3
(Penggerak)
65
3.1 DEFINISI PENGGERAK (ACTUATOR)
Penggerak, dalam pengertian listrik adalah setiap alat yang
mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis. Jenis yang
pokok dari penggerak adalah relai, solenoid dan motor.
67
Gambar 3.3 Komponen Relay
b. Solenoid
Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah
sinyal listrik atau arus listrik menjadi gerakan mekanis linear.
Seperti terlihat pada Gambar 3.5, solenoid disusun dari
kumparan dengan inti besi yang dapat bergerak. Apabila
kumparan diberi tenaga, inti atau kadang-kadang disebut
jangkar, akan ditarik ke dalam kumparan. Besarnya gaya tarikan
atau dorongan yang dihasilkan solenoid ditentukan dengan
jumlah lilitan kawat tembaga dan besar arus yang mengalir
melalui kumparan.
72
‘1’ pada gambar 3.6 diartikan bahwa lilitan yang
bersangkutan dilewati arus sehingga menghasilkan gaya tolak
untuk rotor. Sedangkan ‘0’ diartikan lilitan dalam kondisi off,
tidak mendapatkan arus.
73
30 dengan 4 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan dengan
tap, total lilitan menjadi 4 lilitan).
Ketelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai
1.8 untuk tiap stepnya. Ketika arus mengalir melalui tap
tengah pada lilitan pertama akan menyebabkan kutub pada
stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan kutub stator
pada bagian bawah menjadi kutub selatan. Kondisi akan
menyebabkan rotor mendapat gaya tarik menuju kutub-kutub
ini. Dan ketika arus yang melalui lilitan 1 dihentikan dan lilitan
2 diberi arus maka rotor akan mengerak lagi menuju kutub-
kutub ini. Sampai di sini rotor sudah berputar sampai 30 atau
1 step.
75
polaritas tertentu pula. Urutan datanya dapat dilihat pada
gambar 3.13
76
Rangkaian kontrol ini nantinya terhubung langsung
dengan lilitan pada motor, rangkaian power supplai, dan
rangkaian yang dikontrol secara digital yang pada akhirnya
menentukan kapan lilitan yang diinginkan dalam kondisi off
atau on. Selain hanya menggunakan transistor switching ar, saat
ini sudah tersedia driver motor yang memang diperuntukkan
bagi motor stepper, yang lebih dikenal dengan H-Bridge.
Komponen ini biasanya digunakan pada motor stepper tipe
bipolar, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan
digunakan pada motor stepper tipe yang lain.
77
Gambar 3.14 Kontrol Pada Varibel Reluctance Motor Stepper
Kumparan pada motor stepper mempunyai karakteristik
yang sama dengan karakteristik beban induktif lainnya. Oleh
sebab itu ketika terdapat arus yang melalui kumparan motor,
tidak dapat dimatikan dengan seketika tanpa menghasilkan
tegangan transien yang sangat tinggi. Kondisi ini biasanya
nampak dengan timbulnya percikan bunga api (ketika
menggunakan motor DC dengan daya yang besar). Hal ini
sangat tidak diinginkan karena dapat merusak saklar sehingga
perlu diberikan rangkaian tambahan untuk membatasi tegangan
transien yang muncul. Sebaliknya ketika saklar tertutup maka
terdapat arus yang mengalir ke kumparan motor dan akan
menghasilkan kenaikan tegangan secara perlahan.
Untuk membatasi tegangan spike yang muncul maka ada
dua alternatif penyelesaiannya yaitu dengan memparalel pada
kumparan motor dengan dioda dan alternatif yang kedua
adalah dengan menggunakan kapasitor yang dipasang paralel
dengan kumparan motor stepper.
78
Gambar 3.15 Spike Voltage Reducer
Diode yang yang terpasang paralel tersebut harus mampu
melewatkan arus balik yang terjadi ketika saklar terbuka. Dioda
yang digunakan dapat berupa dioda yang umum dipakai seperti
1N4001 atau 1N4002. Jika digunakan dioda yang mempunyai
karakteristik ‘fast switch’ maka perlu diberikan penambahan
kapasitor yang dipasang secara paralel pada dioda.
Pemasangan kapasitor paralel dengan kumparan motor
dapat menyebabkan spike yang ditimbulkan akan menyebabkan
kapasitor tersebut charge sehingga tegangan spike yang terjadi
tidak akan keluar tetapi diredam oleh kapasitor ini. Tetapi yang
paling penting adalah kapasitor ini harus mampu menahan surge
current pada saat terjadi spike. Surge current adalah arus tiba-tiba
yang sangat besar yang muncul bersamaan dengan tegangan
spike. Nilai kapasitor harus dipilih pada kondisi dimana nilai
induktansi dari kumparan motor stepper paling besar. Inilah
karakteristik motor stepper dengan tipe variabel reluctance
79
dimana nilai induktansinya berubah-ubah tergantung dari sudut
putaran pada poros rotor. Penambahan kapasitor sehingga tepat
akan membentuk sebuah rangkaian resonansi yang dapat
menyebabkan peningkatan torsi pada motor dengan tipe ini.
