Jakarta
JTMGB Vol. 8 No. 2 Hal. 63-112 ISSN 2088-7590
Agustus 2015
Keterangan gambar cover :
Offshore Platform (Anjungan Lepas Pantai).
Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi JTMGB
Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi adalah majalah ilmiah diterbitkan setiap kwartal
yang menyajikan hasil penelitian dan kajian sebagai kontribusi para professional ahli teknik
perminyakan indonesia yang tergabung dalam Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
(IATMI) dalam menyediakan media komunikasi kepada anggota IATMI pada khususnya dan
mensosialisasikan dunia industri minyak dan gas bumi kepada masyarakat luas pada umumnya.
DAFTAR ISI
Integrasi Teknik Inversi AVO dengan Model Analitik Petrofisika untuk Menghitung
Porositas dan Saturasi Air
Paul Hutabarat, Fakhriadi Saptono, Bambang Widarsono, Humbang Purba, Ridwan ........ 63 - 74
Tinjauan Aspek Fisika Kimia Lingkungan pada Kegiatan Operasi Migas di Kawasan
Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar – Danau Bawah
R. Abdullah Musa, Iskandar ................................................................................................. 75 - 82
Stimulasi Sumur Menggunakan Campuran Crude Oil, Demulsifier, dan Paraffin Solvent
untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Tingginya Water Cut
Bayu Apriansyah, Mas’un Hidayat, Fuad Habib .................................................................. 83 - 88
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya kami kembali
bisa menjumpai para pembaca dengan aneka materi bacaan ilmiah yang tersaji dalam Majalah Ilmiah
JTMGB Volume 8 Nomor 2 Edisi Agustus 2015.
Dalam rangka Ulang Tahun RI ke-70, kami menyajikan 5 artikel menarik untuk para pembaca setia
JTMGB. Diantaranya adalah tulisan yang terkait dengan petrofisika menyajikan metode sangat
berguna dalam pemodelan reservoar statik, dengan pendekatan baru menghitung porositas dan
saturasi air dengan mengintegrasikan atribut seismik dan model analitik petrofisika.
Dari aspek lingkungan membahas pengaruh aspek fisika-kimia terhadap lingkungan kegiatan
operasi migas. Di bidang produksi mengulas tulisan yaitu penggunaan metode Huff and Puff dimana
campuran demulsifier, paraffin solvent, dan base fluid diinjeksikan ke sumur dan direndam selama
24 jam. Metode ini diperkirakan memecah emulsion blocking dan melarutkan paraffin deposit serta
menurunkan angka skin sehingga relative permeability dari minyak akan meningkat dan water cut
turun. Penerapan enhanced oil recovery, pembaca dapat menemukan pada artikel yang menyajikan
tulisan tentang radial jetting untuk memperbesar konduktivitas dan radius pengurasan hidrokarbon
di dalam formasi, dengan tujuan meningkatkan laju produksi dan recovery hidrokarbon. Dibahas juga
bahwa radial jetting memiliki kelebihan dibanding metoda stimulasi lain, diantaranya penetrasinya
lebih besar dari penetrasi perforasi konvensional lain dan dapat diaplikasikan pada zona lapisan yang
tipis, menghemat lokasi surface karena peralatan kerja tidak terlalu banyak dibandingkan dengan
hydraulic fracturing dan waktu pengerjaan tiap lateralnya juga lebih cepat.
Dalam artikel yang lain, tulisan yang tidak kalah pentingnya membahas pengembangan teknologi
mini airgun seismik dengan daya eksplosif rendah sehingga aman bagi lingkungan, rig coal bed
methane (CBM), dan tabung adsorbed natural gas (ANG). Teknologi mini airgun seismik, tidak
menimbulkan getaran ekstrim, mudah dalam izin penggunaan dan penyimpanannya, dapat digunakan
di rawa-rawa dan lokasi padat penduduk, serta lebih ekonomis.
Kami berharap edisi JTMGB Agustus 2015 ini dapat melengkapi referensi para pembaca. Selamat
membaca dan mudah-mudahan memberikan manfaat untuk kita semua.
(Alfi Rusin)
Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi
ISSN 0216-6410 Date of issue: 2015-09-14
The descriptors given are free terms. This abstract sheet may be reproduced without permission or charge.
Paul Hutabarat (PPPTMGB “LEMIGAS”) R. Abdullah Musa (BOB PT Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu)
Fakhriadi Saptono (PPPTMGB “LEMIGAS”) Iskandar (BOB PT Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu)
Bambang Widarsono (PPPTMGB “LEMIGAS”) Tinjauan Aspek Fisika Kimia Lingkungan pada
Humbang Purba (PPPTMGB “LEMIGAS”) Kegiatan Operasi Migas di Kawasan Suaka
Ridwan (PPPTMGB “LEMIGAS”) Margasatwa Danau Pulau Besar – Danau Bawah
Integrasi Teknik Inversi AVO dengan Model Analitik Review of Environmental Physico Chemical Aspects
Petrofisika untuk Menghitung Porositas dan Saturasi Air in The Oil and Gas Operating Activities at Danau
Integration AVO Inversion Technique with Petrophysical Pulau Besar – Danau Bawah Wildlife Sanctuary Area
Analytical Model for Calculating Porosity and Water JTMGB. Agustus 2015, Vol. 8 No. 2, p 75-82
Saturation
JTMGB. Agustus 2015, Vol. 8 No. 2, p 63-74 Dalam upaya meningkatkan produksi minyak
dan gas (migas) bumi untuk kepentingan nasional,
Adanya hubungan linieritas antara Impedansi kegiatan produksi dan pengembangan gencar dilakukan
Akustik (AI) dengan porositas (ϕ) reservoar telah termasuk juga ke wilayah-wilayah yang mempunyai
digunakan untuk menghitung distribusi volumetrik tingkat kerentanan tinggi, di antaranya Kawasan Suaka
porositas. Namun untuk menghitung distribusi saturasi Marga Satwa Danau Pulau Besar – Danau Bawah (KSM
air (Sw) mengalami kendala karena kesulitan mendapat DPB-DB) yang berada lebih kurang 160 km sebelah
data kecepatan gelombang shear (Vs). Saat ini teknologi Timur Kota Pekanbaru dan 40 km dari Kota Siak Sri
telah memudahkan mengukur data log Vs. Dan ditunjang Indrapura dengan luasan total 28.237,5 Ha. Kawasan
oleh teknik inversi AVO (Amplitude Versus Offset) ini jenis ekosistemnya adalah rawa-gambut. Aspek yang
yang dapat menghitung Ip (Impedansi-gelombang P), ditinjau adalah parameter fisika-kimia lingkungan, hasil
Is (Impedansi gelombang-S) dan Poisson’s Ratio (PR) pemantauan yang dilakukan menunjukkan masih berada
sehingga peluang untuk menghitung Sw dari atribut dalam kondisi baik. Hal ini menandakan bahwa kegiatan
seismik semakin terbuka. operasi migas tidak berpengaruh secara signifikan
Didasarkan pada rumus Gassman, dibangun terhadap aspek fisika-kimia lingkungan kawasan tersebut.
suatu model analitik antara besaran petrofisika dengan
besaran akustik batuan sehingga untuk kondisi batuan Kata Kunci: Fisika-kimia lingkungan, kawasan suaka
reservoar yang spesifik, maka ϕ dan Sw berkorelasi margasatwa, ekosistem rawa-gambut.
dengan atribut seismik (Ip dan PR). Analisa sensitifitas
menguji korelasi antara log akustik dan log ϕ dan Sw
di sumur zona-fasies target, kemudian ditentukan zona
pancung (cut-off). Hasil kalkulasi ϕ dan Sw divalidasi
terhadap data log sumur. Contoh kasus ini diambil dari
lapangan gas di Indonesia Timur yang memiliki data
lengkap.
Ini merupakan pengembangan teknik
karakterisasi reservoar yang menyajikan suatu metode
pendekatan baru untuk menghitung ϕ dan Sw dengan
mengintegrasikan atribut seismik dan model analitik
petrofisika. Hasil pemodelan yang diperoleh dari metode
ini sangat berguna dalam pemodelan reservoar statik.
Abstrak
Adanya hubungan linieritas antara Impedansi Akustik (AI) dengan porositas (ϕ) reservoar telah
digunakan untuk menghitung distribusi volumetrik porositas. Namun untuk menghitung distribusi saturasi air
(Sw) mengalami kendala karena kesulitan mendapat data kecepatan gelombang shear (Vs). Saat ini teknologi
telah memudahkan mengukur data log Vs. Dan ditunjang oleh teknik inversi AVO (Amplitude Versus Offset)
yang dapat menghitung Ip (Impedansi-gelombang P), Is (Impedansi gelombang-S) dan Poisson’s Ratio (PR)
sehingga peluang untuk menghitung Sw dari atribut seismik semakin terbuka.
Didasarkan pada rumus Gassman, dibangun suatu model analitik antara besaran petrofisika dengan
besaran akustik batuan sehingga untuk kondisi batuan reservoar yang spesifik, maka ϕ dan Sw berkorelasi
dengan atribut seismik (Ip dan PR). Analisa sensitifitas menguji korelasi antara log akustik dan log ϕ dan Sw
di sumur zona-fasies target, kemudian ditentukan zona pancung (cut-off). Hasil kalkulasi ϕ dan Sw divalidasi
terhadap data log sumur. Contoh kasus ini diambil dari lapangan gas di Indonesia Timur yang memiliki data
lengkap.
Ini merupakan pengembangan teknik karakterisasi reservoar yang menyajikan suatu metode
pendekatan baru untuk menghitung ϕ dan Sw dengan mengintegrasikan atribut seismik dan model analitik
petrofisika. Hasil pemodelan yang diperoleh dari metode ini sangat berguna dalam pemodelan reservoar
statik.
Kata kunci: besaran petrofisik, besaran akustik, model analitik petrofisik, atribut seismik.
Abstract
Correlation between acoustics and petrophysicals logs can be used to calculate the lateral distribution
of porosity based on the linear relationship between porosity (ϕ) and acoustic Impedance (AI). However, to
calculate the distribution of water saturation ( Sw ) are still experiencing problems due to unavailability of
data shear wave velocity ( Vs ). But now technological advances have been able to measure the data log Vs and
supported by techniques inversion AVO has been able to derivate seismic attribute Ip ( impedance wave - P ),
Is ( impedance wave - S ) and Poisson ‘s ratio ( PR ) so that the opportunity to calculate the saturation - water
( Sw ) from seismic attributes more open .
