Saintifikasi jamu dalam penelitian berbasis pelayanan kesehatan hanya dapat dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang telah memiliki izin atau sesuai dengan perundang undangan yang
berlaku. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk saintifikasi jamu dapat
diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta yang meliputi B2P2TOOT (balai besar penelitian dan
pengembangan tanaman obat dan obat tradisional), klinik jamu, SP3T (sentral pengembangan dan
penerapan pengobatan tradisional), BKTM (balai kesehatan tradisional masyarakat)/LKTM (loka
kesehatan tradisional masyarakat) (Kemenkes RI, 2010).
Klinik jamu merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk saintifikasi jamu.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 003/MENKES//PER/I/2010 tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian berbasis Pelayanan Kesehatan, terdapat dua tipe klinik jamu yaitu A
dan B. Adapun perbedaan dari kedua tipe klinik jamu dapat dilihat pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1 Perbedaan tipe klinik jamu
No Persyaratan Standar Klinik Jamu Tipe A Tipe B
1. Ketenagaan
- Dokter sebagai penanggung jawab Ada Ada
- Asisten Apoteker Ada Tidak ada
- Tenaga kesehatan komplementer alternatif lainnya sesuai Ada Ada
kebutuhan.
- Diploma (D3) pengobat tradisional dan/atau pengobat Ada Ada
tradisional ramuan yang tergabung dalam Asosiasi Pengobat
Tradisional yang diakui Departemen Kesehatan.
- Tenaga administrasi Ada Ada
2. Sarana
- Peralatan medis Ada Ada
- Peralatan jamu Ada Ada
3. Ruangan
- Ruang tunggu. Ada Ada
- Ruang pendaftaran dan rekam medis (medical record). Ada Ada
- Ruang konsultasi/pelaksanaan penelitian. Ada Ada
- Ruang pemeriksaan/tindakan. Ada Ada
- Ruang peracikan jamu. Ada Ada
- Ruang penyimpanan jamu. Ada Tidak ada
- Ruang diskusi. Ada Tidak ada
- Ruang laboratorium sederhana. Ada Tidak ada
- Ruang apotek jamu Ada Tidak ada
PASIEN
Informed consent
Request conset
Administrasi
Rp. 5.000,00
identitas.
- Pasien dibuatkan kartu pasien dan berkas RM.
- Pasien menandatangani informed consent dan request consent.
- Pasien menerima bukti pembayaran PNBP, kartu pasien dan nomor antrian.
- Berkas rekam medis dimasukan ke dalam map antrian sesuai nomor urut.
- Memberitahukan pasien untuk menunggu panggilan pemeriksaan dokter melalui mesin antrian
di Ruang Tunggu.
- Pasien diperiksa Dokter.
- Pasien mendapatkan resep untuk ditukarkan dengan jamu sesuai dengan anamnesa dokter.
h. Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan membungkus produk dengan memakai media/bahan
tertentu yang bertujuan untuk melindungi produk dari faktor luar yang dapat merusak produk serta
mengganggu masa simpan. Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak produk
menggunakan alat atau mesin. Bahan kemasan dapat berasal dari daun, kertas plastik, kayu, karton,
kaleng, aluminium foil dan bambu. Bahan kemasan tidak boleh menimbulkan kerusakan,
pencemaran hasil panen yang dikemas dan tidak membawa OPT (Organisme Pengganggu
Tumbuhan) (Kementerian Pertanian, 2011).
DAPUS
Kemenkes RI. 2017. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Direktorat
Pengawasan Obat dan Makanan.
B2P2TOOT. 2016a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. http://www.b2p2toot.litbang.kemkes.go.id/index.php [Diakses pada 1
November 2019]
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016
tentang Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2012. Vademekum Tanaman Obat untuk Saintifikasi Jamu Jilid 3. Jakarta:
Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Direktorat Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI. 1997. Materia Medika Indonesia. Jakarta: Direktorat Kesehatan Republik Indonesia.
BPOM RI. 2011. Acuan Sediaan Herbal Volume 6. Edisi satu. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor
Hk.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011. Tentang Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat
Tradisional Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia
B2P2TOOT. 2015. Pedoman Budidaya, Panen, dan Pascapanen Tanaman Obat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia