Anda di halaman 1dari 31

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU


SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMK INOVASI DARMARAJA SUMEDANG

Disusun oleh:

dr. Rifqy Musyaffa Isman

Pendamping:

dr. Hj. Herni Wiwik H

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

KABUPATEN SUMEDANG

2022

1
DAFTAR ISI

BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 6
1.3. Tujuan Penelitian 6
1.3.2 Tujuan Khusus 6
1.4. Manfaat Penelitian 7
BAB II 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Pengetahuan.....................................................................................................................................8
2.2 Sikap.................................................................................................................................................9
2.2.1 Ciri-Ciri Sikap 9
2.3 Remaja............................................................................................................................................10
2.3.1 Pembagian dan Batasan Usia Remaja.......................................................................................10
2.3.2 Aspek Perkembangan Remaja 11
2.3.2.1 Perkembangan Fisik 11
2.3.2.2 Perkembangan Kognitif 12
2.3.2.3 Perkembangan Kepribadian dan Sosial 12
2.3.2.4 Perkembangan Perilaku Seksual 12
2.4 Seksualitas......................................................................................................................................13
2.5 SMK Inovasi Mandiri....................................................................................................................14
BAB III 16
METODE PENELITIAN 16
3.1 Desain dan Metode Penelitian.......................................................................................................16
3.2 Waktu dan Tempat........................................................................................................................16
3.3 Subjek Penelitian...........................................................................................................................16
3.4 Kriteria Seleksi..............................................................................................................................16
3.4.1 Kriteria Inklusi 16
3.4.2 Kriteria Eksklusi 16
3.5 Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel Minimum...........................................................17
3.6 Instrumen yang Digunakan..........................................................................................................18
3.7 Prosedur Penelitian.......................................................................................................................18
3.7.1 Pengumpulan Data 18
3.7.2 Pengolahan Data 18
BAB IV 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 19
4.1 Karakteristik Subjek Penelitian...................................................................................................19
4.2 Hasil Kuesioner..............................................................................................................................19
BAB V 22
KESIMPULAN DAN SARAN 22
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................................22
5.2 Saran...............................................................................................................................................22
a. Bagi Puskesmas..............................................................................................................................22
b. Bagi Sekolah...................................................................................................................................23
d. Bagi Orang Tua..............................................................................................................................23
e. Bagi Lintas Sektoral......................................................................................................................23
LAMPIRAN 24
DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


.Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa yang melibatkan
perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Pada tahap perkembangan ini ditandai dengan
perubahan karakteristik seks primer dan sekunder. Pada masa peralihan, remaja memiliki
pengetahuan yang kurang tentang hubungan seksual pranikah. Hal ini disebabkan karena orang
tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan anaknya dan hubungan orang tua-anak
menjadi jauh sehingga anak berpaling ke sumber-sumber lain yang belum jelas kebenarannya,
sehingga sering menimbulkan masalah dalam memahami pengetahuan tentang seksual. Hal yang
mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah adalah dorongan rasa ingin tahu yang
besar untuk mencoba segala hal baru yang belum diketahui.

Rasa ingin tahu yang terlalu besar oleh remaja, mengakibatkan banyak hal baik hal yang
positif maupun negatif. Salah satu rasa keingintahuan remaja ialah perihal pacaran dan hubungan
seks. Menurut data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007
menunjukan bahwa 70% remaja pernah berpegangan tangan, 37,5% pernah melakukan ciuman
bibir, 20,6% pernah meraba atau diraba bagian tubuh sensitif mereka, dan 6,6% pernah
melakukan hubungan seksual. Hal ini didasari oleh rasa keingintahuan remaja yang sangat besar.

Pada SDKI 2012 KRR (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan
Reproduksi Remaja), mayoritas remaja baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah
dan berusia antara 15-24 tahun berpacaran pertama kali pada usia antara 15-17 tahun, dengan
persentase perempuan sebanyak 46,9% dan laki-laki sebanyak 46,1%. Para remaja tersebut juga
mengakui bahwa hal pertama kali yang mereka lakukan adalah berpegangan tangan, hal ini
dilakukan sebanyak 75,35% perempuan dan 81,85% laki-laki.

Dari perilaku-perilaku dasar seksual (berpegangan tangan, berpelukan, ciuman dan lain-
lain) yang dilakukan semasa pacaran, akan menjurus kepada jalan menuju hubungan seksual.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2011 yang

4
dikutip dari jurnal Dewi Fajar Wati dan Andriyas Maysarah, remaja mengaku memiliki teman
yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah pada rentang usia 14-19 tahun (perempuan
34,7%, laki-laki 30,9%), rentang usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dengan
responden remaja berusia antara 15-24 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 1% remaja
perempuan dan 6% remaja laki-laki menyatakan pernah melakukan hubungan seksual pranikah.

Berdasarkan data SDKI 2012 KRR, hanya sedikit remaja yang berusia antara 15-24 tahun
yang mengakui bahwa mereka telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Kebanyakan dari mereka yang mengakui hal tersebut adalah laki-laki sebanyak 7,75%,
sedangkan wanita yang mengakui hanya sebanyak 1,3%. Dari berbagai alasan yang ditanyakan
kepada para remaja laki-laki, mereka mengakui bahwa menyetujui adanya hubungan seksual
sebelum menikah dikarenakan mereka menyukai aktivitas seksual yang diutarakan sebanyak
86% remaja pria. Dan alasan terbanyak terbanyak berikutnya adalah saling mencintai yang
diperoleh sebanyak 85,1%.

Banyak dari remaja melakukan hubungan seks pranikah hanya sekedar ingin mencari
tahu hal yang baru maupun mencari kepuasan akan hasrat seksualnya saja. Namun, mereka tidak
menyadari akan dampak dari melakukan hubungan seks pranikah, salah satunya ialah Infeksi
Menular Seksual (IMS). Perilaku seks bebas memiliki risiko untuk terjangkit infeksi HIV,
Infeksi Menular Seksual (IMS), dan kehamilan yang tidak diinginkan. Diantaranya remaja
berusia 13-24 tahun dilaporkan sebanyak 21% didiagnosa HIV di Amerika Serikat pada tahun
2016, setengah dari 20 juta kasus baru IMS dilaporkan bahwa penderitanya merupakan remaja
yang berusia diantara 15-24 tahun, sebanyak 210.000 bayi dilahirkan oleh remaja perempuan
yang berusia antara 15–19 tahun pada tahun 2016.

Selain IMS, hal lainnya yang akan berdampak akibat seks pranikah ialah kehamilan yang
tak diinginkan. Di Asia Tenggara, WHO memperkirakan sebanyak 4,2 juta aborsi dilakukan
setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia, dan 2.500 di antaranya
berakhir dengan kematian. Sebanyak 21% remaja di Indonesia pernah melakukan aborsi.

Menurut SDKI 2012 KRR, sebanyak 25,35% remaja perempuan mengetahui seseorang
yang telah mengaborsi kehamilannya dan sebanyak 31,75% remaja perempuan pernah
menyarankan atau memengaruhi seseorang agar tidak mengaborsi kandungannya. Sedangkan
pada remaja laki-laki lebih sedikit yang mengetahui seseorang yang telah mengaborsi

5
kehamilannya yaitu sebanyak 20,15% dan hanya sebanyak 18,95% remaja laki-laki yang pernah
menyarankan atau memengaruhi seseorang agar tidak mengaborsi kandungannya.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat semakin meningkatnya perilaku seks bebas setiap
tahun, terutama pada usia remaja. Peningkatan perilaku seks bebas ini tidak terlepas dari sumber-
sumber informasi yang belum jelas kebenarannya. Sumber informasi yang salah akan
menyebabkan rendahnya pengetahuan mengenai bahaya seks bebas. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat tingkat pengetahuan dan sikap tentang seks
bebas pada remaja.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap tentang perilaku seksual pada siswa
SMK Inovasi Mandiri?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentang perilaku seksual pada siswa
SMK Inovasi Mandiri.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai pengertian perilaku sekseual pada
siswa SMK Inovasi Mandiri

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai bentuk-bentuk seks bebas pada siswa
SMK Inovasi Mandiri
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai faktor yang mendorong seks bebas
pada SMK Inovasi Mandiri
4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai dampak dari seks bebas pada siswa
SMK Inovasi Mandiri
5. Untuk mengetahui sikap tentang seks bebas pada siswa SMK Inovasi Mandiri

6
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Darmaraja
Sebagai data informasi kesehatan, khususnya mengenai penyuluhan akan
pentingnya pendidikan seks terhadap remaja di lingkungan cakupan Puskesmas
Darmaraja

1.4.2 Bagi Masyarakat


a. Sebagai data informasi mengenai pengetahuan tentang seks bebas pada siswa SMK
Inovasi Mandiri

b. Sebagai referensi untuk meningkatkan sikap dan perilaku terhadap bahaya seks bebas.

1.4.3 Bagi Peneliti Lain


Menambah pengetahuan dalam melakukan atau melanjutkan penelitian kesehatan
pada umumnya, dan terkait penyakit yang berdampak akibat seks bebas.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, bisa juga
didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:


(Notoatmodjo, 2003)

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain.

8
5. Sintesis (Synthesis)

Sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan


bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek

2.2 Sikap
Menurut L.L Thurston, sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau
negatif yang berhubungan dengan objek psikologis. Objek psikilogis meliputi simbol, kata-kata,
slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap
suatu objek psikologis apabila ia suka atau memiliki sikap yang negatif terhadap objek
psikologis bila ia tidak suka.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap
sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang dekat dengan kita. Mereka dapat
mengakrabkan diri kepada sesuatu atau menyebabkan kita menolaknya. Sikap berfungsi
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, mengatur tingkah laku seseorang, mengatur
perlakuan dan pernyataan kepribadian seseorang.

2.2.1 Ciri-Ciri Sikap


a. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan
latihan sepanjang perkembangan individu dalam hubungan dengan objek.
b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu sehingga dapat
dipelajari.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan banyak objek.
e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.
f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan dengan
pengetahuan.

9
2.3 Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia antara 10-19 tahun. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang
usia antara 10-18 tahun. Dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), rentang usia remaja ialah antara 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok
remaja usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta jiwa
atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2
milyar jiwa atau 18% dari jumlah penduduk dunia.

Masa remaja adalah periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik
secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai keingintahuan yang
besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas
perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil
dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku berisiko dan
mungkin harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah
kesehatan fisik maupun psikososial. Sifat dan perilaku berisiko pada remaja tersebut memerlukan
ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
remaja termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi.

2.3.1 Pembagian dan Batasan Usia Remaja


Menurut Konopka dan Ingersoll yang dikutip oleh Agustiani (2006) bahwa masa remaja
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Masa remaja awal (12 -15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan perannya sebagai anak-anak dan berusaha
mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.

2. Masa remaja pertengahan (15-17 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya
memiliki peran yang penting. Dimasa ini remaja juga mengembangkan kematangan tingkah laku,

10
belajar membuat keputusan sendiri dan selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting
bagi individu.

3. Masa remaja akhir (18-19 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.
Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan
diterima orang dewasa.

2.3.2 Aspek Perkembangan Remaja


2.3.2.1 Perkembangan Fisik
Terjadi perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan
motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi badan dan berat badan,
pertumbuhan tulang dan otot, serta kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.

Pada remaja, pertumbuhan fisik berlangsung sangat pesat. Dalam perkembangan


seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu, ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks
sekunder.

a. Ciri-ciri seks primer

Pada modul kesehatan reproduksi remaja, disebutkan bahwa ciriciri seks primer pada
remaja adalah: 1) Remaja laki-laki sudah bisa melakukan fungsi reproduksi bila telah mengalami
mimpi basah. Mimpi basah biasanya terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun. 2)
Remaja perempuan sudah mengalami menarche (menstruasi), menstruasi adalah peristiwa
keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
rahim yang banyak mengandung darah.

b. Ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder pada masa remaja adalah sebagai berikut: 1) Remaja laki-laki ciri
seks sekunder yang terjadi berupa, bahu melebar, pinggul menyempit, pertumbuhan rambut
disekitar alat kelamin, ketiak, dada, tangan, dan kaki, kulit menjadi lebih kasar dan tebal, serta
produksi keringat menjadi lebih banyak. 2) Remaja perempuan pinggul lebar, bulat, dan
membesar, puting susu membesar dan menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara
menjadi lebih besar dan lebih bulat. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang

11
pori-pori bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, otot semakin
besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan, dan tungkai. Serta suara menjadi lebih penuh dan
semakin merdu.

2.3.2.2 Perkembangan Kognitif


Para remaja termotivasi memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis.
Remaja secara aktif membangun dunia kognitifnya sendiri dimana informasi yang didapatkan
tidak langsung diterima begitu saja oleh mereka ke dalam skema kognitifnya. Remaja telah
mampu membedakan antara ide atau hal lainnya yang lebih penting dibanding dengan ide
lainnya.

2.3.2.3 Perkembangan Kepribadian dan Sosial


Perkembangan kepribadian ialah telah terjadi perubahan cara individu berhubungan
dengan dunia dan mengekspresikan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial ialah
telah terjadi perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Yang paling penting bagi remaja
pada saat perkembangan diri ialah pencarian jati diri atau identitas diri. Pencarian identitas diri
ialah sebuah proses dalam membentuk diri menjadi seseorang yang unik dengan peran yang
penting dalam hidup.

2.3.2.4 Perkembangan Perilaku Seksual


Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya kematangan serta
peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki maupun pada
perempuan yang akan menyebabkan perubahan perilaku seksual remaja secara keseluruhan. Pada
kehidupan psikologis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam
minat remaja terhadap lawan jenis. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan
jenis sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas.

Remaja perempuan lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang menarik bagi remaja laki-
laki, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi lebih kekar yang menarik bagi remaja
perempuan. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam
pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya fungsi-fungsi seksual
maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan untuk pemuasan seksual.

12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan seksual sebelum menikah di kalangan
remaja di Indonesia adalah umum. Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat
matang dari pada remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif
secara seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan adanya
perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Bahkan hubungan
seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-orang yang terlibat saling mencintai
ataupun saling terikat. Mereka sering merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan
mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti
menemukan bahwa remaja perempuan, lebih banyak dari pada remaja laki-laki, mengatakan
bahwa alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta.

2.4 Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal.
Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. Seksualitas sering diartikan sebagai
bentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan yang didasari oleh hasrat atau keinginan
(libido) dengan maksud untuk mendapatkan suatu kenikmatan atau kepuasan. Dalam bentuk
hubungan seksualitas tersebut tidak hanya alat kelamin yang berperan akan tetapi melibatkan
peran psikologis dan emosi. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan alamiah sebagai bentuk
dorongan fisiologis dan sebagai wujud dari upaya mempertahankan kelangsungan hidup untuk
memperoleh keturunan.

Perilaku seksual merupakan manisfestasi aktivitas seksual yang mencakup baik hubungan
seksual (intercourse; coitus) maupun masturbasi. Hubungan seksual diartikan sebagai hubungan
fisik yakni hubungan yang melibatkan aktivitas seksual alat genital laki-laki dan perempuan.

Hasrat/nafsu seksual adalah minat seseorang untuk memulai atau melakukan hubungan
intim (sexual relationship). Kegairahan seksual (sexual excitement) merupakan respon tubuh
terhadap rangsangan seksual. Ada dua respon yang mendasar yaitu myotonia (ketegangan otot
yang meninggi) dan vasocongestion (bertambahnya aliran darah ke daerah genital). Apabila
keinginan atau hasrat seskual ini tidak dapat terkontrol, maka akan terjadi perilaku seks bebas.

Secara psikologis bentuk perilaku seks remaja pada dasarnya adalah normal sebab
prosesnya memang dimulai dari rasa tertarik kepada orang lain, muncul gairah diikuti puncak

13
kepuasan dan diakhiri dengan penenangan. Ukuran normal ini akan menjadi berbeda ketika
norma masyarakat dan norma agama ikut terlibat. Norma masyarakat Indonesia belum
mengizinkan adanya perilaku seksual remaja yang mengarah kepada hubungan seksual pranikah
(sexual intercourse extra marital), demikian pula norma agama di Indonesia ini.

Perilaku seksual khususnya remaja dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang
seharusnya tidak dilakukan pada usia remaja, seperti masturbasi, onani. Hal itu merupakan
contoh kebiasaan buruk sebagai manipulasi terhadap kelamin dalam upaya menyalurkan hasrat
seksual untuk mendapatkan kenikmatan sesaat. Seksualitas yang dilakukan remaja tanpa ikatan
nikah termasuk perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan norma dan budaya
masyarakat Indonesia, perbuatan tersebut tergolong dalam perilaku seks bebas.

2.5 SMK Inovasi Mandiri


SMK Inovasi Mandiri merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan yang berdiri di
wilayah Kecamatan Darmaraja. Sekolah ini didirikan pada tahun 2013 dan telah memiliki ijin
dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumedang. Ijin pendirian dan penyelenggaraan
pendidikannya dikeluarkan pada tanggal 9 Desember 2013.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Inovasi Mandiri dikelola dan didirikan di bawah
naungan Yayasan Thalabul Ilmi Bogor. Sekolah ini memiliki kampus yang beralamat di
Jalan Umar Wirahadikusuma Km. 25 Darmaraja, tepatnya di Blok BPP Pertanian Desa
Tarunajaya Kecamatan Darmaraja. SMK Inovasi Mandiri didirikan dengan tujuan untuk
mencetak generasi muda yang muda berbakat dan siap bekerja.
Pada awal pembangunan jurusan yang tersedia di SMK Inovasi Mandiri ini sebanyak tiga
jurusan yaitu jurusan Agribisnis Perikanan, jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak)
Komputer serta jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Kemudian ditahun 2016
membuka jurusan baru yaitu TBSM (Teknik dan Bisnis Sepeda Motor). Staf pengajar yang
memberikan pengajaran di SMK Inovasi Mandiri merupakan pengajar profesional dan
berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Dalam menunjang minat dan bakat para siswa, sekolah telah menyediakan beberapa
Ekstrakurikuler dengan disiapkan para pelatih dan pembina yang profesional dibidangnya,
diantaranya : OSIS, MPK, Pramuka, Paskibra, PMR, PKS, IRMA, Nasyid/Rohis, Sepak

14
Bola, Futsal, Bola Voli, Karate, Beatbox, Drum Band, Seni Tari, Karawitan, Atletik,
Gamelan/Degung.
Dari bidang sarana dan prasarana sekolah telah dilengkapi beberapa fasilitas untuk
menunjang kegiatan diantaranya, Laboratorium RPL, Laboratorium AK, Bengkel TBSM,
Mushola, Lapangan, Parkiran, WiFi, Kantin, dll. Untuk siswa yang jarak rumahnya ke
sekolah jauh, pihak sekolah telah bekerjasama dengan beberapa pondok pesantren di
lingkungan terdekat sekolah.
Adapun Visi dari SMK Inovasi Mandiri adalah “Terciptanya Insan Akademis Yang
Unggul Dalam Imtaq dan Iptek, Berwawasan Kebangsaan, Inovatif, Kreatif, Profesional,
Berakhlaqul Karimah dan Berwawasan Lingkungan”
Dengan Misi:
 Mengupayakan pendidikan dan pengembangan manusia yang beriman dan bertaqwa,
berahlaqul mulia dalam rangka pengembangan kepribadian luhur, berlandaskan nilai-nilai
moral dan etika yang berlaku di masyarakat.
 Mewujudkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar dan pelaksanaan pendidikan
yang terjangkau, berkeadilan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat untuk
memenuhi hak memperoleh pendidikan dengan tetap memberdayakan peran serta
masyarakat.
 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
 Meningkatkan kualitas akademik.
 Meningkatkan kualitas kelembagaan dengan pengembangan sarana dan prasarana.
 Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah.
 Meningkatkan kreatifitas warga sekolah

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif potong lintang.

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di lokasi sekolah masing-masing baik di SMK Inovasi
Mandiri, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang pada tanggal 16-17 Februari 2022.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan penyuluhan kesehatan reproduksi pada siswa
SMK.

3.3 Subjek Penelitian


Penelitian dilakukan dengan subjek penelitian siswa SMK di Kecamatan Darmaraja,
Kabupaten Sumedang.

3.4 Kriteria Seleksi


3.4.1 Kriteria Inklusi
Seluruh siswa SMK yang hadir dan bersedia meluangkan waktu mengisi kuesioner.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Seluruh siswa SMK yang hadir dan bersedia meluangkan waktu mengisi kuesioner,
kecuali:
- Siswa SMK Inovasi Mandiri yang buta huruf
- Siswa SMK Inovasi Mandiri yang memiliki keterbatasan dalam membaca tulisan
- Siswa SMK Inovasi Mandiri yang tidak lengkap mengisi kuesioner

16
3.5 Cara Pengambilan Sampel dan Besar Sampel Minimum
Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling berdasarkan besar sampel minimum.
Ukuran besar sampel minimum berdasarkan rumus Slovin:

N
n=
1+ Ne2

Keterangan
n = besar sampel minimum
N = jumlah populasi sekolah terpilih
e = persen kelonggaran kesalahan yang masih dapat ditolerir
Untuk nilai e, dengan tingkat kepercayaan penelitian sebesar 90%, maka margin of
error/persen kelonggaran kesalahan ditetapkan sebagai 10%

Perhitungan besar sampel minimum untuk SMK Inovasi Mandiri dengan jumlah populasi
siswa sebesar 795 orang adalah:
N
n= 2
1+ Ne

795
n= 2
1+(795)(0.1)

n=63 orang

Berdasarkan perhitungan besar sampel minimum, untuk tingkat kepercayaan 90%, maka
sampel yang akan diambil untuk penelitian ini dari SMK Inovasi Mandiri adalah sebanyak 63
orang. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dan validitas hasil, peneliti menambahkan
10% dari jumlah besar sampel minimum yaitu 6.3 (dibulatkan menjadi 7 orang), sehingga
total sampel minimum adalah 70.

17
3.6 Instrumen yang Digunakan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk menilai
pengetahuan dan sikap seksual pada remaja.
Kuesioner ditujukan kepada siswa SMK yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak
termasuk kriteria eksklusi. Jawaban kuesioner kemudian dihitung dan dikumulasikan.
Pada kuesioner pengetahuan seksual, semakin tinggi skor, maka subjek memiliki
pengetahuan seksual yang semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah skor, maka subjek
dinilai memiliki pengetahuan seksual yang semakin rendah. Sementara pada kuesioner sikap
seksual, semakin tinggi skor, subjek dinilai semakin mendukung sikap seksual pranikah, dan
sebaliknya, semakin rendah skor, maka subjek dinilai semakin tidak mendukung sikap
seksual pranikah.

3.7 Prosedur Penelitian


3.7.1 Pengumpulan Data
Kuesioner diberikan kepada siswa SMK Inovasi Mandiri untuk diisi. Peserta akan
diminta menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan pilihan masing-masing lalu
dikumpulkan.

3.7.2 Pengolahan Data


Jawaban kuesioner mengenai pengetahuan seksual dibagi menjadi beberapa kategori
skoring, yaitu skor total <50 adalah tingkat pengetahuan rendah, 50-79 pengetahuan
sedang, dan 80-100 pengetahuan tinggi. Kuesioner mengenai sikap seksual terbagi menjadi
2 kategori, yaitu skor 8-20 mendukung, dan skor <8 tidak mendukung sikap seksual
pranikah. Skor untuk jawaban kuesioner yang telah diperoleh kemudian dianalisis menjadi
data deskriptif kategorik menggunakan Microsoft Excel 2019.

18
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan berdasarkan
jumlah sampel minimum yaitu sebanyak 70 peserta di SMK Inovasi Mandiri.

4.2 Hasil Kuesioner


No Usia Frekuensi Presentase (%)
1 15 6 8,6
2 16 17 24,3
3 17 16 22,8
4 18 30 42,8
5 19 1 1,4
Jumlah 70 100
Tabel 1. Gambaran persebaran usia siswa SMK Inovasi Mandiri

Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa usia tertinggi adalah 19
tahun, sebanyak 1 orang (1,4%), diikuti 18 tahun, sebanyak 30 orang (42,8%), diikuti 17 tahun,
sebanyak 16 orang (22,8%), dan 15 tahun, sebanyak 6 orang (8,6%).

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


1 Laki-laki 46 65,7
2 Perempuan 24 34,3
Jumlah 70 100

19
Tabel 2. Gambaran persebaran jenis kelamin siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa jenis kelamin adalah 46
orang laki-laki (65,7%) dan 24 orang perempuan (34,3%)

No Tinggal Bersama Frekuensi Presentase (%)


1 Orang Tua 62 88,6
2 Kakek/Nenek 6 8,6
3 Paman/Bibi 1 1,4
4 Pesantren 1 1,4
Jumlah 70 100

Tabel 3. Gambaran persebaran tempat tinggal siswa SMK Inovasi Mandiri


Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran tempat
tinggal pada sampel penelitian adalah 62 orang tinggal bersama orang tua (88,6%), 6 orang
tinggal bersama kakek/nenek (8,6%), dan masing-masing 1 orang yang tinggal bersama
paman/bibi dan di pesantren (1,4%).

No Sumber Pengetahuan Seks Frekuensi Presentase (%)


1 Internet 42 60
2 Teman 16 22,9
3 Sekolah 8 11,4
4 Ortu 4 5,7
Jumlah 70 100

Tabel 4. Gambaran persebaran sumber pengetahuan seks siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran sumber
pengetahuan seks pada sampel penelitian adalah 42 orang berasal dari internet (60%), 16 orang
dari teman (22,9%), 8 orang dari sekolah (11,4%), dan 4 orang dari orang tua (5,7%).

20
No Status Frekuensi Presentase (%)
1 Lajang 47 67,1
2 Berpacaran 23 32,9
Jumlah 70 100

Tabel 5. Gambaran persebaran status siswa SMK Inovasi Mandiri


Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran status sampel
penelitian adalah 47 orang lajang (67,1%), dan 23 orang berpacaran (32,9%).

No Skor Pengetahuan Seksual Frekuensi Presentase (%)


1 Tinggi 5 7,2
2 Sedang 43 61,4
3 Rendah 22 31,4
Jumlah 70 100
Tabel 6. Gambaran persebaran klasifikasi skor pengetahuan seksual siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran klasifikasi
skor pengetahuan seksual sampel penelitian adalah 5 orang tinggi (7,2%), dan 43 orang sedang
(61,4%), dan 22 orang rendah (31,4%).

No Sikap Seksual Frekuensi Presentase (%)


1 Mendukung 20 28,6
2 Tidak Mendukung 50 71,4
Jumlah 70 100
Tabel 7. Gambaran persebaran sikap seksual siswa SMK Inovasi Mandiri
Hasil kuesioner pada siswa SMK Inovasi Mandiri menunjukkan bahwa persebaran skor sikap
seksual sampel penelitian adalah 20 orang ke arah mendukung (28,6%), dan 50 orang ke arah
tidak mendukung (71,4%).

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sekitar 60% siswa di SMK Inovasi
Mandiri mendapatkan secara pribadi informasi terkait pendidikan seks dari internet. Perlu diingat
bahwa informasi yang tersebar di internet terkait pendidikan seks masih sangat perlu ditelaah
lebih lanjut akan kebenarannya. Jika siswa tidak dibimbing dalam pengolahan informasi terkait
pendidikan seks dengan benar maka tidak menutup kemungkinan informasi yang diterima akan
salah atau tidak sesuai dengan bukti. Maka perlu diadakan pengawasan dari pihak sekolah atau
keluarga siswa terkait pencarian informasi tentang pendidikan seks.
Berdasarkan data yang telah didapatkan terkait tingkat pengetahuan, sekitar 7,2% siswa
SMK Inovasi Mandiri memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap pendidikan seks.
Situasi ini menggambarkan bahwa masih tinggi angka kurangnya pengetahuan siswa terhadap
pendidikan seks. Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan siswa untuk melakukan praktik
seksual yang tidak sehat diusianya, beresiko terkena penyakit menular seksual, kehamilan dini
hingga praktik abortus yang tidak sehat. Meskipun demikian, data mengenai sikap seksual
pranikah pada siswa SMK Inovasi Mandiri 71,4% menunjukkan hasil yang tidak mendukung ke
arah sikap seksual pranikah.

5.2 Saran
a. Bagi Puskesmas
 Puskesmas melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan guru sekolah perihal
kesehatan reproduksi
 Puskesmas melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan siswa sekolah perihal
kesehatan reproduksi
 Puskesmas melakukan sosialisasi dan pemberdayaan guru sekolah perihal kesehatan
reproduksi
 Puskesmas memberikan buku saku kesehatan reproduksi untuk pegangan sekolah

22
b. Bagi Sekolah
 Sekolah menyediakan wadah khusus untuk siswa berkonsultasi mengenai masalah
kesehatan reproduksi
 Sekolah mengadakan pendampingan khusus untuk siswa dengan masalah kesehatan
reproduksi bersamaan dengan petugas dari puskesmas
.
c. Bagi Siswa
 Siswa berperan aktif untuk meminta konseling dan pendampingan bila merasa
membutuhkan
 Siswa berperan aktif untuk mawas diri dan mencari tahu tentang kesehatan reproduksi
 Siswa saling peduli terhadap satu sama lain dan memberi support.

d. Bagi Orang Tua


 Orang tua berperan aktif untuk memberi konseling dan pendampingan kepada siswa
 Orang tua berperan aktif untuk memberi tahu siswa tentang kesehatan reproduksi
 Orang tua harus peduli terhadap siswa dan memberi support

e. Bagi Lintas Sektoral


 Bagi Dinas Komunikasi dan Informatika untuk memberikan informasi dalam bentuk
media yang inovatif terkait kesehatan reproduksi remaja
 Bagi Dinas Pendidikan untuk mempertimbangkan pemberian kurikulum tambahan
terkait kesehatan reproduksi remaja
 Bagi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana untuk melakukan
pembinaan kesehatan reproduksi remaja
.

