea university, Fascicle of
mesin akibat overload yang terjadi. management and technological engineering.
6. R.S.Khurmi & J.K.Ghupta. (2005). Machine
DAFTAR PUSTAKA Design. India. Eurassia Publishing House
1. Khairnar. S., & Shelke.S.N . (2014). Design 7. R + W Coupling Technology. (2011).Torque
development, testing and analysis of torque Limiter Clutch.Retrieved from http://www.rw-
limiter for overload protection. International couplings.com
journal of innovation in engineering research & 8. Sularso. (1978). Dasar perencanaan dan
management ISSN:2348-4918, volume I, 2014 pemilihan elemen mesin. Jakarta. Pradnya
2. Labade, K.K.C., & Devarapalli, R. (2014). Paramita
Torque tender / Limiter for overloadshaft.
International journal of innovation in
engineering research & management
ISSN:2278-0181, volume 3 Issue 8
ABSTRAK--Dalam penggunaan material plastik sebagai komponen dan spare part, dan di industri
otomotif kini banyak menggunakan mesin pencetak palstik dalam pembuatan produk. Pada proses
pencetakan plastik diperlukan pendinginan baik itu mesin dan juga cetakannya (mold) agar terhindar
dari kerusakan atau deffect yang terjadi akibat suhu yang terlalu panas sehingga mengakibatkan
terganggunya proses pencetakan. Salah satu proses pendinginannya adalah menggunakan sistem
cooling tower sebagai alat dan air sebagai media fluidanya, yang berguna untuk menjaga dan
menstabilkan suhu pada mold dan mesin. Dalam proses pendiginannya, Cooling Tower memiliki beban,
effisiensi, penggunaan make-up water dan persentasinya, serta effek yang diakibatkan jika suhu mesin
terlalu panas pada mold atau mesin. Pada analisa didapatkan suhu maksimal yang baik untuk cooling
tower dari segi beban, effisiensi, make-up water, dan effek nya agar proses pencetakan dapat berjalan
dengan baik. Effisiensi (%) yang baik untuk beban cooling tower pada analisa adalah suhu T1db 33°C
kelembapan 80%, dan suhu T2db 36°C kelembapan 90%. Make-up water yang paling ekonomis pada
cooling tower pada analisa dengan suhu T1db 33°C dan T2db 36°C dengan kelembapan 80%, dan 90%.
ABSTRACT--In Plastic materials as components and spare parts is a commonplace. Similarly, the
automotive industry now widely uses the plastics molding-machine in the making process of their
products. It takes the cooling stage in the plastic molding-process, both for the machinery and the
molding tool; to avoid damage or defect caused by the extreme heat that can lead to disruption of the
molding process. One of the cooling process is by using a Cooling Tower system as the tool, and also
the water as the fluid medium. It is intended to maintain and stabilize the temperature of the molding
equipment and the machinery. In the process of cooling, the Cooling Tower has a load, efficiency, the
using of make-up water and its percentages, and also the effects that may occur if the temperature of
the engine is too hot in the molding tools or in the machinery. In the analysis, the authors found the
maximum temperature limit for the Cooling Towers in terms of the load, efficiency, make-up water, and
the effect; which aims to make the printing process can run well. For the load of the Cooling Tower, the
temperature is at T1db 33°C with the 80% humidity, and the temperature of T2db 36°C with the 90%
humidity.
sedang dan besar air sebagai media pendingin Komponen cooling tower (pada proses mesin
kondenser. Hal ini dikarenakan air memiliki injeksi plastik) jenis aliran angin tarik (induced
kemampuan pemindahan kalor yang lebih draft counterflow cooling tower) secara garis
baik.Kondenser berpendingin air berdasarkan besar adalah:
cara kerjanya memiliki dua klasifikasi. Fungsi dari a. Kipas (fan)
cooling tower atau menara pendingin adalah Merupakan bagian terpenting dari sebuah
untuk menurunkan suhu aliran fluida baik itu air, menara pendingin karena berfungsi untuk
ataupun oil dengan cara mengekstraksi panas menarik udara dingin dan mensirkulasikan
dari fluida dan mengemisikannya ke atmosfer. udara tersebut di dalam menara untuk
Setelah melalui kondenser, temperatur air akan mendinginkan air. Jika kipas rusak atau tidak
naik karena menyerap sejumlah kalor dari berfungsi maka kinerja menara pendingin
refrigerant di Kondenser, temperatur air akan tidak maksimal. Kipas digerakkan oleh motor
naik karena menyerap sejumlah kalor dari listrik dan di kopel langsung oleh poros kipas.
refrigerant di kondenser. Air panas ini lalu masuk b. Kerangka pendukung menara (tower
melalui hot water inlet port pada cooling tower supporter)
untuk seterusnya naik kebagian atas cooling Berfungsi untuk mendukung menara
tower tersebut. Air kemudian keluar melalui pendingin agar dapat berdiri kokoh dan
lubang-lubang yang ada pada sprinkler. Sprinkler tegak.Tower supporter terbuat dari baja.
akan berputar sambil melepaskan air dan c. Rumah menara pendingin (casing)
mendistribusikannya secara merata dibagian atas Rumah menara pendingin harus memiliki
cooling tower. Air yang keluar dari sprinkler ini ketahanan yang baik terhadap segala cuaca
kemudian masuk ke water column dan dan life time yang lama. Casing terbuat dari
bersinggungan dengan aliran udara yang arahnya seng.
berlawanan (air panas turun kebagian bawah d. Pipa sprinkler
cooling tower, sementara udara masuk dari Merupakan pipa yang berfungsi untuk
bagian bawah untuk seterusnya keluar dari bagian mensirkulasikan air secara merata pada
atas). Pada saat persinggungan antara air dan menara pendingin, sehingga perpindahan
udara, sejumlah kalor akan dilepaskan oleh air kalor air dapat efektif dan efisien. Pipa
yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang sprinkler dilengkapi lubang-lubang kecil untuk
bertemperatur lebih rendah. Sehingga menyalurkan air.
mengakibatkan temperatur air akan turun. e. Penampung air (water basin)
Temperatur air yang sudah dingin ini kemudian Water basin berfungsi untuk pengumpul air
ditampung dibagian bawah cooling tower (basin) sementara yang jatuh dari filling material
untuk kemudian disirkulasikan lagi menuju sebelum disirkulasikan kemabali ke
kondenser agar dapat menyerap kalor lagi. kondenser. Water basin terbuat dari seng.
Pada saat persinggungan air dan udara, f. Lubang udara (inlet louver)
sujumlah air akan ikut terbuang ke udara, Berfungsi sebagai tempat masuknya udara
sehingga volume air akan berkurang. Untuk melalui lubang-lubang yang ada. Melalui inlet
mengatasinya, maka make-up water yang louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air
dihubungkan dengan jalur air domestik (PAM) yang akan didistribusikan. Inlet louver terbuat
dengan dilengkapi pelampung akan tetap dari seng.
menjaga agar level air di penampung tidak g. Bahan pengisi (filling material)
berkurang,seperti Gambar 2. Filling material merupakan bagian dari
menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara
yang bergerak naik. Air yang masuk
mempunyai suhu yang cukup tinggi akan
disemprotkan ke filling material. Pada filling
material inilah air yang mengalir turun menuju
water basin akan bertukar kalor dengan udara
segar dari atmosfer yang suhunya. Oleh
sebab itu, filling material harus dapat
menimbulkan kontak yang baik antara air dan
udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang
baik. Filling material harus kuat, ringan dan
tahan lapuk. Filling material ini mempunyai
fungsi memecah air menjadi butiran-butiran
tetes air dengan maksud memperluas
Gambar 2. Prinsip Kerja Cooling Tower permukaan pendinginan sehingga proses
perpindahan panas dapat dilakukan
seefisiensi mungkin
menara pendingin dapat diklasifikasikan menjadi Mampu beroperasi dicuaca dingin ataupun
tiga bagian, yaitu: lembab
1. Menara pendingin basah (wet cooling tower) Dapat digunakan untuk instalasi skala besar.
2. Menara pendingin kering (dry cooling tower)
3. Menara pendingin basah-kering (wet-dry 2. Menara pendingin aliran angin mekanik
cooling tower) (mechanical-draft cooling tower)
Menara pendingin. Pada pendingin ini udara
Menara pendingin basah mempunyai sistem mengalir karena adanya kipas yang digerakkan
distribusi air panas yang disemprotkan secara secara mekanik. Fungsi kipas adalah mendorong
merata ke kisi-kisi, lubang-lubang, atau batang- udara (forced-draft) atau menarik udara melalui
batang horizontal pada sisi menara yang disebut menara (induced-draft) yang dipasang diatas atau
isian. Udara masuk dari luar menara melalui kisi- dibawah menara. Berdasarkan fungsi kipas,
kisi yang berbentuk celah-celah horizontal yang menara pendingin aliran angin mekanik terbagi
terpancang pada sisi menara. Celah bisanya menjadi 2 jenis, yaitu:
mengarah miring kebawah agar air tidak keluar. a. Tipe aliran angin dorong (forced-draft)
Adanya pencampuran antara air dan udara b. Tipe aliran angin tarik (induced-draft)
maka terjadi perpindahan kalor sihingga air
menjadi dingin. Air yang sudah dingin berkumpul Tipe aliran angin dorong, kipas yang dipasang
di bak atau basin di dasar menara dan dari situ di bagian bawah, sehingga mendorong udara
diteruskan ke kondenser atau dibuang keluar, melalui menara. Aliran angin ini secara teoritis
sehingga udara baru kalor dan lembab keluar banyak disukai karena kipas beroperasi dengan
melalui atas menara. Menurut litelatur EL. Wakil, udara yang lebih dingin, sehingga konsumsi daya
menara pendingin basah dapat dibedakan menjadi lebih kecil. Tetapi berdasarkan beberapa
menjadi 3 yaitu: kasus jenis ini memiliki masalah yang berkaitan
dengan distribusi udara, kebocoran, dan
1. Menara pendingin basah aliran angin alami resirkulasi udara kalor dan lembab kembali ke
(Natural-Draft Cooling Tower) menara. Seiring dengan banyaknya
Pada awalnya menara ini berbentuk silinder permasalahan yang timbul maka saat ini banyak
hingga pada akhirnya berbentuk hiperbola seperti digunakan pada instalasi adalah tipe aliran angin
sekarang ini. Menara pendingin ini pertama dibuat tarik (induced draft). Pada menara aliran angin
pada tahun 1972, di gunakan di Inggris dan tarik, udara masuk dari sisi menara melalui buka-
Amerika. Menara ini tidak menggunakan kipas, bukaan yang cukup besar pada kecepatan rendah
dan aliran udaranya bergantung semata-mata dan bergerak melalui bahan pengisi (filling
pada tekanan dorong alami dan tidak ada bagian material). Pemasangan kipas pada puncak
yang bergerak. Udara mengalir keatas karena menara dan membuang udara kalor dan lembab
adanya perbedaan massa jenis antara udara ke atmosfer.