Based on a Gassman formula, has built an analytical model between petrophysical and elastic entities
due to specific condition of reservoir rocks. Sensitivity analysis will test the correlation between the acoustic
and petrophysical entities in the well test target zones, and then determined the cut-off. Porosity and water
saturation will be deployed in the field scale, with support of AVO seismic attributes as a inversion result. The
results of calculations are validated against the well log data. These case are taken from the gas field in East
Indonesia which has complete data.
These paper is part of reservoir characterization development that presents a new approach to
calculate the porosity and water saturation by integrating seismic attributes and petrophysical analytical
model whrere it’s very useful for static reservoir modelling.
Keywords : petrophysic properties, acoustic properties, petrophysic analitic model, seismic attributes.
63
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 63-74
64
• Kelas-1: Jenis reservoar batupasir dengan hilang, sehingga dapat direkonstruksi kembali.
kontras AI tinggi Hal ini dapat terlihat dari bentang frekuensi
• Kelas 2: Jenis reservoar batupasir dengan dominan data seismik digunakan. Gambar 3
kontras AI mendekati nol menunjukkan potongan data 3D seismic prestack
• Kelas 2p: Sama dengan kelas 2 tetapi berbeda setelah dilakukan koreksi NMO (normal move
polaritasnya. out). Distribusi frekuensi data 3D seismic
• Kelas 3: Jenis reservoar batupasir dengan prestack ini ditunjukkan pada Gambar 4. Kurva
kontras AI rendah. distribusi frekuensi menunjukkan bahwa posisi
• Kelas 4: Jenis reservoar batupasir dengan dominan frekuensi data seismik berada diangka
kontras AI sangat rendah. 24 herzt. Artinya, jika diasumsikan kecepatan
rambat rata-rata gelombang pada batuan bawah
permukaan adalah 2600 m/det maka panjang satu
gelombang seismik adalah 110 meter. Sebagai
mana kita ketahui, resolusi data seismik adalah
¼ panjang gelombang (λ / 4), maka resolusi data
seismik adalah 27 meter. Dengan melakukan
proses inversi AVO maka resolusi data seismik
dapat ditingkatkan hingga 300% karena adanya
tambahan komponen frekuensi tinggi dari yang
diadopsi data log sehingga resolusi data seismik
setelah proses inversi menjadi 9 meter.
Langkah selanjutnya, setelah melakukan
koreksi NMO untuk meluruskan reflektor akibat
Gambar 2. Klasifikasi AVO Reservoar Batupasir menurut pengaruh sudut pantul, kemudian data 3D seismic
Castagna (1997).
prestack disusun ulang dengan format angle
gather untuk meningkatkan nilai S/N. Agar
Dengan menggunakan persamaan pengelompokan data disusun menurut near, mid,
gelombang Vp dan Vs yang didasarkan hubungan dan far offset maka lebih tepat jika pemisahan
antara konstanta Lame (λ), dan modulus geser data 3D seismic prestack menggunakan susunan
(µ) dan densitas maka dapat diturunkan atribut berdasarkan angle gather. Langkah terakhir
AVO Lamda-Mu-Rho (LMR) dan Mu-Rho (MR) dalam tahapan penyiapan data adalah menyusun
dari Ip dan Is sebagai berikut: data seismik 3D seismic restack dalam format
super gather untuk mengoptimalkan kualitas
µρ = Is2 λρ = Ip2 - 2Is2 data dan menekan noise. Gambar 5 dibawah ini
ditampilkan sayatan data 3D seismic prestack
Data yang diperlukan adalah data 3D setelah di stacking dengan sudut datang 0 hingga
Seismic Gather 3D dan data log akustik sonik, 30 derajat (full stacked). Data seismik setelah
densitas, shear wave dan log petrofisik ϕ, Sw, stacking siap diinterpretasi.
serta data log penunjang GR, V-shale, resistivity
sumur LMG-1 dan LMG-3.
Analisis Data
sebagai batasan nilai atau filter. Model analitik dari proses inversi AVO. Nomogram ini juga
antara besaran akustik Rp dan PR dengan digunakan untuk memisahkan zona-zona yang
besaran petrofisik yaitu ϕ dan Sw, diturunkan dari termasuk dalam bagian target reservoar dan
persamaan teoritik Gassman. yang bukan target. Berdasarkan kurva-kurva
pada nomogram. Model hubungan analitik ini
dapat dikembangkan untuk berbagai karakter
reservoar yang berbeda, dengan cara membuat
nomogram yang sesuai dengan nilai-nilai
pasangan parameter Kd dan Gd yang ditentukan
terlebih dahulu.
Hubungan matematis antara ϕ dengan AI
dan PR digambarkan dalam Gambar 11a yaitu
untuk masing-masing kurva ϕ ; 1%, 4%, 8% dan
12%. Hubungan matematis antara Sw dengan AI
dan PR digambarkan pada Gambar 11b untuk
Gambar 9. Kurva Anomali AVO Top Zona-2 di LMG-1.
masing-masing kurva Sw 30%, 50%, 80% dan
100%. Untuk menghitung distribusi lateral ϕ dan
Sw dalam skala lapangan, maka besaran akustik
AI dan PR diganti dengan atribut seismik pseudo
AI dan PR. Atribut-atribut seismik ini diturunkan
dari proses inversi AVO.
Gambar 11a. Hubungan analitik ϕ dengan AI dan PR. Gambar 11b. Hubungan analitik Sw dengan AI dan PR.
Gambar 12. Crossplot Ip terhadap PR di LMG-01. Gambar 13. Crossplot Ip terhadap ϕ di LMG-01.
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 63-74
70
Gambar 14. Crossplot Ip terhadap PR di LMG-03. Gambar 15. Crossplot Ip terhadap ϕ di LMG-03.
yang hasilnya adalah sebagai berikut: AVO. Dalam analisis AVO bentang batas sudut
datang telah dibagi dalam 3 bagian, near-stack,
Ip : (11100-11900) m/s.g/cc mid-stack dan far-stack. Bentang batas bisa
ϕ : (5-9)% dibuat dalam satuan jarak yang tetap atau dalam
satuan sudut yang tetap. Untuk mengidentifikasi
Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh keberadaan fluida hidrokarbon pada suatu
dari analisis kesensitifan di sumur LMG-01 dan reservoar akan lebih sensitif jika menggunakan
LMG-03 pada zona reservoar target berdasarkan data seismik far-offset-stacking karena pada
crossplot, maka hubungan besaran akustik dengan bentang batas ini terjadi sudut kritis refleksi dan
besaran petrofisik untuk zona target, diperoleh anomali amplitudo mencapai maksimum. Hal
batasan nilai (cut-off) sebagai berikut: ini dijelaskan sebagai pengaruh sudut datang
terhadap perubahan AI/EI terhadap Sw.
Ip : 11100–11800 (m/s*gr/cc) Baik AI maupun EI akan mengecil
ϕ : (6 – 9) % nilainya jika fluida semakin tersaturasi. Namun
PR : (0.17-0.18) perubahan nilai EI lebih besar (sensitif) dibanding
perubahan nilai AI. Perubahan ini lebih terlihat
Pembahasan pada batuan reservoar dibandingkan shale.
Validasi setelah proses inversi perlu
Jika inversi konvensional seismik post- dilakukan untuk memastikan hasil yang
stack menghasilkan atribut AI, maka inversi diperoleh terukur dan dapat dipercaya, paling
terhadap data seismik pre-stack atau yang tidak pada sumur-sumur sebagai titik kontrol.
dikenal dengan inversi AVO dapat menurunkan Gambar 16 menunjukkan validasi terhadap hasil
atribut AVO yaitu EI dan PR. Aplikasi dari inversi yang sudah dilakukan dalam bentuk
atribut AI terbatas pada estimasi nilai-nilai ϕ dan korelasi antara AI sintetik inversi dengan AI di
litologi batuan reservoar, sedangkan aplikasi sumur LMG-01.
dari atribut-atribut AVO ini digunakan untuk Pada Gambar 17 ditunjukkan penampang
mengestimasi Sw dalam batuan selain litologi Ip yang melalui sumur LMG-01. Korelasi antara
dan ϕ. hasil inversi (Ip) dengan log Impedansi tampak
Inversi AVO ini menurunkan lebih fit di sumur LMG-01. Artinya kalibrasi serta
banyak atribut-atribut seismik, dimana secara memvalidasi proses inversi AVO dengan data
simultan dapat mengestimasi Vp, Vs dan densitas log impedansi di sumur LMG-01 (dalam skala
(ρ). Analisis dan inversi AVO sering digunakan warna) baik hasilnya.
sebagai DHI (direct hydrocarbon indicator) dan Bentang batasan nilai (cut-off range)
sebagai alat prediksi isi kandungan reservoir dari reservoar target untuk atribut Ip adalah
karena dalam reservoar pada umumnya terjadi (11.100–11.900) m/s.gr/cc (dalam Gambar 17;
anomali ratio Vp/Vs yang menyebabkan anomali warna biru hingga coklat). Untuk menghitung
Integrasi Teknik Inversi AVO dengan Model Analitik Petrofisika untuk Menghitung Porositas dan Saturasi Air
(Paul Hutabarat, Fakhriadi Saptono, Bambang Widarsono dan Ridwan) 71
Gambar 16.
Korelasi hasil inversi (AI sintetik) vs EI di sumur LMG-01 = 92,2%
Korelasi hasil inversi (AI sintetik) vs EI di sumur LMG-03 = 96,0%
distribusi secara lateral dari Ip, yang dihasilkan reservoar adalah warna kuning-hijau yang
dari proses inversi, digunakan teknik multi diprediksi sebagai lokasi-lokasi keberadaan
atribut analisis untuk meningkatkan korelasi. hidrokarbon gas.
Distribusi Ip secara lateral pada zona reservoar Properti petrofisik terakhir yang akan
target ditampilkan pada Gambar 18. Berpedoman diestimasi adalah Sw. Penampang Sw ditampilkan
pada bentang batas nilai yang telah dianalisa pada Gambar 23 yang melalui sumur LMG-
kesensitifannya pada tahap sebelumnya, maka 01. Sama seperti atribut seismik sebelumnya,
lokasi yang diharapkan berisi hidrokarbon pada Gambar 23 ini adalah cara kalibrasi dan
adalah bentang batasan nilai (11.100 – 11.800) validasi nilai nilai Sw hasil proses inversi AVO
m/s.gr/cc. Lokasi zona target dalam peta Ip terhadap nilai-nilai Sw di sumur LMG-01.
adalah berwarna merah hingga biru muda. Untuk menghitung distribusi Sw secara lateral di
Dalam Gambar 19 ditunjukkan irisan zona reservoar maka digunakan rumus analitik
penampang ϕ hasil dari proses inversi AVO yang yang telah diturunkan pada Gambar 11b sebagai
melewati sumur LMG-01. Untuk menghitung fungsi AI dan PR. Karena bentang batas nilai
distribusi ϕ secara lateral digunakan rumus Sw pada reservoar target adalah (30-50)% maka
analitik yang diturunkan dari rumus Gasman dipilih rumus perhitungan analitik Sw dari
(Gambar 11a) sebagai fungsi AI dan PR, untuk nomogram Gambar 11b antara Sw 30% hingga
bentang batas nilai (6-8)%. Dari hasil kalkulasi 50%.
ini diperoleh peta distribusi ϕ zona reservoar Hasil perhitungan Sw adalah distribusi
pada Gambar 20. Lokasi-lokasi target dalam nilai Sw secara lateral di zona reservoar seperti
peta ϕ adalah warna merah hingga ungu. yang ditunjukkan pada Gambar 24. Berdasarkan
Gambar 21 menunjukkan penampang PR yang peta Sw ini, maka lokasi-lokasi yang diperkirakan
melalui sumur LMG-01. Bentang batasan nilai mengandung hidrokarbon gas adalah yang peta
untu katribut PR pada zona target adalah (0.17- Sw yang berwana biru. Hasil-hasil perhitungan
0.18). Dalam gambar ini tampak atribut PR Ip, PR, ϕ dan Sw telah dikalibrasi dan divalidasi
hasil inversi AVO yang melalui di sumur LMG- terhadap nilai-nilai log di sumur LMG-01 dan
01, terkalibrasi dan tervalidasi baik dengan log LMG-03.
PR di sumur LMG-01. PR merupakan salah Peta ϕ (Gambar 22) dan peta Sw
satu variabel paling penting untuk menghitung (Gambar 24) tampak mempunyai kemiripan
nilai ϕ dan Sw. Distribusi PR secara lateral di pola penyebaran satu dengan lainnya. Artinya
zona reservoar ditunjukkan pada Gambar 24 antara zona porous dan zona saturasi air berada
sebagai peta PR. Lokasi yang merupakan target pada area yang sama.
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 63-74
72
Gambar 17. Penampang Ip melalui sumur LMG-01. Gambar 18. Peta distribusi Ip. Bentang cut-off (11.100-
Bentang cut-off (11.100 – 11.800) m/s.gr/cc 11.800) m/s.gr/cc.
Gambar 19. Penampang ϕ melalui sumur LMG-01. Bentang Gambar 20. Peta Distribusi ϕ; bentang cut-off (6 –9) %.
cut-off (6 – 9) %.
Gambar 21. Penampang PR melalui sumur LMG-01 Gambar 22. Peta PR; bentang cut-off (0.17–0.18).
bentang cut-off (0.17 – 0.18).
Integrasi Teknik Inversi AVO dengan Model Analitik Petrofisika untuk Menghitung Porositas dan Saturasi Air
(Paul Hutabarat, Fakhriadi Saptono, Bambang Widarsono dan Ridwan) 73
Kesimpulan Referensi
Studi terintegrasi inversi AVO, fisika Castagna, J.P., Swan, H.W., (1997), Principles of
batuan petrofisika dan geologi adalah suatu kajian AVO crossplotting, The Leading Edge.
karakterisasi reservoar, untuk mengestimasi Gan, Li-deng, Dai, Xiao-feng, Li, Ling-gao,
penyebaran lateral saturasi air di zona reservoar (2008), Application of Petrophysics-based
dengan memanfaatkan atribut AVO. Studi kasus Prestack Inversion to Volcanic Gas Reservoar
di suatu lapangan gas, pada reservoar batu pasir Prediction in Singliao basin”, Research
berumur Pratersier. Kesimpulan yang diperoleh Institute and Development, PetroChina
dari penelitian ini adalah studi menawarkan Company Limited.
suatu metoda pendekatan untuk membuat Hu, R.Y., Holden, T., Broussard, M., (2011),
peta distribusi nilai-nilai ϕ dan Sw seluas Petrophysics and Rock Physics Modeling to
lapangan migas melalui pemodelan analitik Improve Seismic Reservoar Charcterization-
petrofisik dan inversi AVO. Analisis sensitifitas Case study of Haclberry Sandstone, Search and
menunjukkan bahwa antara properti petrofisik ϕ Discovery Article #40774.
dan Sw dengan atribut seismik AVO Ip dan PR, Nugroho, P., Mishar, G., Gunawan, H., (2013),
tidak menunjukkan pola hubungan matematis Thin Basal Sand Reservoar Distribution Using
yang sederhana sehingga diperlukan bantuan Elastic Properties Approach, Case Study:
pemodelan analitik berdasarkan persamaan Aryani Field, Asri Basin, Southeast Sumatra,
Gassman untuk mencari pola hubungan antara PIT HAGI-IAGI, Medan.
kedua properti ini. Pemodelan analitik dilakukan Quijada, M.F., Srewart, R.R., (2008), Petrophysical
untuk fasies tertentu yang dipilih berdasarkan and seismic signature of a heavy oil sand
hasil analisa geologi, sehingga diperoleh pola reservoar: Manitou Lake, Saskatchewan,
hubungan antara besaran petrofisik ϕ dan Sw dan Cewes, University of Calgary.
besaran akustik yang diwakili oleh atribut seismik Russell, B.H., Hedlin, K., Hilterman, F.J., Lines,L.R.,
Ip dan PR dalam bentuk nomogram seperti yang (2003), Fuid property discrimination with AVO:
ditunjukkan pada Gambar 11. Peta sebaran Ip A Biot-Gasmann perspective, Geophysics, Vol
dan PR (Gambar 18 dan Gambar 22) dan peta 68, No.1, P.29-39.
sebaran ϕ dan Sw (Gambar 20 dan Gambar 24) Savic, Milos, Ver West, Bruce, Gingrich, Dean,
di zona reservoar untuk fasies tertentu, masing- (2005), Elastic Impedance Inversion in Practice,
masing telah dikalibrasi dan divalidasi terhadap ARCO British Ltd.
besaran-besaran log yang samadi sumur LMG- Veeken, P., Rauch-Davies, M., Peb. 2006, AVO
1. Dalam studi kasus ini digunakan data seismik attribute analysis and seismic reservoir
yang mempunyai frekuensi dominannya 25 herzt characterization, First break, vol. 24.
sehingga memberikan resolusi data seismik Walls, J., Dvorkin, J., Carr, M., 2009, Well Logs
sebesar 27 m. Untuk studi kasus karakterisasi and Rock Physics in Seismic Reservoar
reservoar kualitas data seismik ini kurang Characterization, Rock Solid Images.
memadai, terutama untuk resevoir yang tebalnya Zhou, Zhengyun, Hilterman, F.J., Kumar, M., (2005),
kurang dari 25 meter. Faktor kedalaman reservoar Water Saturation estimation from seismic and
diperkirakan menjadi salah satu penyebab rock-property trends”, Center for Applied
hilangnya sebagian informasi data seismik. Geosciences and Energy, Houston.
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 63-74
74
Tinjauan Aspek Fisika Kimia Lingkungan pada Kegiatan Operasi Migas di
Kawasan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar – Danau Bawah
Review of Environmental Physico Chemical Aspects in The Oil and Gas Operating
Activities at Danau Pulau Besar – Danau Bawah Wildlife Sanctuary Area
Abstrak
Dalam upaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) bumi untuk kepentingan nasional,
kegiatan produksi dan pengembangan gencar dilakukan termasuk juga ke wilayah-wilayah yang mempunyai
tingkat kerentanan tinggi, di antaranya Kawasan Suaka Marga Satwa Danau Pulau Besar – Danau Bawah
(KSM DPB-DB) yang berada lebih kurang 160 km sebelah Timur Kota Pekanbaru dan 40 km dari Kota Siak
Sri Indrapura dengan luasan total 28.237,5 Ha. Kawasan ini jenis ekosistemnya adalah rawa-gambut. Aspek
yang ditinjau adalah parameter fisika-kimia lingkungan, hasil pemantauan yang dilakukan menunjukkan
masih berada dalam kondisi baik. Hal ini menandakan bahwa kegiatan operasi migas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap aspek fisika-kimia lingkungan kawasan tersebut.
Kata kunci: Fisika-kimia lingkungan, kawasan suaka margasatwa, ekosistem rawa-gambut.
Abstract
In an effort to increase the production of oil and gas in the national interest, production and development
activities as well as intensively carried out to areas that have a high degree of vulnerability, including reserve
areas of wildlife sanctuary Danau Pulau Besar – Danau bawah (KSM DPB-DB) located approximately 160
kilometers east of Pekanbaru city and 40 km from the Siak Sri Indrapura city, with a total area of 28237.5
hectares. This area is a kind of peat-swamp ecosystem. Aspects to be reviewed were the physico-chemical
parameters of the environment, the results of monitoring conducted showed they are still in good condition.
This indicated that oil and gas operations do not significantly affect the physico-chemical aspects of the
environment of the mentioned area.
Keywords: Environmental physico-chemical, wildlife sanctuary, peat-swamp ecosystem.
75
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 75-82
76
Tabel A. Hasil Pengukuran Parameter Fisika-Kimia dan Prosentasenya Terhadap Nilai Ambang Batas (NAB)
Tinjauan Aspek Fisika Kimia Lingkungan pada Kegiatan Operasi Migas di Kawasan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar
– Danau Bawah (R. Abdullah Musa dan Iskandar) 79
dapat dinyatakan bahwa kondisi kualitas udara di RKL-RPL Pengembangan Lapangan Zamrud
kawasan relatif tidak mengalami gangguan yang menunjukkan bahwa nilai COD dan BOD
berarti dengan adanya kegiatan operasi migas awalnya sudah melebihi ambang batas.
yang rutin di dalamnya. Upaya pengelolaan sumber pencemaranan
Parameter kualitas air hasil pengukuran udara, kebisingan dan pencemaran air yang sudah
menunjukkan bahwa enam parameter yakni DO efektif selama ini perlu dipertahankan. Frekuensi
(oksigen terlarut), TDS (total padatan terlarut),pemantauan perlu ditingkatkan untuk mengetahui
NH3 (amoniak), Timbal dan Cl2 (Klorin) nilainya pola fluktuasi kualitas udara, kebisingan dan
masih di bawah ambang batas. kualitas air dalam rentang waktu yang lebih
pendek, misalnya pola perubahan selama 24 jam
Tiga parameter yakni COD (Chemical dan selama 12 bulan.
Oxygen Demand), BOD (Biological Oxygen
Demand) dan kandungan minyak atau lemak Referensi
nilainya diatas NAB. Hal ini tidak bisa langsung
dinilai bahwa tingginya nilai tiga parameter Arief, A. 2001. “Hutan dan Kehutanan”. Penerbit
tersebut akibat adanya pencemaran dari dampak Kanisius. Yogyakarta.
kegiatan operasi migas. Perlu diperhatikan Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak
bahwa secara alami perairan gambut mempunyai Pusako (BSP) – Pertamina Hulu. 2013. “Studi
kandungan zat organik yang tinggi (Syarfi dan Harmonisasi Kegiatan Eksplorasi dan Produksi
Herman , 2007). Kandungan COD yang tinggi dengan Kawasan Suaka Margasatwa Danau
dalam perairan menunjukkan bahwa kandungan Pulau Besar – Danau Bawah” BOB PT BSP –
zat organik non-biodegradable yang terlarut Pertamina Hulu. Pekanbaru-Riau.
yang salah satunya berasal dari tumbuhan berupa Caltex Pacific Indonesia (CPI), PT. 1999. “Revisi
selulosa (Sastrawijaya, 2000). Nilai pengukuran Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana
BOD yang tinggi menunjukkan indikasi bahwa Pemantauan Lingkungan (RKL – RPL)
sudah terjadi pemakaian oksigen untuk proses Pengembangan Lapangan Zamrud – Riau. PT. CPI
biologis yang berlebihan, diantaranya untuk Hayward, J., A. Sebastian, M. Leighton, C. Benett,
proses pembusukan sampah-sampah organik M. Hardiono dan A. Sileuw. 2005. “Rainforest
yang ada dalam badan air. Nilai BOD perairan Alliance Smartwood Program High Conservation
dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, Value Forest (HCVF) Assesment Report for Siak
keberadaan mikroba, serta jenis kandungan Districk”. PT Arara Abadi Asia Pulp and Paper /
bahan organik. Pada perairan alami, yang Sinar mas Group.
berperan sebagai sumber bahan organik adalah Jagadeshapaa, K. C.and V. Kumara. 2013. “Influence
pembusukan tanaman. of Physico-chemical Parameters on The Diversity
of Plankton Species in Wetlands of Tiptur Taluk,
Kesimpulan dan Saran Tumkur dist, Karnataka State, India”. Carribean
Journal Science and Technology. 2013. Vol. 1
Hasil pengukuran parameter fisika-kimia p.185-193.
lingkungan menunjukkan bahwa kegiatan operasi Mc Kee, K. L. 1995. “Seedling Recruitment Patterns
migas di Kawasan Suaka Margasatwa Danau in a Belizean Mangrove Forest: Effects of
Pulau Besar dan Danau Bawah tidak berpengaruh Establishment Ability and Physicochemical
terhadap aspek fisika kimia lingkungan ditinjau Factors”. http://www.seaaroundus.org/
dari parameter kualitas udara dan air. Hal ini conference/belieze_scientific_papaers/
dibuktikan bahwa semua nilainya tidak melebihi McKee_1995.pdf. [29 Sept 2014].
ambang batas. Beberapa parameter yang melebihi Sardesai,S. 1992. “Dissolved, Particulate and
ambang batas dikarenakan kondisi alami Sedimentary humid acids in The Mangroves
perairan gambut yang nilainya memang sudah and Estuarine Ecosystem of Goa, West Coast of
tinggi sebelum adanya kegiatan operasi migas India” Indian Journal of Marine Science Vol. 22
di kawasan tersebut. Beberapa studi lingkungan (March 1993) p.54-58.
sebelumnya, salah satunya yang telah dilakukan Syarfi, S. Herman. 2007. “Rejeksi Organik Air
oleh PT CPI tahun 1999 dalam dokumen Revisi Gambut dengan Membran Ultrafiltrasi” Jurnal
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 75-82
80
Lampiran
Abstrak
Field Sangasanga memiliki satu blok yang memiliki karakteristik minyak paraffinic. Di salah satu
sumurnya yaitu NKL-1014 telah dilakukan well testing serta uji Produksi dan dihasilkan angka Skin dan water
cut cukup tinggi. Ada kemungkinan terjadinya paraffin deposit pada sand face formasi dan kecenderungan
pembentukan emulsi yang menyebabkan angka Skin yang tinggi sehingga aliran ke wellbore akan didominasi
oleh air, sehingga water cut akan cenderung tinggi. Dengan menggunakan campuran chemical berupa
demulsifier (pemecah emulsi), paraffin solvent (pelarut paraffin), dan base fluid (light crude oil) diperkirakan
akan memecah emulsion blocking dan melarutkan paraffin deposit serta menurunkan angka Skin sehingga
relative permeability dari minyak akan meningkat dan water cut turun. Metode yang digunakan adalah Huff
and Puff dimana campuran chemical diinjeksikan ke dalam sumur dan direndam selama 24 jam. Kemudian
sumur diproduksikan kembali dan dilakukan well testing untuk analisa Skin. Hasil produksi sebelum stimulasi:
120 bfpd/ 4 bopd/ 97% WC/ Skin 16.3. Hasil Produksi setelah stimulasi: 450 bfpd/ 55 bopd/ 86% WC/ Skin 7.9.
Kata kunci: Well testing, Stimulasi, paraffin, chemical.
Abstract
An area of Sangasanga Field has waxy oil characteristic. At well NKL-1014 was conducted well testing
and production testing, and the results were high Skin and high water cut. Hypothetically, paraffin deposits
and emulsion blocking existed on sand face of the formation and restricted the flow of the fluid especially
oil flow due to lower relative permeability. So, the water cut was high and so does the Skin factor. The mix
of demulsifier, paraffin solvent, and crude oil could break the emulsion and solve the paraffin deposit. The
stimulation method is Huff and Puff method which the mixture were injected to the formation and soak it for 24
hours. Then the well was produced and conducted well test for Skin analysis. Production pre-stimulation: 120
bfpd/ 4 bopd/ 97% WC/ Skin 16.3. Production after stimulation: 450 bfpd/ 55 bopd/ 86% WC/ Skin 7.9.
Keywords: Well testing, Stimulation, Paraffin, Chemical.
Pendahuluan
Latar Belakang
83
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 83-88
84
Permasalahan
Gambar 3. Minyak NKL-1014.
Lapisan D-11 dibuka antara lain pada
sumur NKL-1014 dan NKL-1012. Interval Dengan adanya emulsion blocking dapat
perforasi NKL-1014 yaitu 652 – 654 m dan meningkatkan nilai relative permeability of water
Interval perforasi NKL-1012 yaitu 670 – 673 m. sehingga laju produksi minyak akan menurun.
Secara struktural, lapisan D-11 NKL-1014 lebih Hal ini akan berimbas pada tingginya nilai WC.
updip dibandingkan dengan NKL-1012. Data produksi air dan minyak NKL-1014 diplot
Kedua sumur berjarak + 200 m. NKL- dalam diagram Chan untuk menggambarkan
1012 diproduksikan dengan menggunakan ESP kelakuaan Water Oil Ratio (WOR) dan Water Oil
dan NKL-1014 diproduksikan dengan Sucker Ratio Derivative (WOR’).
Rod Pump. Anomali terjadi pada data WC Dari gambar tersebut menunjukkan
dimana NKL-1014 memiliki WC rata-rata 97% bahwa terjadi indikasi rapid channeling. Hal ini
sedangkan NKL-1012 memiliki WC rata-rata memperkuat indikasi adanya kenaikan signifikan
90%. pada relative permeability dari air.
Stimulasi Sumur Menggunakan Campuran Crude Oil, Demulsifier, dan Paraffin Solvent untuk Meningkatkan Produktivitas
dan Mengurangi Tingginya Water Cut (Bayu Apriansyah, Mas’un Hidayat dan Fuad Habib) 85
Program Design
Job Execution
Kesimpulan
Referensi
Surfactant for oil cleaning and stimulating oil Horne R.N., 1990. Modern Well Test Analysis –
well. Product Information A Computer-Aided Approach. Petroway, Inc.
EON (Company). 2012. EONSURF SF 2129 – California.
Material Safety Data Sheet. Economides M.J. and Nolte K.G., 2000. Reservoir
Matthews C.S. and Russels D.G., 1967. Pressure Stimulation 3rd Edition. Wiley.
Build Up and Flow Tests in Wells. New Amyx, J.W., Bass, Jr., D.M. & Whiting, R.L.
York. (1960) “Petroleum Reservoir Engineering -
Abdassah D. 1997. Pressure Transient Analysis. Physical Properties.” McGraw-Hill Book Co.,
Penerbit ITB. Bandung. New York
Lampiran
Abstrak
Radial jetting merupakan teknologi yang digunakan untuk membuat lateral section tanpa harus
memotong casing. Lubang di casing dibuat dengan melakukan milling dengan milling bit kemudian lateral
section dalam formasi tercipta karena proses jetting fluida dengan tekanan tinggi melalui nozzle.
Lateral section dapat dibuat dalam beberapa kedalaman hingga 10.000 ft, arah dan panjang
yang berbeda-beda tergantung kondisi reservoir dan sumur yang ada. Diameter dari lubang casing
bervariasi tergantung pada diameter milling bit yang digunakan, sedangkan diameter lateral section
dalam formasi tergantung pada beberapa variable : kekuatan formasi, jetting pressure dan lamanya
jetting berlangsung.