80
Gambar 3.17 Spike Voltage Reducer untuk Unipolar Stepper Motor
81
3. Rangkaian Praktis Pengendali Motor Stepper
Jika rangkaian kontrol yang mengendalikan rangakaian
motor driver ini berupa mikrokontroller atau komponen digital
maka ada baiknya agar setiap port yang mengontrol rangkaian
driver motor stepper ini diberi buffer terlebih dahulu agar tidak
membebani port mikrokontroller yang digunakan. Seperti pada
gambar 3, pin control_0, control_1, control_2 dan control_3
ini dapat dikontrol secara digital dengan menggunakan
mikrokontroller dengan memberi komponen yang berfungsi
sebagai buffer seperti pada gambar 3.19.
82
Gambar 3.19 Rangkaian Sederhana Penggerak Motor Stepper
83
cepat panas dan dapat menyebabkan rusaknya transistor
tersebut.
R pull-up sebesar 470 akan memberikan arus sebesar 10
mA ke basis transistor Q1. Jika Q1 mempunyai gain sebesar
1000 maka arus yang dapat diliewatkan adalah sekitar beberapa
ampere, tergantung dari besar arus yang ditarik oleh kumparan
motor stepper tersebut. Arus ini harus lebih kecil dari arus I C
yang diperbolehkan.
Untuk komponen FET dapat digunakan komponen
IRL540 yang dapat mengalirkan arus sampai 20 A dan mampu
menahan tegangan balik sampai 100V. Hal ini disebabkan oleh
karena FET ini mampu menyerap tegangan spike tanpa
perlindungan dioda. Tetapi komponen ini memerlukan heat
sink yang besar dan harus cukup baik dalam hal penyerapan
panasnya. Ada baiknya jika digunakan kapasitor untuk
menekan level tegangan spike yang ditimbulkan dari transisi
saklar dari on ke off.
Ukuran kerja dari stepper biasanya diberikan dalam
jumlah langkah per putaran per detik. Motor stepper biasanya
kecepatan rendah dan torsi rendah mempunyai kontrol gerakan
posisi yang cermat.
Gambar 3.20 menggambarkan operasi dasar dari motor
stepper dc yang terdiri dari stator yang diberi penguatan secara
alektromagnetis dan rotor dengan magnet permanen. Apabila
polaritas kumparan penguat cocok untuk dibalik, rotor berputar
pada arah yang dipilih dengan satu langkah yang tepat pada
posisi yang baru. Jumlah langkah perputaran ditentukan dengan
jumlah pasang kutub pada rotor dan stater. Jumlah kutub pada
kedua belah pihak makin banyak langkah perputaran dari rotor.
84
Gambar 3.20 Aplikasi kran kontrol direksional
Operasi motor stater sangat tergantung pada suplai daya
yang menggerakkannya. Suplai daya membangkitkan pulsa, yang
biasanya dimulai oleh komputermikro. Komputer memulai
sederetan pulsa untuk menggerakkan alat yang dikendalikan
pada posisi apapun yang dikehendaki. Pada cara ini motor
stepper mempunyai kontrol gerakan posisi yang cermat. Dengan
terus menghitung pulsa yang diberikan, komputer mengetahui
85
secara tepat dimana posisi motor itu. Oleh karena itu, tidak
perlu menggunakan sinyal umpan balik. Sistem pengendali
motor stepper terdiri dari motor stepper dan paket penggerak
yang berisi pengendali elektronis dan sulpai daya (Gambar
3.7.a). penggerak adalah ”interface” antara komputer dan motor
stepper. Penggerak berisi logika untuk mengubah atau
menerjemahkan informasi digital menjadi putaran poros rotor.
Motor akan bergerak satu langkah untuk tiap pulsa yang
diterima oleh penggerak. Komputer mempunyai jumlah pulsa
yang diperlukan pada kecepatan tertentu atau diprogramkan,
yang diterjemahkan menjadi jarak dan kecepatan.
Jumlah langkah perputaran ditentukan dengan jumlah
pasang kutub pada rotor dan stator. Ketika tegangan diberikan
pada kumparan, rotor magnet permanen dari motor stater
mengangkat posisi bertahan tanpa bebannya. Ini berarti kutub
magnet permanen dari rotor diluruskan sesuai dengan kutub
elektromgnetis dari stator. Tegangan putaran maksimum yang
dengannya motor dapat dibebani tanpa menyebabkan putaran
terus menerus, disebut tenaga putaran yang menahan motor stepper.
Tenaga putaran dapat pula dirasakan pada motor yang tidak
diberi penguatan. Hal ini disebabkan oleh kutub induksi
magnet permanen pada stator.
86
Gambar 3.21 Stepper motor dc magnet permanen
87
Gambar 3.22 Kontrol motor stepper
88
Gambar 3.24 Bentuk Fisik Motor DC