PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Penulisan makalah evaluasi pengobatan selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Farmakologi 462, juga bertujuan untuk menambah informasi mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan evaluasi pengobatan.
1
BAB II
CONTOH KASUS TONSILLITIS
2.1. Definisi
Tonsilitis adalah peradangan akut pada parenkim dari tonsila palatinum yang
ditandai dengan pembesaran tonsil, berwarna merah dan sering bermembran
(sebagian atau keseluruhan) yang berwarna kuning, abu-abu, atau putih. Tonsillitis
biasanya merupakan bagian dari pharyngitis (infeksi tenggorokan). Tonsillitis
biasanya ditandai dengan sakit tenggorokan dan sakit menelan.
Kadang-kadang tonsillitis menyebabkan kesulitan bernafas. Tonsillitis dapat
ditularkan dengan cara kontak langsung dengan tenggorokan atau sekret hidung dari
satu orang yang terinfeksi. Biasanya terjadi pada masa kanak-kanak.
2.2. Etiologi
Tonsilitis disebabkan oleh 2 faktor yaitu bakteri (50 %) golongan Streptococcus β
hemlyticis, Streptococcus viridans, Streptococcus pyogenes dan oleh infeksi virus
melalui percikan lidah.
2.3. Patogenesis
Adanya infiltrasi pada lapisan epitel yang disebabkan oleh bakteri atau infeksi
virus. Epitel terkikis sehingga menimbulkan reaksi pada jaringan limfoid superfasial.
2
2.5. Terapi pengobatan
Dalam mengatasi tonsillitis terapi pilihan utama yang digunakan adalah Penicillin
V dengan penggunaan dua kali sehari sebanyak 1-1,5 mega unit selama 10 hari.
Namun apabila tidak dapat menggunakan penicillin karena satu dan lain hal maka
bisa digunakan terapi pilihan kedua yaitu generasi pertama sefalosporin yaitu
sefaloxin dua kali sehari dengan dosis 750 mg atau sefaloxil satu kali sehari
sebanyak 1 mg. Bisa juga digunakan prokain penicillin satu kali sehari sebanyak
1,2-1,5 mega unit selama 10 hari atau menggunakan macrolides.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
setelah penyelesaian terapi. Hasil dari evaluasi klinik termasuk status dari tanda
dan gejala harus didokumentasikan.
5. Late Post-Therapy Visit
Kunjungan ini harus dilakukan sekitar 38-45 hari setelah permulaan terapi
yang pemberian terapinya selama 10 hari tetapi kunjungan ini dilakukan 28-35
hari setelah penyelesain terapi.Tujuan dari kunjungan ini untuk mengetahui
apakah pasien akan menjadi relaps atau carier dari suatu penyakit atau malah akan
berkembang menjadi infeksi lanjutan. Hasil dari evaluasi klinik ini harus
didokumentasikan lagi termasuk seluruh status pasien.
5
gejala baru dari tonsilitis yang didokumentasikan, begitu juga dengan hasil dari
kultur dan tes sensitivitas antimikroba.
5. Late Post-Therapy Visit
Kunjungan ini harus dilakukan sekitar 38-45 hari setelah permulaan terapi
yang pemberian terapinya selama 10 hari tetapi kunjungan ini dilakukan 28-35
hari setelah penyelesain terapi.Tujuan dari kunjungan ini untuk mengetahui
apakah pasien akan menjadi relaps atau carier dari s.pyogenes atau malah akan
berkembang menjadi infeksi lanjutan, seprti nefritis atau karditis. Hasil dari
evaluasi klinik ini harus didokumentasikan lagi seperti halnya kemunculan
tanda dan gejala baru tonsillitis misalnya kultur dan tes sensitivitas.
6
BAB IV
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA