Anda di halaman 1dari 4

WEEDHUS.

COM

Menabur 1000 Benih Kebaikkan saja tidak Cukup

Kisah Mistis Para Pendaki Gunung Lawu

Gunung Lawu termasuk salah satu gunung dengan pesona alam memukau yang
terdapat di Indonesia. Rangkaian panjang pegunungan panjang ini terletak di perbatasan Jawa
Timur dan Jawa Tengah, mencakup tiga kabupaten sekaligus yakni Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan. Kemolekannya bahkan sudah terpampang sejak
dari lereng gunung. Sehingga bagi yang tidak ingin mendaki sampai puncak, masih bisa
menikmati keindahannya dari bawah. Tetapi di kalangan pendaki sejati, menaklukkan puncak
Gunung Lawu yang dikenal sebagai gunung tertinggi ke-76 di dunia itu ibarat sebuah keharusan.
Medan tempuh yang tidak bisa dikatakan mudah, cuaca yang terkadang tidak menentu, serta
berbagai kisah mistis para pendaki Gunung Lawu yang kadung beredar luas, seolah menjadi
satu paket tantangan yang akan menguji adrenalin.

Tidak sedikit pendaki yang gagal menuntaskan ekspedisinya mencapai puncak Gunung
Lawu. Kondisi fisik yang kurang memungkinkan untuk meneruskan perjalanan kerap menjadi
alasan kegagalan. Di samping itu ada pula yang mundur karena tak kuat menghadapi gangguan-
gangguan ghaib di sepanjang pendakian.

Peristiwa-peristiwa ganjil di kawasan Gunung Lawu kerap dikait-kaitkan dengan


berbagai peristiwa-peristiwa sebelumnya. Semisal, peristiwa kebakaran hebat yang sempat
menghanguskan ratusan hektar hutan di lereng gunung. Akibatnya, beberapa pendaki yang
terjebak di tengah hutan tewas terpanggang. Kematian mereka lantas menimbulkan kisah-kisah
mistis para pendaki Gunung Lawu. Konon, arwah mereka gentayangan di kawasan tersebut.
Bahkan, sebagian pendaki mengaku pernah menyaksikan langsung makhluk astral berupa
orang-orang dengan wajah gosong dan kulit terkelupas kawasan Gunung Lawu.

Kejanggalan-kejangalan lainnya juga kerap disangkutkan dengan Raja Majapahit


terakhir, Prabu Bhrawijaya V. Konon, Prabu Bhrawijaya V yang dilanda kegelisahan lantaran
anaknya yang bernama Raden Fatah memutuskan masuk Islam. Sementara itu, Prabu
Bhrawijaya V adalah pemeluk agama Buddha yang taat. Perbedaan keyakinan mengakibatkan
hubungan antara ayah dan anak tersebut menjadi kurang harmonis. Terlebih Raden Fattah
kemudian mendirikan kerajaan Demak yang bercorak Islam.

Prabu Bhrawijaya kemudian melakukan persemedian di Gunung Lawu guna mencari


wangsit. Selama berada di gunung, kedua pengawal setianya, Kyai Jalak dan Sunan Gunung
Lawu turut menemani. Dalam persemediannya, Prabu mendapat petunjuk bahwa masa
WEEDHUS.COM

Menabur 1000 Benih Kebaikkan saja tidak Cukup

kejayaan Kerajaan Majapahit akan segera berakhir dan digantikan dengan Kerajaan Demak.
Perasaan Prabu Bhrawijaya semakin luluh lantak. Dengan kesaktiannya, ia pun memilih
menghilang dari muka bumi (moksa).

Hal-Hal Mistis Yang Kerap Terjadi Di Sekitar Gunung Lawu

Meski sebagian orang menganggap kisah mistis para pendaki Gunung Lawu hanya mitos
belaka, namun tak ada salahnya bagi kita menjaga tingkah laku untuk mengantisipasi terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut beberapa contoh hal-hal mistis yang sampai kini masih
terus dibicarakan dan kerap dijumpai pendaki:

Pasar Setan Di Jalur Candi Cetho

Jalur pendakian Candi Cetho termasuk salah satu jalur tercepat untuk mencapai puncak
dibandingkan dua jalur lainnya. Sayangnya, ini bukan jalur dambaan bagi para pendaki. Banyak
pendaki yang lebih memilih menghindarinya. Walau dapat memangkas waktu, namun
medannya sangat menantang. Lintasannya sangat terjal dan licin, ditambah jurang di sisi kiri
kanan, jelas membutuhkan kehati-hatian tingkat tinggi.

Selain itu, jalur Candi Cetho terkenal angker. Jika kita melewati jalur ini, kita akan
menemukan sebuah lahan bekas galian. Nah, di sinilah terdapat pasar setan yang
menyeramkan itu. Laiknya sebuah pasar, di dalamnya terdengar suara-suara keramaian seperti
aktivitas jual beli. Padahal tidak ada siapa-siapapun di situ! Bahkan, tak jarang terdengar suara
orang menawarkan barang dagangan.

Menurut nasihat masyarakat setempat, apabila kita termasuk orang yang mendengar
suara-suara ghaib tersebut, maka kita diharuskan membuang salah satu benda yang kita miliki.
Seolah-olah kita membeli dagangan mereka. Percaya atau tidak, cukup banyak pendaki yang
tidak mengindahkan nasihat tersebut mengalami celaka.

Jika tertantang melewati jalur ini, maka sebaiknya lakukan pada saat pagi hingga siang
hari. Hindari melewatinya pada petang hingga malam hari. Konon, itu adalah waktu-waktu
dimana gerbang ghaib dibuka dan makhluk-makhluk astral bermunculan.

Burung Jalak Kuning


WEEDHUS.COM

Menabur 1000 Benih Kebaikkan saja tidak Cukup

Menjumpai hewan-hewan liar selama pendakian memang bukan “makanan” baru bagi
pendaki. Sebab, alam bebas adalah tempat ternyaman bagi seluruh hewan. Namun, ada yang
beda di kawasan Gunung Lawu ini. Jika beruntung, kita akan berjumpa dengan seekor burung
jalak kuning. Jangan sekali-kali menghalaunya. Sebab, burung ini dipercaya sebagai jelmaan Kyai
Jalak, pengawal setia Prabu Bhrawijaya. Ketika Prabu menghilang (moksa), Kyai Jalak menjelma
menjadi jalak Kuning dan mendiami Gunung Lawu hingga sekarang.

Kemunculan Burung Jalak Kuning merupakan suatu pertanda baik. Biasanya, burung ini
terbang rendah dan menuntun pendaki-pendaki yang tersesat atau terpisah dari rombongan.
Namun, burung jalak tidak muncul sembarangan. Ia hanya menampakkan diri pada pendaki-
pendaki yang pandai menjaga laku dan ucapan selama pendakian.

Kupu-Kupu Ungu

Selain burung jalak kuning, ada juga kupu-kupu ungu yang kemunculannya dipercaya
sebagai pertanda baik. Kupu-kupu ini berciri khas warna hitam dengan lingkaran-lingkaran
berwarna biru pada kedua belah kepak sayapnya. Keindahannya seringkali menggoda pendaki
untuk berbuat usil, semisal menangkap kupu-kupu tersebut. Padahal jika berani mengusili
kupu-kupu tersebut, bakal dapat kemalangan atau nasib sial selama pendakian. Sedangkan bila
kita membiarkannya, maka diyakini kepulangan kita kelak akan membawa berkah.

Macan Jadi-Jadian

Di tengah medan yang diapit oleh hutan, bukan tidak mungkin pendaki akan bertemu
dengan hewan buas. di beberapa titik yang dianggap keramat di kawasan pendakian Gunung
Lawu ini, ada seekor macan jadi-jadian yang sewaktu-waktu muncul. Kemunculannya lebih
sering membawa pertanda buruk. Contoh, bila macan ini menampakkan diri, maka sehari-dua
hari kemudian akan ditemukan mayat pendaki yang kemungkinan sudah hilang selama berhari-
hari.

Macan jadi-jadian tersebut juga akan menampakkan diri pada orang-orang yang berniat
buruk. Saat mereka ketakutan setengah mati, mereka melupakan cara berhati-hati. Sehingga
akhirnya tergelincir dan masuk jurang.

Ada juga yang menyebutkan bahwa kemunculan macan jadi-jadian adalah pertanda
permohonan dari orang-orang yang menuntut “ilmu” di Gunung Lawu akan segera dikabulkan.
WEEDHUS.COM

Menabur 1000 Benih Kebaikkan saja tidak Cukup

Badai Kabut

Hal mistis yang tak kalah ditakutkan adalah badai kabut. Tak ada yang dapat menerka
kapan badai kabut ini akan muncul. Sebab, sifatnya sangat tiba-tiba/mendadak. Tatkala badai
ini muncul, penglihatan pun jadi sangat terbatas. Jangan coba-coba nekat meneruskan
perjalanan karena akan sangat berbahaya sekali.

Oleh masyarakat setempat badai kabut ini dinamakan ampak-ampak. Apabila badai
kabut datang sebaiknya berhentilah sesaat atau tiarap di tanah sampai kabut hilang.

Itulah sebagian kecil dari hal-hal mistis yang kerap dibicarakan para pendaki Gunung
Lawu. Demi keselamatan dan kelancaran mendaki, tak ada salahnya kita mengindahkan apa
yang menjadi larangan di tempat ini. Semisal, tidak boleh menggunakan pakaian berwarna hijau
atau mendaki dalam jumlah ganjil.

Semoga kisah mistis para pendaki Gunung Lawu dapat menjadi pembelajaran bagi kita
yang berencana ingin mendaki Gunung Lawu.

Anda mungkin juga menyukai