Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKRIPSI

Hubungan Kebiasaan Aktivitas Fisik Dengan Resiko Terjadinya


Osteoporosis Pada Wanita Menapause Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2016

Oleh
Kelompok 2

1. Sanhaji
2. Ros Rosidah
3. Poppy Maulana
4. Fera Marliana Sari
5. Apik Mukaromah
6. Nengah Maryani
7. Laela Mardiyanti
8. Mutia Gustina

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
TAHUN 2021
PROPOSAL SKRIPSI

Hubungan Kebiasaan Aktivitas Fisik Dengan Resiko Terjadinya


Osteoporosis Pada Wanita Menapause Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2016

Diajukan Sebagai Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh
Kelompok 2

1. Sanhaji
2. Ros Rosidah
3. Poppy Maulana
4. Fera Marliana Sari
5. Apik Mukaromah
6. Nengah Maryani
7. Laela Mardiyanti
8. Mutia Gustina

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
TAHUN 2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan ketua
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Jakarta, 6 November 2021


Pembimbing

( DR. Omega Tahun)

Mengetahui,

Ketua Program
Studi

(Ns. Tri Mochartini,


M.Kep)
PENGESAHAN

Proposal Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh tim penguji seminar
proposal skripsi Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara guna melengkapi syarat-syarat


untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Jakarta, 6 November 2021

Ketua
(DR. Maryati
Sutarno, S.Pd, SST,
MARS)

Anggota

(Ns. Sahrudi, M.Kep,Sp.MB)


KATA PENGANTAR

Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan segala puji dan

syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya maka peneliti dapat

menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Hubungan Kebiasaan Aktivitas

Fisik dengan Resiko Terjadinya Osteoporosis pada Wanita Menopause di

Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2016”. Skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, arahan, dan bantuan

baik moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abdi

Nusantara Jakarta.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua STIKes Abdi Nusantara

Jakarta

3. Terima kasih kepada Ibu / Bapak Kepala Puskemas Gulai Bancah yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.

4. Terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr Maryati Sutarno,

SST, SPd, MARS yang penuh kerelaan, keikhlasan meluangkan waktu,

tenaga dan pikirannya untuk memberikan perhatian dan arahan kepada

penulis.
5. Seluruh staf pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.

6. Rekan-rekan program pendidikan sarjana keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta yang telah banyak memberikan motivasi

kepada penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, untuk semua

itu sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih dan mudah-mudahan

Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Billahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamu


‘Alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 06 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoporosis di masa-masa mendatang akan menjadi salah satu penyakit serius

di kalangan penduduk Asia. Pada tahun 2050, diperkirakan 50 persen dari kasus

osteoporosis di dunia akan terjadi di Asia yang menjadi beban ekonomi dan

sosial cukup tinggi bagi masyarakat dan pemerintah. Berdasarkan data yang

dikumpulkan dari 14 negara di Asia terlihat bahwa kejadian patah tulang

pinggul meningkat dua hingga tiga kali lipat dalam 30 tahun ini. Peningkatan itu

terutama terjadi karena asupan vitamin D dan kalsium yang masih rendah

dikonsumsi tiap orang di masing- masing negara.

Menurut data Internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita di

seluruh dunia mengalami resiko patah tulang akibat osteoporosis. Bahkan

besaran angka tersebut kini mendekati 40%,sementara untuk pria resiko

osteoporosis berada pada besaran angka 13%. Dan International Osteoporosis

Foundation (IOF) mencatat 20% pasien patah tulang Osteoporosis meninggal

dalam waktu satu tahun. Sepertiga diantaranya harus terus berbaring di tempat

tidur, sepertiga lainnya harus dapat dibantu untuk dapat berdiri dan berjalan.

Hanya sepertiga yang dapat sembuh dan beraktivitas optimal (Suryati, A

Nuraini,2006).
Bukti-bukti peningkatan osteoporosis itu, misalnya terlihat di Hongkong.

Dalam empat dekade terakhir, penderita patah tulang pinggul naik hingga 300

persen. Di Singapura peningkatan terjadi hingga 500 persen. Di Jepang, jumlah

penderita patah tulang di kalangan penduduk berusia 75 tahun meningkat

secara drastis dalam 12

Anda mungkin juga menyukai