Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REVIEW

EKONOMI PEMBANGUNAN

Diajukan salah satu untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan

Dosen Pengampu : Retno Wahyuningrum,SE.M.Ak

Disusun oleh :

Muhammad Rizki Al Vicky

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

UNIVERSITAS AL WASHLIYAH MEDAN

TA.2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita Ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan
RahmatNya , Penulis bisa Menyusun atau menyelasaikan tugas Makalah mata kuliah
“EKONOMI PEMBANGUNAN” menyimak buku ini berjudul “Critical Book Review”.
Penulisan Makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah di Universitas Al-wasliyah medan Fakultas Ekonomi Syariah. Dalam Penulisan
Makalah ini Penulis sampaikan ucapan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan tugas dan
penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 18 Mei 2022

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis, dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai berupa kritikan terhadap buku yang di review dan buku
pembanding yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang  kita
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Ekonomi
Pembangunan ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada
pokok bahasa tentang Ekonomi Pembangunan.

B. Tujuan CBR

Tujuan penulisan Critical Book Review adalah untuk mnyelesaikan salah satu tugas yang
terdapat dalam pelajaran Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Medan Fakultas
Ekonomi.
Selain itu, tujuan dari penulisan Critical Book Review ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai Ekonomi Pembangunan
2. Melatih diri untuk berpikir lebih kritis
3. Memberi masukan kepada penulis agar cetakan berikutnya lebih baik dari sebelumnya

C. Manfaat CBR

Melalui Critical Book Review ini mahasiswa dilatih untuk lebih gemar membaca buku dan
mampu melatih pola pikir menjadi lebih kritis, serta mampu memotivasi pembaca untuk
menerbitkan sebuah buku.

D. Identitas Buku yang Diriview

a. Buku Utama
1. Judul : Ekonomi Pembangunan
2. Edisi : Cetakan ke-5
3. Pengarang/(Editor,jika ada) : Prof. Lincolin Arsyad, Ph,D.
4. Penerbit : UPP ATIM YKPN
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2010
7. ISBN :-

b. Buku Pembanding I
1. Judul : Pengantar Ekonomi Makro
2. Edisi :-
3. Pengarang/(Editor,jika ada) : Kelompok Dosen Bidang Kajian
4. Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
5. Kota terbit : Medan
6. Tahun terbit : 2019
7. ISBN :-
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

