Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan

di Kabupaten Nagekeo. Berdasarkan hal tersebut maka upaya peningkatan

derajad kesehatan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dan dapat

dirasakan oleh seluruh masyarakat Nagekeo. Kecamatan Aesesa Selatan

merupakan bagian dari Kabupaten Nagekeo maka untuk turut serta

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dilaksanakan berbagai

program kesehatan dengan bertitik tolak pada permasalahan yang dihadapi.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan-

pelaksanaan program kesehatan UPTD Puskesmas Jawakisa dapat diketahui

dari indikator derajat kesehatan yaitu AKB, AKI, status gizi masyarakat

terjadinya KLB angka kesakitan oleh penyakit dan beberapa indicator

kesehatan lainnnya. Keseluruhan hasil pelaksanaan program kesehatan tahun

2018 terhimpun dalam laporan pencapaian program selama se-tahun.

Laporan ini adalah gambaran keadaan kesehatan suatu wilayah

merupakan sarana evaluasi dan pemantauan pencapaian program kesehatan

Tahun 2018. Secara umum pelaksanaan program kesehatan tahun 2018 telah

menujukan hasil yang cukup baik, hal ini nampak dari beberapa pencapaian

program yang mengalami peningkatan serta menurunnya kejadian penyakit.

Meskipun secara umum pelaksanaan pembangunan kesehatan sudah cukup baik

namun sangat disadari masih banyak kendala maupun kegagalan. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh terbatas sumber daya (tenaga, sarana prasarana serta

alokasi anggaran), motivasi kerja, masalah sosial budaya dan manajemen

kesehatan. Untuk dapat mengetahui situasi atau keadaan kesehatan di

Kecamatan Aesesa Selatan tahun 2018, maka disusunlah laporan pencapaian

kegiatan UPTD Puskesmas Jawakisa Tahun 2018 yang memuat data-data yang

berhubungan erat dengan bidang kesehatan. Sangat diharapkan setelah

membaca laporan ini, semua pihak dapat mengetahui dan ikut berpartisipasi

dalam penyampaian usul saran yang bersifat konstruktif untuk meningkatan

derajat kesehatan di UPTD Puskesmas Jawakisa.

1
B. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

1. Mengetahui gambaran umum situasi atau keadaan kesehatan UPTD

Puskesmas Jawakisa, Kecamatan Aesesa Selatan Tahun 2018,

2. Mengetahui hasil pencapaian program kesehatan UPTD Puskesmas

Jawakisa, Kecamatan Aesesa Selatan Tahun 2018.

3. Mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan program kesehatan UPTD

Puskesmas Jawakisa,Kecamatan Aesesa Selata Tahun 2018.

4. Tersedianya data-data kesehatan yang tersusun secara sistematis.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KESEHATAN TAHUN 2018

BAB I :

Pendahuluan.

Berisi tentang Latar Belakang, tujuan serta sistematika penyusunan laporan

pencapaian program tahun 2018.

BAB II :

Gambaran umum Kecamatan Aesesa Selatan,memuat tentang gambaran umum

kecamatan Aesesa Selatan tentang letak geografis, keadaan penduduk, sosial

ekonomi di kecamatan Aesesa Selatan.

BAB III :

Program kesehatan,memuat tentang program pokok yang direncanakan oleh

masing-masing program dijelaskan tentang tujuan, sasaran upaya-upaya yang

telah dilakukan mencapai target.

BAB IV :

Pencapaian program kesehatan,memuat tentang hasil pelaksanaan standar

pelayanan minimal bidang kesehatan antara lain meliputi gambaran tentang

derajat kesehatan keadaan lingkungan, keadaan prilaku masyarakat, upaya

kesehatan dan manajemen kesehatan.

2
BAB V :

Kesimpulan dan saran.

Memuat kesimpulan akhir pengkajian profil kesehatan UPTD Puskesmas

Jawakisa kecamatan Aesesa Selatan yang meliputi : keberhasilan dan masalah

umum yang dihadapai serta usul saran terhadap peningkatan kegiatan tahun

berikutnya.

Lampiran : tabel indikator kesehatan dan indikator pencapaian kinerja standar

pelayanan minimal bidang kesehatan.

3
GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS JAWAKISA

A. KEADAAN GEOGRAFIS UPTD PUSKESMAS JAWAKISA

UPTD Puskesmas Jawakisa terletak di Kecamatan Aesesa Selatan,

dengan luas tanah Puskesmas seluas 10.900 m dengan batas-batas sebagai

berikut :

- Utara : Berbatasan dengan Tanah milik Bapak Vinsensius Nuwa dan

Bapak Raimundus Pati

- Selatan : Berbatasan dengan tanah milik Bapak Simon Paru

- Timur : Berbatasan dengan tanah milik Bapak Vinsensius Nuwa dan Bapak

Simon Paru

- Barat : Berbatasan dengan tanah milik Bapak Simon Paru

Kecamatan Aesesa Selatan adalah seunit kecamatan baru yang

dibentuk dengan perda Ngada No.5 tahun 2004 yang diresmikan pada tanggal,

22 Desember 2006 dengan pusat kegiatan administrasinya berada di

Jawakisa yang sejak awal pembentukannya terdiri dari 5 Desa yakni : Desa

Tengatiba, Desa Langedhawe, Desa Renduteno, Desa Renduwawo dan Desa

Rendubutowe, dan pada Tahun 2010 terjadi pemekaran Desa yakni Desa

Wajomara dan Desa Rendu Tutubhada, sehingga sampai saat ini jumlah Desa

di Kecamatan Aesesa Selatan menjadi 7 Desa

Luas wilayah Kecamatan Aesesa Selatan : 71 Km² dengan batas wilayah :

 Sebelah utara dengan kecamatan Aesesa

 Sebelah selatan dengan kecamatan Boawae

 Sebelah timur dengan kecamatan Aesesa, Kec. Nangaroro dan Kec. Boawae

 Sebelah barat dengan kecamatan Kec. Boawae dan Kec. Aesesa

Gbr. O1. Peta Aesesa Selatan

Jumlah Penduduk Kecamatan Aesesa Selatan berdasarkan data Statistik Kabupaten

Nagekeo tahun 2018 sebanyak 6.938 jiwa dengan rincian :

4
NO DESA L P TOTAL

1 2 3 4 5
1 TENGATIBA 1.657 1.876 3.533
2 RENDUTENO 589 594 1,183
3 LANGEDHAWE 665 489 1,154
4 RENDU WAWO 587 497 1,084
5 RENDU BUTOWE 769 564 1,333
6 WAJOMARA 452 472 924
7 RENDUTUTUBHADA 671 585 1,256
3735 3203 6,938

Tbl. O1. Klafikasi Penduduk

Topografi kecamatan Aesesa Selatan adalah berbukit, lembah yang curam dan

terdapat banyak lahan tidur yang tandus sehingga ± 85 % daerahnya tidak

mempunyai sumber air bersih yang cukup. Di Kecamatan Aesesa Selatan dihuni oleh

satu suku besar yakni suku Redu yang didalamnya terdiri dari empat sub suku yakni :

Redu, Isa, Gaja dan Malawawo. Pada umumnya masyarakat di kecamatan Aesesa

Selatan ± 90 % bermata pencaharian bertani dan beternak dan sisanya baermata

pencaharian (tenun, pegawai, perbengkelan, pengusaha dll)

B. KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN

1. Ketenagaan.

Jenis dan jumlah sumber daya manusia di UPTD Puskesmas Jawakisa

tahun 2018 digambarkan dengan data ketenagaan menurut pendidikan,

dan penyebarannya adalah sebagai berikut :