23
LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

24
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama:
Usia:
Setelah membaca penjelasan yang diberikan oleh peneliti saya bersedia ikut berpartisipasi
sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Dokter Internship UPTD Puskesmas Rawat
Inap Darmaraja mengenai gambaran sikap dan pengetahuan remaja terhadap perilaku seksual di
SMK Multiguna Sumedang.

Saya menyadari keikutsertaan saya dalam penelitian ini dilakukan secara sukarela dan tidak
akan merugikan saya. Saya menyadari bahwa segala informasi pada penelitian ini adalah
rahasia dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. Dengan demikian saya bersedia untuk
menjadi responden penelitian.

Sumedang,............................2022

(.....................................................)

25
KUESIONER PENGETAHUAN SEKSUAL PADA REMAJA

Kode Responden:

Usia :

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Tinggal Bersama : Orangtua Kakek/nenek

Paman/bibi Lainnya:…….

Sumber pengetahuan pendidikan seks : Orangtua TV/majalah/buku

Teman Internet

Sekolah Lainnya:……..

Nakes

Status : Lajang Berpacaran

Menikah Lainnya:……..

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Bacalah penyataan di bawah ini dengan teliti.


2. Jawablah pernyataan berikut dengan memberikan tanda (√) di kolom “Benar
apabila saudara menganggap penyataan tersebut benar atau di kolom “Salah”
apabila pernyataan tersebut salah.
3. Jika ingin mengganti jawaban beri tanda (=) dan beri tanda (√) kembali pada
jawaban yang sesuai.

26
No Pernyataan Benar Salah
1 Tumbuhnya kumis, rambut halus pada ketiak dan kelamin
merupakan tanda pubertas pada laki-laki maupun perempuan
2 Pada masa pubertas, penis mengalami pertumbuhan
3 Rahim dan vagina mengalami pertumbuhan pada masa
pubertas
4 Laki-laki memproduksi hormon estrogen dan progesteron
5 Jika pubertas, artinya wanita sudah bisa hamil
6 Berhentinya tubuh untuk memproduksi sel telur disebut
menopause
7 Menopause dialami laki-laki maupun perempuan
8 Ketika hamil, perempuan tetap mengalami menstruasi
9 Laki-laki memproduksi sel telur
10 Hamil di usia muda beresiko pada kecacatan dan kurang
bulan
(prematur) bahkan kematian bayi
11 Cara cebok yang salah dapat menyebabkan penyakit
12 Laki-laki yang berganti-ganti pasangan beresiko
menimbulkan
kanker serviks
13 Kehamilan tidak akan terjadi jika hanya sekali melakukan
hubungan seks
14 Aborsi yang tidak aman, tidak akan berpengaruh terhadap
organ reproduksi wanita.
15 Salah satu cara memperlancar haid yaitu dengan minum-
minuman bersoda
16 Peristiwa sel telur bertemu dengan sperma disebut konsepsi
17 Organ reproduksi wanita hanya vagina dan rahim saja
18 Organ reproduksi pria hanya penis dan buah zakar saja
19 Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah dari alat
kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
Rahim yang banyak mengandung darah.
20 Payudara dapat membesar apabila diraba oleh lawan jenis

27
KUESIONER

SIKAP/PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

1. Aktivitas apa yang pernah kamu lakukan dengan lawan jenis ?

Berilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pengalaman


yang pernah kamu alami!

Tidak
No. Aktivitas Pernah Pernah
1. Memandang dengan mesra
2. Mengungkapkan rasa dengan kata-kata manis
3. Mengobrol berdua
4. Nonton film berdua
5. Jalan-jalan berdua
6. Memegang tangan
7. Merangkul
8. Memeluk
9. Cium tangan
10. Cium pipi
11. Cium kening
12. Cium bibir
13. Cium mulut (dengan memainkan lidah)
14. Meraba bagian tubuh yang sensitif (leher,
payudara, alat kelamin)
15. Bersentuhan/menempelkan alat kelamin dengan
memakai pakaian
16. Bersentuhan/menempelkan alat kelamin tanpa
memakai pakaian
17. Berhubungan seks

2. Apakah kamu pernah melakukan hubungan seks?

A. Tidak → berhenti di sini B. Ya → lanjut ke nomor 3

28
3. Siapa yang mengajak duluan?

A. Pihak laki-laki B. Pihak perempuan

Berilah tanda centang (√) pada kolom sesuai dengan pengalaman


yang pernah kamu alami! Jawaban boleh lebih dari satu.
4. Mengapa kamu melakukannya (hubungan seks)?

No Keterangan
1. Untuk mengungkapkan kasih sayang dengan pasangan
2. Agar pasangan tetap setia
3. Takut ditinggal pasangan
4. Untuk mendapatkan pengalaman
5. Untuk mendapatkan imbalan
6. Terangsang karena dirayu pasangan
7. Ingin tahu / coba-coba
8. Dibujuk dengan diberi uang
9. Dipaksa oleh pasangan
10. Terjadi begitu saja
11. Tidak tahu
12. Lainnya, sebutkan…………………………….

5. Dengan siapa kamu melakukannya?

No Keterangan
1. Teman
2. Pacar / kekasih
3. Orang iseng
4. Lainnya, sebutkan…………………….

6. Dimana kamu melakukan hubungan seks tersebut?

No Keterangan
1. Rumah kamu / pasangan
2. Hotel / motel
3. Tempat rekreasi
4. Tempat kost kamu / pasangan
5. Sekolah / asrama
6. Lainnya, sebutkan…………………………
DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, M dan Asrori, M. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara


2. Baxt, J. 2013. Pessmism and Depression dalam
http://www.completecounselingsolutions.com/articles/100/Pessimism-and-depression.
Diakses tanggal 09 Januari 2017
3. Carver, C. S., Scheier, M. F., Segerstrom, S. C., 2010. Optimisme. Clinical Psychology
review 30, 879-889
4. Davison, Neale, Kring. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta : PT. Raja Grafido Persada
5. Davison, Neale & Kring, 2006. Psikologi Abnormal, edisi ke-9. Jakarta : PT Raja
Grafindo
6. Depkes. 2013. Hasil Riskesdas 2013. www.litbang.depkes.go.id/sites/riskesdas/Riskesdas
%20Launching.pdf.Diakses pada tanggal 08 Februari 2017
7. Elizabeth, Lisa. 2010. Stop Merokok Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Bangun Tapan.
Yogyakarta : Garai Ilmu
8. Fitriani, A, & Hidayah, N. 2012. Kepekaan Humor Dengan Depresi Pada Remaja
Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
Humanitas. 9(1); 76-89.
9. Goleman. 1997. Kecerdasan Emosional (terjemahan oleh: Hermaya). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka
10. Gunawan, Adi W. 2007. The Secret Of Mindset. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
11. Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana
12. Mardiya. 2013. Persoalan Depresi Pada Remaja. http://mardiya.wordpress.com. Diakses
tanggal 02 Maret 2017
13. Marthaningrum, R. 2007. Hubungan Antara Kecenderungan dan Strategi Coping dengan
Kecendurungan Depresi. http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-sl-2007-
ranimartha-8016. Diakses tanggal 02 Maret 2017
14. Seligman, M. 2005. Authenting Happiness : Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi
Positif. Bandung : PT. Mizan Pustaka
15. Seligman, M.E.P. 2008. Menginstal Optimisme. Bandung : Momentum
16. Steinberg, L. 2012. Adolescence 9th ed. New York : McGraw-Hill Compaines, Inc
17. Stuart, G.W. 2013.Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed 5. Jakarta : EGC
18. Thalib, S.B. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisi Empiris Aplikatif. Jakarta :
Kencana Media Group
19. Trisnapati. 2011. Keefektifan pelatihan kebermaknaan hidup terhadap penurunan tingkat
depresi pada lansia di panti werdha dharma bakti. [Skripsi].Universitas Sebelas maret,
Surakarta.
20. Van Berkel, H. K. 2009. The Relationship Between Personality, Coping Styles and
Stress, Anxiety and Depression. Cartenbury : University of Cartenbury
21. Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
22. Zakiyah, Naili, & Setyawan, Imam 2010. Hubungan Penyesuaian Diri Dengan
Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Berasrama SMP N 3 Peterongan Jombang. Jurnal
Psikologi Undip. 8 (2), 156-167.
23. Zulfan Saam, Sri Wahyuni. 2012. Psikologi Keperawatan. Cetakan pertama. Jakarta : PT.
Raja Grafindo persada.
24. Wati DF, Maysarah A. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja Kelas XI Di SMAN X Bekasi Tahun 2015. Jurnal Ilmu
Kesehatan. 2015.
25. Arrizqiyani T. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Seks Pranikah Di Salah
Satu SMA Kota Tasikmalaya. 2018.
26. Statistik BP, Nasional BK dan KB, Kesehatan K, International I. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia. 2013.
27. Centers for Disease Control and Prevention [CDC]. Diagnoses of HIV Infection in the
United States and Dependent Areas, 2016. HIV Surveill Rep. 2016.
28. Limoy M, Panjaitan AA. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
Remaja Dengan Sikap Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI Di SMA Taman Mulai Tahun
2017. 2017.
29. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta;2007
30. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ; 2010

Anda mungkin juga menyukai