Disusun oleh:
Pendamping:
KABUPATEN SUMEDANG
2022
1
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Tujuan Penelitian 6
1.3.2 Tujuan Khusus 6
1.4. Manfaat Penelitian 7
BAB II 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Pengetahuan.....................................................................................................................................8
2.2 Sikap.................................................................................................................................................9
2.2.1 Ciri-Ciri Sikap 9
2.3 Remaja............................................................................................................................................10
2.3.1 Pembagian dan Batasan Usia Remaja.......................................................................................10
2.3.2 Aspek Perkembangan Remaja 11
2.3.2.1 Perkembangan Fisik 11
2.3.2.2 Perkembangan Kognitif 12
2.3.2.3 Perkembangan Kepribadian dan Sosial 12
2.3.2.4 Perkembangan Perilaku Seksual 12
2.4 Seksualitas......................................................................................................................................13
2.5 SMK Inovasi Mandiri....................................................................................................................14
BAB III 16
METODE PENELITIAN 16
3.1 Desain dan Metode Penelitian.......................................................................................................16
3.2 Waktu dan Tempat........................................................................................................................16
3.3 Subjek Penelitian...........................................................................................................................16
3.4 Kriteria Seleksi..............................................................................................................................16
3.4.1 Kriteria Inklusi 16
3.4.2 Kriteria Eksklusi 16
3.5 Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel Minimum...........................................................17
3.6 Instrumen yang Digunakan..........................................................................................................18
3.7 Prosedur Penelitian.......................................................................................................................18
3.7.1 Pengumpulan Data 18
3.7.2 Pengolahan Data 18
BAB IV 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 19
4.1 Karakteristik Subjek Penelitian...................................................................................................19
4.2 Hasil Kuesioner..............................................................................................................................19
BAB V 22
KESIMPULAN DAN SARAN 22
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................................22
5.2 Saran...............................................................................................................................................22
a. Bagi Puskesmas..............................................................................................................................22
b. Bagi Sekolah...................................................................................................................................23
d. Bagi Orang Tua..............................................................................................................................23
e. Bagi Lintas Sektoral......................................................................................................................23
LAMPIRAN 24
DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa ingin tahu yang terlalu besar oleh remaja, mengakibatkan banyak hal baik hal yang
positif maupun negatif. Salah satu rasa keingintahuan remaja ialah perihal pacaran dan hubungan
seks. Menurut data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007
menunjukan bahwa 70% remaja pernah berpegangan tangan, 37,5% pernah melakukan ciuman
bibir, 20,6% pernah meraba atau diraba bagian tubuh sensitif mereka, dan 6,6% pernah
melakukan hubungan seksual. Hal ini didasari oleh rasa keingintahuan remaja yang sangat besar.
Pada SDKI 2012 KRR (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan
Reproduksi Remaja), mayoritas remaja baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah
dan berusia antara 15-24 tahun berpacaran pertama kali pada usia antara 15-17 tahun, dengan
persentase perempuan sebanyak 46,9% dan laki-laki sebanyak 46,1%. Para remaja tersebut juga
mengakui bahwa hal pertama kali yang mereka lakukan adalah berpegangan tangan, hal ini
dilakukan sebanyak 75,35% perempuan dan 81,85% laki-laki.
Dari perilaku-perilaku dasar seksual (berpegangan tangan, berpelukan, ciuman dan lain-
lain) yang dilakukan semasa pacaran, akan menjurus kepada jalan menuju hubungan seksual.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2011 yang
4
dikutip dari jurnal Dewi Fajar Wati dan Andriyas Maysarah, remaja mengaku memiliki teman
yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah pada rentang usia 14-19 tahun (perempuan
34,7%, laki-laki 30,9%), rentang usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dengan
responden remaja berusia antara 15-24 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 1% remaja
perempuan dan 6% remaja laki-laki menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
Berdasarkan data SDKI 2012 KRR, hanya sedikit remaja yang berusia antara 15-24 tahun
yang mengakui bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Kebanyakan dari mereka yang mengakui hal tersebut adalah laki-laki sebanyak 7,75%,
sedangkan wanita yang mengakui hanya sebanyak 1,3%. Dari berbagai alasan yang ditanyakan
kepada para remaja laki-laki, mereka mengakui bahwa menyetujui adanya hubungan seksual
sebelum menikah dikarenakan mereka menyukai aktivitas seksual yang diutarakan sebanyak
86% remaja pria. Dan alasan terbanyak terbanyak berikutnya adalah saling mencintai yang
diperoleh sebanyak 85,1%.
Banyak dari remaja melakukan hubungan seks pranikah hanya sekedar ingin mencari
tahu hal yang baru maupun mencari kepuasan akan hasrat seksualnya saja. Namun, mereka tidak
menyadari akan dampak dari melakukan hubungan seks pranikah, salah satunya ialah Infeksi
Menular Seksual (IMS). Perilaku seks bebas memiliki risiko untuk terjangkit infeksi HIV,
Infeksi Menular Seksual (IMS), dan kehamilan yang tidak diinginkan. Diantaranya remaja
berusia 13-24 tahun dilaporkan sebanyak 21% didiagnosa HIV di Amerika Serikat pada tahun
2016, setengah dari 20 juta kasus baru IMS dilaporkan bahwa penderitanya merupakan remaja
yang berusia diantara 15-24 tahun, sebanyak 210.000 bayi dilahirkan oleh remaja perempuan
yang berusia antara 15–19 tahun pada tahun 2016.
Selain IMS, hal lainnya yang akan berdampak akibat seks pranikah ialah kehamilan yang
tak diinginkan. Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan sebanyak 4,2 juta aborsi dilakukan
setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia, dan 2.500 di antaranya
berakhir dengan kematian. Sebanyak 21% remaja di Indonesia pernah melakukan aborsi.
Menurut SDKI 2012 KRR, sebanyak 25,35% remaja perempuan mengetahui seseorang
yang telah mengaborsi kehamilannya dan sebanyak 31,75% remaja perempuan pernah
menyarankan atau memengaruhi seseorang agar tidak mengaborsi kandungannya. Sedangkan
pada remaja laki-laki lebih sedikit yang mengetahui seseorang yang telah mengaborsi
5
kehamilannya yaitu sebanyak 20,15% dan hanya sebanyak 18,95% remaja laki-laki yang pernah
menyarankan atau memengaruhi seseorang agar tidak mengaborsi kandungannya.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat semakin meningkatnya perilaku seks bebas setiap
tahun, terutama pada usia remaja. Peningkatan perilaku seks bebas ini tidak terlepas dari sumber-
sumber informasi yang belum jelas kebenarannya. Sumber informasi yang salah akan
menyebabkan rendahnya pengetahuan mengenai bahaya seks bebas. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat tingkat pengetahuan dan sikap tentang seks
bebas pada remaja.
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentang perilaku seksual pada siswa
SMK Inovasi Mandiri.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai bentuk-bentuk seks bebas pada siswa
SMK Inovasi Mandiri
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai faktor yang mendorong seks bebas
pada SMK Inovasi Mandiri
4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai dampak dari seks bebas pada siswa
SMK Inovasi Mandiri
5. Untuk mengetahui sikap tentang seks bebas pada siswa SMK Inovasi Mandiri
6
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Darmaraja
Sebagai data informasi kesehatan, khususnya mengenai penyuluhan akan
pentingnya pendidikan seks terhadap remaja di lingkungan cakupan Puskesmas
Darmaraja
b. Sebagai referensi untuk meningkatkan sikap dan perilaku terhadap bahaya seks bebas.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, bisa juga
didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2007).
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain.
8
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek
2.2 Sikap
Menurut L.L Thurston, sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau
negatif yang berhubungan dengan objek psikologis. Objek psikilogis meliputi simbol, kata-kata,
slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap
suatu objek psikologis apabila ia suka atau memiliki sikap yang negatif terhadap objek
psikologis bila ia tidak suka.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap
sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang dekat dengan kita. Mereka dapat
mengakrabkan diri kepada sesuatu atau menyebabkan kita menolaknya. Sikap berfungsi
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, mengatur tingkah laku seseorang, mengatur
perlakuan dan pernyataan kepribadian seseorang.
9
2.3 Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia antara 10-19 tahun. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia antara 10-18 tahun. Dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), rentang usia remaja ialah antara 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok
remaja usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta jiwa
atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2
milyar jiwa atau 18% dari jumlah penduduk dunia.
Masa remaja adalah periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik
secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai keingintahuan yang
besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil
dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku berisiko dan
mungkin harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah
kesehatan fisik maupun psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan
ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.
Pada masa ini individu mulai meninggalkan perannya sebagai anak-anak dan berusaha
mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya
memiliki peran yang penting. Dimasa ini remaja juga mengembangkan kematangan tingkah laku,
10
belajar membuat keputusan sendiri dan selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting
bagi individu.
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.
Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan
diterima orang dewasa.
Pada modul kesehatan reproduksi remaja, disebutkan bahwa ciriciri seks primer pada
remaja adalah: 1) Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami
mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun. 2)
Remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi), menstruasi adalah peristiwa
keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
rahim yang banyak mengandung darah.
Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut: 1) Remaja laki-laki ciri
seks sekunder yang terjadi berupa, bahu melebar, pinggul menyempit, pertumbuhan rambut
disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki, kulit menjadi lebih kasar dan tebal, serta
produksi keringat menjadi lebih banyak. 2) Remaja perempuan pinggul lebar, bulat, dan
membesar, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang
11
pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, otot semakin
besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai. Serta suara menjadi lebih penuh dan
semakin merdu.
Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-
laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja
perempuan. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam
pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual
maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual.
12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan seksual sebelum menikah di kalangan
remaja di Indonesia adalah umum. Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat
matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif
secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya
perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan
seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai
ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan
mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti
menemukan bahwa remaja perempuan, lebih banyak dari pada remaja laki-laki, mengatakan
bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta.
2.4 Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal.
Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. Seksualitas sering diartikan sebagai
bentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan yang didasari oleh hasrat atau keinginan
(libido) dengan maksud untuk mendapatkan suatu kenikmatan atau kepuasan. Dalam bentuk
hubungan seksualitas tersebut tidak hanya alat kelamin yang berperan akan tetapi melibatkan
peran psikologis dan emosi. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah sebagai bentuk
dorongan fisiologis dan sebagai wujud dari upaya mempertahankan kelangsungan hidup untuk
memperoleh keturunan.
Perilaku seksual merupakan manisfestasi aktivitas seksual yang mencakup baik hubungan
seksual (intercourse; coitus) maupun masturbasi. Hubungan seksual diartikan sebagai hubungan
fisik yakni hubungan yang melibatkan aktivitas seksual alat genital laki-laki dan perempuan.
Hasrat/nafsu seksual adalah minat seseorang untuk memulai atau melakukan hubungan
intim (sexual relationship). Kegairahan seksual (sexual excitement) merupakan respon tubuh
terhadap rangsangan seksual. Ada dua respon yang mendasar yaitu myotonia (ketegangan otot
yang meninggi) dan vasocongestion (bertambahnya aliran darah ke daerah genital). Apabila
keinginan atau hasrat seskual ini tidak dapat terkontrol, maka akan terjadi perilaku seks bebas.
Secara psikologis bentuk perilaku seks remaja pada dasarnya adalah normal sebab
prosesnya memang dimulai dari rasa tertarik kepada orang lain, muncul gairah diikuti puncak
13
kepuasan dan diakhiri dengan penenangan. Ukuran normal ini akan menjadi berbeda ketika
norma masyarakat dan norma agama ikut terlibat. Norma masyarakat Indonesia belum
mengizinkan adanya perilaku seksual remaja yang mengarah kepada hubungan seksual pranikah
(sexual intercourse extra marital), demikian pula norma agama di Indonesia ini.
Perilaku seksual khususnya remaja dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang
seharusnya tidak dilakukan pada usia remaja, seperti masturbasi, onani. Hal itu merupakan
contoh kebiasaan buruk sebagai manipulasi terhadap kelamin dalam upaya menyalurkan hasrat
seksual untuk mendapatkan kenikmatan sesaat. Seksualitas yang dilakukan remaja tanpa ikatan
nikah termasuk perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma dan budaya
masyarakat Indonesia, perbuatan tersebut tergolong dalam perilaku seks bebas.
14
Bola, Futsal, Bola Voli, Karate, Beatbox, Drum Band, Seni Tari, Karawitan, Atletik,
Gamelan/Degung.
Dari bidang sarana dan prasarana sekolah telah dilengkapi beberapa fasilitas untuk
menunjang kegiatan diantaranya, Laboratorium RPL, Laboratorium AK, Bengkel TBSM,
Mushola, Lapangan, Parkiran, WiFi, Kantin, dll. Untuk siswa yang jarak rumahnya ke
sekolah jauh, pihak sekolah telah bekerjasama dengan beberapa pondok pesantren di
lingkungan terdekat sekolah.
Adapun Visi dari SMK Inovasi Mandiri adalah “Terciptanya Insan Akademis Yang
Unggul Dalam Imtaq dan Iptek, Berwawasan Kebangsaan, Inovatif, Kreatif, Profesional,
Berakhlaqul Karimah dan Berwawasan Lingkungan”
Dengan Misi:
Mengupayakan pendidikan dan pengembangan manusia yang beriman dan bertaqwa,
berahlaqul mulia dalam rangka pengembangan kepribadian luhur, berlandaskan nilai-nilai
moral dan etika yang berlaku di masyarakat.
Mewujudkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar dan pelaksanaan pendidikan
yang terjangkau, berkeadilan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk
memenuhi hak memperoleh pendidikan dengan tetap memberdayakan peran serta
masyarakat.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
Meningkatkan kualitas akademik.
Meningkatkan kualitas kelembagaan dengan pengembangan sarana dan prasarana.
Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
Meningkatkan kreatifitas warga sekolah
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
3.5 Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel Minimum
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling berdasarkan besar sampel minimum.
Ukuran besar sampel minimum berdasarkan rumus Slovin:
N
n=
1+ Ne2
Keterangan
n = besar sampel minimum
N = jumlah populasi sekolah terpilih
e = persen kelonggaran kesalahan yang masih dapat ditolerir
Untuk nilai e, dengan tingkat kepercayaan penelitian sebesar 90%, maka margin of
error/persen kelonggaran kesalahan ditetapkan sebagai 10%
Perhitungan besar sampel minimum untuk SMK Inovasi Mandiri dengan jumlah populasi
siswa sebesar 795 orang adalah:
N
n= 2
1+ Ne
795
n= 2
1+(795)(0.1)
n=63 orang
Berdasarkan perhitungan besar sampel minimum, untuk tingkat kepercayaan 90%, maka
sampel yang akan diambil untuk penelitian ini dari SMK Inovasi Mandiri adalah sebanyak 63
orang. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dan validitas hasil, peneliti menambahkan
10% dari jumlah besar sampel minimum yaitu 6.3 (dibulatkan menjadi 7 orang), sehingga
total sampel minimum adalah 70.
17
3.6 Instrumen yang Digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk menilai
pengetahuan dan sikap seksual pada remaja.
Kuesioner ditujukan kepada siswa SMK yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak
termasuk kriteria eksklusi. Jawaban kuesioner kemudian dihitung dan dikumulasikan.
Pada kuesioner pengetahuan seksual, semakin tinggi skor, maka subjek memiliki
pengetahuan seksual yang semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah skor, maka subjek
dinilai memiliki pengetahuan seksual yang semakin rendah. Sementara pada kuesioner sikap
seksual, semakin tinggi skor, subjek dinilai semakin mendukung sikap seksual pranikah, dan
sebaliknya, semakin rendah skor, maka subjek dinilai semakin tidak mendukung sikap
seksual pranikah.
18
BAB IV
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa usia tertinggi adalah 19
tahun, sebanyak 1 orang (1,4%), diikuti 18 tahun, sebanyak 30 orang (42,8%), diikuti 17 tahun,
sebanyak 16 orang (22,8%), dan 15 tahun, sebanyak 6 orang (8,6%).
19
Tabel 2. Gambaran persebaran jenis kelamin siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa jenis kelamin adalah 46
orang laki-laki (65,7%) dan 24 orang perempuan (34,3%)
Tabel 4. Gambaran persebaran sumber pengetahuan seks siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran sumber
pengetahuan seks pada sampel penelitian adalah 42 orang berasal dari internet (60%), 16 orang
dari teman (22,9%), 8 orang dari sekolah (11,4%), dan 4 orang dari orang tua (5,7%).
20
No Status Frekuensi Presentase (%)
1 Lajang 47 67,1
2 Berpacaran 23 32,9
Jumlah 70 100
21
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sekitar 60% siswa di SMK Inovasi
Mandiri mendapatkan secara pribadi informasi terkait pendidikan seks dari internet. Perlu diingat
bahwa informasi yang tersebar di internet terkait pendidikan seks masih sangat perlu ditelaah
lebih lanjut akan kebenarannya. Jika siswa tidak dibimbing dalam pengolahan informasi terkait
pendidikan seks dengan benar maka tidak menutup kemungkinan informasi yang diterima akan
salah atau tidak sesuai dengan bukti. Maka perlu diadakan pengawasan dari pihak sekolah atau
keluarga siswa terkait pencarian informasi tentang pendidikan seks.
Berdasarkan data yang telah didapatkan terkait tingkat pengetahuan, sekitar 7,2% siswa
SMK Inovasi Mandiri memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pendidikan seks.
Situasi ini menggambarkan bahwa masih tinggi angka kurangnya pengetahuan siswa terhadap
pendidikan seks. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan siswa untuk melakukan praktik
seksual yang tidak sehat diusianya, beresiko terkena penyakit menular seksual, kehamilan dini
hingga praktik abortus yang tidak sehat. Meskipun demikian, data mengenai sikap seksual
pranikah pada siswa SMK Inovasi Mandiri 71,4% menunjukkan hasil yang tidak mendukung ke
arah sikap seksual pranikah.
5.2 Saran
a. Bagi Puskesmas
Puskesmas melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan guru sekolah perihal
kesehatan reproduksi
Puskesmas melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan siswa sekolah perihal
kesehatan reproduksi
Puskesmas melakukan sosialisasi dan pemberdayaan guru sekolah perihal kesehatan
reproduksi
Puskesmas memberikan buku saku kesehatan reproduksi untuk pegangan sekolah
22
b. Bagi Sekolah
Sekolah menyediakan wadah khusus untuk siswa berkonsultasi mengenai masalah
kesehatan reproduksi
Sekolah mengadakan pendampingan khusus untuk siswa dengan masalah kesehatan
reproduksi bersamaan dengan petugas dari puskesmas
.
c. Bagi Siswa
Siswa berperan aktif untuk meminta konseling dan pendampingan bila merasa
membutuhkan
Siswa berperan aktif untuk mawas diri dan mencari tahu tentang kesehatan reproduksi
Siswa saling peduli terhadap satu sama lain dan memberi support.
23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN
24
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya menyadari keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara sukarela dan tidak
akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi pada penelitian ini adalah
rahasia dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. Dengan demikian saya bersedia untuk
menjadi responden penelitian.
Sumedang,............................2022
(.....................................................)
25
KUESIONER PENGETAHUAN SEKSUAL PADA REMAJA
Kode Responden:
Usia :
Paman/bibi Lainnya:…….
Teman Internet
Sekolah Lainnya:……..
Nakes
Menikah Lainnya:……..
26
No Pernyataan Benar Salah
1 Tumbuhnya kumis, rambut halus pada ketiak dan kelamin
merupakan tanda pubertas pada laki-laki maupun perempuan
2 Pada masa pubertas, penis mengalami pertumbuhan
3 Rahim dan vagina mengalami pertumbuhan pada masa
pubertas
4 Laki-laki memproduksi hormon estrogen dan progesteron
5 Jika pubertas, artinya wanita sudah bisa hamil
6 Berhentinya tubuh untuk memproduksi sel telur disebut
menopause
7 Menopause dialami laki-laki maupun perempuan
8 Ketika hamil, perempuan tetap mengalami menstruasi
9 Laki-laki memproduksi sel telur
10 Hamil di usia muda beresiko pada kecacatan dan kurang
bulan
(prematur) bahkan kematian bayi
11 Cara cebok yang salah dapat menyebabkan penyakit
12 Laki-laki yang berganti-ganti pasangan beresiko
menimbulkan
kanker serviks
13 Kehamilan tidak akan terjadi jika hanya sekali melakukan
hubungan seks
14 Aborsi yang tidak aman, tidak akan berpengaruh terhadap
organ reproduksi wanita.
15 Salah satu cara memperlancar haid yaitu dengan minum-
minuman bersoda
16 Peristiwa sel telur bertemu dengan sperma disebut konsepsi
17 Organ reproduksi wanita hanya vagina dan rahim saja
18 Organ reproduksi pria hanya penis dan buah zakar saja
19 Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat
kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
Rahim yang banyak mengandung darah.
20 Payudara dapat membesar apabila diraba oleh lawan jenis
27
KUESIONER
Tidak
No. Aktivitas Pernah Pernah
1. Memandang dengan mesra
2. Mengungkapkan rasa dengan kata-kata manis
3. Mengobrol berdua
4. Nonton film berdua
5. Jalan-jalan berdua
6. Memegang tangan
7. Merangkul
8. Memeluk
9. Cium tangan
10. Cium pipi
11. Cium kening
12. Cium bibir
13. Cium mulut (dengan memainkan lidah)
14. Meraba bagian tubuh yang sensitif (leher,
payudara, alat kelamin)
15. Bersentuhan/menempelkan alat kelamin dengan
memakai pakaian
16. Bersentuhan/menempelkan alat kelamin tanpa
memakai pakaian
17. Berhubungan seks
28
3. Siapa yang mengajak duluan?
No Keterangan
1. Untuk mengungkapkan kasih sayang dengan pasangan
2. Agar pasangan tetap setia
3. Takut ditinggal pasangan
4. Untuk mendapatkan pengalaman
5. Untuk mendapatkan imbalan
6. Terangsang karena dirayu pasangan
7. Ingin tahu / coba-coba
8. Dibujuk dengan diberi uang
9. Dipaksa oleh pasangan
10. Terjadi begitu saja
11. Tidak tahu
12. Lainnya, sebutkan…………………………….
No Keterangan
1. Teman
2. Pacar / kekasih
3. Orang iseng
4. Lainnya, sebutkan…………………….
No Keterangan
1. Rumah kamu / pasangan
2. Hotel / motel
3. Tempat rekreasi
4. Tempat kost kamu / pasangan
5. Sekolah / asrama
6. Lainnya, sebutkan…………………………
DAFTAR PUSTAKA