STATUS KESPEGAWAIAN
NO PENDIDIKAN
PNS PTT CPNS THL SUK
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
1 DOK. UMUM 1 1
2 DOK GIGI
3 APOTEKER 1 0 1
4 FKM 1 5 6
5 S1 FARMASI
6 SMF
7 D3 FARMASI 1 1 2
S1
8 2 2
KEPERAWATAN/NERS
5
9 D4 KEPERAWATAN
10 D3 KEPERAWATAN 10 4 1 15
11 PERAWAT (SPK/SPRA) 2 2
12 BIDAN/P2B/BIDAN C 1 1
13 D3 KEBIDANAN 14 0 0 7 12 33
14 SPRG
15 D3 GIGI 2 1 3
16 SPPH
17 AKL 1 1
18 SMAK
19 D3 ANALIS KESEHATAN 2 1 2 5
20 PCP2
21 D3 GIZI 1 1 0 2
22 D3 REKAM MEDIS 1 1 2
23 D3 MANAJEMEN RS
D3 TEKNISI
24
ELEKTROMEDIS
D3 ANALIS DAN
25
FARMASI MAKANAN
26 D1 TRANSFUSI DARAH
27 D3 RADIOLOGI
28 D3 FISIOTRAPI
D3 REKFRASIONIS
29
OPTISION
30 PEKARYA KESEHATAN :
TENAGA NON
31 1 1
KESEHATAN
SD
SMP 0 1 1
SMA 0 1 1
T O T A L 38 1 0 15 25 79
Tbl. 02. Data ketenagaan

2. Sarana Kesehatan

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh

ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Jumlah dan jenis

sarana kesehatan di kecamatan Aesesa Selatan tediri dari 1 unit UPTD

Puskesmas Jawakisa Rawat Jalan,1 unit Pustu, 1 unit gedung KIA, 1 unit gedung

Laboratorium, 3 unit polindes dan 2 unit poskesdes, dengan kondisi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

6
KONDISI
TAHUN SARANA
NO SARANA LOKASI / DESA PENGADAAN/ KESEHATAN
DIBANGUN JML B RR RB

1 PUSKESMAS 2007 1

2 RUMAH DOKTER PUSKESMAS 1992 1

3 MESS PETUGAS PUSKESMAS 2010 2

4 GEDUNG KIA PUSKESMAS 2012 1

5 LABORATORIUM PUSKESMAS 2012 1

6 PUSTU RENDU BUTOWE 1992 1

7 POLINDES 3

RENDUWAWO 2006

RENDUTUTUBHADA 2006

RENDU TENO 2009

7 POSKESDES 2

LANGEDHAWE 2013

WAJOMARA 2018

8 PUSLING PUSKESMAS 1

9 MOTOR

RENDU TENO 1

PUSKESMAS 4 1

T O T A L

Tbl. 03. Sarana Kesehetan

kecamatan Aesesa Selatan, jumlah Posyandu ada 19 unit, balai posyandu permanen

ada 7 unit.

7
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan baik perorangan

maupun seluruh masyarakat di wilayah kerjanya dan turut serta melaksanakan

pembangunan di bidang kesehatan melalui program-program kesehatan. UPTD

Puskesmas Jawakisa didirikan pada tanggal, 22 Desember 2007 sesuai

keputusan Bupati Nagekeo Nomor 202/KEP/DINKES/2009 tentang

peningkatan status Puskesmas Pembantu Jawakisa menjadi puskesmas rawat

jalan, sebagai bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo juga turut

serta mendukung tercapainya Visi Nagekeo Sehat 2018 dengan Misi

pembangunan kesehatan di Kabupaten Nagekeo adalah :

 Meningkatkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang bermutu serta

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat melalui pemberdayaan UPT dan

badan/lembaga kesehatan lainnya

 Meningkatnya kemitraan dengan lintas sektor, swasta, LSM dan

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sehingga

terwujudnya pola hidup bersih dan sehat di Kabupaten Nagekeo

Evaluasi terhadap kinerja pembangunan kesehatan perlu dilakukan baik

keberhasilan maupun kegagalan. Di bidang kesehatan ada beberapa indikator

yang menggambarkan nilai pencapaian atas pelaksanaan pembangunan

kesehatan yaitu indikator derajat kesehatan masyarakat.

