Anda di halaman 1dari 3

SIKLUS HIDUP PRODUK

“OVO”

A. FASE PENGENALAN
OVO merupakan sebuah nama dari aplikasi digital payment yang dibuat oleh
PT. Visionet Data Internasional, serta merupakan bagian dari LIPPO GROUP.
OVO (PT. Visionet Data Internasional) adalah sebuah startup fintech (finance
technology) yang membangun platform digital untuk menyederhanakan dan
memudahkan konsumen dengan memberikan hadiah dan transaksi luar biasa
melalui banyak mitra dagang, pembayaran sederhana dan layanan keuangan
pintar.
Pertama kali didirikan pada Maret 2017 dan berada dinaungan PT Visionet
Data Internasional. Pada awalnya Ovo menjalin kerjasama dengan perusahaan
Lippo lainnya seperti Hypermart dan juga RS Siloam. Walau demikian Ovo
memang dirancang untuk menjadi open platform. OVO dibuat untuk memenuhi
kebutuhan pembayaran transaksi secara digital payment, dimana hal tersebut
karena pada sekitar tahun 2015 sedang maraknya e-commerce bermunculan
dan memiliki pasar yang sangat baik.

Gambar 1. Halaman depan aplikasi OVO

Pada awal pengenalannya kepada masyarakat, OVO datang dengan


berbagai promo dan program-program yang menarik animo masyarakat untuk
menggunakan OVO sebagai sistem pembayaran mereka. Promo tersebut adalah
cashback-cashback yang didapat apabila melakukan transaksi menggunakan
aplikasi OVO di merchant rekanan yang telah bermitra atau bekerja sama
dengan OVO. Dengan program tersebut, para pengguna akan mendapatkan
cashback berupa OVO Point dan OVO Point tersebut dapat digunakan kembali
untuk melakukan berbagai transaksi, namun tidak dapat untuk diuangkan atau
dilakukan transfer ke bank maupun akun OVO lain.

B. FASE PERTUMBUHAN
Setelah animo masyarakat yang besar dan berbondong-bondong
menggunakan aplikasi OVO sebagai digital payment mereka. OVO mulai
merebahkan sayapnya lebih lebar lagi untuk tetap menjadi pilihan utama dompet
digital masyarakat dengan menggaet beberapa mitra bisnis dari perusahaan lain.
Pada Juli 2018, OVO mengumumkan kemitraan strategis dengan beberapa
perusahaan penting sekaligus di Indonesia. Perusahaan yang digandeng, antara
lain Bank Mandiri, Alfamart, Grab, dan Moka. Kemitraan baru ini menjadikan
OVO sebagai platform pembayaran dengan penerimaan terluas di Indonesia.
Untuk memperluas basis penggunanya, OVO juga mengumumkan kerja
sama dengan platform belanja online Tokopedia pada bulan November.
Tokopedia resmi menggandeng OVO sebagai digital payment pengganti
Tokocash. OVO menambahkan 80 juta pengguna aktif bulanan Tokopedia ke
dalam 60 juta basis pengguna OVO. Berbagai kemitraan tersebut membuat
pengguna Ovo meningkat drastis. Pada bulan Oktober dan November 2018,
diklaim OVO bertumbuh dalam jumlah merchant dengan pangsa lebih dari 70
persen. Saat ini OVO telah hadir pada 303 kota di Indonesia. Pencapaian ini
menegaskan peran OVO sebagai solusi inklusi keuangan di mana saja. OVO
telah menjangkau Sabang hingga Merauke dengan 77 persen pengguna OVO
berada di luar Jabodetabek.

C. FASE KEDEWASAAN
Kini usia OVO baru menginjak sekitar 4 tahun sebagai aplikasi pembayaran
digital. Sebuah fakta menakjubkan yang diperlihatkan oleh OVO adalah pada
tahun 2018 merujuk pada laporan CB Insights yang bertajuk The Global Unicorn
Club, OVO disebut memiliki valuasi 2,9 milyar USD atau setara dengan Rp. 40,6
trilyun. CB Insight menyebut, Ovo berhasil mencapai angka tersebut sejak 14
Maret 2018 lalu. Dengan hal tersebut menjadikan OVO sebagai 1 dari 5 aplikasi
digital Indonesia yang menjadi Unicorn, bergabung dengan Go-Jek, Tokopedia,
Traveloka, dan Bukalapak yang telah mendahului OVO menjadi bagian dari
Unicorn Club.
Perkembangan yang sangat eksponensial pada OVO membuatnya menjadi
salah satu raksasa aplikasi berbasis digital dengan hanya kurun waktu 1-2 tahun
sejak pertama kali diresmikan pada tahun 2017. Bukan hanya itu, OVO juga
sudah masuk ke layanan finansial, tepatnya pinjaman, investasi dan asuransi.
Layanan pinjaman ini dinamakan OVO Paylater yang dihadirkan melalui Taralite
(PT Indonusa Bara Sejahtera), suatu layanan P2P yang diakuisisi oleh OVO
pada tahun 2019.
D. FASE PENURUNAN
Setelah melewati beberapa tahun kesenangan, beberapa waktu belakangan
ini OVO mendapatkan banyak komplain dari para penggunanya dikarenakan
banyaknya masalah yang sering terjadi saat menggunakan aplikasi OVO. Bukan
hanya itu, saat ini OVO sudah tidak menjadi partner priotas pembayaran pada
Tokopedia, karena Tokopedia sudah melakukan merger dengan Go-Jek dan
menggunakan Go-pay sebagai metode pembayaran utama pada aplikasi
Tokopedia.
Namun, hal tersebut tidak membuat OVO melemah dan tertinggal. Dengan
banyaknya masukan-masukan dari para penggunanya OVO mulai membenahi
Kembali dirinya, mulai dari teknis maupun promosi dan event-event yang mereka
adakan. Selain itu, sering terdengar rumor bahwa OVO akan segera melakukan
merger dengan Grab. Mengapa demikian? Karena di bulan Oktober 2021, Grab
meningkatkan kepemilikannya di OVO membeli saham OVO dari Tokopedia dan
Lippo Group. Kepemilikan Grab dilaporkan sebesar 79,5%.
OVO pun gencar melakukan promosi melalui media-media sosial untuk terus
menarik minat penggunanya, setelah beberapa dari mereka meninggalkan OVO.
Dan apabila merger brand antara OVO dan Grab terjadi, maka hal tersebut akan
menjadi angin segar bagi OVO serta dapat menjadi sebuah kekuatan baru untuk
menjadikan OVO sebagai alat pembayaran yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai