Anda di halaman 1dari 18

Stimulasi Perkembangan Anak

Usia Dini pada Masa Transisi

Dr. Rose Mini A.P., M.Psi


Usia Dini = Masa Golden Age
• Masa dimana otak anak tumbuh dan
berkembang dengan pesat, seperti spons
• Biasanya berkisar 3 – 6 tahun
• Perlu banyak stimulasi yang sesuai dengan
usianya
Karakteristik
Perkembangan Usia Dini
Kemampuan berpikir konkret

Memiliki rasa ingin tahu yang besar

Suka berfantasi dan berimajinasi

Menunjukkan sikap egosentris

Memiliki rentang konsentrasi yang pendek

Mudah jenuh
Tugas Perkembangan Usia Dini
❑ Belajar berjalan.
❑ Belajar memakan makanan padat.
❑ Belajar berbicara.
❑ Belajar buang air kecil dan buang air besar.
❑ Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
❑ Mencapai kestabilan jasmani-fisiologis.
❑ Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana.
❑ Belajar menjalin hubungan emosional dengan orang di
sekitarnya.
❑ Belajar mengenali baik dan buruk (mengembangkan nurani)
Saat tugas perkembangan usia dini berhasil
dicapai maka artinya ia dinilai sudah matang
untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2018 tentang
PPDB TK, SD, SMP, SMA, SMK
Pasal 7
1. Persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD berusia:
– 7 (tujuh) tahun; atau
– paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan.
2. Sekolah wajib menerima peserta didik yang berusia 7 (tujuh) tahun.
3. Pengecualian syarat usia paling rendah 6 (enam) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b yaitu paling rendah 5 (lima) tahun 6
(enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun berjalan yang diperuntukkan bagi
calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis
dari psikolog profesional.
4. Dalam hal psikolog profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak tersedia, rekomendasi dapat dilakukan oleh dewan guru Sekolah.
ASPEK KESIAPAN SEKOLAH
FISIK BAHASA KOGNITIF SOSIAL-EMOSIONAL KEMANDIRIAN

•Motorik kasar •Memperkenalkan diri, • Menerangkan mengenai •Bisa bermain secara •Sudah bisa makan
• Bisa duduk tegak nama, alamat, dan sesuatu. interaktif sendiri
• Berjalan lurus dan keluarga dengan jelas. • Mengenal warna •Berperilaku sesuai •Pakai baju sendiri
bervariasi • Bercerita mengenai • Mengetahui angka atau dengan norma. •Menyikat gigi sendiri
• Berlari keadaan di rumah, bilangan (sederhana) •Menghargai adanya •Toilet learning
sekolah, permainan dan • Membedakan bentuk perbedaan orang lain.
• Melompat, dsb •Mulai dapat teratur
lain-lain. •Tidak terlalu bergantung
• Dapat pada rutinitas, misal
• Menjawab pertanyaan. mengelompokkan pada orangtuanya. bangun tidur.
•Motorik halus
• Menyanyikan lagu benda/ sesuatu • Dapat menolong orang
• Dapat memegang
lain/ temannya.
pensil dengan baik
•Menunjukkan rasa setia
• Menggambar orang
kawan dengan
dengan lebih rapi
temannya.
• Bisa makan sendiri
• Bisa beradaptasi di
• Menulis angka lingkungan baru.
• Mewarnai •Bila diberitahu sesuatu
• Menggunting, dsb bisa mengerti
• Dapat berkonsentrasi
sekitar 15 menit
•Bisa menunggu atau
menahan keinginannya.
Apa yang terjadi jika anak masuk
SD dengan kondisi tidak siap?
• Sulit beradaptasi
• Sulit untuk memahami pelajaran
• Merasa tidak nyaman di sekolah/ demotivasi
• Penurunan prestasi
• dll
Umumnya, kematangan sekolah dilihat
dari usianya. Benarkah?
• Kematangan sebenarnya tidak dilihat dari usia, karena setiap
anak memiliki perbedaan individu. Ada yang usia 5 tahun
sudah matang, ada yang baru 6 tahun, bahkan 7 tahun.
• Pemerintah menetapkan standar usia 7 tahun untuk
memasuki sekolah dasar sebagai acuan umum. Diasumsikan
usia 7 tahun anak sudah menguasai berbagai aspek
kematangan yang diperlukan
• Ada juga yang sudah usia 7 tahun namun belum memenuhi
kriteria kematangan sekolah. Biasa jadi dikarenakan kurangnya
stimulasi.
Bagaimana untuk menyiapkan Anak
Usia Dini pada Masa Transisi?
• Lakukan stimulasi
• Bentuk stimulasi yang tepat untuk Anak
Usia Dini ialah BERMAIN
Bermain adalah….
Suatu kegiatan yang disenangi anak tanpa
didasari keterpaksaan dan merupakan cara
belajar yang paling alami serta
mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak
(Papalia, Olds & Feldman, 2001)
Mengapa bermain?
▪ Bermain dapat menambah wawasan, skill dan membentuk
perilaku anak.
▪ Melalui bermain, anak belajar berbagai konsep
▪ Bermain mengembangkan kemampuan fisik, sosial dan bahasa →
termasuk Multiple Intelligence-nya
▪ Bermain membantu anak menguasai berbagai situasi dalam
kehidupannya
▪ Bermain dapat meningkatkan self esteem anak
▪ Bermain mempersiapkan anak memasuki kehidupan dan peranan
orang dewasa.
CONTOH STIMULASI
MELEMPAR BOLA SESUAI
WARNA

Aspek yang distimulasi :


- Fisik (motorik kasar)
- Bahasa (memahami
instruksi)
- Kognitif (mengenal
warna)
- Sosial Emosi (Kegigihan,
konsentrasi)
CONTOH STIMULASI

MERONCE
Aspek yang distimulasi :
1. Fisik (motorik halus)
2. Kognitif (mengenal
pola, warna)
3. Sosial Emosi
(konsentrasi)
CONTOH STIMULASI
ENGKLEK
Aspek yang distimulasi :
- Fisik (motorik kasar)
- Bahasa (memahami
instruksi)
- Kognitif (mengenal bentuk,
strategi)
- Sosial Emosi (mengikuti
aturan, menunggu giliran)
CONTOH STIMULASI
PETAK UMPAT
Aspek yang distimulasi :
1. Fisik (motorik kasar)
2. Kognitif (berpikir,
berhitung)
3. Sosial Emosi (interaksi,
kegigihan, berperilaku
sesuai norma)
TIPS-TIPS
MEMPERSIAPKAN
❑ Lakukan stimulasi untuk mengembangkan potensi
ANAK SEKOLAH
anak.
❑ Gunakan aktivitas keseharian untuk media
stimulasi
❑ Sesuaikan dengan karakteristik dan tugas
perkembangan anak
❑ Dampingi dan respon setiap tindakan/ pertanyaan
anak.
❑ Jangan membandingkan anak satu dengan
lainnya, hindari melabel
❑ Berikan kesempatan untuk mengeksplorasi
lingkungan, tanpa banyak larangan.

Anda mungkin juga menyukai