A. Tujuan Pembanguan Kesehatan yang Telah Dirumuskan Dalam Perencanaan

Strategis Pembangunan Kesehatan Kabupaten Nagekeo adalah :

1. Tujuan umum :

 Optimalnya pemanfaatan fasilitas kesehatan dan pelayanan

kesehatan

 Menurunnya kejadian dan kematian akibat penyakit menular

 Meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

khususnya pembiayaan kesehatan secara prabayar oleh

masyarakat dan posyandu

 Meningkatnya sumber daya kesehatan

8
2. Tujuan Khusus :

 Menurunnya angka kematian bayi dan ibu

 Meningkatnya kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan

 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan paripurna

 Menurunnya kejadian penyakit menular yang berpotensi wabah

 Menurunnya kejadian penyakit endemis

 Meningkatnya kepesertaan BPJS

 Meningkatnya sumber daya kesehatan

B. Sasaran

Pelaksanaan pembangunan kesehatan kecamatan Aesesa Selatan tahun 2018

diarahkan pada sasaran utama sebagai berikut :

 Kelompok resiko kesehatan seperti : bayi, balita, remaja, WUS,

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan usia lanjut

 Kelompok keluarga miskin

 Institusi pendidikan dan institusi lain

 Sarana pelayanan kesehatan (Pustu, Polindes)

 Program penyuluhan kesehatan masyarakat

 Program pembangunan kesehatan

C. Prioritas Program Pembangunan Kesehatan yaitu :

 Program peningkatan kesehatan keluarga ibu dan anak serta

perbaikan gizi keluarga

 Program pelayanan kesehatan dasar dan pembinaan kesehatan

lingkungan

 Program pencegahan dan pemberantasan penyakit

9
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat UPTD

Puskesmas Jawakisa dapat dilihat dengan menggunakan indikator Angka

Kematian ( Mortalitas), Angka Kesakitan dan Status Gizi masyarakat .

A. ANGKA KEMATIAN

Selain menggambarkan situasi kesehatan masyarakat angka kematian

juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan

kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada

umumnya dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi yang terdapat pada fasilitas pelayanan kesehatan

UPTD Puskesmas Jawakisa tahun 2018, dapat di lihat pada tabel dibawah ini ;

Rendubutow
Langedhawe

Renduwawo

Tutubadha
Renduteno

Wajomara
Tengatiba

NO ELEMEN DATA TOTAL

L P L P L P L P L P L P L P L P

1 Lahir Mati - - - - - - - - - - - - - 1
1 -

2 IUFD - - - - - - - - - - - - 1 -
- 1

Kematian
3 Perinatal(<7hr) - - - 1 - - 1 - - - - - - 1
- 1
dengan BBLR
Tbl. 04. Angka Kematian

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Pada tahun 2018 tidak ada kasus kematian ibu maternal di UPTD Puskesmas

Jawakisa.

B. ANGKA KESAKITAN
10
Angka kesakitan penduduk di dapat dari jumlah kunjungan pasien

selama tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jawakisa.

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN


UPTD PUSKESMAS JAWAKISA

JENIS L P JUMLA

KUNJUNGAN H

Tunai 201 327 528

Jamkesmas 211 321 532

TOTAL 1060

1. Penyakit TB Paru

Penemuan tersangka ( suspect) di UPTD Puskesmas Jawakisa selama tahun

2018 sebanyak 9 suspek, dari 9 suspek ditemukan 6 penderita dengan

BTA(+) dan satu minggu menjalankan pengobatan dengan OAT. Dari angka

di atas kami menyadari masih rendahnya angka penemuan penderita dari

target tahunan dan kurangnya fasilitas di ruangan laboratorium yang belum

memenuhi standar.

2. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan

melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti dengan kegiatan

surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok

umur < 15 tahun. Sejak tahun 2007 sampai sekarang tidak ditemukan kasus

AFP di UPTD Puskesmas Jawakisa.

3. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ( ISPA)

ISPA merupakan jenis penyakit yang sering ditemukan di UPTD Puskesmas

Jawakisa. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pasien penderita ISPA pada

tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jawakisa sebanyak 326 orang dan semua

penderita ditangani.

4. Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS

11
Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan

merupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah

menunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai

upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya

mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnya komunikasi

antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi

di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan

meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan ternyata secara

simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap

HIV/AIDS, dan pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Jawakisa

terjadi 2 kasus.

5. Penyakit Demam Berdarah (DBD)

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat ini telah menyebar luas ke

seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka

kesakitan dan angka kematian yang relatif tinggi. Selama tahun 2018

ditemukan 4 Kasus DBD di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jawakisa.

6. Penyakit Diare

Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi

dan balita di Indonesia. Jumlah kasus Diare di UPTD Puskesmas Jawakisa

pada tahun 2018 sebanyak 95 kasus. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi penyakit diare adalah kebiasaan masyarakat yang tidak

berPHBS.

7. Angka Kesakitan Malaria

Penyakit Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah

kesehatan utama di UPTD Puskesmas Jawakisa. Namun pada Tahun 2018

di UPTD Puskesmas Jawakisa tidak ditemukan kasusus tersebut.

8. Penyakit Filaria

Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria.

Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian secara langsung namun

gejala akut yang berulang dan gejala kronis yang menetap sangat

menurunkan kualitas sumber daya manusia dan produktifitasnya,

sedangkan penderita elefansiasis merupakan beban keluarga, masyarakat

12
dan negara. Di wilayah Kecamatan Aesesa Selatan tidak termasuk daerah

endemis filaria. Namun pemerintah mencanangkan pengobatan masal dalam

rangka pencegahan filaria selama lima tahun dan pada tahun 2018 total

sasaran yang mendapat pengobatan filaria sebanyak 5467 sasaran.

9. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Sejak diperluasnya program Imunisasi menjadi program pengembangan

Imunisasi sejak tahun 1977, berbagai Penyakit Menular yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) sudah dapat ditekan, walaupun demikian

cakupan imunisasi harus tetap dipertahankan tinggi dan merata untuk

mencegah letusan KLB PD3I. Untuk itu imunisasi perlu disertai dengan

upaya surveilans epidemiologi agar terjadinya peningkatan kasus penyakit

atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi.

Pada tahun 2018 kasus penyakit PD3I (Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak,

Polio dan Hepatitis B) tidak ditemukan.

10. Penyakit dengan gigitan hewan penular rabies

Menurut WHO (2005) sedikitnya 55.000 orang di dunia meninggal karena

rabies setiap tahun (1 orang tiap 10 menit).

Di NTT (Flores dan Lembata) 43.363 orang menderita kasus gigitan anjing

dan 252 orang meninggal dunia pada tahun 1997 – 2013

Di Kecamatan Aesesa Selatan pada tahun 2018 terjadi 42 gigitan hewan

penular rabies dan 8 gigitan berasal dari luar wilayah kecamatan Aesesa

Selatan sehingga jumlah seluruh 50 gigitan, dari 50 gigitan tidak ada kasus

gigitan yang dinyatakan positif rabies. Semua kasus gigitan datang

berobat ke UPTD Puskesmas Jawakisa.

C. KEADAAN STATUS GIZI

Status gizi balita, status gizi wanita usia subur , Anemia gizi besi pada

ibu dan pekerja wanita, dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Status Gizi Balita

Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan

tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Massa Index (BMI) atau yang

dikenal dengan index Berat Badan adalah salah satu teknik yang digunakan

dalam penilaian status gizi Balita . Untuk memperoleh nilai BMI dilakukan

13
dengan pengukuran tubuh(BB, TB) atau anthropometri untuk dibandingkan

dengan umur, misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang paling sering digunakan

adalah indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Adapun hasil perhitungan

yang diperoleh dikategorikan ke dalam 4 kelompok yaitu: gizi lebih (z-score >

+2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD

sampai –3 SD); dan gizi buruk (z-score < -3SD).

Jumlah balita di UPTD Puskesmas Jawakisa pada bulan januari s/d

desember 2018 adalah 718. Bayi/Balita yang ditimbang keadaan Desember

Tahun 2018 : 625, balita Gizi Baik 574, balita gizi kurang 40 dan 1 balita

gizi buruk

BAB V

14
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai

tujuan dari pembangunan kesehatan, telah dilakukan upaya pelayanan

kesehatan masyarakat melalui berbagai pelayanan kesehatan dasar yang

dilaksanakan di fasilitas sarana kesehatan yang ada.

UPTD Puskesmas Jawakisa melaksanakan program-program kesehatan

dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan ,meningkatkan kesadaran

masyarakat, menjamin ketersediaan sarana prasana kesehatan, menurunnya

angka kematian, menurunnya angka kesakitan serta berbagai upaya lainnya

yang diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Berikut ini akan

disajikan cakupan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Jawakisa

kecamatan Aesesa Selatan tahun 2018.

A. KEGIATAN DALAM GEDUNG (RAWAT JALAN)

 Jumlah kunjungan Rawat Jalan : 3481 orang, dengan rincian

Yang terdiri dari :

 Kunjungan KIS / Jamkesmas : 1. 553 orang

 Umum : 1. 061 orang

Dari hasil kunjungan ditemukan 10 penyakit terbanyak pada tahun 2018 yakni :

NO PENYAKIT Jumlah Kasus


1 ISPA   409

2 HYPERTENSI   110

3 DISPEPSIA   86
4 MIALGIA   62

5 VULNUS   61

6 DIARE   27

7 ARTALGIA   24

8 CEPALGIA   14

9 DERMATITIS   11

10 BPH   7

Berdasarkan status penyakit diatas, maka pemakaian obat-obatan terbanyak pada

UPTD Puskesmas Jawakisa antara lain :

15
PCT 20472

84925
AMOX

CTM 18988

GG 16600

Vit. C 32482

Antasida 8519

Dexa 7470

Vit. Bc 29477

Asmef 19256

Sf 20.636

NaDic 1261

kalk 2370

B. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Dewasa ini masalah kesehatan di Indonesia masih merupakan tantangan

besar, dan banyak diantaranya yang menjadi masalah kesehatan prioritas.

Salah satu dari berbagai masalah kesehatan tersebut adalah masalah

kesehatan keluarga. Oleh karena itu pelaksanaan program kesehatan keluarga

yang meliputi program-program yang mengelola upaya kesehatan masyarakat

sepanjang siklus kehidupan manusia, yaitu sejak janin didalam kandungan,

masa balita, usia sekolah, usia subur dan usia lanjut harus terus dilaksanakan.

Di UPTD Puskesmas Jawakisa pelaksanaan pelayanan kesehatan selama tahun

2018 meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan

bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa

berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan

masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

2. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan,


16
dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa

kehamilannya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1

dan K4 Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil

merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan

pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah

mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit

empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada

trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Indikator ini

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam

melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui

penyediaan pelayanan antenatal. Untuk UPTD Puskesmas Jawakisa

jumlah kunjungan K1 pada tahun 2018 sebanyak 128 ibu hamil. Sedangkan

jumlah K4 seluruh sebanyak 126, ibu hamil yang melakukan kunjungan K4.

a. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi

kebidanan

UPTD Puskesmas Jawakisa pada Tahun 2018 tidak ada kematian ibu

karena semua persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).

b. Kunjungan Neonatus (KN2)

Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan

golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,

petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi

juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan KN 3

(lengkap) di UPTD Puskesmas Jawakisa pada tahun 2018 sebanyak

139 orang dari seluruh neonates.

c. Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi pada UPTD Puskesmas Jawakisa di tahun

2018 adalah sebesar 139 bayi.

17
d. Pelayanan Keluarga Berencana

Berdasarkan data yang dikumpulkan pada tahun 2018 Jumlah

pasangan usia subur (PUS) di UPTD Puskesmas Jawakisa sebanyak

1794 PUS.

Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif

adalah IUD 10 orang , MOP/MOW 46 orang , Implant 66 orang,

suntik 61 orang, pil 17 orang, dan kondom 4 orang.

e. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya

merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah

mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan

dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut

dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap

penularan

PD3I Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali),

Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan

melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di UPTD Puskesmas

Jawakisa pada tahun 2018 adalah :

f. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Usia lanjut merupakan salah satu kelompok rawan dalam keluarga

selain ibu dan anak, karena kepekaan dan kerentanannya yang tinggi

18
terhadap gangguan kesehatan. Dengan demikian kelompok usia lanjut

menjadi komponen dan sasaran perhatian dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga. Pelayanan kesehatan usila di UPTD Puskesmas

Jawakisa telah dilakukan disemua desa. Adapun jumlah usila yang ada

di UPTD Puskesmas Jawakisa secara keseluruhan dari 7 desa yang

ada berjumlah 1. 448 orang.

B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk

menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa

permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah

kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan

yodium, dan anemia zat besi

1.Pemantauan Pertumbuhan Balita

Pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan

penimbangan yang dilaksanakan secara rutin di posyandu setiap bulan. Jumlah

seluruh balita yang ada di UPTD Puskesmas Jawakisa yaitu sebanyak 612

orang, yang datang ke posyandu untuk ditimbang sebanyak 610 dengan hasil

penimbangan jumlah balita dengan berat badan naik sebanyak 381.

2.Pemberian Kapsul Vitamin A

Pemberian kapsul vitamin untuk anak balita dilakukan 2 kali yaitu pada

bulan Februari dan Agustus . Pada tahun 2018 usia 6 – 11 bln yang mendapat

Vit A sebanyak 144 balita, dan yang usia 12 – 60 yang mendapat Vit A

sebanyak 1107 balita

C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya

peningkatan kualitas lingkungan, melalui pemantauan dan pembinaan kesehatan

lingkungan pada institusi, Tempat-tempat Pengolahan Makanan (TPM), Tempat-

tempat umum (TTU) Perumahan,akses air bersih serta penggunaan jamban sehat.

1. Rumah Sehat

Salah satu indikator untuk mengukur kondisi lingkungan sehat adalah

perumahan sehat. Pada tahun 2018 dari 1135 unit, sebanyak 727 unit rumah

19
yang telah dilakukan pemeriksaan dan hasilnya sebanyak 377 unit rumah

termasuk dalam kategori rumah sehat.

2. Tempat-Tempat Umum (TTU)

Selain perumahan, berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan juga

dilakukan, melalui pemantauan dan pembinaan kesehatan lingkungan pada

institusi, Tempat-tempat Pengolahan Makanan (TPM), Tempat-tempat umum

(TTU), serta penyediaan fasilitas sanitasi dasar. UPTD Puskesmas Jawakisa

pada tahun 2018 sebanyak 29 TTU dan yang diperiksa dan yang memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 20 TTU.

3. Keluarga Memiliki Akses Air Bersih

Dari hasil laporan Seksi Kesehatan Lingkungan bahwa cakupan air bersih

tahun 2018 diketahui dari seluruh jumlah sarana air bersih yang ada sebanyak

254 SAB.

D. PRILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Pengembangan UKBM

Partisipasi aktif masyarakat di bidang kesehatan ditandai dengan makin

berkembangnya dalam jumlah dan mutu Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat

atau dikenal dengan istilah UKBM. Ada 2 jenis UKBM, pertama yang berfungsi

utama sebagai pelayanan kesehatan masyarakat dan yang kedua UKBM yang

berfungsi utama sebagai kelompok potensial bergerak di bidang kesehatan.

