OLEH
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
PENINJAUAN OPERASI PEMBORAN, PRODUKSI, DAN RESERVOIR
LAPORAN KERJA PRAKTEK
OLEH
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK
OLEH
Telah disetujui dan disahkan sebagai laporan akhir kerja praktek yang
dilaksanakan di
Pembimbing Lapangan
Guntur Mulyanagara
ABSTRAK
Aspek operasi pemboran, produksi, dan reservoir merupakan faktor penting dalam
dunia perminyakan, karena hal – hal tersebut merupakan dasar dari ilmu
perminyakan, khususnya: aspek reservoir (batuan induk, migrasi hidrokarbon,
batuan reservoir, struktur jebakan, batuan tudung, kematangan, waktu, dan hal –
hal lain yang menyokong kegiatan eksplorasi dan produksi), aspek pemboran
(aspek-aspek lithologi yang perlu di pertimbangkan, perencanaan pemboran, dan
penggunaaan teknologi pemboran yang sangat canggih dalam peningkatan hasil
eksploitasi), serta aspek produksi (jenis tenaga dorong yang optimal pada suatu
reservoir, pompa yang digunakan untuk mendukung hasil produksi yang
maksimal dengan biaya operasi yang efektif, serta fasilitias – fasilitas produksi
yang digunakan dalam menghasilkan minyak dan gas bumi yang baik dan siap
dijual). Maka dari itu penulis melakukan observasi selama 1 bulan terhadap aspek
reservoir, pemboran, dan produksi yang bertempat di PT. Pertamina EP Asset 5
Bunyu Field baik dengan cara observasi langsung (ke lapangan) maupun
penerimaan materi dalam ruangan.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga laporan ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak pembimbing Bapak Fuad, Bapak Suhardi, Bapak Joni dan semua tim PT.
Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya
kepada kami.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan untuk para
pembaca sehingga diperoleh manfaat yang besar untuk kedepannya. Selain itu
juga diharapkan para pembaca dapat mengerti aplikasi atau penerapannya di
dalam berbagai aspek yang ada.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
iii
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
Halaman
LAMPIRAN A ....................................................................................................110
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.4 Substructure...............................................................................................12
2.11 CrownBlock.............................................................................................18
vi
2.21 Circulating System...................................................................................27
2.26 Accumulator.............................................................................................33
4.2 Manifold.....................................................................................................69
vii
4.11 Main Gathering Station............................................................................77
viii
4.34 Grafik Pwf vs Q Total............................................................................102
4.35 Hidrometer.............................................................................................103
4.36 Viscometer.............................................................................................104
ix
BAB I
PENDAHULUAN
x
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
1.Mengetahui kegiatan aspek reservoir yang ada di lapangan bunyu
2. Mengetahui kegiatan aspek pemboran yang ada di lapangan bunyu
3. Mengetahui kegiatan aspek produksi yang ada di lapangan bunyu
b. Bagi Akademis :
c. Bagi Perusahaan :
xi
BAB II
TEORI DASAR
Gambar 2.1
Stratigrafi Kalimantan
xii
B. Terdapat 3 pola sesar di Kalimantan Utara:
Sesar Mangkalihat,
Sesar Sangkulirang
Megashear Adang
Selain itu juga terjadi susut laut yang berlangsung terus menerus sampai
Miosen Akhir. Bahan yang terendapkan berasal dari bagian Selatan, Barat dan
Utara cekungan menyusun Formasi Warukin, Formasi Pulubalang dan Formasi
Balikpapan.
xiii
petroleum meliputi lapisan batuan induk aktif dan semua minyak dan akumulasi
gas.
Gambar 2.2
Petroleum System
A. Source Rock
Source Rock adalah sedimen yang kaya akan material organik yang
mungkin telah terdeposit dalam berbagai lingkungan termasuk deep water marine,
lacustrine dan delta. Dalam Petroleum geology, batuan induk mengacu pada
batuan dimana hidrokarbon telah atau mampu dihasilkan. Mereka membentuk
salah satu elemen penting dari sebuah sistem petroleum.
B. Reservoir Rock
Semua minyak yang dihasilkan oleh source rock tidak akan berguna
kecuali bermigrasi sampai tersimpan dalam wadah yang mudah diakses, sebuah
batu yang memiliki ruang untuk "menyedot” hidrokarbon. Reservoir rock adalah
tempat minyak bermigrasi dan berada dibawah tanah. Sebuah batu pasir memiliki
banyak ruang di dalam dirinya sendiri untuk menjebak minyak, seperti spons
memiliki ruang dalam dirinya sendiri untuk menyerap air. Karena alasan inilah
xiv
batupasir menjadi batuan reservoir yang paling umum. Batu gamping dan
dolostones, beberapa di antaranya adalah sisa-sisa kerangka terumbu karang kuno,
adalah contoh lain dari batuan reservoir.
C. Seal Rock
D. Trap
xv
bergeraknya atau menjebak minyak bumi. Jebakan merupakan komponen
penting dari sistem petroleum.
E. Migration
F. Timing
Pengisian hidrokarbon pada sebuah perangkap
Pembentukan perangkap sebelum migrasi
A. Porositas
Porositas (Φ) merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori)
dalam batuan dengan volume total batuan yang diekspresikan di dalam persen.
Selain itu, menurut terjadinya, porositas dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
xvi
a. Porositas primer, merupakan porositas yang terbentuk pada waktu
batuan sediment diendapkan.
B. Wettabilitas
C. Tekanan Kapiler
D. Saturasi
Saturasi minyak
Saturasi air
Saturasi gas
E. Permeabilitas
xvii
tersebut dikembangkan oleh Henry Darcy. Darcy mengungkapkan bahwa
kecepatan alir melewati suatu media yang porous berbanding lurus dengan
penurunan tekanan per unit panjang, dan berbanding terbalik terhadap viskositas
fluida yang mengalir.
F. Kompresibilitas
Kompressibilitas matriks batuan, yaitu fraksional perubahan volume dari
material padatan batuan (grain) terhadap satuan perubahan tekanan.
Kompressibilitas batuan keseluruhan, yaitu fraksional perubahan volume
dari volume batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
Kompressibilitas pori-pori batuan, yaitu fraksional perubahan volume
pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan.
A. Densitas
Densitas adalah massa per satuan volume cairan. Dengan kata lain, ini
adalah rasio antara massa (m) dan volume (V) dari suatu fluida. Kepadatan
dilambangkan dengan simbol ‘ρ’. Unitnya adalah kg / m3.
Spesifik gravity adalah rasio berat spesifik dari cairan yang diberikan ke
berat spesifik cairan standar. Ini dilambangkan dengan huruf ‘γ’. Ia tidak memiliki
unit. API Gravity minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi
tersebut. Makin kecil SG-nya atau makin tinggi API-nya maka minyak bumi
tersebut makain berharga karena lebih banyak mengandung bensin Sebalik nya
xviii
makin rendah API atau makin besar SG-nya, maka mutu minyak itu kurang baik
karena lebih banyak mengandung lilin. Hubungan antara Specific gravity dengan
API dapat dilihat dalam persamaan berikut:
C. Viskositas
Kinematis
Dinamis
D. Pour Point
Pour Point adalah suhu terendah dimana suatu fraksi dapat mengalir atau
dituangkan, Penentuan pour point ini berfungsi dalam menentukan cocok tidaknya
jenis pompa untuk memindahkan fraksi dari suatu tempat ke tempat lain pada
suhu tertentu. Dengan mengetahui titik tuang fraksi tersebut maka dapat diketahui
xix
pada suhu berapakah fraksi itu dapat dialirkan dengan pompa baik itu dari dalam
sumur maupun saat proses transportasi
A. Hoisting System
Merupakan sistem yang menyediakan fasilitas dalam mengangkat, menahan,
dan menurunkan Drill string casing string & perlengkapan bawah tanah lainnya
dari dalam sumur atau luar sumur.
1. Supporting Structure
2. Hoisting Equpiment
Gambar 2. 3
Hoistng System
xx
1. Supporting Structure
A.1. Substructure
Gambar 2.4
Substructure
xxi
Tempat berdirinya menara.
Mendudukan drawwork.
Tempat driller dan rotary helper (roughneck). Susunan lantai bor terdiri dari :
Gambar 2.5
Rig Floor pada Rig-SIP
Rotary table
Memutar rangkaian pipa bor (drill pipe, drill collar, bit).
Gambar 2.6
Rotary Table
xxii
Rotary drive
Meneruskan (memindahkan) daya dari drawwork ke meja putar (rotary
table). Ada beberapa macam rotary drive. Salah satunya adalah kelly & Top drive.
Gambar 2.7
Top drive pada Rig – PDSI
Drawwork
Merupakan “hoisting mechanism” pada rotary drilling rig.
Gambar 2.8
Drawwork pada Rig-SIP
Drillers console
Merupakan pusat instrumentasi dari rotary drilling rig.
xxiii
Tongs
Kunci-kunci besar yang digunakan untuk menyambung atau melepas
bagian-bagian drill pipe dan drill collar.ada 2 macam tong,yaitu Regullar Tong, &
Hydraulic tong.
Gambar 2.9
Hydraulic Tong pada Rig-PDSI
Mouse hole
Lubang dekat rotary table pada lantai bor, dimana drill pipe ditempatkan
pada saat dilakukan penyambungan dengan kelly dan rangkaian pipa bor.
Rat hole
Lubang dekat kaki menara pada lantai bor dimana kelly ditempatkan pada
saat berlangsung Triping in & Tripping Out
V-door
Merupakan jembatan penghubung antara catwalk dengan rig floor,
berfungsi sebagai lintasan pipa bor yang ditarik ke lantai bor.
Cat walk
Merupakan jembatan penghubung antara pipe rack dengan pipe ram,
berfungsi untuk menyiapkan pipa yang akan ditarik ke lantai bor lewat pipe ramp.
xxiv
Gambar 2.10
V-Door & Catwalk pada Rig-SIP
A. Drilling Tower
Untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan
menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor selama operasi
pemboran berlangsung. Oleh karena itu tinggi dan kekuatannya harus disesuaikan
dengan keperluan pemboran. Ada 2 macam tipe Rig Onshore, yaitu derrick &
Mast.
Derrick
Jenis menara ini tidak dapat didirikan dalam satu unit, tetapi sistem
pendiriannya disambung satu-persatu (bagian-bagian). Demikian jika dipindah
harus melepas dan memasang bagian-bagian tersebut, kecuali untuk jarak yang
tidak terlalu jauh dapat digeserkan. Menara jenis ini banyak digunakan untuk
pemboran dalam, dimana membutuhkan lantai yang luas untuk tempat pipa,
pemboran ditengah-tengah kota, daerah pegunungan dan pemboran di lepas pantai
dimana tidak tersedia cukup ruang untuk mendirikan satu unit penuh.
xxv
Mast
Jenis menara ini posisi berdirinya dapat vertikal atau hampir vertikal,
terdiri dari bagian yang dikaitkan satu sama lain dengan las atau sekrup (biasanya
terdiri dari dua tingkat), tipe menara ini dapat didirikan sebagai unit menara
penuh, menara ditahan oleh teleskoping dan diperkuat oleh tali-tali yang
ditambatkan secara tersebar. Tipe menara ini jika dibandingkan dengan menara
standart mempunyai kelebihan, karena lebih murah, mudah dan cepat untuk
mendirikannya, serta biaya transportnya murah, tetapi penggunaannya terbatas
pada pemboran yang dangkal.
Hoisting System sangat berperan penting dalam 2 jenis kegiatan yang ada
di operasi pemboran,
Peralatan ini juga salah satu aspek yang penting dalam proses
Pengangkatan.
A. Drawwork
xxvi
Fungsi utama drawwork adalah untuk :
B. Overhead Tool
Crown Block
Gambar 2.11
Crown Block
Travelling Block
xxvii
Hook
Gambar 2. 12
Travelling block & Hook pada Rig-SIP
Elevator
xxviii
Gambar 2. 13
Elevator di Rig-SIP
C. Drilling Line
B. Rotating System
Rotating system merupakan system untuk memutar rangkaian pipa bor dan
memberikan beratan diatas pahat member lubang. Sistem pemutar terdiri dari tiga
sub-komponen, yaitu Peralatan putar (rotary assembly), Rangkaian pipa bor dan
Mata bor (bit).
A. Rotary Assembly
` Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block diatas
lubang, fungsinya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor selama operasi
pemboran berlangsung dan menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip
yang dipasang (dimasukkan) pada rotary table ketika disambung atau melepas
bagian-bagian drill pipe. Peralatan putar terdiri dari Meja Putar, Master Bushing,
Kelly Bushing dan Rotary Slip.
xxix
Meja putar berfungsi untuk Meneruskan gaya putar dari drawwork ke
rangkaian pipa bor melalui Kelly bushing dan Kelly. Selain itu juga untuk
menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pipa bor
dilakukan. Hubungan rotary table dengan prime mover ada dua macam Hubungan
dengan rantai ke drawwork & Hubungan langsung ke prime mover.
Master Bushing
Master bushing merupakan alat yang dapat dilepas dari rotary table.
Master bushing berfungsi sebagai dudukan (penempatan) Kelly bushing atau
rotary slip.
Gambar 2. 14
Master Bushing
Kelly Bushing
Kelly bushing selama operasi pemboran berlangsung berfungsi untuk
meneruskan transmisi gaya putar dari rotary table ke kelly dan seterusnya ke
rangkaian pipa bor. putaran dari rotary table ke rangkaian pipa bor.
Gambar 2. 15
Kelly Bushing di Rig-SIP
xxx
Rotary Slip
Jika rotary slip dimasukkan ke dalam master bushing, maka rotary slip
akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan
penyambungan atau pelepasan section rangkaian pipa bor. Kunci utamanya adalah
meja putar. Fungsi lain alat ini adalah untuk menahan drill string yang
menggantung ketika melakukan koneksi, menaikkan dan menurunkan drill string
ke drill hole.
Gambar 2. 16
Rotary Slip
B. Drill String
Swivel
Swivel adalah ujung teratas rangkaian pipa bor, yang berfungsi untuk
memberikan kebebasan kepada rangkaian pipa bor untuk berputar dimana
swivelnya sendiri tidak ikut berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal
dengan gerak berputar agar dapat bekerja bersama-sama. Juga sebagai
penghubung antara rotary hose (pipa karet) dengan Kelly sehingga
memungkinkan lumpur bor untuk sirkulasi tanpa mengalami kebocoran.
xxxi
Kelly
Kelly merupakan rangkaian pipa bor yang paling atas dimana bentuk irisan
luarnya dapat berbentuk segi tiga, segi empat, segi enam. Kelly ini dimasukkan ke
dalam kelly bushing. Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan gaya putar (torsi)
dari meja putar ke kelly dan selanjutnya keseluruh rangkaian pipa bor. Selama
kelly ini tidak dipergunakan (dilepas) misal pada waktu mencabut string, maka
kelly ini dimasukkan ke dalam rathole yang terdapat di lantai bor. Dalam keadaan
ini kelly bushing selalu ikut terbawa demikian pula swivelnya.
Drillpipe (DP)
Gambar 2. 17
Drill Pipe
xxxii
Drill Pipe joint
Drill Pipe Joint biasanya disambung atau dilepasdari section pipa bor.
Section ini disebut “stand’. Jumlah joint dalam satu stand ditentukan oleh tinggi
menara dan ring drill pipe yang digunakan.
Gambar 2. 18
Spiraled Drill Collar
C. Bit
Mata bor merupakan peralatan yang langsung menyentuh formasi,
berfungsi untuk menghancurkan dan menembus formasi, dengan cara memberi
beban pada mata bor. Bagian – bagian penting dari mata bor antara lain adalah
Shank,Bit lugs,cones,& Jets.
Jenis Mata bor (bit) juga bermacam-macam. Drag Bit tidak mempunyai
roda-roda yang dapat bergerak dan membor dengan gaya keruk dari blandenya.
Pada masa yang lampau, biasanya untuk pemboran permukaan (spud in)
dilakukan dengan bit ini, tetapi dewasa ini telah digeser oleh roller- cone bit.
xxxiii
Kedua ada Roller Cone (Rock Bit), mempunyai kerucut (cone) yang dapat
berputar untuk menghancurkan batuan. Pada masing-masing terdapat gigi-gigi.
Jika diperhatikan secara seksama maka bentuk gigi tersebut untuk setiap bit
berbeda. Gigi yang panjang dan jarang letaknya atau sedikit jumlahnya digunakan
untuk formasi batuan lunak. Sedang gigi-gigi yang pendek dan rapat letaknya
adalah digunakan untuk formasi medium hard atau hard (keras).
Gambar 2. 19
Roller Bit di Tool Shop
Lalu Milled Tooth bit, dikenal dari gigi-gigi pemotongnya yang dibentuk
dengan jalan menggiling/memotong conenya, sehingga menjadi gigi.
xxxiv
Gambar 2. 20
Mill Bit di Rig-SIP
Setelah itu ada Tungsten Bit Gigi-gigi dibuat dari karbit tungsten yang
tahan keausan. Biasanya mata bor jenis ini digunakan untuk menembus lapisan
yang paling keras atau paling abrasif.
Dan yang terakhir adalah Diamond Bit, Pengeboran dengan diamond bit ini
sifatnya bukan penggalian (pengerukan) dengan gigi berputar, tetapi diamond bit
ini membor batuan berdasarkan penggoresan dari butir-butir intan yang dipasang
pada matrix besi (carbite) sehingga menghasilkan laju pemboran yang relatif
lambat.
C. Circulating System
Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida
pemboran (drilling fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material
pahatan (cutting) hasil dari mata bor (drill bit) dari dasar sumur ke atas permukaan
melalui anulus, selain itu fluida pemboran juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan antara tekanan hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan
formasi (formation pressure) agar fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang
bor selama kegiatan pemboran. Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen
utama, yaitu Fluida Pemboran (Drilling Fluids), Tempat Persiapan, Peralatan
Sirkulasi, dan Conditioning Area.
A. Fluida Pemboran
xxxv
kinerja lumpur pemboran. Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara
lain adalah sebagai berikut :
Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan serbuk bor
(cutting) dari dasar lubang bor dan melepaskan pasir dan cutting
dipermukaan.
Media logging.
xxxvi
Gambar 2. 21
Circulating System
Mud house
Merupakan gudang untuk menyimpan additives.
Steel mud pits/tanks
Merupakan bak penampung lumpur di permukaan yang terbuat dari baja.
Mixing hopper
Mixing Hopper adalah peralatan yang bentuknya menyerupai corong.
Melalui corong ini, additives padat ditambahkan ke dalam zat cair pengeboran
pada waktu perawatan di dalam kolam lumpur. kemudian lumpur yang sudah
dicampur additive ini digunakan untuk disirkulasikan. Mixing Hopper terletak di
dekat rig.
Gambar 2.22
Mixing Hopper / Mud Hopper
xxxvii
Merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk menambah
additives dalam jumlah banyak.
Reserve Pit
Merupakan kolam yang besar digunakan untuk menyimpan kelebihan
lumpur.
C. Circulating Equipment
Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi.
Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke
rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan
menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.
Peralatan ini ditempatkan pada tempat yang strategis disekitar rig. Peralatan
sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu Mud Pit, Mud Pump, Pump
Discharge and Return Line, Stand Pipe, Rotary Hose, Special Pumps and
Agigators, Steel Mud Pits/Tank, dan Reserve Pit.
Mud Pit
Mud pit terletak sebisa mungkin di dekat rig, atau tergantung pada kondisi
dan luas area pemboran. Fungsi mud pit adalah sebagai tempat penyimpanan
lumpur atau air (untuk pemboran panasbumi) dalam kegiatan pemboran. Air atau
lumpur yang terdapat di mud pit akan di pompa oleh mud pump dan melewati
berbagai peralatan pada sistem sirkulasi untuk kemudian kembali lagi ke mud pit.
Mud Pump
Mud pump terletak di dekat rig, berfungsi untuk memompakan lumpur
pemboran yang bertekanan tinggi ke pipa penyalur lumpur hingga ke sistem
sirkulasi.
xxxviii
Gambar 2. 23
Mud Pump
Stand Pipe
Stand pipe adalah suatu pipa baja yang dijepit secara vertikal di samping
derrick, dan menghubungkan pipa-pipa sirkulasi dengan selang pemutar (kelly
house).
D. Conditioning Area
Ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus yang
digunakan untuk “Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari lubang
bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan lumpur bor
dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut. Peralatan-peralatan
Conditioning Area antara lain Settling Tanks, Mud-Gas Separator, Shale Shaker,
Degasser, Desander, &Desilter.
Settling tanks
Merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk menampung lumpur bor
selama conditioning.
Reserve Pits
Mud-Gas Separator
xxxix
merupakan alat Conditioning Area pertama dalam sistem sirkulasi. Fungsi alat
ini adalah memisahkan gas yang terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang
besar, biasanya digunakan saat terjadi kick. Mud-gas separator ini terletak di
samping rig, "satu komplek" dengan peralatan conditioning area yang lain.
Gambar 2. 14
Gas Separator
Shale Shaker
xl
Gambar 2. 25
Shale Shaker
Desander
Merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari lumpur bor yang
tidak tersaring ketika melewati shale shaker. Prinsip kerjanya adalah memaksa
masuk fluida pemboran dengan tekanan tinggi melalui silinder, kemudian bagian-
bagian yang berat dikeluarkan oleh tenaga sentrifugal dan dibuang melalui dasar
silinder. Desander terletak di samping shale shaker di conditioning area.
Desilter
Degasser
Mud Agigator
Mud agigator berfungsi untuk mengaduk lumpur yang terletak di trip tank.
Lumpur bor yang tersimpan sementara di trip tank akan diaduk terlebih dahulu
sebelum disirkulasikan.
xli
D. Blow Out Preventer (BOP)
Fungsi utama dari blowout prevention system adalah menutup lubang bor
ketika terjadi “kick”. Blowout merupakan suatu aliran fluida formasi yang tak
terkendalikan sampai ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya
“kick” yang merupakan intrusi fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor.
Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi. Blowout
prevention system terdiri dari dua sub komponen utama, yaitu BOP Stack dan
Accumulator.
Accumulator
Accumulator biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig
(karena alasan keamanan). Accumulator bekerja pada BOP stack dengan “High
Pressure Hydraulis” (saluran hidrolik bertekanan tinggi).
Gambar 2. 26
Separator
BOP Stack ditempatkan pada kepala sumur di bawah lantai bor. Terdiri dari
sejumlah valve (preventers) yang dapat menutup lubang bor bila terjadi “kick’.
xlii
Gambar 2. 27
BOP Stack Pada Rig-PDSI
Choke Manifold
Kill Line
Saluran yang merupakan perpanjangan dari mud pump ke BOP stack. Kill
Line biasanya disambung berlawanan letaknya dengan choke line sehingga
memungkinkan pemompaan lumpur berat ke dalam lubang bor.
Annular Preventer
Ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi
rubber packing elemen yang berfungsi menutup lubang annulus baik dalam
keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
Ram Preventer
xliii
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa
tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Ada 3 jenis Ram
Preventer yaitu pipe Rams, Blind Rams & Shear Rams
Drilling Spools
Casing head terletak tepat di atas sumur. Ia merupakan alat tambahan pada
bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.
Kill Line
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan dengan choke
manifold (dan choke line). Lumpur berat dapat dipompakan melalui Kill Line ke
dalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan
formasi.
E. Power System
Power System merupakan komponen berupa sumber tenaga yang
berfungsi untuk menggerakkan semua sistem yang ada dalam proses pengeboran.
Selain itu, power sistem berfungsi untuk menyuplai listrik ke sistem-sistem yang
ada dalam operasi
pengeboran.
Prime Mover
merupakan motor utama yang menyalurkan tenaga ke sistem lainnya
dalam operasi pengeboran
Sistem Transmisi
xliv
untuk menyalurkan tenaga dari prime mover ke bagian sistem peralatan
pemboran. Transmisi dilakukan melalui sistem penggerak mekanik (menggunakan
gear/rantai) dan elektrik (generator DC – motor AC dan sistem AC dan SCR)
A. Tujuan pengeboran
B. Lokasi pengeboran
C. Berdasarkan bentuk lubang
Pengeboran Deliniasi
Pengeboran Ekploitasi
a. Pengeboran Eksplorasi
Tujuan pengeboran eksplorasi ini adalah untuk membuktikan ada tidaknya
suatu cekungan mengandung minyak dan atau gas bumi. Pada permulaan
pengeboran ini, data-data pengeboran yang akurat belum tersedia sehingga
memerlukan perencanaan yang tepat dengan memperhitungkan kemungkinan-
kemungkinan masalah yang terjadi selama proses operasi pengeboran. Sumur
xlv
eksplorasi sering disebut sebagai sumur “Wild Cat”, artinya selama operasi
pengeboran akan didapati banyak masalah pengeboran yang akan ditemukan yang
mengakibatkan waktu lebih lama dan biaya lebih mahal dikarenakan tujuan
pengeboran eksplorasi adalah untuk mendapatkan data seakurat mungkin.
Pada umumnya pengeboran eksplorasi dilakukan pertama kali, titik lokasinya
berada di atas puncak suatu perangkap reservoir yang berbentuk Antiklin.
a. Pengeboran Eksploitasi
ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi
sekaligus meningkatkan produksi.Pengeboran sumur eksploitasi memerlukan
biaya jauh lebih murah karena data-data sumur sudah lengkap seperti kedalam dan
ketebalan reservoir, jenis dan sifat batuan yang ditembus mata bor dan lain-lain.
xlvi
Jenis pengeboran ini didasarkan pada bentuk lubang yang dibuat atau
dibentuk pada operasi pengeboran yang dilakukan. Berdasarkan bentuk
lubangnya, pengeboran dibedakan menjadi Pengeboran tegak (straight hole
drilling/vertical drilling) & Pengeboran berarah (directional dan horizontal
drilling).
A. Pengeboran tegak (straight hole drilling/vertical drilling)
xlvii
Multiple Well Drilling
Bila suatu lokasi pengeboran memiliki keterbatasan area pada permukaan
sehingga tidak mungkin dilakukan pengeboran banyak sumur dengan letak yang
berbeda. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan pengeboran multiple well. Yakni
mengebor pada satu lokasi dengan banyak sumur yang dibuat, untuk itu
dilakukanlah pengeboran berarah atau horizontal (Directional and Horizontal
Drilling).Multiple well drilling ini sering dilakukan pada pengeboran lepas pantai
dari suatu platform tunggal atau dari suatu tempat yang terpencil.
xlviii
merupakan sumur yang dibuat di dekat sumur yang blow out dengan tujuan untuk
mengalirkan fluida yang mengakibatkan blow out sehingga dapat dikendalikan.
Biasanya relief well dilakukan dengan pengeboran berarah atau horizontal
(Directional and Horizontal Drilling).
2.2.3 Cementing
Setelah rangkaian casing diturunkan ke dalam lubang, ruang antara
rangkaian casing de-ngan dinding lubang diisi dengan bubur semen. Bubur semen
ini dibiarkan disitu sampai keras membatu, sehingga mengikatkan rangkaian ke
dinding lubang, dan sumur menjadi kuat dan kokoh.Penyemenan dapat dibagi
2,yaitu Primary cementing & Secondary Cementing.
Gambar 2. 28
Ilustrasi Cementing
A. Primary Cementing
Primary cementing adalah penyemenan yang langsung dilakukan setelah
rangkaian casing diturunkan ke dalam lubang. Fungsi Primary Cementing adalah :
xlix
casing collar
shoetrack
centralizer
scratcher
cementing head
B. Secondary Cementing
C. Squeeze cementing
b. Re-cementing
c. Plug-back cementing
l
a. Pipe Sticking
Pipe Sticking merupakan keadaan dimana sebagian dari pipa bor atau
stang bor (drill collar) terjepit (stuck) didalam lubang bor. Jika hal ini terjadi,
maka gerakan pipa akan terhambat dan pada gilirannya dapat mengganggu
kelancaran operasi pemboran. Dalam prakteknya masalah pipa terjepit ini dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu Differential pipe sticking,
Mechanical pipe sticking (jepitan mekanis), & Key seating .
