Anda di halaman 1dari 35

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/357048240

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN HECRAS

Book · December 2021

CITATIONS READS

0 55

1 author:

Fikry Asri Islami


Bogor Agricultural University
11 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Flooding Control View project

Pengelolaan SDL View project

All content following this page was uploaded by Fikry Asri Islami on 15 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


@loker_tekniksipil

MODUL PELATIHAN HEC-RAS


Intermediate Class

HEC-RAS 1D:
Perencanaan Pengendalian Banjir pada Alur Sungai

Fikry Asri Islami, ST - Water Resource Engineer


Kata Pengantar
Assalamualaikum wr wb.

Puji syukur atas nikmat Allah swt berupa kesehatan


dan kesempatan sehingga modul pelatihan HEC-RAS
yang berjudul "Modul HEC-RAS 1D: Perencanaan
Pengendalian Banjir" dapat terselesaikan.

Semoga sedikit yang saya bagikan ini dapat


bermanfaat bagi peserta pelatihan pada khususnya dan
masyarakat luas yang ingin mempelajari basic dari
software HEC-RAS ini.

Terimakasih loker_tekniksipil yang telah memberikan


kesempatan kepada saya untuk sedikit berbagi ilmu
mengenai HEC-RAS. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum wr wb.

Malang, Juli 2021

Fikry Asri Islami

Materi Running Model


Pengenalan software HEC-RAS Step by step pengerjaan model
Materi umum HEC-RAS HEC-RAS
Kebutuhan Data HEC-RAS
Hidraulik Saluran
Inline Structure
Running Model

Reference
Pustaka yang digunakan

Contact:
fikryaislami@gmail.com
+6281235220782
fikryai
PENDAHULUAN
Simulasi aliran di saluran terbuka (open channel) merupakan salah satu cara untuk
mempelajari pola aliran di sepanjang saluran tersebut. Simulasi dilakukan secara
nyata dengan mengalirkan air ke saluran yang umumnya dibuat dalam skala
laboratorium (model fisik) atau secara virtual dengan melakukan serangkaian
hitungan hidraulik yang umumnya diwadahi dalam suatu perangkat program aplikasi
komputer (model matematik). Melalui model fisik, sejumlah fenomena fisik aliran di
saluran atau sungai nyata (prototipe) ditirukan di saluran atau sungai yang dibuat
dengan ukuran yang lebih kecil (model). Interpretasi terhadap fenomena yang diamati
atau diukur di model akan memberikan petunjuk terhadap fenomena yang (seolah-
olah) terjadi di prototipe.

Langkah-langkah simulasi aliran dengan model fisis atau matematis terdiri dari 5 langkah
pokok, diantaranya:
Penyiapan direktori (folder penyimpanan)
Peniruan geometri
Peniruan aliran
Pengukuran atau hitungan kecepatan dan kedalaman aliran
Presentasi dan interpretasi hasil

Pertumbuhan penduduk menyebabkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan untuk


kebutuhan perumahan, industri, dan fasilitas lainnya, yang dapat mengubah lahan
terbuka menjadi lahan terbangun. Perubahan tata guna lahan menjadi kawasan
pemukiman maupun pusat kegiatan manusia menyebabkan air tidak meresap dengan
maksimal ke dalam tanah sehingga sebagian besar akan melimpas. Apabila kesempatan
meresap berkurang, sebagian besar air menjadi air permukaan, masuk ke dalam alur
sungai dan menambah debit sungai. Dalam kondisi ekstrim ada kemungkinan alur sungai
tak mampu dilewati aliran dan terjadilah peluapan yang disebut banjir. Karena hal
tersebut saluran drainase harus dirancang sedemikian rupa sehingga air yang melimpas
tersebut tidak menjadikan masalah seperti banjir. Sehingga dalam hal ini, HEC-RAS
sangat diperlukan untuk melakukan berbagai analisa kejadian banjir.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


LANGKAH PEMODELAN

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PROGRAM HEC-RAS
HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran satu dimensi di sungai
atau saluran, River Analysis System (RAS), dibuat oleh Hydrologic Engineering Center
(HEC) yang merupakan satu divisi di dalam Institute for Water Resources (IWR), di
bawah US Army Corps of Engineers (USACE).

Fitur HEC-RAS terdiri dari empat komponen hitungan hidraulika, yang meliputi:
Hitungan profil muka air aliran permanen (steady flow)
Hitungan profil muka air aliran tak permanen (unsteady flow)
Hitungan transpor sedimen
Analisa kualitas air

Analisis hidrolika penampang saluran dihitung dengan menggunakan program HEC-RAS.


Dengan analisis ini dapat diketahui elevasi muka air pada penampang saluran saat suatu
debit air melalui saluran tersebut. Analisis yang dilakukan oleh HEC-RAS adalah analisis
Aliran Steady, Unsteady dan Sediment Transport. Aliran Steady adalah sebuah aliran di
mana jumlah cairan yang mengalir per detik melalui bagian apapun, adalah konstan.
Aliran Steady pun di bagi menjadi 2, yaitu Uniform Flow dan Non Uniform Flow.
Sedangkan UnSteady Flow adalah sebuah aliran di mana jumlah cairan yang mengalir
per detik melalui bagian apapun, adalah tidak konstan.

Di dalam program HEC-RAS, kumpulan data tergabung di dalam proyek sistem saluran.
Penggunaan program ini dapat dilakukan berbagai macam tipe analisa tentang
pemodelan untuk formulasi beberapa rencana yang berbeda. Masing-masing rencana
mewakili kumpulan data geometri dan data aliran. Setelah data awal dimasukkan dalam
HEC-RAS, pemodelan dapat dengan mudah memformulasikan rencana baru. Setelah
simulasi selesai dibuat utuk berbagai macam rencana, hasil simulasi dapat dibandingkan
dalam bentk tabel dan grafik yang berbeda.

Terdapat lima langkah utama dalam pembangunan model hidrolik menggunakan HEC
RAS, yaitu :
1. Memulai HEC RAS
2. Pembuatan nama pekerjaan
3. Memasukkan data geometri
4. Memasukkan data debit (steady flow) dan kondisi batas
5. Running program (steady flow)

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PROFIL ALIRAN PERMANEN
Profil aliran permanen pada HEC-RAS untuk menghitung profil muka air aliran permanen
berubah beraturan (steady gradually varied flow). Program mampu memodelkan jaringan
sungai, sungai dendritik, maupun sungai tunggal. Regime aliran yang dapat dimodelkan
adalah aliran sub-kritik, super-kritik, maupun campuran antara keduanya.
Langkah hitungan profil muka air yang dilakukan oleh modul aliran permanen HEC-
RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan energi (satu-dimensi).

Kehilangan energi dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan


kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan). Persamaan momentum
dipakai manakala dijumpai aliran berubah cepat (rapidly varied flow), misalnya campuran
regime aliran sub-kritik dan super-kritik (hydraulic jump), aliran melalui jembatan, aliran di
percabangan sungai (stream junctions).

Aliran permanen HEC-RAS mampu memperhitungkan pengaruh berbagai hambatan


aliran, seperti jembatan (bridges), gorong-gorong (culverts), bendung (weirs), ataupun
hambatan di bantaran sungai. Modul aliran permanen dirancang untuk dipakai pada
permasalahan pengelolaan bantaran sungai dan penetapan asuransi risiko banjir
berkenaan dengan penetapan bantaran sungai dan dataran banjir. Aliran permanen
dapat pula dipakai untuk perkiraan perubahan muka air akibat perbaikan alur atau
pembangunan tanggul.

PROFIL ALIRAN TIDAK PERMANEN


Profil aliran ini mampu menyimulasikan aliran tak permanen satu dimensi pada sungai
yang memiliki alur kompleks. Aliran tak permanen HEC-RAS dapat pula
menyimulasikan regime aliran campuran (sub-kritik, super-kritik, loncat air, dan draw-
downs). Fitur spesial modul aliran tak permanen mencakup analisis dam-break, limpasan
melalui tanggul dan tanggul jebol, pompa, operasi dam navigasi, serta aliran tekan dalam
pipa.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


SEDIMENT TRANSPORT
HEC-RAS mampu menyimulasikan transpor sedimen satu dimensi (simulasi perubahan
dasar sungai) akibat gerusan atau deposisi dalam waktu yang cukup panjang (umumnya
tahunan, namun dapat pula dilakukan simulasi perubahan dasar sungai akibat sejumlah
banjir tunggal). Potensi transpor sedimen dihitung berdasarkan fraksi ukuran butir
sedimen sehingga memungkinkan simulasi armoring dan sorting. Fitur utama transpor
sedimen mencakup kemampuan untuk memodelkan suatu jaring (network) sungai,
dredging, berbagai alternatif tanggul, dan pemakaian berbagai persamaan (empiris)
transpor sedimen.

Fitur transpor sedimen dirancang untuk menyimulasikan trend jangka panjang gerusan
dan deposisi yang diakibatkan oleh perubahan frekuensi dan durasi debit atau
muka air, ataupun perubahan geometri sungai. Modul ini dapat pula dipakai untuk
memprediksi deposisi di dalam reservoir, desain kontraksi untuk keperluan navigasi,
mengkaji pengaruh dredging terhadap laju deposisi, memperkirakan kedalaman gerusan
akibat banjir, serta mengkaji sedimentasi di suatu saluran.

ANALISIS KUALITAS AIR


Fitur HEC-RAS ini dapat dipakai untuk melakukan analisis kualitas air di sungai. HEC-
RAS versi 4.0 dapat dipakai untuk melakukan analisis temperatur air serta simulasi
transpor beberapa konstituen kualitas air, seperti Algae, Dissolved Oxygen,
Carbonaceuos Biological Oxygen Demand, Dissolved Orthophospate, Dissolved Organic
Phosphorus, Dissolved Ammonium Nitrate, Dissolved Nitrite Nitrogen, Dissolved Nitrate
Nitrogen, and Dissoved Organic Nitrogen.

KEBUTUHAN DATA HEC-RAS


Peta situasi sungai/saluran
Data geometri saluran (memenjang dan melintang)
Data debit rancangan sungai/saluran
Struktur hidraulik saluran

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PERSAMAAN HIDROLIKA HEC-RAS
Hitungan hidraulika aliran di dalam HEC-RAS dilakukan dengan membagi aliran ke
dalam dua kategori, yaitu aliran permanen dan aliran tak permanen. HEC-RAS
menggunakan metode hitungan yang berbeda untuk masing-masing kategori aliran
tersebut.

Untuk aliran permanen, HEC-RAS memakai persamaan energi kecuali di tempat-tempat


yang kedalaman alirannya melewati kedalaman kritis. Di tempat terjadi loncat air,
pertemuan alur, dan aliran dangkal melalui jembatan, HEC-RAS memakai persamaan
(kekekalan) momentum. Di tempat terjadi terjenun, aliran melalui peluap, dan aliran
melalui bendung, HEC-RAS memakai persamaan-persamaan empiris.

Untuk aliran tak permanen, HEC-RAS memakai persamaan kekekalan massa (continuity,
conservation of mass) dan persamaan momentum. Kedua persamaan dituliskan dalam
bentuk persamaan diferensial parsial, yang kemudian diselesaikan dengan metode finite
difference approximation berskema implisit.

PERSAMAAN ENERGI
Untuk aliran permanen, HEC-RAS menghitung profil muka air di sepanjang alur urut dari
satu tampang lintang ke tampang lintang berikutnya. Muka air dihitung dengan memakai
persamaan energi yang diselesaikan dengan metode yang dikenal sebagai standard step
method. Persamaan energi antara dua tampang lintang dituliskan dalam bentuk berikut;

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


KEHILANGAN TINGGI ENERGI
Kehilangan (tinggi) energi, he, di antara dua tampang lintang terdiri dari dua komponen,
yaitu kehilangan energi karena gesekan (friction losses) dan kehilangan energi karena
perubahan tampang (contraction or expansion losses). Kehilangan energi antara
tampang 2 dan 1 dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dalam persamaan di atas,


L = panjang ruas sungai antar kedua tampang yang diberi bobot menurut debit,
Sf = representative friction slope antar kedua tampang,
C = koefisien kehilangan energi akibat perubahan tampang (kontraksi atau ekspansi)

Panjang ruas sungai antar dua tampang yang diberi bobot sesuai dengan debit, L,
dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dalam persamaan di atas,


Llob , Lch, Lrob = panjang ruas sungai di sisi kiri (left overbank), alur utama (main
channel), dan sisi kanan (right overbank),
Qlob, Qch, Qrob = debit yang mengalir melalui left overbank, main channel, dan right
overbank.

KOEFISIEN MANNING
Aliran di saluran utama tidak dibagi lagi, kecuali jika koefisien kekasaran diubahdi dalam
area saluran. HEC-RAS menguji penerapan subdivisi kekasaran dalam bagian saluran
utama penampang, dan jika tidak dapat diterapkan, program akan menghitung nilai n
komposit tunggal untuk seluruh saluran utama. Program menentukan apakah bagian
saluran utama dari penampang dapat dibagi lagi atau jika saluran utama komposit nilai n
akan digunakan berdasarkan kriteria berikut: jika kemiringan sisi saluran utama lebih
curam dari 5H:1V dan saluran utama memiliki lebih banyak dari satu nilai n, kekasaran
komposit nc akan dihitung berdasarkan persamaan 2.15 Chow 1959. Kemiringan sisi
saluran yang digunakan oleh HEC-RAS didefinisikan sebagai jarak horizontal antara
stasiun-stasiun bernilai n yang berdekatan dalam saluran utama atas perbedaan
ketinggian kedua stasiun ini.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PENENTUAN KEDALAMAN KRITIS
Kedalaman kritis untuk penampang akan ditentukan jika salah satu dari kondisi berikut ini
terpenuhi:
1) Rezim aliran superkritis telah ditentukan.
2) Perhitungan kedalaman kritis telah diminta oleh pengguna.
3) Ini adalah penampang batas luar dan kedalaman kritis harus ditentukan untuk
memastikan kondisi batas yang dimasukkan pengguna dalam rezim aliran yang benar.
4) Pemeriksaan angka Froude untuk profil subkritis menunjukkan bahwa kedalaman kritis
perlu ditentukan untuk memverifikasi rezim aliran yang terkait dengan ketinggian
seimbang.
5) Program tidak dapat menyeimbangkan persamaan energi dalam toleransi yang
ditentukan sebelum mencapai jumlah iterasi maksimum.