Radial jetting digunakan untuk memperbesar konduktivitas dan radius pengurasan hidrokarbon di
dalam formasi, Meningkatkan rate produksi dan recovery hidrokarbon. Teknologi ini juga dapat diaplikasikan
bersamaan dengan chemical treatment seperti asam, solvent. Disamping itu radial jetting juga memiliki
beberapa kelebihan dibanding dengan metoda stimulasi yang lain, diantaranya adalah penetrasi dari radial
jetting akan lebih besar dari penetrasi perforasi konvensional yang saat ini ada, dapat diaplikasikan pada
zona dengan lapisan yang tipis, menghemat lokasi permukaan karena peralatan kerja yang tidak terlalu
banyak dibandingkan dengan hydraulic fracturing dan waktu pengerjaan tiap lateralnya juga lebih cepat.
Pertamina-EP Asset 2 mencoba mengaplikasikan teknologi ini pada sumur L5A-158 dan TTB-57
dengan karakteristik yang berbeda namun memiliki kesamaan masalah yaitu permeabilitas formasi yang
kecil dan kondisi surface yang tidak memadai untuk dilakukan hydraulic fracturing. Pada kedua sumur
tersebut dibuat 4 (empat) lateral section dengan arah dan panjang yang bervariasi, kenaikan produksi yang
diperoleh cukup significant, berkisar antara 100-200 % kenaikan produksi minyak.
Kata Kunci: Jetting, permeabilitas, penetrasi.
Abstract
Radial Jetting is a technology used to make the lateral section without having to cut the casing.
The hole in the casing is made by milling with a milling bit and then the lateral section in a formation
created by the process of jetting fluid at high pressure through a nozzle.
Lateral section can be made in some point of depth up to 10,000 ft, direction and length vary
depending on the condition of the existing reservoir and wells. The diameter of the holes varies depending
on the diameter of the casing milling bits used, while the diameter of the lateral section in formation
depends on several variables: formation hardness, jetting pressure, and jetting time.
Radial jetting is used to enlarge conductivity and drainage radius of hydrocarbons in the
formation, increasing the production rate and recovery of hydrocarbons. This technology can also be
applied in conjunction with chemical treatment such as acid, solvents. Besides, radial jetting also has
several advantages compared with other methods of stimulation, such as penetration of radial jetting will
be greater than the conventional perforation penetration currently exists, can be applied to zones with a
thin layer, save space for the equipment required is less than the hydraulic fracturing and the processing
time of each lateral is also shorter.
Pertamina EP Asset 2 tried to apply this technology to the wells L5A-158 and TTB-57 with
different characteristics but have a common problem that is a low formation permeability and surface
conditions are not sufficient to do hydraulic fracturing. In both these wells 4 (four) lateral sections were
made with varying direction and length. The increase in production obtained is quite significant, ranging
between 100-200% increase in oil production.
Keyword: Jetting, permeability, penetration.
89
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 89-96
90
Gambar 10. Grafik laju produksi sumur L5A-158 sebelum Hasil pekerjaan radial jetting di sumur
dan sesudah pekerjaan radial jetting. TTB-57 adalah sebagai berikut :
a. Target pertama yang dilakukan pada
Pada grafik diatas dapat dilihat terjadinya kedalaman 1341 m arah azimuth
kenaikan produksi minyak, dari sebelumnya N0oE, menghasilkan lintasan
berproduksi di bulan Februari 2014 sebesar gross penetrasi sejauh 50 meter / 164 feet
/ net / wc: 41 bfpd / 34 bopd / 18%, menjadi gross b. Target kedua yang dilakukan pada
/ net / wc: 251 bfpd / 128 bfpd / 49% di awal kedalaman 1340 m arah azimuth
bulan Maret 2014 setelah dilakukannya pekerjaan N90oE, menghasilkan lintasan
radial jetting. penetrasi sejauh 34 meter / 111,5 feet.
c. Target ketiga yang dilakukan pada
Implementasi radial jetting di sumur TTB-57 kedalaman 1339 m arah azimuth
N180oE, menghasilkan lintasan
Sumur TTB-57 merupakan sumur penetrasi sejauh 9,75 meters / 32 ft.
produksi minyak yang berlokasi di lapangan d. Target kedua yang dilakukan pada
Prabumulih. Fokus pekerjaan radial jetting di kedalaman 1338 m arah azimuth
sumur ini adalah pada lapisan a0 dengan jumlah N270oE, menghasilkan lintasan
rata-rata produksi minyak di bulan Januari 2014 penetrasi sejauh 91 meter / 298,5 feet.
adalah sebesar gross / net / wc: 62 bfpd / 59
bopd / 5%. Dari keempat target diatas, hanya satu
Target zona produksi lapisan a0 di sumur target yang dapat tercapat sesuai rencana, yaitu
TTB-57 adalah sebagai berikut : pada kedalaman 1342 m azimuth N0oE sejauh
1. Target pertama di kedalaman 1341 m 50 m. Ketidaksesuaian ketiga target lainnya
arah azimuth N0oE sejauh 50 m. disebabkan oleh jetting hose tidak dapat masuk
2. Target kedua di kedalaman 1340 m lebih dalam ke formasi meskipun tekanan pompa
arah azimuth N90oE sejauh 100 m. dinaikkan hingga 6000 psia.
3. Target ketiga dikedalaman 1339 m Pada grafik diatas dapat dilihat terjadinya
arah azimuth N180oE sejauh 100 m. kenaikan produksi minyak, dari sebelumnya
4. Target keempat dikedalaman 1338 m berproduksi di bulan Februari 2014 sebesar gross
arah azimuth N270oE sejauh 100 m. / net / wc: 62 bfpd / 59 bopd / 5%, menjadi gross /
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 89-96
94
Kesimpulan
Usman, Humbang Purba, Panca Wahyudi, Rudi Indharto dan Danang Sismartono
PPPTMGB “LEMIGAS”
upasarai@lemigas.esdm.go.id
Abstrak
Pengelolaan sumber daya migas saat ini dirasa masih belum optimal dalam mendorong kemampuan
penguasaan teknologi nasional. Hal ini tercermin masih dominannya komponen impor yang digunakan
dalam kegiatan hulu migas. Berbagai upaya terobosan telah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan
tersebut, di antaranya adalah pengembangan teknologi airgun mini seismik, rig untuk coal bed methane
(CBM), dan tabung adsorbed natural gas (ANG). Teknologi airgun mini seismik dirancang dengan daya
eksplosif rendah sehingga aman bagi lingkungan, tidak menimbulkan getaran ekstrim, mudah dalam izin
penggunaan dan penyimpanannya, dapat digunakan di rawa-rawa dan lokasi padat penduduk, serta lebih
ekonomis. Teknologi rig CBM dirancang untuk pengeboran sumur CBM dan kerja ulang sumur migas,
memiliki kemampuan memberikan beban tekan, tenaga kerja rig yang dibutuhkan lebih sedikit, dapat
beroperasi pada lahan sempit, hemat biaya pengeboran, dan harga yang relatif murah. Teknologi tabung
ANG menggunakan karbon aktif sebagai penyerap dan penampung gas dengan tekanan operasi jauh lebih
rendah dibandingkan tabung compressed natural gas (CNG). Dengan teknologi ini, produksi gas bumi
dari lapangan kecil dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar gas rumah tangga menggantikan liquefied
petroleum gas (LPG) yang lebih mahal sehingga dapat mengurangi impor dan subsidi LPG. Tingkat
komponen dalam negeri (TKDN) ketiga teknologi tersebut bervariasi hingga mendekati 100%. Teknologi
yang dikembangkan diharapkan dapat memberi kontribusi solusi persoalan migas nasional terkait kurang
optimalnya eksplorasi migas, turunnya sentimen investasi eksplorasi dan eksploitasi CBM, serta tingginya
impor LPG.
Kata kunci: seismik airgun mini, anjungan pemboran CBM, tabung ANG, TKDN
Abstract
To date, the role of oil and gas industry in encouraging national technology development is still
less. This is indicated by the use of imported components in oil and gas upstream activities are dominant.
Various attempts have been made to reduce the dependency of imported technologies. Among these are
the development of airgun-mini seismic, drilling rig for coal bed methane (CBM), and adsorbed natural
gas (ANG) cylinder tube. The airgun- mini seismic is designed to have a low explosive that safe for the
environment, low vibration, easy to get permit of using and storing, allow to use in swamp and dense
population areas, as well as more economical. The CBM rig technology is designed for drilling CBM
wells and work-over oil and gas wells, be able to provide compressive load, less rig worker required,
enable to operate on less area, cost-effective drilling, and relatively cheap. The ANG tube technology uses
activated carbon as adsorbent for storing gas with an operating pressure substantially lower than the tube
of compressed natural gas (CNG). With ANG technology allows the gas production from a small field can be
used for household gas fuels replace the expensive liquefied petroleum gas (LPG), therefore reduce imports
and LPG subsidy. Domestic component level (TKDN) for those three technologies varied by nearly 100%.
Developed technologies are expected to contribute in national oil and gas issues related to less optimal
national oil and gas exploration, the decline in investment sentiment on CBM exploration and exploitation,
as well as the high import of LPG.
Keywords: airgun-mini seismic, drilling rig CBM, adsorbed natural gas cylinder tube, domestic component
level
97
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 97-112
98
kebutuhan sehingga dihasilkan produk yang dilakukan untuk mengetahui performa airgun
memiliki kualitas dan harga lebih murah. mini, hasil rekaman, keamanan operasi, dan
perbandingannya dengan dinamit. Pengujian
II.1 Airgun Mini dilakukan bersamaan kegiatan akuisisi seismik.
Geofone (receiver) yang digunakan sama dengan
Kegiatan akuisisi seismik di Indonesia yang dipakai oleh industri akuisisi seismik
banyak meggunakan dinamit sebagai dengan volume chamber 60 inci kubik. Pengujian
sumber pembangkit gelombang karena dapat dilakukan di sungai dengan menggantung alat
menghasilkan sinyal rekaman seismik yang hingga kedalaman 1 meter di dalam sungai dan di
lebih baik bila dibandingkan dengan sumber darat dengan membuat lubang dengan kedalaman
eksplosif dan impulsif lainnya. Namun demikian 1 meter. Sebagai pembanding digunakan dinamit
penggunaan dinamit menimbulkan banyak yang ditanam dekat lubang airgun mini pada
permasalahan. Mulai dari lamanya perizinan, kedalaman 5, 10, 20, dan 30 meter. Gambar 4
pengadaan gudang bahan peledak, penjagaan menunjukkan posisi airgun mini untuk akuisisi
yang ketat, konflik sosial penduduk karena seismik di darat.
rumah retak hingga perusakan lingkungan. Hasil akuisisi seismik di darat
Selain itu, juga terdapat sejumlah kendala menunjukkan masih adanya noise pada far
teknis yaitu dinamit sulit digunakan pada offset-nya. Frekuensi dominan juga masih
daerah rawa-rawa, daerah transisi, banjir luapan relatif rendah, sekitar 7 Hz di darat dan sekitar
sungai, daerah intrusi, dan kawasan padat 5 Hz di sungai dengan broadband relatif sempit.
penduduk. Konsekuensi permasalahan tersebut Rekaman refleksi dapat terlihat hingga 1.000
mengakibatkan biaya operasi menjadi mahal milisecond. Rekaman seismik hasil pembangkit
dan atau akuisisi seismik tidak bisa dilakukan gelombang dinamit dapat menghasilkan
pada daerah tersebut. frekuensi dominan 45 Hz dan reflektor dapat
Dengan latar belakang permasalahan terlihat hingga 3.000 milisecond dari peledakan
di atas, LEMIGAS mengembangkan alat pada kedalaman 30 m. Gambar 5 dan 6
pembangkit sumber ledakan alternatif untuk menunjukkan data rekaman airgun mini dan
mengatasi permasalahan dan kesulitan teknis peledakan dinamit.
dalam penggunaan dinamit. Alat ini dinamakan Capaian penting dari hasil uji coba yang
airgun mini karena diadopsi dari airgun laut. dilakukan ini terbukti bahwa airgun mini dapat
Namun airgun mini yang dikembangkan memunculkan reflektor di darat dan di sungai.
memiliki ukuran relatif lebih kecil dibandingkan Alat ini dapat bekerja baik pada daerah rawa dan
dengan airgun laut (Humbang dkk., 2014) padat penduduk serta tidak menimbulkan polusi
Prinsip kerja airgun mini adalah menyuplai suara. Alat ini dapat berfungsi di kedalaman 1
udara dari tabung oksigen ke tabung (chamber) meter sehingga cocok untuk daerah intrusi. Uji
airgun mini dengan volume 60 cu-inchi. Posisi coba lebih lanjut dengan variasi volume chamber
mini airgun dimasukkan ke dalam lubang dengan dan tekanan diperlukan untuk mendapatkan
kedalaman 1,5 - 2,0 meter. Udara yang disuplai kualitas rekaman data dan energi penetrasi
akan menghasilkan tekanan hingga 1500 psi. standar industri. TKDN alat ini mencapai 99%.
Katup airgun mini kemudian dilepas sehingga Penggunaan airgun mini untuk survei 2D dan
massa udara bertekanan tinggi di dalam tabung 3D dapat memangkas biaya berkisar 50% - 60%
akan keluar dan merambat melalui air sebagai dibandingkan dengan menggunakan dinamit.
media kopling ke permukaan tanah. Energi tekan
akan menggetarkan massa permukaan tanah dan II.2 Rig CBM
menjalar ke bawah permukaan bumi. Gelombang
yang menjalar tersebut akan mengalami refleksi Coalbed methane (CBM) merupakan
ketika bertemu dengan lapisan batuan dan salah satu sumber daya alam strategis yang cukup
direkam di permukaan oleh geofone (receiver). potensial memasok kebutuhan energi nasional
Ilustrasi prinsip kerja airgun mini diberikan dalam rangka diversifikasi energi. Potensi CBM
dalam Gambar 3. Indonesia berdasarkan hasil studi Advance
Pengujian skala lapangan telah Research International (ARI) dengan Ditjen
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 97-112
100
Migas dan Bank Pembangunan Asia tahun 2003 penambahan peralatan blow out preventer (BOP)
diperkirakan sebesar 453 triliun kaki kubik (Tcf) dan substructure untuk meninggikan posisi meja
tersebar pada 11 cekungan di pulau Sumatra, bor (Panca dkk., 2013). Kelemahan rig tambang
Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Data terbaru di antaranya kemampuan angkat rig hanya sekitar
sumber daya CBM berdasarkan wilayah kerja 30 ton. Kedalaman reservoar CBM di Indonesia
aktif 2014 yaitu Sumatra (22 WK) sebesar 43,6 pada umumnya berada di kedalaman 500 hingga
Tcf dan Kalimantan (32 WK) sebesar 94,8 Tcf 1.000 meter untuk wilayah Sumatera dan 500
(Gunawan, 2014). hingga 1.500 meter untuk wilayah Kalimantan,
Produksi sumur gas CBM sangat berbeda sehingga memerlukan kemampuan angkat rig
dengan produksi sumur gas konvensional, yang lebih besar, seperti pada rig migas.
dimana sumur gas CBM butuh waktu lama untuk Berdasarkan peluang dan tantangan
mulai produksi dan laju alir relatif kecil, berkisar seperti diuraikan di atas, LEMIGAS
0,2 juta standar kaki kubik (MMscf) per hari. mengembangkan prototipe rig CBM yang
Sehingga akan diperlukan jumlah sumur yang memenuhi standar internasional, relatif murah,
sangat banyak untuk mencapai tingkat produksi handal, dan operasionalnya mudah dengan tingkat
ekonomis pengusahaan CBM. kandungan lokal tinggi. Konsep rancang bangun
Banyaknya jumlah sumur yang harus rig CBM adalah menggabungkan konsep rig
di bor per tahun membutuhkan dukungan konvensional migas dengan rig tambang. Hasil
ketersediaan rig dalam jumlah yang cukup. kombinasi tersebut menghasilkan keunggulan:
Selain kegiatan pengeboran, masih diperlukan kemampuan angkat mencapai 60 ton, dapat
tambahan rig untuk menunjang kegiatan memberikan beban tekan selain berat rangkaian,
perbaikan dan kerja ulang sumur. Kebutuhan rig dapat beroperasi pada lahan terbatas, jumlah
pengeboran dan kerja ulang dengan kapasitas operator lebih sedikit, BOP bisa dipasang di
kecil sampai menengah akan menjadi sangat bawah rig, mobilisasi cepat pada segala kondisi,
banyak bila pengusahaan lapangan CBM mulai rig up-rig down dapat dilakukan dengan mudah
masuk fase pengembangan. Saat ini jumlah rig dan cepat, serta biaya operasi lebih murah (Panca
dengan kapasitas 351-500 HP hanya 83 unit dkk., 2013).
atau 24% dari total (Santoso, 2014). Jumlah Desain prototipe mengacu pada rig CBM
tersebut hanya memenuhi rasio penyedian yang sudah ada di pasaran dengan beberapa
sebesar 69% dari total kegiatan sumur CBM penambahan, di antaranya: operasional sistem
tahun 2014 yang mencapai 119 program kerja putar menggunakan top drive yang dijalankan
sumur (Paju, 2014). Jumlah rig pada kapasitas secara hidrolik, menara rig didesain kompak
tersebut masih bersaing untuk kebutuhan kerja sehingga dapat menahan beban lebih dari
ulang sumur migas. Praktis tidak ada pilihan kapasitas angkatnya, meja kerja dapat diatur naik
lain bagi Kontaktor Kontrak Kerja Sama turun untuk BOP, chases dapat menopang beban
(KKKS) CBM untuk menggunakan jenis rig berat, truk mempunyai 4 axle ditambah 2 buah
migas yang umumnya memiliki kapasitas basar, pada rig-nya dengan kapasitas tenaga 440 Hp
peralatan yang kompleks dan memerlukan pada 1800 rpm dengan penggerak 8x8. Gambar
jumlah awak rig yang banyak. Akibatnya biaya 7 sampai dengan 9 menunjukkan rangkaian
operasi pengeboran dan kerja ulang sumur CBM pengerjaan instalasi komponen rig. Gambar
menjadi sangat mahal. Hal ini menjadi salah 10 adalah rig CBM LEMIGAS yang telah siap
satu faktor penyebab keekonomian pengusahaan digunakan. Rig ini mengacu pada standar API
CBM menjadi marginal, selain faktor regulasi Spec 4E-F dan telah lulus uji fungsi dan uji
dan tumpang tindih lahan, sehingga industri beban. Proses pabrikasi dilakukan di warehouse
CBM nasional belum memperlihatkan gelagat Petrodrill, Dawuan, Jawa Barat. TKDN yang
yang menggembirakan. digunakan dalam pembangunan prototipe Rig
Penggunaan rig tambang yang relatif CBM LEMIGAS sudah mencapai 40% dan
murah, awak rig relatif sedikit, dan dapat diharapkan dapat terus meningkat jika telah
memberikan beban tekan saat pelaksanaan memasuki fase pabrikasi komersial.
corring pada kedalaman relatif dangkal dapat Penghematan biaya dari komponen waktu
digunakan dengan beberapa modifikasi yaitu mobilisasi, rig up-rig down, waktu pengeboran,
Terobosan Pengembangan Teknologi untuk Mendukung Kemandirian Industri Migas Nasional
(Usman, Humbang Purba, Panca Wahyudi, Rudi Indharto dan Danang Sismartono)
101
area lahan pengeboran, dan jumlah pekerja sehingga dapat menyerap gas metana. Pengujian
dapat mencapai 25%. Tingkat keekonomian terhadap karbon aktif yang dihasilkan telah
pengembangan manufaktur CBM dengan dilakukan meliputi pengujian luas permukaan
skema direct investment berdasarkan skenario pori karbon aktif menggunakan metode nitrogen
produksi dan penyerapan rig sesuai Gambar 11, sorption (BET). Pengujian ini juga menghasilkan
menunjukkan keekonomian yang atraktif seperti harga volume mikropori dan total volume pori.
pada Tabel 1 (Sismartono, 2014). Pengujian dengan metode forrier tranformation
Gambaran teknis prototipe CBM dan infrared spectroscopy (FTIR) dan titrasi Boehm
keekonomiannya diharapkan mendorong target dilakukan untuk mengetahui gugus fungsional
jangka menengah yang ingin dicapai yaitu dari permukaan pori karbon aktif. Pengujian
tumbuhnya manufaktur rig CBM dalam negeri dengan X-ray defraction (XRD) untuk mengetahui
serta menunjang pengusahaan industri CBM yang struktur kristal karbon aktif.
mandiri, efisien, dan kompetitif dalam rangka Perancangan tabung ANG memerlukan
memperkuat ketahanan energi dan mewujudkan besaran penyerapan gas dalam adsorben
kemandirian industri migas nasional. (adsorbs/desorbsi) dan target kapasitas tabung
sesuai dengan penggunaan tabung ANG tersebut.
II.3 Tabung ANG Daya penyerapan adsorben ditentukan melalui
pengujian adsorbs/ desorbsi gas pada adsorben.
Penyimpanan bahan bakar gas (BBG) Alat uji ini berupa tabung yang dapat diisi dengan
dalam tabung yang dikenal dengan CNG sebagai butiran karbon aktif dengan kepadatan tertentu,
sarana penyaluran bahan bakar merupakan salah kemudian tabung yang berisi karbon aktif
satu alternatif mengurangi ketergantungan energi tersebut diisi gas metana sampai dengan tekanan
pada bahan bakar minyak. Dengan menggunakan sekitar 30 bar, volume gas yang dapat terisi
tabung gas, distribusi gas dapat menjangkau dan terserap di dalam tabung disebut kapasitas
wilayah yang lebih luas tanpa membangun adsorbsi atau pengisisan tabung, kemudian untuk
jaringan pipa gas yang sangat mahal. Namun mengetahui kapasitas desorbsi gas, dilakukan
pemakaian BBG menggunakan tabung CNG dengan mengeluarkan gas dari tabung hingga
masih banyak mengalami kendala, di antaranya mencapai tekanan 1 bar. Desain tabung ANG
membutuhkan tabung yang besar dan berat, mengacu standar ASME VIII tentang desain
tekanan tabung relatif tinggi, dan kapasitas pressure vessel.
pengisian relatif terbatas. Untuk itu perlu Hasil penelitian adsorben karbon aktif dan
dikembangkan metode alternatif penampungan tabung ANG telah diuji coba pada penggunaan
BBG ke dalam tabung yang dapat memuat gas kompor gas LPG yang sudah dimodifikasi
sebanyak mungkin dengan tekanan, berat, dan agar terjadi penyalaan dengan menggunakan
volume tabung yang relatif kecil. BBG yang komposisinya berbeda dengan
Menjawab tantangan tersebut, LEMIGAS LPG. Modifikasi tersebut dengan memperbesar
mengembangkan tabung ANG (Rudi dkk, 2011). diamater nozel yang ke pembakar (burner) agar
Proses pengembangan tabung ANG meliputi dipenuhi syarat perbandingan gas dan udara
pembuatan adsorben dari karbon aktif sebagai untuk terjadinya pembakaran. Peralatan kompor
media penyerap gas dan pembuatan tabung baja gas LPG yang ada di pasaran digunakan dalam
sebagai tempat adsorben. Tabung ANG yang uji coba ini dengan mengatur tekanan kerja
dihasilkan terbukti dapat berfungsi sebagai media tabung sekitar 10 bar, di bawah tekanan kerja
untuk menyerap gas dalam kapasitas besar pada tabung LPG sebesar 15 bar. Gambar 12 dan 13
tekanan yang relatif rendah. menunjukkan fasilitas pengisian tabung ANG
Pembuatan karbon aktif dilakukan di LEMIGAS dan uji coba penggunaan tabung
dengan pengaktifan karbon yang ada di pasaran untuk pengganti LPG.
untuk mendapatkan luas area permukaan besar Teknologi tabung ANG dengan karbon
sebagai syarat karbon aktif sebagi adsorben. aktif sebagai media penyimpanan merupakan
Selanjutnya dilakukan rekayasa permukaan mode transportasi BBG yang sangat potensial
pori karbon aktif tersebut untuk membentuk dimanfaatkan pada lapangan-lapangan gas
gugus fungsional permukaan pori karbon aktif marginal, untuk substitusi LPG di sektor rumah
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 97-112
102
tangga sehingga potensial mengurangi impor Setelah titik kritis, risiko teknis suatu hasil riset
LPG. Dengan tekanan yang rendah (maks 35 mulai berkurang sehingga industri atau swasta
bar), tabung menjadi lebih aman dan bentuk diharapkan mulai mengambil peran yang lebih
tabung ANG dapat didesain fleksibel sesuai besar dari sisi pembiayaan dan fasilitas (Gambar
peruntukannya. Dari hasil percontohan untuk 17).
rumah tangga, tabung ANG berukuran 22 liter Berbeda dengan airgun mini dan rig
wc, tekanan 10 bar dapat digunakan untuk CBM, TKT tertinggi yang dicapai tabung ANG
memasak setara dengan LPG 3 kg. Penggunaan baru pada skala 4, sebagaimana ditampilkan
TKDN hampir mencapai 100%. Perbandingan dalam Gambar 18. Pengembangan tabung
harga tabung ANG, LPG, dan kerosen di berikan ANG sudah memasuki fase prototipe dan uji
dalam Tabel 2. coba pada lingkungan yang sebenarnya, namun
belum dilakukan penelitian pasar dan penelitian
III. Kesiapan Teknologi laboratorium untuk memilih proses pabrikasi,
akurasi integrasi sistem belum teruji, serta belum
Untuk mengukur tingkat kesiapan ketiga dilakukan penelaahan terhadap proses produksi
teknologi diterapkan dan diadopsi oleh pengguna sehingga akumulasi indikator TKT 5 belum
digunakan Tekno-Meter, yaitu sebuah perangkat dipenuhi. Hasil pegukuran TKT 5 tabung ANG
lunak berbasis spreadsheet yang menghimpun ditampilkan dalam Gambar 19.
beberapa pernyataan standar atau komponen
indikator untuk setiap tingkatan dan menampilkan IV. Kesimpulan
TKT yang dicapai secara grafis.
Gambar 14 menampilkan TKT tertinggi Teknologi mini airgun, rig CBM, dan
yang dicapai airgun mini saat pengukuran tabung ANG yang dikembangkan LEMIGAS
dilakukan, yaitu TKT 6. Sedangkan TKT 7 merupakan bagian dari solusi persoalan migas
belum dapat dipenuhi karena beberapa indikator nasional terkait kurang optimalnya eksplorasi
TKT 7 masih berlangsung, khususnya yang migas, kurang optimalnya eksplorasi dan
terkait dengan proses dan prosedur fabrikasi eksploitasi CBM yang ditandai dengan turunnya
serta validasi perkiraan biaya produksi. Hasil sentimen investasi, serta tingginya impor
pengkuran TKT 7 ditampilkan pada Gambar 15. LPG. Pengembangan ketiga teknologi tersebut
Capaian TKT 6 berarti dalam pengembangan yang bertumpu pada komponen dalam negeri
airgun mini selanjutnya aspek teknis dan diharapkan akan memberi efek pengganda tumbuh
ekonomis, kemitraan pelaksana dan pengguna, kembangnya kewirausahaan, manufaktur, dan
serta program inkubasi sudah harus mendapat penciptaan lapangan kerja.
porsi yang besar. TKT airgun mini dan rig CBM sudah
Untuk rig CBM, TKT tertinggi yang mencapai skala 6. Pada titik ini risiko teknis
dicapai adalah skala 6. TKT 7 belum dapat dalam pengembangan selanjutnya mulai
dipenuhi karena belum dilakukan uji coba berkurang sehingga membuka peluang lebih
lapangan dan belum ada rencana produksi awal. besar keterlibatan swasta melalui kemitraan dan
Hasil pengukuran TKT 7 ditampilkan dalam program inkubasi. TKT tertinggi tabung ANG
Gambar 16. Saat ini masih dijajaki pelaksanaan mencapai skala 4. Tahapan selanjutnya perlu
uji coba bekerjasama dengan Kontraktor CBM. dilakukan pengujian akurasi integrasi sistem,
Idealnya uji coba hasil-hasil litbang yang masih penelaahan terhadap proses produksi, serta
memiliki risiko tinggi dilakukan pada lapangan penelitian pasar dan penelitian laboratorium
yang khusus didedikasikan untuk kegiatan riset untuk memilih proses fabrikasi.
atau land grant college. Hal ini sebagai jalan Untuk mendapatkan tingkat kesiapan
keluar mengatasi rendahnya minat industri teknologi yang lebih baik, maka diperlukan
migas nasional dalam kegiatan litbang. Tahapan lapangan migas khusus yang didedikasikan
selanjutnya pengembangan rig CBM sama untuk uji coba pengembangan teknologi. Melalui
dengan pengambangan airgun mini. ui coba lapangan diharapkan dapat mengurangi
Tahapan TKT 6 merupakan titik kritis dari risiko teknis pengembangan suatu teknologi
risiko yang harus ditanggung dalam suatu riset. sehingga menarik bagi mitra industri.
Terobosan Pengembangan Teknologi untuk Mendukung Kemandirian Industri Migas Nasional
(Usman, Humbang Purba, Panca Wahyudi, Rudi Indharto dan Danang Sismartono)
103
Lampiran
Gambar 1. Target capaian TKDN pada kegiatan usaha hulu migas berdasarkan Peraturan MESDM Nomor 15 Tahun 2013.
Gambar 2. Alur proses pengukuran TKT (Arwanto dan Kuncoro, 2013 dan BPPT, 2012)
Terobosan Pengembangan Teknologi untuk Mendukung Kemandirian Industri Migas Nasional
(Usman, Humbang Purba, Panca Wahyudi, Rudi Indharto dan Danang Sismartono)
105
regulator
air tank
airgun mini
Gambar 5. (a) Rekaman seismik airgun mini di darat tekanan 1.000 psi; (b) Analisis amplitudo spektrum.
Gambar 6. (a) Rekaman seismik dinamit kedalaman 30 m; (b) Analisis amplitudo spektrum.
Terobosan Pengembangan Teknologi untuk Mendukung Kemandirian Industri Migas Nasional
(Usman, Humbang Purba, Panca Wahyudi, Rudi Indharto dan Danang Sismartono)
107
Gambar 13. Uji coba tabung ANG untuk kompor gas rumah tangga.
Gambar 17. TKT sebagai acuan peran pemerintah dan swasta dalam pengembangan teknologi.
JTMGB, Vol. 8 No. 2 Agustus 2015: 97-112
112
Ucapan terima kasih kepada para Mitra Bestari yang telah mengevaluasi, mereview dan
memberikan saran perbaikan tulisan-tulisan yang dimuat di majalah Jurnal Teknologi Minyak dan
Gas Bumi (JTMGB) edisi penerbitan Volume 8 Nomor 2, Agustus 2015.
A L
acoustic properties 63 lapangan marginal 37, 38, 39, 40
adsorbed natural gas cylinder tube 97
airgun-mini seismic 97 M
anjungan pemboran CBM 97 Minimum Miscibility Pressure 53, 54, 56, 57, 58
atribut seismik 63, 64, 68, 70, 71, 73 model analitik petrofisik 63, 65, 67, 69, 71, 73
multilateral well 19, 30
B
besaran akustik 63, 64, 67, 68, 70, 73 P
besaran petrofisik 63, 64, 67, 68, 70, 73 paraffin 83, 84, 85, 86, 87
peat-swamp ecosystem 75
C penetrasi 85, 89, 90, 92, 93, 94, 99
chemical 75, 79, 83, 85, 86, 87, 89 penetration 89
CO2 15, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 60, 61, 62 permeabilitas 89, 90
commingle 7, 8, 9, 10, 12 permeability 83, 84, 87, 89
petrophysic analitic model 63
D petrophysic properties 63
domestic component level 97 pola deposisional 37
drilling rig CBM 97 prediksi permeabilitas 37, 38, 39, 40, 41, 44, 45
dual string 7, 8, 9, 10, 11, 12, 17
R
E recovery factor 7, 8, 10, 11, 12, 21, 55, 56
ekosistem rawa-gambut 75
environmental physico-chemical 75 S
EOS 53, 54, 55, 56, 57 seismic attributes 63
seismik airgun mini 97, 106
F semen 1, 2
fisika-kimia lingkungan 75, 76, 79 simulasi reservoir 37, 38, 39, 42, 43, 46
single string 7, 8, 9, 10, 11, 12
H slim tube 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59
heterogeneous 19 stimulasi 83, 84, 85, 86, 87, 89
stimulation 83, 85, 88, 89
I sumur dangkal 1, 2
IPR 8, 16, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 31, 32, 33, 34, 35 T
tabung ANG 97, 98, 101, 102, 103, 109, 110, 112
J TKDN 97, 98, 99, 100, 102, 104
jetting 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95
W
K well testing 83, 84, 85, 87
karakterisasi reservoir 37, 38, 39, 46 wildlife sanctuary 75
kawasan suaka margasatwa 75, 77, 79, 81
korelasi 29, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59
JURNAL TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
PEDOMAN PENULISAN
Naskah makalah ilmiah (selanjutnya disebut ”Naskah”) untuk publikasi di Jurnal Teknologi Minyak
dan Gas Bumi (JTMGB) dapat berupa artikel hasil penelitian atau artikel ulas balik/tinjauan (review) tentang
minyak dan gas bumi, baik sains maupun terapan. Naskah belum pernah dipublikasikan atau tidak sedang
diajukan pada majalah/jurnal lain.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai kaidah masing-masing bahasa yang
digunakan. Naskah harus selalu dilengkapi dengan Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Abstract dalam Bahasa
Inggris. Naskah yang isi dan formatnya tidak sesuai dengan pedoman penulisan JTMGB akan dikembalikan ke
penulis oleh redaksi untuk diperbaiki.
FORMAT
Umum. Seluruh bagian dari naskah termasuk judul abstrak, judul tabel dan gambar, catatan kaki, dan daftar
acuan diketik satu setengah spasi pada electronic-file dan print-out dalam kertas HVS ukuran A4. Pengetikan
dilakukan dengan menggunakan huruf (font) Times New Roman berukuran 12 point.
Setiap halaman diberi nomor secara berurutan termasuk halaman gambar dan tabel. Hasil penelitian atau ulas
balik/tinjauan ditulis minimum 5 halaman dan maksimum sebanyak 15 halaman, di luar gambar dan tabel.
Selanjutnya susunan naskah dibuat sebagai berikut:
Judul. Pada halaman judul tuliskan judul, nama setiap penulis, nama dan alamat institusi masing-masing
penulis, dan catatan kaki, yang berisikan terhadap siapa korespondensi harus ditujukan termasuk nomor
telepon dan faks serta alamat e-mail jika ada.
Abstrak. Abstrak/abstract ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Abstrak
berisi ringkasan pokok bahasan lengkap dari keseluruhan naskah tanpa harus memberikan keterangan terlalu
terperinci dari setiap bab. Abstrak tulisan bahasa Indonesia paling banyak terdiri dari 250 kata, sedangkan
tulisan dengan bahasa Inggris maksimal 200 kata. Kata kunci/keywords ditulis di bawah abstrak/abstract dan
terdiri atas tiga hingga lima kata.
Pendahuluan. Bab ini harus memberikan latar belakang yang mencukupi sehingga pembaca dapat memahami
dan dapat mengevaluasi hasil yang dicapai dari penelitian yang dilaksanakan tanpa harus membaca sendiri
publikasi-publikasi sebelumnya, yang berhubungan dengan topik yang bersangkutan.
Permasalahan. Bab ini menjelaskan permasalahan yang akan dilakukan penelitian ataupun kajian.
Metodologi. Berisi materi yang membahas metodologi yang dipergunakan dalam menyesaikan permasalahan
melalui penelitan atau kajian.
Hasil dan Analisis. Hanya berisi hasil-hasil penelitian baik yang disajikan dengan tulisan, tabel, maupun
gambar. Hindarkan penggunaan grafik secara berlebihan bila dapat disajikan dengan tulisan secara singkat.
Batasi penggunaan foto, sajikan yang benar-benar mewakili hasil penemuan. Beri nomor gambar dan tabel
secara berurutan. Semua gambar dan tabel yang disajikan harus diacu dalam tulisan.
Pembahasan atau Diskusi. Berisi interpretasi dari hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang
dikaitkan dengan hasil-hasil yang pernah dilaporkan.
Kesimpulan dan Saran. Berisi kesimpulan dan saran dari isi yang dikandung dalam tulisan. Kesimpulan atau
saran tidak boleh diberi penomoran.
Ucapan Terima Kasih. Bila diperlukan dapat digunakan untuk menyebutkan sumber dana penelitian dan
untuk memberikan penghargaan kepada beberapa institusi atau orang yang membantu dalam pelaksanaan
penelitian dan atau penulisan laporan.
JURNAL TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
PEDOMAN PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Acuan.
Acuan ditulis dan disusun menurut abjad. Beberapa contoh penulisan sumber acuan:
Jurnal
Hurst, W., 1934. Unsteady Flow of Fluids in Oil Reservoirs. Physics (Jan. 1934) 5, 20.
Buku
Abramowitz, M and Stegun, I.A., 1972. Handbook of Mathematical Functions. Dover Publications,
Inc., New York.
Bab dalam Buku
Costa, J.E., 1984. Physical geomorphology of debris flow. Di dalam: Costa, J.E. & Fleischer, P.J.
(eds), Developments and Applications of Geomorphology, Springer-Verlag, Berlin, h.268-317.
Abstrak
Barberi, F., Bigioggero, B., Boriani, A., Cavallini, A., Cioni, R., Eva, C., Gelmini, R., Giorgetti, F.,
Iaccarino, S., Innocenti, F., Marinelli, G., Scotti, A., Slejko, D., Sudradjat, A., dan Villa, A., 1983.
Magmatic evolution and structural meaning of the island of Sumbawa, Indonesia-Tambora volcano,
island of Sumbawa, Indonesia. Abstract 18th IUGG I, Symposium 01, h.48-49.
Peta
Simandjuntak, T.O., Surono, Gafoer, S., dan Amin, T.C., 1991. Geologi Lembar Muarabungo, Sumatera.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Prosiding
Marhaendrajana, T. and Blasingame, T.A., 1997. Rigorous and Semi-Rigorous Approaches for the Evaluation
of Average Reservoir Pressure from Pressure Transient Tests. paper SPE 38725 presented at the SPE
Annual Technical Conference and Exhibition, San Antonio, Oct. 5–8.
Skripsi/Tesis/Disertasi
Marhaendrajana, T., 2000. Modeling and Analysis of Flow Behavior in Single and Multiwell Bound ed
Reservoir. PhD dissertation, Texas A&M University, College Station, TX.
Informasi dari Internet
Cantrell, C., 2006. Sri Lankan’s tsunami drive blossom: Local man’s effort keeps on giving. Http://
www.boston.com/news/local/articles/2006/01/26/sri_lankans_tsunami_drive_blossoms/[26 Jan 2006]
Software
ECLIPSE 100 (software), GeoQuest Reservoir Technologies, Abbingdon, UK, 1997.
PENGIRIMAN
Penulis diminta mengirimkan satu eksemplar naskah asli beserta dokumennya (file) di dalam compact disk
(CD) yang harus disiapkan dengan program Microsoft Word. Pada CD dituliskan nama penulis dan nama
dokumen. Naskah akan dikembalikan untuk diperbaiki jika persyaratan ini tidak dipenuhi. Naskah agar
dikirimkan kepada:
Redaksi Jurnal Teknologi Minyak dan Gas Bumi
d.a. Patra Office Tower Lt. 1 Ruang 1C
Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 32-34
Jakarta 12950 – Indonesia
Pengiriman naskah harus disertai dengan surat resmi dari penulis penanggung jawab/korespondensi
(corresponding author) yang harus berisikan dengan jelas nama penulis korespondensi, alamat lengkap untuk
surat-menyurat, nomor telepon dan faks, serta alamat e-mail dan telepon genggam jika memiliki. Penulis
korespondensi bertanggung jawab atas isi naskah dan legalitas pengiriman naskah yang bersangkutan. Naskah
juga sudah harus diketahui dan disetujui oleh salah satu penulis dan atau seluruh anggota penulis dengan
pernyataan secara tertulis.
ISSN 021664101-2
ISSN 0216-6410
9 7 7 0 2 1 6 6 4 1 0 1 4