3. Lumpur yang kurang stabil (water loss tinggi, mud cake tebal).
li
1. Kenaikan tiba-tiba di berat lumpur pemboran akan meningkatkan tekanan
hidrostatik lumpur dan pada akhirnya akan meningkatkan besarnya overbalance
pressure.
2. Pemboran yang melalui resevoir yang terdeplesi dan adanya regresi tekanan.
Pipa terjepit secara mekanis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pipa
terjepit karena runtuhan dan pipa terjepit karena lubang bor mengecil.
C. Key Sitting
Pipa terjepit karena key seat terjadi pada saat mencabut rangkaian. Tool
joint drill pipe akan menyangkut pada lubang key seat sehingga rangkaian tidak
bisa dicabut. Pipa terjepit karena key seat disebabkan karena adanya dog leg. Dog
leg adalah lubang bor membelok secara mendadak atau dengan kata lain terjadi
perubahan sudut kemiringan lubang dan sudut arah lubang secara mendadak. Drill
pipe akan mengikis lubang yang bengkok secara mendadak tersebut, sehingga
terbentuk lubang yang penampangnya seperti lubang kunci (key seat). Waktu
sedang melakukan pemboran terlihat ada kenaikan torsi, karena drill pipe
mengikis dinding lubang yang bengkok. Pada waktu mencabut rangkaian terjadi
sangkutan saat drill collar sampai di daerah key seat.
B. Fish
Ada bermacam-macam jenis ikan (fish) yang terdapat didalam lubang bor.
Jenis, ukuran, kekuatan atau compression stress dan tension failure alat-alat yang
lii
akan dipancing tersebut serta bentuknya dapat bermacam-macam bergantung dari
situasi serta penyebab dari adanya ikan tersebut :
Pipa bor (DP) atau pahat (Bit) terjepit
Pipa bor (DP) lepas atau patah
Pahat terlepas seluruhnya atau sebagian terjatuh kedalam lubang
bor
Pipa selubung (casing) terjepit, pecah atau lepas
Kabel swab, kabel logging atau kabel REDA yang putus
Peralatan atau benda-benda lainnya yang terjatuh kedalam lubang
bor
Jenis, ukuran, bentuk ikan, situasi dan kondisi lubang bor. Pada
proses fishing tersebut, akan banyak menentukan cara pemancingan serta alat
yang diperlukan.
liii
Contoh yang umum dari kesalahan manusia adalah menjatuhkan hammer,
crowbar, tong jar, petol wrench atau beberapa peralatan-peralatan kecil lainnya
kedalam lubang sumur. Hal ini jelas menjadi penyebab pekerjaan
memancing (fishing job).
Open Hole Testing
Open Hole Testing mempunyai resiko terbesar dari terjepitnya pipa dan
berakhir dengan pekerjaan memancing (fishing job) selama dilakukan
pengujian sumur lubang terbuka (open hole testing). Di tempat itu, dimana
pengetesan alat-alat dapat / bisa tertinggal dan pada formasi yang sedang
dilakukan pengujian untuk waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
peralatan-peralatan pemboran menjadi terjepit.
Mechanical Failures (kegagalan mekanis)
a. Pump Failures (kegagalan pompa)
Pada umumnya masalah mekanis yang banyak terjadi adalah kegagalan
pompa. Hal ini banyak menimbulkan masalah dalam proses operasi pemboran
sehingga kemungkinan untuk dilakukannya fishing job besar sekali.
b. Kegagalan Peralatan Pengangkatan (Hoisting Equipment Failures)
Salah satu masalah mekanis serius yang banyak terjadi adalah kegagalan
peralatan pengangkat. Salah satu contoh dari masalah-masalah tersebut adalah
putusnya drilling line, gagalnya crown block atau traveling block, sistem
pengereman dari drum draw works. Hal-hal tersebut sangat membahayakan,
karena dapat mengakibatkan jatuhnya peralatan pemboran ke dalam sumur yang
dapat berakhir dengan pekerjaan memancing (fishing job) dan menimbulkan
resiko yang sangat besar bagi para pekerja. There is no excuse for dropping the
blocks.
c. Kegagalan Bawah Permukaan ( Down Hole Failures)
Kegagalan bawah permukaan mencangkup hilangnya cone dari bit,
putusnya pipa pemboran, kegagalan pipa mekanis peralatan-peralatan bawah
permukaan, washed out tools joints, cracked pins dan split boxes. Semua
perlengkapan rig seharusnya diberikan perawatan dengan hati-hati sekali,
liv
kekurangan-kekurangannya harus di inspeksi dan dilengkapi dan mengoperasikan
perlengkapan-perlengkapan rig harus pada batas design yang telah dianjurkan.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fishing job karena disebabkan
oleh kondisi di bawah permukaan. Cara-cara pengoperasian peralatan bawah
permukaan perlu diperhatikan ketika melakukan pemboran pada formasi yang
bermasalah.
Formation Factor
Shale sangat penting dan special karena lebih dari 50% pemboran berada
di lapisan shale ini. Kemungkinan persentase terbesar penyebab hole
problem dan fishing jobs biasanya terjadi karena formasi ini. Seperti
masalah sloughing shale dan swelling clay.
Deviation, Dogleg dan Crooked
Masalah yang paling sulit biasanya disebabkan oleh pembelokan
lubang, dogleg, dan kondisi lubang yang berbelok-belok (crooked hole) selama
pemboran. Masalah yang terjadinya biasanya key seats, wall sticking,
meningkatnya drag dantorque, accidental side tracking, pembersihan lubang,
stabilitas lubang, kesulitan pada saat running drill string dan cementing
casing dan pengunaan casing ketika pemboran dalam.
Masalah juga bisa terjadi selama proses produksi sumur,
termasuk casing,tubing dan penggunaan rod pada peralatan pengangkatan
buatan (artificial lift).
Alat pancing secara keseluruhan dapat dikelompokkan dalam alat
pancing itu sendiri dan alat-alat pembantu untuk melaksanakan operasi
pemancingan, termasuk juga alat keselamatan agar rangkaian pemancing tersebut
tidak terjepit dengan sendirinya.
1. Alat pancing pipa seperti overshoot, taper tap.
2. Alat pancing benda-benda kecil seperti junk basket, fishing magnet.
3. Alat pancing kabel (cable spear).
4. Alat pemukul seperti : bumper sub, bumber jar dan rotary jar.
lv
5. Alat pemotong seperti : inside / internal cutter dan outside / external
cutter.
6. Alat pancing (safety joint).
a. Alat pancing pipa berdasarkan cara mengambilnya, juga terbagi atas dua cara
yaitu :
1. Dari luar
2. Dari dalam
- Die Collar
Merupakan alat pancing mati, alat pancing jenis ini apabila telah dipasang
pada “ikan” (pipa yang dipancing) maka alat tersebut tidak dapat dilepas lagi.
Jika memancing dengan alat jenis ini harus dilengkapi dengan alat bantu yang
disebut “safety joint”.
- Releasable Overshot
Merupakan alat pancing luar yang hidup. Alat pancing jenis ini apabila telah
dipasang pada “fish” (pipa yang dipancing) dan usaha melepaskan dari ikanyang
terjepit tidak berhasil maka alat pancing dapat dilepas lagi untuk kemudian
pemancingan bisa dimulai lagi.
lvi
Releasable Overshot mempunyai dua jenis grapple, yaitu :
1. Spiral grapple atau single bowl
2. Basket grapple atau double bowl
Mempunyai dua grapple dipasang susun, grapple yang dibawah untuk
menangkap safety joint dan yang diatas untuk drill pipe.
Gambar 2. 29
Taper Tap
- Taper Tap
Merupakan alat pancing dari dalam mati. Alat pancing jenis apabila telah
dipasang pada “fish”, maka alat ini tidak dapat dilepas lagi. Jika memancing
dengan alat pancing jenis ini harus dilengkapi dengan alat bantu yang
disebut “safety joint”.
- Releasable Spears
Merupakan alat pancing dari dalam hidup, yang dimaksud dari dalam adalah cara
menangkap ikan dari bagian dalam pipa. Dapat dilepas apabila gagal mencabut
pipa yang dipancing.
lvii
Gambar 2.30
Releasable Spear
lviii
D. Jenis-Jenis Operasi Fishing
Jenis operasi fishing pada umumnya terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
E. Prosedur Fishing
1. Memancing Junk
Junk adalah potongan-potongan atau bagian-bagian peralatan yang ukurannya
kecil-kecil yang harus diambil dari dalam lubang. Junk harus diambil karena akan
menggangu operasi pemboran.