Tinggi energi total untuk penampang ditentukan oleh:

Elevasi permukaan air kritis adalah elevasi dimana tinggi energi total minimum (yaitu,
energi spesifik minimum untuk penampang melintang untuk aliran yang diberikan).
Elevasi kritis ditentukan dengan prosedur iteratif dimana nilai WS diasumsikan dan nilai H
yang sesuai.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


Program HEC-RAS memiliki dua metode untuk menghitung kedalaman kritis: metode
"parabolic" dan metode "secant". Metode parabolic lebih cepat secara komputasi, tetapi
hanya mampu menemukan satu energi minimum. Untuk sebagian besar penampang
melintang hanya akan ada satu minimum pada kurva energi total, oleh karena itu metode
parabolic telah ditetapkan sebagai metode default (metode default dapat diubah dari
antarmuka pengguna). Jika metode parabolic dicoba dan tidak konvergen, maka program
secara otomatis akan mencoba metode secant.

Dalam situasi tertentu dimungkinkan untuk memiliki lebih dari satu minimum pada kurva
energi total. Beberapa minimum sering dikaitkan dengan penampang melintang yang
memiliki jeda pada kurva energi total. Kerusakan ini dapat terjadi karena overbank yang
sangat lebar dan datar, serta penampang melintang dengan tanggul dan area aliran yang
tidak efektif. Jika metode parabolic digunakan pada penampang melintang yang memiliki
beberapa nilai minimum pada kurva energi total, metode tersebut akan menyatu pada
nilai minimum pertama yang ditempatkan. Pendekatan ini dapat menyebabkan perkiraan
kedalaman kritis yang salah. Jika pengguna berpikir bahwa program salah menemukan
kedalaman kritis, maka metode secant harus dipilih dan model harus disimulasikan
ulang.

Metode "parabolic" melibatkan penentuan nilai H untuk tiga nilai WS yang diberi jarak
pada interval AWS yang sama. WS yang sesuai dengan nilai minimum untuk H, yang
ditentukan oleh parabola yang melewati tiga titik pada bidang H versus Ws, digunakan
sebagai dasar untuk asumsi nilai WS berikutnya. Diasumsikan bahwa kedalaman kritis
telah diperoleh ketika ada perubahan kedalaman air kurang dari 0,01 ft. (0,003 m) dari
satu iterasi ke iterasi berikutnya dan asalkan kepala energi tidak berkurang atau
meningkat lebih dari 0,01 ft. (0,003 m).

Metode "secant" pertama membuat tabel permukaan air versus energi dengan mengiris
penampang menjadi 30 interval. Jika tinggi maksimum penampang (titik tertinggi ke titik
terendah) kurang dari 1,5 kali tinggi maksimum saluran utama (dari stasiun bank saluran
utama tertinggi ke invert), maka program akan memotong seluruh penampang menjadi
30 interval yang sama. Jika tidak demikian, program menggunakan 25 interval yang
sama dari pembalikan ke stasiun bank saluran utama tertinggi, dan kemudian 5 interval
yang sama dari saluran utama ke bagian atas penampang. Program kemudian mencari
tabel ini untuk lokasi minimum lokal. Ketika suatu titik dalam tabel ditemukan sedemikian
rupa sehingga energi untuk permukaan air tepat di atas dan tepat di bawah lebih besar
daripada energi untuk permukaan air yang diberikan, maka lokasi umum minimum lokal
telah ditemukan. Program kemudian akan mencari minimum lokal dengan menggunakan
metode proyeksi kemiringan garis potong.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


Program akan mengulang untuk minimum lokal tiga puluh kali atau sampai kedalaman
kritis telah dibatasi oleh toleransi kesalahan kritis. Setelah minimum lokal ditentukan
dengan lebih tepat, program akan terus mencari tabel untuk melihat apakah ada nilai
minimum lokal lainnya. Program ini dapat menemukan hingga tiga minimum lokal dalam
kurva energi. Jika lebih dari satu minimum lokal ditemukan, program menetapkan
kedalaman kritis sama dengan yang memiliki energi minimum. Jika minimum lokal ini
disebabkan oleh putusnya kurva energi yang disebabkan oleh limpasan tanggul atau
area aliran yang tidak efektif, maka program akan memilih minimum terendah berikutnya
pada kurva energi.

Jika semua minimum lokal terjadi pada pemutusan kurva energi (disebabkan oleh
tanggul dan area aliran yang tidak efektif), maka program akan menetapkan kedalaman
kritis ke yang memiliki energi terendah. Jika tidak ditemukan nilai minimum lokal, maka
program akan menggunakan elevasi permukaan air dengan energi yang paling sedikit.
Jika kedalaman kritis yang ditemukan berada di bagian atas penampang, maka ini
mungkin bukan kedalaman kritis yang sebenarnya. Oleh karena itu, program akan
menggandakan tinggi penampang dan mencoba lagi. Penggandaan tinggi penampang
dilakukan dengan memperluas dinding vertikal pada titik pertama dan terakhir dari
penampang. Ketinggian penampang dapat digandakan lima kali sebelum program
berhenti mencari.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


INLINE STRUCTURES
Bentuk struktur (hidraulik) melintang sungai yang dapat dimodelkan dalam HEC-RAS
adalah jembatan, gorong-gorong, bendung tetap, dan bendung gerak (bendung berpintu).
Keempat struktur hidraulik ini akan ditambahkan satu per satu pada jaringan Sungai
Tirtaraya dan anak-anak sungainya.
Pemodelan setiap struktur melintang sungai di dalam HEC-RAS memerlukan empat
tampang lintang, dua di sisi hulu dan dua di sisi hilir struktur melintang sungai tersebut.
Keempat tampang tersebut diperlukan untuk menghitung kehilangan energi di struktur
melintang sungai. HEC-RAS secara automatis akan menambahkan dua tampang lintang
di dalam struktur melintang sungai, namun dua tampang lintang internal ini tidak akan
tampak oleh pengguna HEC-RAS. Penempatan empat tampang lintang untuk
memodelkan sebuah struktur melintang sungai tersebut disajikan pada Gambar dibawah.
Untuk keperluan paparan, keempat tampang lintang diberi nomor urut dari hilir, RS 1, 2,
3, dan 4. (Istiarto, 2018)

Tampang lintang RS 1.
Tampang lintang ini ditempatkan cukup jauh dari struktur hidraulik melintang sungai
sehinggga aliran di tampang ini tidak dipengaruhi oleh struktur tersebut (aliran di tempat
ini telah fully expanded). Jarak tampang RS 1 dari struktur melintang sungai ditetapkan
berdasarkan keadaaan di lapangan pada saat banjir. Jarak tersebut dipengaruhi oleh
persempitan (kontraksi) alur, bentuk persempitan, besaran (debit) aliran, dan kecepatan
aliran. HEC-RAS memberikan acuan jarak tampang RS 1 dari struktur melintang sungai
untuk berbagai faktor tersebut (lihat HEC-RAS Reference Manual).

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


Tampang lintang RS 2.
Tampang lintang ini ditempatkan dekat dengan struktur melintang sungai, di sisi hilir,
umumnya tepat di kaki timbunan jalan (oprit). Tampang ini berada di bagian tampang asli
sungai tepat di hilir struktur melintang sungai. Umumnya, tampang ini berada di dekat
kaki timbunan (embankment) yang merupakan bagian struktur melintang sungai. Namun
demikian, dalam kasus jembatan dan gorong-gorong, tampang ini tidak boleh
ditempatkan mepet dengan lantai jembatan (deck) atau outlet gorong-gorong. Jika tidak
ada timbunan badan jalan, tampang ini haruslah ditempatkan cukup jauh dari sisi hilir
jembatan agar memberikan tempat yang cukup bagi ekspansi aliran di hilir pilar jembatan
atau pressurized flow dari jembatan.

Tampang lintang RS 3.
Tampang ini ditempatkan dekat dengan struktur melintang sungai di sisi hulu, umumnya
di sisi hulu kaki timbunan. Tampang RS 3 merupakan tampang lintang asli sungai tepat di
sisi hulu timbunan. Namun demikian, dalam kasus jembatan, tampang ini tidak boleh
mepet dengan lantai jembatan. Routine dalam HEC-RAS yang menghitung aliran di
antara RS 2 dan RS 3 telah mencakup kehilangan energi di sisi hulu jembatan (entrance
losses). Oleh karena itu, tampang RS 3 haruslah ditempatkan tepat di hulu lokasi
kontraksi (abrupt contraction) aliran saat masuk melewati jembatan atau struktur
melintang sungai lainnya.
Sebagian tampang RS 2 dan RS 3 merupakan ineffective flow area, yaitu bagian
tampang yang bukan merupakan bagian aliran. Bagian di hulu dan hilir sisi timbunan, di
kedua sisi bukaan struktur melintang sungai, merupakan ineffective flow area.

Tampang lintang RS 4.
Tampang ini ditempatkan di bagian yang alirannya sejajar alur dan seluruh tampang
merupakan effective flow area. Jarak antara RS 4 dan RS 3 umumnya lebih dekat
daripada jarak antara RS 2 dan RS 1.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PENGENDALIAN BANJIR
Alur air direncanakan mengikuti kaidah bahwa debit yang lewat tidak boleh melebihi debit
banjir rencana. Pada perencanaan perbaikan alur sungai, debit banjir rencana digunakan
dalam perencanaan. Perkembangan penggunaan lahan, preservasi dari lingkungan
alami, situasi penggunaan lahan disepanjang sungai dan sebagainya, yang juga harus
menjadi pertimbangan.

