30101800067
SGD 1
KOMPILASI PRAKTIKUM
LBM 5. ONLINE FIELD TRIP
Tuliskan profil singkat Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT)
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional atau B2P2TOOT
merupakan pelaksana teknis Kementrian Kesehatan RI memiliki tugas dan fungsi melaksanakan
penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional meliputi eksplorasi, inventarisasi,
identifikasi, adaptasi, koleksi, dan pelestarian plasma nutfah tanaman obat. Aktivitas B2P2TOOT
meliputi RISTOJA, Riset TO dan simplisia, Uji khasiat dan keamanan, Uji kesetaraan formula, Riset
model pemberdayaan dan kemandirian masyarakat berbasis tradisional.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT),
dulunya dikenal dengan nama ”Hortus Medicus Tawangmangu” yang dimulai bulan April 1948
secara resmi dikelola oleh pemerintah, sebelumnya Hortus Medicus Tawangmangu awal mulanya
dari Kebun Koleksi Tanaman Obat yang didirikan oleh R.M Santoso Soerjokoesoemo pada awal
kemerdekaan, menggambarkan semangat dari anak bangsa yang tekun dan mencintai budaya
pengobatan nenek moyang. Beliau kemudian mewariskan kebun tersebut pada negara. Visi :Menjadi
institusi rujukan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional. Misi :
Meningkatkan mutu Litbang, Mengembangkan hasil Litbang, Meningkatkan pemanfaatan hasil
Litbang.
B2P2TOOT mempersembahkan Kreativitas & Inovasi untuk Peradaban Nusantara dan menjawab
Amanah berperan sebagai Lembaga iptek Tanaman Obat dan Obat Tradisional sebagai agent
pembangunan Kesehatan Tradisional Indonesia (Indonesia Traditional Medicine). B2P2TOOT
memiliki tanggung jawab mengelola iptek Tanaman Obat dan Obat Tradisional dalam mendukung
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal, melalui penelitian, pengembangan, pelatihan
iptek, pelayanan iptek dan diseminasi.
Riset Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA) menghasilkan pengetahuan etnomedesin tanaman obat
tradisional, spesiesnya antara lain : Pimpinella Alpina (purwoceng), Sonchus arvensis (tempuyung),
Echinacea purpurea (Ekinase), Centella asiatica (Pegagan), Stevia Rebaudiana (Stevia).
Pengembangan bahan baku untuk obat modern antara lain Silimarin dari Sylibum marianum.
Penelitian Jamu Saintifik sampai 2017 menghasilkan 9 jamu saintifik antara lain formula jamu
saintifik hipertensi, hiperurisemia, dyspepsia, hemoroid, osteoarthritis, hiperkolesterolemia,
hepatoprotektor, hiperglikemia, obesitas.
Penelitian disisi hulu meliputi eksplorasi tumbuhan obat, budidaya tanaman obat, dan paska panen.
Budidaya juga ditujukan untuk memenuhi bahan baku saintifik jamu yakni penelitian berbasis
pelayanan. Kebun etalase B2P2TOOT terdapat lebih dari 800 spesies tanaman obat, tahapan
budidaya meliputi pemilihan lokasi penanaman, dll.
B2P2TOOT memiliki kebun tanaman obat di berbagai tempat yang tersebar di kabupaten
Karanganyar dan di luar kabupaten Karanganyar, Rumah Riset Jamu Hortus Medicus, Museum Jamu
Hortus Medicus untuk memfasilitasi aktivitas permuseuman Jamu dalam kerangka Saintifikasi Jamu,
Sinema
kegiatan Wisata Kesehatan Jamu, Gedung Diklat Iptek Tanaman Obat dan Jamu, Rumah Kaca
Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat, Perpustakaan untuk memfasilitasi dukungan referensi dan
kepustakaan B2P2TOOT.
Amati dan laporkan berbagai bahan obat tradisional, baik berupa tanaman maupun hewan yang
diawetkan atau dibuat herbarium baik basah maupun kering!
Museum Jamu "Hortus Medicus" menyimpan berbagai macam koleksi yang dikelompokkan dalam
ruangan, yaitu:
1. Ruang Herbarium
Terdapat koleksi herbarium basah, kering dan simplisia kering, herbarium basah. Koleksi ini
diperoleh dari Riset Tumbuhan Obat dan Jamu sejak tahun 2012, juga kegiatan eksplorasi
tumbuhan obat yang menjadi agenda rutin Babe Litbang TOOT.
2. Ruang Pamer
Terdapat berbagai macam koleksi beragam terkait Jamu. Koleksi utama adalah Peta Bahan
Jamu Indonesia yang menunjukkan lokasi endemis dari suatu bahan Jamu.
Terdapat berbagai koleksi bahan Jamu dari wilayah Indonesia a.l. berupa mineral, kayu, biji,
dll.
4. Ruang Budaya
Terdapat berbagai koleksi alat kesenian dan budaya yang berkaitan dengan pengolahan dan
tradisi Jamu, a.l. kain tradisional, alat kerja, alat musik, dll.
Terdapat koleksi produk Jamu tradisional dan modern, baik dari Indonesia dan luar negeri,
termasuk produk Jamu Saintifik sebagai hasil litbang Babe Litbang TOOT.
6. Ruang Prestasi
Terdapat koleksi sebagai bagian dari milestone (perjalanan dan transformasi Babe litbang
TOOT). Terutama foto-foto transformasi organisasi, hasil litbang dan jejaring kerjasama.
Terdapat koleksi naskah-naskah yang menuliskan Jamu (pengobatan tradisional) dalam beragam
bahasa dan peradaban jaman, a.l. Hindia Belanda, Hindhu-Budha, Sansekerta, Arab, dll.
3. Laboratorium Terbaru
Laporkan laboratorium yang ada di B2P2TO-OT Tawangmangu terakit fungsi dan alat yang spesifk
dalam laboratorium masing-masing.
Fasilitas Pendukung Milik B2P2TOOT
2. Laboratorium Pascapanen
3. Laboratorium sediaan bahan jamu
4. Rumah riset jamu Hortus Medicus
5. Museum jamu Hortus Medicus
6. Perpustakaan
7. Sinema fitomedika
8. Gedung iptek tanaman obat dan obat tradisional
9. Rumah kaca adaptasi dan pelestarian tanaman obat
10. Herbarium tawangmanguensis
4. Unit Pengelolaan Pasca Panen
Amati dan laporkan cara pengelolaan pasca panen beberapa jenis tanaman obat, antara lain:
penimbangan dan pencatatan, pencucian dan penyortiran bagian dari tanaman obat yang akan digunakan,
pengeringan dan penyimpanan
Amati berbagai tanaman obat di kebun koleksi tanaman obat terkait nama tanaman obat, bagian
yang digunakan sebagai obat, beserta khasiat yang dimiliki!
Terletak Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, dengan ketinggian 1.200 mdpl dan luas 3.505
m2. Merupakan kebun koleksi dan wisata ilmiah TO, terdiri dari ±600 jenis tanaman, seperti
ekinase, lidah buaya, trawas, kluwak, lerak, ashitaba.
1) KTO Citeureup, 100-200 mdpl seluas 30.000 m2 Citeureup Bogor Jawa Barat, tanaman
yang dapat tumbuh baik adalah rumput mutiara. Iller, kumis kucing, meniran, daun
ungu, tempuyung, tapak liman, kurang lebih 440 spesies tanaman obat tumbuh
disini.
2) KTO Tegalgede, 185-200 mdpl seluas 3.300 m2 Karanganyar Karanganyar Jawa
Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah daun ungu, meniran, pegagan,
tempuyung dll
3) KTO Doplang, 400-600 mdpl seluas 350 m2 di Matesih Karanganyar Jawa Tengah,
tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon empon (kunyit,
temulawak, temu mangga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati belanda, kumis
kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung nyawa,
pegagan dll
4) KTO Ngemplak, 400-600 mdpl seluas 3.127 m2 di Karangpandan Karanganyar Jawa Tengah,
tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon empon
(kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati belanda,
kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung nyawa,
pegagan dll
5) KTO Toh Kuning, 400-600 mdpl seluas 7.972 m2 di Karangpandan Karanganyar Jawa
Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon
empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih), jati
belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling, sambung
nyawa, pegagan dll
6) KTO Kalisoro, 1.200 mdpl seluas 2.644 m2 (produksi) dan 3.505 m2 di
Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah
taraksakum, tempuyung, echinase, daun duduk, daun ungu dll
7) KTO Tlogodlingo, 1.694 – 1.800 mdpl seluas 135.995 m2 di Tawangmangu Karanganyar
Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik di KTO Tloglodlingo adalah timi, stevia,
teh, menta, krangean, adas, purwoceng, sambang colok, kamilen dll.
6. Klinik Saintifikasi Jamu ” Hortus Medicus”
Amati dan laporkan metode penelitian yang dilakukan macam-macam jamu yang sudah digunakan
sebagai resep, alur pelayanan kepada pasien, dan pemberian resep, beserta metode penegakan diagnosis
yang dilakukan para dokter yang bertugas
Penelitian :
Ramuan yang lolos uji preklinik dilanjutkan Uji Klinik I dan pre-post di RRJ dengan subjek
30-50 dan mengukur parameter keamanan, khasiat, dan QoL. Lalu dapat dikembangkan ke
Uji Klinik Multisenter bertempat di RRJ dan mengikuti tempat praktik dokter yang terlibat,
melibatkan 500 jumlah subjek menggunakan bahan uji Ramuan Jamu dan OHT, menilai
parameter khasiat, keamanan, dan QoL. Apabila baik lalu diajukan dan dapat ditetapkan
sebagai Jamu Saintifik.
Desain Penelitian :
1. Pre-post design
Dilaksanakan di RRJ Hortus Medicus B2P2TOOT Twangmangu Tanpa control, mulai
tahun 2010
2. Uji klinik Multicenter
Multi center, tanpa blinding, dan dibandingkan dengan obat standar. Dilaksanakan di
praktik dokter alumni pelatihan 50 jam, mulai tahun 2012
Parameter penelitian klinik jamu:
1. Safety : pemeriksaan darah, fungsi hati (SGOT SGPT), fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin), SAE
2. Efficacy : sesuai yang diteliti (kuantitatif dan kualitatif)
3. Patient report outcome (PRO) penilaian quality of life
Praktek di klinik
Ruang lingkup :
1. Pendaftaran ( informed consent, request consent, pasien umum(jamu registry)
atau subjek penelitian) dan rekam medis
Informed Consent
Request Conset
Pasien Umum (Jamu Registry) Atau Saubjek Peneitian
2. Pemeriksaan dokter
3. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (kimia darah, usg,
ekg)
4. Diagnosis
5. Terapi jamu dan konsultasi jamu
Resep dokter
Ada 2 pilihan
Penulisan lengkap
Koding
Dx+ derajat
Contoh
Alur :
1. Pendaftaran secara online (melalui whats app)
2. Konsultasi secara telemedicine :
- Anamnesis (keluhan utama, RPS, RPD, pemeriksaan vs terakhir,
pemeriksaan penunjang)
- Analisis kondisi pasien : keputusan jamu sebagai terapi komplementer atau alternatif
- Edukasi pasien
3. Peresepan jamu
4. Peracikan jamu
Perhatikan sejarah, visi dan misi, SDM termasuk peran dokter di PT Sido Muncul
Sejarah :
Sido Muncul lahir dari tangan dingin dan terampil Ibu Rahmat Sulistio yang merintis
usaha rumahan dengan tiga orang karyawan pada tahun 1930an di Yogyakarta. Pada tahun 1940,
ibu Rahmat Sulistio untuk pertama kalinya meracik ramuan jamu godogan untuk masuk angin
yang dinamakan “Tolak Angin”. Pemilihan bahan yang berkualitas dan komposisi yang tepat
membuat jamu Tolak Angin disukai masyarakat dan semakin popular. Tetapi situasi perang
membuat keluarga ibu Rahmat Sulistio harus hijrah ke Semarang. Pada tahun 1951, sebuah
pabrik jamu sederhana didirikan di jalan Mlaten Trenggulun, Semarang, dengan nama “Sido
Muncul” yang artinya “impian yang terwujud”. Hampir 20 tahun kemudian, pada tahun 1970,
dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul. Pada
tahun 1975, bentuk usaha Sido Muncul diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT
Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul. Seluruh usaha dan aset dari CV Industri Jamu Dan
Farmasi Sido Muncul digabungkan ke dalam dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas tersebut.
Pada tahun 1984, Sido Muncul memindahkan lokasi pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di
Jalan Kaligawe, Semarang. Pabrik yang baru dibangun tersebut telah menggunakan mesin-mesin
modern dengan jumlah karyawan yang terus bertambah seiring dengan peningkatan kapasitas
produksi. pada tahun 1992 Sido Muncul mulai memproduksi Tolak Angin dalam bentuk cair yang
lebih praktis dan rasa yang enak. Meskipun demikian, sejak masih dalam bentuk jamu godogan
pada tahun 1930, lalu menjadi jamu serbuk pada tahun 1951 hingga menjadi bentuk cair saat
ini, resep Tolak Angin yang diformulasikan oleh ibu Rahmat Sulistio masih tetap sama.
Pada tahun 1997 Sido Muncul membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern di
lahan seluas 30 hektar di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran, Jawa Tengah. Pabrik tersebut
diresmikan pada tanggal 11 November 2000 oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
saat itu. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus menerima 2 (dua) sertifikat, yaitu Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
setara dengan farmasi. Kedua sertifikat tersebut menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya
pabrik jamu berstandar farmasi. Pada tahun 2018, Sido Muncul telah merampungkan
pembangunan pabrik Cairan Obat Dalam II (COD II) dengan kapasitas produksi sekitar 100 juta
sachet per bulan yang telah beroperasi penuh pada tahun 2019.
Visi Dan Misi :
Visi : Menjadi perusahaan farmasi, obat tradisional, makanan minuman kesehatan, kosmetik
dan pengolahan bahan baku herbal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.
Misi :
Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal dalam bentuk sediaan farmasi, obat
tradisional, makanan minuman kesehatan, dan kosmetik berdasarkan penelitian yang
rasional, aman, dan jujur.
Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara berkesinambungan.
Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan, dunia kedokteran agar
lebih berperan dalam penelitian dan pengembangan obat dan pengobatan herbal.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membina kesehatan melalui pola
hidup sehat, pemakaian bahan-bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
Melakukan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang intensif.
Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
SDM :
Sampai akhir tahun 2019 Perseroan dan entitas anak memiliki 4.088 karyawan.
Jumlah ini berkurang 632 orang atau turun sebesar 13,4 % dibandingkan tahun 2018 yang
berjumlah 4.720 karyawan. Penurunan jumlah karyawan terjadi karena pada akhir tahun 2018
hingga awal tahun 2019 Perseroan merelokasi pabriknya dari Lingkungan Industri Kecil (LIK) Jalan
Kaligawe Semarang ke Pabrik Klepu di Bergas, Ungaran. Terkait relokasi tersebut, sebanyak 604
karyawan memilih opsi pensiun dini.
2. Prosedur pembuatan obat dan jamu yang dilaksanakan di PT Sido Muncul
Perhatikan Acuan/ standart yang digunakan, tahapan yang dikerjakan mulai dari bahan baku sampai
menjadi produk.
Perhatikan fasilitas laboratorium, Kebun percobaan dan budidaya tanaman obat, Extraction Centre,
Pengolahan air bersih, Pengolahan air limbah, dan klinik Holistik. Amati fungsi dari masing-masing
fasilitas beserta alat spesifik yang dimiliki.
Fasilitas Laboratorium :
1. Laboratorium Kimia
2. Laboratorium Intrumentasi
3. Laboratorium Mikrobiologi
4. Laboratorium Farmakognosi
5. Laboratorium Uji Stabilitas
6. Laboratorium Formulasi
7. Laboratorium Farmakologi
8. Laboratorium Produksi
9. Laboratorium Klinik
10. Laboratorium IPS (In Process Control)
11. Laboratorium Budidaya
Extraction Centre
Fasilitas yang dimiliki SHI di antaranya adalah peralatan untuk mengolah bahan mentah
(termasuk sebelum proses awal pengolahan bahan mentah), penyaringan air secara
osmosis, peralatan ekstraksi dinamik, vakum rendah desikator suhu, pelarut ekstraksi
bertenaga tinggi, peralatan ekstraksi kromatografi dan alat pengering semprot. Proses
produksi di SHI menggunakan metode yang terstandar untuk mengekstraksi bagian-
bagian tanaman yang berkhasiat untuk kesehatan seperti dari daun, bunga, kulit
tanaman, akar, benih dan buah. Produk SHI adalah ekstraksi untuk memasok produk
makanan, minuman, farmasi, nutraceutical, kosmetik dan pertanian. Dikerjakan secara teliti
dengan prosedur dan pengawasan yang ketat, SHI turut menjaga kelangsungan tanaman
obat dan herbal di Indonesia.
Pengelolaan Limbah
Dampak dan risiko lingkungan penting yang terkait dengan kegiatan Perseroan di
antaranya adalah:
a. Penggunaan air bersih: Air bersih digunakan untuk mengoperasikan boiler, mencuci
bahan baku, mencuci mesin dan peralatan.
b. Penggunaan gas CNG: Gas CNG diperlukan untuk mengoperasikan oven, boiler, dan
drum dryer.
c. Timbulan air limbah: Air limbah dihasilkan dari kegiatan pencucian tong, ampalan,
ember, dan plastik.
d. Freon: Freon digunakan sebagai gas pendingin AC.
e. Emisi Udara: Dihasilkan dari gas buang kendaraan angkutan produk dan penggunaan
chiller.
f. Listrik: Listrik digunakan untuk pengoperasian blower dan mesin produksi, serta
untuk mendukung kegiatan kantor.
Amati jenis-jenis pengelompokan produk PT Sido Muncul dan upaya-upaya pengembangan produk
yang dilakukan.
Kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan saat ini adalah industri jamu/herbal. Produk-
produk yang dihasilkan Perseroan terbagi dalam produk Herbal, produk Food & Beverage, dan
produk Farmasi. Produk herbal unggulan antara lain Tolak Angin yang terdiri dari beberapa varian
yaitu Tolak Angin Cair, Tolak Angin Cair Anak, Tolak Angin Bebas Gula dan Tolak Angin Flu, lalu
Tolak Linu Cair, Tolak Linu Mint, Jamu Komplit, Sari Kulit Manggis, dan Sari Kunyit
Produk unggulan untuk segmen Food & Beverage antara lain KukuBima Ener-G!
dengan berbagai macam varian rasa antara lain Anggur, Mangga, Jeruk, Original, Kopi, Susu
Soda, Jambu dan Nanas, lalu Susu Jahe, Kopi Jahe serta berbagai macam minuman kesehatan
lainnya. Sedangkan produk farmasi unggulan antara lain Anacentine Sirup, Inflasone dan
Licodexon.
Saat ini PT Berlico Mulia Farma telah memproduksi sekitar 80 jenis obat yang terdiri dari
produk- produk ethical, OTC, suplemen makanan dan obat herbal. Merek produk yang dipasarkan
antara lain: Anacetine (obat penurun panas untuk anak), Berlosid (obat maag), Anabion
(multivitamin anak-anak), Suprabion (multivitamin untuk orang dewasa), dan Minyak Telon
Cap 3 Anak.
15
Expired Date : 8 Juni 2023 Bulan September Bulan April 2024
2024
No Registrasi : No. Registrasi: POM No. Registrasi : No. Registrasi : POM
TR 082 288 331 POM HT. 142 500 FF 031 300 041
451
Kemasan : Sachet Strip Blister
Produsen : PT. Industri Jamu PT. SOHO Industri PT. Phapros
Dan Farmasi Sido Pharmasi
Muncul Tbk
Tempelkan brosur :
16
FORM 2. PENGENALAN BENTUK-BENTUK SEDIAAN OBAT
TRADISIONAL
2 Rajangan
3 Pil
Jamu pil anti sakit gigi
dan gusi
4 Dodol / jenang
5 Pastiles
7 Kapsul
8 Cairan :
Larutan
Larutan pereda panas dalam cap badak
Emulsi
9 Semi padat :
Salep
Krim
10 Suppositoria
11 Plaster / koyo
12 Lain-lain :
Semarang, 7 Desember 2021
Instruktur praktikum,
Gambar Bagian :
Tanaman yang
berkhasiat Obat
21
Khasiat bagian : Terdapat 7 komponen fatty acid yang terkandung
dalam ekstrak biji pare, namun yang terbanyak
tanaman yang adalah α-eleostearic acid yang merupakan asam
digunakan sebagai obat lenolenat yang terkonjugasi yang mempunyai efek
sebagai anti tumor (GÖLÜKÇÜ et al., 2014). Biji
berdasarkan bukti pare mengandung senyawa polifenol yakni
flavonoid, asam fenolic, tanin, dan lignin yang
empirik memiliki sifat antioksidan (Sorifa, 2018). Saponin
dan alkaloid yang merupakan senyawa metabolit
sekunder memiliki peran sebagai antibakteri yang
juga terdapat dalam biji pare (Riferty, 2018).
Efek farmakologis : 1. Biji pare dapat menjadi antioksidan
kearena terdapat senyawa flavonoid (Sorifa,
bagian tanaman yang 2018).
digunakan sebagai obat
(Sebutkan sumbernya
dari jurnal hasil 2. Biji pare dapat menjadi obat anti tumor
karena mengandung asam lenolenat yang
penelitian) terkonjugasi (GÖLÜKÇÜ et al., 2014).
22
FORM 4. PROSES EKSTRAKSI
Frekueansi floading : -
: 2. Jenis simplisia
3.
4.
5.
Instruktur praktikum,
Frekueansi floading : -
3.
4.
5.
Instruktur praktikum,
Frekueansi floading : -
3.
4.
5.
Instruktur praktikum,
: 2. Jumlah uap
3.
4.
5.
Instruktur praktikum,
(Dr. Atina Hussaana, M.Si. Ap)
4.
5.
Instruktur praktikum,
Frekueansi floading : -
: 2. Jumlah pelarut
3.
4.
SGD9_RIZKY RAMADHANI PUTRI_30101800153
5.
Instruktur praktikum,
Nama Simplisia : -
Pelarut KLT : Asam asetat, aquadest, etanol
SGD9_RIZKY RAMADHANI PUTRI_30101800153
Pereaksi : Blueberen
Gambar Hasil :
pengamatan
Nilai Rf hasil : -
pengamatan
Kandungan fitokimia : Flavonoid
4.Suhu
5. Kesetimbangan
Semarang,.....Desember 2021
Instruktur praktikum,
TUJUAN PELATIHAN :
Memahami dan mampu melaksanakan cara penetapan dosis sediaan Herbal dalam uji
farmakologi secara in vivo maupun in vitro.
I. Perhitungan dosis untuk hewan coba berdasarkan perbandingan luas
permukaan tubuh (angka konversi).
2. Pada penelitian pengaruh ekstrak etanol buah mengkudu terhadap kadar glukosa pada
tikus yang diinduksi dengan aloksan, maka harus ditentukan dosis yang akan diberikan
pada tikus yaitu untuk masing-masing zat: ekstrak etanol buah mengkudu, alloksan dan
glibenklamid (sebagai gold standard).
1. Dosis aloksan:
Untuk 1 kg BB mencit :
1000gr / 20gr x 3,36 mg/ mencit 20gr
= 168 mg/kgBB mencit
Rata-rata BB mencit = 27 g
= 27 gr / 20 gr x 3,36 mg/ mencit 20 gr
Dosis aloksan untuk mencit 27 g = 4,536 mg/ mencit
Volume maksimal dosis intravena mencit : 0,1 ml= 4,536 mg/ml
2. Dosis Glibenklamid :
Dari berbagai pendekatan menggunakan data empiris, kandungan buah sawo dan hasil penelitian
sebelumnya, maka ditentukan penggunaan dosis Ekstrak etanol buah sawo (EEBS) pada
penelitian ini adalah :
Buatlah rencana perhitungan untuk pembuatan larutan stok dosis dan volume
pemberiannya.
Pembuatan larutan stok Ekstrak etanol buah sawo (EEBS) mempertimbangkan kapasitas (volume
maksimal) per oral untuk mencit adalah : 1,0 ml
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat :
Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 250 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g
diberikan dalam volume 0,5 ml
Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g
Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat :
Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 500 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g
diberikan dalam volume 0,5 ml
Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g
Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml
Volume pemberian dosis EEBS dengan larutan stok yang sudah dibuat :
Larutan stok dengan konsentrasi EEBS = 1000 mg/10 ml, dimana untuk mencit 20 g
diberikan dalam volume 0,5 ml
Jika Berat badan mencit yang akan diberi dosis = 30 g
Maka Volume pemberian = 30/20 x 0,5 ml = 0,75 ml
Jika dari hasil penelitian tersebut disimpulkan Dosis optimal ekstral etanol buah sawo (EEBS)
pada mencit adalah 50 mg/20 g BB
Dosis manusia
Jika Rendemen EEBS= 75,66% (dari serbuk simplisia seberat =200g, dihasilkan berat ekstrak
kental=151,132g), maka dosis pada manusia tersebut setara dengan berapa g serbuk simplisia?
Jika 1,1 kg buah sawo muda menjadi 200 g serbuk simplisia, maka dosis pada manusia tersebut
setara dengan berapa g row material (sawo muda)?
Dosis manusia = 26,35 g serbuk simplisia
Setara dengan = 1100 gr / 200 gr x 26,35 = 144,925 g buah sawo muda
LBM 2. UJI PRE KLINIK OBAT TRADISIONAL
https://youtu.be/Mjd2GLmrW2Y
Rute Pemberian Obat Mencit agak
Oral memberontak
ketika sonde
Cara : dimasukkan ke
1. Handling dan dalam mulut
tenangkan mencit mencit
2. Posisikan mencit
tegak lurus
3. Masukan suntikan
yang ujungnya diganti
sonde dan sudah diberi
obat
4. Pastikan sonde
masuk semua
5. Tekan spuit
keluarkan obat
perlahan
6. Cabut sonde
https://youtu.be/5Bri4ciMrtI
https://youtu.be/5Bri4ciMrtI
Cara:
1. Handling dan
tenangkan tikus
2. Posisikan tikus
secara
terlentang
3. Masukan jarum
suntik bagian
lancip dahulu
pada bagian
perut
4. Jika sudah
keluarkan obat
secara perlahan https://youtu.be/5Bri4ciMrtI
dengan spuit https://youtu.be/5Bri4ciMrtI
5. Cabut spuit
https://youtu.be/0AXYo aLoc
Tikus sedikit
Rute Pemberian memberontak
Obat ketika di
Intraperitoneal handling dan
Cara : butuh 2 orang
1. Handling dan karena ukuran
tenangkan tikus tikusnya besar
2. Posisikan tubuh
tikus secara
terlentang,
3. Suntikan obat
dengan posisi jarum
sebesar 10 derajat
4. Masukan obat
secara perlahan
5. Jika sudah cabut
jarum
https://youtu.be/0AXYo aLoc
Rute Pemberian
Obat
Intramuscular Tikus sedikit
memberontak
Cara : ketika di
1. Handling dan suntikkan obat
tenangkan tikus dan butuh 2
2. Pegang tikus orang karena
dengan kuat ukuran
3. Meminta bantuan tikusnya besar
teman untuk
menyuntik di bagian
paha,
4. Lalu masukan obat
perlahan
5. Cabut spuit
https://youtu.be/0AXYo aLoc
https://www.youtube.com/watch?v=Delxm5f3fmw
Rute Pemberian
Obat
Intramuscular
Cara :
1. Pegang
kelinci pada posisi
punggung
menghadap ke
pemeriksa
2. Dekap
kelinci dengan erat
3. Tentukan
lokasi penyuntikan
4. Suntikan
secara tegak lurus
https://w ww.youtube.com/watch?
v=dyfdwtez8Fc&feature=y o utu.be
Pengambilan
Darah Kelinci
Cara :
1. Lakukan
anestesi
pada
kelinci
2. Pastikan
sudah
teranestes
i
3. Tentukan
lokasi
pengambila
n pada
vena
marginalis
4. Tekan
pangkal
telinga agar
pembuluh
vena
mengembu
ng
5. Disinfeksi h ttps://youtu.be/tFWDdQxNHOA
menggunak
an alkohol
6. Suntikkan
jarum pada
vena
marginalis
7. Ambil
darah
8. Keluarkan jarum
dan tekan dengan
kasa
LBM 2. UJI PRE KLINIK OBAT TRADISIONAL
ED 50
Jumlah %
Jumlah ikan Jumlah
Ikan Konsentrasi
Kel Dosis alkohol Responsiv Total
Mula- Dosis
e (Eksitasi) Ikan
mula Alkohol
I 10 10 cc alkohol + 190 cc 0 1,75 10
air
12 cc alkohol + 188 cc 2 2,1 10
air
II 10 14 cc alkohol + 186 cc 3 2,45 10
air
16 cc alkohol + 184 cc 4 2,8 10
air
III 10 18 cc alkohol + 182 cc 6 3,15 10
air
20 cc alkohol + 180 cc 6 3,5 10
air
IV 10 22 cc alkohol + 178 cc 7 3,85 10
air
24 cc alkohol + 176 cc 8 4,2 10
air
V 10 26 cc alkohol + 174 cc 10 4,55 10
air
28 cc alkohol + 172 cc 10 4,9 10
air
GRAFIK ED 50
Modul Elektif Obat Tradisiona I
ANALISA:
Grafik ED50 mendekati linier
Dosis ED50 alkohol pada ikan seribu adalah 2.994% menunjukkan bahwa dosis alcohol
2.994% berefek pada 50% total ikan seribu.
LD 50
Jumlah %
Jumlah ikan
Ikan Konsentrasi Jumlah
Kel Dosis alkohol Responsiv
Mula- Dosis total ikan
e (Mati)
mula Alkohol
VI 10 26 cc alkohol + 174 cc 2 4,55 10
air
28 cc alkohol + 172 cc 2 4,9 10
air
VII 10 30 cc alkohol + 170 cc 3 5,25 10
air
32 cc alkohol + 168 cc 4 5,6 10
air
VIII 10 34 cc alkohol + 166 cc 5 5,95 10
air
36 cc alkohol + 164 cc 6 6,3 10
air
IX 10 38 cc alkohol + 162 cc 6 6,65 10
air
40 cc alkohol + 160 cc 8 7 10
air
X 10 42 cc alkohol + 158 cc 9 7,35 10
air
44 cc alkohol + 156 cc 10 7.7 10
air
GRAFIK LD 50
Modul Elektif Obat Tradisional
Confidence Limits
95 9r 0r°nfi Ie nce Line its foi Eons°.i1ti asi 2
959d Lonfi'1ence Liunits foi log(l‹nn senti asi 2)°
Pr0h ab ility E stint Lower b orind Upp °.i B o uiJ EstiiJJate Lower Bound Upper 6ounl
ate '1
PROBIT .01 0 3.561 *.564 4.14 3 .552 .409 .617
.0*0 3.773 2.813 4.32 4 .577 .449 .636
.030 3.91 4 2.903 4. 444 .593 .475 .640
.040 4.024 3.118 4.53 7 .605 .494 .657
.050 4.11 5 3.231 4.b14 .614 .509 .664
.0o0 4.195 3.331 4.681 .623 .523 .670
.070 4.266 3.421 4.741 .630 .534 .676
.080 4.330 3.503 4.795 .637 .544 .681
.090 4.390 3.500 4.04 5 .642 .554 .605
.1 00 4.445 3.651 4.89 2 .648 .562 .690
.1 TO 4.603 3.962 5.09 4 .671 .590 .707
.200 4.881 4.224 5.26 4 .688 .626 .721
.250 5.057 4.460 5. 41 0 .704 .649 .734
.300 5.221 4.678 5.56 6 .718 .670 .746
.350 5.370 4.004 5.713 .731 .609 .757
.400 5.531 5.081 5.86 4 .743 .706 .768
.450 5.o03 5.271 6.02 4 .755 .722 .700
0 5.455 6.19 7 .766 .737 .792
.550 5.994 5.632 6.30 9 .770 .751 .005
.600 6.159 5.805 6.605 .790 .764 .820
.o50 6.334 5.976 6.05 2 .002 .776 .036
.700 6.524 6.1 48 7.13 7 .815 .789 .853
.750 6.735 6.320 7. 47 2 .020 .001 .073
.800 6.979 6.524 7.87 6 .844 .814 .896
.850 7.273 6.749 8.38 8 .862 .829 .924
.900 7.66 7.034 9.093 .884 .847 .959
.91 0 7.759 7.1 03 9. 274 .890 .851 .967
.9 0 7.866 7.1 78 9. 474 .896 .856 .977
.930 7.985 7.26? 9.701 .902 .861 .987
.940 8.1 20 7.356 9. 961 .910 .867 .998
.950 8.277 7.464 10.26 7 .918 .873 1.011
.960 8.465 7.592 10.63 9 .928 .880 1.027
.9 0 8.702 7.75? 11.117 .940 .889 1.046
.980 9.028 7.968 11.78 7 .956 .901 1.071
.990 9.566 8.319 1 2. 93 0 .981 .920 1.112
a. Logarith m base = 10
ANALISA:
Grafik LD50 mendekati garis linier
Dosis LD50 alkohol pada ikan seribu adalah 5.386% menunjukkan bahwa dosis alcohol
5.836% menimbulkan kematian pada 50% ikan seribu
Hasil OD
Review Prosedur :
- Kultur Sel :
- Dapatkan cell line yang akan dikultur
- Masukkan cell line yang sudah dicampur di dalam media RPMI
- Cuci dengan FBS lalu masukkan sel ke dalam flask
- Aspirasi di incubator CO2 menggunakan flask dengan konsentrasi5% dan
suhu 37 derajat Celsius sampai sel konfluens
- Bawa sel ke laminar airflow untuk dipanen
- Sel diambil medianya lalu diberi tripsin untuk melepaskan lekatannya pada
flask
- Beri media yang baru, kemudian di suspensikan, lalu diambil dengan
pipet
- Masukkan ke tabung conicel untuk disentrifuge
- Sebelum disentrifuge hitung dulu dengan tripan blue dan haemocytometer
- Setelah suspense didapatkan pellet di bawah
- Buat suspensi sel lagi dengan kepadatan yang diinginkan (dengan
pengenceran)
- Inokulasi sel ke dalam 96 well tissue culture cluster sampai 96 sumuran
(semuanya)
- Inkubasi selama 1 – 3 x 24 jam
- Ambil lagi sel yang sudah diinokulasi untuk dicampurkan dengan bahan
uji yang akan dimasukkan ke dalam sumuran lagi.
- Inkubasi kembali
- Amati berapa jumlah sel yang masih hidup (dengan pereaksi MTT
berubah warna menjadi garam keemasan akibat aktivitas mitokondria sel
yang masih hidup. Kemudian garam keemasan dilarutkan dengan CMSO
untuk meihat intensitas warnanya. Amati dengan elisa reader /
Modul Elektif Obat Tradisional
spektofotometri)
Analisa Data
r= 0,9741
Hasil Pembacaan Elisa Reader Uji Sitotoksisitas
Ekstrak Kulit Batang Mimba
Absorbano Abso ›ansi sa«pd -
Kelompok *' Absorbarici sam el konbd konbol
rindia nedia
6,25 0174 0908
0,171
25 1,074 1,084 0,174 0,9 0,896 0,g1
1,05 0,174 0.873 0,878
1,B5 1,028 1,029 0,174 0,855
y = absorbansi
x = jumlah sel
y = ax + b
a = 0,3578
b = 2,204 * 10-5
absorbansi = 0,3578 * x + 2,204 * 10-5
Jumlah sel dari nilai absorbansi
Modul Elektif Obat Tradisional
Rata-rata
Absorbansi Absorbansi sampek
Qbsorbanu Sampel Absorbansi Jumlah Sel Total Set Jumlah Set
Kelompok Konsentra Kontrak Kontrol Media
Sampehkontrol Hidup Hidup Mali
M e dia
1 2 1 2 media
6,26 1,143 1,13s 1,137 O,l7a 0,96s 0,965 0,963 0,966 48693,2845 21113,1276
12,5 1,111 1,104 1,107 0,174 O,93E 0,93 0,933 0,933 26098,0036 48693,2848 22595,2813
25 1,074 1,07 1,0B4 0,174 0,5 O,89D 0,91 0,902 24691,4701 48693,284s 24OOl,8148
SC 1,054 l,Ot7 l€G 0,174 0,88 0,873 0,876 0,876 23526,9208 48693,284s 25166,3641
IOC l,O2fi 1,028 O,l7a 0,851 0,854 O,85f 0,853 486J3,284S
Grafik
Grafik Regresi Linier
1.600
Absorbansi deret sel-Absorbansi 1.400
rata-rata kontrol media
1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Jumlah Sel
Analisa Data
LC50 33,349
Kesimpulan
IC50 = 33,349 µg/ml
Percobaan cukup baik karena nilai IC50 berada di tengah-tengah range dosis yang
diteliti .
Potensi sitotoksik Ekstrak Kulit Batang Mimba IC50 33,349 µg/ml dengan kategori
potensiasi tidak aktif.
LBM 3. FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI PENGOBATAN HERBAL
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Kelompok Kontrol Negatif
(Na-CMC 0.5%)
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 15 23 9 3 50
II 12 25 10 2 49
III 14 24 10 2 50
IV 15 24 9 1 49
V 12 24 10 3 49
Rerata 13.6 24 9.6 2.2 49,4
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Kelompok Perasan Daun
Trembesi 25 mg/kgBB
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 14 14 7 3 38
II 9 12 7 2 30
III 7 13 8 1 29
IV 10 15 6 2 33
V 7 12 6 3 28
Rerata 9.4 13.2 6.8 2.2 31,6
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Kelompok Perasan DAun
Trembesi 50 mg/kgBB
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 7 13 5 2 27
II 8 10 6 2 26
III 5 12 5 1 23
IV 8 12 7 2 29
V 6 10 5 3 24
Rerata 6.8 11.4 5.6 2 25,8
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Kelompok Perasan DAun
Trembesi 100 mg/kgBB
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 5 10 3 1 19
II 5 9 4 2 20
III 4 10 5 0 19
IV 6 10 5 2 23
V 5 11 1 2 19
Rerata 5 10 3.6 1.4 20
Tabel 1. Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Kelompok Kontrol Positif
Parasetamol 65 mg/kgBB
Kelompok Jumlah Geliat pada Menit Jumlah % Analgetika
Mencit Ke- Kumulatif
15’ 30’ 45’ 60’ Geliat
I 4 9 2 0 15
II 4 8 3 1 16
III 3 9 3 0 15
IV 5 10 2 1 18
V 4 9 2 0 15
Rerata 4 9 2.4 0.4 15,8
Tabel: Jumlah Kumulatif Geliat dan Persen Analgetika Mencit Pada Berbagai Kelompok
Perlakuan
Mencit Jumlah Kumulatif Geliat pada Kelompok Persen Analgetika pada Kelompok
ke- Kontrol Kontrol Perasan Daun Trembesi Kontrol Kontrol Perasan Daun Trembesi
negatif Positif 25 50 100 negatif Positif 25 50 100
mg/kgB mg/kgB mg/kgB mg/kgBB mg/kgBB mg/kgB
B B B B
15 13.6 4 9.4 6.8 5
30 24 9 13.2 11.4 10
Jumlah 49.4 15.8 31.6 25.8 20 100- 100- 100- 100- 100-
Rerata (49,4 (15,8/49, (31,6/49, (25,8/49, (20/49,4
Kumulati /49,4 x 4 x 100) 4 x 100) 4 x 100) x 100) =
100) = = 68,02% = 36,04% = 47,77% 59,51%
f
0%
Grafik 1. Hubungan Antara Waktu dan Jumlah Geliat Pada masing-Masing Perlakuan
30
25
20
15
10
0
15 30 45 60
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
Daun Trembesi
25mg/KgBB Daun
Trembesi 50mg/KgBB
Daun Trembesi
100mg/KgBB
Pembahasan:
Pada Kelompok perlakuan dengan perasan daun trembesi didapatkan sedikit kenaikan geliat pada menit
ke 15 hingga menit ke 30 serta terdapat penurunan geliat pada mencit pada menit ke 30 hingga menit ke
60, sedangkan pada kelompok kontrol negative didapatkan kenaikan jumlah geliat pada menit lebih
banyak dari kelompok perlakuan dan control positif ke 15 hingga menit ke 30 dan mengalami penurunan
geliat hingga menit ke 60. Penurunan geliat mencit dapat dilihat pada kelompok perlakuan perasan daun
trembesit 100 mg/kgBB lebih banyak dari perlakuan 25 mg/kgBB dan 50 mg/kgBB.
Kesimpulan:
Perasan daun trembesi dapat menurunkan geliat mencit pada menit ke 30 dengan dosis 25, 50, atau 100
mg/kgBB. Pemberian perasan daun tembesi dengan dosis 100 mg/kgBB merupakan dosis yang paling
efektif sebagai analgetic.
1. Tampilkan data persen analgetika pada masing-masing kelompok perlakuan dalam bentuk grafik dan
analisa data kelas menggunakan analisa data yang sesuai untuk menjawab tujuan penelitian:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kontrol Negatif .367 5 .026 .684 5 .006
Jumlah_Kumulatif_Geliat
Kontrol Positif .330 5 .079 .735 5 .021
Trembesi 25 mg/KgBB .254 5 .200* .889 5 .350
Trembesi 50 mg/KgBB .175 5 .200* .974 5 .899
Trembesi 100 mg/KgBB .318 5 .109 .701 5 .010
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Rankc
Sum of
P'vIonJpok
N the an Rank Ranks
Logl.0 JumIah_Kumul« to.nIr.•I Negattf
5 8.00 40.00
Trembesi .t00:mg6ig BB
5 3.00 15.0Q
Total
10
Test Stcdstlcs*
Log1 d_JunaIa
h_I'.umuIatif_
Geliat
Nann’-Whltne 'U
.000
\ñfIIC Oxon W.
15.000
-2.685
Asymp: Sig. (2-tailed} .007
00e^
Mann-Whitney Test
NJMa an RankRands
5 8.00 40.00
10
Test Statisgcs*
Lng1 0_JumIa
h_F:unJuI'atif_
Geliat
.000
15000
.2.677
.007
.00B’
Mann-Whitney Test
Ranks
Sum or
P£dO03QOC I‘d M•.an Rank Ranks
'Total 10
Test StMistlcs“
Log \
0_JunJIa
000
15.000
.008
.O08^
Mann-Whitney Test
Ranks
7,9
0
Test Stadstics‘
Lag› O Jun
ia n k.umuI
afif_ G ?liat
5Q0
1$ bQ0
.008
°’
a Group‹ngWariable: Relompox
a. Apakah terdapat pengaruh perasan daun trembesi terhadap jumlah geliat asetat?
Ya
1. Apakah tujuan uji klinik? (Uraikan juga tentang relevansi, alasan dan
manfaat uji klinik)
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi khasiat dan keamanan biji
seledri untuk pengobatan disfungsi seksual wanita.
C : Kapsul placebo
2. Rancangan uji klinik? (Uraikan rancangan yang dipakai serta ketepatannya untuk
mencapai tujuan)
Rancangan uji klinis dilakukan secara random dan double blinded clinical trial. Pengujian
dilakukan dengan 80 wanita dengan keluhan disfungsi seksual yang dirujuk pada klinik
gynecologi Shahid Motahari.
7. Analisis statistic
(Kesesuaian uji yang dipakai, jumlah sampel dl.)
Pada kunjungan pertama, rata-rata sub-skor keinginan adalah 2,27 ± 0,70 dan 2,19 ± 0,92
pada kelompok intervensi dan pada kelompok plasebo, yang tidak berbeda nyata (p =
0,678). Namun, perbandingan skor antara biji seledri dan kelompok plasebo menunjukkan
bahwa skor keinginan lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan dengan
kelompok plasebo pada minggu ke-3 dan ke-6 (p <0,001).
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam
skor gairah dan pelumasan pada kunjungan pertama. Skor gairah meningkat secara
signifikan pada kelompok benih seledri dibandingkan dengan kelompok plasebo pada
minggu ke-3, dan ke-6 (p <0,001). Selain itu, skor pelumasan meningkat secara signifikan
pada kelompok benih seledri dibandingkan dengan kelompok plasebo pada minggu ke-3
dan ke-6 (p <0,001).
Di sisi lain, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok intervensi
dan kelompok plasebo dalam hal skor rata-rata orgasme dan kepuasan pada minggu awal,
ke-3, dan ke-6 pengobatan (P > 0,05).
Nyeri adalah domain terakhir dari kuesioner FSFI yang diukur pada sesi yang berbeda.
Pada kunjungan pertama (minggu-0), skor nyeri rata-rata adalah 2,28 ± 1,25 dan 2,48 ±
1,23 pada intervensi dan pada kelompok plasebo, masing-masing, yang tidak berbeda
secara signifikan (p = 0,479). Namun, skor nyeri meningkat pada kelompok intervensi,
sebaliknya
dengan kelompok plasebo pada minggu ke-3 dan ke-6 (p = 0,024 dan p = 0,033).
Akhirnya, skor FSFI total (yang merupakan jumlah skor keinginan individu, gairah,
pelumasan, orgasme, kepuasan, dan skala nyeri) dibandingkan antara kelompok intervensi
dan plasebo. Pada minggu ke-3 dan ke-6, total skor FSFI secara signifikan lebih tinggi
pada pasien yang diobati dengan biji seledri dibandingkan dengan plasebo (p <0,001).
8. Makna klinik hasil uji?
Tidak ada , karena sebelum uji klinis dilakukan informed-consent terlebih dahulu kepada
pasien.
KESIMPULAN PENILAIAN:
Uji klinik mengenai efek celery seed untuk mengobat disfungsi seksual pada
wanita berhasil dan dapat diterapkan untuk mengobati penyakit FSD
LBM 4 FITOTERAPI
Resep Fitoterapi :
Keterangan lain :
a. Mekanisme kerja :
3J | Side effects
One patient in the curcumin group had skin allergy symptoms, dys-
pepsia, and heartburn.
c. Kontraindikasi :
Tidak ada dalam artikel
Oleh karena itu, suplementasi dengan kurkumin dalam kombinasi dengan obat-obatan
rutin dapat efektif dalam pengobatan UC.
Semarang,.......Desember 2021
Instruktur Praktikum