Junk dapat berupa :
1. Cone bit yang lepas
2. Gigi-gigi bit yang lepas
3. Peralatan atau perkakas yang jatuh kedalam lubang
lix
4. Bagian dari reamer
5. Patahan-patahan slip
6. Potongan-potongan hasil milling (gerinda)
- Alat Pancing Junk
Alat pancing junk adalah sebagai berikut :
1. Finger Type Junk Basket.
2. Boot Sub.
3. Core Type Junk Basket.
4. Reverse Circulation retrievers.
5. Fishing Magnet.
6. Jet Bottom Hole Cutter.
- Pertimbangan Keekonomisan Fishing
Bila ikan tidak dapat dipancing pada usaha-usahanya yang pertama, timbul
pertanyaan sampai kapankah pemancingan akan diteruskan mengingat bahwa
tidak selalu pemancingan akan berhasil.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemancingan dan jika akan
melakukan side tracking antara lain :
1. Harga / nilai drill collar atau ikan.
2. Biaya penyumbatan (cement plug) yang menyangkut waktu dan material.
3. Biaya side tracking, menyangkut waktu, jasa pembelokkan dari biaya
pemboran kembali.
4. Ditambah nilai kerugian karena sumur tidak vertikal lagi.
lx
Biasanya pemancingan akan dimulai dengan cara serta alat yang paling
baik atau memungkinkan keberhasilan yang paling tinggi. Operasi ini bisanya
akan memakan waktu paling banyak 1-2 hari yang pertama. Bila usaha ini belum
berhasil kemungkinan akan berhasil pada hari-hari yang berikutnya makin
mengecil berarti biaya pemancingan akan dapat lebih besar dari nilai sewa rig (“
X “ hari sewa rig) bila dilakukan side tracking
2.2.5 Perforasi
Perforasi merupakan suatu kegiatan pembuatan lubang ketika sumur
minyak atau gas siap untuk diproduksikan. Bahan peledak (perforator) merupakan
bagian terpenting dari kegiatan tersebut. Untuk melakukan perforasi, digunakan
perforator yang dibedakan atas bullet atau gun perforator dan shape charge atau
jet perforator.
lxi
teknik ini adalah Overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan
menara pemboran dengan BOP masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur
lebih lanjut.
HSD (High Shoot Density) adalah salah satu kegiatan perforasi, dimana
kegiatan ini dilakukan pada sumur dengan kondisi Overbalance yaitu dimana
tekanan hidrostatik lebih besar sedikit daripada tekanan formasi. Selain untuki
melubangi casing, semen dan formasi agar fluida pada lapisan produktif bisa
mengalir kedalam sumur untuk diproduksikan.
- Prinsip Kerja HSD
Setelah lubang sumur dikondisikan pada keadaan Overbalance, maka
kegiatan HSD dapat segera dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan rig up
equipment, lalu memasang BOP (Blow Out Preventer), terdapat dua jenis BOP
yang digunakan pada kegiatan HSD yaitu BOP M dan BOP V.
Pada saat running peralatan HSD, korelasi colar casing dilakukan mulai dari
top depth. Setelah dikorelasi, maka dapat segera ditentukan posisi shooting depth.
Shooting Depth tidak boleh berada pada daerah collar karena dapat memutuskan
susunan casing pada lubang sumur.
Setelah shooting depth didapat, maka arus listrik akan dialirkan dari unit
melalui wireline keperalatan HSD. Arus listrik sebesar 0,4-0,5 Ampere akan
mengaktifkan white deto yang berhambatan 52-54 Ohm yang kemudian akan
memicu Primacord. Primacord tersebut kemudian akan meledak dan memberi
tekanan besar pada charge sehingga charge akan meledak dan akan menembak
sehingga casing, semen dan formasi dapat berlubang.
- Peralatan-Peralatan HSD
Untuk penjelasan mengenai peraalatan-peralatan HSD penulis hanya akan
menjelaskan nama dan fungsi peralatan yang digunakan diperusahaan tempat
penuliis melakukan praktek kerja.
1. PEH-A/B
2. 10 to 1
3. CAL-B (Casing Anomaly Locator)
lxii
4. Carrier
5. Bottom Nose
- Bahan Peledak
Bahan peledak yang digunakan pada kegiatan HSD terdiri dari dua jenis
yaitu Primary Explosive dan Secondary Explosive. Primary Explosive memiliki
karakteristik mudah meledak tetapi berdaya ledak rendah, bahan peledak primary
explosive pada HSD terdiri dari Detonator (berfungsi sebagai pemicu dimana alat
ini dapat meledak apabila dialiri arus sebesar 0,4-07 ampere dan detonator
tersebut memiliki hambatan sebesar 52-54 0hm. Jenis detonator yang digunakan
pada kegiatan HSD disebut “white deto”) dan Primacord (Secondary explosive /
pemicu charg yang bentuknya seperti kabel dan sensitif terhadap tekanan yang
besar). Sedangkan Secondary Explosive, memiliki karakteristik berlawanan
dengan primary explosive dimana alat ini tidak mudah meledak jika terkena
tekanan kecil tetapi memiliki daya ledak yang besar. Explosive tersebut berfungsi
sebagai peledak utama karena explosive inilah yang akan menembak casing,
cement dan formasi. Explosive tersebut memiliki berbagai macam jenis,
diantaranya:
- RDX
Yaitu explosive yang dapat digunakan pada lubang sumur dengan
temperature dibawah 3500F. RDX adalah tipe explosive yang berkarakteristik low
temperature.
- HMX
Yaitu explosive yang berkarakteristik high temperature diatas 4000F.
lxiii
Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing yang diturunkan
kedalam sumur bersama tubing string. Setelah pemasangan X-Mastree dan packer,
perforasi dilakukan secara mekanik dengan menjatuhkan bar atau go-devil melalui
tubing yang akan menghantam firing head yang ditempatkan dibagian atas
perforator. Perforasi dapat dilakukan baik pada kondisi underbalance maupun
overbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau
dijatuhkan kedasar sumur (rat hole).
lxiv
(sembur buatan). Jenis Artificial Lift yang digunakan pada Lapangan Bunyu ialah
Gas Lift, ESP, dan HJP.
∙ Gas Lift
Gas Lift adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan (artificial
lift) yang lazim digunakan untuk memproduksikan fluida dari sumur-sumur
minyak bumi. Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan
tinggi kedalam annulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam
tubing produksi sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan
berkurangnya berat kolom fluida dalam tubing. Sehingga tekanan reservoir
mampu mangalirkan fluida dari lubang sumur menuju fasilitas produksi
dipermukaan.
Syarat utama dari sistem ini adalah ketersediaan gas bertekanan tinggi
yang digunakan untuk proses aerasi fluida dalam lubang sumur. Gas bertekanan
tinggi tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi,
atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter
penting yaitu kedalaman titik injeksi (injection depth) dan laju aliran gas yang
diinjeksikan (injection rate).Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan
hasil perhitungan dari desainer dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
seperti performa reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi,
kemiringan sumur, dan lain sebagainya.
lxv
Electric Submersible Pump (ESP) adalah sejenis pompa sentrifugal
berpenggerak motor listrik yang didesain untuk mampu ditenggelamkan di dalam
sumber fluida kerja. Tujuannya adalah untuk dapat menghindari terjadinya
kavitasi pada pompa. Pompa dengan desain khusus ini digunakan pada kondisi-
kondisi yang khusus pula. Seperti untuk mengangkat air dari sumber / mata air
yang berada di dalam tanah, mengangkat fluida berwujud sludge (lumpur), dan
juga mengangkat minyak mentah pada proses pengeboran minyak bumi.
Minyak yang dihasilkan oleh lapangan produksi Bunyu kemudian
dikapalkan ke Kilang Pertamina Unit Pengolahan V dalam periode tertentu
dengan jumlah rata-rata 110.000 hingga 200.000 barrel per sekali
pengapalan ( tergantung kapasitas kapal Tanker ). Sedangkan, gas yang
dihasilkan selain disalurkan ke kilang methanol PT Medco Methanol Bunyu dan
juga untuk proses pengangkatan minyak (gas lift) di struktur Bunyu. Selain dari
Area Operasi Bunyu - DOH Kalimantan, PT Medco Methanol Bunyu juga
mendapatkan pasokan gasnya dari TAC PT Exspan Tarakan. Fasilitas yang
terdapat pada lapangan produksi Bunyu yaitu, 3 Stasiun Pengumpul, 2 Stasiun
Kompressor Gas, 1 Stasiun Pengumpul Utama, dan 1 Terminal Pengapalan.
lxvi
Jalur dimana flowline berada sebaiknya ditimbun pada kedalaman yang aman
walaupun telah dilindungi dengan casing pendukung tetapi apabila tidak
ditimbun maka flowline tersebut harus diletakan di atas support karena untuk
mencegah cepat terkena korosi dan kerusakan lainnya. Demikian juga jalur
pemasangan pipa dipilih tempat-tempat yang aman baik secara culture budaya
maupun secara kondisi teknik sehingga mudah untuk melakukan pengawasan dan
perbaikan dan kadang-kadang jika memungkinkan jalur flowline sampai ke
stasiun pengumpul mengikuti rute jalan umum atau jalan inspeksi perusahaan.
Design flowline ditentukan oleh:
∙ Kapasitas Alir
∙ Kapasitas Aliran Maksimum
∙ Penurunan Tekanan
∙ Tekanan Maksimum
∙ Laju Korosi
c. Trunkline
Adalah pipa besar yang menghubungkan antar stasiun pengumpul ke
stasiun pengumpul utama, diameter trunkline berkisar antara 4 – 10 inch.
d. Manifold
Adalah kumpulan dari valve-valve yang berfungsi untuk mengatur
aliran fluida produksi dari masing-masing sumur dan menyatukan aliran menuju
separator untuk dipisahkan sesuai berat jenis dari masing- masing fluida.
e. Header Line
Adalah pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungsi untuk
menyatakan fluida produksi. Header terdiri dari tiga jenis yaitu header produksi,
header test dan header cadangan.
∙ Header produksi digunakan untuk menginjeksikan chemical
demulsifier
∙ Header cadangan digunakan apabila header produksi tidak dapat
digunakan atau saat mengalami kerusakan.
lxvii
∙ Header test digunakan untuk mengetahui laju aliran fluida dan
mengetahui perkiraan fluida yang terproduksikan dalam satu hari.
f. Separator
Adalah alat pemisah minyak dan gas bumi yang menggunakan prinsip
separasi flash pada tekanan dan temperatur tetap. Fungsi utama separator
adalah memisahkan minyak, air dan gas tergantung mana yang lebih
dominan. Mekanisme pemisahan gravity settling atau centrifugal force. Ketika
minyak dan air tercampur dengan intensitas tertentu, air akan tampak jelas berada
di bagian bawah campuran. Pada perbatasan diantaranya akan terbentuk emulsi.
Agar pemisahan sempurna, maka separator harus:
∙ Mengontrol dan mengarahkan energi fluida yang masuk pada saat
memasuki separator.
∙ Memiliki waktu tinggal yang lama. Jenis
separator berdasarkan fungsinya:
∙ Gas scrubber
Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut
dengan gas hasil pemisahan tingkat pertama, karena alat ini ditempatkan setelah
separator atau sebelum dehydrator atau kompresor untuk mencegah cairan masuk
ke dalam alat.
∙ Free Water Knock Out
Jenis ini dibagi menjadi 2 Free water knock out (FWKO) atau Total liquid
knock out (TLKO) yang digunakan untuk memisahkan cairan dari aliran gas yang
bertekanan tinggi (>125 psi).
∙ Flash Chamber
Alat ini digunakan pada tahap lanjut dari proses pemisahan secara kilat
dari separator. Alat ini bekerja sebagai pemisahan tempat kedua, dan alat ini
bekerja pada tekanan rendah (<125 psi).
∙ Expansion Vessel
Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan
bertemperatur rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat yang
lxviii
terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja antara 100-
1300 psi.
∙ Chemical Electric
Merupakan pemisahan tingkat selanjutnya untuk memisahkan air dan cairan hasil
separasi tingkat sebelumnya secara elektris. Menggunakan prinsip katoda dan
anoda pada umumnya memudahkan proses pemisahan.
g. Free Water Knock Out (FWKO)
Fungsinya bejana FWKO adalah memisahkan air dari minyak. FWKO bisanya di
pasang pada aliran cairan sesudah separator. Air keluar dari bawah dan minyak
mentah dari atas. Bila minyak masih mengandung emulsi, maka biasanya
minyak dilewatkan kedalam heater treater untuk memecahkan emulsi dengan
pemanasan.
h. Tanki Pengumpul
Adalah tangki pengumpul hidrokarbon sementara di manifold dan SPU serta
sebagai tempat untuk memisahkan minyak dan air yang masih menyatu akan
didiamkan selama beberapa jam untuk dilakukan settling, agar minyak berada
diatas dan air berada dibawah.
i. Bak Oil Catcher (BOC)
Bak Oil Catcher merupakan tempat penampungan minyak yang tercecer,
misalnya saja minyak yang tercecer dari pompa.
j. Pompa Transfer
Pompa yang digunakan untuk memompa minyak dari tanki menuju heat
exchanger setelah melalui heat exchanger barulah dialirkan menuju fasilitas
loading trucking.
k. Heat Exchanger
Adalah pemanas yang digunakan untuk memanaskan minyak sebelum minyak
masuk kedalam loading trucking. Kisaran panas yang diberikan untuk minyak
adalah 150°-160° F.
lxix
Merupakan hubungan antara laju produksi terhadap tekanan alir dasar
sumur. Bila kurva IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa alir, maka
perpotongan kedua kurva tersebut merupakan laju produksi yang optimum.
Pengaruh faktor skin terhadap kurva IPR akan mengubah kemiringan kurva,
sehingga laju produksi akan berubah pada suatu tekanan alir dasar sumur.
Menentukan potensi sumur produksi dengan rate (q) suatu sumur dari ∆P
tertentu suatu sumur dengan mengasumsikan Pwf (Pressure Well Flowing)
sebagai sumbu y dan q (flow rate) sebagai sumbu x. Faktor yang mempengaruhu
bentuk kurva IPR adalah gas bebas yang terjadi didalam reservoir. Hal tersebut
terjadi jika tekanan reservoir berada di bawah tekanan saturasinya (Pb).
lxx
Tekanan reservoir adalah syarat utama dalam memproduksi minyak atau
dan gas, minyak atau dan gas didalam reservoir akan berusaha keluar karena
adanya tekanan reservoir.
Tekanan gelembung adalah besarnya tekanan dimana fasa cair akan mulai
menjadi fasa gas.
e. Skin (S)
Laju alir merupakan besarnya volume yang di dapat per satuan waktu, laju alir
test digunakan sebagai data untuk mencari laju alir optimal.
lxxi
C. Fasa IPR
A. IPR Satu Fasa
Tekanan reservoir diatas tekanan bubble point
IPR berbentuk garis lurus sampai pb
Bila Pr > Pb
qo = PI (Pr – Pwf)
qo max = PI (Pr – 0) qo max pada saat Pwf = 0
Gambar 2.31
Kurva IPR 1 fasa
lxxii
memperkirakan tingkat produksi untuk tekanan mengalir dasar sumur lainnya di
tekanan reservoir rata-rata saat ini.
Dimana:
Perkiraan ini dapat dilakukan bila ada tiga atau empat data test produksi.
Umumnya digunakan untuk sumur gas.
Gambar 2.32
Kurva IPR 2 fasa
lxxiii
Wiggins
lxxiv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2 Wawancara
yang ada di lapangan. Penulis menggunakan metode ini sejak hari pertama
lapangan Bunyu.
75
76
kaitannya dengan objek yang sedang di teliti dan dapat menunjang pembuatan
laporan kerja praktek ini sehingga dapat mempertegas teori dari keperluan analisa
mendapatkan data yang benar. Sehingga penulis dapat mengetahui secara pasti
dan jelas mengenai permasalahan yang ada kemudian dapat di cari solusi
literature manual yang tertera pada STK serta membaca spesifikasi alat yang
langsung berupa gambar yang dilakukan oleh penulis dengan mengambil gambar
pada objek yang sedang diteliti. Penulis melakukan metode ini pada setiap
sebagai bahan laporan yang penulis. Proses dokumentasi yang dilakukan telah
keselamatankerja.
BAB IV
PEMBAHASAN
SKG Sales
Sumur SP
SPU Terminal Tanker
Gambar 4.1
Simplified Flow Diagram Production
77
78
Terdapat empat Stasiun Pengumpul atau Gathering Station (GS), yaitu Stasiun
Pengumpul I, II, III dan Test Unit. Dimana setiap SP memiliki fungsi yang sama,
yaitu memisahkan fluida dengan gas melalui serangkaian peralatan fasilitas
produksi yang ada. Adapun fasilitas produksi yang digunakan adalah Header,
Test Tank, Bulk Tank, Separator (Vertical dan Horizontal), dan Scrubber.
Pertama, fluida produksi yang berasal dari sumur-sumur akan dialirkan
melalui flowline ke Stasiun Pengumpul. Kemudian sesampainya di stasiun
pengumpul, aliran fluida dari sumur-sumur yang ada dialirkan dan dikelompokkan
oleh header. Dari kelompok header ini, fluida masuk ke separator sesuai
kelompoknya masing-masing. Output berupa gas akan mendapatkan treatment
lebih lanjut oleh scrubber sebelum melanjutkan perjalan ke SKG. Sementara
untuk minyak akan melanjutkan alirannya langsung ke SPU.
Berikut ini merupakan peralatan yang ada di stasiun pengumpul:
1. Manifold
Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran
masuk ke header dan separator yang dikehendaki, dikelompokan menjadi tiga,
Low Pressure, Medium Pressure dan High Pressure, berdasarkan Tekanan
Sumur (Pwh).
Gambar 4.2
Manifold
80
2. Header
Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungsi untuk
menyatukan fluida produksi dari sumber-sumber produksi dan mengalirkannya
ke fasillitas pemisah.
Gambar 4.3
Header
3. Separator
Pemisahan gas yang terlarut pada cairan biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut dengan separator minyak dan gas, yang mana
didefenisikan sebagai tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang
digunakan untuk memisahkan fluida produksi ke dalam fasa cairan dan fasa gas.
81
Gambar 4.4
Separator Vertikal
Fungsi utama separator:
1. Unit pemisahan utama cairan dan gas.
2. Melanjutkan proses dengan memisahkan kemungkinan pelepasan gas dari
cairan.
3. Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan gas dari cairan.
4. Memberikan waktu yang cukup untuk pemisahan antara minyak dan air yang
ikut terproduksi.
5. Melakukan treatment lainnya jika mungkin.
4. Gas Scrubber
Gas yang sudah dipisahkan dari liquidnya di separator, kemudian kembali
difilter di gas scrubber. Gas scrubber digunakan untuk meyakinkan bahwa gas
tidak mengandung material atau liquid yang dapat merusak peralatan, sehingga
scrubber harus dipasang untuk melindungi peralatan seperti kompresor
degrydator, sweetener, matering, dan regulator.