Langkah-langkah untuk Perencanaan Alur :


1. Menentukan debit banjir rencana untuk alur,
2. Menentukan bagian-bagian sungai yang perlu perbaikan,
3. Menentukan alinemen perencanaan,
4. Menentukan bentuk potongan memanjang alur sungai,
5. Menentukan bentuk potongan melintang alur sungai,
6. Mengkaji pengaruh dari rencana perbaikan.

Elevasi (ketinggian) muka air banjir rencana ditentukan berdasarkan :


·Besarnya debit banjir rencana,
·Tampang melintang, dan tampang memanjang dari alur sungai,
·Harus serendah mungkin diatas lahan sepanjang sungai.
·Jika memungkinkan elevasi muka air banjir rencana yang diambil tidak lebih dari elevasi
muka air maksimum banjir yang pernah terjadi.

PERENCANAAN BANGUNAN SUNGAI


Tanggul
Tanggul yang lengkap adalah tanggul dengan ketinggian dan bentuk tampang yang
dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi banjir rencana dan dilengkapi dengan
konstruksi perkuatan lereng (revetment) dan perlindungan kaki tanggul, yang dibangun
sesuai kebutuhan.

Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana disebut
tinggi jagaan (free board).

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


Elevasi Puncak Tanggul
Elevasi (ketinggian) puncak tanggul harus ditentukan berdasar elevasi muka air banjir
rencana ditambah tinggi jagaan (freeboard).

Besarnya tinggi jagaan mengikuti ketentuan/pedoman yang berlaku

Keterangan :
HWL = High Water Level atau
MAT = Muka air Tinggi/Muka Air Banjir
Elevasi puncak tanggul = Elevasi maka air banjir rencana + tinggi jagaan

Tinggi Jagaan (Freeboard)


Tinggi jagaan dari tanggul tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan dalam tabel
dibawah, sesuai dengan debit banjir rencana. Oleh karena itu, bila tinggi tanah di daratan
pada tempat dimana tanggul akan dibuat lebih tinggi dari tinggi banjir rencana dan bila
kondisi topografi tidak terdapat kesulitan untuk pengendalian banjir yang terjadi, tinggi
jagaan dapat 0,6 m atau lebih meskipun debit banjir rencana sampai 200 m3/detik atau
lebih.

Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air pada
sungai induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai induk. Hal ini
juga berlaku bila tidak ada bangunan fasilitas pengendalian aliran balik.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


Lebar Puncak Tanggul
Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana, dan tidak boleh kurang
dari nilai yang diberikan pada tabel dibawah. Bila tanah daratan lebih tinggi dari tinggi
muka air banjir rencana dan bila keadaan topografi cukup baik untuk pengendalian banjir,
lebar puncak dapat dibuat 3 m atau lebih dengan tetap memperhatikan debit banjir
rencana.

Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama : Lebar ini
juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang
dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.

Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana, dan tidak boleh kurang
dari nilai yang diberikan pada tabel dibawah. Bila tanah daratan lebih tinggi dari tinggi
muka air banjir rencana dan bila keadaan topografi cukup baik untuk pengendalian banjir,
lebar puncak dapat dibuat 3 m atau lebih dengan tetap memperhatikan debit banjir
rencana.

Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama : Lebar ini
juga dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang
dari 0,6 m dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


RUNNING MODEL
Berikut dijelaskan langkah-langkah pengerjaan model HEC-RAS Pengendalian Banjir.

PEMBUATAN FILE PROJECT


Langkah pertama pemodelan atau hitungan hidraulika dengan HEC-RAS adalah
membuat file Project. Suatu model dalam HEC-RAS disimpan dalam sebuah file project.
Pemakai menuliskan nama file Project dan HEC-RAS akan memakai nama file project
tersebut untuk menamai semua file yang berkaitan dengan model tersebut. Langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Buka aplikasi HEC-RAS (dalam pelatihan ini menggunakan HEC-RAS 4.1.0)

Maka tampilan awal HEC-RAS akan seperti ini, kemudian pastikan Unit Sistem pada
HEC-RAS adalah System International (Metric System). Option-Unit System-SI

2. Klik "New Project" pada sistem file untuk membuat project baru.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


3. Menyimpan project baru pada folder yang telah disiapkan, isikan nama judul project
yang akan dibuat, kemudian OK. Apabila belum menyiapkan folder, maka klik tombol
Create Folder lalu ketik nama folder, dan klik OK.

PEMBUATAN GEOMETRI SALURAN


1. Setelah selesai membuat file project, lalu aktifkan layar editor data geomteri dengan
memilih menu Edit→ Geometric Data lalu akan muncul tab untuk pengeditan data
geometri.

2. Klik tombol River Reach dan buat skema saluran dengan cara mengklik di layar editor.
Karena alur saluran adalah lurus maka skema alur dapat dibuat cukup dengan 2 titik
ujung saluran. Klik kursor di layar editor untuk menandai ujung saluran, kemudian tarik
garis dan klik 2 kali untuk menandai ujing hilir saluran. Lalu pada layar akan muncul tab
penamaan, di sini diisi “Jalan Ngoro 1” sebagai nama River dan “1” sebagai nama Reach.
Klik tombol OK.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


3. Kemudian, langkah selanjutnya adalah membuat alur sungai/saluran. Alur sungai
tersebut digambarkan melalu data skematik sungai yang didapat dari koordinat long
section saluran. Umumnya koordinat yang digunakan dalam bentuk UTM. Masuk pada
lembar geometri data, kemudian GIS Tools - Reach Invert Line Table.

4. Setelah mengisikan data untuk long section sungai, kemudian klik OK. Apabila pada
lembar geometri data tidak muncul alur sungai yang telah dibuat, maka klik kanan pada
lembar kerja - Set Schematic Plot - Set to current view - Set to compute extents.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


5. Kemudian isikan data untuk cross section sungai. Edit-Geometric Data. Kemudian
pada lembar kerja cross section data, klik options - add a new cross section - tulis
river station. Hal yang perlu diperhatikan adalah, ketika menuliskan data cross section
dimulai dengan cross section yang paling HILIR dengan NOMER TERKECIL.

6. Apabila ingin menambahkan cross section dengan informasi yang sama dengan cross
sebelumnya, maka klik Options-Copy current cross section.

7. Jika sudah selesai mengisikan cross section, maka akan muncul alur sungai seperti ini
dengan cross section yang sudah di inputkan.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


8. Dalam pemodelan sungai menggunakan simulasi unsteady flow, disarankan untuk
memperbanyak cross section (semakin detail semakin baik). Sehingga, apabila terjadi
kenadala ketersediaan data, cross section yang ada dapat di interpolasi.

9. Interpolasi cross section dilakukan dengan cara klik pada lembar kerja geometri data
Tools - XS Interpolation - Within a Reach. Jarak interpolasi dapat diatur sesuai dengan
keinginan. Dalam hal ini menggunakan jarak 10 meter setiap cross section. Sehingga
cross section yang awalnya 10 cross, setelah di interpolasi menjadi 50 cross.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


DESAIN JEMBATAN & CULVERT
Dalam sebuah kasus pemodelan hidraulik aliran di sungai, seringkali dijumpai adanya
bangunan melintang sungai (inline structure) diantaranya jembatan, gororng-gorong,
bendung, dll. Sehingga dalam pemodelan harus di inputkan karena memengaruhi
kecepatan dan kehilangan energi dalam alur sungai tersebut.
Dalam kasus ini, jembatan akan diletakkan diantara RS 90 dan RS 92. Dalam pemodelan
inline structure, diperlukan setidaknya 2 cross section bayangan sebagai pemodelan.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


INLINE STRUCTURE (JEMBATAN)
1. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menambahkan struktur melintang
sungai adalah klik Bridge/Culvert icon di sebelah kiri nomor 3, kemudian Option-Add a
new bridge and/or culvert - tulis nomor river station untuk jembatan yaitu 91.

2. Kemudian otomatis akan muncul cross section seperti dibawah ini. Langkah
selanjutnya yaitu dengan mengisikan data Deck/Roadway.

3. Distance adalah jarak jembatan ke cross setelahnya, sedangkan width adalah lebar
jembatan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah jumlah distance dan width tidak
boleh melampaui jarak Downstream Reach Length (Ada di cross section), apabila jumlah
width dan distance melebihi jarak downstream reach length, maka model akan error.

High cord 1

High cord 2

Low chord 1

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


4. Langkah selanjutnya adalah mengisikan data Pier atau pilar yang ada di jembatan.
Dalam input pier dibutuhkan data ketebalan pier dan lokasi sebagai titik tengah peletakan
pier. Elevasi menyesuaikan dengan dasar saluran dan Deck.

5. Jika ingin menambahkan Pier, maka hanya perlu klik copy pada data pier yang
pertama dan mengganti centerline station untuk upstream dan downstream.

6. Langkah terakhir dalam input data untuk jembatan adalah Sloping Abutment. Sloping
abutment yang digunakan yaitu 2 buah, sehingga, input data yang dibutuhkan ada 2
abutment.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


1 2 2 3
Abutment 2
Abutment 1
3 1

7. Hal yang harus diinputkan lagi adalah HTab Parameter (ikon ketujuh pada papan
tombol kiri layar editor data jembatan). Isikan parameter hidraulik yang akan dipakai oleh
HEC-RAS untuk menyusun tabel sifat-sifat hidraulik jembatan. Tabel ini mirip seperti
tabel kurva ukur debit. “Head water maximum elevation” ini merupakan elevasi muka air
tertinggi di sisi hulu jembatan pada hydraulic property table.

8. Setelah semua sudah terisi, kembali ke lembar kerja geometri data dan lihat
perubahan nya. Pada alur sungai sudah terdapat bangunan melintang berupa jembatan.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


INLINE STRUCTURE (GORONG-GORONG)
1. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menambahkan struktur gorong-gorong
atau culvert adalah klik Bridge/Culvert - Option - Add a Bridge and/or culvert - Ketik
RS 27.

