Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERENCANAAN, TAHAPAN, TUGAS DAN KEMATANGAN KARIER

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Bimbingan dan konseling karir


Dosen Pengampu : Dr.Hj.Rina Rindanah,S.Ag, M.Pd

Disusun oleh :

Della Syahfitri :2284130042


Rosnia Dwi Rahayu :2284130051
Eryanti :2284140052
Fania Rahmawati :2284130056
Ira Amanda :2284130065

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematangan karir pada dasarnya merupakan suatu persepsi mengenai perkembangan karir
yang dialami oleh setiap individu. Perkembangan karir tersebut tentunya mengalami suatu
perbedaan yang disebabkan berbagai faktor-faktor dan keadaan psikologis pada setiap individu
itu. Hal tersebut juga sependapat bahwa kematangan karir merupakan faktor penting yang harus
dimiliki setiap individu, terutama pada peserta didik karena menyangkut dalam mempersiapkan
diri mereka ke dunia kerja.
Konstruksi kematangan karir ini mengklaim bahwa kematangan karir mewakili "tempat yang
dicapai pada kontinum pengembangan kejuruan dari eksplorasi hingga penurunan”. Berdasarkan
pemaparan tentang kematangan karir diatas maka Dapat disimpulkan bahwa kematangan karir
sebagai pemahaman diri dan kesadaran pada diri individu untuk merencanakan,
mempersiapkan,mengambil keputusan karir yang tepat, serta kesiapan mengenai berbagai
tantangan yang mungkin ditemui selama perjalanan hidup setiap individu sesuai dengan
kemampuannya.
Kematangan karir juga merupakan kesiapan kognitif dan afektif individu untuk mengatasi
tugas-tugas perkembangan yang dihadapkan kepadanya. Kesiapan kognitif terdiri dari
kemampuan mengambil keputusan dan wawasan mengenai dunia kerja. Dari beberapa pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan individu dalam mengusai tugas perkembangan karir
sesuai dengan tahap perkembangan karirnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMAHAMAN PERENCANAAN
Setiap orang pasti pernah melakukan perencanaan atau planning. Tanpa kita disadari, dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sudah sering membuat perencanaan. Contohnya yaitu:
ketika ingin tidur kita berencana besok ingin bangun pukul lima pagi, beribadah, mandi, sarapan
lalu ke kampus sama halnya dengan di dunia kerja atau organisasi, sudah pasti memiliki
perencanaan yang bahkan terkoordinasi dan dilakukan dengan baik. Mulai dengan perencanaan
harian dan menuliskannya di sebuah buku agar perencanaan berjalan dengan efektif. Agar
kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik, sangat diperlukan
adanya perencanaan.
Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan juga merupakan pedoman, atau petunjuk yang harus dituruti jika menginginkan
hasil yang baik. Dalam menyusun sebuah rencana, hal pertama yang harus dilakukan adalah,
harus mengutamakan pikiran kepada apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek dan
tujuan jangka panjang untuk pekerjaan serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Meramalkan sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik
dilihat dari aspek ekonomi, social, maupun lingkungan politik tempat bekerja.
Artinya perencanaan merupakan suatu proses menentukan apa yang kita inginkan atau
dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Lalu perencanaan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Rencana informal, Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
merupakan tujuan bersama.
2. Rencana formal merupakan rencana yang tertulis yang harus dilaksanakan suat organisasi
dalam jangka waktu tertentu.
Syarat syarat perencanaan yang baik dan benar yaitu :
1. Perencanaan harus masuk akal dan logis agar sesuai yang ingin kita capai lebih muda dan bisa
terarah.
2. Perencanaan juga harus nyata Agara mengetahui apakah suatu rencana jelas, nyata, dan
akurat.
3. Perencanaan harus sederhana dan supaya mudah dimengerti dan mudah diatur.
4. Membuat perencanaan harus fleksibel agar bisa mengambil keputusan dengan benar dan
membuat rencana tidak memakan waktu terlalu banyak.
5. Perencanaan harus ada manfaat agar bisa membantu seseorang untuk menjalankan tugas
secara efisien serta mencapai target yang diinginkan dan membantu mengurangi
ketidakpastian yang terjadi.

B. TAHAP PERKEMBANGAN
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, seseorang melewati tahap perkembangan
dengan berbagai tugas perkembangan yang berbeda-beda. Keberhasilan dalam menyelesaikan
tugas perkembangan dalam satu tahap dapat membantu tahap selanjutnya berjalan lancar dengan
apa yang harus dicapainya dengan melihat dari kematangan sosialnya. Jika perkembangan
berjalan dengan baik, seseorang akan menjalaninya dengan perasaan aman.
Memahami identitas diri dalam Perkembangan diperlukan sebagai langkah memberikan
landasan atas perkembangan psikososialnya serta relasi interpersonalnya. Hal ini berkaitan
dengan perkembangan dalam hal kematangan karirnya, yang dimana orientasinya lebih
mengarah pada remaja yang sedang memasuki tahap eksplorasi, yang seharusnya pada masa ini
remaja sudah mampu untuk merencanakan serta mengambil keputusan terkait perjalanan
kariernya. Kematangan karir sendiri memiliki maksud sebagai kemampuan individu dalam
menguasai tugas perkembangan karir nya yang ditandai dengan kesiapan kognitif dan kesiapan
afektif.
Tahap perkembangan karir seseorang sebetulnya sudah dimulai sejak usia dini, yaitu usia
kanak-kanak sampai usia tua. Memiliki tahapan dalam proses perkembangan karir yang dimana
dalam setiap fasenya memiliki ciri khas tersendiri. Menurut Super, merumuskan tahapan
mengenai perkembangan karir, antara lain:
a. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Ditandai dengan berkembangnya konsep diri yang dimiliki, meliputi potensi,sikap, minat
dan kebutuhan. Pada tahap ini dibagi juga menjadi beberapa sub tahap sebagai berikut :
 Fantasi, timbulnya rasa keingintahuan.
 Minat, timbulnya kesenangan.
 Kapasitas, bertambahnya tingkat kemampuan diri.
b. Tahap Eksplorasi ( Exprloration)
Disini Individu mulai berfikir mengenai pilihannya, yang dibagi menjadi beberapa fase,
yaitu :
 Fase Tentatif, pada fase ini individu masih labil mengenai keputusannya.
 Fase Transisi, pada fase ini secara realistis individu mulai bisa
mempertimbangkan pilihannya. Pada fase ini individu mulai menemukan profesi
yang sesuai dengan minatnya.
c. Tahap Pemantapan (Establlishment)
Pada fase ini individu memiliki semangat serta usaha yang tekun untuk memiliki
kemantapan akan pilihannya. Disini juga individu mulai berusaha dengan giat agar
tujuannya dapat tercapai.
d. Tahap Pembinaan (Maintenence)
Pada fase ini ndividu dapat memaknai, menyesuaikan diri dalam menikmati pekerjaan
atau sesuatu yang diminatinya.
e. Tahap Pemunduran (Decline)
Pada fase ini individu memulai untuk resign dari pekerjaan yang diminatinya untuk
memilih menikmati kehidupan barunya.