UPTD Puskesmas Jawakisa terdapat beberapa UKBM yang berfungsi utama

sebagai pelayanan kesehatan antara lain Posyandu Balita dan Usaha Kesehatan

Sekolah.

Tingkat kemandirian Posyandu dengan tingkat stratanya pratama

berjumlah 0 unit, tingkat madya 19 dan tidak memiliki posyandu tingkat

purnama dan mandiri, sehingga jumlah total posyandu berjumlah 19 unit dengan

100 % posyandu aktif ditahun 2018.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Berdasarkan data dari hasil survei PHBS UPTD Puskesmas Jawakisa

Tahun 2018 adalah dari jumlah keluarga yang dipantau sebanyak 1298 RT yang

20
ber PHBS sudah mencapai 920 RT. Profil UPTD Puskesmas Jawakisa 2018

Beberapa indikator yang menjadi dasar penilaian yaitu perilaku tidak merokok,

persalinan oleh Nakes/pemeriksaan kehamilan, imunisasi, penimbangan balita,

sarapan pagi, kepesertaan dana sehat, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan

menggosok gigi, olah raga, sarana air bersih, jamban, tempat sampah, sarana

pembuangan air limbah, ventilasi rumah, kepadatan rumah dan lantai rumah.

3. Desa Siaga

Dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

574/Menkes/SK/IV/2000 telah ditetapkan Visi Pembangunan Kesehatan

Indonesia Sehat 2010. Visi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2010

bangsa indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, berprilaku hidup bersih dan

sehat serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil

dan merata, sehingga memiliki derajad kesehatan yang setinggi-tingginya.

Inti kegitan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau

dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya

diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi

(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa

proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Untuk menuju

desa siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumber daya masyarakat yang ada

dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Siap –Antar

Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal pengembangan menuju Desa

Siaga. Dengan demikian, mengubah Desa Menjadi Desa Siaga akan lebih cepat

bila di desa tersebut telah ada berbagai UKBM.

A. Tujuan Desa Siaga

Tujuan Umum

terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Tujuan Khusus

 Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang

pentingnya kesehatan.

21
 Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa

terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan (bencana, wabah, kegawatdaruratan dan sebagainya).

 Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup

bersih dan sehat.

 Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

 Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

B. Sasaran pengembangan Desa Siaga

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan desa siaga

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

 Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu

melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap

permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

 Pihak – pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku

individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi

perubahanperilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk

tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader desa, serta petugas

kesehatan.

 Pihak – pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan,

peraturan perundang – undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain – lain,

seperti kepala desa, camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur,

dan pemangku kepentingan lainnya.

Dengan demikian laporan Desa Siaga di UPTD Puskesmas Jawakisa tahun 2018

hasilnya Strata Pratama 2, Strata Madya 3, Strata Purnama 0, Strata

Mandiri 0.

BAB VI

PENUTUP

22
Demikian penyajian profil UPTD Puskesmas Jawakisa tahun 2018 . Kami

sangat menyadari kekuranga, kekeliruan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan

tersebut baik kegiatan dalam gedung maupun diluar gedung.

Sebagai unit puskesmas yang berada di ibukota kecamatan kami sangat

menyadari betapa pentingnya arti unit pelayanan yang berkualitas dan

profesional. Karena itu dengan segenap keterbatasan sarana dan prasarana

maka kami berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat. Namun begitu banyak harapan yang belum tercapai. Semoga atas

bimbingan baik secara teknis maupun fungsional dari Dinas Kesehatan dan

unsur terkait untuk dapat kami wujudkan di masyarakat Aesesa Selatan.

Demikian penyajian Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Jawakisa tahun

2018, dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pengelola program

UPTD Puskesmas Jawakisa yang telah membantu dalam mempersiapkan data

dan penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2018 ini. Semoga Profil Kesehatan ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jawakisa, 28 Februari 2018

Kepala UPTD Puskesmas Jawakisa

MAGUS HILARIUS
NIP.19631231 200012 1 029

23
PROFIL PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS JAWAKISA


TAHUN 2018

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai