Anda di halaman 1dari 5

MANTAP MEMILIH CITA-CITA

Komponen Layanan : Layanan Dasar


Bidang bimbingan : Karir
Fungsi : Pemahaman
Tujuan : Setelah menyelesaikan kegiatan ini diharapkan:
1. Peserta didik mampu mengenali cita-cita untuk karirnya nanti.
2. Peserta didik dapat menentukan cita-cita untuk karirnya nanti

A. PENGERTIAN CITA-CITA
Pengertian cita-cita menurut KBBI adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu
ada dalam pikiran. Cita-cita ini berasal dari dalam diri sendiri ataupun berasal dari pengaruh
lingkungan sekitar. Apapun yang menjadi cita-cita anda, harus diwujudkan dengan semangat
yang tinggi dan usaha yang serius. Cita-cita dapat juga diartikan sebagai tujuan hidup atau
pedoman hidup. Berikut beberapa definisi mengenai tujuan dan pedoman hidup menurut
para ahli:
1. Ken Mcelroy
Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga
merupakan kunci mencapai kesuksesan.
2. Jemsly H dan Martiani H
Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis.
3. Yayasan Trisakti X

Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan,
ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik,
prosedur, anggaran serta penentuan program.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebuah cita-cita atau tujuan
hidup merupakan sesuatu yang ingin dicapai, berisi arahan tentang apa yang harus
dikerjakan dan kunci untuk mencapai kesuksesan.
Ada sebuah kutipan dari Buya Hamka yang berbunyi “kalau hidup sekedar hidup, babi di
hutanpun juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”. Kutipan ini bermakna
bahwa kita sebagai manusia harus mampu memaknai arti dari kehidupan ini, mampu
melakukan perencanaan yang matang, dan melakukan yang terbaik dalam setiap hal
sehingga pada akhirnya kita mampu meraih kebahagiaan. Seseorang dikatakan bahagia
ketika orang tersebut dapat mewujudkan apa yang ia cita-citakan. Cita-cita merupakan hal
penting yang harus dimiliki seseorang dalam menjalani kehidupannya. Ibarat sebuah
bangunan, cita-cita ini seperti desain yang menentukan bentuk, pola dan keindahan
bangunan tersebut. Desain ini juga menentukan material yang dibutuhkan, tahapan yang
harus dikerjakan serta estimasi waktu untuk menyelesaikannya. Tanpa desain yang benar
maka bangunan tersebut mustahil untuk dibuat. Begitu pula dengan kehidupan ini, cita-cita
memberikan desain yang jelas sehingga kita tahu harus pergi kemana, harus berbuat apa dan
tahu kapan harus melakukannya. Sebagai contoh ketika seseorang mempunyai cita-cita

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


untuk menjadi dosen, orang tersebut akan berusaha sedini mungkin untuk melengkapi
persyaratannya, belajar dengan tekun, aktif di organisasi, sering mengikuti pelatihan,
seminar dan diskusi, mengikuti perlombaan serta mengumpulkan informasi dan
memposisikan dirinya untuk selalu berada di lingkungan yang mendukung.
B. FAKTOR ATAU SUMBER CITA-CITA
Menentukan sebuah cita-cita bukan merupakan perkara yang mudah. Banyak orang yang
hingga dewasa masih bingung dengan apa yang menjadi cita-citanya. Bahkan tak sedikit
orang yang salah memilih cita-cita sehingga mereka kesulitan untuk meraihnya. Hal tersebut
terjadi karena apa yang mereka cita-citakan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Sebagai contoh ketika seseorang memilih untuk menjadi arsitektur, pilihan tersebut
seharusnya dipilih setelah melalui pemikiran yang matang, bukan hanya mengikuti ambisi
apalagi ikut-ikutan teman. Ada tahapan yang harus dilalui agar pilihan yang telah ditentukan
merupakan pilihan yang tepat. Akan lebih baik dalam menentukan cita-cita, kita menerapkan
konsep the right man on the right place. Dengan menerapkan konsep tersebut, tentunya apa
yang menjadi impian akan didukung oleh kemampuan/keahlian yang dimiliki sehingga
proses meraihnya pun menjadi lebih mudah. Untuk dapat menentukan cita-cita yang tepat,
terlebih dulu kita harus mengetahui faktor atau sumber cita-cita yang tepat, terlebih dahulu
kita harus mengetahui sumber cita-cita dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumber cita-cita merupakan asal munculnya keinginan untuk meraih sesuatu dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Sumber cita-cita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
X
1. Internal
Sumber cita-cita internal merupakan sumber cita-cita yang berasal dari dalam diri
seseorang. Sumber ini berkaitan dengan keinginan dan hal lain yang melekat dalam diri
seseorang. Sumber internal diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Minat dan bakat
Secara umum cita-cita seseorang lebih sering ditentukan oleh minat yang mereka
miliki. Minat merupakan ketertarikan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Seseorang yang telah memiliki minat yang kuat akan selalu berusaha untuk
mewujudkannya, tak peduli apakah ia mampu atau tidak. Minat akan memberikan
semangat yang luar biasa sehingga memacu seseorang untuk selalu bekerja keras dan
berusaha untuk meraihnya.
Selain minat, bakat juga mempengaruhi pilihan seseorang dalam menentukan cita-
citanya. Bakat atau keahlian merupakan kemahiran di suatu bidang tertentu. Keahlian
ini bisa didapat sejak lahir ataupun melalui proses panjang yang penuh dengan usaha.
Seseorang akan cenderung memilih cita-cita yang sesuai dengan keahlian yang ia
miliki. Sebagai contoh orang yang memiliki kemampuan menghitung dan
menggambar akan memilih menjadi arsitektur. Begitu pula apabila memiliki suara
yang merdu, akan memilih menjadi seorang penyanyi. Seseorang yang telah memiliki
keahlian tertentu akan lebih mudah untuk menentukan dan meraih apa yang ia