atmosfer dengan udara kalor lembab didalam Aliran udara masuk menara pada dasarnya
menara pendingin yang bersuhu lebih tinggi horizontal, tetapi aliran pada bahan pengisi ada
daripada udara atmosfer sekitarnya, dapat dilihat yang horizontal seperti pada menara pendingin
pada Gambar 7 dan 8. Karena beda massa jenis aliran silang dan adapula yang vertikal seperti
ini maka timbul tekanan dorong yang mendorong menara pendingin aliran lawan arah. Menara
udara keatas. Menara pendingin alami ini memiliki pendingin lawan arah lebih banyak dipakai dan
tinggi yang cukup tinggi bisa mencapai puluhan dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik
meter. Menara pendingin alami ini dibagi menadi daripada aliran silang, dapat dilihat pada Gambar
2 jenis yaitu: 9, 10 dan 11.
a. Menara pendingin aliran angin alami aliran
lawan arah Keunggulan aliran angin mekanik adalah:
b. Menara pendingin aliran angin alami aliran Terjaminnya aliran jumlah udara dalam jumlah
silang arah yang dibutuhkan pada segala kondisi beban
dan cuaca.
Kedua jenis menara pendingin ini, menara Biaya investasi dan konstruksi lebih murah
pendingin aliran angin alami silang arah kurang Ukuran dimensi lebih kecil.
diminati, karena lebih sedikit memberi tahanan
terhadap aliran udara di dalam menara, sehingga Kelemahan menara pendingin aliran angin
kecepatan udaranya lebih tinggi dan mekanisme mekanik adalah:
perpindahan kalornya kurang efektif dan efisien. Kebutuhan daya yang besar
Menara pendingin aliran angin alami lawan arah Biaya operasi dan pemeliharaan lebih besar
lebih sering dipakai karena mempunyai kelebihan Bunyi yang dihasilkan bising atau ribut.
sebagai berikut:
Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh
sehingga lebih tahan terhadap tekanan angin
Menara pendigin kering tak langsung Massa udara kering merupakan jumlah udara
yang dilepaskan setelah proses pelepasan
3.2 Menara pendingin basah kering (wet-dry panas oleh udara
cooling tower)
Qup = mɑ (h2-h1) (2)
Menara ini merupakan gabungan dari menara =
pendingin basah dan menara pendingin kering,
dan mempunyai dua jalur udara paralel dan dua c. Make-up water
jalur udara seri. Bagain atas menara di bawah Jumlah air yang terkumpul pada water basin
kipas adalah bagian kering yang berisi tabung- atau tangki di cooling tower setelah proses
tabung bersirip. Bagian bawah adalah ruang yang pendinginan.
lebar yang merupakan bagian yang basah terdiri
dari bahan pengisi (filling material) sirkulasi air (m3 - m4) = mɑ ( 2- 1) (3)
yang panas masuk melalui kepala di bagian
tengah. Air berawal dari naik turun melalui bagian d. Persentase make-up water
sirip dibagian kering. Lalu meninggalkan bagian
kering dan jatuh ke isian bagian basah menuju ke 100% (4)
bak penampung air dingin. Sedangkan udara
ditarik dalam dua arus pada bagian kering dan
basah. Kedua arus bercampur dan menyatu e. Efisiensi cooling tower
didalam menara sebelum keluar.menara Efisiensi disini adalah keefisiensian cooling tower
pendingin basah kering ini mempunyai proses pendinginan air
keunggulan yaitu:
Udara keluar tidak jenuh, sehingga memiliki ɳCT= x 100% (5)
( )
kepulan yang sedikit
Airnya mengalami pendinginan awal di bagian
ɳCT= x 100%
kering, penyusutan kerena penguapan jauh
berkurang, demikian juga dengan air ta mbahan
Dari serangkaian pengukuran, dan pengujian
pada mesin injeksi dan cooling tower didapatkan
data-data sebagai berikut: Suhu mesin/mold
T3=40°C-45°C, menjadi T4= 33°C-38°C, dan
menguji cooling tower didapat suhu T1 = Tdb 32°C,
Twb 30°C kelembapan 80%. T2 = Tdb 38°C, Twb
36°C, kelembapan 90%
Diketahui data:
Qv = 47 m3/hr = 47 m3/3600 s
= 0,013 m3/s
= 998 kg/m3
m3 = Qv x
= 0,013 m3/s x 998 kg/m3
Gambar 9. Menara pendignin basah-kering
=12,974 kg/s
Pada pengambilan data dilapangan alat yang
digunakan ada 2, yaitu: Cp3 (air) = 4178 J/kg K
a. Termometer infrared T3 (suhu air keluar) = 40°C = 40+ 273 =
b. Higrometer (alat ukur kelembapan) 313K
T4 (suhu air masuk)= 33°C = 33 + 273 = 306K
Parameter yang diujikan adalah: T2 (pelepasan suhu air di cooling tower) =
a. Kalor pada air (air hangat) o Tdb = 38°C
Air hangat disini adalah air yang keluar dari o Twb = 36°C
mesin injeksi plastik dengan suhu panas o h2 =138,24kJ/kg=138240 J/kg
tertentu dan mengalir menuju cooling tower o 2 = 0,039 kg uap/kg uk = 39gr uap/kg
uap
Qah = m3cp3(T3-T4) (1) o φ = 90 %
a. T1 (pemasukan suhu lingkungan ke air) =
b. Massa Udara Kering o Tdb = 32°C
o Twb = 30°C
o h1 = 94,29kJ/kg = 94290 J/kg
o 1 = 0,024 kg uap/kg uk = 24 gr uap/kg 2. Effisiensi (ɳ) yang baik untuk beban cooling
uap tower pada analisa adalah suhu lingkungan
o φ = 80 % masuk cooling tower T1db 33°C kelembapan
80%, dan suhu pelepasan udara panas dari
Perhitungan: mesin T2db 36°C kelembapan 90%
b. Persamaan 1 3. Make-up water yang paling ekonomis pada
Qah= m3cp3(T3-T4) cooling tower pada analisa dengan suhu
ℎ = 12,974kg/s x4178J/kgK ( 313K − 306K) lingkungan masuk cooling tower T1db 33°C
ℎ = 54205,372J/sK(7K) dan suhu pelepasan udara panas dari mesin
= 379437,6 J/s = W T2db 36°C dengan kelembapan 80%, dan
c. Persamaan 2 90%.
Qup = mɑ(h2-h1) 4. Pengaruh yang ditimbulkan apabila suhu tidak
= stabil pada mold yaitu terjadinya pendinginan
yang tidak sesuai sehingga bisa
379437,6J/s
mɑ = menyebabkan kualitas hasil produksi rusak,
(138240 / − 94290J/kguap) dan bila suhu pada mesin tidak stabil
379437,6/s komponen berupa ejector mengalami
mɑ =
(43950/kguap) kemacetan dalam mengalirkan cairan
mɑ = 8,633393 kg. u.k/s material plastik
ABSTRAK--Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, hanya dapat dikonversikan dari
satu bentuk ke bentuk lainnya (Hukum Kekekalan Energi). Energi sangat penting dalam kehidupan
sehari – hari khususnya energi listrik yang kebutuhan terhadap energi ini sangat besar sedangkan
sebagian besar energi listrik dihasilkan dari sumber daya fosil yang mulai menipis jumlahnya.
Ketergantungan akan minyak bumi untuk jangka panjang tidak dapat di pertahankan lebih lama jika
pemakaian melebihi batas wajar. Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan analisa alat Parabolic
Trough Solar Collector dengan memanfaatkan energi radiasi matahari, yang di awali adanya
perancangan desain alat PTSC dengan material yang sudah di tentukan sebelumnya. Prototype
tersebut hanya bisa dilakukan pengujian dengan posisi steady state atau diam antara jam 11.30
sampai dengan 12.30 siang. Dengan adanya penelitian tentang analisa performa pada alat tersebut,
telah di dapatkan beberapa hasil nilai variabel yang signifikan dan berpengaruh besar dengan nilai
performa alat tersebut.
= 4,715o = 106o
Abstrak -- (intisari) memuat inti permasalahan, metodologi pemecahannya dan hasil yang diperoleh.
Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, disertai kata kunci (keyword) di
bawahnya. Tulisan asli berupa softcopy yang dikirim penulis akan langsung dicetak sebagai isi
JURNAL TEKNIK MESIN apabila telah memenuhi panduan penulisan. Untuk menjamin keseragaman
dan kelancaran proses pencetakan, serta format tulisan maka dibuat panduan penulisan. Panduan
ini sebagai acuan yang diperlukan untuk penulisan dan pengiriman tulisan JURNAL TEKNIK
MESIN. Panduan ini ditulis sebagai format baku JURNAL TEKNIK MESIN dan untuk kemudahan
panduan dalam bentuk softcopy ini dapat langsung dijadikan template bagi penulis.
Abstract -- contains the core of the problem, the solution methodology and the results obtained.
Abstract written in Indonesian and English, accompanied by keywords (keywords) below. The original
text in the form of soft copy sent direct writer will be printed as JURNAL TEKNIK MESIN contents if it
has met the writing guide. To ensure uniformity and smoothness of the printing process, as well as
the format of the writing made the posting. This guide as a reference is required for the writing and
delivery of writings JURNAL TEKNIK MESIN. This guide is written as a standard format for ease
JURNAL TEKNIK MESIN and guidelines in softcopy format can be directly used as a template for
writers.
1. PENGIRIMAN TULISAN jarak antar baris satu spasi, kecuali judul. Judul
menggunakan huruf besar Arial 12 yang dicetak
Tulisan asli yang dikirim ke Redaksi JURNAL tebal (bold), dan abstrak ditulis miring (Italic)
TEKNIK MESIN harus dalam bentuk softcopy dengan huruf Arial 10.
siap cetak yang dicopy-kan langsung kepada
Redaksi atau dikirimkan via email dalam format 2.2 Judul
*.doc atau *.docx dengan dilampiri pernyataan
bahwa tulisan tersebut belum diterbitkan dan tidak Judul Tulisan: Judul tulisan dicetak tebal dengan
sedang menunggu untuk diterbitkan di media huruf besar (12) dan diletakkan di tengah
mana pun. Penulis juga diminta untuk halaman. Judul tulisan diikuti nama dan afisiliasi
melampirkan biografi ringkas, afisiliasi dan alamat penulis serta abstrak, seperti pada panduan ini.
lengkap, termasuk alamat email. Judul Bagian: Judul bagian dicetak tebal
(bold) dengan huruf besar dan diberi nomor.
2. TULISAN Judul Subbagian: judul sub-bagian dicetak
tebal, dengan gabungan huruf besar dan kecil,
Tulisan akan dicetak dengan tinta hitam pada satu dimulai dari sisi kiri kolom. Jarak Tabs dalam
muka kertas HVS putih ukuran A4. Setiap paragraf adalah 0.6 cm.
halaman diberi nomor dan panjang tulisan
maksimal 8 (delapan) halaman. Untuk menjamin 2.3 Bahasa, Satuan dan Persamaan
keseragaman format, tulisan hendaknya
mempunyai marjin minimum sebagai berikut: Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Penggunaan bahasa dan
a. Marjin atas 2.5 cm, kiri 3 cm, bawah dan istilah asing sedapat mungkin dihindari, kecuali
kanan 2 cm. untuk “abstrak”.
b. Badan tulisan ditulis dalam dua kolom Penggunaan singkatan dan tanda-tanda
dengan jarak antar kolom 0.5 cm. diusahakan untuk mengikuti aturan nasional atau
internasional. Satuan yang digunakan hendaknya
2.1 Huruf dan Spasi mengikuti sistem satuan internasional (SI).
Persamaan atau hubungan matematik harus
Tulisan menggunakan huruf Arial 10 dengan dicetak dan diberi nomor seperti ini:
2.4 Tabel