Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan 2

Konsep Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan


WHAT IS HEALTH PROMOTION?
PROMOSI KESEHATAN ADALAH...

• Proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kemampuan untuk mengontrol faktor-
faktor penentu kesehatan dan meningkatkan kesehatan mereka (WHO, 1986)
• “salah satu bentuk intervensi di bidang kesehatan untuk memperbaiki status kesehatan
masyarakat. Dilihat dari keluasan dan keberagaman aktivitasnya, dapat dikatakan bahwa promosi
kesehatan adalah bentuk baru dari kesehatan masyarakat” (Tones and Green dalam Susilowati
2016, hal. 15).
• “merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan di bidang kesehatan terhadap
manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan” (Susilowati 2016, hal. 15)
PERGESERAN ISTILAH

SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN


Sebelum tahun 1965 → muncul istilah pendidikan kesehatan

• Pendidikan kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan


• Sasarannya individu
• Tujuan: perubahan pengetahuan seseorang
Tahun 1965-1975 → Health Educational Service, yaitu peningkatan tenaga professional

• Program masih bersifat individu walauoun sudah aktif ke masyarakat


• Tujuan: peruabahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
Tahun 1975-1985 → istilah berubah menjadi penyuluhan kesehatan

• Pembangunan Kesehaatn Masyarakat Desa (PKMD): Posyandu, Dokter Kecil


• Pemberian informasi kesehatan melalui media dan teknologi Pendidikan kepada masyarakat
• Tujuan: Perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan
SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN
Tahun 1984, WHO merevitalisasi Pendidikan kesehatan menggunakan istilah promosi kesehatan

• Promosi kesehatan → tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga perubahan
lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut
• Promosi kesehatan → menekankan pada peningkatan hidup sehat bukan sekadar berperilaku sehat
Tahun 1985-1995

• Dibentuk Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM) 🡪 pemberdayaan masyarakat


• Pandangan (visi) mulai dipengaruhi oleh ‘Ottawa Charter’ tentang promosi kesehatan
SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN
Tahun 1995-Sekarang

• Promosi kesehatan bukan hanya pemberdayaan saja, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan
(termasuk advokasi)
• Tujaun promosi kesehatan bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan kebijakan atau
perubahan menuju perubahan system atau faktor lingkungan kesehatan
PIAGAM OTTAWA CHARTER

• Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada


• “Proses yang memungkinkan individu mengendalikan dan memperbaiki kesehatannya. Untuk
mencapai kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang sempurna, seseorang atau kelompok harus
mampu mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan, mampu
mengubah atau beradaptasi dengan lingkungan”
• Dimensi promosi kesehatan
1. Kemauan
2. Kemampuan
BUTIR-BUTIR PIAGAM OTTAWA CHARTER
1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Healthy Public Policy)
• Sasaran: policymaker
2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
• Sasaran: pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
• Masyarakat tidak sekadar sebagai pengguna tetapi juga bisa sebagai provider dalam batas-
batas tertentu melalui upaya pemberdayaan
4. Keterampilan Individu (Personal Skill)
5. Gerakan Masyarakat (Community Action)
DEKLARASI JAKARTA
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan ke IV: “Health Promotion Towards The 21’st
Century, Indonesian Policy for The Future” 1997
Deklarasi Jakarta Merumuskan bahwa:

• Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada determinan kesehatan,
dan juga memberikan kesehatan terbesar pada masyarakat.
• Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan upaya lain dalam
meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.
• Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggung jawab lintas sektor.
PRIORITAS-PRIORITAS PROMOSI KESEHATAN DI ABAD 21 (Deklarasi Jakarta)

• meningkatkan tanggung jawab dalam kesehatan


• meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
• meningkatkan kemampuan masyarakat, dan
• pemberdayaan individu serta menjamin infrastruktur promosi kesehatan
VISI PROMOSI KESEHATAN
Untuk menciptakan/membuat masyarakat:

• Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatan


• Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
• Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,
• Melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan
• Meningkatkan kesehatan, karena derajat kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat itu
bersifat dinamis tidak statis.
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN (WHO)
Tujuan Umum

• Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan


Tujuan Khusus

• Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat


• Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat
• Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN (GREEN)
Tujuan Program

• apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu (jangka panjang) yang berhubungan dengan
status kesehatan? E.g.: Mortalitas akibat kecelakaan kerja menurun 50%
Tujuan Pendidikan

• pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan) (jangka menengah).
Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap. E.g. Kunjungan ke
klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun
Tujuan Perilaku

• deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada (jangka
pendek); berhubungan dengan pengetahuan, sikap, praktik. E.g. Pengetahuan peekrja tentang
tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan selama 6
bulan.
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN (GREEN)
Tujuan Intervensi Perilaku

• Mengurangi perilaku negatif bagi kesehatan


• Mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
• Meningkatkan perilaku positif bagi kesehatan
• Mencegah menurunnya perilaku positif bagi kesehatan
Tujuan intervensi promosi kesehatan
Agar “sehat” atau “perilaku sehat” menjadi sebuah pilihan yang:

• Mudah/murah untuk dijangkau (e.g. sayur dan buah, jalur khusus sepeda/pejalan kaki)
• Diinginkan (e.g. pola hidup sehat itu keren dan menyenangkan)
• Diterima oleh masyarakat/orang-orang sekitar (e.g. tidak merokok ≠ tidak maco)
• Satu-satunya pilihan yang memungkinkan (e.g. mengganti produk yang tidak sehat dengan yang
sehat)
• Satu-satunya pilihan yang legal (e.g. larangan mengemudi sambil bermain ponsel)
APA HUBUNGAN PROMOSI KESEHATAN-PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KESEHATAN
MASYARAKAT
PENDIDIKAN KESEHATAN

• Bertujuan untuk mengubah perilaku secara sukarela


• Batas cakupannya pada perilaku sehat secara langsung
• Contoh: imunisasi, KB, program screening, dll
• Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mereka
tetapi juga untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan dan
memelihara perilaku dan sikap yang mengarah pada kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik.
PROMOSI KESEHATAN

• Kombinasi dukungan pendidikan dan lingkungan untuk bertindak dan adanya kondisi tempat
tinggal yang kondusif untuk sehat
• Tujuannya: membuat orang mampu mengendalikan penyebab (determinan) masalah kesehatan
Pertemuan 3
VISI & MISI, STRATEGI, SASARAN
ASPEK-ASPEK KESEHATAN

• Menurut WHO →Fisik, mental, social (tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat)
• Menurut UU No. 23 Th. 1992 →Fisik, mental, social, dan ekonomi
- Sehat fisik: tidak merasa sakit dan secara klinis tidak sakit, berfungsi normal
- Sehatan mental: sehat pikiran, emosional, spiritual
- Sehat Sosial: mampu berhubungan dan berinteraksi dengan baik
- Sehat ekonomi: produktif
VISI PROMOSI KESEHATAN

• Visi umum promosi kesehatan menurut UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO:
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi
• Semua program kesehatan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
baik individu, kelompok maupun masyarakat
MISI PROMOSI KESEHATAN
1. ADVOKASI (ADVOCACY)
melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan dan penentu kebijakan mempercayai dan
meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu dukungan kebijakan/keputusan-
keputusan politik
2. MENJEMBATANI (MEDIATE)
menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sector yang terkait
dengan kesehatan
3. MEMAMPUKAN (ENABLE)
memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Menurut WHO, 1984

• Advokasi (Advocacy)
outputnya adalah undang-undang, peraturan-peraturan, instruksi-instruksi yang mengikat
masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan
• Dukungan social (Social support)
Sasarannya adalah tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan) maupun
informal (tokoh agama); agar mendapatkan dukungan dan menjembatani program kesehatan
dengan masyarakat
• Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
ditujukan kepada masyarakat langsung; agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara
kesehatan
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN MENURUT OTTAWA CHARTER
1. Building healthy public policy
2. Create supportive environment
3. Develop personal skill
4. Strengthen community action
5. Reorient health service
SASARAN PROMOSI KESEHATAN
1. Sasaran primer
Masyarakat/individu (kepala keluarga, ibu hamil, siswa); sejalan dengan strategi pemberdayaan
masyarakat
2. Sasaran sekunder
Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh agama, petugas kesehatan; sejalan dengan strategi
dukungan sosial
3. Sasaran tersier
Pembuat keputusan/penentu kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah; sejalan dengan
strategi advokasi
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
RUANG LINGKUP BERDASARKAN TINGKAT TERJADINYA/PERJALANAN PENYAKIT

• Promosi kesehatan pada aspek promotif


- Sasarannya orang sehat (80-85%)
- Membina dan meningkatkan kesehatan
• Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan)
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
- Perlindungan khusus, diagnosis dini dan pengobatan segera
- Sasarannya adalah kelompok risti, e.g. ibu hamil dan menyusui, perokok, obesitas, pekerja
seks, dll
• Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
- Diagnosis dini, pengobatan segera, dan pembatasan cacat
- Sasarannya para penderita penyakit kronis, e.g. asma, DM, TBC, rematik; tujuannya agar
mampu mencegah penyakitnya agar tidak lebih parah
• Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)
- Pembatasan cacat dan rehabilitasi
- Sasarannya kelompok pasien yang baru sembuh; tujuannya agar mereka pulih dan.atau tidak
cacat
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN TATANAN PELAKSANAAN

• Promosi kesehatan pada tatanan keluarga


• Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
• Promosi kesehatan di tempat kerja
• Promosi di tempat-tempat umum
• Promosi kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
SUB-BIDANG KEILMUAN PROMOSI KESEHATAN

• Komunikasi
• Dinamika Kelompok
• Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
• Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
• Pemasaran Sosial (Sosial Marketing)
• Pengembangan Organisasi
• Pendidikan dan Pelatihan
• Pengembangan Media
• Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan
• Antropologi Kesehatan
• Sosiologi Kesehatan
• Psikologi Kesehatan
Komunikasi → mengondisikan faktor-faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, tradisi, dsb.); agar dapat
berkomunikasi secara efektif
Dinamika Kelompok →Mengondisikan perilaku kesehatan
Pengembangan dan pengorgansiasian masyarakat →Menggali sumber-sumber dan fasilitas untuk
mengembangkan diri masyarakat; masyarakat harus mampu mengorganisasikan komunitasnya
Pengembangan Masyarakat Desa → wadah partisipasi masyarakat dalam bidang pengembangan
kesehatan; pelayanan kesehatan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Pemasaran Sosial → memasyarakatkan produksi kesehatan
Sub-bidang keilmuan Promkes
Pengembangan organisasi →agar institusi kesehatan sebagai organisasi pelayanan kesehatan dan
organisasi masyarakat mampu berfungsi sebagai faktor pendukung dan pendorong perubahan perilaku
kes. masy.
Pendidikan dan pelatihan → membentuk sikap dan perilaku yang positif
Perencanaan dan evaluasi promkes→untuk mencapai tujuan program yang efektif dan efisien
Antropologi kesehatan →melakukan pendekatan kepada masyarakat; menguasai berbagai macam latar
belakang masyarakat
Sosiologi kesehatan → mendalami aspek-aspek sosial: latar belakang sosial, struktur sosial, dan ekonomi.
Psikologi sosial→memahami perilaku individu, kelompok atau masyarakat.
Pertemuan 5
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN ADVOKASI
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Menurut WHO, 1984
1. Advokasi (Advocacy)
outputnya adalah undang-undang, peraturan-peraturan, instruksi-instruksi yang mengikat
masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan
2. Dukungan social (Social support)
Sasarannya adalah tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan) maupun
informal (tokoh agama); agar mendapatkan dukungan dan menjembatani program kesehatan
dengan masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
ditujukan kepada masyarakat langsung; agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara
kesehatan
ADVOKASI

• Merupakan upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan
- Sasaran: para pemimpin suatu organisasi atau institusi kerja (pemerintah, swasta, organisasi
kemasyarakatan).
- “Advocacy is a combination of individual and social action designed to gain political
commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular health
goal/program” WHO (1989)
• Kegiatannya dapat dilakukan oleh atau atas nama individu dan kelompok untuk menciptakan
kondisi yang kondusif untuk kesehatan dan mencapai gaya hidup sehat
TUJUAN ADVOKASI

• Tujuan umum →To encourage public policies that are supportive to health
• Tujuan khusus
a. Komitmen politik (political commitment) : komitmen para eksekutif dan legislatif, alokasi
anggaran
b. Dukungan kebijakan (policy support) : undang-undang, peraturan, keputusan
c. Dukungan masyarakat (social acceptance) : diterimanya suatu program oleh masyarakat
d. Dukungan system (system support) : perlunya sistem,mekanisme, atau prosedur kerja
/organisasi yang mendukung (bersama-sama dengan sektor lain)
• KEGIATAN-KEGIATAN ADVOKASI
• Lobi politik (political lobbying) 🡪 berbincang-bincang dengan para pejabat menginformasikan
dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan; perlu ditunjukkan data
yang akurat (evidence based).
• Seminar dan/atau presentasi 🡪 seminar/presentasi yang dihadiri para pejabat lintas program dan
lintas sector
• Media/advokasi media (media advocacy) 🡪 kegiatan advokasi dengan menggunakan media,
khususnya media masa.
- Media mampu mempengaruhi public opinion 🡪 pressure
• Perkumpulan/asosiasi peminat
ARGUMENTASI UNTUK ADVOKASI
1. Meyakinkan (Credible)
2. Layak (feasible)
3. Relevan (relevant)
4. Penting (urgent)
5. Prioritas tinggi (high priority)
KOMUNIKASI DALAM ADVOKASI

• Atraksi interpersonal → daya Tarik seseorang atau sikap positif pada seseorang yang
memudahkan orang lain untuk berhubungan atau berkomunikasi dengannya
• Perhatian
• Intensitas komunikasi
• Visualisasi → divisualisasikan pada media
INDIKATOR HASIL ADVOKASI
1. Input
advocator dan bahan-bahan/materi, pelatihan, evidence, laporan-laporan/ketersediaan data
2. Proses
berapa kali lobbying? Berapa kali rapat? Berapa kali seminar/presentasi? Berapa kali pejabat
menghadiri seminar/presentasi? Seberapa sering media membahas/mengeluarkan artikel tentang
isu yang sedang dibahas?
3. Output
• Software → UU, PP, Kepres, Kepmen, Perda, surat keputusan
• Hardware→Meningkatnya dana, tersedianya fasilitas, dilengkapinya peralatan
CONTOH ADVOKASI
ADVOKASI DUKUNGAN PENGENDALIAN TEMBAKAU DI PONDOK PESANTREN
PONDOK PESANTREN TEBU IRENG
PONDOK PESANTREN LIRBOYO
OUTPUT ADVOKASI
HASIL ADVOKASI MEDIA
https://kbr.id/berita/11-2019/upaya_perempuan_nahdlatul_ulama_melawan_rokok/101390.html
https://www.antaranews.com/berita/967554/kiai-dan-santri-ponpes-komitmen-dukung-peraturan-
kawasan-tanpa-rokok
https://semaranginside.com/ponpes-tebuireng-dan-fatayat-nu-minta-harga-rokok-dinaikkan/
https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/kyai-dan-santri-ponpes-lirboyo-kediri-dukung-
pengendalian-rokok/
https://www.cendananews.com/2019/07/kiai-dan-santri-di-jatim-dukung-aturan-area-bebas-rokok.htm
Dukungan Sosial, Kemitraan
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Menurut WHO, 1984
1. Advokasi (Advocacy)
outputnya adalah undang-undang, peraturan-peraturan, instruksi-instruksi yang mengikat
masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan
2. Dukungan social (Social support)
Sasarannya adalah tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan)
maupun informal (tokoh agama); agar mendapatkan dukungan dan menjembatani program
kesehatan dengan masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
ditujukan kepada masyarakat langsung; agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara kesehatan
DUKUNGAN SOSIAL
• Dukungan sosial, kadang juga disebut dengan mediasi, memiliki 2 strategi, yaitu :
- Bina suasana
- Kemitraan
• Dukungan sosial (Social support) adalah strategi dukungan sosial dalam bentuk kegiatan
untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal
BINA SUASANA
• Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan soisla yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
- Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di
mana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum)
memiliki opini yang positif terhadap perilaku tersebut.
• Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan
berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti : tokoh masyarakat, tokoh
agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa,
organisasi profesi pemerintah dan lain-lain.
- Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas pelaksana
Diberbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga desa)