A. BAB 6 (Tabungan dalam Negeri)


 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Studi-studi tentang kontribusi relative dari modal terhadap pertumbuhan ekonomi masih
sangat terbatas di NSB dan kesimpulan dari hasil estimasinya pun kurang begitu meyakinkan,
karena keterbatasan data yang tersedia. Namun demikian, bukti-bukti empiris yang ada
menunjukkan bahwa dampak pembentukkan modal terhadap pertumbuhan ekonomi juga cukup
baik di NSB, khususnya pada tahap-tahap awal pembangunan ekonominya.
Di sisi lain, pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan produktivitas
nampaknya jauh lebih penting daripada proses pembentukkan modal. Hasil studi beberapa
Negara berpenghasilan menengah seperti Korea Selatan, Filipina, dan Meksiko menunjukkan
bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan persediaan mdal fiscal mampu memberikan kontribusi
antara 0,25-0,30 dari pertumbuhan ekonom, atau paling banyak sebesar 0,50 di NSB pada
umumnya. Sayangnya, tidak satupun dari studi-studi tersebut yang memasukkan kontribusi
modal insane terhadap pertumbuhan ekonomi yang hasilnya mungkin akan mengecilkan peranan
pembentukan modal fiscal dan tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi.
 Efisiensi Penggunaan Modal
Salah satu isu penting dalam pembangunan ekonomi suatu Negara, khususnya di
NSB adalah masalah efisiensi alokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi yang
dimilikinya. Pembangunan ekonomi tanpa memperhatikan efisiensi alokasi sumberdaya
ekonomi hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak optimal karena
terjadi pemborosan dalam alokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi yang ada. Dalam
jangka panjang, pembangunan ekonomi akan terhambat karena inefisiensi alokasi
sumberdaya merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi ketahanan ekonomi
suatu Negara. Inilah arti penting dari efisiensi alokasi sumberdaya-sumberdaya ekonomi
dalam pembangunan.
 Rasio-Rasio Investasi di NSB
Dalam beberapa hal, penekanan perhatian terhadap jenis investasi padat modal
(capital intensive investment) yang sering dijumpai di NSB merupakan hasil yang “tidak
sengaja” dari kebijakan pemerintah. Selain itu hal tersebut dapat juga menujukkan
keyakinan bahwa hanya teknologi padat modal-lah yang efisisien, dan dalam setiap
pemilihan teknologi tidak memperhitungkan harga-harga relative antara tenaga kerja dan
modal. Beberapa ekonom (antara lain, Lawrence White) mengungkapkan bahwa
pemilihan teknik-teknik produksi di NSB umunya tidak dipengaruhi oleh sinyal-sinyal
harga.
 Sumber Tabungan Dalam Negeri
Pada umumnya, NSB membiyai rasio inestasi-GDP mereka yangtinggi dengan cara
mengintensifkan usaha-usaha mobilisasi tabungan dari berbagai sumber, baik tabungan domestic
maupun tabungan luar negeri, tabungan pemerintah maupun tabungan swasta. Sebelum kita
beralih ke pembahasan mengenai pola pembiyaan pola investasi dengan sumber tabungan dalam
negeri, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengenai taksonomi tabungan secara sederhana.
Sumber tabungan yang diandalkan berbeda-beda antar NSB, tidak saja tergantung pada
foktor-faktor seperti tingkat pendapatan perkapita, kekayaan sumber daya alam, dan komposisi
sektoral GDP, namun juga tergantung pada sifat dari kebijakan-kebijakan mobilisasi tabungan
yang dianaut oleh pemerintah masing-masing NSB tersebut.
 Tabungan Domestik
NSB sebagai sebuah kelompok telah mengintensifkan usaha-usaha mobilisasi
tabungan sejak tahun 1980.
 Tabungan Pemerintah
Pada umumnya, tabungan pemerintah hamper seluruhnya di peroleh dari surplus
atas penerimaan pajak secara keseluruhan terhadap konsumsi pemerintah. Beberapa penelitian
menujukkan bahwa hanya sedikit sekali kasus dimana tabungan pemerintah dari badan usaha
milik Negara (BUMN) yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi tabungan pemerintah
secara keseluruhan. Peran tabungan pemerintah ini sangatlah kecil dan itu pun hanya terjadi di
beberapa Negara saja. Oleh karena itu, pembahasan mengenai tabungan pemerintah dalam
bagian ini dibatasi pada tabungan anggaran saja. Ini disebut efek please, diambil dari nama orang
seorang ekonom bank dunia, yaitu Stanley Please, seseorang yang pertama kali menganalisis
fenomena tersebut.
 Tabungan Swasta
Hingga saat ini para ekonom, pemberi bantuan (donor), dan para pembuat
keputusan di NSB masih beranggapan bahwa tabungan domestic swasta sebagai sumber
dana kedua sesudah tabungan pemerintah dan bantuan asing dalam struktur pembiyaan
investasi. Namun, banyak bukti empiris di sebagian besar NSB yang menujukkan bahwa
tabungan swasta ternyata memainkan peranan penting dalam menunjang proses
pembentukkan modal di dalam negeri.
 Factor Penentu Tabungan Swasta
Perilaku Tabungan Rumah Tangga, pada dasarnya semua teori perilaku tabungan rumah
tangga berusaha untuk menjelaskan tiga pola pikir ini:
1) Dalam suatu Negara, pada suatu waktu tertentu, bagian pendapatan yang di
tabung oleh rumah tangga yang berpendapatan yang lebih tinggi cendering lebih
besar dari pada rumah tangga yang berpendapatan lebih rendah.
2) Dalam suatu Negara, rasio tabungan rumah tangga cenderung konstan sepanjang
waktu.
3) Rasio tabungan rumah tangga bervariasi antar Negara tanpa menunjukkan adanya
hubungan yang jelas dengan pendapatan.
Berikut ini akan kita bahas empt alternative perilaku tabungan rumah tangga yaitu:
hipotesis pendapatan absolute (Keynes) hipotesis pendapatan relative (Duesenberry), hipotesis
pendapatan permanen (Friedman), dan hipotesis tabungan kelas (Kaldor).
 Hipotesis Pendapatan Absolut (Keynes)
Tingginya tingkat tabungan rumah tangga tergantung pada besarnya pendapatan
yang siap di belanjakan (disposable income). Hasrat menabung dari pendapatan yang siap
dibelanjakan tersebut akan meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan. Hal ini di kenal
sebagai hipotesis pendapatan absolute dari Keynes. Menurut pandangan ini hubungan
tabungan pendaptan di formulasikan sebagai berikut.
 Hipotesis Pendapatan Relatif (Duesenberry)
Dalam bentuknya paling sederhana, hipotesis ini memandang bahwa konsumsi
(dan tentuya tabungan) tidak hanya tergantung pada pendapatan sekarang namun juga
pada tingkat pendapatan sebelumnya dan perilaku konsumsi pada masa lalu. Salah satu
bentuk dari hipotesis pendapatan relative ini adalah hipotesis Dusenberry, yang diambil
dari nama seorang ekonom Harvard yang mengenalkan konsep ini pada tahun 1940-an.
 Hipotesis Pendapatan Permanen (Friedman)
Di antara pendekatan-pendekatan tersebut yang paling popular dan berpengaruh
adalah hipotesis pendapatan permanen yang dirumuskan oleh Milton Friedman, seorang
ekonom dari University of Chicago pada tahun 1950-an. Menurut Friedman, pendapatan
terdiri dari dua komponen, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan tidak tetap. Ide
dasarnya bahwa karena induvidu-induvidu berharap untuk hidup lama, maka mereka
membuat keputusan-keputusan konsumsi untuk periode waktu yang sangat lama
(bertahun-tahun). Pendapatan permanen merupakan hasil dari kekayaan, termasuk asset
modal fiscal dan manusia.
 Hipotesis Tabungan Kelas (Kaldor)
Sebuaj model perilaku tabungan rumah tangga yang juga cukup menarik perhatian
adalah teori “kelas” yang dikemukakan olehseorang ekonom berkebangsaan inggris,
Nicholas Kaldor. Pendekatan Klador ini memandang bahwa perilaku konsumsi
(tabungan) akan dipengaruhi oleh kelas ekonomi. Menurut Kaldor, kaum tenaga kerja
(yang menerima pendapatan dari hasil kekayaan yang mereka miliki).
Jadi, Semua hipotesis yang dibicarakan diatas memandang pendapatan, tidak
peduli apakah itu pendapatan sekarang, relative, atau permanen sebagai factor penentu
utama perilaku tabungan rumah tangga. Namun pendapatan bukanlah satu-satunya factor
penentu perilaku tabungan agregat pada sector swasta, kususnya di NSB.
 Sekilas Tentang Sumber Pembiyaan Dalam Negeri Indonesia: Sebuah Pelajaran
dari Masa Lalu.
Indinesia sebaga NSB juga mengalami masalah kesenjangan investasi-tabungan, karena
pembangunan ekonomi nasional yang berprientasi pada pertumbuhan dan industrialisasi menurut
adanya investasi dalam jumlah besar, sementara jumlah tabungan domestic yang berhasil
dihimpun melalui tabungan pemerintah maupun tabungan masyarakat (swasta) belum memadai.

B. BAB 7 (Sumber Dana Dari Luar Negeri)


 Bantuan Luar Negeri
Bantuan asing yang ada sekarang ini merupakan kelanjutan dari era sesudah perang dunia
II. Bantuan tersebutberawal dari adanya Rencana Marshall (Marshall Plan), dimana pada waktu
itu AS menyalurkan dana nya sebesar US $17 miliar (sekitar 1,5 persen dari GNP AS
pertahunnya) selama kurang lebih empat tahun guna membantu pembangunan kembali Eropa
sesudah Perang Dunia II. Ada beberapa yang mendasari program tersebut. Pertama, adanya
aliran modal keuangan dari AS dan adanya rencana-rencana yang terkoordinir dengan baik untuk
menggunakan dana tersebut secara produktif dalam membangun kembali stok modal fisik yang
rusak di Eropa.
Kedua, dua decade setelah Perang Dunia II usai, dunia di tandai oleh banyaknya Negara
yang merdeka dari jajahan Eropa, khususnya Negara-negara di kawasan Asia Afrika. Terdorong
oleh pengalamannya dalam membangun kembali Eropa, AS berusaha untuk menolong bangsa-
bangsa yang baru merdeka tersebut dengan memberikan bantuan yang sama, yaitu modal dalam
bentuk bantuan luar negeri, terutama bagi Negara-negara yang telah siap dengan rencana
pembangunannya.
Ketiga, setelah PD II usai, mptif-motif di belakang program bantuan AS tersebut terlihat
sangat kompleks, mulai dari untuk kepentingan sendiri hingga untuk kepentingan umum.
Keamanan AS selalu menjadi latar belakang pemikiran dari kongres AS, baik dalam Marshall
Plan maupun program point IV, dimana presiden Truman (presiden AS pada masa itu) mlai
mengalihkan perhatian dan sumber daya AS ke NSB.
 Lembaga-Lembaga Bantuan Internasional
 The Asian Development Bank (ADB)
The Asian Development Bank (ADB) berdiri pada tahun 1966, bertugas untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan di kawasan Asia. ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan
internasional yang melaksanakan penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerja
sama teknis kepada NSB yang menjadi anggotanya. ADB merupakan lembaga Negara, yang
anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari berbagai Negara. ADB juga merupakan
organisasi regional, karena kegiatan-kegiatannya di fokuskan di kawasan Asia, dan sebagian
besar Negara anggotanya juga berada di kawasan Asia.
 Bank Dunia (The World Bank)
Pada awal perang dunia II (PD II), para ahli keuangan dari gabungan beberapa Negara
memandang bahwa setelah PD II akan membawa pengaruh akan adanya kebutuhan atas
peraturan-peraturan mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah dalam hal
moneter dan permasalahan-permasalahan lainnya. Dengan adanya beberapa pertemuan yang
diselenggarakan oleh gabungan beberapa Negara. Pada bulan juli 1944, 44 buah Negara
mendirikan United Nations Monetary and Financial Conference di Bretton, New Hamsphire,
USA. Pada konferensi ini dicanangkan beberapa anggaran dasar, yaitu dengan terbentuknya dua
lembaga keuangan internasional yaitu:
 IMF (International Monetary Fun)
 IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) kemudian lebih
dikenal dengan nama World Bank.
Meskipun peraturan-peraturan yang diciptakan oleh kedua lembaga diatas
berbeda, namun ada prinsip nya tujuan mereka adalah sama, yaitu untuk menyediakan instrument
moneter dan keuangan yang dapat memungkinkan Negara-negara bekerja sama menuju kearah
kemakmuran dunia, melalui dukungan terhadap stabilitas nasional dan memimpin perdamaian di
seluruh Negara.
 Dampak Bantuan Luar Negeri Terhadap Pembangunan
Dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pengalihan pemanfaatan bantuan
luarnegeri yang diterima, maka dapat pula kita katakana bahwa bantuan luar negeri tidak akan
berbeda jauh dengan berbagai bentuk tabungan luar negeri lainnya, baik bantuan resmi dari
pemerintah Negara donor maupun bantuan dari pihak swasta asing. Namun, dalam dua hal,
bantuan luar negeri tersesbut mempunyai dampak yang berbeda terhadap pembangunan.
Pertama, misalkan saja jangka waktu pinjaman pemerintah Negara donor yang relative
la sehingga meringankan beban pembayaran di masa mendatang dan akan meningkatkan aliran
bersih dari sumber-sumber luar negeri di masa mendatang. Hal ini disering dikenal dengan istilah
nilai hibah dari bantuan. Nilai hibah dari pinjaman ini adalah sebesar selisih antara jumlah
pinjaman dengan nilai sekarang yang didiskontokan dari pembayaran kembali pinjaman yang
ditunjukkan sebagai persentase dari the loans face value.
Kedua, perbedaan antara bantuan resmi dari pemerintah Negara donor dan aliran modal
swasta adalah bahwa pemberi bantuan dan sumber-sumber modal resmi lainnya seringkali
memanfaatkan bantuan mereka tersebut untuk mendukung tujuan kebijakan mereka. Pemberi
bantuan menginginkan kerja sama secara politik dan militer. Mereka mengkaitkan dan bantuan
tersebut dengan pembelian barang-barang dan jasa dari Negara mereka, sebagai upaya untuk
meningkatkan pasar ekspor dan mengurangi dampak bantuan tersebut terhadapa neraca
pembayaran Negara donor.
 Manfaat Investasi Asing
Adanya serangkaian peraturan perundang-undangan Negara tuan rumah berkenaan
dengan investasi asing menunjukkan bahwa NSB tentang cukup aktif untuk mencari investor
asing dan mengharapkan berbagai manfaat yang nyata dari investasi asing tersebut. Biasanya
tujuan yang paling umum di kemukakan adalah untuk menciptakan lapangan kerja, proses alih
teknologi dan keterampilan yang bermanfaat, dan sebagai sumber tabungan atau devisa.
 Perluasan kesempatan kerja
 Proses alih teknologi
 Manfaat perolehan devisa
 Kebijakan-kebijakan NSB terhadap Investasi Asing
Pemerintah NSB biasanya menggunakan berbagai kebijkan yang bersifat restriktif dan
insentif bagi perusahaan-perusahaan asing. Kebijakan yang bersifat restriktif tersebut, anatar
lain: (1) prasyarat kerja, (2) hokum “kejenuhan”, dan (3) pengendalian repatriasi laba.
Sedangkan kebijakan yang berupa rangsangan adalah adanya insentif pajak.
 Pinjaman Komersial
Belakangan ini sumber dana dari luar negeri yang sangat cepat perkembangannya adalah
pinjaman swasta yang berasal dari tiga sumber, yaitu
 Bond lending, merupakan salah satu bentuk dari investasi portofolio. Bentuka lainnya
adalah pembelian saham perusahaan-perusahaan NSB oleh pihak asing
 Pinjaman komersial, adalah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha, pedagang,
atau pegawai yang digunakan untuk modal usaha dengan jaminan benda bergerak
atau benda tidak bergerak.
 Kredit ekspor adalah pembiyaan yang di berikan untuk membiyai suatu transaksi
ekspor antara supplier dan buyer yang dijamain oleh lembaga resmi penjamin kredit
eskpor suatu Negara.
 Sumber Pinjaman Luar Negeri Bagi Pembangunan di Indonesia
 The inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI) adalah forum tempat
pertemuan berkala antara Indonesia dengan Negara-negara donor dan lembaga-
lembaga keuangan internasional yang dibentuk tidak berdasarkan perjanjian
internasional. IGGI merupakan forum kerja sama dan pertemuan konsultatif untuk
Indonesia, bukan merupakan lembaga internasional, tidak memiliki secretariat
permanen dan tidak pula memiliki staf ahli.
 Consultative Group on Indonesia (CGI)
Latar belakang pembentukkan CGI berawal pada adanya insiden Dilli (timor
timur) pada bulan November pada tahun 1991. Pinjaman atau hibah CGI adalah
pinjaman atau hibah pemerintah yang diterima dari Negara-negara peserta siding
CGI.
 Pinjaman di luar IGGI/CGI
Golongan Negara-negara ini tidak ikut serta dalam perundingan di Tokyo maupun
di paris dalam rangka penyelesaian utang-utang Indonesia, maupun dalam siding-
sidang IGGI maupun CGI. Alasan klasik yang di kemukakan golongan Negara-
negara tersebut adalah, justru utang-utanf tersebut timbul karena politik imperialis
atau colonial Negara barat, dan mereka tidak ikut bertanggung jawab.

2.2 RINGKASAN BUKU PEMBANDING


 Definisi Tabungan
Tabungan adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan atau alat lainya yang dapat dipersamakan dengan itu. Selain itu, tabungan juga sering
diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di belanjakan dan hanya disimpan
sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam jangka pendek.
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total dalam
perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan konsumsi. Dalam
suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan pinjaman dari luar
negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama dengan tabungan nasional
(S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M). secara matematis dapat
dirumuskan : I = S + (T-G) + (X-M)
Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan pengeluaran
pemerintah. Tabungan perusahaan merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca perusahaan. Sedangkan
tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan yang diterima rumah tangga yang
tidak dibelanjakanuntuk keperluan konsumsi. Secara matematis persamaan tabungan dapat
dijabarkan sebagai berikut: Jika tabungan swasta adalah S = (Y-T) – C danTabungan pemerintah
adalah (T-G), maka Tabungan nasional = S + (T-G)= (Y-T) – C +(T-G)= Y – C - G dimana
S adalah tabungan swasta Y adalah pendapatan aggregate T adalah pendapatan pajak netto
C adalah konsumsi G adalah pengeluaran pemerintah Jika T-G bernilai positif, maka pemerintah
akan mengalami budget surplus, dan sektor ini akan ditambahkan pada sektor swasta untuk
menambah sumber pembiayaan investasi. Namun jika T-G bernilai negatif berarti pemerintah
mengalami budget deficit, dan pemerintah harus meminjam dana dari pihak lain.
• Tujuan Menabung adalah :
1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan
hari depan
2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok
 Factor-Faktor yang Mempengaruhi Tabungan Sebagai Berikut:
Menurut ekonom klasik, seperti Adam Smith, tabungan merupakan fungsi dari tingkat
bunga. Tingkat bunga merupakan pembayaran dari tidak dilakukannya konsumsi, imbalan dari
kesediaan untuk menunggu dan tidak dilakukannya konsumsi dan pembayaran atas penggunaan
dana. Oleh karena itu, jika tingkat bunga naik, jumlah tabungan juga akan meningkat. Tingkat
bunga ditentukan dari titik keseimbangan antara tabungan dan investasi.
Alfred Marshall dari kaum neoklasik mengemukakan bahwa terdapat faktor ekonomi dan
non ekonomi yang mempengaruhi tabungan. Diantara faktor-faktor ekonomi tersebut, dia
menekankan pada tingkat bunga, walaupun mungkin ada keadaan dimana tetap ada tabungan
walaupun tungkat bunga negatif.
Menurut teori ‘Ricardian Equivalence’, peningkatan pada defisit anggaran pemerintah
akan menstimulasi tabungan swasta karena mereka berekspektasi akan terjadi peningkatan pada
kewajiban pajak mereka di masa yang akan dating. Sebagai hasilnya, mereka akan mengurangi
tingkat konsumsinya dan meningkatkan tabungan. Tetapi teori ‘Ricardian Equivalence’ tidak
dapat digunakan di Negara berkembang (Hadjimicheal et al 1995), karena diperlukan adanya
eksistensi pasar modal yang efisien, yang jarang ditemui pada karakteristik negara-negara
berkembang.
Selain tingkat bunga, pendapatan juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi tabungan nasional.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh J.M. Keynes dalam teorinya mengenai
kecenderungan untuk mengkonsumsi (propensity to consume) yang secara eksplisit
menghubungkan antara tabungan dan pendapatan. Keynes menyatakan suatu fungsi konsumsi
modern yang didasari oleh perilaku psikologis modern, yaitu apabila terjadi peningkatan pada
pendapatan riil, peningkatan tersebut tidak digunakan seluruhnya untuk meningkatlkan
konsumsi, tetapi dari sisa pendapatan tersebut juga digunakan untuk menabung, hal ini dapat
dijelaskan dalam persamaan berikut:

S ≡ Y – C, C = Ĉ + cY ; Ĉ > 0 ;0 < c <1 span="">


Dimana : S = saving
 Y = income
Ĉ = intercept; tingkat konsumsi ketika pendapatan nol
 c = marginal propensity to consume
Jika kedua persamaan (1.3) dan (1.4) atau disebut juga budget constraint tersebut
digabungkan, maka akan menjelaskan fungsi persamaan tabungan. Fungsi persamaan tabungan
sendiri menjelaskan hubungan tingkat tabungan dan tingkat pendapatan. Dengan mensubstitusi
persamaan konsumsi (1.3) dengan persamaan budget constraint (1.4), maka kita akan
mendapatkan fungsi persamaan tabungan : S ≡ Y – C = Y - Ĉ – cY = - Ĉ + (1-c)Y
Dari persamaan (1.5) kita dapat melihat bahwa tabungan memiliki hubungan positif
dengan pendapatan karena marginal propensity to save, s =1 – c, adalah positif. Dengan kata
lain, tabungan meningkat ketika pendapatan meningkat.
The life-cycle permanent income theory of consumption and saving
(Modigliani,1986) menjelaskan tentang pilihan bagaimana memelihara standar hidup yang stabil
dalam menghadapi perubahan pendapatan dalam waktu hidup seseorang. Jadi, teori ini
menjelaskan hubungan antara pendapatan sepanjang waktu, konsumsi, dan tabungan. The life
cycle hypothesis melibatkan individu, untuk merencanakan perilaku konsumsi dan perilaku
tabungannya dalam jangka panjang dengan tujuan mengalokasikan konsumsinya dengan cara
terbaik untuk seluruh masa hidupnya.
 Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk
produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau  pabrik.
Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi
investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan
investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga,
dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi
yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun
jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat
bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan
untuk mendapatkan bunga.
 Factor-Faktor yang Menenetukan Tingkat Investasi
Ada beberapa factor-faktor yang menentukan tingkat investasi sebagai berikut:
 Tingkat bunga
 Marginal Efficiency Of Capital (MEC)
 Peningkatan Aktivitas Perekonomian
 Kestabilan Politik Suatu Negara
 Pengaruh Investasi Dalam Perekonomian Indonesia
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa tercapai asalkan setiap
tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya. Untuk
mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu ekspor, investasi  pemerintah dan
publik, serta konsumsi. Di samping itu, investasi yang dikembangkan pun harus lebih memihak
pada penciptaan lapangan kerja.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,3-6,4% pemerintah
menargetkan pertumbuhan laju investasi sebesar 10% pada tahun 2011. Angka ini lebih tinggi
bila dibandingkan dengan perkiraan realisasinya pada tahun 2010 yang sebesar 8%. Membaiknya
likuiditas keuangan global akan semakin mendorong masuknya aliran modal dari luar negeri
sehingga menggerakkan kinerja investasi domestik dan daya saing  perekonomian nasional.
Kebutuhan investasi nominal tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp2.243,8 triliun. Kebutuhan
investasi tersebut akan bersumber dari PMA dan PMDN sebesar 26,8%, kredit perbankan 17,4%,
pasar modal 16,7%, belanja modal pemerintah 12,4%, dan sumber-sumber investasi lainnya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu
negara. Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat banyak. Penguatan peran dan
kelembagaan pemerintah sangat penting untuk mendukung keberhasilan kebijakan investasi.
Daya tarik investasi bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain meningkatkan  pelayanan
perijinan, meningkatkan kepastian hukum,meningkatkan diversifikasi pasar dan mendorong
komoditi lokal yang bernilai tambah tinggi. Investasi didorong dengan meningkatkan akses
UKM pada sumberdaya produktivitas. Tanpa lembaga dan kapasitas yang siap maka kebijakan
tidak bisa terealisasi secara maksimal. Tujuan dan prospek yang ingin dicapai sulit untuk dicapai
dan kemungkinannya malah akan hilang. Pemerintah perlu menata kembali fungsi organisasi dan
manajemen yang ada saat ini.  Pengaturan tentang kegiatan penanaman modal di Indonesia diatur
dalamUU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a,
disebutkan bahwa kegiatan penanaman modal diselenggarakanberdasarkan asas kepastian
hukum. Sementara itu yang dimaksud dengan“asas kepastian hukum” adalah asas dalam negara
hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar
dalamsetiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
4.2 Saran

Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan
ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya  pemerintah
yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan
dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim  bekerja dan
berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil
akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat
menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak
didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan  jasa sosial seperti sanitasi dan program
pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta
fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Acemoglu, Daron et al. 2004. Institutions as the fundamental Cause of Long-Run Growth,
didalam Handbook of Economic Growth.

Acemoglu, Daron.2008.Introduction to Modern Economic Growth, New Jersey: Princeton


University Press.

ADB. 2005. Jalan Menuju Pemulihan: Memperbaiki Iklim Investasi di Indonesia, Economic and
Research Department, ADB:Manila.

Anda mungkin juga menyukai