82
Gambar 4.5
Gas Scrubber
Kegunaan dari scrubber adalah membersihkan gas yang akan digunakan untuk:
∙ Bahan bakar heater, boiler, pompa, generator dan mesin-mesin dengan
bahan bakar gas.
∙ Power Plant untuk menghasilkan listrik
Gas scrubber ini juga terdiri dari tipe vertikal, sama seperti halnya pada
separator. Gas yang sudah direfilter di gas scrubber, kemudian disalurkan Gas
Kompressor untuk menghasilkan gas yang bertekanan tinggi sehingga dapat di
salurkan sesuai kebutuhan, baik sebagai gas injeksi pada gas lift maupun sebagai
pembangkit listrik.
5. Tanki Tampung
Tanki tampung merupakan tanki penampungan sementara minyak dari sumur
produksi yang kemudian akan dikirim ke Main Gathering Station.
83
Gambar 4.6
Tanki Tampung Gathering Station
a. Tanki Test, merupakan tanki untuk menampung minyak dari sumur produksi
yang di test rate produksinya.
Gambar 4.7
84
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Pompa Transfer
Gambar 4.10
Station Kompressor Nibung
nantinya akan dialirkan kembali ke SP dan ke sumur untuk WIP (Water Injection
Plan).
Berikut ini merupakan asset yang terdapat di Main Gathering
Station:
Gambar 4.11
Main Gathering Station
1. Chemical Pump
Merupakan pompa chemical yang menginjeksikan demulsifier untuk
memisahkan minyak dari kandungan air (sludge).
Gambar 4.12
Chemical pump
tekanan 0,5 Ksc, steam yang digunakan dihasilkan dari boiller hingga mencapai
standar kandungan Base Sediment and Water kurang dari 0,5 % dimana prinsip
dasar bahwa titik didih minyak lebih rendah dari pada titik didih air
sehingga pada saat suhu tanki naik diatas titik didih minyak, maka minyak dan air
akan terpisahkan.
Gambar 4.13
Tangki Free Water Knock Out
3. Tanki Tampung
Merupakan tanki penampungan yang digunakan untuk menampung
minyak yang telah siap dikirim ke Loading Terminal untuk dikapalkan.
89
Gambar 4.14
Tangki Tampung Main Gathering Station
4. Oil Catcher
Merupakan wadah atau tempat yang berfungsi menangkap/mengumpulkan
fluida atau minyak yang terikut dengan air pada saat proses drain air dari tangki
penampung produksi. Tempat ini juga sebagai penampung fluida yang diproduksi
dari tiap – tiap sumur yang dialirkan ke tanki setempat, sehingga pengambilannya
dilakukan dengan Road Tanker.
Gambar 4.15
Oil Catcher Main Gathering Station
Gambar 4.16
Water Injection Pond
6. Water Pond
Merupakan tempat penampungan air yang digunakan untuk menyuplai hot
tank dan untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Nut Shell Filter
Nut shell filter merupakan tangki yang berfungsi sebagai unit untuk
memisahkan atau membersihkan kandungan minyak yang masih terkandung
didalam air. Proses pemisahan pada Nut Shell Filter menggunakan “pikan”
sebagai media untuk memfilter kandungan minyak yang masih terkandung
didalam air setelah melalui tangki Free Water Knock Out. Terdapat 3 unit tangki
Nut Shell Filter pada Main Gathering Station dengan kapasitas sebesar 7000
bbl/day setiap tangki.
Gambar 4.17
Nut Shell Filter Main Gathering Station
91
8. Pompa Injeksi
Pada Main Gathering Station terdapat 5 pompa injeksi yaitu 5 unit pompa
sentrifugal untuk memompakan air dari tanki air bersih menuju Gathering
Station 1, Gathering Station 2, Gathering Station 3 menuju sumur sumur
pressure maintenance yang berada disekitar Main Gathering Station Pompa
sentrifugal yang digunakan untuk memompakan air ke sumur sumur pressure
maintenance memiliki kapasitas pompa sebesar 15000 bbl/day per-pompa.
Gambar 4.18
Pompa Injeksi Main Gathering Station
boiler hingga mencapai standar kandungan Base Sediment and Water kurang dari
0,5 % dimana prinsip dasar bahwa titik didih minyak lebih rendah dari pada
titik didih air sehingga pada saat suhu tangki naik di atas titik didih minyak,
maka minyak dan air akan terpisahkan. Setelah Minyak mentah terpisah dari
kandungan air dan sedimen, maka minyak disimpan dalam tanki pengumpul dan
siap dikapalkan. Volume dalam tanki pengumpul dapat dihitung dari tinggi cairan
pada tanki pengumpul.
Tinggi level air dapat diketahui dengan Water Finding Paste, yang
dioleskan ke meteran pengukur yang dimasukkan ke dalam tanki, pasta yang
melekat pada meteran akan berubah warna menjadi merah apabila terjadi kontak
dengan air.Peralatan di loading terminal tidak jauh berbeda dengan peralatan di
Main Gathering Station, berikut merupakan peralatan yang terdapat di loading
terminal :
1. Chemical Pump
Merupakan pompa chemical yang menginjeksikan demulsifier
untuk memisahkan minyak dari kandungan air.
2. Tangki Tampung
93
5. Bioremedisi
Merupakan lahan yang digunakan untuk mengolah lumpur/sludge yang
tercampur dengan minyak untuk bisa ditanami lagi.
6. Pompa Transfer
Merupakan pompa yang digunakan untuk mentransfer minyak dari
tangkitampung (loading terminal) ke tanker.
7. Water Disposal
Merupakan tempat penampungan air dari pemisahan minyak, yang
nantinya akan ditransfer ke MGS untuk selanjutnya diinjeksikan melalui sumur
injeksi.
4.3.5 Pengapalan
Pengapalan dapat dilakukan apabila kandungan pada minyak bumi seperti
Densitas, Temperatur, Cerat air atau Endapan air pada Oil Storage dan tinggi
cairan telah memenuhi standar dan telah diperiksa oleh SKK MIGAS.
94
SUMUR B – 159
Work Over and Well Service merupakan salah satu kegiatan dalam teknik
operasi pada suatu sumur minyak. Pekerjaan ini bertujuan untuk perawatan sumur,
kerja ulang pindah lapisan (KUPL), stimulasi dan reparasi sumur. Dengan
melakukan perawatan dan reparasi sumur maka diharapkan dapat mengembalikan
produksi sumur ke potensi sebelumnya. Sedangkan untuk meningkatkan produksi
suatu sumur dapat dilakukan dengan cara stimulasi sumur dan melakukan kerja
ulang pindah lapisan dengan cara pelubangan (Perforasi) lapisan baru. Salah satu
kegiatan yang dilakukan pada sumur B-159 yaitu kegiatan kerja ulang pindah
lapisan karena pada zona lapisan di Bunyu ini lenses (tipis) jadi cenderung lapisan
tersebut cepat untuk habis tetapi ketika pada saat proses KUPL (kerja ulang
pindah lapisan) yaitu pada saat lepas rangkaian string produksi terjadi jepitan yang
menyebabkan putus (fish) rangkaian tubing 2-7/8” dan packer 9-5/8”. Ketika fish
sudah diambil maka barulah di lanjutkan pekerjaan selanjutnya. Kegiatan kerja
ulang pindah lapisan dapat dilakukan apabila tekanan formasi sumur telah
dikendalikan. Kegiatan awal untuk mengamankan sumur disebut dengan Killing
Well. Metode Killing Well yang digunakan pada sumur B-159 yaitu metode
BullHead. Setelah kegiatan killing well berhasil dilakukan maka dilakukan
kegiatan squeeze cementing untuk menutup zona perforasi sebelumnya yang
selanjutnya di lakukan KUPL.
97
Prosedur kerja fishing job pada rig SIP sumur B-159 adalah
1. Killing well. Ablas tekanan casing dan tubing sampai 0 psi. matikan
sumur dengan CF SG 1.02
2. Lakukan pengamatan sumur sampai dinyatakan aman untuk lanjut
pekerjaan selanjutnya
3. Bongkar x-mass tree lalu pasang BOP
4. Cabut rangkaian dengan menyisakan sekian joint diatas fish
5. Fishing job :
a. Run Impression Block (IB) untuk mendapatkan bentuk (collar atau
body) dan ukuran fish (untuk dapat menentukan jenis alat
pancingnya)
b. Apabila cetakan yang tertera pada IB tidak jelas maka di lakukan
milling untuk amplas permukaan fish sampai rata dan sesuai
dengan alat pancingnya (body)
c. Lalu wash off di sekitar fish agar fish bias di cabut
d. Running alat fishing karna fishnya sudah sesuai dengan alatnya
yaitu overshoot melalui cara mechanical backoff memutar ke kiri
sebanyak 6 kali karna untuk merealease rangkaian tubing (sisakan
sampai 1 joint diatas fish) dengan extension and jar assembly,
engage the TOF, pull and jar to unset the packer
Gambar 4.20
Well Profile Sumur B-159
SUMUR B – 187
yang ada di rangkaian gun HSD akan menembak ke formasi yang akan
di tuju.
Gambar 4.21
Well Profile Sumur B-187
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua parameter
penting yaitu kedalaman titik injeksi (point of injection) dan laju aliran gas yang
101
Secara garis besar, komponen utama dari suatu sistem gas lift dapat
dikelompokkan ke dalam peralatan permukaan (surface equipments), dan
peralatan dalam sumur (downhole equipments). Peralatan permukaan meliputi
sumber gas tekanan tinggi (sumur gas atau kompresor), pipa saluran gas injeksi,
dan meter pengukur laju aliran gas injeksi (umumnya DP flowmeter). Sedangkan
peralatan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel (GLM) dan
katup gas lift (gas lift valve) yang dipasang di dalam mandrel.
Sumur minyak yang beroperasi dengan sistem gas lift pada umumnya
memiliki beberapa GLM yang ditempatkan di titik-titik kedalaman tertentu di
sepanjang tubing produksinya. Penempatan GLM yang baik pada proses komplesi
awal (initial completion) akan sangat menunjang tercapainya performa optimal
dari satu sumur minyak. Hal ini mengingat bahwa kadang-kadang diperlukan
penataan ulang terhadap letak dan setting katup gas lift untuk mendapatkan
kondisi operasi yang diinginkan. Penambahan atau perubahan letak GLM
dikarenakan initial completion yang kurang baik, atau konversi sebuah sumur
menjadi sumur gas lift hanya dapat dilakukan dengan kerja
ulang (workover) berupa pencabutan tubing dari dalam sumur. Hal ini tentu saja
memerlukan biaya tinggi, terutama untuk sumur-sumur di anjungan lepas pantai.
Tabel 4.1
Setting Valve
Berikut adalah data dan hasil perhitungan dari program design gas lift.
Data dan hasil tersebut diperoleh berdasarkan beberapa parameter tertentu seperti
pwf, pr, dll maka didapatkan jumlah valve yang dibutuhkan untuk mengangkat
minyak ke permukaan. Selain itu,ditentukan juga letak setiap valve dan tentunya
Tekanan di setiap valve tersebut.
Pada penentuan tekanan setiap valve di set setiap valve dari atas sampai
bawah tekanannya dari besar ke kecil karna tekanan hidrostatis awal adalah besar
dan lama kelamaan tekanan akan berkurang sampai pada valve yang terakhir.
103
Terlihat pada table, tekanan pada setiap valvenya. Ketika tekanan Hidrostatis
melebihi tekanan valvenya maka valve tersebut akan tertutup.
Gambar 4.22
Gas mulai diinjeksikan, maka gas akan menekan permukaan cairan work
over kebawah, dan penurunan permukaan cairan ini akan mencapai katup
unloading (1). Pada saat ini gas akan mengalir dalam tubing melalui katup
(1) yang terbuka.
Gambar 4.23
Bagian bawah tubing yang semula berisi cairan work-over ditempati oleh
fluida formasi (warna merah).
Pada saat ini gas akan masuk kedalam tubing, melalui katup unloading (2)
yang terbuka. Dengan masuknya gas injeksi tersebut kedalam tubing maka
kolom cairan dalam tubing akan lebih ringan dan aliran cairan work over
ke permukaan akan berlanjut.
105
Gambar 4.24
Selama ini pula permukaan cairan formasi (warna merah) akan bergerak
ke permukaan. Pada saat cairan work-over mencapai katup terakhir, yaitu
katup operasi (4), maka katup unloading (3) akan tertutup dan seluruh
cairan work-over telah terangkat semua ke permukaan, dan hanya katup
operasi yang terbuka.
106
Gambar 4.25
Katup operasi (4) akan tetap terbuka, sebagai jalan masuk gas injeksi
kedalam tubing. Katup ini diharapkan dapat bekerja dalam waktu yang
lama. Dimasa mendatang akan terjadi perubahan perbandingan gas-cairan
dari formasi, yang cenderung menurun serta peningkatan produksi air,
maka jumlah gas injeksi dapat ditingkatkan dan diharapkan katup injeksi
dapat menampung peningkatan laju injeksi gas tersebut. Dengan demikian
pemilihan ukuran katup injeksi perlu direncanakan dengan baik.
107
Tabel 4.2
Data Diketahui
108
Gambar 4.26
Step 2: Mencari Q
Gambar 4.27
Hasil Q
109
Gambar 4.28
Hasil Q max
a. Z 10 Lower
Gambar 4.29
Grafik Pwf vs Q Z 10 L
110
b. Z 20 Upper 1
Gambar 4.30
c. Z 20 Upper 2
Gambar 4.31
d. Z 20 Lower
Gambar 4.32
e. Z 50 Upper
Gambar 4.33
f. Z 50 Lower
Gambar 4.34
Tabel 4.3
Gambar 4.
Spesifik gravity adalah rasio berat spesifik dari cairan yang diberikan ke
berat spesifik cairan standar. Ini dilambangkan dengan huruf ‘γ’. Ia tidak memiliki
unit.
114
A
ͦ PI minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi tersebut.
Makin kecil SG-nya atau makin tinggi A
ͦ PI-nya maka minyak bumi tersebut
makin berharga karena lebih banyak mengandung bensin.
Gambar 4.
Hidrometer
B.Viskositas
Gambar 4.
Viscometer
C. Pour Point
Pour Point adalah suhu terendah dimana suatu fraksi dapat mengalir atau
dituangkan. Dengan mengetahui titik tuang fraksi tersebut maka dapat diketahui
pada suhu berapakah fraksi itu dapat dialirkan dengan pompa baik itu dari dalam
sumur maupun saat proses transportasi.
Gambar 4.
Sampel Pour Point
Gambar 4.
Pour Point Aparatus
.
1. Masuk tubing atau open end drill pipe sampai ujung rangkaian 1-2 m di
bawah daerah yang akan di squeeze.
2. Tutup BOP, hitung injection rate dengan air.
3. Buka BOP, pompa dan dorong bubur semen sampai kolom semen di
annulus dan di rangkaian seimbang.
4. Cabut rangkaian penyemenan sampai ujung rangkaian berada 20-30 m di
atas puncak semen dalam casing.
5. Sirkulasi balik, sehingga rangkaian bebas dari kontaminasi semen
6. Tutup BOP, lakukan penyemenan desak. Perhatikan agar jangan sampai
ada kebocoran ke annulus (BOP).
7. Kalau tidak ada tekanan atau kenaikan tekanan kecil sekali, pendesakan
dilakukan secara hesitasi atau bertahap.
8. Ablas, tunggu semen kering(TSK).
118
BAB V
KESIMPULAN
118
119
6. Pada Lapangan Bunyu ini fungsi WOWS bisa dibilang sangat sibuk karna
factor formasi di bunyu adalah lenses (tipis) dimana banyak KUPL (Kerja
Ulang Pindah Lapian) untuk dapat memaksimalkan perolehan produksi.
7. Permasalahan WOWS khususnya Fishing job bisa dibilang sering di
Bunyu karna berbagai factor bisa karna human eror ataupun faktor
operasional. Pada RIG SIP sumur B-159 terdapat fishing job dimana
digunakan overshoot sebagai alat pancing.
8. Pada RIG PDSI Sumur B-187 dilakukan Perforasi dengan menggunakan
HSD (High Shot Density) karna biasanya penggunaan HSD pada lapangan
dengan Pressure Reservoir cenderung kecil (Oil) dengan metode
overbalanced.
9. Pada Lapangan Bunyu fluida sirkulasi menggunakan air asin dengan SG
1.01
10. Mayoritas artificial Lift pada lapangan Bunyu menggunakan Gas Lift
karna karna produksi gas di Lapangan Bunyu sangat banyak.
11. Sumur yang sedang berproduksi di Area Operasi Bunyu saat ini berjumlah
47 Sumur, terdiri dari:
6 sumur Natural Flow
32 sumur Gas Lift
8 Sumur ESP
1 sumur Hydraulic Jet Pump.
12. Fasilitas produksi yang di miliki oleh PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu
untuk menunjang kegiatan produksinya yaitu terdapat:
3 Gathering Station (stasiun Pengumpul)
1 Main Gathering Stasiun ( Stasiun Pengumpul Utama)
1 Terminal Loading.
13. Alur proses produksi pada lapangan bunyu yaitu fluida dari sumur –
sumur dialirkan ke SP (Stasiun Pengumpul) melaui flowline menuju
header manifold. Kemudian pada Gathering Station dilakukan proses
pemisahan antara gas dan liquid melalui separator. Gas yang telah terpisah
119
120
DAFTAR PUSTAKA
120
121
9. http://basripetroleum.blogspot.com/2011/02/karakteristik-batuan-
reservoir.html
10. https://dokumen.tips/download/link/geologi-kalimantan-timur
11. http://teknik-perminyakan-indonesia.blogspot.com/2015/03/penentuan-
specific-gravity-sg-dan-api.html
12. https://donnysutan.com/2016/02/21/api-american-petroleum-institute/
13. https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/55994119/Bab_II_D
asar_Teori.docxInflow_Performance_Relationship_IPR.docx
14. http://mamiklagi.blogspot.com/2014/01/stasiun-pengumpul.html
15. http://tegdehydration.prosim.net/
121
122
LAMPIRAN A
KEGIATAN KERJA PRAKTEK
122
123
Gambar A.1
Kegiatan Kerja Praktek di Sumur B-187
Gambar A.2
Kegiatan Kerja Praktek di Sumur B-159
124
Gambar A.3
Kegiatan Kerja Praktek di Kantor Pusat Pertamina EP Asset 5
Gambar A.4
Kegiatan Kerja Praktek di Stasiun Pengumpul 2
125
Gambar A.5
Kegiatan Kerja Praktek di SKG Nibung