Anda di halaman 1dari 10

Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

PENTINGNYA IMPLEMENTASI K3
(KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
DALAM PERUSAHAAN

Oleh:
DHONI YUSRA
Dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonusa Esa Unggul

ABSTRAK

Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam
lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya,
dapat memahami arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam
bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta
untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah
potensi kerugian bagi perusahaan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah
seberapa penting perusahaan berkewajiban menjalankan prinsip K3 di
lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah
ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja
dan perusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan
kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut, sehingga
seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah sesuatu yang mahal dan
seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk
menjawab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah
ditetapkan pemerintah dalam Undang-Undang.

Key Words: Kesehatan, Keselamatan Kerja

PENDAHULUAN mencegah potensi kerugian bagi


Adalah hal yang sangat penting perusahaan.
bagi setiap orang yang bekerja dalam Namun yang menjadi pertanyaan
lingkungan perusahaan, terlebih yang adalah seberapa penting perusahaan
bergerak di bidang produksi khususnya, berkewajiban menjalankan prinsip K3 di
dapat memahami arti pentingnya lingkungan perusahaannya. Patut
kesehatan dan keselamatan kerja dalam diketahui pula bahwa ide tentang K3
bekerja kesehariannya untuk sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu,
kepentingannya sendiri atau memang namun sampai kini masih ada pekerja dan
diminta untuk menjaga hal-hal tersebut perusahaan yang belum memahami
untuk meningkatkan kinerja dan korelasi K3 dengan peningkatan kinerja

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 1


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

perusahaan, bahkan tidak mengetahui


gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
aturannya tersebut, sehingga seringkali
radiasi, suara dan getaran;
mereka melihat peralatan K3 adalah
h. Mencegah dan mengendalikan
sesuatu yang mahal dan seakan-akan
timbulnya penyakit akibat kerja, baik
mengganggu proses berkerjanya seorang
fisik maupun psikhis, peracunan,
pekerja. Untuk menjawab itu kita harus
infeksi dan penularan;
memahami filosofi pengaturan K3 yang
i. Memperoleh penerangan yang cukup
telah ditetapkan pemerintah dalam
dan sesuai;
undang-undang.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab
Tujuan Pemerintah membuat
udara yang baik;
aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat
k. Menyelenggarakan penyegaran udara
1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang
yang cukup;
keselamatan kerja, yaitu:
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
a. Mencegah dan mengurangi
ketertiban;
kecelakaan;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga
b. Mencegah, mengurangi dan
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
memadamkan kebakaran;
proses kerjanya;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya
n. Mengamankan dan memperlancar
peledakan;
pengangkutan orang, binatang,
d. Memberi kesempatan atau jalan
tanaman atau batang;
menyelematkan diri pada waktu
o. Mengamankan dan memelihara segala
kebakaran atau kejadian-kejadian lain
jenis bangunan;
yang berbahaya;
p. Mengamankan dan memperlancar
e. Memberikan pertolongan pada
pekerjaan bongkar-muat, perlakuan
kecelakaan;
dan penyimpanan barang;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri
q. Mencegah terkena aliran listrik yang
pada para pekerja;
berbahaya;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan
atau menyebar-luaskan suhu,
pengamanan pada pekerjaan yang
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
berbahaya kecelakaannya menjadi
bertambah tinggi.

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 2


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

Dari tujuan pemerintah tersebut


melaksanakan investigasi bila terjadi
dapat kita ambil kesimpulan bahwa
kecelakaan kerja untuk dan atas nama
dibuatnya aturan penyelenggaraan K3
pekerja yang terkena musibah kecelakaan
pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-
kerja. Bila terjadi hal demikian, maka hal-
syarat keselamatan kerja dalam
hal yang harus diperhatikan adalah
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
sebagai berikut:
peredaran, perdagangan, pemasangan,
1. Lingkungan Kerja terjadinya
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan
kecelakaan.
peralatan dalam bekerja serta pengaturan
2. Pelatihan, Instruksi, Informasi dan
dalam penyimpanan bahan, barang,
Pengawasan kecelakaan kerja
produk tehnis dan aparat produksi yang
3. Kemungkinan resiko yang timbul dari
mengandung dan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja
bahaya kecelakaan. Sehingga potensi
4. Perawatan bagi korban kecelakaan
bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat
kerja dan perawatan peralatan sebagai
dieliminir.
upaya pencegahan kecelakaan kerja
Dalam penyelenggaran K3 ada 3
yang telah dilakukan
(tiga) hal penting yang harus diperhatikan:
5. Perlindungan bagi pekerja lain sebagai
Pertama, seberapa serius K3 hendak
tindakan preventif
diimplementasikan dalam perusahaan.
6. Aturan bila terjadi pelanggaran
Kedua, pembentukan konsep budaya malu
(sanksi)
dari masing-masing pekerja bila tidak
7. Pemeriksaan atas kecelakaan yang
melaksanakan K3, serta keterlibatan
timbul di area kerja
(dukungan) serikat pekerja dalam program
8. Pengaturan pekerja setelah terjadi
K3 di tempat kerja.
kecelakaan kerja
Ketiga, kualitas program pelatihan K3
9. Memeriksa proses investigasi dan
sebagai sarana sosialisasi.
membuat laporan kecelakaan kepada
Adapun hal lain yang tak kalah
pihak yang berwenang
pentingnya agar program K3 dapat
10. Membuat satuan kerja yang terdiri
terlaksana, adalah adanya suatu komite K3
atas orang yang berkompeten dalam
yang bertindak sebagai penilai efektivitas
penanganan kecelakaan di area terjadi
dan efisiensi program bahkan
kecelakaan kerja.

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 3


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

Inti dari terlaksananya K3 dalam


Semua produk perundang-undangan pada
perusahaan adalah adanya kebijakan
dasarnya mengatur tentang kewajiban dan
standar berupa kombinasi aturan, sanksi
hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan
dan benefit dilaksanakannya K3 oleh
Kerja untuk:
perusahaan bagi pekerja dan perusahaan,
a. Memberikan keterangan yang benar
atau dengan kata lain adanya suatu
bila diminta oleh pegawai pengawas
kebijakan mutu K3 yang dijadikan acuan
dan atau ahli keselamatan kerja;
atau pedoman bagi pekerja dan pengusaha.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri
Berbicara penerapan K3 dalam
yang diwajibkan;
perusahaan tidak terlepas dengan landasan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-
hukum penerapan K3 itu sendiri.
syarat keselamatan dan kesehatan
Landasan hukum yang dimaksud
kerja yang diwajibkan;
memberikan pijakan yang jelas mengenai
d. Meminta pada pengurus agar
aturan apa dan bagaimana K3 itu harus
dilaksanakan semua syarat
diterapkan. Adapun sumber hukum
keselamatan dan kesehatan kerja yang
penerapan K3 adalah sebagai berikut:
diwajibkan;
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang
e. Menyatakan keberatan kerja pada
Keselamatan Kerja.
pekerjaan di mana syarat keselamatan
2. UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan
dan kesehatan kerja serta alat-alat
Sosial Tenaga Kerja.
perlindungan diri yang diwajibkan
3. PP No. 14 tahun 1993 tentang
diragukan olehnya kecuali dalam hal-
Penyelenggaraan Program
hal khusus ditentukan lain oleh
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
pegawai pengawas dalam batas-batas
4. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang
yang masih dapat diper-
Penyakit yang Timbul karena
tanggungjawabkan.
Hubungan Kerja.
5. Permenaker No. Per-05/MEN/1993 Selanjutnya sebagai perwujudan
tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran program K3 yang ditujukan sebagai
Kepesertaan, Pembayaran Iuran, program perlindungan khusus bagi tenaga
Pembayaran Santunan, dan Pelayanan kerja, maka dibuatlah Jaminan Sosial
Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Tenaga Kerja, yaitu suatu program

