net/publication/357048240
CITATIONS READS
0 55
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Fikry Asri Islami on 15 December 2021.
HEC-RAS 1D:
Perencanaan Pengendalian Banjir pada Alur Sungai
Wassalamualaikum wr wb.
Reference
Pustaka yang digunakan
Contact:
fikryaislami@gmail.com
+6281235220782
fikryai
PENDAHULUAN
Simulasi aliran di saluran terbuka (open channel) merupakan salah satu cara untuk
mempelajari pola aliran di sepanjang saluran tersebut. Simulasi dilakukan secara
nyata dengan mengalirkan air ke saluran yang umumnya dibuat dalam skala
laboratorium (model fisik) atau secara virtual dengan melakukan serangkaian
hitungan hidraulik yang umumnya diwadahi dalam suatu perangkat program aplikasi
komputer (model matematik). Melalui model fisik, sejumlah fenomena fisik aliran di
saluran atau sungai nyata (prototipe) ditirukan di saluran atau sungai yang dibuat
dengan ukuran yang lebih kecil (model). Interpretasi terhadap fenomena yang diamati
atau diukur di model akan memberikan petunjuk terhadap fenomena yang (seolah-
olah) terjadi di prototipe.
Langkah-langkah simulasi aliran dengan model fisis atau matematis terdiri dari 5 langkah
pokok, diantaranya:
Penyiapan direktori (folder penyimpanan)
Peniruan geometri
Peniruan aliran
Pengukuran atau hitungan kecepatan dan kedalaman aliran
Presentasi dan interpretasi hasil
Fitur HEC-RAS terdiri dari empat komponen hitungan hidraulika, yang meliputi:
Hitungan profil muka air aliran permanen (steady flow)
Hitungan profil muka air aliran tak permanen (unsteady flow)
Hitungan transpor sedimen
Analisa kualitas air
Di dalam program HEC-RAS, kumpulan data tergabung di dalam proyek sistem saluran.
Penggunaan program ini dapat dilakukan berbagai macam tipe analisa tentang
pemodelan untuk formulasi beberapa rencana yang berbeda. Masing-masing rencana
mewakili kumpulan data geometri dan data aliran. Setelah data awal dimasukkan dalam
HEC-RAS, pemodelan dapat dengan mudah memformulasikan rencana baru. Setelah
simulasi selesai dibuat utuk berbagai macam rencana, hasil simulasi dapat dibandingkan
dalam bentk tabel dan grafik yang berbeda.
Terdapat lima langkah utama dalam pembangunan model hidrolik menggunakan HEC
RAS, yaitu :
1. Memulai HEC RAS
2. Pembuatan nama pekerjaan
3. Memasukkan data geometri
4. Memasukkan data debit (steady flow) dan kondisi batas
5. Running program (steady flow)
Fitur transpor sedimen dirancang untuk menyimulasikan trend jangka panjang gerusan
dan deposisi yang diakibatkan oleh perubahan frekuensi dan durasi debit atau
muka air, ataupun perubahan geometri sungai. Modul ini dapat pula dipakai untuk
memprediksi deposisi di dalam reservoir, desain kontraksi untuk keperluan navigasi,
mengkaji pengaruh dredging terhadap laju deposisi, memperkirakan kedalaman gerusan
akibat banjir, serta mengkaji sedimentasi di suatu saluran.
Untuk aliran tak permanen, HEC-RAS memakai persamaan kekekalan massa (continuity,
conservation of mass) dan persamaan momentum. Kedua persamaan dituliskan dalam
bentuk persamaan diferensial parsial, yang kemudian diselesaikan dengan metode finite
difference approximation berskema implisit.
PERSAMAAN ENERGI
Untuk aliran permanen, HEC-RAS menghitung profil muka air di sepanjang alur urut dari
satu tampang lintang ke tampang lintang berikutnya. Muka air dihitung dengan memakai
persamaan energi yang diselesaikan dengan metode yang dikenal sebagai standard step
method. Persamaan energi antara dua tampang lintang dituliskan dalam bentuk berikut;
Panjang ruas sungai antar dua tampang yang diberi bobot sesuai dengan debit, L,
dinyatakan dengan persamaan berikut:
KOEFISIEN MANNING
Aliran di saluran utama tidak dibagi lagi, kecuali jika koefisien kekasaran diubahdi dalam
area saluran. HEC-RAS menguji penerapan subdivisi kekasaran dalam bagian saluran
utama penampang, dan jika tidak dapat diterapkan, program akan menghitung nilai n
komposit tunggal untuk seluruh saluran utama. Program menentukan apakah bagian
saluran utama dari penampang dapat dibagi lagi atau jika saluran utama komposit nilai n
akan digunakan berdasarkan kriteria berikut: jika kemiringan sisi saluran utama lebih
curam dari 5H:1V dan saluran utama memiliki lebih banyak dari satu nilai n, kekasaran
komposit nc akan dihitung berdasarkan persamaan 2.15 Chow 1959. Kemiringan sisi
saluran yang digunakan oleh HEC-RAS didefinisikan sebagai jarak horizontal antara
stasiun-stasiun bernilai n yang berdekatan dalam saluran utama atas perbedaan
ketinggian kedua stasiun ini.
Elevasi permukaan air kritis adalah elevasi dimana tinggi energi total minimum (yaitu,
energi spesifik minimum untuk penampang melintang untuk aliran yang diberikan).
Elevasi kritis ditentukan dengan prosedur iteratif dimana nilai WS diasumsikan dan nilai H
yang sesuai.
Dalam situasi tertentu dimungkinkan untuk memiliki lebih dari satu minimum pada kurva
energi total. Beberapa minimum sering dikaitkan dengan penampang melintang yang
memiliki jeda pada kurva energi total. Kerusakan ini dapat terjadi karena overbank yang
sangat lebar dan datar, serta penampang melintang dengan tanggul dan area aliran yang
tidak efektif. Jika metode parabolic digunakan pada penampang melintang yang memiliki
beberapa nilai minimum pada kurva energi total, metode tersebut akan menyatu pada
nilai minimum pertama yang ditempatkan. Pendekatan ini dapat menyebabkan perkiraan
kedalaman kritis yang salah. Jika pengguna berpikir bahwa program salah menemukan
kedalaman kritis, maka metode secant harus dipilih dan model harus disimulasikan
ulang.
Metode "parabolic" melibatkan penentuan nilai H untuk tiga nilai WS yang diberi jarak
pada interval AWS yang sama. WS yang sesuai dengan nilai minimum untuk H, yang
ditentukan oleh parabola yang melewati tiga titik pada bidang H versus Ws, digunakan
sebagai dasar untuk asumsi nilai WS berikutnya. Diasumsikan bahwa kedalaman kritis
telah diperoleh ketika ada perubahan kedalaman air kurang dari 0,01 ft. (0,003 m) dari
satu iterasi ke iterasi berikutnya dan asalkan kepala energi tidak berkurang atau
meningkat lebih dari 0,01 ft. (0,003 m).
Metode "secant" pertama membuat tabel permukaan air versus energi dengan mengiris
penampang menjadi 30 interval. Jika tinggi maksimum penampang (titik tertinggi ke titik
terendah) kurang dari 1,5 kali tinggi maksimum saluran utama (dari stasiun bank saluran
utama tertinggi ke invert), maka program akan memotong seluruh penampang menjadi
30 interval yang sama. Jika tidak demikian, program menggunakan 25 interval yang
sama dari pembalikan ke stasiun bank saluran utama tertinggi, dan kemudian 5 interval
yang sama dari saluran utama ke bagian atas penampang. Program kemudian mencari
tabel ini untuk lokasi minimum lokal. Ketika suatu titik dalam tabel ditemukan sedemikian
rupa sehingga energi untuk permukaan air tepat di atas dan tepat di bawah lebih besar
daripada energi untuk permukaan air yang diberikan, maka lokasi umum minimum lokal
telah ditemukan. Program kemudian akan mencari minimum lokal dengan menggunakan
metode proyeksi kemiringan garis potong.
Jika semua minimum lokal terjadi pada pemutusan kurva energi (disebabkan oleh
tanggul dan area aliran yang tidak efektif), maka program akan menetapkan kedalaman
kritis ke yang memiliki energi terendah. Jika tidak ditemukan nilai minimum lokal, maka
program akan menggunakan elevasi permukaan air dengan energi yang paling sedikit.
Jika kedalaman kritis yang ditemukan berada di bagian atas penampang, maka ini
mungkin bukan kedalaman kritis yang sebenarnya. Oleh karena itu, program akan
menggandakan tinggi penampang dan mencoba lagi. Penggandaan tinggi penampang
dilakukan dengan memperluas dinding vertikal pada titik pertama dan terakhir dari
penampang. Ketinggian penampang dapat digandakan lima kali sebelum program
berhenti mencari.
