MITOLOGI-MITOLOGI JAWA
Dosen Pembimbing :
Susapto, S. Fil. I, M. P. I.
Disusun Oleh :
Amanina Syahida: (2301006)
1. Wewe Gombel
1
juga secara sepihak mengarang definisi tambahan mengenai sosok Wewe
Gombel, kemudian merebak ke segala arah dan dikomsumsi oleh banyak
pihak. Konon katanya, Wewe Gombel berasal dari sebuah bukit di kawasan
Gombel, Semarang. Dahulu, banyak orang mati di bukit itu akibat pembantaian
pada masa penjajahan Belanda.
Sumber: https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Wewe_Gombel
2. Kuda Sembrani
2
kerajaannya semakin sejahtera. Ki Bodho yang kemudian diberi titah untuk
menjadi abdi Sultan pun langsung menerima titah rajanya. Salah satu saran
pertama yang diajukan oleh Ki Bodho pada Sultan Agung adalah agar sang
Raja memelihara Kuda Sembrani. Menurut cerita, kuda ini hanya bisa
ditemukkan di Mekkah, namun bagi Sultan Agung, mendapatkannya bukan hal
yang sulit. Selanjutnya Sultan Agung dikisahkan selalu menunaikan ibadah
Salat Jumatnya di Mekkah, teman-teman. Kuda Sembrani yang dibeli langsung
di Mekkah lalu diserahkan pada Ki Bodho untuk dirawat dengan baik. Uniknya
kuda Sembrani yang dibeli Sang Sultan di Mekkah hanya mau diberi makan
rumput yang tumbuh di tanah Arab.Inilah yang membuat Ki Bodho harus pergi
mencari rumput pakan kuda Sembrani ke Mekkah setiap hari.Ki Bodho yang
sakti tanpa kesulitan memenuhi kemauan kuda Sembrani yang dirawatnya.
Mitos mengenai Kuda Sembrani ini tidak hanya berasal dari kalangan
istana, rakyat Jawa pun banyak yang mempercayainya. Misalnya, kisah Kuda
Sembrani yang disebut pernah muncul di Desa, Jenalas, Gemolong, Sragen,
Jawa Tengah. Cerita rakyat mengenai Kuda Sembrani ini dikisahkan secara
lisan oleh warga sekitar secara turun temurun. Bahkan, konon penamaan Desa
Jenalas berawal dari cerita warga sekitar yang memergoki keberadaan hewan
misterius itu. Ada pula warga yang mempercayai tapak Kuda Sembrani pernah
ada di desa itu. Sayangnya, bekas tapak kuda itu sudah tertutup genangan air.
Dikisahkan, saat itu kuda Sembrani warna putih minum di sebuah sendang
di tengah hutan. Ketika ada warga yang melihat, kuda itu pun terbang.Tidak
hanya di Desa Jenalas, mitos Kuda Sembrani ini ternyata juga menyebar di
banyak lokasi di Pulau Jawa. Bahkan sejumlah lokasi disebut sebagai petilasan
Kuda Sembrani, misalnya di lereng Gunung Merbabu, tepatnya di Pakis,
Kabupaten Magelang. Beberapa seniman yang mempercayai mitologi Kuda
Sembrani pun sampai menjalani ritual pertunjukan seni di bebatuan sungai
dusun setempat.
3
Para seniman ini biasanya melakukan pertunjukan di atas batu kali yang
bernama Tapak Jaran Sembrani. Di atas permukaan batu itu terdapat legokan
atau cekungan yang dipercaya sebagai bekas tapak Kuda Sembrani.Hingga saat
ini, cekungan itu selalu terisi air meskipun air sungai tidak sedang mengalir
deras, teman-teman. Warga desa setempat pun memanfaatkan air dari lubang
batu itu untuk menyembuhkan berbagai penyakit ringan. Setelah sembuh,
warga akan memberikan bunga kenangan dan mawah warna merah serta putih
di bekas tapak kaki Kuda Sembrani itu.
Sumber: https://bobo.grid.id/read/083516766/mengenal-kuda-sembrani-
hewan-mitologi-nusantara-yang-jadi-tunggangan-para-raja-
mendongenguntukcerdas?page=all
3. Antaboga
Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga adalah tali energi yang
menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang Maha Pencipta.
Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen.
Antaboga memiliki ukuran tak terbatas, karena diambil dari kata "Ananta"
yang bermakna tak terbatas, maka Antaboga adalah ular yang membentang
4
jauh lebih besar dari alam semesta.Antaboga, sang hyang ketika muda bernama
Nagasesa. Ia juga sering disebut dengan Hanantaboga. Putra Antanaga dengan
Dewi wasu, putri Sang Hyang Anantaswara, merupakan keturunan keempat
dari Sang Hyang Wenang dengan Dewi Sayati. Antaboga menikah dengan
Batari Supreti atau Dewi Supreti dan beranak dua orang, masing - masing
bernama Nagagini dan Batara Nagatatmala. Walaupun menyandang nama
'naga' tetapi Batari Nagagini dan Batara Nagatatmala berwujud manusia.
Sang Hyang Antaboga mempunyai Ajian yang bisa membuat siapa yang
memakainya akan menjelma menjadi wujud apa saja sesuai dengan pemakai
yang menghendakinya, Ajian ini bernama Kanjeng Kyai Kawastrawan, dari
Ajian ini Sang Hyang Antaboga pernah menjelma menjadi Garangan putih atau
musang putih yang menyelamatkan Para Pandawa dan Dewi Kuntitalibrata dari
amukan api Pasanggarahan Pramonokoti (istana tempat peristirahatan atau
sebuah tempat hiburan yang di bangun oleh para Sata Kurawa) di dalam cerita
atau lakon Bale Sigala - gala, versi lain yang menjadi garangan putih/musang
putih adalah Batara Nagatatmala yang menuntun Para Pandawa menuju
Kahyangan Saptapratala (tempat tinggal atau tempat bersemayamnya Sang
Hyang Antaboga yang berada di 7 lapisan Bumi) disana salah satu dari Lima
Pandawa yaitu Bratasena (mudanya Werkudara/Bima) mendapatkan anugerah
5
yaitu Batari Nagagini dikawinkan oleh Sang hyang Antaboga karena anak
perempuannya ini bermimpi bertemu Bratasena dalam mimpi dan jatuh cinta
karena ketampanan dan kegagahannya ,dari perkawinan dengan Batari
Nagagini ,Bratasena mendapatkan seorang Putra bernama Antareja Ksatria
Jangkarbumi.
Sang Hyang Antaboga dalam bentuk naga raksasa pernah bertapa dengan
mulut terbuka. Tiba-tiba sebuah benda berupa Cupu Linggamanik melesat dari
angkasa terbang lalu jatuh ke dalam mulutnya. ketika cupu dibuka oleh Sang
Hyang Batara Guru, di dalamnya keluar Bidadari cantik, namanya Batari Sri
Widowati atau dikenal dengan Batari Sri Sekar adalah bidadari yang kelak
membuat geger jagad raya karena kecantikannya dan menjadi incaran buruan
para Titah Angkara murka di Arcapada yang ingin memperistrinya khususnya
Titah Arcapada yang termasuk mengincar memburu Batari Sri Widowati
adalah Prabu Dasamuka rahwana raja Alengkapura. Batari sri Widowati
diperistri oleh Batara Wisnu yang mempunyai tiga orang putra dan satu orang
putri yaitu Batara Srigati, Batara Srinanda (Pendiri Kerajaan Wirata),dan Batari
Srinadi.