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 4


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

perlindungan bagi tenaga kerja dalam


2. Perusahaan yang membayar upah
bentuk santunan berupa uang sebagai
paling sedikit Rp 1.000.000,- (satu
pengganti sebagian pengganti sebagian
juta rupiah) per bulan (walaupun
dari penghasilan yang hilang atau
kenyataannya tenaga kerjanya kurang
berkurang dan pelayanan sebagai akibat
dari 10 orang).
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh
Akibat hukum bagi perusahaan
tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
yang tidak menjalankan program
sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan
jamsostek ini adalah Pengusaha dapat
meninggal dunia.
dikenai sanksi berupa hukuman kurungan
Program jamsostek lahir dan
selama-lamanya 6 (enam) bulan atau
diadakan dan selanjutnya dilegitimasi
denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,-
dalam UU No. 3 Tahun 1992 tentang
(lima puluh juta rupiah). Apabila setelah
Jamsostek sebagai pengakuan atas setiap
dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap
tenaga kerja berhak atas jaminan sosial
tidak mematuhi ketentuan yang
tenaga kerja. Sedangkan ruang lingkup
dilanggarnya, maka ia dapat dikenai
program jaminan sosial tenaga kerja
sanksi ulang berupa hukuman kurungan
dalam Undang-undang ini meliputi:
selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan
a. Jaminan Kecelakaan Kerja;
dicabut ijin usahanya, apabila pengusaha
b. Jaminan Kematian;
melakukan hal-hal sebagai berikut:
c. Jaminan Hari Tua;
a. Tidak memenuhi hak buruh untuk
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
mengikuti program Jamsostek;

Program Jamsostek sebagai b. Tidak melaporkan adanya kecelakaan

pengejawantahan dari program K3 kerja yang menimpa tenaga kerja

diwajibkan berdasarkan Pasal 2 Ayat 3 PP kepada Kantor Depnaker dan Badan

No. 14 Tahun 1993 bagi setiap Penyelenggara dalam waktu tidak

perusahaan, yang memiliki kriteria lebih dari 2 kali 24 jam (2 hari);

sebagai berikut: c. Tidak melaporkan kepada Kantor

1. Perusahaan yang mempekerjakan Depnaker dan Badan Penyelenggara

tenaga kerja 10 orang atau lebih; dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24
jam (2 hari) setelah si korban
dinyatakan oleh dokter yang

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 5


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

merawatnya bahwa ia telah sembuh,


Badan Penyelenggara sampai
cacad atau meninggal dunia;
memperoleh hak-haknya;
d. Apabila pengusaha melakukan
b. Tidak memiliki daftar tenaga kerja
pentahapan kepesertaan program
beserta keluarganya, daftar upah
jamsostek, tetapi melakukan juga
beserta perubahan-perubahan dan
pentahapan pada program jaminan
daftar kecelakaan kerja di perusahaan
kecelakaan kerja (program kecelakaan
atau bagian perusahaan yang berdiri
kerja mutlak diberlakukan kepada
sendiri;
seluruh buruh tanpa terkecuali);
c. Tidak menyampaikan data

Hal tersebut diatas berdasarkan ketenagakerjaan dan data perusahaan

ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 29 yang berhubungan dengan

ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992 & penyelenggaraan program jamsostek

Pasal 27 sub a PP No. 14 tahun 1993. kepada Badan Penyelenggara;

Sanksi lain yang mungkin diterapkan d. Menyampaikan data yang tidak benar

adalah berdasarkan ketentuan Pasal 29 sehingga mengakibatkan ada tenaga

ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992 kerja yang tidak terdaftar sebagai

pada Pengusaha dapat dikenai sanksi peserta program jamsostek;

berupa hukuman kurungan selama- e. Menyampaikan data yang tidak benar

lamanya 6 (enam) bulan atau denda sehingga mengakibatkan kekurangan

setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima pembayaran jaminan kepada si

puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai korban;

sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak f. menyampaikan data yang tidak benar

mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, sehingga mengakibatkan kelebihan

maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa pembayaran jaminan oleh Badan

hukuman kurungan selama-lamanya 8 Penyelenggara;

(delapan) bulan dan, apabila pengusaha g. Apabila pengusaha telah memotong

melakukan hal-hal sebagai berikut: upah buruh untuk iuran program

a. Tidak mengurus hak tenaga kerja yang jamsostek tetapi tidak

tertimpa kecelakaan kerja kepada membayarkannya kepada Badan


Penyelenggara dalam waktu yang
ditetapkan;

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 6


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

Selain sanksi-sanksi yang sudah


kerja yang tertimpa kecelakaan;
disebutkan diatas, ada pula sanksi
e. Tidak melaporkan penyakit yang
administratif berupa pencabutan ijin usaha
timbul karena hubungan kerja dalam
seperti yang diatur dalam Pasal 47 sub a
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
PP No. 14 tahun 1993. Peringatan ini
setelah ada hasil diagnosis dari Dokter
dapat dikenakan apabila pengusaha
Pemeriksa;
melakukan tindakan-tindakan sebagai
f. Tidak membayar upah tenaga kerja
berikut:
yang bersangkutan selama tenaga
a. Tidak mendaftarkan perusahaan dan
kerja yang tertimpa kecelakaan kerja
tenaga kerjanya sebagai peserta
masih belum mampu bekerja, sampai
program Jamsostek kepada Badan
adanya penetapan dari menteri.
Penyelenggara walaupun
Pengusaha dapat pula dikenakan
perusahaannya memenuhi kriteria
denda sebesar 2% untuk setiap bulan
untuk berlakunya program Jamsostek;
keterlambatan yang dihitung dari iuran
b. Tidak menyampaikan kartu peserta
yang seharusnya dibayar, apabila
program jaminan sosial tenaga kerja
melakukan keterlambatan pembayaran
kepada masing-masing tenaga kerja
iuran program Jamsostek.
dalam waktu paling lambat 7 (tujuh)
Selanjutnya apabila ada
hari sejak diterima dari Badan
pengusaha yang tidak menjalankan
Penyelenggara;
program Jamsostek padahal telah
c. Tidak melaporkan perubahan:
memenuhi kriteria, maka pekerja yang
- Alamat perusahaan
cepat tanggap dapat melaporkan hal ini
- Kepemilikan perusahaan
pada Departemen Tenaga Kerja, yang
- Jenis atau bidang usaha
kemudian akan diadakan penyelidikan
- Jumlah tenaga kerja dan
terhadap perusahaan selanjutnya ditangani
keluarganya-besarnya upah setiap
oleh petugas-petugas penyelidik dalam
tenaga kerja palling lambat 7
hukum acara, yaitu:
(tujuh) hari sejak terjadinya
 Kepolisian Republik Indonesia
perubahan;
 Pegawai negeri sipil yang mem-
d. Tidak memberikan pertolongan
punyai kewenangan dalamhal ini
pertama pada kecelakaan bagi tenaga
pegawai pengawas Depnaker.

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 7


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

Dengan mengimplementasikan
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom
K3, setidak-tidaknya pengusaha dapat
atau persenyawaannya yang beracun.
mengantisipasi kemungkinan penyakit
10. Penyakit yang disebabkan oleh
yang timbul akibat hubungan kerja, yaitu:
mangan atau persenyawaannya yang
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu
beracun.
mineral pembentuk jaringan parut
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis)
atau persenyawaannya yang beracun.
dan silikotuberkulosis yang
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa
silikosisnya merupakan faktor utama
atau persenyawaannya yang beracun.
penyebab cacat atau kematian.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan
atau persenyawaannya yang beracun.
(bronkhopulmoner) yang disebabkan
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor
oleh debu logam keras.
atau persenyawaannya yang beracun.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon
(bronkhopulmoner) yang disebabkan
disulfida.
oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat
(bissinosis).
halogen dari persenyawaan
4. Asma akibat kerja yang disebabkan
hidrokarbon alifatik atau aromatik
oleh penyebab sensitisasi dan zat
yang beracun.
perangsang yang dikenal yang berada
17. Penyakit yang disebabkan oleh
dalam proses pekerjaan.
benzena atau homolognya yang
5. Alveolitis allergika yang disebabkan
beracun.
oleh faktor dari luar sebagai akibat
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat
penghirupan debu organik.
nitro dan amina dari benzena atau
6. Penyakit yang disebabkan oleh
homolognya yang beracun.
berilium atau persenyawaannya yang
19. Penyakit yang disebabkan oleh
beracun.
nitrogliserin atau ester asam nitrat
7. Penyakit yang disebabkan kadmium
lainnya.
atau persenyawaannya yang beracun.
20. Penyakit yang disebabkan oleh
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau
alkohol, glikol atau keton.
persenyawaannya yang beracun.

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 8


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

21. Penyakit yang disebabkan oleh gas


dalam suatu pekerjaan yang memiliki
atau uap penyebab asfiksia atau
risiko kontaminasi khusus.
keracunan seperti karbon monoksida,
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu
hidrogensianida, hidrogen sulfida,
tinggi atau rendah atau panas radiasi
atau derivat-nya yang beracun,
atau kelembaban udara tinggi.
amoniak seng, braso dan nikel.
31. Penyakit yang disebabkan bahan
22. Kelainan pendengaran yang
kimia lainnya termasuk bahan obat.
disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh (Lampiran Keppres No 22 thn 1993)
getaran mekanik (kelainan-kelainan Adapun akibat yang muncul atas
otot, urat, tulang persendian, kecelakaan kerja atau penyakit yang
pembuluh darah tepi atau syaraf tepi). ditimbulkan oleh hubungan kerja dapat
24. Penyakit yang disebabkan oleh berupa:
pekerjaan dalam udara yang - tidak mampu bekerja untuk sementara
bertekanan lebih. - cacat sebagian untuk selama-lamanya
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi - cacat total untuk selama-lamanya
elektro magnetik dan radiasi yang - cacat kekurangan fungsi organ
meng-ion. - meninggal dunia.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang Akibat lain yang berdampak pada
disebabkan oleh penyebab fisik, pengusaha karena pekerjanya terjangkit
kimiawi atau biologik. penyakit-penyakit yang telah disebutkan
27. Kanker kulit epitelioma primer yang diatas, dapat mempengaruhi kinerja dan
disebabkan oleh ter, pic, bitumen, produktivitas perusahaan, sehingga ke-
minyak mineral, antrasena atau untungan perusahaan menjadi berkurang.
persenyawaan, produk atau residu dari Ini adalah bukti adanya korelasi
zat tersebut. perlindungan K3 dengan efektivitas dan
28. Kanker paru atau mesotelioma yang efisiensi perusahaan
disebabkan oleh asbes. Dari gambaran diatas, ternyata
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh persoalan K3 yang dalam hal ini
virus, bakteri atau parasit yang didapat diejawantahkan dalam program jamsostek
tidak boleh dilaksanakan secara setengah-

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 9


Dhoni Yusra – Pentingnya Implementasi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dalam Perusahaan

setengah karena memiliki konsekuensi


hukum yang cukup berat bagi pengusaha.
Dengan kata lain implementasi K3 dalam
perusahaan memiliki arti pula sebagai
perwujudan taatnya pada hukum yang
berlaku di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Dharmabumi, Hemasari, Labour
Education Center, Bandung 2001
Mike Travis. OccupationalHealth. Sutton:
Aug 2002. Vol.54.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga kerja

Lex Jurnalica Vol. 1/No. 1/ Desember 1

Anda mungkin juga menyukai