Tampang lintang RS 1.
Tampang lintang ini ditempatkan cukup jauh dari struktur hidraulik melintang sungai
sehinggga aliran di tampang ini tidak dipengaruhi oleh struktur tersebut (aliran di tempat
ini telah fully expanded). Jarak tampang RS 1 dari struktur melintang sungai ditetapkan
berdasarkan keadaaan di lapangan pada saat banjir. Jarak tersebut dipengaruhi oleh
persempitan (kontraksi) alur, bentuk persempitan, besaran (debit) aliran, dan kecepatan
aliran. HEC-RAS memberikan acuan jarak tampang RS 1 dari struktur melintang sungai
untuk berbagai faktor tersebut (lihat HEC-RAS Reference Manual).
Tampang lintang RS 3.
Tampang ini ditempatkan dekat dengan struktur melintang sungai di sisi hulu, umumnya
di sisi hulu kaki timbunan. Tampang RS 3 merupakan tampang lintang asli sungai tepat di
sisi hulu timbunan. Namun demikian, dalam kasus jembatan, tampang ini tidak boleh
mepet dengan lantai jembatan. Routine dalam HEC-RAS yang menghitung aliran di
antara RS 2 dan RS 3 telah mencakup kehilangan energi di sisi hulu jembatan (entrance
losses). Oleh karena itu, tampang RS 3 haruslah ditempatkan tepat di hulu lokasi
kontraksi (abrupt contraction) aliran saat masuk melewati jembatan atau struktur
melintang sungai lainnya.
Sebagian tampang RS 2 dan RS 3 merupakan ineffective flow area, yaitu bagian
tampang yang bukan merupakan bagian aliran. Bagian di hulu dan hilir sisi timbunan, di
kedua sisi bukaan struktur melintang sungai, merupakan ineffective flow area.
Tampang lintang RS 4.
Tampang ini ditempatkan di bagian yang alirannya sejajar alur dan seluruh tampang
merupakan effective flow area. Jarak antara RS 4 dan RS 3 umumnya lebih dekat
daripada jarak antara RS 2 dan RS 1.
Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana disebut
tinggi jagaan (free board).
Keterangan :
HWL = High Water Level atau
MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir
Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan
Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air pada
sungai induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai induk. Hal ini
juga berlaku bila tidak ada bangunan fasilitas pengendalian aliran balik.
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama : Lebar ini
juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang
dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.
Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana, dan tidak boleh kurang
dari nilai yang diberikan pada tabel dibawah. Bila tanah daratan lebih tinggi dari tinggi
muka air banjir rencana dan bila keadaan topografi cukup baik untuk pengendalian banjir,
lebar puncak dapat dibuat 3 m atau lebih dengan tetap memperhatikan debit banjir
rencana.
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama : Lebar ini
juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang
dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.
Maka tampilan awal HEC-RAS akan seperti ini, kemudian pastikan Unit Sistem pada
HEC-RAS adalah System International (Metric System). Option-Unit System-SI
2. Klik "New Project" pada sistem file untuk membuat project baru.
2. Klik tombol River Reach dan buat skema saluran dengan cara mengklik di layar editor.
Karena alur saluran adalah lurus maka skema alur dapat dibuat cukup dengan 2 titik
ujung saluran. Klik kursor di layar editor untuk menandai ujung saluran, kemudian tarik
garis dan klik 2 kali untuk menandai ujing hilir saluran. Lalu pada layar akan muncul tab
penamaan, di sini diisi “Jalan Ngoro 1” sebagai nama River dan “1” sebagai nama Reach.
Klik tombol OK.
4. Setelah mengisikan data untuk long section sungai, kemudian klik OK. Apabila pada
lembar geometri data tidak muncul alur sungai yang telah dibuat, maka klik kanan pada
lembar kerja - Set Schematic Plot - Set to current view - Set to compute extents.
6. Apabila ingin menambahkan cross section dengan informasi yang sama dengan cross
sebelumnya, maka klik Options-Copy current cross section.
7. Jika sudah selesai mengisikan cross section, maka akan muncul alur sungai seperti ini
dengan cross section yang sudah di inputkan.
9. Interpolasi cross section dilakukan dengan cara klik pada lembar kerja geometri data
Tools - XS Interpolation - Within a Reach. Jarak interpolasi dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Dalam hal ini menggunakan jarak 10 meter setiap cross section. Sehingga
cross section yang awalnya 10 cross, setelah di interpolasi menjadi 50 cross.
2. Kemudian otomatis akan muncul cross section seperti dibawah ini. Langkah
selanjutnya yaitu dengan mengisikan data Deck/Roadway.
3. Distance adalah jarak jembatan ke cross setelahnya, sedangkan width adalah lebar
jembatan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jumlah distance dan width tidak
boleh melampaui jarak Downstream Reach Length (Ada di cross section), apabila jumlah
width dan distance melebihi jarak downstream reach length, maka model akan error.
High cord 1
High cord 2
Low chord 1
5. Jika ingin menambahkan Pier, maka hanya perlu klik copy pada data pier yang
pertama dan mengganti centerline station untuk upstream dan downstream.
6. Langkah terakhir dalam input data untuk jembatan adalah Sloping Abutment. Sloping
abutment yang digunakan yaitu 2 buah, sehingga, input data yang dibutuhkan ada 2
abutment.
7. Hal yang harus diinputkan lagi adalah HTab Parameter (ikon ketujuh pada papan
tombol kiri layar editor data jembatan). Isikan parameter hidraulik yang akan dipakai oleh
HEC-RAS untuk menyusun tabel sifat-sifat hidraulik jembatan. Tabel ini mirip seperti
tabel kurva ukur debit. “Head water maximum elevation” ini merupakan elevasi muka air
tertinggi di sisi hulu jembatan pada hydraulic property table.
8. Setelah semua sudah terisi, kembali ke lembar kerja geometri data dan lihat
perubahan nya. Pada alur sungai sudah terdapat bangunan melintang berupa jembatan.
2. Akan muncul cross section seperti gambar dibawah, kemudian klik ikon culvert.
3. Masukkan data Deck/Roadway dengan cara yang sama dengan jembatan. Dalam
hal ini, Deck diasumsikan sesuai dengan cross section, karena saluran bersifat tertutup.
5. Langkah terakhir dalam input data culvert adalah mengisikan HTab parameter.
6. Kemudian kembali ke lembar kerja geometri, dan sudah terlihat terdapat bangunan
melintang berupa culvert.
1. Langkah pertama adalah membuat file unsteady flow. Edit - Unsteady Flow Data.
Kemudian data debit yang dimasukkan adalah data debit jam-jaman (Hidrograf Banjir
Rancangan) dengan kala ulang minimal 25th (karena akan digunakan untuk
perencanaan bangunan air). Gunakan syarat batas (Boundary Conditions) Flow
Hydrograph untuk RS 100 (Hulu) dan syarat batas normal depth (Slope) untuk RS 10
(Hilir).
2. Kemudian input Initial Flow dengan nilai debit awal pada saluran tersebut. Kemudian
save data unsteady.
Dari hasil tersebut diatas, diketahui bahwa terdapat beberapa daerah yang melimpas,
sehingga diperlukan penanganan untuk mengendalikan limpasan tersebut seperti
normalisasi, perencanaan tanggul atau bahkan kolam retensi.
2. Setelah itu, desain saluran yang akan di normalisasi dengan mengisikan depth, width
dan slope. Design channel modification ini bersifat normalisasi sederhana.
4. Setelah itu dapat di cek pada cross section. Saluran yang telah dinormalisasi akan
berubah. Hal yang perlu diperhatikan adalah, ketika dilakukan normalisasi saluran,
otomatis akan berpengaruh pada cross section letak bangunan melintang. Sehingga
perlu di evaluasi dan direncanakan kembali untuk bangunan melintang yang
berpengaruh.
DAFTAR PUSTAKA
Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Applications Guide,
Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.
Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference
Manual, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.
Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, User’s Manual, Version
4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.
Istiarto, 2014, Modul Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan Bantuan Paket Program HEC-RAS,
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Martiani dkk, 2020, Tutorial Program HEC-RAS Untuk Analisa Hidrolika Sistem Drainase,
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Modul Dasar-Dasar Perencanaan
Alur dan Bangunan Sungai.
Hydrologic Engineering Center. 2020. Modeler Application Guidance for Steady vs Unsteady
and 1D vs 2D vs 3D Hydraulic Modeling. U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.