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


impikan. Tinggal bagaimana keahlian tersebut diubah menjadi suatu poin plus yang
menjadikannya berbeda atau lebih unggul dibanding dengan orang lain.
b. Pengalaman
Pengalaman yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi pilihannya. Semakin
banyak pengalaman seseorang akan semakin banyak pula pilihan impian yang ia
miliki. Sebagai contoh, ketika seseorang pernah mengikuti berbagai pelatihan,
seminar, perlombaan, dan organisasi, maka orang tersebut akan memiliki wawasan
yang luas sehingga memiliki banyak pilihan cita-cita. Akan tetapi, apabila seseorang
tidak memiliki pengalaman yang luas, maka pilihan cita-citanya pun menjadi sempit
dan terbatas pada apa yang ia ketahui.
2. Sumber eksternal
Selain sumber internal, ada juga yang berasal dari luar yaitu keluarga dan lingkungan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa sumber eksternal juga memberikan andil yang cukup
signifikan dalam proses menentukan cita-cita. Sumber eksternal ini berkaitan dengan
interaksi seseorang dengan lingkungannya dan kemampuan untuk merespon fenomena
yang terjadi di lingkungannya. Berikut penjelasannya:
a. Keluarga
Keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan impian seseorang.
Keluarga juga mempunyai andil yang besar dalam meraih cita-cita yang telah
ditentukan. Dukungan keluarga juga merupakan aspek yang sangat penting yang
X
menentukan keberhasilan seseorang. Dalam konteks pengaruhnya terhadap pilihan
cita-cita, keluarga memiliki peran yang cukup besar. Hal ini terjadi karena keluarga
memiliki kekuatan-kekuatan tertentu yang dapat memaksakan pilihan tertentu kepada
seseorang. Kekuatan itu diantaranya adalah kemampuan finansial, permintaan orang
tua, dan dukungan non finansial.
b. Lingkungan kehidupan
Faktor eksternal selanjutnya adalah lingkungan. Sama seperti keluarga, lingkungan
yang merupakan tempat seseorang tinggal juga berpengaruh pada pilihan seseorang
dalam menentukan cita-citanya. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa kondisi
geografis wilayah, lingkungan dari segi ekonomi sosial maupun budaya.
Faktor internal maupun eksternal yang merupakan sumber cita-cita, semuanya
mempunyai peran dalam memengaruhi pola pikir seseorang untuk menentukan cita-
citanya. Perihal faktor mana yang paling dominan, tergantung dari kemampuan
individu dalam merespon setiap hal yang terjadi di sekitarnya.
C. TIPS MEMILIH CITA-CITA
Setelah kita mengetahui sumber dan faktor-faktor yang mempengaruhi cita-cita, langkah
selanjutnya adalah bagaimana cara menentukan cita-cita secara tepat. Seperti yang telah
dibahas dibagian sebelumnya, bahwa banyak sekali orang yang gagal dalam meraih
impiannya karena berbagai hal, salah satunya adalah karena tidak mampu memahami