2. Akan muncul cross section seperti gambar dibawah, kemudian klik ikon culvert.

3. Masukkan data Deck/Roadway dengan cara yang sama dengan jembatan. Dalam
hal ini, Deck diasumsikan sesuai dengan cross section, karena saluran bersifat tertutup.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


4. Kemudian, input data untuk culvert. Span adalah lebar culvert dan rise adalah tinggi
culvert.

5. Langkah terakhir dalam input data culvert adalah mengisikan HTab parameter.

6. Kemudian kembali ke lembar kerja geometri, dan sudah terlihat terdapat bangunan
melintang berupa culvert.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


UNSTEADY FLOW ANALYSIS
Tahapan terakhir dalam pemodelan HEC-RAS adalah memasukkan data debit. Dalam
model kali ini, menggunakan Simulasi Unsteady Flow, dimana debit yang terjadi akan
berubah seiring dengan perubahan waktu. Penggunaan simulasi unsteady flow ini
didasari karena studi adalah saluran sungai, yang debitnya beragam.

1. Langkah pertama adalah membuat file unsteady flow. Edit - Unsteady Flow Data.
Kemudian data debit yang dimasukkan adalah data debit jam-jaman (Hidrograf Banjir
Rancangan) dengan kala ulang minimal 25th (karena akan digunakan untuk
perencanaan bangunan air). Gunakan syarat batas (Boundary Conditions) Flow
Hydrograph untuk RS 100 (Hulu) dan syarat batas normal depth (Slope) untuk RS 10
(Hilir).

2. Kemudian input Initial Flow dengan nilai debit awal pada saluran tersebut. Kemudian
save data unsteady.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


3. Setelah data unsteady flow lengkap, kemudian Run dan lihat hasil profil muka airnya.

4. Lihat hasil pada halaman utama HEC-RAS. View profile plot.

Dari hasil tersebut diatas, diketahui bahwa terdapat beberapa daerah yang melimpas,
sehingga diperlukan penanganan untuk mengendalikan limpasan tersebut seperti
normalisasi, perencanaan tanggul atau bahkan kolam retensi.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


NORMALISASI SALURAN
Normalisasi saluran direncanakan pada saluran yang diperlukan penanganan akibat
gerusan, limpasan, penumpukan sedimen dll. Dalam hal ini, normalisasi saluran
dilakukan dengan menggunakan fitur Design Modification.

1. Pada lembar kerja geometri data klik Tools - Channel Design/Modification.


Kemudian klik Template Design - Ketik Nama Template - OK.

2. Setelah itu, desain saluran yang akan di normalisasi dengan mengisikan depth, width
dan slope. Design channel modification ini bersifat normalisasi sederhana.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


3. Salah satu kelebihan dari channel design modification ini yaitu dapat menghitung
area/luas galian dan timbunan (Cut Area), sehingga bisa memudahkan ketika akan
menghitung volume galian dan anggaran biaya. Setelah template sudah dipilih untuk RS
yang akan dinormalisasi, kemudian save template. (Create a Geometry File with these
modification).

4. Setelah itu dapat di cek pada cross section. Saluran yang telah dinormalisasi akan
berubah. Hal yang perlu diperhatikan adalah, ketika dilakukan normalisasi saluran,
otomatis akan berpengaruh pada cross section letak bangunan melintang. Sehingga
perlu di evaluasi dan direncanakan kembali untuk bangunan melintang yang
berpengaruh.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


PERENCANAAN TANGGUL
Perencanaan bangunan pengendali banjir salah satunya adalah tanggul. Dalam
merencanakan tanggul terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya tinggi
jagaan dan lebar puncak tanggul. Perencanaan tanggul dilakukan dengan perhitungan
manual sesuai dengan station dan elevation pada cross section eksisting.

Tinggi Tanggu = Tinggi limpasan + Tinggi Jagaan

Setelah dilakukan normalisasi dan perencanaan tanggul, kemudian evaluasi salurannya.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir


View publication stats

DAFTAR PUSTAKA

Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Applications Guide,
Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, Hydraulic Reference
Manual, Version 4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Hydrologic Engineering Center, 2010, HEC-RAS River Analysis System, User’s Manual, Version
4.1, January 2010, U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Istiarto, 2014, Modul Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan Bantuan Paket Program HEC-RAS,
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Martiani dkk, 2020, Tutorial Program HEC-RAS Untuk Analisa Hidrolika Sistem Drainase,
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Modul Dasar-Dasar Perencanaan
Alur dan Bangunan Sungai.

Hydrologic Engineering Center. 2020. Modeler Application Guidance for Steady vs Unsteady
and 1D vs 2D vs 3D Hydraulic Modeling. U. S. Army Cormps of Engineers, Davis, CA.

Modul Perencanaan Pengendalian Banjir

Anda mungkin juga menyukai