C. TUGAS PERKEMBANGAN
Wawasan mengenai karir dapat dipahami jika individu mampu mencapai tugas
perkembangannya dengan baik. Tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dilakukan,
dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu dalam tahap-tahap perkembangannya, agar
individu tersebut menjadi bahagia dan sebaliknya apabila seseorang tidak dapat menyelesaikan
tugas-tugas perkembangannya dalam batas periode perkembangan dengan baik, maka orang
tersebut akan merasa kurang bahagia dan mendapat kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas
(pola tingkah laku) untuk periode selanjutnya.
Salah satu tugas perkembangan dimasa remaja adalah mampu menyiapkan karir dalam
bidang ekonomi dengan sesuatu pekerjaan atau jabatan. Menunjang tercapainya tugas
perkembangan karir, maka sangat diperlukannya wawasan, keterampilan dan kemandirian siswa,
termasuk dalam ketercapaian tugas perkembangan karir individu tersebut.
Tugas perkembangan karir pada masa remaja ada dalam beberapa aspek yakni pengetahuan,
mencari informasi, sikap, perencanaan dan pengambilan keputusan serta keterampilan karir.
Maka penting sekali wawasan karir terkhusunya untuk remaja dalam masa depan karir yang
sesuai dengan minatnya. Berikut ini tahapan tugas perkembangan karir :
a. Kristalisasi (crystallization) : 14-18 tahun.
periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan vokasional
umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan,
minat, nilai, dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai. Kristalisasi dari
preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan ide-ide tentang
pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri.
Kristalisasi dari preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan
ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri. Hal ini juga mensyaratkan
perkembangan pekerjaan dan konsep diri yang akan membantu memediasi pilihan
vokasional yang bersifat sementara individu dengan cara pengambilan keputusan
pendidikan yang relevan.
Sementara tugas kristalisasi dapat terjadi pada semua usia, demikian juga semua
tugas perkembangan vokasional, paling biasanya terjadi selama 14-18 tahun. Individu
dalam proses ini mengembangkan dan merencanakan tujuan karier tentatifnya
berdasarkan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitar. Individu sudah beridentitas
vokasional melalui preferensi dari kelompok kerja dengan tingkat kemampuan tertentu.
b. Spesifikasi (specification): 18-21 tahun.
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju preferensi
vokasional yang spesifik. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit arah
karir umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan keputusan tersebut. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit arah
karir umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk
melaksanakan keputusan tersebut
c. Pelaksanaan (implementation): 21-25 tahun.
Tugas ketiga adalah pelaksanaan preferensi vokasional. Tugas ini mengharuskan
individu untuk menyelesaikan pendidikan/pelatihan dan mulai bekerja yang relevan.
Dibutuhkan sikap dan perilaku untuk panggilan tugas, pengakuan individu akan
kebutuhan “berguna” untuk merencanakan pelaksanaan preferensi dan pelaksanaan
rencana ini.
d. Stabilisasi (stabilization): 25-30 tahun.
Stabilisasi adalah tugas perkembangan karir yang keempat. Periode
mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan
penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat Perubahan
posisi individu selama periode stabilisasi ada, akan tetapi jarang terjadi perubahan
pekerjaan.
Tugas ini juga di artikan sebagai, fase yg dijalankan oleh perilaku menetap dalam
bidang pekerjaan dan penggunaan bakat seseorang sedemikian rupa untuk menunjukkan
kesesuaian keputusan karier buat sebelumnya. Hal ini bisa diduga bahwa perubahan
posisi individu selama periode stabilisasi ada tapi jarang perubahan pekerjaan. Sikap
yang diperlukan dan perilaku sangat serupa dengan tugas-tugas pelaksanaan dan
stabilisasi.
e. Mencoba dengan komitmen yang bersifat stabil (consolidating): 30-35.
Ditandai dengan berbagai dugaan tentang kurang memuaskannya lapangan
pekerjaan tertentu. Pada tahap ini kemungkinan perubahan terjadi satu atau dua bidang
pekerjaan dan biasanya diakhiri dengan ditemukannya satu bidang pekerjaan yang
mantap.

D. KEMATANGAN KARIR
Banyak orang yang mengira bahwa memilih karir berarti memilih atasan atau memilih jenis
pekerjaan yang disukai, namun kenyataannya memilih karir berarti lebih dari sekedar menerima
dan melakukan suatu pekerjaan tertentu. Setiap orang mempunyai karir masing-masing, baik
mempunyai pekerjaan yang dibayar atau tidak, karena arti sebenarnya dari karir adalah jalan
yang dipetakan oleh para pionir. Cara penerapan karir meliputi pemilihan dan bimbingan dimulai
dari kehidupan sendiri.
Sementara itu, pengertian karir adalah integrasi pekerjaan ke dalam kehidupan seseorang,
dengan mempertimbangkan perjalanan hidup mereka dan pengaruhnya terhadap aspek
kehidupan lainnya seperti psikologi, sosiologi dan ekonomi.
Kematangan karir adalah kesiapan individu dalam memilih karir dan membuat keputusan
karir yang sesuai dengan kehendak hati serta kecenderungan kepribadian dan tahap
perkembangan karirnya. Aspek kematangan karir ditinjau dari jenis kelamin. Aspek yang
pertama aspek perencanaan karir, pada aspek ini menyatakan bahwa perempuan tinggi nilainya
dibandingkan laki-laki. Aspek yang kedua, eksplorasi karir nilai perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.
Aspek yang ketiga pengetahuan karir perempuan mendapatkan nilai yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Aspek yang keempat pengetahuan di dunia kerja perempuan
mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pada aspek yang kelima, aspek
realisasi karir perempuan mendpatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Terdapatnya perbedaan kematangan karir antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada
hasil penelitian ini, membuktikan bahwa kematangan karir siswa perempuan lebih tinggi
dibanding kematangan karir siswa laki-laki. Beberapa penelitian sebelumnya mendukung hasil
penelitian ini dimana perempuan memiliki skor yang tinggi pada kematangan karir dibandingkan
laki-laki.
Penelitian lain juga menemukan bahwa terdapat perbedaan kematangan karir berdasarkan
jenis kelamin dimana siswa perempuan lebih matang dibanding dengan siswa lakilaki.
Perempuan lebih terbuka terhadap informasi dalam kaitannya dengan pengetahuan karir mereka.
Sementara itu, pengertian karir adalah integrasi pekerjaan ke dalam kehidupan seseorang, dengan
mempertimbangkan perjalanan hidup mereka dan pengaruhnya terhadap aspek kehidupan
lainnya seperti psikologi, sosiologi dan ekonomi. Berikut ini Aspek-aspek kematangan karir :
1. Career planning.
Kesadaran individu bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan karir,
serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. Dimensi ini mengukur tingkat
perencanaan melalui sikap terhadap masa depan. Individu memiliki kepercayaan diri,
kemampuan untuk dapat belajar dari pengalaman, menyadari bahwa dirinya harus
membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan, serta mempersiapkan diri untuk membuat
pilihan tersebut.
2. Career exploration.
Individu secara aktif menggunakan berbagai sumber untuk memperoleh informasi
mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan
khususnya. Dimensi ini mengukur terhadap sumber informasi. Individu berusaha untuk
memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta menggunakan kesempatan dari sumber
informasi yang berpotensial seperti orangtua, teman, guru, dan konselor.
3. World of word information.
Kemampuan untuk menggunakan informasi tentang karir yang dimiliki untuk
dirinya, serta mulai mengkristalisasikan pilihan pada bidang dan tingat pekerjaan tertentu.
Dimensi ini mengukur tentang jenis-jenis pekerjaan serta perannya dan mengetahui cara-
cara untuk memperoleh sukses dalam pekerjaan.
4. Career decision making
Individu mengetahui apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuat
pilihan pendidikan dan karir, kemudian membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan
minat dan kemampuan. Dimensi ini mengukur tentang cara pengambilan keputusan dan
kemandirian. Individu memiliki kemandirian dalam membuat pilihan pekerjaan yang
sesuai dengan minat dan kemampuan dan prinsip pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan.
Setelah aspek-aspek diatas tadi, ada pula cara mematangkan karir, sebagai berikut :
1. Rasa ingin tahu. Mengeksplorasi peluang belajar baru ditandai dengan mempertahankan
rasa ingin tahu, menunjukkan minat, mencoba aktivitas lama dengan cara berbeda dan
menikmati eksperimen.
2. Ketekunan. Ketika mencoba sesuatu yang baru, setiap orang menemui hambatan
(hambatan) yang berbeda-beda baik dari faktor internal maupun eksternal. Karena itulah
diperlukan sikap jangka panjang yang terus berusaha, meski sulit. Penting untuk
menghilangkan keraguan bahwa dia punya waktu proses pencarian.
3. Fleksibilitas. Banyak hal terjadi yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) dan tidak
dapat diprediksi (unpredictable). Fleksibilitas adalah kemampuan untuk memusatkan
perhatian pada hal-hal yang dapat dikendalikan, yaitu sikap kita terhadap keadaan
sesuatu, meskipun tidak seideal yang diharapkan.
4. Optimis (optimisme). Penting bagi masyarakat untuk mengembangkan sikap optimis
selama proses penelitian. Keyakinan ini melihat segala kemungkinan yang mungkin
terjadi untuk mencapai karir.
5. Bersedia mengambil risiko. Terkadang proses penelitian mengharuskan kita keluar dari
zona nyaman dengan risiko yang lebih besar. Keberanian mengambil resiko adalah
keberanian menghadapi ketidakpastian.
Perkembangan karir remaja dalam pencapaian kematangan karir dipengaruhi oleh banyak
factor. ada lima faktor yang mempengaruhi kematangan karir yaitu :
1. Faktor bio-sosial, yaitu informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan,
tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir berhubungan dengan
faktor bio- sosial seperti umur dan kecerdasan.
2. Faktor lingkungan, yaitu indeks kematangan karir individu berkorelasi dengan tingkat
pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulus budaya dan kohesivitas keluarga.
3. Faktor kepribadian, meliputi konsep diri, efikasi diri, fokus kendali, bakat khusus,
nilai/norma dan tujuan hidup.
4. Faktor vokasional, kematangan karir individu berkorelasi positif dengan aspirasi tingkat
kesesuaian aspirasi dan ekspektasi karir.
5. Faktor prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan, partisipasi di sekolah
dan luar sekolah.

BAB III
KESIMPULAN
Setiap orang pasti pernah melakukan perencanaan atau planning. Tanpa kita disadari,
dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita sudah sering membuat perencanaan. Contohnya
yaitu: ketika ingin tidur kita berencana besok ingin bangun pukul lima pagi, beribadah, mandi,
sarapan lalu ke kampus Sama halnya dengan di dunia kerja atau organisasi, sudah pasti memiliki
perencanaan yang bahkan terkoordinasi dan dilakukan dengan baik. Mulai dengan perencanaan
harian dan menuliskannya di sebuah buku agar perencanaan berjalan dengan efektif. Agar
kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan dapat berjalan dengan baik, sangat diperlukan
adanya perencanaan.
Selama proses pertumbuhan, perkembangan dan perencanaan atau planning, seseorang
melewati tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang berbeda-beda.
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan dalam satu tahap dapat membantu tahap
selanjutnya berjalan lancar dengan apa yang harus dicapainya dengan melihat dari kematangan
sosialnya. Jika perkembangan berjalan dengan baik, seseorang akan menjalaninya dengan
perasaan aman.
Banyak orang yang mengira bahwa memilih karir berarti memilih atasan atau memilih
jenis pekerjaan yang disukai, namun kenyataannya memilih karir berarti lebih dari sekedar
menerima dan melakukan suatu pekerjaan tertentu. Setiap orang mempunyai karir masing-
masing, baik mempunyai pekerjaan yang dibayar atau tidak, karena arti sebenarnya dari karir
adalah jalan yang dipetakan oleh para pionir. Tahap perkembangan karier seseorang sebetulnya
sudah dimulai sejak usia dini, yaitu usia kanak-kanak sampai usia tua. Memiliki tahapan dalam
proses perkembangan yang dimana dalam setiap fasenya memiliki ciri kahas tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Asiah, Violina, E. I., & Mawaddah, S. (2022). Konseling Karir. Purbalingga: Eurika Media
Aksara.

Hidayat, D. R., Cahyawulan, W., & Alfan, R. (2019). Karier, Teori dan Aplikasi Dalam
Dimbingan dan Konseling Komprehensif. Sukabumi: CV Jejak.

Prabowo, A. B., Nurhudaya, & Budiamin, A. (2018). Efektivitas Program Bimbingan Karir
Berbasis Teori Super untuk Mengembangkan Identitas Vokasional Remaja. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Konseling, 4, 14-24.

Taufiqurokhman. (2008). Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. Jakarta Pusat: Fakultas lmu
Sosial dan Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Anda mungkin juga menyukai