6
Karena jasa jasanya kepada para dewa, Dewata lalu mengangkat Antaboga
sebagai Dewa pelengkap Suralaya yang bertempat tinggal diberi kuasa untuk
alam bawah tanah atau dunia bawah yaitu kahyangan Saptaratala.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Antaboga
Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan berbagai nama yang mencerminkan
berbagai kisah berbeda dari asal-usulnya, legenda, mitologi, dan kisah turun-
temurun. Ia lazim dipanggil dengan nama Ratu Laut Selatan dan
Gusti Kanjeng Ratu Kidul. Menurut adat-istiadat Jawa, penggunaan gelar
seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebutnya sangat penting demi
kesopanan.
7
"sakit, menderita". Sementara bahasa Jawa rara (atau roro) memiliki arti
"gadis". Seorang ortografer Belanda memperkirakan terjadinya perubahan dari
bahasa Jawa kuno roro menjadi bahasa Jawa baru loro, sehingga terjadi
perubahan arti dari "gadis cantik" menjadi "orang sakit".
Salah satu cerita rakyat Sunda menceritakan Dewi Kadita, putri cantik
dari kerajaan Sunda Pajajaran, yang melarikan diri ke lautan selatan setelah
diguna-guna. Guna-guna tersebut dikeluarkan oleh seorang dukun atas perintah
saingannya di istana (ibu tiri) , dan membuat putri tersebut menderita penyakit
kulit yang menjijikkan. Ia mendapat bisikan gaib dari ibunya untuk melompat
ke lautan yang berombak ganas dan kemudian ia menjadi sembuh serta kembali
cantik. Para lelembut kemudian mengangkatnya menjadi Ratu Lelembut Laut
Selatan yang legendaris.
Versi yang serupa adalah Kandita, putri tunggal Raja Munding Wangi
dari Galuh Pakuan. Karena kecantikannya, ia dijuluki Dewi Srêngéngé ("Dewi
Matahari"). Meskipun mempunyai seorang putri yang cantik, Raja Munding
Wangi bersedih karena ia tak memiliki seorang putra yang dapat
8
menggantikannya sebagai raja. Raja kemudian menikah dengan Dewi Mutiara
dan mendapatkan putra dari pernikahan tersebut.
Dewi Mutiara ingin putranya dapat menjadi raja tanpa ada rintangan di
kemudian hari, sehingga ia berusaha menyingkirkan Kandita. Dewi Mutiara
menghadap Raja dan memintanya untuk menyuruh Kandita pergi dari istana.
Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak
kasar pada putrinya. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara tersenyum dan
berkata manis sampai Raja tidak marah lagi kepadanya.
Kandita pergi berkelana sendirian tanpa tujuan dan hampir tidak dapat
menangis lagi. Ia tidak dendam kepada ibu tirinya, melainkan meminta
agar Sanghyang Kersa mendampinginya dalam menanggung penderitaan.
Hampir tujuh hari dan tujuh malam, akhirnya ia tiba di Samudra Selatan. Air
samudra itu bersih dan jernih, tidak seperti samudra lain yang berwarna biru
atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke
dalam Laut Selatan. Ia melompat dan berenang, air Samudera Selatan
melenyapkan bisulnya tanpa meninggalkan bekas, malah membuatnya
semakin cantik. Ia memiliki kuasa atas Samudera Selatan dan menjadi seorang
dewi yang disebut Nyi Roro Kidul yang hidup abadi. Kawasan Pantai
Palabuhanratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.
9
Dalam salah satu cerita rakyat Sunda, Banyu Bening ("Air Jernih")
menjadi ratu dari kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita lepra kemudian berkelana
menuju selatan. Ia ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam
samudra.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Nyi_Roro_Kidul\
5. Ahool
Gunung Salak, Jawa Barat (Jabar)
tidak bisa dipungkiri memiliki
keindahan alam yang membuat orang
terkagum-kagum. Namun dibalik
keindahan ini, Gunung Salak juga
memiliki sosok yang keberadaanya
masih menjadi misteri.
Sosok makhluk ini terkenal dengan nama Ahool yaitu seekor kelelawar
raksasa yang dikabarkan mendiami Gunung Salak. Monster terbang ini
hingga kini cukup sulit untuk diketahui keberadaannya.
10
Wujudnya digambarkan dengan kepala mirip kera, mata yang besar
hitam, cakar besar, pada lengan tubuhnya dipenuhi bulu berwarna abu-abu
dan mempunyai sayap panjang dengan bentangan mencapai 3 meter.
Saat malam makhluk terbang misterius ini biasanya baru keluar dari gua
dan mulai menelusuri sungai-sungai besar untuk mencari ikan sebagai
santapannya. Ini artinya bisa jadi Ahool mirip dengan kelelawar, karena
tinggal di kegelapan gua dan nokturnal.
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/05/12/mengungkap-
misteri-ahool-kelelawar-raksasa-yang-menghuni-gunung-salak
6. Anoman
11
Ketika tiba saatnya melahirkan, Anjani dibantu para bidadari kiriman Batara
Guru. Ia melahirkan seekor bayi kera berbulu putih, sedangkan dirinya sendiri
kembali berwajah cantik dan dibawa ke kahyangan sebagai bidadari.
Bayi berwujud kera putih yang merupakan putra Anjani diambil oleh
Batara Bayu lalu diangkat sebagai anak. Setelah pendidikannya selesai,
Hanoman kembali ke dunia dan mengabdi pada pamannya, yaitu Sugriwa, raja
kera Gua Kiskenda. Saat itu, Sugriwa baru saja dikalahkan oleh kakaknya,
yaitu Subali, paman Hanoman lainnya. Hanoman berhasil
bertemu Rama dan Laksmana, sepasang pangeran dari Ayodhya yang sedang
menjalani pembuangan. Keduanya kemudian bekerja sama
dengan Sugriwa untuk mengalahkan Subali, dan bersama menyerang
negeri Alengka membebaskan Sita, istri Rama yang diculik Rahwana, murid
Subali.
12
gunung tersebut, dan setiap saat bisa melepaskan roh untuk membuat
kekacauan di dunia.
13
dengan nama Resi Mayangkara dan berhasil menikahkan Astradarma, putera
Sariwahana, dengan Pramesti, puteri Jayabaya. Antara keluarga Sariwahana
dengan Jayabaya terlibat pertikaian meskipun mereka sama-sama
keturunan Arjuna. Hanoman kemudian tampil menghadapi
musuh Jayabaya yang bernama Yaksadewa, raja Selahuma. Dalam perang itu,
Hanoman gugur, moksa bersama raganya, sedangkan Yaksadewa kembali ke
wujud asalnya, yaitu Batara Kala, sang dewa kematian.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hanoman
7. Jatayu
Dalam dunia mitologi, bukan hanya manusia yang tampil sebagai “sang
pahlawan”. Ada sejumlah binatang perkasa, yang dikisahkan sedia bhaktikan
diri pada pihak lain. Malahan, secara “altrustik” mengorbankan jiwanya demi
suatu pertolongan. Diantara binatang heoroik itu adalah “Jatayu” sebagaimana
diceritakan di dalam kakawin Jawa Kuna Ramayana dan direliefkan di pagar
langkan sisi dalam induk Ciwa [dalam kompleks percandian Prambanan].
Wiracarita Ramayana mengisahkan Jatayu sebagai ber- upaya mati-matian
untuk membebaskan Sita dari penculikan Rahwana. Namun nahas, dia terkena
tombak Dasamuka, hingga akhirnya gugur sesaat setelah serahkan cicin (karah)
14
pettanda kasih dari Sita kepada kekasihnya, Rama. Siapa sebenarnya Jatayu?
Bagaimana hubungan dirinya dengan Sri Rama?
Rama adalah salah satu awatara dari Dewa Wisnu. Kendaraan (wahaha)
Wisnu adalah Garuda. Ada hubungan kekerabatan antara Garuda dan Jatayu,
sebagaimana tetkusah dalam Adiparwa, yakni parwa yang pertama dari
wiracarita Mahabharata, tepatnya di dalam kisah “Garudeya”. Jatayu (जटायू ))
yang ada- lah tokoh protagonis dalam Ramayana ini merupakan putra dari
Aruna. Adapun Aruna adalah saudara Garuda. Keduanya lahir dari dua diantara
tiga butir telur pemberian Kasyapa kepada istrinya, Winata Aruna yang
menjadi sais Dewa Surya itu lahir dari tetasan telur ke-2, adapun Garuda lahir
dari tetasan telur ke-3. Dengan demikian, Jatayu yang me- rupakan putra dari
pernikahan Aruna dengan Dewi Syeni adalah keponakan Garuda. Jatayu
berkerabatat dengan Sempati, yang metupa- kan putra sulung dari pernikahan
Geruda dan putri raja Daksa. Baik Garuda, Jatayu maupun Sempati dikisahkan
sebagai burung-burung petkasa dalam Ramayana dan Mahabarata.
15
Balitung (tahun 899–911 M.). Jatayu tampil serta merta untuk membebaskan
Dewi Sita yang tengah diculik oleh Rahwana untuk dibawa terbang ke Nagari
Langka (Alengka, kini berada di Pulau Srilangka). Ketika Sita (putribraja prabu
Janaka) menjerit-jerit lantar- an ibawa kabur oleh Rawana, Jatayu kala itu
sedang berada di dahan sebuah pohon sem- pat mendengarnya. Ia melihat ke
arah atas, dan tampak dengan jelas Rahwana terbang membawa Sita. Jatayu
yang bersahabat baik dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab
terhadap Sita, yang merupakan istri dari putera sahabatnya, yaitu Rama.
Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tak
gentar untuk melawan Rawana. Jatayu menyerang Rahwana dengan segenap
tenaganya. Namun Jatayu yang kala itu sudah renta tak kuasa untuk
menghadapi raksasa Rahwana.
16
selatan, yaitu ke nagari Alengka. Bahkan, Sita sempat menyerahkan karahnya
untuk dititipksn pada Jatayu agar diserahkan kepada Rama. Meluhat kondisi
Jatayu yang sejarah, Rama memberi hormat untuk yang terakhir kalinya. Tak
lama kemudian Jatayu menghembuskan napas terakhirnya, gugur sebagai
pahlawan kemanusian, menolong seorang perempuan yang diculik oleh pelaku
angkaramurka. Betapa sedih Sri Rama atas meninggalnya sang Jatayu, yang
dalam teks kakawin Ramayana disebutkan :“sekarang ketika engkau telah
meninggal, sungguh bertambah sedih hatiku.”
Sumber: https://tarunanews.com/2020/06/jatayu-keponakan-garuda-heroistik-
burung-perkasa-wiracarita-ramayana/
17
8. Nyi Blorong
Serat Centhini menyebutkan bahwa Nyi Blorong yang cantik adalah putri
dari Ratu Anginangin. Ia dinikahkan dengan Jaka Linglung setelah calon
suaminya itu berhasil membunuh buaya putih penjelmaan Prabu
Dewatacengkar.
18
Pesugihan dengan Nyi Blorong dipercaya membutuhkan tumbal arwah
manusia pengikutnya. Saat ajal, arwah pengikutnya itu akan menjadi bagian
dari penghuni keraton gaib Laut Selatan untuk selamanya. Selain itu, dalam
jangka waktu tertentu, Nyi Blorong juga meminta tumbal nyawa untuk
menambah jumlah prajurit serta meningkatkan kecantikannya.
Namun menurut sumber lain, Nyi Blorong adalah sebutan untuk Nyimas
Dewi Anggatri, anak dari Nyimas Dewi Rangkita atau yang dikenal sebagai
ratu Galuh, anak dari Nyimas Dewi Anggista, putri bungsu dari Raja Caringin
Kurung ke XI, Prabu Jaya Cakra.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Nyi_Blorong
19