TUJUAN BINA SUASANA


• Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat sebagai jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan.
- Mensosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat mau menerima dan
mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.
- Membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan.
• Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
Pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya,
• Sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di
berbagai tingkat (sasaran sekunder)
PENDEKATAN BINA SUASANA

KEMITRAAN
• Kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok,
atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas/tujuan tertentu.
• Kata kunci kemitraan:
- Kerjasama antara kelompok, organisasi, individu
- Bersama-sama mencapai tujuan
- Saling menanggung risiko dan keuntungan
• Dasar kemitraan:
- Kesamaan perhatian
- Saling mempercayai
- Tujuan yang jelas dan terukur
- Kesediaan untuk berkorban → waktu, tenaga, dsb
PRINSIP-PRINSIP KEMITRAAN
• Kesamaan (Equality)
• Keterbukaan (Transparency)
• Saling menguntungkan
KONSEP KEMITRAAN
• Input : Sumber daya yang dimiliki masing-masing unsur yang terjalin, seperti dana,
sistem informasi, teknologi dsb
• Proses : Kegiatan-kegiatan untuk membangun kemitraan, seperti seminar, workshop,
pelatihan, rapat, dll
• Output : Terbentuknya jaringan kerja/networking, aliansi, forum, dsb termasuk uraian
tugas dan fungsi masing-masing anggota (mitra)
• Outcome : Dampak dari kemitraan, peningkatan kesehatan masyarakat
Pertemuan 7
ADVOKASI, KEMITRAAN, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN Menurut WHO, 1984
1. Advokasi (Advocacy)
outputnya adalah undang-undang, peraturan-peraturan, instruksi-instruksi yang mengikat
masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan masalah kesehatan
2. Dukungan social (Social support)
Sasarannya adalah tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan) maupun
informal (tokoh agama); agar mendapatkan dukungan dan menjembatani program kesehatan
dengan masyarakat
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Ditujukan kepada masyarakat langsung; agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara kesehatan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

• Pemberdayaan masyarakat mengacu pada proses yang memungkinkan masyarakat untuk


meningkatkan kendali atas kehidupan mereka (WHO, 2009).
• Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat (Permenkes RI No. 65 Tahun 2013).
• “…merupakan suatu proses aktif, dimana sasaran/klien dan masyarakat yang diberdayakan harus
berperan serta aktif (berpartisipasi) dalam kegiatan dan program kesehatan.” (Permenkes RI No.
65 Tahun 2013)
CONTOH DI INDONESIA
1. Gerakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) 1970an-1980an
- Tim penggerak PKK mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 🡪 84.3% desa dan
kelurahan memiliki posyandu
- Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
- Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2006)
42,295 desa dan kelurahan di Indonesia (56.1%) telah memulai mewujudkan Desa dan
Kelurahan Siaga (2009)
PENDEKATAN DALAM KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Masyarakat ≠ obyek
Masyarakat = Subyek
Pendekatan pemberdayaan:

• Upaya harus terarah


• Mengikutsertakan masyarakat sasaran/dilakukan oleh masyarakat itu sendiri
• Menggunakan pendekatan kelompok
CIRI SESEORANG BERDAYA

• Kebebasan mobilitas: mampu pergi keluar rumah/wilayah tempat tinggal


• Kemampuan membeli komoditas “kecil”: mampu membeli kebutuhan sehari-hari
• Kemampuan membeli komoditas “besar”: mampu membeli barang-barang sekunder dan tersier
• Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga
• Kebebasan relative dari dominasi keluarga: contohnya, tidak ada larangan bekerja di luar rumah,
tidak ada yang mengambil barang miliknya tanpa ijin
• Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama pegawai pemerintah desa/kelurahan
• Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes
• Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga: memiliki rumah, tanah, asset produktif,
tabungan.
(Syahyuti 2006)
INDIKATOR HASIL PEMBERDAYAAN
1. INPUT → SDM, dana, bahan-bahan/alat-alat
2. PROSES → jumlah penyuluhan, frekuensi dan jenis pelatihan, jumlah tokoh masyarakat/kader
kesehatan yang telah diintervensi/dilatih, frekuensi pertemuan-pertemuan dengan masyarakat
3. OUTPUT → Jumlah UKBM, jumlah orang yang meningkat pengetahuan dan perilakunya,
jumlah anggota keluarga yang mempunyai usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga,
meningkatnya fasilitas-fasilitas umum
4. OUTCOME → menurunnya morbiditas, mortalitas, angka kelahiran, meningkatnya status gizi
DIMENSI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DIMENSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Menurut Jim Ife dan Frank Tegoriero (2008)

• Pengembangan Sosial
• Pengembangan Ekonomi
• Pengembangan Politik
• Pengembangan Budaya
• Pengembangan Lingkungan
• Pengembangan Personal/Spiritual
Keenam dimensi tersebut merupakan hal yang penting
Dalam kondisi tertentu, prioritas dimensi-dimensi tersebut bisa tidak setara
Contoh:

• Suatu masyarakat memiliki basis ekonomi yang kuat, partisipasi politik dan identitas budaya yang
baik
• Tetapi, memiliki pelayanan kemanusiaan yang kurang baik, lingkungan fisik buruk, dan tingkat
pengasingan tinggi
• Dalam hal ini, pengembangan lingkungan dan personal/spiritual akan menjadi prioritas
Menurut Margareth Ledwith
1. Pemberdayaan Personal
Pembelajaran, pengetahuan, kepercayaan diri, dan keterampilan
2. Aksi positif untuk memperkuat struktur kekuasaan
Pemberantasan kemiskinan, perbaikan kesehatan, ras, gender, ketidakmampuan/cacat, aspek-
aspek diskriminasi
3. Pengorganisasian komunitas/masyarakat
Menyangkut kualitas dan keefektifan kelompok komunitas; hubungan dengan pihak luar
4. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat/kelompok
Dimensi Keberhasilan Pemberdayaan Menurut UNICEF
1. Kesejahteraan
Sandang, papan, pangan, pendapatan, Pendidikan & kesehatan
2. Akses
• Kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaat sumber daya
• Sumber daya: waktu, tenaga, lahan, kredit, informasi, keterampilan, dsb
3. Kesadaran Kritis
• Kesenjangan bukan semata-mata kehendak Tuhan, melainkan diskriminasi yang
melembaga
• Masyarakat menyadari bahwa kesenjangan adalah bentukan sosial yang dapat dan harus
diubah
4. Partisipasi
• Masyarakat terlibat dalam berbagai Lembaga yang ada di dalamnya
• Masyarakat ikut andil dalam proses pengambilan keputusan, agar kepentingan
masyarakat tidak terabaikan
5. Kontrol
• Ikut memegang kendali terhadap sumber daya yang ada
• Masyarakat dapat mengelola sumber daya yang dimiliki
PARTISIPASI MASYARAKAT
PARTISIPASI

• Merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan


• Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial dalam rangka
meningkatkan ekonomi, social dan transformasi budaya
• “…bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena
alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam
keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan”
(Agus Purbathin Hadi, 2010)
DAMPAK PARTISIPASI

• Terhindar dari peluang terjadinya manipulasi 🡪 memperjelas apa yang sebenarnya dikehendaki
oleh masyarakat
• Memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan karena semakin banyak jumlah
mereka yang terlibat maka akan semakin baik
• Meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik masyarakat
TINGKATAN PARTISIPASI

(Prety, J., 1995)


PARTISIPASI PASIF/MANIPULATIF

• Merupakan bentuk partisipasi yang paling lemah


• Karakteristik:
1. Masyarakat hanya menerima pemberitahuan apa yang sedang terjadi
2. Tidak memperhatikan tanggapan masyarakat
3. Informasi terbatas pada kalangan professional di luar kelompok sasaran
PARTISIPASI INFORMATIF

• Partisipasi informatif
Masyarakat hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan, namun tidak terlibat dan mempengaruhi
proses keputusan
PARTISIPASI KONSULTATIF

• Partisipasi konsultatif
- Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, sedangkan orang luar mendengarkan
dan menganalisis masalah serta pemecahannya
- Belum ada peluang untuk pembuatan keputusan Bersama
- Para professional tidak berkewajiban menindaklanjuti
TINGKATAN PARTISIPASI INSENTIF

• Masyarakat melakukan suatu tindakan/memberikan korbanan/jasa untuk memperoleh imbalan


insentif berupa upah
• Masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran/eksperimen-eksperimen yang dilakukan
• Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan setelah insentif dihentikan
PARTISIPASI FUNGSIONAL

• Masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian dari proyek setelah menerima keputusan-
keputusan utama yang disepakati
• Pada awalnya masih tergantung kepada pihak luar, namun secara bertahap menunjukkan
kemandiriannya
PARTISIPASI INTERAKTIF

• Masyarakat berperan dalam proses analisis, perencanaan, pembentukan/penguatan kelembagaan


• Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol atas pelaksanaan keputusan mereka
• Memiliki andil dalam seluruh proses kegiatan/proyek
PARTISIPASI MANDIRI

• Masyarakat bebas mengambil inisiatif sendiri untuk mengubah sistem


• Mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan dan
dukungan teknis serta sumberdaya yang diperlukan
• Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan/atau digunakan
TAHAP-TAHAP PARTISIPASI

• Partisipasi dalam pengambilan keputusan


• Partisipasi dalam perencanaan kegiatan
• Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan
• Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan
• Partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan
JENJANG KESUKARELAAN PARTISIPASI
1. Spontan → motivasi intrinsik
2. Terinduksi → motivasi ekstrinsik
3. Tertekan oleh kebiasaan
4. Tertekan oleh alasan sosial-ekonomi
5. Tertekan oleh peraturan
SYARAT TUMBUHNYA PARTISIPASI
1. Kemauan
2. Kemampuan
3. Kesempatan
CIRI-CIRI PARTISIPASI
Seseorang dapat dikatakan berpartisipasi jika
1. Terlibat secara langsung dalam proses kegiatan
2. Memberikan tanggapan dan saran
3. Memberikan informasi
4. Membuat keputusan
5. Memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan
6. Merasakan manfaat dari hasil kegiatan

Anda mungkin juga menyukai