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI


kemampuan yang dimiliki. Secara lebih lanjut, berikut langkah-langkah yang dapat
dijadikan acuan dalam menentukan cita-cita, yaitu:
1. Kenali dirimu lebih jauh
Mengenali diri sendiri adalah langkah pertama yang sangat penting untuk
menentukan cita-cita. Langkah ini bertujuan untuk mengukur kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki, memahami potensi serta menyelaraskannya dengan minat yang dimiliki.
Mengenali diri sendiri menjadi sangat penting karena tahapan ini sangat menentukan
tahapan selanjutnya. Apabila kita berhasil memahami dan mengenali diri sendiri,
tentunya pilihan kita tentang apa yang menjadi cita-cita pun akan tepat dan sebaliknya.
Mengenali diri dapat dengan cara melihat track record pendidikan atau prestasi
akademik dan ilmu pengetahuan teknologi yang dimiliki.
Cara lain untuk mengenali diri sendiri yaitu bisa dengan meminta saran kepada
orang yang ahli seperti konsultan, guru BK, atau pihak lain yang relevan. Saran dan
masukan ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan masa depan anda.
Tetapi perlu diingat bahwa saran-saran tersebut harus diolah dan di analisis terlebih
dahulu. Jangan menjadikan saran sebagai sebuah keputusan tanpa adanya pertimbangan-
pertimbangan lain yang relevan. Sejatinya, yang mengetahui diri sendiri adalah kita
sendiri.
Selain meminta saran, pengalaman merupakan suatu hal yang pasti dimiliki oleh
setiap orang. Pengalaman ini apabila dikaji secara mendalam dapat berguna membantu
X
memahami dan mengenali potensi diri. Apabila pengalaman yang dimiliki banyak, maka
tentunya akan semakin komprehensif kajian atau review yang dilakukan sehingga
hasilnya pun lebih akurat. Untuk itu gunakanlah waktu luang dengan diisi oleh berbagai
kegiatan positif guna menambah pengalaman.
2. Evaluasi dan perbaiki
Setelah kita mampu mengenali diri sendiri dan melakukan serangkaian percobaan,
langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan memperbaiki. Evaluasi diri bisa melalui
memahami kelebihan dan kekurangan. Dalam tahap ini juga diperlukan proses
perenungan dan introspeksi diri sehingga kita dapat mengetahui kelemahan, kelebihan
untuk kemudian diperbaiki dan dijadikan landasan dalam menentukan cita-cita. Apabila
terdapat kesalahan, segera diperbaiki dan beralih ke pilihan yang lebih sesuai. Selain itu
evaluasi juga dapat dilakukan dengan meminta saran dari para ahli atau teman. Tahapan
evaluasi ini harus dilakukan secara matang karena tahap ini merupakan pertimbangan
akhir dalam menentukan cita-cita. Oleh karena itu, kedewasaan berpikir dan analisis
yang matang sangat diperlukan guna dapat memilih cita-cita yang berlandaskan pada
pertimbangan yang rasional.
3. Pilih dan yakini
a. Menetapkan cita-cita
Tahap akhir dalam proses menemukan cita-cita yaitu memilih dan meyakini. Setelah
memilih dan menentukan cita-cita, tentunya kita juga harus meyakini apa yang kita
MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI
pilih. Keyakinan yang kuat merupakan modal yang besar dalam meraih cita-cita.
Jangan ada keraguan sedikitpun. Apapun yang menjadi pilihan, harus senantiasa
diperjuangkan. Tentunya dibutuhkan komitmen yang kuat dan konsistensi dalam
setiap usaha untuk meraih impian kita. Intinya apapun yang menjadi pilihan, harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh, karena kesuksesan hanyalah mirik mereka yang
mau bekerja keras.
b. Saat yang tepat untuk menentukan cita-cita
Dalam menetapkan cita-cita tentunya harus mempertimbangkan juga usia anda. Hal
ini bertujuan agar anda tidak terlalu cepat atau terlalu lambat memutuskan apa yang
menjadi cita-cita anda. Apabila anda terlalu cepat memutuskan, kemungkinan besar
anda mengalami kegagalan. Kecuali jika anda telah memikirkannya secara matang
dan telah melakukan persiapan yang cukup. Akan tetapi biasanya keputusan yang
terlalu dini atau dilakukan pada usia dini hanya didasarkan pada emosi atau
keinginan belaka, tanpa mengetahui konsekuensinya serta tidak memiliki rencana
yang matang. Keputusan yang seperti ini cenderung berbuah kegagalan. Sebaliknya
apabila anda terlambat menentukan cita-cita, tentunya anda tidak akan mempunyai
waktu yang cukup untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan cita-cita diperlukan
proses dan perjuangan yang panjang dan menguras waktu, tenaga serta pikiran.
Bayangkan saja jika anda menentukan cita-cita diumur 40 tahun, tentu bisa dibilang
mustahil untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk
X
menentukan cita-cita adalah ketika anda berumur 18 – 23 tahun. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa diumur sekian, seseorang telah siap secara mental dan
telah memiliki pemikiran yang matang. Selain itu, diumur tersebut fisik anda masih
fit sehingga anda mempunyai energi dan semangat yang cukup untuk mewujudkan
cita-cita anda.

Sumber:
Saputra, imelda. (2010). Be a winner like me. Jakarta: PT Gramedia.

Evaluasi/Lembar Kerja
1. Jelaskan pengertian, sumber dan cara meraih cita-cita!
2. Apa cita-citamu? Dan mengapa memilih cita-cita tersebut!
3. Bagaimana langkah atau rencanamu dalam mewujudkan cita-cita tersebut!

MODUL BIMBINGAN KONSELING KELAS XI

Anda mungkin juga menyukai